Anda di halaman 1dari 19

A. DEFINISI SISTEM INAPORTNET.

Sistem INAPORTNET adalah portal elektronis yang terbuka dan netral guna
memfasilitasi pertukaran data dan informasi layanan kepelabuhanan secara
cepat, aman, netral dan mudah yang terintegrasi dengan instansi pemerintah terkait,
badan usaha pelabuhan dan pelaku industri logistik untuk meningkatkan daya saing
komunitas logistik Indonesia.

Pengguna Inaportnet adalah instansi pemerintah & badan usaha


pelabuhan serta pelaku industri logistik di Indonesia yang memanfaatkan jasa
kepelabuhanan seperti: shipping lines / agents, freight forwarder, CFS (Container
Freight Station), Custom brokerage/PPJK, importir & exportir, depo container,
warehouse, dan inland transportation (truk, kereta api dan tongkang).

B. DASAR HUKUM PELAYANAN SISTEM INAPORTNET.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 157 Tahun 2015 tentang


Penerapan Inaportnet Untuk Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan. “INAPORTNET
adalah sistem layanan tunggal secara elektronik berbasis internet/web untuk
mengintegrasikan sistem informasi kepelabuanan yang standar dalam melayani kapal dan
barang secara fisik dari seluruh instansi dan pemangku kepentingan di pelabuhan”.
Tatacara Pelayanan Sistem Inaportnet merupakan aturan, peraturan yang
menjelaskan tentang tata cara pelayanan Inaportnet tertuang dalam Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomor: HK.103/3/II/DJPL-15 tentang Tata Cara Pelayanan
Kapal dan Barang Menggunakan Inaportnet di Pelabuhan.

Dalam pelayanan Inaportnet akan banyak menggunakan singkatan atau istilah,


sehingga perlu memahami istilah – istilah tersebut sehingga dalam pelaksanaannya tidak
menimbulkan kekeliruan.

Adapun istilah – istilah yang sering digunakan atau yang terdapat pada layanan
Inaportnet adalah sebagai berikut :
1. AP : Agen Pelayaran/Perusahaan Pelayaran
2. PBM : Perusahaan Bongkar Muat
3. PMKU : Pemberitahuan Melakukan Kegiatan Usaha
4. PKK : Pemberitahuan Kedatangan Kapal adalah laporan rencana kedatangan kapal
yang disampaikan oleh perusahaan angkutan laut nasional, penyelenggara kegiatan
angkutan laut khusus dan perusahaan angkutan laut rakyat kepada Penyelenggara
Pelabuhan.
5. SPM : Surat Persetujuan Kapal Masuk Pelabuhan (Clearance in) adalah surat
persetujuan yang diterbitkan oleh Syahbandar dalam bentuk dokumen elektronik
bahwa kapal secara teknis administratif telah memenuhi persyaratan kelaiklautan
kapal dan wajib lainnya untuk memasuki pelabuhan.
6. RKBM : Rencana Kegiatan Bongkar Muat adalah laporan yang disampaikan
perusahaan bongkar muat kepada Penyelenggara Pelabuhan yang memuat rencana
kegiatan bongkar muat.
7. PPKB : Permintaan Pelayanan Kapal dan Barang adalah permintaan pelayanan
jasa di pelabuhan (Labuh, Pandu, Tunda, Kepil, Tambat dan jasa lainnya) dan jenis
barang serta jumlah barang yang akan di bongkar/muat oleh agen pelayaran yang
diterbitkan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
8. RPK-RO : Rencana Penambatan Kapal dan Rencana Operasi adalah dokumen
lokasi tambat kapal dan bongkar muat barang yang diusulkan oleh Badan Usaha
Pelabuhan (BUP) kepada Penyelenggara Pelabuhan untuk memperoleh penetapan.
9. PPK : Penetapan Penyandaran Kapal adalah dokumen lokasi tambat kapal dan
bongkar muat barang yang ditetapkan oleh Kantor Otoritas Utama dan Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
10. SPK : Surat Perintah Kerja adalah dokumen yang berisi perintah untuk
melaksanakan pelayanan kapal yang dikeluarkan oleh Badan Usaha Pelabuhan
(BUP) yang meliputi kegiatan pemanduan, penundaan, dan tambat kapal.
11. SPOG : Surat Persetujuan Olah Gerak adalah surat persetujuan yang diterbitkan
oleh Syahbandar dalam bentuk dokumen elektronik bahwa kapal secara teknis
administratif telah memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran
untuk melakukan pergerakan di pelabuhan.
12. LKK : Laporan Keberangkatan Kapal adalah laporan rencana keberangkatan kapal
yang disampaikan oleh perusahaan pelayaran kepada Penyelenggara Pelabuhan.
13. LK3 : Laporan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal adalah laporan yang
disampaikan oleh perusahaan pelayaran kepada Penyelenggara Pelabuhan tentang
realisasi kegiatan kapal yang berisikan tanggal kapal tiba dan tanggal kapal berangkat,
pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan, serta data muatan kapal (bongkar dan/atau
muat).
14. SPB : Surat Persetujuan Berlayar (Clearance Out/Port Clearance) adalah surat
persetujuan yang diterbitkan oleh Syahbandar dalam bentuk dokumen elektronik
bahwa kapal secara teknis administratif telah memenuhi syarat kelaiklautan kapal dan
kewajiaban lainnya untuk berlayar meninggalkan pelabuhan.
15. LAB : Laporan Angkutan Barang adalah surat yang berisi daftar kegiatan
bongkar/muat barang yang diajukan oleh perusahaan jasa terkait (EMKL/JPT) kepada
Penyelenggara Pelabuhan.
16. JPT : Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding) adalah usaha yang
ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan
yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui
transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara yang mencakup kegiatan
pengiriman, penerimaan, bongkar muat, penyimpanan, sortasi, pengepakan,
penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen,
penerbitan dokumen angkutan, pemesanan ruangan pengangkut, pengelola
pendistribusian, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang,
penyelesaian tagihan dan biaya – biaya lainnya yang diperlukan dan penyediaan
sistem informasi dan kamunikasi serta layanan logistik.
17. Warta Kapal adalah suatu bentuk pelaporan secara elektronik yang disampaikan oleh
perusahaan angkutan laut nasional, penyelenggara angkutan laut khusus, agen
umum, dan/atau sub agen kepada Penyelenggara Pelabuhan dan Syahbandar
mengenai kondisi umum kapal dan muatannya sebelum kapal memasuki pelabuhan
(PKK dan SPM) dan/atau sebelum kapal meninggalkan pelabuhan (LKK, LK3 dan
SPB).
18. SI : Shipping Intruction adalah perintah/instruksi pengapalan/pengiriman yang dibuat
oleh eksportir/pengirim barang kepada perusahaan pengangkutan.
19. Hub Payment adalah Pusat Distribusi dan monitoring tagihan PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak) dari seluruh aplikasi online Kementerian Perhubungan untuk
pembayaran dan penyetoran PNBP ke Kas Negara yang terhubung melalui SIMPONI
(Sistem Informasi PNBP Online).
Sebagai tambahan bahwa tidak semua kapal dapat dilayani dengan sistem online
Inaportnet atau dengan kata lain pelayanan yang digunakan dengan cara manual. Ada
pun kapal – kapal yang tidak dilayani menggunakan sistem Inaportnet sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: HK.103/3/II/DJPL-15 tentang Tata
Cara Pelayanan Kapal dan Barang Menggunakan Inaportnet di Pelabuhan (Pasal 2, Ayat
(2)) adalah sebagai berikut :
1. Kapal pelayaran rakyat;
2. Kapal yang berukuran 35 GT kebawah;
3. Kapal yang beroperasi tetap pada daerah pelayaran tertentu dengan waktu pelayaran
kurang dari 6 (enam) jam; dan
4. Kapal Perikanan.

