“PREEKLAMSIA BERAT”
Fadhil Mayudha
2015730041
Pembimbing
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyajikan hasil laporan kasus dengan judul Preeklamsia
Berat. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan
klinikFakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pula terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dr. Eko Heny Susanto, Sp. OG (K) atas kesediaan beliau sebagai
pembimbing dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, baik dari
segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun
spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat memberikan masukan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk dunia kesehatan.
Penulis
STATUS PENDERITA PREEKLAMSIA
A. IDENTITAS
Nama : Ny. I
Umur : 18 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tonjong Girang 01/04 Gudang Cikalongkulon Cianjur
Tanggal Masuk RS : 5 Agustus 2019 pukul 21.06 WIB
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Penderita hamil dengan usia 33-34 minggu datang ke RSUD Sayang
Cianjur pukul 21.06 WIB karena keluhan pusing sejak 1 hari yang lalu SMRS
2. Riwayat penyakit sekarang : Kurang lebih sehari yang lalu sebelum masuk RS pasien
yang tengah hamil 33-34 minggu merasa pusing dan nyeri kepala. Pasien juga sempat
mengeluh pandangannya kabur, dan perut terasa mules. Pasien masih merasakan gerakan
janin saat dibawa ke RSUD Sayang Cianjur. Pasien mengaku tidak pernah melakukan
USG sebelumnya. Pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien menyangkal pernah mengalami hal ini sebelumnya
dan pasien tidak memliki riwayat darah tinggi, diabetes mellitus, jantung dan asma.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Terdapat riwayat penyakit darah tinggi pada anggota
keluarga.
5. Riwayat Pengobatan : Pasien saat ini tidak mengkonsumsi obat apapun.
6. Riwayat Alergi : Tidak ditemukan riwayat alergi pada makanan, minuman,
cuaca dingin maupun debu.
7. Riwayat Psikososial : Pasien seorang Wiraswasta tidak mengkonsumsi kopi,
alkohol dan tidak merokok.
8. Riwayat Pernikahan : Sekarang merupakan pernikahan pertama dengan stasus
pasien menikah pada usia 17 tahun
9. Riwayat Menstruasi
Menarche pada usia 12 tahun
Siklus Haid : teratur, 28 hari
Lama Haid : ± 7 hari, biasa tidak disertai dysmenorea
10. Riwayat Kontrasepsi : Tidak menggunakan alat kontrasepsi
11. Riwayat Persalinan : Merupakan persalinan pertama dengan umur kehamilan
33-34 minggu dengan jenis persalinan pervaginam yang dibantu oleh bidan. Keterangan
lainnya bayi lahir hidup spontan pada tanggal 02-08-2019 pukul 15.35 WIB dengan jenis
kelamin laki-laki. Berat badan bayi 3100 gram dan panjang badan 48 cm, Lingkar Kepala
33 cm dan Lingkar lengan atas 10 cm.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,7 ºC
4. Status Antropometri :
BB : 55 kg
TB : 155 cm
IMT : 22,890 kg/m2
Status Gizi : Normoweight
C. Status Generalisata
Kepala : Normocephali (+)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), kornea lensa keruh (-/-),
refleks cahaya (+/+)
Hidung : Tanda-tanda radang (-/-), massa (-/-), sekret (-/-), deviasi septum (-)
Telinga : Sekret (-/-), membran timpani intake
Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), Stomatitis (-), lidah kotor (-)
karies gigi (-), faring hiperemis (-), tonsil tidak membesar
Leher : pembesaran kelenjar (-), hipertiroid (-), peningkatan JVP (-)
D. Status THORAX
Paru-Paru :
Inspeksi : Normochest (+), pergerakkan dinding dada kanan dan kiri simetris
(+), retraksi dinding dada (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan (-/-), massa (-/-), krepitasi (-/-), vocal fremitus sama
