Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI ANTARA JENIS-JENIS POHON

UTAMA PENYUSUN HUTAN TROPIS DATARAN RENDAH DI TAMAN


NASIONAL GUNUNG RINJANI NUSA TENGGARA BARAT

Djoko Setyo Martono 1)


1)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun

Abstract
Nature maintenance and conservation in Indonesia are implementted as
follow by showing certain places as National Park . One of determined places as
National Park in West Nusa Tenggara is Rinjani Mountain , with Tropic forest of low
land as the widest park of this area the researh which intends to learn the
composition of kinds of the tree maker of vegetation’s tropic forest of low land with
assosiation among kind of main trees maker’s vegetation. Uses the method of taking
major data with “ The point centered quarter method” or metode kuadran. The
used analysis to learn existance of assosiation kind of main trees is made by using
method of 2 x 2 Contingency Table.Based on the gained of research result that
vegetation of area maker of National Park Rinjani Mountain at least consists of 146
kinds of trees including in 84 genera and 59 familia, dominated by Pterospermum
javanicum with INP amount 18,12 %. Couple combination that indicates the
existance of tendency to depend on one another is kind of Ficus benyamina with
Artocarpus elastica and Syzigium sp with Artocarpus elastica.

Keywoords : Vegetation, National Park

PENDAHULUAN
dataran rendah merupakan salah satu
Berdasarkan fenomena-fenomena yang bagian dari kawasan ini.
nyata di dunia kehutanan sejak Pengembangan dan pengelolaan
dipromosikan tahun 1970-an atau kurang Taman Nasional Gunung Rinjani secara
lebih 42 tahun, pemanfatan hutan lebih keseluruhan, tidak hanya satwa yang
diarahkan untuk pemenuhan perlu diperhatikan tetapi juga habitatnya.
kepentingan industri dan ekspor, tetapi di Dengan demikian sangatlah diperlukan
dalam pengelolaan tersebut tidak dapat informasi ekologis yang benar mengenai
melihat pada nilai yang lain, seperti habitat satwa di wilayah yang
konservasi (Pelestarian, Pengawetan, bersangkutan. Dalam hubungannya
dan Pemanfaatan) dan ekologi. Akibat dengan hutan tropis dataran rendah ,
dari kebijakan dan manejemn yang tidak informasi yang diperlukan adalah
bertanggung jawab terjadi deforestasi Komposisi jenis, dominansi , penyebaran
secara besar-besaran sehingga fungsi maupun asosiasi antara jenis-jenis
hutan menurun. pohon penyusun vegetasi. Langkah awal
Perlindungan dan pelestarian alam di yang dapat diambil untuk memperoleh
Indonesia dilaksanakan antara lain informasi tersebut adalah dengan
dengan penunjukkan tempat-tempat melakukan analisis vegetasi di wilayah
tertentu sebagai Taman Nasional, salah yang bersangkutan. Berangkat dari hal
satu tempat yang telah ditentukan itulah timbul pemikiran untuk melakukan
sebagai Taman Nasional di Nusa penelitian ini.
Tenggara Barat adalah Taman Nasional Setelah diketahuinya komposisi
Gunung Rinjani dengan hutan tropis vegetasi baik pada saat ini maupun
saat lampau, maka dapat diketahui