Selanjutnya, pada peraturan tersebut diatas juga (Pasal 17) menerangkan “Dalam
hal terjadi kerusakan/gangguan pada Inaportnet sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, penggunaan melalui sistem elektronik untuk sementara waktu
diganti dengan cara manual dan Sistem Level Agreement (SLA) tidak berlaku sampai
dengan Inaportnet dapat berfungsi kembali”.

untuk bisa menggunakan layanan tersebut pengguna layanan harus memiliki Hak
Akses langsung ke sistem Inaportnet, untuk dapat mendapatkan pelayanan, pengguna
layanan harus mengajukan permohonan akses pengguna melalui sistem inaportnet.
portal/website untuk layanan Inaportnet ? silahkan klik website di bawah.
http://inaportnet.dephub.go.id. Website di atas merupakan Portal Inaportnet untuk
pengguna jasa (AP,PBM dan JPT) untuk melakukan permintaan pelayanan di Inaportnet.
Sedangkan untuk Permintaan Pelayanan Kapal dan Barang pengguna jasa masuk ke
Portal PPKB Online miliknya Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III maupun Pelindo IV.

Kembali ke pembahasan Hak Akses, pada website tersebut tersedia layanan


Registrasi PMKU (AP, PBM maupun JPT) yang berisikan formulir pendaftaran untuk
mendapatkan Hak Akses di Inaportnet. Jika Hak Akses telah didapat barulah pengguna
layanan dapat menggunakan sistem Inaportnet untuk setiap pelayanan yang
dibutuhkannya. Untuk bagaimana cara Registrasi PMKU Perusahaan Pelayaran, PBM
maupun JPT dan cara pengisian formulir akan kita ulas pada artikel terpisah.

C. MANFAAT SISTEM INAPORTNET

Sistem Inaportnet akan memberikan manfaat bagi komunitas logistik, antara lain
sebagai berikut :

1. Single submission.
2. Layanan online, Hemat waktu dan biaya
3. Percepatan proses secara keseluruhan
4. Kemampuan tracing dan tracking.
5. Minimisasi kesalahan pemasukan data dan dokumen
6. Menerima integrasi data secara elektronis
7. Dapat melakukan monitoring atas proses.
8. Meningkatkan daya saing pelaku industri

D. KARAKTERISTIK SISTEM INAPORTNET.


Karakteristik Sistem Inaportnet adalah sebagai berikut :

1. Berbasis web : Selalu dapat diakses dimana saja dan kapan saja (24 jam dalam 7
hari)
2. Mudah digunakan
3. Aman : Pertukaran data dan informasi terjamin kerahasiaannya
4. Cerdas (Intelligent) : Sistem dapat menyesuaikan dengan kondisi pengguna.
5. Netral : Tidak memihak, sistem hanya memberikan akses sesuai dengan tingkat
kepentingan pengguna.
6. Otomasi Bisnis Proses existing. Sistem hanya mengotomasi/streamline bisnis
proses yang ada (sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku)
7. Layanan terintegrasi.

E. LAYANAN SISTEM INAPORTNET

Layanan INAPORTNET dikembangkan secara bertahap baik dari jangkauan


maupun jenis layanannya. Pada tahun 2013, layanan dimulai dari Pelabuhan Tanjung
Priok dengan layanan meliputi : layanan ijin kapal, layanan pengeluaran dan
penerimaan container, layanan manifest domestik dan pembayaran secara elektronis.

INAPORTNET pada dasarnya sebagai system untuk melayani


kedatangan/keberangkatan (clearance in/out) kapal maupun untuk rencana kegiatan
bongkar muatnya. Sehingga yang dapat mengakses sistem ini hanya yang memiliki
kepentingan di pelabuhan. Yang mana antara lain:
1. Otoritas Pelabuhan;
2. Kesyahbandaran;
3. BUP (Pelindo I - IV)
4. Perusahaan Pelayaran/Agent;
5. Perusahaan Bongkar muat (PBM);
6. Jasa Pengurusan Transportasi (JPT);
Akan tetapi ada pilar pendukung agar sistem INAPORTNET dapat beroperasi dan
kegiatan kapal dan barang dapat di layani, antara lain:

1. SIMLALA merupakan sistem online yang di operasikan Direktorat Lalu Lintas dan
Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubugan,
yang menerbitkan SIUPAL/SIOPSUS dan penerbitan izin trayek kapal (RPK, PKKA
dan PPKN/Deviasi LN).
2. SIMKAPAL dan SIMPELAUT, merupakan sistem online yang di operasikan oleh
Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Kementerian Perhubugan, yang menghimpun data dan penerbitan Tanda
Pendaftaran Kapal dan penghimpun database pelaut.
3. SIMKEPEL, merupakan sistem online yang di operasikan oleh Direktorat
Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubugan,
yang menghimpun data pelabuhan – pelabuhan sesuai UN/LOCODE.
4. SIMPONI, layanan yang tidak kalah pentingnya juga milik Kementerian Keuangan
yang terintegrasi di system Inaportnet, Sistem Informasi PNBP Online (SIMPONI),
dimana merupakan sistem billing yang dikelola oleh DJA untuk memfasilitasi
pembayaran/penyetoran PNBP dan penerimaan non anggaran. SIMPONI memberi
kemudahan bagi Wajib Bayar/Wajib Setor untuk membayar/menyetor PNBP dan
penerimaan non anggaran melalui berbagai channel pembayaran seperti teller (Over
The Counter), ATM (Automatic Teller Machine), EDC (Electronic Data Capture),
maupun internet banking. Dengan demikian, masyarakat bebas memilih berbagai
alternatif metode pembayaran yang sesuai dengan kebutuhannya.

Saat ini ada 4 layanan yang tersedia di INAPORTNET yaitu :

1. Vessel Management System (VMS) : Layanan INAPORTNET yang terkait


manajemen vessel (kapal), termasuk administrasi data kapal, sistem schedulling
kapal (create line, voyage, service), serta clearance kapal. Saat ini layanan ini
hanya tersedia untuk proses layanan kapal di Jakarta.
2. Manifest Domestik : Layanan INAPORTNET yang memungkinkan penyampaian
manifest domestik secara elektronis dari shipping line pelabuhan asal ke shipping
line pelabuhan tujuan dimana manifest elektronis tersebut dapat diakses oleh
instansi pemerintah terkait yang memiliki kewenangan.
3. SmartCargo : Layanan INAPORTNET yang memungkinkan cargo owner / freight
forwarder melakukan request service delivery (import) secara online berbasis
web, melakukan pembayaran jasa terminal (seperti biaya penumpukan, lift on/off
dan lain-lain) secara elektronik, penunjukkan trucking, sampai dengan proses
pengeluaran container. Layanan ini tersedia di Tanjung Priok khususnya untuk
Terminal 3. Untuk proses receivering (ekspor) masih dalam pengembangan.
4. Cargo Management System : Layanan ini merupakan lanjutan dari pengembangan
Smartcargo, yang melakukan layanan terhadap cargo dan container management,
meliputi cargo & container data administration, cargo and container tracking &
tracing system, and cargo loading / discharge schedulling system.

F. TATA CARA PELAYANAN KAPAL MASUK

Untuk mengajukan layanan kedatangan kapal dan operasi bongkar muat, dalam
waktu paling lambat 1x24 jam AP terlebih dahulu harus mengajukan penunjukan
keagenan untuk di verifikasi oleh Penyelenggara Pelabuhan sehingga status layanan
keagenan tadi berubah status buat warta kapal, di lanjutkan AP melengkapi data pada
warta kapal tersebut untuk selanjutnya warta dikirimkan ke Penyelenggara Pelabuhan
dalam bentuk PKK dan ke Syahbandar dalam bentuk SPM. Perlu diingat, apabila waktu
pelayaran kurang dari 1x24 jam, PKK dan SPM diajukan pada saat kapal akan
meninggalkan pelabuhan asal menuju pelabuhan tujuan.

Dalam proses verifikasi oleh masing – masing instansi batas waktu untuk
memberikan respon ke Inaportnet adalah 5 (lima) jam sejak layanan diterima. Pada
kenyataannya respon yang di berikan oleh masing – masing instansi bahkan kurang lagi
dari yang telah ditetapkan baik untuk jenis pelayaran dalam negeri maupun pelayaran
luar negeri, ini merupakan nilai tambah dari pelayanan prima yang diberikan. Di layanan
Inaportnet di kenal dengan First Come First Service.

Setelah PKK dan SPM di setujui, PBM baru bisa mengajukan Rencana Kegiatan
Bongkar Muat dari data PKK yang telah di verifikasi oleh Penyelenggara Pelabuhan untuk
selanjutnya diverifikasi RKBM sebagai data yang digunakan untuk melakukan
pengawasan kegiatan bongkar muat dan penarikan PNBP Pengawasan Bongkar Muat
1% sesuai dengan jenis barang yang telah ditentukan.

Selanjutnya BUP mengirimkan data RPK-RO ke Penyelenggara Pelabuhan dari


PPKB yang diajukan AP yang sebagian datanya dari PKK yang telah di verifikasi. Data
yang masuk ke penyelenggara pelabuhan dalam bentuk layanan PPK untuk penyandaran
kapal. Dan penerbitan SPK Pandu dari BUP apabila PPK telah di tetapkan oleh
Penyelenggara Pelabuhan. dan SPOG dapat diterbitkan paling lambat 1 (satu) jam sejak
SPK Pandu diterbitkan.

G. TATA CARA PELAYANAN KAPAL KELUAR

Berdasarkan yang diatur pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut


Nomor: HK.103/3/II/DJPL-15 tentang Tata Cara Pelayanan Kapal dan Barang
Menggunakan Inaportnet di Pelabuhan. dalam waktu paling lama 6 (enam) jam
sebelum kapal keluar AP mengajukan layanan kapal keluar di Inaportnet yang datanya
masuk ke Penyelenggara Pelabuhan berupa LKK dan LK3, dan ke Syahbandar dalam
bentuk SPB.

