PARTISIPASI PEMILIH
(Studi Pada Pemilih Pemula, Perempuan dan Kelompok Marjinal pada Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati 2018 di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara)
(TESIS)
Oleh :
TOHAP HASUGIAN
Oleh
TOHAP HASUGIAN
Setiap pemilu berlangsung masih terdapat sekitar 20% pemilih yang tidak
menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Dairi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis strategi yang dilakukan oleh KPU dalam meningkatkan
partisipasi pemilih di Kabupaten Dairi. Tipe penelitian adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berupa hasil wawancara dan
dokumen kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Dairi berhasil meningkatkan tingkat partisipasi pemilih kepala
daerah 2018 sebesar 7,08%. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang digunakan
oleh KPU Kabupaten Dairi dalam meningkatkan tingkat partisipasi pada
tahapan pemutakhiran daftar pemilih bekerjasama dengan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil dan tahapan sosialisasi dengan program
andalan “KPU goes to onan”. Pada segmen kelompok marjinal tidak dilakukan
sehingga yang dilakukan hanya pada segmen pemilih pemula dan pemilih
perempuan. Penerapan strategi pada tahapan pemutakhiran data pemilih dan
sosialisasi dengan urutan: Pertama, strategi penguatan dengan menciptakan
kekokohan antara penyelenggara pemilihan. Kedua, strategi bujukan, KPU
Kabupaten Dairi berusaha mengajak masyarakat agar terdaftar dan mengecek
nama mereka dalam proses tahapan pemutakhiran daftar pemilih serta
menerima pesan-pesan yang disampaikan pada tahapan sosialisasi. Ketiga,
strategi rasionalisasi, KPU Kabupaten Dairi kurang berhasil melakukan strategi
rasionalisasi terhadap pemilih karena hanya memastikan pemilih terdaftar
dalam daftar pemilih dan mengajak pemilih untuk mencoblos pada saat
pemilihan. Keempat. Strategi konfrontasi, KPU Kabupaten Dairi kurang
maksimal dalam melakukan strategi konfrontasi dalam proses pemutakhiran
daftar pemilih dan pada tahapan sosialisasi.
By
Tohap Hasugian
In every Elections took place, there were at least 20% voters who did not use their
right in Dairi Regency. This research purpose to analyze the strategy that had been
done by KPU of Dairi Regency to increase voters participation. The type of this
research is descriptive with qualitative approach. The data is sourced from the
interviews and the library documents. The result of this research shows that The
General Elections Commission of Dairi Regency has been succeeded to increase
the rate of the voters participation in Regional Head Election 2018 about 7,08%.
This is inseparable from the strategy that had been used by KPU of Dairi Regency
to increase the rate of participation at the stage of updating the voters list in
collaboration with the Civil Registry Service Office and at the stage of
socialization with the main program “KPU goes to onan”. It was not done to the
marginalized groups but only at the beginner voters and women. The
implementation of these strategies at the voters updating data and the socialization
in order: first, the strengthening strategy by creating the robustness among the
Electoral Management Bodies. Second, the persuasion strategy, KPU of Dairi
Regency had been tried to invite the public to be registered and checking their
names in the process of voters updating data and accepting the advices at the
socialization stage. Third, the rationalization strategy, KPU of Dairi Regency was
not successfully accomplishing the rationalization strategy that caused by only
ensures the voters who have been registered in the voters list and invites the the
voters to vote at the time of the elections. Fourth, the confrontation strategy, KPU
of Dairi Regency was not optimal in conducting the confrontation strategy in the
process of voters updating data and election socialization.
Oleh
TOHAP HASUGIAN
(TESIS)
Pada
Tian Hasugian.
Kabupaten Dairi tahun 1989-1995, SMP Negeri 1 Sidikalang Kabupaten Dairi 1995-
1998, SMU Negeri 1 Sidikalang Kabupaten Dairi 1998-2001, dan lulus dari S1
Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai Aparatur Sipil Negara pada Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nias Selatan pada Subbag Teknis
3 tahun 4 bulan yang kemudian dimutasi ke KPU Kabupaten Dairi dan bekerja tetap
sampai sekarang.
Pada tahun 2016, penulis mendapatkan beasiswa untuk melaksanakan tugas belajar
Hasugian
Jangan menunggu bahagia baru bersyukur tapi bersyukurlah maka kamu akan
bahagia.
PERNYATAAN
Perempuan dan Kelompok Marjinal pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
2018 di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara)” adalah karya saya sendiri
dan tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan penguji
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya orang lain
dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan kepada Universitas Lampung.
Tohap Hasugian
NPM. 1626021035
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus, atas kasih dan karunia-Nya
(Studi Pada Pemilih Pemula, Perempuan dan Kelompok Marjinal pada Pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati 2018 di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara) sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Ilmu Pemerintahan di Universitas
Lampung.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung,
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
4. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D., selaku Pembimbing Utama atas bimbingannya
5. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A., selaku selaku Pembimbing Pembantu atas
6. Bapak Dr. Robi Cahyadi K, M.A., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya
8. Istriku tersayang Masro Sui Limbong. A.Md.Keb serta anak-anakku yang menjadi
penyemangat dan motivasi dalam menjalani kehidupan ini. Semoga berkat Tuhan
9. Seluruh staf pengajar dan akademik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
10. Sahabat-sahabat Tata Kelola Pemilu Batch II tahun 2016 Iksan, Zuhairi Sanofi,
Agung Nugroho, Risma Mauli Az, Mery Anggraini, Yuliza, Muhaziroh, Susi
kita semua dan tetap terjaga jalinan komunikasi walau sudah kembali ke satuan
kerja masing-masing.
11. Sahabat-sahabat Tata Kelola Pemilu Batch I, III dan IV tahun 2015, 2017 dan
12. Teman-teman MIP Konsentrasi Otonomi dan Politik Daerah dan Manajemen
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
selama proses penulisan tesis ini yang belum dapat saya sebutkan satu-persatu.
Penulis,
Tohap Hasugian
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ii
I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 26
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................... 26
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................. 27
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 28
A. Strategi....................................................................................................... 28
1. Strategi................................................................................................... 28
2. Bentuk Strategi ...................................................................................... 30
3. Manajemen Strategi ............................................................................... 31
B. Pemilih Pemula, Perempuan dan Kelompok Marjinal .............................. 33
1. Pemilih pemula ...................................................................................... 33
2. Perempuan ............................................................................................. 34
3. Kelompok Marjinal................................................................................ 35
4. Teori SWOT .......................................................................................... 36
5. Pilkada Akses......................................................................................... 38
C. Partisipasi Politik ....................................................................................... 40
1. Partisipasi Politik ................................................................................... 41
2. Bentuk Partisipasi Politik ...................................................................... 42
D. Perilaku Pemilih ........................................................................................ 44
1. Perilaku Pemilih..................................................................................... 44
2. Bentuk Perilaku Pemilih ........................................................................ 48
E. Kerangka Teori .......................................................................................... 51
1. Strategi................................................................................................... 51
2. Partisipasi Pemilih ................................................................................. 53
a. Pemilih Pemula ................................................................................. 54
b. Perempuan......................................................................................... 55
c. Kelompok Marjinal ........................................................................... 58
Tabel Halaman
Gambar Halaman
MK : Mahkamah Konstitusi
Tabel Halaman
10. Jadwal kegiatan tatap muka segmen pemilih perempuan .......................... 134
11. Perbandingan data 2013 dan data 2018 pada pilkada di Kabupaten
GAMBAR Halaman
MA : Mahkamah Agung
MK : Mahkamah Konstitusi
UU : Undang-Undang
demokrasi yang dinanti banyak orang. Terlepas dari tujuan, apakah ingin menjadi
calon atau menjadi tim sukses calon yang akan mencalonkan itu. Pemilihan umum
ini diharapkan akan menghasilkan para pemimpin atau pengambil kebijakan yang
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Awal
perubahan besar tersebut terjadi di tahun 2005, dimana pada waktu itu untuk
pertama kalinya Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dipilih secara langsung
oleh rakyat. Peristiwa ini menunjukkan babak baru dalam sejarah politik daerah di
Indonesia.
Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (selanjutnya disebut
Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi UU. Pasal 1 ayat (1) dikatakan:
Keputusan untuk memilih sistem pilkada langsung bukan datang secara tiba-tiba,
2
demokrasi.
suatu capaian yang baik dalam proses demokrasi di Indonesia. Melalui pilkada
berpartisipasi dalam proses politik dalam rangka rekrutmen politik lokal secara
karena masyarakat lokal akan memilih sendiri siapakah calon pemimpinnya atau
walaupun banyak hal yang menjadi konsekuensinya, seperti biaya besar, energi,
pemimpin daerah yang murni secara demokratis, sesuai kehendak dan tuntutan
rakyat sangat tergantung pada sikap kritisme dan rasionalitas rakyat sendiri.
bukan demokrasi prosedural yang selama ini telah dijalankan dalam kehidupan
berdemokrasi.
3
Demokrasi dimaknai sebagai proses yang memiliki implikasi anggaran besar dan
terjamin, etika politik yang terabaikan, saat inilah cara pandang demikian yang
harus dirubah. Hal ini juga memberikan tanda bahwa demokrasi di tingkat lokal
Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati Maupun Walikota Dan Wakil
Walikota.
Pilkada Dairi 2013 yang lalu tingkat partisipasi sebesar 73 % telah menunjukkan
pada pilkada 2008 yang mana tingkat partisipasi pemilih sebesar 72,23 %. Pemilih
masih banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam menyampaikan hak
suara sehingga harus mendapatkan perhatian khusus agar hal ini tidak terjadi pada
pemilu berikutnya. Surat suara yang tidak terpakai adalah satunya bentuk bukti
penyelenggaraan pemilu ini. Padahal anggaran untuk pengadaan surat suara ini
juga tidak murah. Karena akibat pelaksanaan pemilu ini banyak menyedot
kegiatan pemilu.
4
Tabel 1. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Tahun 2008, 2013, 2018
Faktor penyebab kenapa para pemilih tidak menyampaikan hak pilihnya memang
kandidat yang akan maju, kurangnya sosialisasi dari penyelenggara pemilu, para
pemilih yang sudah merasa bosan atau jenuh dengan kegiatan pemilu yang
kesannya seperti terus-menerus. KPU Kabupaten dalam hal ini harus memberikan
perhatian agar beberapa alasan diatas tidak sampai terjadi sehingga tingkat
partisipasi pemilih dapat meningkat semakin baik dan minimal dapat mencapai
pada pilkada Kabupaten Magetan yang salah satunya karena adanya praktek
money politic dan adanya peran dari lembaga sosial lainnya. Demokrasi langsung
tinggi, konspirasi politik, money politic bahkan dampak lain adalah tingginya
yaitu pendidikan politik sekaligus penguatan potensi lokal yang selama ini
terabaikan.
5
antara masyarakat sipil dengan lembaga kekuasaan lokal, dimana aktor pelaksana
umumnya dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan
Korupsi massal adalah salah satu permasalahan baru sebagai implikasi dari bagi-
Dewan perwakilan rakyat yang terbukti terlibat dalam kasus yang menyangkut
Korupsi karena terlibat dalam masalah korupsi yang telah merugikan keuangan
negara.
6
Momen pilkada inilah dijadikan tolak ukur menilai partisipasi masyarakat sebagai
bagian dari proses pendidikan politik yang baik. Semakin tinggi partisipasi
Berbicara tentang partisipasi pemilih ini dimana di beberapa daerah yang telah
terdaftar resmi.
Arianto (2011:52), mengatakan bahwa: golput tidak hanya terjadi dalam pemilu
legislatif. Dalam perhelatan politik di tingkat lokal seperti pilkada gejala golput
juga terjadi. Dalam pilkada Gubernur Kepulauan Riau dari data quick count yang
angka 50%. Pilkada Batam 2011 angka masyarakat yang tidak memilih melebihi
angka 50%, kasus yang sama juga terjadi di Kabupaten Karimun di atas 40%
politik.
b. Menurunnya kinerja partai politik yang tidak memiliki platform politik yang
realistis dan kader politik yang berkualitas serta komitmen politik yang
aspirasi publik.
Begitu juga dengan LSI yang merasa prihatin dengan rendahnya partisipasi politik
bulanan LSI edisi 05 September 2007 yang berjudul Golput Dalam Pemilukada,
8
didalamnya menyebutkan salah satu gejala penting dari pilkada hingga saat ini
adalah tingginya angka pemilih yang tidak ikut dalam pemilihan (golput). Di
sejumlah wilayah, angka golput ini bahkan mencapai hampir separuh, seperti yang
terjadi dalam pilkada Kota Surabaya, Kota Medan, Kota Banjarmasin, Kota
Jayapura, Kota Depok dan Provinsi Kepulauan Riau. Tidak jarang jumlah golput
lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan suara pemenang pilkada. Jika dibuat
Melihat dari tingkat partisipasi pemilih dimasyarakat yang sudah terjadi itu maka
Komisi Pemilihan Umum (selanjutnya disebut KPU) harus bekerja ekstra keras
agar dapat menekan rendahnya tingkat partisipasi pemilih itu. Salah satu cara
potensial seperti pada pemilih pemula, kaum marjinal, komunitas dan masyarakat
umum. Dimana apabila ke empat segmen dari para pemilih itu telah tersentuh
maka dapat menjadi perpanjangan tangan agar sosialisasi KPU dapat ditransfer
dan sistem politik tidak mengalami hambatan. Pemilu sebagai instrumen utama
sebagai wakil rakyat atau sebagai penguasa yang akan duduk dalam
pemerintahan.
Tidaklah heran isu tinggi rendahnya angka partisipasi berkaitan dengan tingkat
legitimasi dan kepercayaan warga kepada wakil mereka atau orang yang diberi
9
salah satu bagian dari keberlanjutan demokrasi, tingkat partisipasi pemilih juga
akan berdampak pada siapa yang akan memenangkan pemilu dan mengatur
termasuk Indonesia menjadikan partisipasi sebagai salah satu agenda yang tidak
dapat dikesampingkan dalam proses pemilu, khususnya dalam hal kehadiran atau
tidaknya warga negara untuk memilih (voter turn out). Tujuan untuk mencapai
pemilu yang demokratis itu dapat terlaksana dengan baik jika semua elemen turut
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota menyebutkan
internet (netizen).