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 18


perubahan atau perkembangan jenis- flora, habitat (iklim, tanah, dan lain-
jenis penyusun hutannya. Dengan lain), waktu dan kesempatan sehingga
demikian hasil penelitian ini diharapkan vegetasi di suatu tempat merupakan
dapat membantu atau menambah hasil resultante dari banyak faktor baik
informasi di dalam pemecahan suatu sekarang maupun yang lampau.
masalah yang timbul. Sebaliknya vegetasi dapat dipakai
sebagai indikator suatu habitat baik
TINJAUAN PUSTAKA pada saat sekarang maupun
Pengertian Vegetasi sejarahnya.
Pengertian umum vegetasi Pada penyebaran tumbuh-
adalah kumpulan beberapa tumbuhan, tumbuhan di dunia, faktor lingkungan
biasanya terdiri dari beberapa jenis dan memegang peranan sangat penting.
hidup bersama pada suatu tempat. Tumbuh-tumbuhan yang hidup pada
Diantara individu-individu tersebut suatu tempat akan menyesuaikan diri
terdapat interaksi yang erat antara dengan lingkungannya baik secara
tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun morfologis maupun fisiologis. Diantara
dengan binatang-binatang yang hidup faktor-faktor yang berpengaruh, iklim
dalam vegetasi itu dan fakto-faktor merupakan yang terbesar pengaruhnya
lingkungan. (Marsono, 1977). Dengan dalam menentukan sifat / tipe hutan.
demikian berarti bahwa vegetasi bukan Oleh karena itu dikenal adanya
hanya kumpulan dari individu-individu hubungan antar bentuk morfologis
tumbuhan saja, akan tetapi merupakan tumbuhan dengan faktor lingkungan
suatu kesatuan dimana individu- (Samingan, 1971). Dengan demikian
individu penyusunnya saling tergantung wajarlah bahwa tiap daerah iklim
satu sama lain dan disebut suatu dijumpai formasi khas untuk daerah
komunitas tumbuhan. Apabila iklim yang bersangkutan yang disebut
pengertian tumbuh-tumbuhan formasi klimak iklim. Disamping itu
ditekankan pada hubungan yang erat pada keadaan tempat tumbuh yang
antara komponen organisme dan faktor khusus dijumpai formasi-formasi yang
lingkungan, maka hal ini disebut menyimpang dari formasi klimak iklim
ekosistem (Soekotjo, 1978). (Soerianegara, 1972). Diantara formasi
Masyarakat tumbuh-tumbuhan klimak iklim di dunia dikenal adanya
atau vegetasi merupakan suatu sistem tipe vegetasi hutan tropis datarn
yang hidup dan tumbuh atau rendah.
merupakan suatu masyarakat yang Salah satu tipe vegetasi yang
dinamis. Masyarakat tumbuh-tumbuhan terdapat di kawasan Taman Nasional
terbentuk melalui beberapa tahap Gunung Rinjani adalah hutan tropis
invasi tumbuh-tumbuhan, yaitu dataran rendah, sedangkan jenis-jenis
adaptasi, agregasi, persaingan dan penyusunnya antara lain Beringin
penguasaan, reaksi terhadap tempat (Ficus benyamina), Pala Hutan
tumbuh dan stabilitasi (Soerianegara, (Myritica fatna) , Jambu-jambuan
1970). Untuk menuju ke suatu vegetasi (Syzigium sp), Buni Hutan ( Antidesma
yang mantap diperlukan waktu sp ) , Bajur (Pterospermum javanicum)
sehingga dengan berjalannya waktu dan Salam (Sizigium polyantha)
vegetasi akan menuju ke keadaan yang (Anonymus, 2002).
stabil,proses ini merupakan proses
biologi yang dikenal dengan istilah Analisis Vegetasi
suksesi (Odum, 1972). Pengenalan terhadap vegetasi
Menurut Marsono, (1977) ada tertentu biasanya digunakan istilah-
beberapa faktor yang mempengaruhi istilah umum misalnya padang rumput,
komposisi dan struktur vegetasi, yaitu savana, hutan jati dan sebagainya.

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 19


Pada saat sekarang cara ini dipandang Dataran Rendah Merubetiri Jawa
tidak sesuai lagi, sehingga perlu Timur.
ditambah cara diskripsi yang lebih Parameter-parameter yang diperoleh
memadai. Kebutuhan untuk melukiskan dengan mengunakan metode kuadran
suatu vegetasi tergantung pada adalah: jenis, kerapatan, diameter dan
vegetasi yang bersangkutan, baik untuk kehadiran. Dari parameter-parameter
maksud ilmiah maupun keperluan tersebut dihitung nilai kerapatan relatif,
praktis. Oleh karena vegetasi dapat kehidiran relatif dan dominansi relatif.
bertindak sebagai indikator habitat, Selanjutnya apabila ketiga relatif
maka dapat dipakai sebagai bahan tersebut dijumlahkan akan diperoleh
pertimbangan “ Land use planning “ . Indeks Nilai Penting (INP) ( Mueller-
Jika vegetasi ini dipetakan maka Dombois dan Ellenberg, 1974). Hal ini
kesatuan-kesatuan vegetasi diperlukan dikuatkan oleh Soerianegara (1972)
di dalam mengadakan diskripsi ( yang mengutip pendapat Curtis & Mc.
Marsono, 1977 ). Intosh (1951), Indeks Nilai Penting
Menurut Dauserau (1958), yang (Importance Value Index, IVI )
dikutip Marsono (1977) diskripsi merupakan jumlah dari kerapatan
terhadap suatu tipe vegetasi ini dapat relatif, bidang dasar relatif dan
didekati dengan berbagai cara, kehadiran relatif yang nilai
tergantung tujuan yang hendak dicapai. maksimumnya adalah 300 %.
Diantaranya diskripsi yang berdasarkan
fisiognomi vegetasi, yaitu diskripsi yang Assosiasi Antara Jenis-Jenis
didasarkan atas kenampakan luar Assosiasi antara jenis-jenis
suatu vegetasi atau aspek-aspek suatu penyusun vegetasi dapat dipakai
komunitas tumbuh-tumbuhan. sebagai dasar dalam melakukan
Sedangkan cara lain yang dapt klasifikasi vegetasi. Kershaw (1964)
dikembangkan adalah diskripsi menyatakan bahwa ada dua macam
berdasarkan komposisi floristik vegetasi assosiasi , yaitu assosiasi positif dan
yaitu dengan membuat daftar jenis assosiasi negatif. Apabila kejadian
suatu komunitas. Cara ini disebut bersama antara jenis tersebut positif
analisis vegetasi. Untuk cara ini selain berarti kejadian bersama antara jenis
diperlukan pengetahuan taksonomi yang berassosiasi lebih besar dari yang
juga dipelajari tentang dominansi dan diharapkan, sebaliknya berassosiasi
penyebaran. Pada dasarnya analisis negatif bila kejadian bersama antara
vegetasi adalah cara mempelajari jenis yang berassoasi lebih kecil dari
susunan dan bentuk (struktur) vegetasi yang daharapkan.
atau masyarakat tumbuh-tumbuhan Cole (1949) menyatakan bahwa dalam
(Soerianegara, 1972). suatu masyarakat tumbuhan beberapa
Adanya kesulitan dalam species sering menunjukkan adanya
penggunaan petak ukur guna assosiasi positif dan negatif. Apabila
pengambilan sampel pada analisis terjadi assosiasi positif, spesies yang
vegetasi telah menyebabkan berassosiasi mempunyai respon yang
berkembangnya metode tanpa petak sama terhadap perbedaan lingkungan
ukur, diantaranya adalah metode dalam komunitas, dan apabila terjadi
kuadran. Menurut Greig-Smith (1964) assosiasi negatif berarti species yang
metode kuadran merupakan metode berassosiasi mempunyai respon yang
yang baik. Hal ini diperkuat dengan tidak sama terhadap adanya
hasil penelitiuan yang telah dilakukan perubahan lingkungan dalam
oleh Hadi Iriatno (1984) di hutan hujan komunitas.
pegunungan Cibodas, dan Djoko Setyo Faktor-faktor yang menentukan kuat
Martono (1988) di Hutan Musim lemahnya suatu assosiasi adalah

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 20


jumlah jenis yang ada, keadaan tempat (dalam pelaksanaannya garis ini
dimana tumbuh-tumbuhan itu berada, hanya dikhayalkan saja). Kemudian
dan banyaknya kejadian bersama pada setiap kuadran ditentukan satu
antara jenis-jenis yang berassosiasi, jenis pohon yang mempunyai jarak
sedang ukuran yang digunakan untuk terdekat dengan titik pengukuran.
menentukan kuat lemahnya suatu Pohon yang dipilih kemudian dicatat
assosiasi adalah Koeffisien assosiasi jenisnya, diukur diameter setinggi
( Cole, 1949 ) yang mempuyai nilai dada, dan jarak pohon tersebut
antara – 1 sampai + 1. Apabila nilai terhadap titik pengukuran.
koeffisien sama denagn + 1 berarti Pencatatab jenis pohon dilakukan
terjadi assosiasi maksimum dan dengan bantuan seorang pengenal
sebaliknya apabila nilai koeffisien pohon setempat, kemudian nama
assosiasi sama dengan – 1 maka botanisnya dicari dari daftar potensi
terjadi assosiasi minimum. keanekaragaman hayati Taman
Nasional Gunung Rinjani.
BAHAN DAN METODE (Anonymus, 2002).
Bahan dalam penelitian ini adalah
semua jenis tumbuhan yang 2. Pengolahan data
mempunyai diameter setinggi dada Setelah data dari lapangan
(1,30 m) sebesar 10 cm atau lebih dikumpulkan maka dihitung besaran-
yang terdapat dalam hutan tropis besaran sebagai berikut :
dataran rendah Taman Nasional Guung a. Kehadiran, merupakan penyebaran
Rinjani Lombok Nusa Tenggara Barat. suatu jenis yang dinyatakan sebagai
Metode penelitian yang dipakai dalam prosentase terdapatnya jenis tersebut
penelitian ini adalah metode kuadran dalam titik pengukuran terhadap
atau The Point Centered Quarter jumlah titik pengukuran seluruhnya.
Method dengan urutan sebagai berikut b. Kehadiran Relatif (FR), merupakan
: nilai kehadiran dari suatu jenis dibagi
1. Pengambilan sampel dengan jumlah nilai kehadiran seluruh
a. Menetapkan jalur setapak yang jenis dikalikan dengan 100 %.
menghubungkan Senaru Plawangan c. Kerapatan Relatif (KR), merupakan
– Danau Segara Anak sebagai jalur jumlah individu dari suatu jenis dibagi
utama. Kemudian setiap 250 m jalur dengan jumlah individu seluruhnya
utama tersebut dibuat jalur cabang (total individu) dikalikan dengan 100
ke kanan dan ke kiri , sehingga jarak %
antara jalur cabang yang berdekatan d. Dominansi, merupakan penguasaan
pada arah yang sama adalah 500 m. suatu jenis dalam suatu vegetasi atau
Jalur cabang pertama dibuat tegak komunitas terhadap jenis yang lain.
lurus jalur utama , kemudian jalur- Dalam penelitian ini dominansi
jalur cabang lainnya dibuat tegak ditentukan dengan jalan menghitung
lurus jalur utama pula. luas bidang dasar (lbds) masing-
b. Pada tiap-tiap jalur cabang yang masing jenis.
dibuat kemudian ditentukan titik-titik e. Dominansi Relatif (DR), merupakan
pengukuran. Jarak antara titik dominansi dari suatu jenis dibagi
pengukuran satu dengan yang dengan dominansi dari seluruh jenis
lainnya adalah 20 m, sedangkan dikalikan dengan 100 %.
pajnjang jalur cabang adalah 100 m. f. Indeks Nilai Penting (INP), merupakan
Jadi masing-masing jalur cabang hasil penjumlahan dari Kehadiran
terdapat 5 titik pengukuran. Relati, Kerapatan Rel. dan Dominansi
c. Pada setiap titik pengukuran Relatif (Mueller-Dombois dan
ditentukan empat garis kuadran Ellenberg, 1974).

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 21


Analisis data untuk mengetahui 10 %) saja yang diikutkan dalam analisis.
adanya asosiasi jenis-jenis pohon dibuat Bentuk kontingensi tabel untuk asosiasi
dengan menggunakan metode 2 x 2 antara dua jenis adalah sebagai berikut
Contingency Table (Greig-Smith, 1964 ; :
Kershaw, 1964 ). Dalam penelitian ini
hanya jenis-jenis pohon utama (INP >

Species A
+ - Jumlah
+ a b a + b
Species B - c d c + d
Jumlah a + c b + d a + b + c + d
Keterangan :
a = Pengamatan jumlah ttk pengukuran yg mengandung species A
dan species B
b = Pengamatan jumlah titik pengukuran yg mengandung sp B saja
c = Pengamatan jumlah titik pengukuran yg mengandung sp A saja
d = Pengamatan jumlah ttk pengukuran yg tdk mengandung sp A
maupun sp B

Sedangkan untuk mengukur harapan digunakan “Chi-square test”


besarnya penyimpangan antara , yang rumusnya seperti di bawah ini
nilai pengamatan dengan nilai

( ad – bc )2 n
Chi-square (X2) hitung = ------------------------------------
(a + b) (a + c) (c + d) (b + d)

Nilai ini diperbandingkan dengan asosiasi tidak nyata pada taraf


nilai chi-square (X2) tabel pada uji tersebut.
derajad bebas sama dengan satu
pada taraf uji 10% dan 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kedua nilai chi- 1. Komposisi Vegetasi.
square tersebut, dapat diambil Berdasarkan hasil penelitian di lokasi
suatu kesimpulan : hutan tropis dataran rendah Taman
1. Apabila nilai chi-square hitung Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara
lebih besar dari nilai chi-square Barat diketemukan 146 jenis pohon yang
tabel, maka kedua jenis yang termasuk dalam 84 genera dan 59 suku.
berasosiasi mengadakan Adapun jumlah pohon tiap hektarnya
asosiasi nyata pada taraf uji adalah 837 batang, dengan jumlah luas
tersebut. bidang dasar tiap hektarnya adalah
2. Apabila nilai chi-square 48,8377 m2.
hitung lebih kecil dari nilai Berdasarkan hasil survai tahun 2002
chi-square tabel, maka diketemukan 98 suku (Anonymus 2002).
kedua jenis yang Perbedaan dalam jumlah suku ini diduga
berasosiasi mengadakan disebabkan adanya perbedaan dalam

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 22


penetapan batas minimum diameter peledakan hama akan dapat dicegah
pohon dan perbedaan dalam secara alami. Sedangkan dilihat dari
pengambilan sampel wilayah hutan komposisinya hutan tropis dataran rendah
yang disurvai. Jumlah jenis yang Taman Nasional Gunung Rinjani
cukup banyak yang ditemui di lokasi merupakan hutan campuran dengan
penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis tumbuhan lebih dominan
komposisi jenis penyusun vegetasi dari yang lain.
hutan tersebut cukup beraneka 2. Kehadiran Relatif
ragam. Dengan keanekaragaman Nilai kehadiran relatif dari suatu jenis
jenis tersebut maka stabilitas menunjukkan penyebaran jenis tersebut
ekosistem akan tetap terpelihara, pada habitatnya. Jenis-jenis yang
seperti yang dinyatakan oleh Krebs menyebar secara luas akan mempunyai
(1978) dan Dasman et al (1980) nilai kehadiran relatif yang tinggi,
bahwa adanya keanekaragaman demikian pula sebaliknya jenis-jenis yang
jenis akan meningkatkan stabilitas penyebarannya sempit akan mempunyai
ekosistem yang ada karena nilai kehadiran relatif yang rendah.

Tabel 1. Jenis-jenis pohon penyusun vegetasi yang mempunyai nilai kehadiran relatif
lebih dari 2 %.
No. Nama Botanis Kehadiran Relatif ( % )
1. Pterospernum javanicum 4,65
2. Syzigium sp 4,48
3. Antidesma sp 3,26
4. Aglaia argentea 3,20
5. Artocarpus elastica 3,14
6. Dipterocarpus haseltii 2,44
7. Syzigium polyantha 2,39
8. Gossampinus heptophylla 2,23
9. Myristica fatna 2,21
10. Canarium littorale 2,15
Sumber : Pengolahan data primer
Pada tabel 1 terlihat bahwa mengutip pendapat Whittaker (1975)
Pterospernum javanicum (Bayur), penyebaran jenis-jenis tumbuhan dalam
Syzigium sp (Jambu-jambuan) komunitas merupakan reaksi
mempunyai penyebaran yang tinggi (respon) yang berbeda dari jenis-jenis
dibandingkan dengan lainnya, tersebut terhadap perbedaan mikro
dengan nilai FR sebesar 4,65% habitat. Di antara faktor-faktor
dan 4,48 %.Penyebaran yang luas dari lingkungan yang berpengaruh terhadap
jenis ini diduga karena jenis ini penyebaran tumbuhan maka
mempunyai toleransi yang lebar kelembaban tanah (kandungan air)
terhadap perbedaan kelembaban merupakan faktor yang paling
tanah yang ada dan faktor-faktor berpengaruh.
lingkungan yang lain. Untuk 3. Kerapatan Relatif.
tumbuhan yang mempunyai toleransi Nilai kerapatan relatif dihitung sebagai
yang lebar, akan terdistribusi sangat prosentase kerapatan suatu jenis
luas sehingga nilai kehadiran terhadap seluruh jenis. Jenis-jenis
relatifmya akan lebih tinggi dari yg pohon penyusun vegetasi yang
lain, seperti apa yang dikemukakan mempunyai nilai kerapatan relatif lebih
oleh Soerianegara (1972) yang dari 2% seperti terlihat pada tabel 2 :

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 23


Tabel 2. Jenis-jenis pohon penyusun vegetasi yg memp nilai KR lebih dari 2 %.

