Contoh Laporan Ojl
Contoh Laporan Ojl
NIP : 197309092000031007
i
KATA PENGANTAR
selesainya penyusunan laporan on the job learning. Laporan ini berisi tentang
menejerial yang meliputi, kajian kurikulum, kajian RKJM RKAS, kajian PKG-
PKBG, dan proposal mini PTS. Terakhir tentang penyusunan laporan dan analisis
kekurangan baik isinya maupun teknis penulisan. Olehnya itu kritik dan saran dari
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan OJL ini. Semoga hasil kajian ini dapat
bermanfaat dalam usaha mulia kita bersama untuk meningkatkan kualitas layanan
pendidikan, Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. TUJUAN ..................................................................................................... 6
C. HASIL YANG DIHARAPKAN ...................................................................... 7
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 29
A. JADWAL RTL ........................................................................................... 29
B. JURNAL KEGIATAN................................................................................. 29
C. MATRIKS TK ............................................................................................ 29
D. LAPORAN BEST PRACTICE ................................................................... 29
E. MATRIK KAJIAN MENEJERIAL ............................................................... 29
F. LAPORAN SUPERVISI ............................................................................ 29
G. DOKUMENTASI KEGIATAN .................................................................... 29
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru pada pasal 54 disebutkan
sekolah karena tugas tersebut adalah merupakan tugas pokok selaku kepala
sekolah di mana dalam peraturan pemerintah tersebut tugas kepala sekolah bukan
lagi sekedar tugas tambahan tetapi merupakan tugas pokok dan tidak lagi
Dua jenis kompetensi kepala sekolah yakni kepribadian dan sosial merupakan
etika, norma agama dan hukum, integritas dan karakter kepala sekolah dalam
1
menjalankan fungsinya sebagai manajer, pengembang kewirausahaan, dan
supervisor. Hal ini sejalan dengan pebguatan pendidikan karakter yang kini
Sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam
perencanaan.
kebutuhan.
2
8. Mengelola hubungan sekolah/ madrasah dan masyarakat dalam rangka
madrasah.
sifat-sifat yang melekat pada seorang wirausahawan harus pula dimiliki oleh
3
seorang kepala sekolah. Adapun kompetensi kewirausahaan tersebut meliputi
kemampuan:
sekolah/madrasah
tahun 2007 menyebutkan tiga aspek kompetensi yang harus dimiliki kepala
profesionalisme guru.
4
Melihat peran, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah seperti diuraikan di
atas, kita menyadari betapa besarnya pengaruh kepala sekolah untuk keberhasilan
suatu sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen penting dalam
proses yang ada didalamnya. Hal ini karena terdapat hubungan yang erat antara
yang berkualitas bisa dipastikan adalah sekolah yang dipimpin oleh kepala
sekolah yang berkualitas walaupun kepala sekolah yang berkualitas belum tentu
berhasil menjadikan suatu sekolah serta merta menjadi sekolah berkualitas karena
Sulawesi Selatan melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan BPPK Sulsel
berlangsung dari tanggal 06 Juni sampai dengan 19 Juli 2017 atau setara dengan
155 jam yang terdiri dari kegiatan in service learning 1 selama 60 jam, on job
Supervisi Akademik.
5
Pelaksanaan diklat tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan
menjadi kepala sekolah adalah memiliki sertifikat kepala yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah dalam hal ini Lembaga Pengembangan dan
dipimpinnya.
B. TUJUAN
Secara umum tujuan dari pelaksanaan diklat ini adalah adalah untuk
mengelola kurikulum, RKJM dan RKAS, PKG dan PKB, dan PTS.
6
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
diharapkan adalah:
dalam mengelola kurikulum, RKJM dan RKAS, PKG dan PKB, dan PTS.
