Dibuat Oleh:
Penumpang JT 161 Lion Air dari singapura yang telah mendarat di soekarno-hatta
seharusnya diantar menuju Terminal 2, tempat kedatangan internasional.
Namun pengemudi bus ground handling maskapai malah membawa mereka ke Terminal
1, tempat kedatangan domestik. Alhasil penumpang internasional tidak melalui proses imigrasi
dan bea cukai.
B. Kronologi
Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, menjelaskan yang terjadi adalah pesawat
Lion Air dengan rute penerbangan SIN-CGK tersebut mendarat dan sudah parkir di area
internasional.
Kemudian penumpang dijemput oleh bus ground handling. Dalam perjalanan bus, terjadi
pergantian pengemudi di salah satu dari empat bus, dan tanpa ada alasan, pengemudi itu
membawa bus dengan penumpangnya ke terminal I-B Gate B2 (domestik).
Ketika penumpang tiba di tempat pengambilan bagasi (baggage claim) di terminal I-B,
petugas avsec yang melihat penumpang kebingungan meminta para penumpang kembali ke bus
untuk dibawa ke Terminal II.
Ada kesalahan penangan dari ground handling pesawat Lion Air. Lion Group dinyatakan
tidak melakukan pengawasan dengan baik, sehingga terjadi kesalahan prosedur penanganan
penumpang. Lion Group dinyatakan tidak melengkapi sarana komunikasi yang seharusnya
digunakan dalam kegiatan operasional mereka, yakni bisnis penerbangan. Para petugas ground
handling berkomunikasi dengan handphone. Seharusnya, komunikasi antarpetugas dilakukan
dengan handy talky (HT).
Pihak Lion air seharusnya lebih baik lagi dalam masalah komunikasi agar tidak terjadi
lagi kesalahan pahaman dalam komunikasi. Terlebih banyak nya konsumen yang percaya pada
pihak Lion air untuk menemani perjalaan udara mereka. Lion air juga seharusnya menyediakan
karyawan yang telah terlatih untuk menempati bagian-bagian yang mereka kuasai. Pihak Lion
Air juga seharusnya memeberi pelatihan bagi karyawan baru maupun sudah lama agar kinerja
karyawan lebih maksaimal dan kompeten dalam bidangnya masing-masing. Lion air juga
sebaiknya memberikan reward kepada karyawan yang memiliki kinerja yang terbaik, sehingga
karyawan yang lainnya termotivasi untuk bekerja lebih giat. Pihak lion air juga baiknya
menyedikan fasilitas untuk mendukung kinerja para karyawannya.
E. Sanksi
Ancaman pidana sesuai Pasal 114 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, karena kejadian ini mengakibatkan terabaikannya proses CIQ, dan merupakan
kesalahan dari alat angkut dan menjadi tanggung jawab Lion Air.
Pasal 114 ayat (1) itu menyebutkan penanggung jawab alat angkut yang masuk atau
keluar wilayah Indonesia dengan alat angkutnya yang tidak melalui tempat pemeriksaan imigrasi
dihukum dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak Rp 100
juta.
Untuk Warga Negara Indonesia dapat menyiapkan Passport dan mengantri pada
barisan counter khusus WNI.
Setelah proses imigrasi, lanjutkan perjalanan ke area conveyor bagasi untuk pengambilan
bagasi tercatat dan dilanjutkan dengan proses kepabeanan. Proses selesai, perjalanan dapat
dilanjutkan ke pintu keluar kedatangan internasional.
Catatan:
Bagi Penumpang Transit: Apabila maskapai penerbangan yang digunakan tidak
menyediakan layanan transfer penumpang, maka anda diharuskan untuk menyelesaikan proses
imigrasi dan bagasi bea cukai terlebih dahulu sebelum melakukan proses check in keberangkatan ke
penerbangan lanjutan.
PENGAMBILAN BAGASI
– Siapkan baggage claim tag anda.
– Identifikasi dan pastikan bagasi anda tidak tertukar karena banyak bagasi yang terlihat mirip.
– Tersedia fasilitas trolley di area pengambilan bagasi.
– Anda dapat menggunakan jasa porter untuk membantu membawa barang bawaan anda bila
diperlukan, dengan tariff Rp. 5000/coli.
Harap mengingat nomor petugas porter anda dan laporkan apabila terjadi hal-hal yang tidak
diharapkan.
HALL KEDATANGAN
Area ini diperuntukkan untuk proses penjemputan setelah penumpang keluar dari terminal
kedatangan.
RENDEZVOUS POINT
Tempat bertemu antara penumpang dan penjemput ini terdapat di area kedatangan terminal
internasional.
PICK-UP ZONE
Disediakan bagi kendaran penjemput untuk menaikkan penumpang dan bagasi.