Anda di halaman 1dari 43

Kurikulum dan Modul Pelatihan

Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat


Bidang Kesehatan

Pedoman Teknis
Lapangan STBM
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
2013
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................... i
HAL - HAL YANG HARUS DIPICU
DAN ALAT PEMICU YANG DIGUNAKAN
(selain pemetaan wilayah BAB)....................................... 1
LANGKAH - LANGKAH FASILITASI
DI MASYARAKAT............................................................. 2
ANALISA PARTISIPATIF, PEMICUAN
DAN TINDAK LANJUT OLEH MASYARAKAT........................ 2
TRANSEK.........................................................................
4
ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL).................................. 4
SIMULASI AIR YANG TELAH TERKONTAMINASI................. 5
diskusi kelompok (FGD)............................................. 6
Catatan penting pada saat pemicuan.......................... 7
PENTING UNTUK FASILITATOR......................................... 8
FASILITASI DI AKHIR PEMICUAN....................................... 9
FASILITASI UNTUK RENCANA
TINDAK LANJUT MASYARAKAT......................................... 9
LADDER SANITATION....................................................... 10
TAHAP MONITORING...................................................... 11
PEMETAAN...................................................................... 11
RATING SCALE (CONVINIENT).......................................... 12
STBM KOMPONEN 1 (STOP BABS)
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR............................. 14
STBM KOMPONEN 2 (CTPS)
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR............................. 22
STBM KOMPONEN 3 (PAMMRT/PENGELOLAAN
AIR MINUM DAN MAKANAN DI RUMAH TANGGA)
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR............................. 23
STBM KOMPONEN 4
(PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA)
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR.............................. 32
STBM KOMPONEN 5 (LIMBAH)
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR.............................. 39

i
Proses fasilitasi CLTS di masyarakat pada prinsipnya adalah
“pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit,
rasa berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan
kebiasaan BAB di sembarang tempat. Dan untuk membantu
proses pemicuan tersebut digunakan beberapa komponen
PRA seperti pemetaan, transek, alur kontaminasi dan simulasi
lainnya.

Panduan ini bukan merupakan suatu alur yang “harus” diikuti


atau dilakukan pada saat fasilitasi, karena tidak ada aturan yang
baku dalam proses pemicuan. Proses implementasi di masyarakat
lebih berkaitan dengan kemampuan dan inisiatif fasilitator.
Fasilitator bisa memulai dengan kegiatan pemetaan dilanjutkan
dengan transek, alur kontaminasi, kemudian ke pemetaan lagi,
atau memulainya dengan transek, kemudian ke pemetaan,
transek lagi, dan seterusnya. Fasilitator tidak harus menunggu
sampai 1 komponen, 2 atau 3 komponen PRA selesai, namun
setiap saat bisa langsung melakukan pemicuan jika kesempatan
terbuka (misalnya masyarakatnya sudah mulai menunjukkan ke
arah itu).

HAL - HAL YANG HARUS DIPICU DAN ALAT PEMICU YANG


DIGUNAKAN (selain pemetaan wilayah BAB)
Hal yang harus Alat yang digunakan
dipicu

Rasa jijik • Transect walk


• Demo air yang mengandung tinja, untuk
digunakan cuci muka, kumur-kumur, sikat gigi,
cuci piring, cuci pakaian, cuci makanan / beras,
wudlu, dll

Rasa malu • Transect walk (meng-explore pelaku open


defecation)
• FGD (terutama untuk perempuan)

Takut sakit FGD


• Perhitungan jumlah tinja
• Pemetaan rumah warga yang terkena diare
dengan didukung data puskesmas
• Alur kontaminasi (oral fecal)

Aspek agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agama


(rasa berdosa) yang relevan dengan perilaku manusia yang dilarang
karena merugikan manusia itu sendiri.

Privacy FGD (terutama dengan perempuan)

Kemiskinan Membandingkan kondisi di desa/dusun yang bersangkutan


dengan masyarakat “termiskin” seperti di Bangladesh atau
India.