ini dikarenakan peran kepala sekolah adalah sebagai posisi sentral dalam
7
BAB II PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING
1. Perencanaan
Dalam proses penyusunan kajian best praktice, penulis terlebih dahulu harus
memahami dengan seksama makna dari kajian best practice ini. Best practice
sebenarnya istilah dalam Bahasa Inggris yang kalau diartikan secara harfiah dalam
Bahasa Indonrsia adalah “praktik terbaik”, namun dari segi etimologi biasa
merupakan hasil kajian ilmiah yang telah dilakukan maupun murni merupakan
inovasi dari seseorang tersebut. Dengan demikian best praktice memiliki syarat
sebagai berikut:
(tidak sesaat);
8
d. Mampu menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan
(http://www.bangsaku.web.id/2016/09/pedoman-lomba-penulisan-best-
beberapa langkah inovatif dalam usaha mengatasi masalah secara tepat efektif dan
coret dinding, bangku atau fasilitas lainnya di sekolah yang tentu akan
kegiatan painting wall pada pagar tembok sekolah bagian dalam. Hasilnya
cat dinding pagar tembok menjadi lebih memiliki nilai seni dan coretan-
sampai mereka tamat. Jika pohon tersebut mati maka kelompok yang
9
diberi nama sesuai dengan nama kelompoknya hasilnya sekolah yang
Misalnya jadualnya seperti ini pada jam I s/d II siswa belajar Matematika,
jam III dan IV Produktif, jam V dan VI Bahasa Inggris, jam VII dan VIII
Bahasa Indonesia. Masalah terjadi adalah pada jam V siswa malas masuk
kandang atau kolam dengan alasan pakaian atau badan mereka kotor atau
basah dari kolam. Masalah ini dapat diatasi dengan cara memberikan
dalam sepekan itu dialokasikan waktu satu full mereka belajar produktif
dari jam pertama sampai pulang. Hasilnya mata pelajaran lain selain
terpadu.
Dari hasil analisa penulis dalam tulisan ini menguraikan kegiatan yang ketiga
di atas sebagai best practice karena kegiatan tersebut berkaitan langsung dengan
pembelajaran bagi siswa adalah merupakan ruh dari sistem persekolahan yang kita
10
anut. Tanpa pembelajaran yang berkualitas baik maka mustahil kita
masa depan yang lebih baik bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara seperti
Penulis dalam menyusun kajian best practice ini dilakukan dengan cara
meliputi jadual pelajaran, silabus dan RPP khususnya mata pelajaran produktif
2. Pelaksanaan
Hal pertama yang diamati oleh penulis adalah memeriksa jadual pelajaran
Keahlian Agribisnis Ternak Unggas berada pada hari selasa untuk kelas XI ATU
A, hari Rabu untuk kelas XI ATU B, hari Kamis untuk kelas X ATU, dan hari
Sabtu untuk XII ATU. Kompetensi Keahlian Agribisnis Ternak Unggas terdiri
dari empat rombel yaitu X ATU, XI ATU A, XI ATU B, dan XII ATU, jadi kelas
X terdiri dari satu rombel, kelas XI dua rombel, kelas XII satu rombel. Tahun
11
Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan yang juga menerapkan
pembelajaran sistem blok hari, pembelajaran produktif berada pada hari Selasa
untuk X AP, hari Rabu untuk XI AP, dan Kamis untuk XII AP. Kompetensi
Keahlian Agribisnis Perikanan terdiri dari tiga rombel yaitu X AP, XI AP, dan XII
AP, jadi masing-masing tingkat terdiri dari satu rombel. Tahun pelajaran
setiap harinya tidak ada lagi kelas produktif yang bersamaan harinya dengan mata
pelajaran nonproduktif. Hal ini dapat dipastikan bahwa pelajran produktif dan
Dokumen kedua yang diamati dalam penyusunan kajian best practice adalah
silabus dan RPP mata pelajaran produkti. Komponen RPP yang telah dibuat oleh
pendahuluan, inti, dan penutup, Penilaian hasil belajar, dan Sumber belajar.
12
masing guru produktif pada Kompetensi Keahlian masing-masing. Oleh karena
masing-masing guru produktif menyusun RPP untuk satu KD yang akan diajarkan
dan terkesan tidak dikordinasikan dengan guru yang lainnya sehingga pelaksanaan
Dokumen ketiga yang menjadi objek pemantauan adalah output dari kegiatan
pembelajaran dengan sistem blok hari. Adapun hasil dari kegiatan ini yang dapat
diamati adalah dalam hubungannya dengan produk nyata yang dihasilkan dari
hari. Sementara untuk nilai siswa dalam pencapaian kompetensi sulit diukur
3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pengkajian best practice tersebut khususnya bagi
sekolah adalah bahwa dengan kajian tersebut SMK Negeri 3 Enrekang dapat lebih
usaha peningkatan mutu lulusan. Di samping itu pengkajian best practice ini
usaha meningkatkan inovasi baru dalam usaha peningkatan mutu serta mengatasi
13
B. KAJIAN MANEJERIAL
1. Kajian Kurikulum
a. Proses Kajian
oleh Tim pengembang kurikulum yang telah di SK-kan oleh kepala sekolah
beranggotakan tujuh orang yang terdiri dari wakasek kurikulum, ketua program
keahlian, komite sekolah dan pengawas SMK sebagai narasumber. Dalam proses
konteks, kajian visi misi dan tujuan sekolah, SI dan SKL, kekuatan dan
draft kurikulum untuk dokumen I kemudian difinalisasi melalui rapat dewan guru
dihadiri kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah. Selanjutnya hasil
ketua komite sekolah dan selanjutnya disahkan oleh kepala dinas pendidikan
14
2) Struktur Kurikulum yang mencakup muatan nasional dan muatan lokal
masing-masing
3) Pengaturan beban belajar siswa diatur dengan sistem paket terdiri atas
7) Kriteria kelulusan
15
4) Pengembangan silabus dilakukan oleh guru secara mandiri atau bekelompok
Satu hal yang perlu ditingkatkan lagi adalah perlunya melibatkan dunia usaha
dan industri secara langsung dalam penyusunan kurikulum pada SMK Negeri 3
ketahui bahwa output dari kurikulum tersebut berupa penguasaan kompetensi oleh
siswa nantinya akan dipakai oleh pihak dunia usaha dan industri.
secara berkala terhadap visi misi dan tujuan dalam rangka menyelaraskan dengan
visi Dinas Pendidikan Provinsi dan perkembangan tuntutan dunia usaha dan
minatnya.
Dalam pengembangan silabus dan RPP secara umum telah sesuai dengan
standar proses baik isi maupun susunannya. Dari segi kualitas masih
16
membutuhkan usaha peningkatan yang lebih baik yakni melalui kegiatan
a. Proses Kajian
EDS. Dokumen Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang diamati oleh
penulis berlaku tahun 2015 s/d 2019. Adapun langkah penyusunan RKJM-RKAS
4) Rekomendasi RKS
17
Dokumen RKJM dan RKAS tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan 2016/2017
yang mencakup:
1) kesiswaan;
pengembangan mutu
pendidikan dasar dan menengan. Beberapa catatan dalam hasil pemantauan oleh
penulis adalah perlunya mengkaji secara berkala terhadap dokumen RKS dalam
18
Sekolah juga perlu mencari sumber anggaran selain dana BOS seperti
magang.
1. Kajian PKG-PKBG
a. Proses Kajian
buku 2 pedoman pelaksanaan PKG. Setiap guru telah memahami dengan seksama
tahun. Dalam pelaksanaan hampir tidak ada kendala yang berarti oleh karena
maksimalnya pelaksanaan PKB dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Hal ini
tampak dari hasil sumatif yang tidak berbeda jauh dengan hasil formatif.
19
3. Proposal Mini PTS
a. Judul
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dari pernyataan tersebut dapat
pembelajaran bagi peserta didik. Pelaksanaan PBM tanpa rencana yang baik yang
tertuang dalam RPP dapat dikategorikan sebagai suatu rencana untuk gagal dalam
Dari hasil supervisi yang dilakukan terhadap Guru SMK Negeri 3 Enrekang
persen guru hanya mengadopsi RPP yang sudah ada baik dari internet maupun
20
dari sumber lain seperti bahan pelatihan yang nyatanya tidak disusun berdasarkan
karakteristik siswa SMK Negeri 3 Enrekang. Bahkan masih ditemukan RPP yang
belum diganti identitas sekolah, tempat dan waktu pembuatan, serta nama kepala
sekolah yang bukan SMK Negeri 3 Enrekang. Oleh Kepala Sekolah, hal ini
dengan berbagai alasan misalnya tidak sempat, salah print, dan atau berbagai
alasan lainnya dikemukakan oleh guru yang bersangkutan. Kegiatan Copy paste
dalam penyusunan RPP ini diyakini oleh penulis juga terjadi di berbagai tempat di
beberapa sekolah, padahal dengan kondisi seperti ini hampir sudah dapat
dipastikan bahwa pembelajaran di kelas atau di luar kelas nantinya tidak akan
dan memotivasi peserta didik seperti amanat Permendikbud nomor 22 tahun 2016.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh sebagian guru SMK Negeri 3
tujuan pembelajaran sehingga cenderung mengadopsi dari RPP yang dibuat oleh
orang lain. Seperti kita pahami bersama dari Permendikbud nomor 22 tahun 2016
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
karena tujuan inilah yang menjadi muara dari proses pembelajaran tersebut dan
dalam perumusan tujuan pembelajaran akan menjadi kesalahan fatal karena suatu
21
proses pembelajaran tanpa arah yang jelas dan terukur akan menyesatkan peserta
didik dalam memahami suatu Kompetensi Dasar, hal ini akan membuat proses
pembelajaran bagi siswa menjadi tidak bermakna atau bahkan bisa menyesatkan.