LKK yang telah di verifikasi oleh Penyelenggara Pelabuhan akan secara


otomatis direspon oleh SIMPONI untuk penerbitan Kode Billing yang selanjutnya AP
melakukan pembayaran PNBP Labuh dari Kode Billing yang didapat, apabila telah
dilunasi oleh AP secara otomatis LK3 sudah bisa di lakukan verifikasi dan data bisa
masuk ke Syahbandar sehingga bisa melakukan verifikasi data agar SPB terbit.
Pernerbitan SPK Pandu untuk kapal keluar paling lambat 1 (satu) jam sejak
Surat Persetujuan Berlayar (SPB) diterbitkan. Dan penerbitan SPOG paling lambat 1
(satu) jam sejak SPK Pandu diterbitkan.
Layanan

Mengapa INAPORTNET?

Performansi logistik Indonesia saat ini menjadi perhatian serius pemerintah dan swasta. Hal ini sering
diukur dari beberapa tolok ukur secara statistik seperti dwelling time, kontribusi biaya logistik atas GDP
dan Logistik Performance Index (LPI).

Salah satu upaya yang danggap mampu secara cepat dan murah untuk meningkatkan performansi
logistik Indonesia adalah pembenahan disisi soft infrastruktur yaitu penyediaan platform IT bagi
komunitas logistik untuk bertukar data dan informasi secara terintegrasi. Inilah yang juga dilakukan
oleh negara negara yang maju proses logistiknya.

Ide ini bukan baru, salah satu wujudnya yang sudah berjalan dan sering disebut adalah INSW (Indonesia
National Single Window) yang bisa disebut memiliki dua pilar yaitu Traden et dan Portnet.
Jadi, Inaportnet ini adalah salah satu portal INSW sebagai bagian dari upaya mewujudkan Sistem
Logistik Nasional (SISLOGNAS) yang berdaya saing global. Tujuan portal ini adalah untuk menjamin
terwujudnya sistem logistik nasional yang berdaya saing global.
portal.inaportnet.com/about.html

Inaportnet, Sistem Informasi Standar Pelayanan Kapal dan Barang


Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Rabu, 04 November 2015
Jumlah Dilihat: 10242 kali
JAKARTA - Untuk mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhanan yang standar dalam melayani kapal
dan barang secara fisik dari seluruh instansi dan pemangku kepentingan, Kementerian Perhubungan
menerapkan Inaportnet, yakni sistem layanan tunggal secara elektronik berbasis internet.
Penerapan Inaportnet untuk pelayanan kapal dan barang pelabuhan tertuang dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 157 Tahun 2015 Tentang Penerapan Inaportnet Untuk
Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan, tertanggal 13 Oktober 2015.
Penyelenggaraan Inaportnet dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan mulai berlaku
pada13 Januari 2016 atau tiga bulan sejak diundangkan. Inaportnet itu sendiri adalah untuk pelayanan kapal
dan barang, yang meliputi kapal masuk, kapal pindah, kapal keluar, perpanjangan tambat dan pembatalan
pelayanan.
Penerapan Inaportnet pelayanan kapal dan barang di pelabuhan dilakukan sesuai tugas, fungsi, kewenangan
dan tanggung jawab dari setiap instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait di pelabuhan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait di pelabuhan meliputi; Kantor Otoritas Utama,
Kantor Kesyahbandaran Utama, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan/ Kantor Pelabuhan, Kantor Pabean, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Karantina
Pertanian, Kantor Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu Ikan, Kantor Imigrasi, Badan Usaha Pelabuhan,
Perusahaan Angkutan Laut Nasional di Pelabuhan dan Perusahaan Bongkar Muat di Pelabuhan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan kapal dan barang menggunakan Inaportnet secara online menggunakan
alamat domain: http://inaportnet.dephub.go.id. Inaportnet terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single
Window (INSW) dan sistem yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Ditjen Bea dan Cukai,
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Ditjen Imigrasi, Badan Karantina Pertanian,
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Badan usaha Pelabuhan dan
pemangku kepentingan terkait lainnya di pelabuhan.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 157 Tahun 2015, penerapan
Inaportnet secara online dilakukan secara bertahap. Tahap awal penerapan Inaportnet dilaksanakan pada
enam pelabuhan, yaitu Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan
Makasar, Pelabuhan Tanjung Emas dan Pelabuhan Bitung. Adapun penerapan Inaportnet di pelabuhan selain
enam pelabuhan tersebut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. (JO)
www.dephub.go.id/post/read/inaportnet,-sistem-informasi-standar-pelayanan-kapal-dan-barang
31 juli 2019

Surabaya (ANTARA News) – Pergerakan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya terhenti
sejak Selasa (16/1) sore akibat terkendala sistem pelayanan tunggal berbasis elektronik
(Inaportnet) yang “ngadat” atau mengalami gangguan teknis, kata seorang pejabat
setempat. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya Hery Suryono

supplychainindonesia.com/new/tag/inaportnet/
1Agustus 2019

Inaportnet Layanan Online Pelabuhan Part 1


INAPORTNET - Part 1
Apa dan Mengapa InaPortnet?

Pada kesempatan kali ini ijinkan saya mengulas sedikit materi yang mungkin saja sebagian besar
rekan-rekan pembaca belum mengetahui atau tidak mengetahui sama sekali.

Mayoritas masyarakat mungkin tidak mengetahui kegiatan apa ini, tapi lain halnya bagi rekan-rekan
yang memiliki kepentingan di bidang maritim atau di sektor Pelabuhan, sangat disayangkan jika tidak
mengetahui sistem online yang satu ini, atau mungkin berpendapat “ooh,,sudah pernah dengar tapi
tidak tahu bagaimana kerjanya”. Dari pada semakin penasaran terkait ulasan saya kali ini, berikut akan
saya berikan informasi kepada rekan-rekan pembaca apa itu INAPORTNET, apa saja yang di lakukan
dengan INAPORTNET ini.
Rekan-rekan pasti sudah mengetahui bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke yang di pisahkan oleh perairan. Agar pulau-pulau ini terhubung pastinya
kita memerlukan sarana dan prasana transportasi, pada dasarnya transportasi merupakan perpindahan
orang maupun barang dari satu tempat ketempat lain. Dengan banyaknya pulau-pulau untuk
bertransportasi dapat menggunakan baik Moda Udara maupun Moda Laut atau pun lebih dari satu
moda. Moda Udara mungkin hanya fokus pada angkutan orang dan relative kecil untuk angkutan
barang dengan cost yang lebih besar. Sehingga untuk memindahkan barang-barang dengan skala
yang lebih besar dan cost yang lebih kecil di banding Moda Udara maka digunakan Moda Laut dengan
menggunakan kapal laut. Agar Moda Laut dapat lebih mudah lagi dalam pelayanan kedatangan dan
keberangkatannya sehingga di buatlah INAPORTNET.

Rekan-rekan pasti bertanya-tanya “apa sih kaitannya INAPORTNET dengan transportasi laut?”

Tapi, sebelum jauh membahasnya, apakah rekan-rekan pembaca telah mengetahui apa itu pelabuhan?
apa saja fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan? atau sudah tahukah jika pelabuhan memiliki
tingkatan/hierarki? Silahkan kunjungi pembahasan saya sebelumnya (Klik).

Pada dasarnya INAPORTNET merupakan sistem yang berbasis jaringan internet/Web Service terkait
dalam pelayanan kedatangan maupun keberangkatan kapal serta kegiatan bongkar muatnya. Sistem
yang dibuat agar pengguna jasa (Perusahaan Pelayaran maupun Perusahaan Bongkar Muat) dalam
malakukan permohonan pelayanan atau yang sering kita dengar di dunia pelayaran clearance in/out
untuk melakukan kegiatan kedatangan dan keberangkatan kapal maupun terkait Rencana Kegiatan
Bongkar Muat untuk muatan di kapal tidak harus datang ke instansi pemerintah untuk melakukan
clearance, atau dengan kata lain meminimalisir pengguna jasa bertatap muka dengan petugas
pemerintah yang berwenang. Hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian Perhubungan
memberantas pungutan liar di sektor Perhubungan.

Pengguna Inaportnet adalah instansi pemerintah & badan usaha pelabuhan serta pelaku industri
logistik di Indonesia yang memanfaatkan jasa kepelabuhanan seperti: Perusahan Pelayaran / agents,
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) dan Jasa Pengurusan Transortasi (JPT).

Sampai pada akhir tahun 2016 yang lalu sistem INAPORTNET secara resmi telah berjalan di empat
pelabuhan utama di Indonesia, Pelabuhan Utama Makassar, Pelabuhan Utama Belawan,
Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan Pelabuhan Utama Tanjung Perak. Silahkan (klik) untuk
melihat beritanya. Dan secara bertahap akan dikembangkan dan dioperasikan untuk 12 pelabuhan
lainnya di Indonesia, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 157 Tahun
2015 tentang Penerapan InaPortnet Untuk Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan dan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 192 Tahun 2015 tentang Perubahan PM 157 Tahun 2015.
Penerapan INAPORTNET merupakan wujud nyata untuk tercapainya Indonesia Nasional Single
Window (INSW). Seperti yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008,
Indonesian National Single Window adalah sistem terintegrasi yang memungkinkan dilakukannya suatu
penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan
pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang.
Dalam implementasi terkait dengan layanan logistic di Indonesia, terutama yang memnfaatkan jasa
transportasi laut, INSW terbagi atas Tradenet dengan InaPortnet. Tradenet merupakan layanan
terintegrasi pengurusan izin barang ekspor/impor yang saat ini dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai. Sedangkan InaPortnet merupakan integrasi layanan perizinan kapal (port clearance)
yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla).

Demikian sedikit ulasan terkait sistem online yang saat ini telah berjalan dalam kegiatan pelayanan
kegiatan kedatangan dan keberangkatan kapal di pelabuhan, materi yang lebih mendalam terkait
INAPORTNET akan kita bahas di postingan selanjutnya. Semoga informasi yang sedikit ini bermanfaat
untuk kita semua dan dapat menambah wawasan kita di bidang MARITIM. Keritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat dibutuhkan penulis guna kesempurnaan tulisan ini. JAYALAH NEGERI
KU JAYALAH MARITIM KU.

https://sea-and-port.blogspot.com/2017/02/i-n-p-o-r-t-n-e-t-pada-kesempatan-kali.html
1agust2019

akarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian


Perhubungan R Agus H Purnomo mengatakan digitalisasi mutlak dilakukan guna
mendorong peningkatan pelayanan dan daya saing pelabuhan yang lebih baik.

Dirjen Agus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan pemanfaatan


teknologi informasi harus terus dilakukan guna memperkuat layanan dalam jaringan
(online), yang sudah ada dan secara bertahap menggantikan proses pelayanan yang
saat ini masih dilakukan secara manual.

Menurut dia, salah satu kunci untuk mendorong pelabuhan-pelabuhan di Indonesia


dapat bersaing secara global adalah dengan cara memberikan pelayanan yang lebih
cepat, murah, dan transparan yang tentunya harus didukung oleh pemanfaatan
teknologi informasi.

"Saya selalu meminta kepada seluruh jajaran di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
untuk terus memperbaiki dan meningkatkan digitalisasi layanan di pelabuhan,"
ujarnya.

Dia menambahkan digitalisasi pelabuhan yang sudah dilakukan melalui Inaportnet


hanyalah salah satu segmen untuk mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan daya
saing nasional.

