Anda di halaman 1dari 14

HYDROPNEUMOTHORAX

MANIFESTASI KLINIS

- Biasanya akan ditemukan adanya nyeri dada yang terjadi secara tiba-tiba, nyerinya
tajam dan dapat menimbulkan rasa kencang di dada.
- Nafas yang pendek
- Nafas yang cepat
- Batuk
- Lemas
- Pada kulit bisa ada keluhan sianosis

DIAGNOSIS

Biasanya ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti ditusuk,
disertai sesak nafas dan kadang-kadang disertai dengan batuk batuk. Rasa nyeri dan sesak
nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat. Berat ringannya perasaan sesak
nafas ini tergantung dari derajat penguncupan paru, dan apakah paru dalam keadaan sakit
atau tidak. Pada penderita dengan COPD, pneumotoraks yang minimal sekali pun akan
menimbulkan sesak nafas yang hebat. Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-
tusuk se tempat pada sisi paru yang terkena, kadang-kadang menyebar ke arah bahu,
hipokondrium dan skapula. Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk. Sakit dada
biasanya akan berangsur-angsur hilang dalam waktu satu sampai empat hari.

Batuk-batuk biasanya merupakan keluhan yang jarang bila tidak disertai penyakit
paru lain; biasanya tidak berlangsung lama dan tidak produktif. Keluhan.keluhan tersebut di
atas dapat terjadi bersama-sama atau sendirisendiri, bahkan ada penderita pneumotoraks yang
tidak mempunyai keluhan sama sekali. Pada penderita pneumotoraks ventil, rasa nyeri dan
sesak nafas ini makin lama makin hebat, penderita gelisah, sianosis, akhirnya dapat
mengalami syok karena gangguan aliran darah akibat penekanan udara pada pembuluh darah
dimediastinum.

Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi, mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batukbatuk, sianosis
serta iktus kordis tergeser kearah yang sehat.
b) Palpasi, mungkin dijumpai spatium interkostalis yang melebar Stemfremitus melemah,
trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau ergeser ke arah yang
sehat. Fremitus melemah sampai menghilang.

c) Perkusi, Mungkin dijumpai sonor, hipersonor sampai timpani.

d) Auskultasi, mungkin dijumpai suara nafas yang melemah, sampai menghilang. Diagnosis
pasti ditegakkan dengan pemeriksaan Rontgen foto toraks. Pada rontgen foto toraks P.A akan
terlihat garis penguncupan paru yang halus seperti rambut. Apabila pneumotoraks disertai
dengan adanya cairan di dalam rongga pleura, akan tampak gambaran garis datar yang
merupakan batas udara dan caftan. Sebaiknya rontgen foto toraks dibuat dalam keadaan
ekspirasi maksimal.

Gambaran Radiologi

Pada gambaran radiologi hidropneumothorax merupakan perpaduan antara gambaran


radiologi dari efusi pleura dan pneumothorax. Pada hidropneumothorax cairan pleura selalu
bersama-sama udara, maka meniscus sign tidak tampak. Pada foto lurus maka akan dijumpai
air fluid level meskipun cairan sedikit. Pada foto tegak terlihat garis mendatar karena adanya
udara di atas cairan. Gambaran radiologi pada hidropneumothorax ini ruang pleura sangat
translusen dengan tak tampaknya gambaran pembuluh darah paru, biasanya tampak garis
putih tegas membatasi pleura visceralis yang membatasi paru yang kolaps, tampak gambaran
semiopak homogen menutupi paru bawah, dan penumpukan cairan di dalam cavum pleura
yang menyebabkan sinus costofrenikus menumpul.
DIAGNOSIS BANDING

- Infark Miokard

- Emboli Paru

- Pneumonia

- Efusi Pleura

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma secara umum


(primary survey - secondary survey)

Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah
: portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak dibenarkan
melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang emergensi.

Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk
menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan penyelamatan nyawa.
Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan atau setelah
melakukan prosedur penanganan trauma.

Water Sealed Drainage ( WSD )

Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus)
dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.

Indikasi dan tujuan pemasangan WSD

1. Indikasi :

 Pneumotoraks, hemotoraks, empyema

 Bedah paru :

- karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura

- reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC

- lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC

2. Tujuan pemasangan WSD

 Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura

 Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura

 Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan


pneumotoraks

 Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan


negatif pada intra pleura.