2. Masyarakat umum.
3. Media massa.
4. Organisasi kemasyarakatan.
5. Instansi pemerintah.
mau datang memilih juga merupakan hal yang sangat diperlukan oleh KPU
mengajak mereka untuk mau turut berkontribusi. Tidak menjadi pemilih yang
Untuk mencapai tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi maka seluruh segmen
pemilih diatas harus tersentuh, jangan sampai ada segmen yang tidak dilakukan
sosialisasinya, sebab setiap segmen pemilih mempunyai hak suara yang sama
memilih ini juga harus menggunakan strategi yang baik untuk dapat mengajak
pemilih, dalam hal ini penulis menekankan pada segmen pemilih pemula, pemilih
Data Pemilih pemula pada pilkada 2018 ini menurud analisis DP4 yang diberikan
16.564, pemilih perempuan 13.854 maka total pemilih pemula 28.418 jiwa. Ini
merupakan angka yang sangat potensial untuk diperhatikan hak pilihnya. Dalam
penulisan tesis ini penulis perlu menjelaskan bahwa untuk angka pasti yang tertera
dalam berita acara KPU itu tidak ada. Demikian halnya juga ketika pemutakhiran
data dilakukan tidak ada juga kolom yang disediakan untuk menunjukkan apakah
pemilih itu masuk ke kategori pemilih pemula atau tidak sehingga disini penulis
Pemilih pemula pada angka diatas adalah para pemilih yang dilihat dari umur saja
umur. Penulis tidak dapat memastikan berapa jumlah angka yang valid. Melihat
memperhitungkan jumlah itu sehingga hak para pemilih pemula itu dapat
diperoleh dengan baik dan sesuai aturan yang ada. Secara pasti Jangan sampai
suara yang ada ini tidak mendapat pendidikan politik yang baik karena masih
Pemilih perempuan pada pilkada 2018 sesuai dengan DPT adalah 88.891 jiwa
ada di Kabupaten Dairi. Secara umum peranan perempuan dalam berpolitik ini
juga masih tergolong rendah. Sebagai contoh kecil saja, apabila kita melihat
kelompok perempuan yang terlibat di dalam partai politik masih sangat kecil
sekali. Padahal di dalam peraturan KPU telah menyebutkan bahwa partai politik
Dalam kenyataan dilapangan itu masih jauh dari yang diharapkan. Jumlah
perempuan yang terlibat dalam partai itu masih hanya untuk memenuhi
perempuan hanya mengurus urusan rumah tangga. Hal inilah yang masih ada
dalam benak para perempuan yang menjadi salah satu penghambat bagi mereka
untuk dapat tampil dalam dunia politik. Banyak alasan lain yang masih ada tetapi
dalam penelitian ini penulis ingin mencoba melihat bagaimana strategi yang
12
dilakukan KPU Kabupaten Dairi untuk menarik minat perempuan ini agar mau
Kelompok marjinal juga merupakan kelompok pemilih yang harus juga mendapat
yang rentan disalah gunakan oleh para “politikus nakal”. Berusaha untuk
barang sehingga nantinya mereka mau diarahkan untuk mau memilih para
pemberi itu. Berdasarkan dari data dinas sosial Kabupaten Dairi bahwa untuk
tahun 2018 ini jumlah keluarga penerima bantuan sebanyak 9.773 keluarga,
KPU Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara pemilihan umum pada pilkada 2018
ini harus turut memperhatikan kelompok marjinal ini agar mau memberikan hak
pilihnya dengan sesuai hati nurani masing-masing. Angka 9.773 jiwa ini juga
pemutakhiran data pemilih atau dalam berita acara hasil pemungutan suara
dapat melihat kenyataan dilapangan bahwa data diatas sebenarnya masih kurang
Sehingga penulis sulit untuk membuat data pasti berapa data pemilih marjinal ini.
Dalam program PKH ini para penerima bantuan adalah orang-orang yang masuk
dalam ekonomi kecil. Latar belakang pekerjaan para penerima bantuan ini
13
Program PKH yang langsung ditangani oleh kementerian sosial ini yang bertujuan
penyebaran kelompok marjinal ini tidak mengenal tempat, apakah dia tinggal di
Dairi harus turun langsung untuk menyentuh kelompok ini agar bisa langsung
melakukan pendidikan politik yang baik. Kerja sama yang baik juga diperlukan
dengan pemerintah daerah atau instansi dan partai politik agar mau bersama-sama
membuka pikiran para kelompok marjinal ini untuk turut ikut dalam pilkada 2018
membuat masyarakat adalah menjadi penentu berjalannya proses dari awal hingga
hasil dari proses demokrasi atau pilkada itu sendiri. Perilaku pemilih masyarakat
Perilaku pemilih yang dimaksud disini adalah antara lain pemberian suara atau
proses voting, partai politik dan tidak memberikan suara atau non voting.
KPU sebagai lembaga yang bertugas dalam penyelenggaraan pesta demokrasi itu
dituntut agar bisa bekerja sebaik mungkin, sehingga hak-hak dari masyarakat
dalam pemilu menjadi salah satu tugas pokok dari KPU Pusat, KPU Propinsi dan
14
KPU Daerah. KPU mempunyai tugas yang sama untuk mencapai kesuksesan
pemilu yang salah satunya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.
Dairi pada 2013 yang lalu telah melaksanakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
yang berlangsung dengan beberapa kejadian yang kurang pantas untuk ditiru.
Pada saat tahapan pilkada sedang berlangsung terjadi beberapa peristiwa dari Tim
pemenangan pasangan calon Bupati yang tidak setuju dengan kinerja KPU
(https://news.detik.com/berita/2378951). polisi-amankan-provokator-kerusuhan-
Pada saat masa tugas dari PPDP ini berakhir, banyak ditemukan pemilih yang
terdaftar tetapi sudah meninggal, sudah pindah, belum cukup umur, TNI/Polri dan
(selanjutnya disebut DPS) sampai pada yang terakhir Data Pemilih Tetap
(selanjutnya disebut DPT) tim pemenangan pasangan calon tetap tidak setuju
dengan hasil yang ditetapkan, sebab Tim Pemenangan pasangan calon Bupati dan
Wakil Bupati mencurigai ada permainan dari KPU Dairi atau kurang seriusnya
KPU Dairi dalam melakukan verifikasi terkait masalah daftar pemilih ini.
Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (selanjutnya disebut PPDP) pada saat itu
15
masih bermasalah dalam bekerja. Sebagai contoh untuk data pemilih, dimana
masih ada para petugas yang tidak bekerja dengan baik sesuai dengan petunjuk
yang telah disampaikan oleh KPU Kabupaten Dairi. Para petugas itu harus
langsung melakukan cross check DP4 (daftar pemilih penduduk potensial) atau
bukan bekerja di atas meja saja sehingga nantinya data yang diperoleh lebih valid.