1
LANGKAH - LANGKAH FASILITASI DI MASYARAKAT

1. PERKENALAN DAN PENYAMPAIAN TUJUAN


Perkenalkan terlebih dahulu anggota tim fasilitator dan
sampaikan tujuan bahwa tim ingin “melihat” kondisi
sanitasi dari kampung tersebut. Jelaskan dari awal bahwa
kedatangan tim bukan untuk memberikan penyuluhan
apalagi memberikan bantuan. Tim hanya ingin melihat
dan mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat,
bagaimana masyarakat mendapat air bersih, bagaimana
masyarakat melakukan kebiasaan buang air besar, dan
lain-lain. Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka
mau menerima tim dengan maksud dan tujuan yang
telah disampaikan
2. BINA SUASANA
Untuk menghilangkan “jarak” antara fasilitator dan
masyarakat sehingga proses fasilitasi berjalan lancar,
sebaiknya lakukan pencairan suasana. Pada saat itu
temukan istilah setempat untuk “tinja” (misalnya tai, dll)
dan BAB (ngising, naeng, dll)
3. ANALISA PARTISIPATIF DAN PEMICUAN
Memulai proses pemicuan di masyarakat, yang diawali
dengan analisa partisipatif misalnya melalui pembuatan
peta desa/dusun/kampung yang akan menggambarkan
wilayah BAB masyarakatnya.
4. TINDAK LANJUT OLEH MASYARAKAT
Jika masyarakat sudah terpicu dan kelihatan ingin
berubah, maka saat itu juga susun rencana tindak lanjut
oleh masyarakat. Semangati masyarakat bahwa mereka
dapat 100% terbebas dari kebiasaan BAB di sembarang
tempat.
5. MONITORING
Lebih kepada “memberikan energi” bagi masyarakat yang
sedang dalam masa perubahan di bidang sanitasinya.

ANALISA PARTISIPATIF, PEMICUAN DAN TINDAK LANJUT OLEH


MASYARAKAT

PEMETAAN
Tujuan
 Mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat
 Sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada
mobilisasi masyarakat)

Alat yang diperlukan


 Tanah lapang atau halaman
 Bubuk putih untuk membuat batas desa.
 Potongan – potongan kertas untuk menggambarkan rumah
penduduk.
 Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran.
 Spidol.
 Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap
sarana sanitasi
 Bahan tersebut bisa digantikan dengan bahan lokal seperti:
daun, batu, ranting kayu, dll.
2
Proses
1. Ajak masyarakat untuk membuat outline desa / dusun
/ kampung, seperti batas desa/dusun/kampung, jalan,
sungai dan lain-lain.
2. Siapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat
untuk mengambilnya, menuliskan nama kepala keluarga
masing-masing dan menempatkannya sebagai rumah,
kemudian peserta berdiri di atas rumah masing-masing.
3. Minta mereka untuk menyebutkan tempat BABnya
masing-masing. JIka seseorang BAB di luar rumahnya baik
itu di tempat terbuka maupun “numpang di tetangga”,
tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk kuning.
Beri tanda (garis akses) dari masing-masing KK ke tempat
BAB nya.
4. Tanyakan pula di mana tempat melakukan BAB dalam
kondisi darurat seperti pada saat malam hari, saat hujan
atau saat terserang sakit perut.

Pendalaman / analisa partisipatif dari kegiatan pemetaan.


1. Tanyakan berapa kira-kira jumlah “tinja” yang dihasilkan
oleh setiap orang setiap harinya. Sepakati jumlah rata-
ratanya.
2. Minta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga
di atas kertas yang berisi nama KK dan berapa jumlah
total “tinja” yang dihasilkan oleh 1 keluarga/rumah setiap
harinya.
3. Ajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang
masih BAB di sembarang tempat) yang paling banyak
menghasilkan tinja. (beri tepuk tangan).
4. Pada penduduk yang BAB di sungai, tanyakan ke mana
arah aliran airnya.
5. Pada penduduk yang berada di daerah hilir, tanyakan
dimana mereka mandi. Picu masyarakat bahwa bapak/ibu
telah mandi dengan air yang ada tinjanya.
6. Ajak masyarakat menghitung jumlah “tinja” dari
masyarakat yang masih BAB di sembarang tempat per
hari, dan kemudian per bulan. Berapa banyak “tinja” yang
ada di desa / dusun tersebut dalam 1 tahun? Berapa lama
kebiasaan BAB semabrang tempat berlangsung?.
7. Tanyakan kemana Kira-kira “perginya” tinja – tinja
tersebut.
8. Di aKhir kegiatan tanyakan: kira-kira kemana besok
mereka akan BAB? Apakah mereka akan melakukan hal
yang sama?

Catatan:
 Untuk kepentingan masyarakat dalam memonitor kondisi
wilayahnya sendiri, peta di atas lahan “harus” disalin ke
dalam kertas (flipchart).
 Jika tempat tidak memungkinkan, pemetaan bisa
dilakukan dengan menggunakan kertas yang cukup besar.

3
TRANSEK
Tujuan
Melihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan
tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana
dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat
akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa BAB di tempat
tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.

Proses
1. Ajak masyarakat untuk mengunjungi wilayah-wilayah
yang sering dijadikan tempat BAB (didasarkan pada hasil
pemetaan).
2. Lakukan analisa partisipatif di tempat tersebut.
3. Tanya siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut atau
siapa yang hari ini telah BAB di tempat tersebut.
4. Jika di antara masyarakat yang ikut transek ada yang biasa
melakukan BAB di tempat tersebut, tanyakan:
 bagaimana perasaannya,
 berapa lama kebiasaan itu berlangsung,
 apakah besok akan melakukan hal yang sama?
5. Jika di antara masyarakat yang ikut transek tidak ada
satupun yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut
tanyakan pula bagaimana perasaannya melihat wilayah
tersebut. Tanyakan hal yang sama pada warga yang
rumahnya berdekatan dengan tempat yang sering dipakai
BAB tersebut.
6. Jika ada anak kecil yang ikut dalam transek atau berada
tidak jauh dengan tempat BAB itu, tanyakan apakah
mereka senang dengan keadaan itu? Jika anak-anak
kecil menyatakan tidak suka, ajak anak-anak itu untuk
menghentikan kebiasaan itu, yang bisa dituangkan dalam
nyanyian, slogan, puisi, dan bentuk-bentuk kesenian (lokal)
lainnya.

Catatan:
Jika masyarakat sudah terpicu tetapi belum total (yang mau
berubah baru sebagian), natural leader dan anggota masyarakat
lainnya dapat melakukan kembali transek dengan membawa
“peta”. Transek ini dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah
dan menanyakan kepada mereka kapan mereka mau berubah
seperti masyarakat lainnya yang sudah mulai berubah? Minta
waktu yang detil, misalnya tanggal berapa. Tandai rumah
masing-masing dengan tanggal sesuai kesiapan mereka.

ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)


Tujuan
Mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran
manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

Alat yang digunakan


 Gambar tinja dan gambar mulut
 Potongan – potongan kertas
 Spidol

4
Proses
1. Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa
tinja bisa masuk ke dalam mulut?
2. Tanyakan bagaimana tinja bisa “dimakan oleh kita”? melalui
apa saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan atau
menuliskan hal – hal yang menjadi perantara tinja sampai
ke mulut.
3. Analisa hasilnya bersama – sama dengan masyarakat dan
kembangkan diskusi (misalnya FGD untuk memicu rasa
takut sakit)

SIMULASI AIR YANG TELAH TERKONTAMINASI


Simulasi dengan menggunakan air ini dapat dilakukan pada
saat transek, saat pemetaan atau pada saat diskusi kelompok
lainnya.

Tujuan
Mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air
yang biasa mereka gunakan seharí – hari.

Alat yang digunakan


 Ember yang diisi air (air mentah/sungai atau air masak/
minum)
 Polutan air (tinja)

Proses
 Dengan disaksikan oleh seluruh peserta, ambil 1 ember air
sungai dan minta salah seorang untuk menggunakan air
tersebut untuk cuci muka, kumur-kumur, cuci pakaiann dan
lain-lain yang biasa dilakukan oleh warga di sungai.
 Bubuhkan sedikit tinja ke dalam ember yang sama, dan
minta salah seorang peserta untuk melakukan hal yang
dilakukan sebelumnya.
 Tunggu reaksinya. Jika ia menolak melakukannya, tanyakan
apa alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masyarakat
yang sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu? Apa yang
akan dilakukan masyarakat di kemudian hari?

Peragaan ini bisa ditambahkan dengan hal-hal lain seperti


mencampur sedikit kotoran ke dalam gelas dan minta mereka
untuk meminumnya, meminta masyarakat untuk mencuci beras,
sikat gigi atau berwudlu dengan air sungai yang telah dicampur
dengan kotoran, dan lain-lain.

Bila peragaan ini dilakukan pada saat transek ke wilayah sungai,


untuk menunjukkan bahwa air telah terkontaminasi tidak perlu
memasukkan kotoran ke dalam air dalam ember, melainkan bisa
langsung mengambil air yang di sekitar air tersebut terdapat
tinja.

Kegiatan-kegiatan pemicuan tersebut dilakukan dengan cara


simulasi dan dilanjutkan dengan

5
diskusi kelompok (FGD)
Tujuan
Bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada
dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya
masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan
atau tidak dilakukan.

Banyak hal yang harus dipicu yang dapat dilakukan melalui diskusi
dengan masyarakat, diantaranya:

FGD untuk memicu rasa “malu” dan hal-hal yang bersifat


“pribadi”
 Tanyakan seberapa banyak perempuan yang biasa
melakukan BAB di tempat terbuka dan alasan mengapa
mereka melakukannya.
 Bagaimana perasaan kaum perempuan ketika BAB di tempat
terbuka yang tidak terlindung dan kegiatan yang dilakukan
dapat dilihat oleh setiap orang?
 Bagaimana perasaan laki-laki ketika istrinya, anaknya atau
ibunya melakukan BAB di tempat terbuka dan dapat dilihat
oleh siapapun juga yang kebetulan melihatnya secara
sengaja atau tidak sengaja?
 Apa yang dilakukan perempuan ketika harus BAB (di tempat
terbuka) padahal ia sedang mendapatkan rutinitas bulanan.
Apa yang dirasakan?
 Apa yang akan dilakukan besok hari? Apakah tetap akan
melakukan kebiasaan yang sama?

Catatan
Dalam kebiasaan BAB di sembarang tempat, perempuan adalah
pihak yang paling terbebani (kehilangan privacy), jadi perempuan
termasuk kelompok yang paling kompeten untuk dipicu.

FGD untuk memicu rasa “jijik” dan “takut sakit”


 Ajak masyarakat untuk menghitung kembali jumlah “tinja di
kampungnya”, dan kemana perginya sejumlah tinja tersebut.
 Jika dalam diagram alur terdapat pendapat masyarakat
bahwa lalat adalah salah satu media penghantar kotoran ke
mulut, lakukan probing tentang lalat. Misalnya: jumlah dan
anatomi kaki lalat, bagaimana lalat hinggap di kotoran dan
terbang ke mana saja dengan membawa kotoran di kaki-
kakinya, bagaimana memastikan bahwa rumah–rumah dan
makanan-makanan di dalam kampung itu dijamin bebas
dari lalat, dan sebagainya.
 Ajak untuk melihat kembali peta, dan kemudian tanyakan
rumah mana saja yang pernah terkena diare (2 – 3 tahun
lalu), berapa biaya yang dikeluarkan untuk berobat, adakah
anggota keluarga (terutama anak kecil) yang meninggal
karena diare, bagaimana perasaan bapak/ibu atau anggota
keluarga lainnya.
 Apa yang akan dilakukan kemudian?

FGD untuk memicu hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan


(contohnya dalam komunitas yang beragama Islam)
 Bisa dengan mengutip hadits atau pendapat para alim

6
ulama yang relevan dengan larangan atau dampak buruk dari
melakukan BAB sembarangan, seperti yang dilakukan oleh
salah seorang fasilitator di Sumbawa, yang intinya kurang
lebih: “bahwa ada 3 kelompok yang karena perbuatannya
termasuk orang-orang yang terkutuk, yaitu orang yang biasa
membuang air (besar) di air yang mengalir (sungai/kolam), di
jalan dan di bawah pohon (tempat berteduh)”.
 Bisa dengan mengajak untuk mengingat hukum berwudlu,
yaitu untuk menghilangkan “najis”. Tanyakan air apa yang
selama ini digunakan oleh masyarakat untuk wudlu”? apakah
benar-benar bebas dari najis?
 Apa yang akan dilakukan kemudian?

FGD menyangkut kemiskinan


FGD ini biasanya berlangsung ketika masyarakat sudah terpicu
dan ingin berubah, namun terhambat dengan tidak adanya uang
untuk membangun jamban.
 Apabila masyarakat mengatakan bahwa membangun jamban
itu perlu dana besar, fasilitator bisa menanyakan apakah
benar jamban itu mahal? Bagaimana dengan bentuk ini
(berikan alternatif yang paling sederhana).
 Apabila masyarakat tetap beralasan mereka cukup miskin
untuk bisa membangun jamban (meskipun dengan
bentuk yang paling sederhana), fasilitator bisa mengambil
perbandingan dengan masyarakat yang “jauh lebih miskin”
daripada masyarakat Indonesia, misalnya Bangladesh.
Bagaimana masyarakat miskin di Bangladesh berupaya untuk
merubah kebiasaan BAB di sembarang tempat.
 Apabila masyarakat masih mengharapkan bantuan, tanyakan
kepada mereka: tanggung jawab siapa masalah BAB ini?
Apakah untuk BAB saja kita harus menunggu diurus oleh
pemerintah dan pihak luar lainnya?

Catatan penting pada saat pemicuan.

Di setiap akhir fasilitasi (FGD) tanyakan kepada mereka


 “bagaimana perasaan ibu/bapak terhadap kondisi ini?”
 “apakah bapak/ibu ingin terus dalam kondisi seperti ini?”

Fasilitator menyampaikan kesimpulan atas analisa yang telah


dilakukan oleh masyarakat.
Jika masyarakat masih senang dengan kondisi sanitasi mereka,
artinya tidak mau berubah dengan berbagai macam alasan,
fasilitator bisa menyampaikan :
Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk melakukan
analisa tentang sanitasi di desa bapak/ibu, silakan bapak/ibu
meneruskan kebiasaan ini, dan ibu/bapak adalah satu-satunya
kelompok masyarakat yang masih senang untuk membiarkan
masyarakatnya saling mengkonsumsi kotoran.

Dengan senang hati kami akan menyampaikan hasil analisa


bapak/ibu ini kepada bapak camat/bupati/dst, bahwa di wilayah
kerja mereka masih terdapat masyarakat yang mau bertahan
dengan kondisi sanitasi seperti ini.

7
PENTING UNTUK FASILITATOR
Pada saat memfasilitasi, ada hal-hal yang JANGAN dilakukan
dan HARUS dilakukan oleh seorang fasilitator, diantaranya :

JANGAN LAKUKAN LAKUKAN


Menawarkan subsidi Memicu kegiatan setempat.
Dari awal katakan bahwa tidak
akan pernah ada subsidi dalam
kegiatan ini. Jika masyarakat
bersedia maka kegiatan bisa
dilanjutkan tetapi jika mereka
tidak bisa menerimanya, hentikan
proses.
Mengajari Memfasilitasi
Menyuruh membuat Memfasilitasi masyarakat untuk
jamban menganalisa kondisi mereka,
yang memicu rasa jijik dan malu
dan mendorong orang dari BAB
di sembarang tempat menjadi
BAB di tempat yang tetap dan
tertutup.
Memberikan alat- Melibatkan masyarakat dalam
alat atau petunjuk setiap pengadaan alat untuk
kepada orang proses fasilitasi.
perorangan
Menjadi pemimpin, Fasilitator hanya menyampaikan
mendominasi “ pertanyaan sebagai pancingan”
proses diskusi. dan biarkan masyarakat yang
(selalu menunjukkan berbicara/diskusi lebih banyak.
dan menyuruh (masyarakat yang memimpin).
masyarakat
melakukan ini dan itu
pada saat fasilitasi).
Memberitahukan Membiarkan mereka
apa yang baik dan menyadarinya sendiri
apa yang buruk
Langsung Kembalikan setiap pertanyaan
memberikan dari masyarakat kepada
jawaban terhadap masyarakat itu sendiri, misalnya:
pertanyaan- “jadi bagaimana sebaiknya
pertanyaan menurut bapak/ibu?”
masyarakat

8
FASILITASI DI AKHIR PEMICUAN (dimana masyarakat sudah
terpicu)

Tujuan
Memberikan dukungan, semangat dan apresiasi kepada
masyarakat yang mau melakukan perubahan di bidang sanitasi.

Proses
 Jika masyarakat sudah kelihatan ingin berubah, minta
masyarakat untuk merumuskan upaya-upaya apa.
Biarkan mereka merumuskan apa upaya mereka untuk
berubah. Jika mereka menanyakan pendapat fasilitator,
kembalikan pertanyaan itu kepada masyarakat, apa yang
sebaiknya diupayakan? Atau jika masyarakat terlihat
sangat mengharapkan solusi dari fasilitator, kita sebaiknya
berpura-pura sibuk sendiri (sehingga bukan kita yang
memberikan solusi) tetapi dengan tetap memperhatikan
dan mendengarkan apa yang mereka diskusikan.
 Jika diskusi di antara mereka terlihat sudah selesai,
tanyakan : siapa yang ingin berubah dan membuat jamban
esok hari ? Buat daftar namanya. Berikan apresiasi dengan
memberikan selamat dan bertepuk tangan.

Orang yang pertama menyatakan ingin berubah, itulah yang


diharapkan menjadi  natural leader untuk memicu masyarakat
lainnya untuk merubah kebiasaan BAB di sembarang tempat.

Dorong masyarakat yang mampu untuk membantu keluarga yang


kurang mampu dalam mencari jalan keluar untuk menghentikan
kebiasaan BAB di sembarang tempat.

Dukung masyarakat yang termasuk dalam pressure group


untuk bisa memfasilitasi masyarakatnya agar terjadi perubahan
kebiasaan secara total. Contoh di Sumbawa, masyarakat yang
punya kebun dan kebunnya sering digunakan sebagai tempat
BAB sementara ia sendiri sudah mempunyai jamban adalah salah
seorang yang termasuk dalam pressure group karena ia merasa
dirugikan dengan perilaku masyarakatnya tersebut.

Jika sudah mencapai tahap ini dan masyarakat mengharapkan


bantuan fasilitator dalam hal teknis, fasilitator bisa mulai
membantu mereka dengan menggambarkan bentuk-bentuk
jamban, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling
layak (sehat, aman dan nyaman) -> LADDER SANITASI

FASILITASI UNTUK RENCANA TINDAK LANJUT MASYARAKAT


Tujuan
Mendampingi masyarakat dalam menyusun rencana tindak
lanjut untuk memperbaiki kondisi sanitasinya.

Proses
 Tanyakan kembali siapa yang akan berubah (dengan
membuat jamban) esok hari? Buat daftar nama orang-orang
yang akan berubah.
 Tegaskan kepada orang-orang yang pertama kali akan

9
berubah bahwa mereka adalah “pemimpin” yang
diharapkan dapat membawa perubahan sanitasi secara
keseluruhan di desanya (sepakati dengan mereka
kemungkinan orang-orang tersebut untuk menjadi semacam
“panitia” dalam rangka perubahan sanitasi ke arah yang
lebih baik.
 Tanyakan pula, siapa yang akan mulai merubah kebiasaan
BAB sembarangan 3 hari kemudian, 1 minggu kemudian, 10
hari, 2 minggu, 1 bulan, dan seterusnya.
 Berdasarkan kesepakatan, apa sebaiknya yang akan
dilakukan oleh masyarakat (yang akan berubah) kepada
masyarakat lain di desanya jika kesanggupan mereka untuk
berubah (setelah masing-masing menyanggupi waktunya)
tiba-tiba saja tertunda? -> misalnya dengan membantu
secara gotong royong, sanksi, dll sesuai kesepakatan.
 Tanyakan pula, kapan kira-kira seluruh masyarakat
kampung/dusun/desa ini akan berubah dan menjadi salah
satu desa yang menyatakan diri 100% telah bebas dari
kebiasaan BAB sembarangan ? Fasilitasikan kepada mereka
berdasarkan hasil analisa sebelumnya, bahwa sebagian kecil
saja masyarakat yang masih BAB sembarangan dampaknya
tetap akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
 tanyakan apakah yang dapat mereka lakukan terhadap
masyarakat kampung lain di dalam desanya atau desa
lain yang masih mempunyai kebiasaan BAB di sembarang
tempat? (apakah mereka bersedia untuk menyebarkan
kepada masyarakat kampung lain tentang upaya yang
mereka lakukan untuk merubah kebiasaan?)