kedua lapang paru (+/+)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis terlihat (-)
Palpasi : Ictus cordis teraba (-)
Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS IV linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung : reguler (+), murmur (-), gallop (-)
E. Status Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, distensi (-), jaringan parut (-), striae (+), linea nigra (+)
Auskultasi : Bising usus normal (+), 16 kali / menit
Palpasi : Supel (-), nyeri tekan epigastrium (-), asites (+)
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen (+)
Hepar : Nyeri (-), pembesaran hepar (-)
Limpa : Nyeri (-), pembesaran limpa (-)
Ginjal : Nyeri ketok (-/-)
F. Status Ekstremitas
Superior Inferior
Akral Hangat (+/+) (+/+)
CRT < 2 detik (+/+) (+/+)
Edema (-/-) (+/+)
Sianosis (-/-) (-/-)
G. Status Psikiatrikus
Sikap : kooperattif Ekspresi Muka : wajar
Perhatian : ada Kontak Psikik : ada
H. Status Obstetri
L1 : Teraba bagian bulat dan konsistensi kenyal (bokong)
L2 : Teraba bagian keras memanjang di perut ibu sebelah kanan (punggung
kanan)
L3 : Teraba bagian keras dan bulat (kepala)
L4 : Divergen
TFU : 29 cm
DJJ : 150x/m
HIS : 2 x 10’25”
HPHT : 27 Mei 2018
TP : 2 Agustus 2019
I. Pemeriksaan Dalam
Vagina dan vulva tidak ada keluhan, porsio tebal lunak, pembukaan 3-4cm, ketuban (+),
presentasi kepala
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
RUTIN
L. PEMBAHASAN
LEMBAR FOLLOW UP
Tanggal S O A P
01/08/2019 Pasien hamil Keadaan umum : sakit G1P0A0 - Dopamet 3x1 tab
21.06 33-34 sedang dengan - Nifedipin 1 tab
minggu,pusing, Kesadaran : Preeklamsia - Dexa 1 Ampul
nyeri kepala, Compomentis berat - Konservatif di VK
muntah, TD : 180/110 selahir
gerakan janin mmHG - Infus RL MgSO4
+, ketuban - HR : 90x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,7oC
DJJ :
150x/menit
Pemeriksaan
dalam: V/v tak,
porsio tebal
lunak,
pembukaan 3-
4cm, kepala
Hodge I
TFU : 29cm
Hb :11.4 mg/dl
Proteinuria: ++
01/08/2019 Pasien Keadaan umum : baik G1P0A0 - Observasi KU,
23.10 mengeluh Kesadaran : baik dengan TTV dan his
pusing dan Preeklamsia - Terpasang infus
mules DJJ : 155 Berat RL maintence
TD : 160/90 - Amniotomi
Pembukaan - Rencana drip
7cm oksitosin
Ketuban +
Kepala Hodge I
Pemeriksaan
dalam : v/v
tidak ada
kelainan, portio
tebal lunak
02/08/2019 Mules, pusing, Keadaan umum : baik G1P0A0 - Persiapkan
03.00 nyeri (skala Kesadaran : dengan lahiran
nyeri 5-6) compomentis Preeklamsia pervaginam
BJA : Berat
190x/menit
TD : 170/90
mmHg
Pembukaan
lengkap
02/08/2019 Pasien merasa Keadaan umum : Baik G1P0A0 - Infus RL
08.00 mules sering, Kesadaran : dengan maintence
terasa ingin compomentis Preeklamsia - oxsytosin
mengedan TD : 180/90 Kala II
mmHG
HR : 86x/menit
RR :21x/menit
DJJ :
150x/menit
Porsio tidak
teraba
Pembukaan
lengkap
02/08/2019 Pasien merasa Keadaan umum : Baik P1A0 post - Mengajarkan
11.55 lemas Kesadaran : partum ibu teknik
compomentis PEB + relaksasi
TD : 140/100 Partus lama - Memimpin ibu
mmHG mengedan
TFU 2 jari - Episiotomi
dibawah - Bayi lahir
umbilicus spontan drip
dengan JK :
perempuan, BB
3100gr, PB 48
cm, LK : 33,
LLA :10,LD :31
cm
- Plasenta lahir
- Eksplorasi
- Perineum
hecting
- Observasi
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.3. Edema
Edema pada kehamilan normal dapat ditemukan edema dependen, tetapi jika
terdapat edema independen yang djumpai di tangan dan wajah yang meningkat
saat bangun pagi merupakan edema yang patologis. Kriteria edema lain dari
pemeriksaan fisik yaitu: penambahan berat badan > 2 pon/minggu dan
penumpukan cairan didalam jaringan secara generalisata yang disebut pitting
edema > +1 setelah tirah baring 1 jam.
2.5.3. Mata
Pada preeklampsia tampak edema retina, spasmus menyeluruh pada satu atau
beberapa arteri, jarang terjadi perdarahan atau eksudat. Spasmus arteri retina yang
nyata dapat menunjukkan adanya preeklampsia yang berat, tetapi bukan berarti
spasmus yang ringan adalah preeklampsia yang ringan.
Skotoma, diplopia dan ambliopia pada penderita preeklampsia merupakan
gejala yang menunjukan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan aliran darah pada pusat penglihatan di korteks serebri maupun didalam
retina (Wiknjosastro, 2006).
2.5.4. Paru
Edema paru biasanya terjadi pada pasien preeklampsia berat yang mengalami
kelainan pulmonal maupun non-pulmonal setelah proses persalinan. Hal ini terjadi
karena peningkatan cairan yang sangat banyak, penurunan tekanan onkotik koloid
plasma akibat proteinuria, penggunaan kristaloid sebagai pengganti darah yang
hilang, dan penurunan albumin yang diproduksi oleh hati.
2.5.5. Hati
Pada preeklampsia berat terdapat perubahan fungsi dan integritas hepar,
perlambatan ekskresi bromosulfoftalein, dan peningkatan kadar aspartat
aminotransferase serum. Sebagian besar peningkatan fosfatase alkali serum
disebabkan oleh fosfatase alkali tahan panas yang berasal dari plasenta. Pada
penelitian yang dilakukan Oosterhof dkk, dengan menggunakan sonografi
Doppler pada 37 wanita preeklampsia, terdapat resistensi arteri hepatika.
Nekrosis hemoragik periporta di bagian perifer lobulus hepar menyebabkan
terjadinya peningkatan enzim hati didalam serum. Perdarahan pada lesi ini dapat
mengakibatkan ruptur hepatika, menyebar di bawah kapsul hepar dan membentuk
hematom subkapsular (Cunningham, 2005).
2.5.6. Ginjal
Lesi khas pada ginjal pasien preeklampsia terutama glomeruloendoteliosis,
yaitu pembengkakan dari kapiler endotel glomerular yang menyebabkan
penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal. Konsentrasi asam urat plasma biasanya
meningkat terutama pada preeklampsia berat. Pada sebagian besar wanita hamil
dengan preeklampsia, penurunan ringan sampai sedang laju filtrasi glomerulus
tampaknya terjadi akibat berkurangnya volume plasma sehingga kadar kreatinin
plasma hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kadar normal selama hamil
(sekitar 0,5 ml/dl). Namun pada beberapa kasus preeklampsia berat, kreatinin
plasma meningkat beberapa kali lipat dari nilai normal ibu tidak hamil atau
berkisar hingga 2-3 mg/dl. Hal ini disebabkan perubahan intrinsik ginjal akibat
vasospasme yang hebat (Cunningham, 2005).
Kelainan pada ginjal biasanya dijumpai proteinuria akibat retensi garam dan
air. Retensi garam dan air terjadi karena penurunan laju filtrasi natrium di
glomerulus akibat spasme arteriol ginjal. Pada pasien preeklampsia terjadi
penurunan ekskresi kalsium melalui urin karena meningkatnya reabsorpsi di
tubulus (Cunningham,2005).
Kelainan ginjal yang dapat dijumpai berupa glomerulopati, terjadi karena
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul
tinggi, misalnya: hemoglobin, globulin, dan transferin. Protein – protein molekul
ini tidak dapat difiltrasi oleh glomerulus.
2.5.7. Darah
Kebanyakan pasien preeklampsia mengalami koagulasi intravaskular (DIC)
dan destruksi pada eritrosit (Cunningham, 2005). Trombositopenia merupakan
kelainan yang sangat sering, biasanya jumlahnya kurang dari 150.000/μl
ditemukan pada 15 – 20 % pasien. Level fibrinogen meningkat pada pasien
preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil dengan tekanan darah normal. Jika
ditemukan level fibrinogen yang rendah pada pasien preeklampsia, biasanya
berhubungan dengan terlepasnya plasenta sebelum waktunya (placental
abruption).
Pada 10 % pasien dengan preeklampsia berat dapat terjadi HELLP syndrome
yang ditandai dengan adanya anemia hemolitik, peningkatan enzim hati dan
jumlah platelet rendah.