Agustinus Simamora mensinyalir dicurigai sekitar 33.000 (tiga puluh tiga ribu)
diakses 16 April 2018. Selain itu data pemilih yang terindikasi fiktif ini, ditambah
lagi secara kebetulan Ketua KPU Kabupaten Dairi dan salah Satu calon Bupati
yang juga petahana itu bermarga yang sama yakni Sitohang menjadi alasan
tambahan lain bagi para Tim pemenangan itu untuk tidak mempercayai kinerja
Puncak dari kurang akuratnya daftar pemilih dan kurangnya keterbukaan KPU
Kabupaten Dairi pada saat itu untuk saling terbuka membahas ini dengan cara
kantor pemerintah dan mobil operasional KPU. Akibat dari kejadian itu membuat
situasi kerja pada saat itu menjadi tidak kondusif sedangkan tahapan pemilu harus
jalan terus. Data partisipasi pemilih pada pilkada antara 2008 dengan 2013
yang tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 50.360 dan persentase partisipasi
pilkada-dairi-dua-putaran-parlemenbudiman-dan-jhonnyirwansyah-akan-bersaing-
Kabupaten Dairi telah melaksanakan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah pada Tahun 2013 yang lalu, dimana tingkat partisipasi masyarakat
(pemilih) sebanyak 73 persen dari total pemilih (sumber dari KPU Kabupaten
Dairi). Angka ini sudah meningkat dibandingkan dengan pilkada tahun 2008.
Fenomena kejadian di masa pilkada 2013 yang lalu harus bisa dijadikan pelajaran
agar hal seperti itu tidak terulang lagi pada pilkada berikutnya. Walau telah terjadi
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 2018 ini dapat meningkat minimal pada angka
75 persen dari total jumlah pemilih (sumber: wawancara dengan Komisioner KPU
Dairi). Ini akan menjadi tugas yang cukup berat bagi KPU mengingat masih
banyak masyarakat yang masih apatis dan melakukan tindakan golput pada saat
pemilihan.
relevan sebagai referensi untuk penulis, dapat dilihat dari uraian di bawah ini :
dan integritas.
Perbedaan dari jurnal Sri Zul Chairiyah dengan penelitian ini terletak pada :
partisipasi pemilih.
Dairi.
3. Sejauh mana strategi yang digunakan untuk tiga segmen pemilih yaitu
b. Tia Subekti (2014) dalam jurnal Skripsi dengan judul “Partisipasi Politik
seperti pada pilkada tahun 2013 yang mencapai 72%. Walaupun setelah
terlepas dari adanya praktek money politik yang terjadi di masyarakat dan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik
dalam partisipasi politik. Dalam temuan peneliti terdapat empat lembaga sosial
72%.
Perbedaan dari jurnal skripsi Tia Subekti dengan penelitian ini terletak
c. Ryan Yudi Andila (2015) dalam Tesis dengan judul “Strategi KPU dalam
Bandar Lampung Tahun 2015). KPU Kota Bandar Lampung berhasil menekan
19
angka golput pada pemilihan 2015 sebesar 7,70%. Hal ini menjadi parameter
strategi yang telah diterapkan oleh KPU Kota Bandar Lampung untuk
kualitatif. Teori yang digunakan adalah menurud Newman dalam Pito yaitu
konfrontasi.
di tingkat bawah yaitu PPK, PPS dan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih
masyarakat yang apatis dan cenderung tidak perduli terhadap proses pemilihan.
Perbedaan penelitian Rian Yudi Andila dengan penelitian ini adalah penelitian
20
Dalam penelitian ini menyebutkan tentang srategi yang dilakukan oleh KPU
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data
dalam hal ini adalah para pelajar yang duduk di bangku SLTA sederajat,
Sedangkan perbedaan jurnal ini dengan penelitian ini adalah bahwa dalam
penelitian ini peneliti telah membagi tiga segmen pemilih yang menjadi
prioritas utama yaitu: pemilih pemula, perempuan dan pemilih marjinal agar
e. Novendi Setiawan (2016) dalam jurnal Skripsi dengan judul “Strategi KPU
cara identifikasi misi KPU Bantul, yang kedua analisis lingkungan strategi
dengan analisa SWOT, dan yang ketiga analisis isu strategi. Terkait strategi
pemilih.
ini tidak hanya melihat dari satu segmen saja yaitu pemilih pemula tetapi
yang diteliti lebih luas yang bertujuan agar mendapatkan data yang lebih baik.
f. Siti Marwiyah (2016) dalam jurnal dengan judul “Golput dalam Pemilukada
serentak”.
dengan aman tetapi menyisakan masalah baru yakni adanya fenomena golput.
Dengan jumlah pemilih sekitar 738.000, jumlah pemilih yang suaranya dinilai
dihitung dengan jumlah suara yang tidak sah dan golput, maka jumlah suara
yang diperoleh pemenang pemilukada masih jauh tertinggal. Hal ini karena
jumlah suara yang tidak sah atau pemilih yang memilih golput, mencapai 319
ribu.
Calon kepala daerah dalam pemilukada itu tidak sesuai dengan kriteria yang
melorot.
tergolong serius. Salah satunya adalah masalah golput atau adanya sebagian
serentak. Warga yang tidak menggunakan hak pilih ini jumlahnya sangat
banyak. Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, alias golput dalam
faktor utamanya adalah kualitas calon pimpinan daerah yang akan dipilih
pemilukada serentak.
Perbedaan penelitian Siti Marwiyah ini dengan penelitian ini adalah bahwa
disini peneliti tidak hanya berbicara tentang fenomena golput tetapi berusaha
untuk menekan semakin rendah angka golput sehingga legitimasi dari hasil
g. Helby Sudrajat (2016) dalam jurnal dengan judul “Golput dalam diskursus
etika Pemilu”.
Dalam penelitian ini berbicara tentang golput dari sudut etika pemilu dimana
hal ini merupakan perilaku yang kurang tepat. Banyak orang menganggap
golput sebagai suatu tindakan yang tidak berdosa dan hal ini terjadi karena
24
pemilih sudah apatis terhadap pemilu. Metode yang digunakan dalam tulisan
ini merupakan esai kualitatif yang menggunakan metode penalaran ilmiah serta
peristiwa khusus yang menarik untuk diteliti dan mencari simpulan dengan
golput dalam diskursus etika pemilu merupakan perilaku yang kurang tepat.
Hal ini didasarkan pada nilai-nilai etika yang melandasi etika pemilu. Sebagai
bagian kecil dari etika pemilih pemilu, golput memiliki konsekuensi etis,
dimana siapa saja yang melakukannya akan dihadapkan pada etika pemilu yang
dianggap tidak patut dan abai terhadap kepentingan bersama sebagai sebuah
bangsa.
etika dalam lingkup etika pemilu. Sebab fenomena golput ini berhubungan
golput itu bisa ditekan semakin rendah. Sehingga ke depannya tidak terjadi lagi
adalah suatu hal yang sangat perlu mendapatkan perhatian khusus melihat tren
terjadi. Walaupun secara angka di Kabupaten Dairi hal ini tidak terjadi tetapi
bukan tidak mungkin bisa terjadi penurunan partisipasi pemilih pada pilkada
2018 ini. Untuk itu peneliti menilai bahwa penelitian terkait strategi KPU
Mengingat juga bahwa sampai sekarang belum pernah ada dilakukan penelitian
dapat dilihat dari tingkat partisipasi pemilih yang tinggi. Tingginya partisipasi
untuk menyampaikan hak pilihnya dan tidak terlepas juga bantuan oleh partai
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Dengan mengacu pada perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
Untuk menganalisis strategi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Dairi dalam
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis.
pemilu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi
1. Strategi
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang artinya
a. Pengertian umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.
b. Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang
dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Strategi merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan
disiapkan dalam suatu rangkaian kegiatan, yang dibuat untuk mencapai tujuan
29
dimiliki. Strategi juga diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan
waktu tertentu.
Strategi yang baik, memiliki beberapa dimensi tim kerja, memiliki tema,
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. KPU Kabupaten Dairi melakukan
Salah satu tugas KPU Kabupaten Dairi adalah jangan sampai ada pemilih yang
atau tidak golput dalam pemilihan. Walaupun KPU Kabupaten Dairi sangat
2. Bentuk Strategi
yaitu :
a. Strategi Penguatan.
Strategi ini dapat digunakan untuk sebuah kontestan yang telah dipilih
karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja
b. Strategi Rasionalisasi.
c. Strategi Bujukan.
memiliki citra tertentu tapi juga memiliki kinerja yang cocok dengan citra
lainnya.
d. Strategi Konfrontasi.
Strategi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan
dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih kemudian
3. Manajemen Strategi
merupakan salah satu mata pelajaran yang sedang dibahas dan semakin
menganalisis suatu kondisi dan arah mana yang harus dituju oleh para
perencanaan strategi dalam mencapai suatu tujuan agar tepat sasaran secara
Makna dari Manajemen strategi yang diterapkan dalam satu organisasi (Eddy
Yunus, 2016:18):
dan efisien.
32
lingkungan eksternal.
ada.
5. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera
konsumen.
eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini,
berhasil untuk saat ini tidak selalu berhasil untuk di masa yang akan
datang.
1. Pemilih Pemula
Pemilih Pemula merupakan pemilih yang berusia antara 17-21 tahun atau
Dalam UU No. 7 tahun 2017 pasal 1 ayat (34), syarat-syarat yang harus
2. Sudah/pernah kawin,
34
a. Labil.
2. Perempuan
berarti “tuan”, yaitu orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang
padahal dari aspek regulasi, sistem pemilu dan data-data tentang pemilih
jumlah pemilih namun lebih dari pada dilihat pada aspek kualitas.
bakal calon anggota DPR dan DPRD dan dalam daftar calon tersebut pada
35
setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat paling sedikit 1 (satu) orang
3. Kelompok Marjinal
Tidak ada definisi baku tentang siapa kelompok yang terpinggirkan. Lazim
tidak serta merta sama. Orang miskin biasanya masuk dalam kelompok
miskin.
strategis. Biasanya mereka ini miskin dan lapis sosial rentan dari segala
risiko, pihak yang menjadi dan berpotensi sebagai korban dari proses
kebijakan. Kita bisa sebut misalnya komunitas miskin kota (KMK), para
buruh tani, buruh pabrik kelas bawah, pedagang kaki lima dengan
4. Teori SWOT
dengan visi yang dimiliki, tugas dan tujuan akhir mereka. Setelah memiliki
strategiknya.
1. Kekuatan (Strength):
dengan masyarakat/pemilih.
2. Kelemahan (Weakness):
3. Peluang (Oppurtunity):
Pilkada 2018.
4. Ancaman (Threat):
masyarakat.
5. Pilkada Akses
merupakan bagian dari pilkada akses yang masih sering diabaikan hak
dalam Pemilu.
disabilitas, maka daerah lain juga bisa menyelenggarakan hal yang serupa
secara serentak untuk tidak menjalakan pilkada yang ramah serta bisa
pemilih dalam memberikan suara. Hal ini baru bisa dilakukan jika daftar
pemilih berhasil mencatat jumlah dan jenis pemilih secara akurat. KPU
juga harus mengatur agar lokasi TPS mudah diakses oleh pemilih dan tata
menjalankan pemerintahan.
C. Partisipasi Politik
aktif maupun pasif dan bersifat langsung maupun yang tidak langsung guna
1. Partisipasi Politik
kelompok sebagai warga negara dalam proses politik yang berupa kegiatan
yang positif dan dapat juga yang negatif yang bertujuan untuk
akan pentingnya untuk turut aktif dan sangat menentukan untuk kehidupan
2. Kampanye Politik
3. Aktivitas Group
43
4. Kontak Politik
a. Apatis (masa bodoh) dapat diartikan sebagai tidak punya minat atau
dalam hal ini dia melihat bahwa politik adalah urusan yang kotor,
pemerintahan dan politik bangsa yang dilakukan oleh orang lain untuk
D. Perilaku Pemilih
1. Perilaku Pemilih
demokratis.
diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan
dalam hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat yang merasa
a. Pendekatan Sosiologi
pendekatan sosiologis.
b. Pendekatan Psikologis
pemilu jangka pendek atau keputusan yang diambil dalam waktu yang
singkat.
atau pilpres bukan saja karena kondisinya lebih baik secara sosial
ekonomi atau karena berada dalam jaringan sosial, akan tetapi karena
c. Pilihan Rasional
dari kemauan, teori ini diusung oleh Anthony Downs dalam Economic
seseorang.
menjadi daya tarik pemilih, yaitu orientasi isu dan kandidat. Orientasi
47
pertimbangan rasional.
free rider tidak peduli terhadap pemilihan umum, hal ini rasional
kecil.
suaranya tanpa harapan yang rasional untuk mengubah hasil. Yang dia
Mencari informasi politik itu mahal dan perlu usaha besar. Karena itu
bentuk, yaitu
*
Tindakan kekerasan politik
terhadap manusia (penculikkan,
pembunuhan) perang gerilya
dan revolusi.
Sumber: Almond dalam Mas’oed dan MacAndrews (1981) dalam Damsar (2010),
hal. 186
menjatuhkan pilihannya.
pribadi kepada mereka. Biasanya mereka juga tidak begitu peduli dan
sama sekali tidak kritis dengan integritas dan visi misi yang dibawa
kandidat.
rasa iba, misalnya adalah pilihan yang emosional. Atau pilihan dengan
pemula.
perilaku dan interaksi dapat ditandai akan berupa perilaku politik, yaitu
jasa, menjual dan membeli barang dan jasa, mengkonsumsi barang dan
Perilaku pemilih merupakan realitas sosial politik yang tidak terlepas dari
E. Kerangka Teori
1. Strategi
1. Strategi Penguatan.
Strategi ini dapat digunakan untuk sebuah kontestan yang telah dipilih
karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja
2. Strategi Rasionalisasi.
3. Strategi Bujukan.
memiliki citra tertentu tapi juga memiliki kinerja yang cocok dengan citra
lainnya.
4. Strategi Konfrontasi.
53
Strategi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan
dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih kemudian
Strategi manajemen yang akan dilakukan pada pilkada 2018 diharapkan dapat
adanya konflik seperti pada pilkada 2013 lalu dan sebagai bukti telah
2. Partisipasi pemilih
a. Pemilih Pemula
Undang Undang Pemilu No. 7 Tahun 2017 Pasal 1 ayat (34) yang
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah
kawin”.
dari keseluruhan pemilih dalam pemilu. Jumlah tersebut lebih besar dari
pada jumlah perolehan suara partai politik terbesar pada waktu itu, yaitu
Partai Golkar yang memperoleh suara 24.461.104 (21,62 persen) dari suara
sah. Sementara pada Pemilu 2009 lalu, potensi suara pemilih pemula juga
sangat luar biasa. Pada Pemilu 2009 kita tahu Partai Demokrat menjadi
lebih kecil dari jumlah jumlah pemilih pemula yang ada di kisaran 30
jutaan.(https://www.kompasiana.com/mahfudmd_info/552b2e2bf17e61cf7
2018.
suara pemilih pemula dengan jumlah yang besar maka dapat akan unggul
sebagai pemegang hak pilih yang untuk pertama kalinya menggunakan hak
55
politik yang luas untuk menentukan kandidat mana yang harus mereka
pilih. Pada situasi ini, pemilih pemula selalu menjadi bidikan dan sasaran
visi misi dari partai tersebut. Ini bertujuan agar para pemilih tidak seperti
Istilah pemilih pemula dalam pemilu adalah kelompok yang baru pertama
kali menggunakan hak pilihnya. Pilihan politik pemilih pemula ini selalu
dinamis dan akan berubah-ubah mengikuti kondisi yang ada dan faktor-
dalam tulisannya tersebut. Siapa saja yang bisa merebut perhatian pemilih
suara pemilih pemula ini ditambah dari perolehan suara dari sumber lain
b. Perempuan
suatu diskriminasi.
keadaan, merasa rendah diri, tidak berdaya dan tidak mandiri. Gerak
negara yang dua. Hal inilah yang telah mempengaruhi cara wanita
Pada masa reformasi ini keterwakilan perempuan dalam politik telah diatur
tangga, tetapi tidak untuk sekarang. Dalam menghadapi era ini perempuan
juga harus mempersiapkan diri agar bisa masuk dan mengisi ruang-ruang
dalam pengisian kursi calon legislatifnya, dimana partai politik itu harus
sebanyak 30%.
dan tidak benar-benar ingin menjadi calon. Baik juga dalam lingkungan
kelautan, menteri kesehatan dan beberapa menteri lainnya. Hal ini patut
diapresiasi agar para perempuan dapat berbenah diri agar bisa ikut terlibat
dalam kegiatan berdemokrasi ini. Baik sebagai pelaku politik atau pun
58
sebagai pemilih yang harus turut ambil bagian untuk menyampaikan hak
c. Pemilih Marjinal
Afriyani (2014:19-20) dalam skripsinya menyebutkan dalam kamus
adil, bias kelas dan geografis, dan sebagainya menjadi sebab lahirnya
memiliki hak yang sama dengan warga negara pada umumnya. Mereka
juga memiliki hak untuk paham tentang berbagai hal yang mempengaruhi
dalam berbagai peristiwa politik. Sehingga pola pikir dari pemilih marjinal
ini harus dibuka agar dapat memilih berdasarkan hati nuraninya dan bukan
Berdasarkan hal tersebut diatas, kerangka teori yang penulis susun pada
penelitian ini adalah ingin menjawab tentang strategi yang paling efektif
Strategi KPU
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.
gambaran suatu gejala sosial atau keadaan subyek atau obyek penelitian
Penelitian ini mencoba melihat strategi yang digunakan oleh KPU Kabupaten
data yang akan digali dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari
tidak mengobservasi lebih lanjut dan tidak mengukur besar atau distribusi
sifat-sifat pemilih.
B. Fokus penelitian
data yang relevan, agar tidak dimasukkan ke dalam data yang sedang
pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dairi Tahun 2018
provinsi.
C. Lokasi Penelitian
terbagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data
utama dapat dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam audio tapes,
1. Data Primer.
informan.
2. Data Sekunder
E. Informan
Kanto dalam Bungin (2003: 53) menyatakan bahwa penelitian kualitatif tidak
kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan lebih fokus kepada
informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat dengan informasi yang
Kabupaten Dairi
Teknik wawancara yang diarahkan pada suatu masalah tertentu atau yang
2. Dokumentasi
partisipasi memilih.
Data primer dan data sekunder yang telah terkumpul selanjutnya diolah
melalui tahapan:
1. Tahapan editing
lanjut.
2. Tahapan interpretasi
hasil penelitian.
68
dianggap kredibel.
bahwa aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dalam hal ini
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
sehingga disebut juga metode etnographi karena pada awalnya metode ini
metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
peneliti.
I. Teknik Kesimpulan
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
71
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Dairi dibentuk pada Tahun 2003.
Pada awal pembentukannya KPU Kabupaten Dairi masih terdiri dari 1 (satu)
orang Sekretaris dan dibantu oleh 3 (Tiga) orang Kasubbag, dengan struktur
sebagai berikut :
3. Kasubbag Hukum
Pegawai KPU Kabupaten Dairi pada saat itu adalah Pegawai Negeri Sipil yang
berasal dari pegawai daerah Kabupaten Dairi. Baru pada tahun 2009 Sekretariat
Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas
Barat Laut Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari
dataran tinggi dan berbukit-bukit yang terletak antara 98°00’-98°30’ dan 2°15’-
3°00’ LU. Kabupaten Dairi yang terletak di sebelah Barat laut Provinsi Sumatera
Darussalam).
sehingga terjadi iklim hujan tropis. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada
Mandailing, Aceh, Nias, Tionghoa dan lain-lain. Adapun yang memiki hak ulayat
adalah suku Pakpak, terdiri dari 5 (lima) suak, yaitu Suak Keppas, Simsim,
Pegagan, Klasen, dan Boang. Suak keppas terdiri dari 7 (tujuh), yang dikenal
dengan sipitu marga, yaitu marga Angkat, Bintang, Ujung, Kudadiri, Capah,
Gajah Manik dan Sinamo dengan berru Berampu dan Pasi. Asal muasal sipitu
Parbuluan dan Kabupaten Pakpak Bharat yang saat ini merupakan hutan wisata
Batak Toba, Simalungun, Karo dan lain-lain. Selain itu setiap suku memiliki
khas dan dapat di nikmati pada saat-saat perayaan/pesta seperti pada waktu pesta
budaya Njuah-njuah.
Penduduk asli Dairi adalah Suku Pakpak yang pada umumnya mendiami daerah
dianut oleh masyarakat Kabupaten Dairi seperti Kristen Protestan (64,53%). Islam
Berdasarkan keadaan alam dan tofografi Kabupaten Dairi maka sektor pertanian
didukung oleh keadaan tanah yang sangat subur. Hasil pertanian yang sangat
terkenal dari Sidikalang adalah kopi. Hampir semua orang di Indonesia dan di
Sumatera Utara pada khususnya sudah mengenal Bubuk Kopi Sidikalang. Kopi
75
Sidikalang terkenal karena rasanya yang khas. Masih banyak hasil pertanian lain
yang dihasilkan di daerah ini seperti padi, gambir, kemiri, buah-buahan, dan
lainnya. Yang paling terkenal adalah kopi, jenis kopi yang dapat tumbuh dengan
baik sesuai iklim di daerah ini ada 2 (dua) varietas yaitu kopi Arabica dan kopi
Robusta.
Sektor peternakan dan perikanan juga memiliki potensi yang relative besar untuk
dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari populasi ternak besar dan kecil yang ada
yaitu seperti peternakan kerbau, sapi dan lembu . Populasi ternak kecil yaitu babi,
kambing, itik, bebek dan ayam. Lahan untuk pengembalaan ternak relatif luas
serta didukung pula oleh kesesuaian iklim dan lahan untuk penyediaan rumput
Sektor perikanan yaitu budi daya ikan seluas 618 Hektar dan penangkapan ikan di
perairan yaitu sungai 234,5 Hektar, Danau 500 Hektar, Bendungan 14,1 Hektar.
Pariwisata merupakan salah satu sektor pemacu pertumbuhan ekonomi Dairi pada
masa mendatang. Oleh sebab itu, sektor ini akan mendapat prioritas dalam
dengan daerah lainnya di Sumatera Utara bila mendapat perhatian yang serius,
baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Terlebih lagi aset wisata budaya yang
menarik dan tidak dimiliki daerah lain, seperti “Pesta Njuah-njuah” yang sangat
mendapat perhatian dari wisatawan. Dairi juga memiliki keindahan alam dengan
berbagai panorama yang indah, antara lain: Danau Sicike-cike, Pantai Silalahi,
Leter S, Leter Z dan lain sebagainya. Di samping wisata budaya dan alamnya,
Kabupaten Dairi juga memiliki Wisata Rohani yang tidak kalah menarik dengan
daerah wisata lainnya, yaitu Taman Wisata Iman. Pembangunan objek wisata
76
yang baru karena akan mendongkrak peningkatan asli daerah Kabupaten Dairi.
1. Visi :
2. Misi :
PEMILU;
Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil kepala
demokratis.
77
1. Komisioner KPU yang terdiri dari 5 (lima) orang yang dikoordinasi oleh 1
Komisi Pemilihan Umum nomor 06 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor : 04 Tahun 2010 tentang uraian tugas Staf
Kabupaten/Kota Bagian Ketiga Pasal 61; tugas pokok dan fungsi dari Staf
tepat waktu;
kepada masyarakat;
Sumatera Utara;
i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten Dairi
undangan;
80
tepat waktu;
kepada masyarakat;
Sumatera Utara;
ANRI;
i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten Dairi
Adapun uraian secara rinci tentang Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat
1. Staf Pelaksana pada Sub Bagian Program, Data, Organisasi dan SDM :
Pemilu;
Pemilu;
Pemilu;
KPU Kab/Kota;
Kab/Kota;
Kabupaten/Kota;
Hukum;
Hukum;
84
masalah;
Kab/Kota;
Kab/Kota;
Hukum Kab/Kota;
pelaksanaan kampanye;
pemilih;
Hupmas;
Kab/Kota;
dan Hupmas;
86
Logistik;
ekspedisi;
naskah dinas;
masing;
keluar;
Kab/Kota;
KPU Kab/Kota;
87
b. Piliang
c. Lindawati Simanjuntak,S.Pd
d. Asal Padang.BT.BA
a. Sudiarman Manik
b. Freddy
c. Jenni E.Pandiangan.S.Sos
d. Veryanto Sitohang
Berikut ini struktur organisasi KPU Kabupaten Dairi dan Sekretariat KPU
Kabupaten Dairi :
Ketua
Divisi Perencanaan,
data dan Informasi
Sekretaris
Pemilih pemula merupakan salah satu target yang harus dicapai. Salah satu
membangun kesadaran kritis sejak dini kepada pemilih pemula agar dapat
sosialisasi kepada para pemilih pemula dalam hal ini para pelajar, Beberapa
metode dilakukan oleh KPU Dairi diantaranya lewat ceramah, tanya jawab,
mengingat KPU akan adanya pemilu untuk dapat turut mensukseskan pemilu
total peserta sebanyak 7.010 orang yang keseluruhan adalah pemilih pemula.
Apabila seluruh sekolah kami kunjungi, maka dapat prediksi jumlah pemilih
pemula pada pemilu nanti adalah sebanyak 30.000 yang akan terdaftar dalam
daftar pemilih tetap Kabupaten Dairi. Namun terkait dengan hal tersebut
pemula belum memiliki E-KTP sebagai salah satu syarat untuk terdaftar
dalam daftar pemilih tetap. Untuk itu pihak KPU Kabupaten Dairi mendorong
90
pihak terkait yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk lebih pro
berkelanjutan serta berharap pemilihan OSIS pada tahun ajaran yang baru
nantinya dapat dilakukan dengan simulasi berbasis pemilu sehingga sejak dini
akan datang.
Perempuan
perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat,
mengatakan total jumlah penduduk tahun 2017 adalah 281.876. jumlah laki-
laki 140.789 dan jumlah perempuan 141.078. Jumlah yang lebih banyak
memang terjadi sehingga peluang dari suara perempuan apabila bisa didapat
perempuan merasakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial,
tersebut. Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi di
mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang
dan harmonis.
sudah berubah ini merupakan suatu peningkatan yang positif melihat dari
Kelompok marjinal
Kabupaten Dairi sebanyak 24.980 orang atau sebesar 8,87 persen terhadap
dibandingkan kondisi tahun 2016. Pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin
di Kabupaten Dairi mencapai 25.330 orang atau sebesar 9,09 persen. Pada
tahun 2017 ada penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 350 orang
mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan.
mencapai 1,42 persen, angka ini lebih rendah 4,18 point jika dibandingkan
bahwa dari 181,12 ribu penduduk usia kerja di Kabupaten Dairi, sebanyak
93
86,70 persen atau sekitar 157,04 ribu orang merupakan angkatan kerja,
sisanya 13,30 persen atau sekitar 24,08 ribu orang bukan angkatan kerja.
Penduduk Kabupaten Dairi yang termasuk angkatan kerja pada agustus 2017
sebanyak 98,58 persen atau sekitar 154,8 ribu orang dikategorikan bekerja,
sisanya 1,42 persen atau sekitar 2,24 ribu orang dikategorikan pengangguran
terbuka.
Dairi, Sumatera Utara, untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati periode 2019-
2024. Pilkada Dairi 2018 merupakan pemilihan bupati secara langsung ketiga
setelah Pilkada Dairi 2008 dan Pilkada Dairi 2013. Bupati petahana, Johnny
Sitohang Adinegoro, tidak dapat mencalonkan diri kembali karena telah menjabat
Irwansyah Pasi, tidak mencalonkan diri kembali dalam Pilkada Dairi 2018.