No. Nama Botanis Kerapatan Relatif (KR) ( % )


1. Syzigium sp 5,39
2. Antidesma sp 4,71
3. Pterospermum javanicum 4,56
4. Aglaia argentea 2,99
5. Artocarpus elastica 2,95
6. Gossampinus heptophylla 2,40
7. Syzigium polyantha 2,40
8. Dipterocarpus haseltii 2,35
9. Duabanga mollucana 2,30
10. Myristica fatna 2,11
11. Azadiractha indica 2,01
Sumber : Pengolahan data primer
Pada tabel 2 terlihat jenis-jenis individu yang lebih besar.Pada tabel di
Syzigium sp ( Jambu-jambuan ) , atas terlihat bahwa jenis-jenis pohon yang
Antidesma sp , (Buni Hutan) dan mempunyai nilai Kehadiran Relatif besar
Pterospermum javanicum (Bayur) akan cenderung mempunyai nilai
mempunyai nilai kerapatan relatif yang Kerapatan Relatif yang besar pula.
besar bila dibandingkan lainnya,
dengan nilai kerapatan relatif sebesar 4. Dominansi Relatif (DR)
5,39% ; 4,71% ; 4,56 % Nilai Dominansi adalah karakteristik dari
kerapatan relatif yang besar dari jenis- komunitas yang menyatakan pengaruh
jenis ini dikarenakan jenis ini penguasaan suatu jenis dalam komunitas
merupakan jenis-jenis pemenang terhadap jenis lain sehingga populasi jenis
dalam persainagn dan mempunyai lain relatif akan berkurang dalam jumlah
toleransi yang lebar, sehingga atau daya hidupnya (Ewusie, 1980).
persatuan luasnya akan dijumpai

Tabel 3 Jenis-jenis pohon penyusun vegetasi yg mempunyai nilai DR lebih dari 5 %.

No. Nama Botanis Dominansi Relatif (DR) (%)


1. Ficus benyamina L 9,15
2. Pterospermum javanicum 8,91
3. Dysoxylum sp 4,83
4. Mangifera longifetiolatum King 4,45
5. Artocarpus elastica 4,02
6. Dracontomelon dao 2,76
7. Callophyllum soulatri Burm.f 2,63
8. Callophyllum inophyllum 2,46
9. Gossampinus heptophylla 2,45
10. Bischofia javanica 2,41
11. Dipterocarpus haseltii 2,17
12. Alstonia schoolaris 2,11
13. Toona sureni 2,01
Sumber : Pengolahan data primer
Pada tabel 3 terlihat bahwa jenis Pterospermum javanicum (Bayur)
Ficus benyamina (Beringin) dan mempunyai nilai dominansi relatif yang

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 24


tinggi, masing-masing 9,15% dan 8,91 sehingga jenis-jenis tersebut akan
%. Hal ini diduga karena jenis-jenis memperoleh sumber-sumber keperluan
tersebut mampu untuk bersaing dengan hidupnya (air, cahaya dan unsur hara)
jenis-jenis lain dalam mendapatkan secara lebih baik dari pesaingnya.
sinar matahari dan unsur hara dalam 5. Indeks Nilai Penting (INP)
tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Indeks nilai penting suatu jenis dalam
Clement dan Weaver (1938) yang komunitas tumbuhan memperlihatkan
dikutip oleh Hadi Iriatno (1984), tingkat kepentingan atau peranan jenis
penguasaan suatu jenis terhadap jenis tersebut dalam komunitas. Jenis-jenis
yang lain ada hubungannya dengan yang mempunyai peranan yang besar
pertumbuhan dari jenis-jenis tersebut. (dominan) dalam komunitas akan
Jenis-jenis yang mampu tumbuh mempunyai INP tinggi. INP diperoleh
dengan kuat dan cepat akan dengan menjumlahkan nilai Kehadiran
memperoleh cahaya yang lebih banyak Relatif, Kerapatan Relatif dan
sehingga akan menjadi lebih tebal dan Dominansi Relatif. Karena INP
dapat mengalirkan makanan dengan ditentukan oleh ke-tiga relatif tersebut
baik dan mampu menumbuhkan akar maka nilainya berkisar 0 sampai 300
secara cepat.Kondisi ini menyebabkan (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974).
suplai makanan yang lebih besar,
penetrasi yang lebih dalam dan
penyebaran yang lebih luas dari akar

Tabel 4. Jenis-jenis pohon penyusun vegetasi yang mempunyai INP lebih dari 6 %.