Prinsip kerja WSD

1. Gravitasi: Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang
rendah.
2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ).
Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg )

3. Suction

Jenis WSD

1. Satu botol

Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, satu
untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol.
Keuntungannya adalah :

- Penyusunannya sederhana

- Mudah untuk pasien yang berjalan

Kerugiannya adalah :

- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan

- Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol

- Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis
pengukuran drainase

2. Dua botol

Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua
bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel
botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.

Keuntungan :

- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan

- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik


Kerugian :

- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area
pleura.

- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.

- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.

3. Tiga botol

Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol
ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah
kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding
yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di
dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran
lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah
tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk memeriksa
patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan saat itu juga.

Keuntungan :

- sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.

Kerugian :

- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan
dan pemeliharaan.

- Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi

4. Unit drainage sekali pakai

 Pompa penghisap Pleural Emerson

Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di


dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga
botol.
Keuntungan :

- Plastik dan tidak mudah pecah

Kerugian :

- Mahal

- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.

 Fluther valve

Keuntungan :

- Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik

- Kurang satu ruang untuk mengisi

- Tidak ada masalah dengan penguapan air

- Penurunan kadar kebisingan

Kerugian :

- Mahal

- Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena
tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
 Calibrated spring mechanism

Keuntungan :

- Mampu mengatasi volume yang besar

Kerugian

- Mahal

Tempat pemasangan WSD

1. Bagian apeks paru ( apikal )

2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal

3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ).

Persiapan pemasangan WSD

 Perawatan pra bedah

1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.

2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa
dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan
sampai selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang
akan mempengaruhi tekanan.

3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan


keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.

4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan
dalam yang rutin pasca bedah.
 Persiapan alat

1. Sistem drainase tertutup

2. Motor suction

3. Selang penghubung steril

4. Cairan steril : NaCl, Aquades

5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter

6. Kassa steril

7. Pisau jaringan

8. Trocart

9. Benang catgut dan jarumnya

10. Sarung tangan

11. Duk bolong

12. Spuit 10 cc dan 50 cc

13. Obat anestesi : lidocain, xylocain

14. Masker

 Perawatan pasca bedah

Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain :

1. Perhatikan undulasi pada selang WSD

2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama

3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi


4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan
sampai selang terlipat

5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi

6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu

7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang
dibuang

8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran

9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema.

10. Anjurkan pasien menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif

11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh

Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa kondisi
dapat terjadi antara lain :

1. Motor suction tidak jalan

2. Selang tersumbat atau terlipat

3. Paru-paru telah mengembang

Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem
drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.

Cara mengganti botol WSD

1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.

2. Selang WSD diklem dulu

3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem

4. Amati undulasi dalam selang WSD.


Indikasi pengangkatan WSD

Paru-paru sudah reekspansi (mengembang sempurna) yang ditandai dengan :

- Tidak ada undulasi

- Tidak ada cairan yang keluar

- Tidak ada gelembung udara yang keluar

- Tidak ada kesulitan bernafas

- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara

Jika dengan tindakan WSD gagal, tindakan operatif dapat dilakukan. Seperti
torakoskopi dan torakotomi. Torakoskopi adalah suatu tindakan untuk melihat langsung ke
dalam rongga toraks dengan alat bantu torakoskop.
KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder sehingga dapat menimbulkan pleuritis, empiema.


2. Gangguan hemodinamika.
Pada pneumotoraks yang hebat, seluruh mediastinum dan jantung dapat tergeser ke arah yang
sehat dan mengakibatkan penurunan kardiak output, sehingga dengan demikian dapat
menimbulkan syok kardiogenik.
3. Emfisema; dapat berupa emfisema kutis atau emfisema mediastinalis.

PROGNOSIS

Hasil akhir dari hydropneumothorax tergantung dari penanganan dan tipe


hydropneumothoraxnya. Jika kecil dan spontan biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Jika sebelumnya ada penyakit terlebih dahulu, resiko mortalitas lebih besar, maka
membutuhkan penanganan yang segera. Angka kejadian berulang dapat terjadi hingga 40%,
biasanya berulang pada 1.5 sampai 2 tahun mendatang. Kekambuhan jarang terjadi pada
pasien-pasien yang dilakukan torakotomi terbuka, pada pasien yang penatalaksanaannya
cukup baik tidak ditemukan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai