Jeruk, susu, gelas, sendok, alat peras jeruk, air, termos, wayang peraga, puzzle
D. Kegiatan
I. Pembukaan
Berdoa, Salam
- Bercakap-cakap tentang minuman kesukaan anak, alasan mengapa suka
dengan minuman itu, bagaimana rasanya, apakah minuman tersebut sehat,
dan lain – lain.
II. Inti:
- Anak menyimak cerita seorang anak yang biasa mengkonsumsi minuman tidak
sehat dan anak yang suka minuman sehat.
- Anak bertanya mengenai tokoh –tokoh dalam cerita
- Anak bercakap – cakap dengan guru tentang pertanyaan yang diajukan anak.
- Anak menyebutkan minuman pada gambar merupakan minuman sehat atau
tidak sehat, ketika guru memperlihatkan beberapa gambar,
Kegiatan 1: Membuat susu
- Bersama kelompok anak membuat susu sendiri dengan sumber belajar yang
telah disipakan oleh guru
Kegiatan 2: Membuat es jeruk manis
- Bersama kelompok anak membuat es jeruk manis dengan sumber belajar yang
telah disipakan oleh guru
Kegiatan 3: Bermain puzzle
- Anak secara berkelompok menyusun puzzle yang telah disediakan oleh guru
ketika anak selesai membuat minuman
Kegiatan Pengaman
E. Penilaian
1. Indikator Penilaian
Program KD Indikator
Pengembangan
1.1, 1.2, 1. Anak terbiasa mengucap syukur atas
3.1, 4.1, minuman yang anak minum
3.2 4.2, 2. Anak terbiasa mentaati peraturan, mencuci
3.4, 4.4 tangan sebelum dan sesudah makan.
3. Anak terbiasa berdoa sebelum dan sesudah
NAM
berkegiatan
4. Anak terbiasa minum sesuai dengan adab
yang berlaku.
2. Teknik Penilaian
BSB = >70 %
BSH = (50- 70%)
MB = 20 - 50%
BB = 0 – 20%
BB = 0 – 2 kali
MB = 2 – 3 kali
BSH = 3 – 5 kali
BSB = > 7 kali
“Kenapa ya? Kata kamu tadi nggak makan dan minum aneh-aneh di sekolah,”
kata Ibu penasaran.
Boni pun menceritakan bahwa siang tadi ia makan es serut di depan sekolah,
lalu membeli cemilan dan menumpahkan banyak saos kemudian Boni haus dan
membeli ale – ale, kemudian Boni haus lagi dan minum soda.
“Enak sih Bu, tapi …” kata Boni. “Bikin sakit perut,” jawab Boni.
“Nah itu… seperti yang Ibu sering bilang. Jangan jajan sembarangan.
Bahaya!” kata Ibu.
Boni hanya mengangguk dan masih memegangi perutnya yang sakit. Ia tak
mau lagi merasakan sakit perut seperti ini. Sudah minum obat dari Ibu, tapi
tetap sakit perut.
Boni berusaha duduk dan bermain lego. Namun, tidak bertahan lama, ia tak
bisa konsentrasi bermain dengan perut yang sakit. “Yasudah, Boni tidur sajalah.
Semoga sakitnya hilang,” kata Boni.
Ternyata tidurpun susah. Boni merasa tidak nyenyak tidur karena sakit perut.
Ia mimpi buruk. Es serut dan camilan, serta saos, ale – ale, minuman bersoda
berubah jadi monster yang mengejar-ngejar Boni.
Boni tak bisa bangun terlalu pagi karena tidurnya tak nyenyak. Boni pun
datang terlambat sambil masih menahan sakit perut di sisa-sisa waktu yang
tersedia.
“Huuh, gara-gara sakit perut aku jadi tidak bisa ikut bermain dengan teman -
teman,” kata Boni pada Rika.
“Yah, itu mah karena kamu jajan sembarangan juga kan. Bukan salah
perutnya,” kata Rika.
“Iya juga ya Ka. Jangan sampai sakit perut lagi deh. Makan susah, tidur
susah, bermain susah. Susah semuanya,” jawab Boni sambil masih memegang
perutnya yang melilit.
Sejak saat itu, Boni tidak lagi jajan sembarangan karena ia tahu itu hanya
enak sebentar, lalu sakit perut yang berkepanjangan. Lebih baik Boni membawa
air putih dari rumah, minum susu, dan membeli jus buah ketika haus.
G. Pengesahan
( ) ( Maulidya Rahma)
NIM : 160153601230