Dengan penerapan Inaportnet, lanjut dia, proses-proses di pelabuhan menjadi lebih


cepat, efisien, transparan dan kompetitif, yang tentunya dapat menurunkan biaya.
"Ayo, kita bersama bicara tentang daya saing negeri kita. Bagaimana mewujudkan
biaya nasional yang kompetitif supaya ekspor kita bisa bersaing dengan dunia
internasional," ajak Agus.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Capt Wisnu
Handoko menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustikom) Perhubungan telah menerapkan
Inaportnet secara bertahap di 16 pelabuhan sejak Juni 2016 sampai dengan Oktober
2017.

"Inaportnet versi 1.0 ini kita terapkan untuk memberikan layanan kapal di pelabuhan
yang lebih transparan, cepat, mudah dan murah," katanya.

Selanjutnya, Ditjen Perhubungan Laut dan Pustikom kembali melakukan


pengembangan Inaportnet dan berhasil meluncurkan Inaportnet versi 2.0 pada 29 Juni
2018.

Inaportnet versi kedua ini digunakan untuk layanan barang, khususnya peti kemas,
serta penerapan delivery order (DO) online di 10 terminal peti kemas internasional
yang terdapat di lima pelabuhan, yakni Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak,
Makassar, dan Tanjung Emas.

"Penerapan Inaportnet 2.0 ini memberikan manfaat dalam penghematan biaya


operasional dan mempersingkat waktu pelayanan kapal dan barang di pelabuhan,"
jelas Wisnu.

Sejak diluncurkan pertama kali pada 2016 sampai dengan saat ini, menurut dia,
Inaportnet telah membawa cukup banyak perubahan yang bermanfaat dalam
pelayanan pelabuhan.

"Namun demikian, tentunya diperlukan perbaikan dan peningkatan yang


berkesinambungan agar penerapan Inaportnet dapat memberikan manfaat yang
signifikan untuk membuat proses pelayanan di pelabuhan menjadi lebih efektif dan
efisien serta menurunkan biaya logistik," katanya.

https://megapolitan.antaranews.com/nasional/berita/790337/dirjen-kemenhub-sebut-digitalisasi-
pelabuhan-mutlak-dilakukan-untuk-tingkatkan-daya-
saing?utm_source=antaranews&utm_medium=nasional&utm_campaign=antaranews 1 agust2019

akarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian


Perhubungan R Agus H Purnomo mengatakan digitalisasi mutlak dilakukan guna
mendorong peningkatan pelayanan dan daya saing pelabuhan yang lebih baik.
Dirjen Agus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan pemanfaatan
teknologi informasi harus terus dilakukan guna memperkuat layanan dalam jaringan
(online), yang sudah ada dan secara bertahap menggantikan proses pelayanan yang
saat ini masih dilakukan secara manual.

Menurut dia, salah satu kunci untuk mendorong pelabuhan-pelabuhan di Indonesia


dapat bersaing secara global adalah dengan cara memberikan pelayanan yang lebih
cepat, murah, dan transparan yang tentunya harus didukung oleh pemanfaatan
teknologi informasi.

"Saya selalu meminta kepada seluruh jajaran di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
untuk terus memperbaiki dan meningkatkan digitalisasi layanan di pelabuhan,"
ujarnya.

Dia menambahkan digitalisasi pelabuhan yang sudah dilakukan melalui Inaportnet


hanyalah salah satu segmen untuk mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan daya
saing nasional.

Dengan penerapan Inaportnet, lanjut dia, proses-proses di pelabuhan menjadi lebih


cepat, efisien, transparan dan kompetitif, yang tentunya dapat menurunkan biaya.

"Ayo, kita bersama bicara tentang daya saing negeri kita. Bagaimana mewujudkan
biaya nasional yang kompetitif supaya ekspor kita bisa bersaing dengan dunia
internasional," ajak Agus.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Capt Wisnu
Handoko menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustikom) Perhubungan telah menerapkan
Inaportnet secara bertahap di 16 pelabuhan sejak Juni 2016 sampai dengan Oktober
2017.

"Inaportnet versi 1.0 ini kita terapkan untuk memberikan layanan kapal di pelabuhan
yang lebih transparan, cepat, mudah dan murah," katanya.

Selanjutnya, Ditjen Perhubungan Laut dan Pustikom kembali melakukan


pengembangan Inaportnet dan berhasil meluncurkan Inaportnet versi 2.0 pada 29 Juni
2018.

Inaportnet versi kedua ini digunakan untuk layanan barang, khususnya peti kemas,
serta penerapan delivery order (DO) online di 10 terminal peti kemas internasional
yang terdapat di lima pelabuhan, yakni Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak,
Makassar, dan Tanjung Emas.

"Penerapan Inaportnet 2.0 ini memberikan manfaat dalam penghematan biaya


operasional dan mempersingkat waktu pelayanan kapal dan barang di pelabuhan,"
jelas Wisnu.
Sejak diluncurkan pertama kali pada 2016 sampai dengan saat ini, menurut dia,
Inaportnet telah membawa cukup banyak perubahan yang bermanfaat dalam
pelayanan pelabuhan.

"Namun demikian, tentunya diperlukan perbaikan dan peningkatan yang


berkesinambungan agar penerapan Inaportnet dapat memberikan manfaat yang
signifikan untuk membuat proses pelayanan di pelabuhan menjadi lebih efektif dan
efisien serta menurunkan biaya logistik," katanya.

etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=ht
ml&buku_id=67731

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian


Perhubungan menargetkan penerapan pengembangan sistem layanan tunggal
berbasis internet bernama Inaportnet di empat pelabuhan tahun ini.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antonius Tonny Budiono


menyebutkan empat pelabuhan tersebut, yakni Pelabuhan Makassar, Belawan,
Tanjung Priok, dan Surabaya.

Tonny menargetkan pada September ini inaportnet akan diterapkan di Pelabuhan


Makassar terlebuh dahulu.

"September tahun ini harus. Kami mulai dari Makassar karena Makassar
merupakan pelabuhan kecil, kalau yang kecil beres otomatis daerah lainnya lebih
gampang," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (17/5/2016).

Tonny mengatakan penerapan Inaportnet tersebut merupakan salah satu langkah


awal setelah dirinya dilantik menjadi Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub.

"Saya ditunjuk jadi koordinator pengawasan Inaportnet, jadi saya genjot. Kami
tekankan kepada mereka kalau Inaportnet itu hukumnya wajib," katanya.

Sistem berbasis internet tersebut dibutuhkan saat ini untuk mencegah berbagai
penyimpangan, seperti pungutan liar. "Agen-agen pelayaran itu jangan dibiasakan
face to face [tatap muka], nanti bisa pungli, kalau Inaportnet semua online, kecuali
keadaan emergency [darurat]," katanya.

Ke depannya, Tonny akan menerapkan Inaportnet untuk 50 pelabuhan, tetapi untuk


percontohan empat pelabuhan terlebuh dahulu.
"Kalau ada kesalahan dipikirkan bersama dicari solusinya yang penting kita tahu
business process-nya. Kalau kita tahu business processnya, kita cari
kelemahannya, mulai dari awal sampai akhir nanti ketahuan," katanya.

Dengan Inaportnet, nantinya seluruh perizinan akan melalui sistem online,


termasuk pendaftaran kapal dan sertifikasi pelaut yang dimaksudkan agar data
terpusat dan keterbukaan informasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi
sehingga cepat, mudah dan transparan.

Sistem tersebut juga mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhan yang standar


dalam melayani kapal barang untuk kegiatan kapal ekspor impor maupun domestik
yang melibatkan sistem-sistem layanan di Kantor Pusat Kemenhub.

Nantinya, Inaportnet tersebar di seluruh unit pelaksana teknis serta terintegrasi


Badan Usaha Pelabuhan, seperti Pelindo I,II,IIIdan IV, Kantor Bea dan Cukai,
Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karabtina Tumbuhan, Kantor Karantina Ikan
dan Kantor Imigrasi di Pelabuhan.

Ditjen Perhubungan Laut telah memetakan ada 16 pelabuhan dalam waktu dekat
ini yang akan diterapkan inaportnet, yakni:

1. Pelabuhan Belawan
2. Pelabuhan Batam
3. Pelabuhan Tanjung Priok
4. Pelabuhan Tanjung Perak
5. Pelabuhan Makassar
6. Pelabuhan Tanjung Emas
7. Pelabuhan Bitung
8. Pelabuhan Dumai
9. Pelabuhan Panjang
10. Pelabuhan Banten
11. Pelabuhan Tanjung Uban
12. Pelabuhan Balikpapan
13. Pelabuhan Banjarmasin
14. Pelabuhan Sorong
15. Pelabuhan Manggar
16. Pelabuhan Ambon.

Sumber : Antara

industri.bisnis.com/read/20160517/98/548468/kemenhub-targetkan-penerapan-inaportnet-di-4-
pelabuhan-tahun-ini
1 agust19
https://www.antaranews.com/berita/678209/pergerakan-kapal-di-tanjung-perak-terkendala-
inaportnet
(1 agust19)

Inaportnet Layanan Online Pelabuhan Part 2


INAPORTNET – Part 2
Siapa dan Bagaimana Cara Kerjanya ?

Seperti yang saya janjikan pada akhir postingan INAPORTNET – Part 1 beberapa
waktu yang lalu, pada postingan saya kali ini kita akan mengulas lebih mendalam terkait
sistem online ini.

Pada INAPORTNET – Part 2 ini kita akan mengulas siapa saja yang dapat mengakses
sistem ini atau unsur – unsur apa saja yang memiliki kepentingan dalam kegiatan pada
system online INAPORTNET dan Bagaimana cara kerjanya sehigga data dapat
terintegrasi menjadi sebuah siklus pelayanan kapal dan barang di pelabuhan.

Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, kita refresh terlebih dahulu mengingat kembali
apa itu INAPORNET, atau ada yang belum mengetahui sama sekali apa itu
INAPORTNET, rekan – rekan dapat membacanya di artikel saya sebelumny Inaportnet
– part 1 Apa dan Mengapa Inaportnet.

Mengingatkan kembali, INAPORTNET adalah system layanan tunggal secara


elektronik berbasis internet/web untuk mengintegrasikan system informasi
kepelabuanan yang standar dalam melayani kapal dan barang secara fisik dari seluruh
instansi dan pemangku kepentingan di pelabuhan. Ini merupakan system yang
memudahkan penggunanya untuk mengoperasikannya tanpa melihat kondisi tempat
dengan catatan alat pengoperasi (Hp, Tablet, maupun Laptop atau PC) terkoneksi
dengan jaringan internet.

Mungkin pembaca bertanya – tanya, siapa saja yang dapat mengakses INAPORTNET
atau bagaimana integrasinya?
INAPORTNET pada dasarnya sebagai system untuk melayani
kedatangan/keberangkatan (clearance in/out) kapal maupun untuk rencana kegiatan
bongkar muatnya. Sehingga yang dapat mengakses sistem ini hanya yang memiliki
kepentingan di pelabuhan. Yang mana antara lain:

1. Otoritas Pelabuhan;
2. Kesyahbandaran;
3. BUP (Pelindo I - IV)
4. Perusahaan Pelayaran/Agent;
5. Perusahaan Bongkar muat (PBM);
6. Jasa Pengurusan Transportasi (JPT);

Akan tetapi ada pilar pendukung agar sistem INAPORTNET dapat beroperasi dan
kegiatan kapal dan barang dapat di layani, antara lain:

1. SIMLALA, merupakan sistem online yang di operasikan Direktorat Lalu


Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubugan, yang menerbitkan SIUPAL/SIOPSUS dan penerbitan izin trayek
kapal (RPK, PKKA dan PPKN/Deviasi LN).
2. SIMKAPAL dan SIMPELAUT, merupakan sistem online yang di
operasikan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubugan, yang menghimpun data dan
penerbitan Tanda Pendaftaran Kapal dan penghimpun database pelaut.
3. SIMKEPEL, merupakan sistem online yang di operasikan oleh
Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubugan, yang menghimpun data pelabuhan – pelabuhan sesuai
UN/LOCODE.
4. SIMPONI, layanan yang tidak kalah pentingnya juga milik Kementerian
Keuangan yang terintegrasi di system Inaportnet, Sistem Informasi PNBP
Online (SIMPONI), dimana merupakan sistem billing yang dikelola oleh DJA
untuk memfasilitasi pembayaran/penyetoran PNBP dan penerimaan non
anggaran. SIMPONI memberi kemudahan bagi Wajib Bayar/Wajib Setor untuk
membayar/menyetor PNBP dan penerimaan non anggaran melalui
berbagai channel pembayaran seperti teller (Over The Counter), ATM (Automatic Teller
Machine), EDC (Electronic Data Capture), maupun internet banking. Dengan demikian,
masyarakat bebas memilih berbagai alternatif metode pembayaran yang sesuai
dengan kebutuhannya.
Secara sederhana dapat penulis ilustrasikan pada gambar di bawah:

Dari ilustrasi yang penulis sajikan di atas, pembaca dapat melihat integrasi yang terjadi,
disini penulis membagi 2 tahap dengan 3 integrasi sistem secara umum, berikut tahapan
dan integrasinya :

 PRA-INAPORTNET

Pada tahap Pra-Inaportnet merupakan tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu oleh
Perusahaan Pelayaran/Agent/Owner (Pemilik kapal), agar data perusahaan
(SIUPAL/SIOPSUS), data kapal (spesifikasi kapal) dan trayek kapal (RPK, PKKA dan
PPKN) dapat masuk ke sistem Inaportnet, pengguna jasa sebagai pengguna
layanan harus terdata dan terdaftar dilayanan yang telah disediakan oleh Kementerian
Perhubungan yang di operasikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut baik itu
SIUPAL/SIOPSUS, Spesifikasi Kapal (Tanda Pendaftaran Kapal) dan Trayek Kapal
(RPK (untuk kapal berbendera Indonesia yang beroperasi di Dalam Negeri), PKKA
(untuk kapal yang berbendera Luar Negeri dengan trayek ke Dalam Negeri), dan PPKN
(untuk kapal berbendera Indonesia yang di operasikan ke Luar Negeri)).

 INAPORTNET

Tahapan ini merupakan tahapan utama dalam kegiatan pelayanan kapal dan barang di
pelabuhan. Dalam tahapan ini terdapat siklus yang harus di lalui oleh Pengguna Jasa,
Regulator dan Operator dari proses/prosedur kapal masuk sampai pada saat kapal
berangkat, siklus secara sistem berkaitan dan tidak bisa melewati salah satu siklus yang
mandatori. Dari pengajuan kedatangan kapal oleh Pengguna Jasa ke Otoritas Pelabuhan
dan Kesyahbandaran, pengajuan pelayanan kapal dan barang dari Pengguna Jasa ke
BUP (Pelindo), sampai pada pengajuan layanan keberangkatan hingga penerbitan
PNBP Jasa Labuh dari SIMPONI dan penerbaitan SPB. Kesemuanya terangkum dalam
satu sikus INAPORTNET.

 INTEGRASI SISTEM

Dari 2 (dua) tahapan di atas, terlihat adanya 3 (tiga) integrasi system yang bekaitan,
secara umum berikut penulis coba sampaikan:

1. Yang petama, terintegrasinya Inaportnet dengan sistem/layanan yang


terdapat pada tahap Pra-Inaportnet. Data yang terdapat pada database layanan
Pra-Inaportnet secara otomatis dapat masuk ke Inaportnet pada saat Pengguna
Jasa menggunakan sistem dalam mengajukan layanan, baik itu pada saat
Perusahaan Pelayaran mengajukan registrasi perusahaan di layanan Inaportnet
dengan menggunakan nomor SIUPAL/SIOPSUS yang datanya ada pada
database SIMLALA, pada saat mengajukan kedatangan/ keberangkatan nomor
yang di masukan sesuai trayek (RPK/PKKA/PPKN) yang ada di SIMLALA,
data ini juga secara otomatis akan terintegrasi dengan data pada database
SIMKAPAL, SIMKEPEL dan SIMPELAUT.
2. Yang kedua, terintegrasinya layanan
kedatangan/keberangakatan di Inaportnet dengan sistem PPKB Online yang
di operasikan oleh BUP (Pelindo I-IV). Data yang diajukan akan masuk ke
sistem PPKB Online setelah dilakukan proses verifikasi.
3. Yang ketiga, integrasi terakhir antara Inaportnet dengan system layanan
Kementerian Keuangan (SIMPONI). SIMPONI akan menerbitkan kode billing
di layanan Inaportnet untuk penarikan PNBP Jasa Labuh yang akan di bayarkan
oleh Perusahaan pelayaran, dan apabila kewajiban PNBP telah dibayar oleh
Perusahaan Pelayaran, invoice yang diterbitkan di inaportnet akan bertanda lunas
dan siklus bisa di lanjutkan. Billing akan terbit pada saat Perusahaan Pelayaran
mengajukan keberangkatan.

Demikian ulasan untuk Part – 2 ini, semoga menambah wawasan untuk kita semua terutama untuk
penulis sendiri, saya menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi tulisan yang lebih baik lagi. Dan untuk PART
berikutnya penulis akan coba untuk mengulas SIKLUS INAPORTNET. JAYA MARITIM KU JAYA
NEGERI KU.
https://sea-and-port.blogspot.com/2017/02/inaportnet-part-2-siapa-dan-bagaimana.html. Tgl 6-8-
2019

Anda mungkin juga menyukai