Fasilitasikan kepada masyarakat bahwa fasilitator akan membantu


masyarakat dalam mendeklarasikan kempung mereka sebagai
kampung yang 100% bebas dari kebiasaan BAB sembarangan
misalnya dengan mendatangkan kepala daerah (bupati), pers,
masyarakat kampung lain, dan sebagainya.

LADDER SANITATION
Tujuan
Melihat tangga/tahap-tahap sarana sanitasi masyarakat, dari
sarana yang paling sederhana sampai sarana yang paling
lengkap/layak (sehat, aman, nyaman)

Proses
1. Ajak masyarakat untuk menggambarkan sarana sanitasi apa
yang mereka ketahui.
2. Atau, ajukan pertanyaan kepada mereka (yang sudah punya
jamban) kira-kira 10 tahun yang lalu BAB di mana, atau
jamban seperti apa yang digunakan dulu, atau jamban apa
yang digunakan sekarang?
3. Kembangkanlah diskusi yang berkaitan dengan sarana-
sarana tersebut, tanyakan apakah faktor pendukung dan
faktor penghambat setempat (teknis dan non teknis) dalam
mewujudkan bentuk-bentuk sarana tersebut?
4. Lalu kembalikan kepada mereka, bentuk sarana apa yang
bisa mereka wujudkan, yang sesuai dengan kondisi alam
serta kemampuan mereka masing-masing.

10
Catatan
 Ladder sanitasi penting untuk diketahui dan menjadi bekal
bagi fasilitator, namun baru disampaikan kepada masyarakat
jika masyarakat memerlukannya, misalnya jika mereka
merasa perlu saran atau pendapat yang berhubungan
dengan sarana sanitasi yang akan mereka bangun.
 Fasilitator bisa membawa alat bantu tentang ladder sanitasi,
biasanya dalam bentuk gambar dengan spesifikasi teknis,
serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sarana
tersebut.

TAHAP MONITORING

Dalam CLTS monitoring yang paling efektif adalah pengawasan


diantara mereka sendiri, sehingga monitoring oleh pendamping
lebih kepada memberikan energi atau dorongan kepada
masyarakat.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka monitoring


(energising) adalah:
 Cross visit di antara kelompok masyarakat (kelompok yang
sudah terpicu kepada kelompok yang belum terpicu atau
sebaliknya).
 Mengembangkan konsultan masyarakat; memfasilitasi
masyarakat yang belum terpicu untuk mengundang natural
leader yang ada untuk melakukan pemicuan di kelompok
tersebut.

Selain itu, beberapa tools PRA yang bisa digunakan dalam


tahap monitoring (setelah 1 – 2 bulan perubahan kebiasaan),
diantaranya:

PEMETAAN
Tujuan
 Melihat akses masyarakat terhadap tempat-tempat BAB
(dengan cara membandingkan antara tali akses sebelum
pemicuan dan akses yang terlihat pasca pemicuan dan
tindak lanjut masyarakat).

Proses
 Ajak masyarakat untuk menandai rumah-rumah mana saja
yang telah berhasil merubah kebiasaan. (dimana pada peta
awal tercantum kapan waktunya mereka akan berubah,
sampai pada tanggal berapa mereka menyanggupi untuk
terbebas dari kebiasaan BAB di sembarang tempat (kegiatan
ini bisa dilengkapi dengan transek walk).
 Mengajak masyarakat untuk “menilai” kondisi sanitasi
di desa/dusunnya dengan menggunakan skoring (ada
penilaian, misalnya ketika pencapaian dibawah 25%
berapa skornya, pencapaian 20 – 40%,, pencapaian 50%
dan seterusnya sampai skor tertinggi untuk pencapaian
100% masyarakat telah mempunyai tempat yang tetap dan
tertutup untuk melakukan BAB).

11
RATING SCALE (CONVINIENT)
Tujuan
 Untuk melihat dan mengtehui apa yang dirasakan
masyarakat (bandingkan antara yang dirasakan dulu ketika
BAB di sembarang tempat dengan yang dirasakan sekarang
ketika sudah BAB di tempat yang tetap dan tertutup).
 Untuk mengetahui apa yang masyarakat rasakan dengan
sarana sanitasi yang dipunyai sekarang, dan hal lain yang
ingin mereka lakukan Hal ini berkaitan dengan ladder
sanitasi di masyarakat.
Proses
 Ajak masyarakat untuk menggambar sesuatu yang dapat
menunjukkan perasaan puas/senang/bahagia, perasaan
biasa-biasa saja, dan perasaan tidak puas/tidak senang/
sedih, misalnya:

 Sepakati makna dari masing-masing gambar tersebut,


(bila perlu sepakati pula berapa nilai dari masing-masing
gambar tersebut, misalnya gambar sedih nilainya 0 dan
gambar tertawa nilainya 100, dan ada interval nilai di
antara gambar-gambar tersebut).
 Minta masyarakat (satu persatu) untuk berdiri diantara
gambar-gambar itu, tanyakan:
o apa yang dirasakan dulu ketika BAB di sembarang
tempat?
o Apa yang dirasakan sekarang?
o Tanyakan apa perasaannya terhadap sarana sanitasi
yang mereka punyai (mungkin masyarakat ada yang
menjawab senang punya jamban tetapi kurang senang
karena masih belum dipasang dinding, dll)
 Bila diperlukan, sepakati juga dengan masyarakat, bahwa
masyarakat tidak harus berdiri tepat pada gambar
tersebut, tetapi mungkin dapat berdiri diantara 2 gambar
yang ada untuk menunjukkan apa yang mereka rasakan.
 Untuk setiap pertanyaan, lihat jawaban mereka dengan
melihat di gambar mana mereka berdiri. Perdalam
alasannya, sehingga dari hal itu akan terbentuk sebuah
diskusi yang dapat menggambarkan apa yang terjadi dan
dirasakan oleh masyarakat secara umum berkaitan dengan
kondisi sanitasinya.

12
13
STOP BABS CTPS PAM-RT SAMPAH LIMBAH
ALAT/ELEMEN
Pemetaan ++ ++ ++
Transect Walk ++ ? ++ ++
Oral fecal ( diagram F) ++ ++ ++ ++ ++
Hitung volume Tinja ++ -- -- -- --
Hitung volume sampah -- -- -- ++ --
Hitung Volume Limbah -- -- -- -- ++
Focus Group Discution ++ ++ ++ ++ ++
Simulasi/demo air + tinja ++ -- -- -- --
Simulasi /cuci tangan ++
Simulasi
Simulasi
Simulasi
ELEMEN PEMICUAN Rasa Jijik, Rasa, Malu, Takut Dosa/ Takut Sakit, Jijik, Takut sakit, Jijik, Takut sakit, Jijik, Takut sakit, Jijik, Kotor,
rasa bersalah/takut masuk neraka, Agama, Gaya hidup, Rasa Gengsi, Ekonomis, Najis,Bau, Banjir, Najis,Bau, Agama,
Takut sakit, Harga diri, Privasi, Rasa malu. Hemat, Dosa thd Kecelakaan, Dosa,Tokoh masyarakat/
aman, Rasa gengsi, Faktor ekonomi, keluarga, Air Hidup Pencemaran, Perda keteladanan Pecemaran
Rasa takut/mistis, Perumpamaan lingkungan, kumuh,
spt hewan (kucing, anjing, babi dll) Nilai ekonomi nyaman, Perselisihan.
Keindahan
Hasil yang diharapkan ODF = 100 % masyarakat akses 100 % masyarakat CTPS, 100 % masyarakat 100 % masyarakat 100 % KK mengelola
ke wc dengan benar dan pada saat mengelola air (...) dan mengelola sampah limbah secara aman.
yang tepat melakukan 5 kunci ditingkat keluarga/ Ada resapan atau
keamanan pangan lingkungan dialirkan.
Kawasan Bebas
Sampah.

FECAL ORAL YANG DIGUNAKAN SATU UNTUK SEMUA PADA TAHAP AWAL KEMUDIAN UNTUK SELANJUTNYA PENEKANAN PADA
BLOKING YANG DIKEHENDAKI.
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR
STBM KOMPONEN 1 (STOP BABS)

No. Kegiatan Tujuan Proses Waktu Bahan


(durasi) Alat
1. Perkenalan  Agar masyarakat dengan fasilitator saling 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan 15 menit -
dan mengenal, tujuan.
penyampaian  Agar masyarakat mengetahui maksud 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice
tujuan. kedatangan fasilitator. breaking yang sesuai dengan situasi
 Agar masyarakat mengetahui bahwa kondisi.
fasilitator tidak membawa bantuan
apapun.
2. Pencairan  Agar masyarakat merasa senang 1. Ajak masyarakat melakukan perma- 15 menit Sesuai
suasana mengikuti acara pertemuan inan/game yang menimbulkan rasa kebutuhan
 Agar masyarakat tidak merasa rendah lucu dan membuat gembira.
diri terhadap fasilitator 2. Atau ajak masyarakat bernyanyi atau
 Agar tidak ada kekakuan suasana acara membuat joke/lelucon.
pertemuan
3. Kesepakatan  Agar ada kesepakatn istilah tinja, BAB & 1. Tanyakan kebiasaan masyarakat setiap 10 menit -
istilah tinja, BAB Jamban antara masyarakat dengan fasilitator. bangun pagi.
& Jamban  Agar istilah tinja, BAB & Jamban yang 2. Gali intilah tinja, BAB & jamban yang
digunakan betul-betul istilah sehari-hari dan dipakai sehari-hari masyarakat setempat.
cenderung bahasa kasar sehingga efektif 3. Sepakati istilah istilah tersebut yang akan
dipakai sebagai bahasa pemicu. dipakai selama pertemuan berlangsung.