No. Nama Botanis FR (%) KR (%) DR (%) INP (%)


1. Pterospermum javanicum 4,65 4,56 8,91 18,12
2. Ficus benyamina 0,99 0,83 9,15 10,97
3. Syzigium sp 4,48 5,39 0,55 10,42
4. Artocarpus elastica 3,14 2,95 4,02 10,11
5. Antidesma sp 3,26 4,71 0,02 7,99
6. Aglaia argentea 3,20 2,99 1.03 7,22
7. Gossampinus heptophylla 2,23 2,40 2,46 7,09
8. Dipterocarpus haseltii 2,24 2,35 2,17 6,96
9. Dysoxylum sp 0,76 0,64 4,84 6,24
10. Mangifera longifetiolatum K. 0,87 0,83 4,45 6,15
11. Callophyllum soulatri Burm.f. 1,86 1,57 2,63 6,06
Sumber : Pengolahan data tabel 1 ; 2 dan 3.

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 25


Pada tabel 4 terlihat jenis menggunakan salah satu nilai relatif saja.
Pterospermum javanicum (Bayur ) Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan
mempunayi INP paling besar bila oleh Mueller-Dombois dan Ellenberg
dibandingkan dengan jenis lainnya, bearti (1984), bahwa penggunaan satu
jenis tersebut mempunyai peranan yang parameter relatif hanya memberikan
paling besar bila dibandingkan lainnya. informasi yang terbatas.
Pada tabel 4 terlihat juga bahwa dengan Penentuan jenis-jenis utama
hanya menggunakan satu nilai relatif saja dilakukan berdasarkan nilai INP yang
belum dapat digunakan untuk lebih besar atau sama dengan 10, yaitu
menentukan apakah peranan suatu jenis untuk jenis-jenis : Pterospermum
lebih besar dengan lainnya. Jadi javanicum (Bayur); Ficus benyamina
dominansi yang didasarkan atas indeks (Beringin ); Syzigium sp (Jambu-
nilai penting (INP) lebih banyak jambuan); dan Artocarpus elastica
memberikan informasi bila dibandingkan (Terep).
dengan dominansi yang hanya
6. Analisis Asosiasi. tinggi, sedangkan hasilnya disajikan
Asosiasi antara jenis-jenis utama diuji dalam tabel 6 untuk nilai chi-square tabel
dengan menggunakan metode 2 x 2 dengan derajad bebas 1 (satu) pada taraf
Contingency tabel, yang dimulai dari uji 10 % dan 5 % berturut-turut adalah
jenis-jenis yang mempunyai INP paling sebesar 2,71 dan 3,38.

Tabel 6. Hasil perhitungan asosiasi antara jenis-jenis pohon utama.

No Kombinasi Jenis X2
1. Pterospermum javanicum dengan Ficus benyamina 0,2045
2. Pterospermum javanicum dengan Syzigium sp 11,7479 **
3. Pterospermum javanicum dengan Artocarpus elastica 3,1298 *
4. Ficus benyamina dengan Syzigium sp 3,1273 *
5. Ficus benyamina dengan Artocarpus elastica 0,0257
6. Syzigium sp dengan Artocarpus elastica 0,5512
Sumber : Pengolahan data primer
Pada tabel 6 terlihat bahwa kombinasi sumber yang mendukung kebutuhan
antara jenis Pterospermum javanicum hidup itu sendiri dalam keadaan terbatas.
dengan Syzigium sp terdapat asosiasi
yang sangat nyata pada taraf uji 5 %. Hal KESIMPULAN.
ini menunjukkan bahwa kejadian bersama
antara pasangan jenis tersebut lebih kecil 1. Vegetasi penyusun kawasan hutan
dari yang diharapkan (Kershaw, 1964) tropis dataran rendah Taman Nasinal
dan boleh jadi pasangan ini saling Gunung Rinjani paling sedikit terdiri
mengeluarkan / meniadakan satu dengan dari 146 jenis pohon, 84 genera dan
yang lain, atau pasangan jenis tersebut 59 suku.
mempunyai reaksi yang berbeda terhadap 2. Berdasarkan nilai Indek Nilai
perbedaan lingkungan (Whittaker, 1975). Pentingnya ternyata Pterospermum
Selain itu kecenderungan untuk saling javanicum (Bayur) merupakan jenis
mengeluarkan antar kedua jenis tersebut yang paling berperanan dalam
diduga disebabkan oleh terjadinya komunitas dengan INP sama dengan
kompetisi antar kedua jenis tersebut. 18,12% . Jenis-jenis lain yg termasuk
Timbulnya kompetisi ini disebabkan jenis- dominan adalah Ficus benyamina
jenis tersebut mempunyai kebutuhan (Beringin); Syzigium sp (Jambu-
hidup yang sama sedangkan sumber-