Permasalahan lain yang sering didapatkan dalam penulisan RPP adalah tidak
pendahuluan, inti dengan pendekatan saintifik, dan penutup. Sering kita temukan
bahwa RPP itu harus dapat membahasakan setiap tindakan yang akan ditempuh
tindakan yang akan ditempuh dalam proses pembelajaran sehingga orang lain
yang membacanya akan memperoleh gambaran yang jelas tentang alur cerita
film.
Pembinaan guru oleh Kepala Sekolah bersama dengan Pengawas selama ini
dengan memberikan koreksi pada RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran
22
penilaian hasil belajar. Penulis menyadari bahwa perencanaan yang kurang baik
yang tergambar dari RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran akan berdampak
bimbingan teknis oleh nara sumber dalam hal ini Pengawas dan Kepala Sekolah
bimbingan nara sumber. RPP yang dihasilkan dalam workshop tersebut akan
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
Enrekang.
23
e. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
2) Kepala sekolah membantu guru untuk merumuskan RPP yang baik dan
benar.
5) Hasil PTS ini diharapkan menjadi dasar untuk pelaksanaan PTS lainnya
1. Penyusunan
terkait dengan proses supervisi yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh
kepala sekolah maka laporan supervisi pun dapat berbentuk deskriptif. Dengan
24
demikian pelaporan ini lebih dominan pada pengungkapan fakta-fakta secara
penggambaran mengenai fakta, data dan informasi guru yang terkait dengan
supervisi akademik. Objek supervisi pada laporan ini adalah guru SMK Negeri 3
Enrekang sebanyak 31 orang guru terdiri dari 14 guru produktif, 11 guru adaptif,
pelajaran guru tatap muka di kelas, mulai hari Senin sampai dengan Sabtu.
Dengan demikian jadual supervisi akademik dibuat dua kali per tahun pelajaran
atau setiap semester karena jadual pelajaran di SMK Negeri 3 Enrekang dibuat per
semester.
dengan status tidak tetap atau non-PNS sedangkan pada semester genap
difokuskan untuk guru tetap pada SMK Negeri 3 Enrekang. Hal ini karena pada
semester ganjil Guru PNS difokuskan pada pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru
(PKG) untuk nilai sumatif. Dengan demikian pemantauan dilakukan dalam rangka
penilaian kinerja guru untuk penetapan angka kredit dan nilai Sasaran Kerja
Pegawai.
2. Hasil Analisis
Hasil analisis data menggambarkan bahwa sebagian besar guru SMK Negeri
pembelajaran dengan baik atau baik sekali yakni sebesar 74% namun jumlah guru
25
yang masih di bawah standar dan memerlukan bimbingan dalam penyusunan
guru yang belum memiliki kemampuan baik atau sangat baik ada pada kelompok
mata pelajaran produktif yaitu sebesar 43%. Berdasrkan hasil pengamatan penulis
hal ini disebabkan karena sebagian besar guru produktif tidak berlatar pendidikan
keguruan.
sebanyak 65% guru dapat mengajar dengan kategori baik sekali, sebanyak 32%
guru mengajar dengan kategori baik, ada 3% guru dengan kemampuan mengajar
cukup, dan tidak ada lagi guru yang memiliki kemampuan dengan kategori
kurang. Persentasi guru yang dapat mengajar dengan baik ada pada kelompok
mata pelajaran adaptif yaitu sebanyak 73% sedangkan persentasi guru yang
memiliki kemampuan cukup ada pada kelompok mata pelajaran produktif yaitu
kemampuan mengajar guru pada SMK Negeri 3 Enrekang pada tahun pelajaran
pembelajaran.
26
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Proses dan hasil kajian OJL ini dijadikan sebagai acuan dan motivasi dalam
Oleh karena bahan kajian dalam On the Job Learning terbilang cukup banyak
maka hendaknya dialokasikan waktu yang cukup minimal dua bulan agar
27
3. Untuk LP2KS
Borang laporan OJL dibuat lebih jelas lagi dan tidak menimbulkan multi
tafsir dan perdebatan sehingga tidak menimbulkan keraguan pada peserta
diklat.
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
29