Setiap pasangan calon wajib memenuhi persyaratan minimal, yaitu 20% kursi
DPRD (7 kursi dari total 35 kursi) atau 25% suara sah (37.259 suara) Pemilu 2014
untuk calon dari jalur partai politik dan 20.450 dukungan (10% dari DPT Pemilu
2014) yang tersebar lebih dari 50% jumlah kecamatan dari total 15 kecamatan).
Setelah masa pendaftaran ditutup, total bakal pasangan calon yang mendaftar
adalah 4 pasangan (2 bakal pasangan calon dari jalur partai politik dan 2 bakal
pasangan calon dari jalur perseorangan). Setelah dilakukan verivikasi oleh KPU,
hanya calon dari partai politik yang dinyatakan memenuhi syarat. Kedua pasangan
94
jalur perseorangan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat adalah Sutan Rimso
tersebut kemudian digugat oleh salah satu bakal pasangan calon jalur independen,
dimenangkan. Oleh karena itu, Pilkada Dairi 2018 diikuti oleh 3 paslon sebagai
berikut:
Nama
Nomor Nama Calon Calon Jumlah Suara /
Parpol Pengusung
Urut Bupati Wakil Dukungan
Bupati
1 Depriwanto Azhar Golkar (11
Sitohang Bintang kursi/49.413
suara) 15 kursi /
PAN (4 63.228 suara
kursi/13.815
suara)
6.1. Simpulan
partisipasi memilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dairi
pada segmen pemilih pemula, pemilih perempuan dan kelompok marjinal yang
pada tahapan pemutakhiran daftar pemilih Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Strategi Penguatan
seperti PPK, PPS dan PPDP. Hal tersebut dapat terlihat pada pertama
Pola komunikasi yang baik antara KPU Kabupaten Dairi dengan panitia
157
di tingkat PPK dan PPS apabila ada data-data pemilih yang akan diolah
Sidalih. Tim yang telah dibentuk oleh KPU Kabupaten Dairi akan
teknis baik yang diadakan oleh KPU Pusat dan KPU Propinsi,
sidalih akan memudahkan tim itu untuk mengolah data yang nantinya
Strategi Rasionalisasi
dalam pemilihan dan menyampaikan hak pilihnya pada hari yang telah
tokoh agama yang dilakukan 6 kali. KPU goes to school juga juga
Strategi Bujukan
KPU Kabupaten Dairi juga membuka ruang publik bagi pemilih agar
dengan daerah pemilihannya. Oleh karena itu, dalam hal ini penerapan
sudah terdaftar atau tidak tinggal membuka laman KPU dimana saja
mempunyai ponsel pintar sehingga kapan pun dan dimana pun bisa
Strategi Konfrontasi
KPU goes to onan ini secara sederhana artinya KPU pergi ke pasar.
2018 yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Dairi karena terbentur oleh
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dairi tahun 2018 pada segmen pemilih
strategi yaitu:
160
Strategi Penguatan
PPK, PPS dan PPDP pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Strategi Rasionalisasi
Kabupaten Dairi juga merasa waktu yang ada cukup kurang untuk
responden.
Strategi Bujukan
KPU goes to onan, KPU goes to campus, KPU goes to school, dan
pagelaran musik dengan tema ajakan memilih dan tidak golput pada
Strategi Konfrontasi
Pada strategi ini KPU Kabupaten Dairi menurut penulis masih kurang
Oleh karena itu, penerapan strategi pada strategi ini kurang maksimal
162
strategis seperti pada saat tahapan sosialisasi ini hanya masih terlalu
dengan para pemilih ini maka akan nampak masyarakat yang apatis
6.2. Saran
Masih adanya masyarakat yang masih belum ikut memilih dan adanya
pemilih yang golput maka dari itu penting kiranya ke depan hal ini diteliti
kelompok masyarakat yang sangat rentan mudah dipengaruhi oleh hal yang
3. Dalam hal peningkatan partisipasi pemilih bukan hanya menjadi tugas Komisi
dan masyarakat. KPU sebagai panitia harus lebih aktif dalam melakukan
pemilihan selanjutnya.
Barry, David. 1995. Pikiran pokok dalam sosiologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT. Grafindo Persada.
Jakarta
Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Caplan, Bryan. 2007. The Myth o f the Rational Voter: Why Democracies Choose
Bad Policies. New Jersey: Princeton University Press.
David, F. R. (2006). Manajemen Strategis. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia:
Penerbit Salemba Empat.
Efriza, 2012. Political Explore: sebuah kajian ilmu politik. Bandung: Alfabeta, cv
Pearce II, John A. dan Robinson, Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis 10.
Salemba Empat : Jakarta
Pito, Andrianus, Toni dkk. 2013. Mengenal Teori-teori Politik. Bandung: Nuansa
Rangkuti, Freddy, 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT.Gramedia.
Jurnal/Penelitian Lain
Andila, R.Y. 2017. Strategi Komisi Pemilihan Umum dalam mengurangi angka
golput (Studi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung
Tahun 2015). Universitas Lampung, Bandar Lampung
Marwiyah, Siti. 2016. Golput dalam Pemilukada serentak. Jurnal Etika Pemilu.
Vol.2, Nomor 2, Juni 2016 hal 75-85
Muslimat, Ade. 2016. Rendahnya partisipasi wanita di bidang politik. Jurnal
studi gender dan anak.vol.3, Juli-Desember 2016 hal 17-29
Subekti, Tia. 2014. Partisipasi Politik Masyarakat dalam pemilihan umum (Studi
Turn of Voter dalam pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan
Tahun 2013)” Jurnal Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
Zakiyah, Ummi. 2017. Keberlanjutan penyelenggaraan pilkada serentak tahap III
Tahun 2018 yang ramah bagi kaum penyandang disabilitas. JURNAL OF
GOVERNMENT-JOG (Kajian Manajemen Pemerintahan & Otonomi
Daerah) Volume 3|Nomor 1|Juli-Desember 2017:266-280
Peraturan Perundang-Undangan :
UUD 1945
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999
Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
Sumber lainnya
http://daudgintingmunthe.blogspot.com/2013/09/meneropong-potensi-perilaku-
pemilih.html diakses 16 April 2018.
https://www.kompasiana.com/mahfudmd_info/552b2e2bf17e61cf7ad623bf/
pentingnya-para-pemilih-pemula-dalam-pemilu diakses 16 April 2018.
https://sitohanguntuktapanuli.wordpress.com/2008/10/29/pilkada-dairi-dua-
putaran-parlemenbudiman-dan-jhonnyirwansyah-akan-bersaing-lagi
diakses 16 April 2018.
https://news.detik.com/berita/2378951/polisi-amankan-provokator-kerusuhan-
dairi diakses 16 April 2018.
http://mahalipan.blogspot.co.id/2013/09/203753-orang-ditetapkan-dalam-
hasil.html diakses 16 April 2018.