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 26


jambuan) dan Artocarpus elasticus Utama Penyusun Hutan Suaka
(Terep). Alam Pegunungan Di Cibodas
3. Pada hutan tropis dataran rendah di (Problema Kehutanan). Fakultas
Taman Nasional Gunung Rinjani Kehutanan UGM. Yogyakarta.
kombinasi pasangan yang Kershaw, K.A.1964. Quantitative and
menunjukkan kecenderungan untuk dynamic Plant Ecology. American
hidup bersama adalah Ficus Elsevier P. Company. New York
benyamina dengan Artocarpus Krebs, J. C. 1978. Ecology. The
elasticus dan Syzigium sp dengan Experimental Analysis of
Artocarpus elasticus. Distribution and Abundance.
Penulis mengucapkan terima Harper & Row Publisher . New
kasih kepada bapak Ir. Tedi Sutedi, York, Hagerstone, San Fransisco,
MSc selaku Kepala Balai Taman London.
Nasional Gunung Rinjani dan saudara Marsono, 1977 Diskripsi Vegetasi
Anang Wahyudi beserta team dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika.
magang konservasi Silva Indonesia Fakultas Kehutanan UGM.
TNGR 2005 yang membantu penulis Yogyakarta.
dalam pelaksanaan pengambilan data Martono, DS 1988. Analisis Vegetasi
di lapangan. dan Assosiasi Antara Jenis-Jenis
Pohon Utama Penyusun Hutan
DAFTAR PUSTAKA musim Dataran Rendah Di Meru
Betiri Jawa Timur. (Problema
Anonymus, 2002. Mengenal Taman
Kehutanan) Fakultas Kehutanan
Nasional Gunung Rinjani. Balai
UGM Yogyakarta.
Taman Nasional Gunung Rinjani .
Mueller-Dombois, D dan H. Ellenberg.
Mataram.
1974. Aims and Methods of
Anonymus, 2002. Potensi
Vegetation Ecology. John Wiley
Keanekaragaman Hayati Taman
and Sons . New York.
Nasional Gunung Rinjani. Balai
Odum, E . P. 1972. Fundamentals of
Taman Nasional Gunung Rinjani.
Ecology. W. B. Saunder Company
Mataram.
Philadelphia. London Toronto.
Anonymus, 2006. Laporan Hasil
Samingan, T. 1971. Tipe-tipe
Magang Sylva Indonesia Di
Vegetasi (Pengantar Dendrologi).
Taman Nasional Gunung Rinjani.
Bagian Ekologi Tumbuh-tumbuhan
Ikatan Mahasiswa Kehutanan
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Indonesia . Mataram.
Soerianegara, I . 1972. Ekologi
Dasman, R. F. , P. Milton dan P.
Hutan Indonesia. Departemen
H. Freeman. 1980. Prinsip
Management Hutan Fakultas
Ekologi Untuk Pembangunan
Kehutanan IPB. Bogor.
Ekonomi. Gramedia . Jakarta.
Whittaker, R. H. 1975. Communities
Ewusie, Y. 1980 . Element of
and Ecosystem . Mac millan
Tropical Ecology. With Reference
Publishing Co. Inc. New York.
to the African Asian Pasific and
Collier-Mac millan Publishing
New World Tropics. Heineman
Limited Dublin.
Educatival Books Ltd. London.
Greig-Smith, P. 1964.
Quantitative and Dynamic Plant
Ecology. Second Edition,
Butterworts. London.
Iriatno, H. 1984. Analisis Vegetasi
dan Asosiasi Antara Jenis-jenis

Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 ANALISIS VEGETASI DAN ASOSIASI...... 27

Anda mungkin juga menyukai