14
15
No. Kegiatan Tujuan Proses Waktu Bahan Alat
(durasi)
3. Pemetaan  Digunakan untuk alat P.R.A. 1. Minta bbrp sukarelawan untuk meng- 25 menit Bahan
 Digunakan untuk mengetahui tempat-tempat gambarkan batas desa/dusun/RW. setem-pat
masy. biasa BABS. 2. Minta sukarelawan menggambarkan
 Digunakan sbg alat bantu pemicuan tempat-tempat yang mungkin dipakai
 Digunakan sbg alat monitoring sebagai BABS.
3. Minta sukarelawan menandai posisi
melakukan pertemuan.
4. Minta kepada semua peserta/masya-
rakat yang hadir menandai rumah-nya
masing-masing dengan benda sesuai
kesepakatan.
4. Pemicuan dengan
FGD :
a. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa malu melakukan BABS.  Buat posisi masyarakat melingkar satu 15 menit -
Malu  Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah lapis.
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan  Tanya kepada peserta pertemuan :
Stop BABS. siapa yang pagi ini tadi BAB di sungai/
 Menimbulkan keinginan kuat untuk sawah/kebun dll ? (Jangan sebut : tidak
membangun & menggunakan jamban dijamban ). Minta untuk tunjuk tangan.
sebagai tempat BAB.  Yang tunjuk tangan pisahkan/minta maju
satu langkah dari lingkaran (dipisahkan
dari lingkaran diharapkan sudah muncul
rasa malu)
 Gali Rasa Malu mereka dengan per-
tanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya
dengan rasa malu.
 Bila ada yang menyatakan malu, tanyakan
: Apakah mau seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
b. Elemen Rasa Jijik  Menimbulkan rasa jijik terhadap tinja yang  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit Visualisasi
dibuang sembarangan. elemen rasa malu, lanjutkan dengan tinja
 Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah elemen rasa jijik.
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan  Tanyakan berapa anggota keluarga dan
Stop BABS. berapa kali setiap hari BAB.
 Menimbulkan keinginan kuat untuk  Minta mereka membuat tumpukan bahan
membangun & menggunakan jamban menyerupai tinja (yang sudah disiapkan)
sebagai tempat BAB. sejumlah anggota keluarganya.
 Minta mereka untuk melihat visualisasi
tumpukan tinja dan tanyakan perasaan
mereka
 Bila ada yang menyatakan jijik, tanyakan :
Apakah mau seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, kita ajak
menghitung jumlah tinja yang dihasilkan

16
perhari/bulan dan tahun.
17
c. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa takut sakit karena tahu  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit Diagram F,
Takut Sakit bahwa tinja yang dibuang sembarangan bisa elemen rasa malu dan jijik lanjutkan Meta plan &
termakan dan mengakibatkan sakit. dengan elemen rasa takut sakit. alat tulis,
 Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah  Simulasikan air minum yang tercemar Flip Chart
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan tinja atau gali pengetahuan masyarakat
Stop BABS. bagaimana tinja seseorang bisa masuk
 Menimbulkan keinginan kuat untuk kemulut.
membangun & menggunakan jamban  Tanyakan perasaan mereka setelah
sebagai tempat BAB. melihat peragaan tinja bisa masuk mulut.
 Bila ada yang menyatakan jijik atau takut
sakit tanyakan : Apakah mau seperti ini
terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, gunakan elemen
selanjutnya.
d. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa takut dosa karena tahu  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit -
Takut Dosa bahwa tinja yang dibuang sem-barangan bisa elemen rasa malu, jijik dan rasa takut
membuat najis alat ibadah atau orang lain sakit lanjutkan dengan elemen rasa takut
yang mau beribadah. dosa.
 Menimbulkan rasa takut dosa karena tahu  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
bahwa tinja yang dibuang sem-barangan bisa bahwa tinja mereka bisa masuk mulut
membuat orang lain jatuh sakit. orang lain dan menimbulkan sakit atau
 Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan bahwa tinja mereka bisa membuat ibadah
Stop BABS. orang lain tidak diterima Tuhan karena alat
 Menimbulkan keinginan kuat untuk ibadah atau badannya tidak suci karena
membangun & menggunakan jamban terkenan najisnya ? atau
sebagai tempat BAB.  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
bahwa tinja mereka bisa masuk mulut
orang lain dan menimbulkan sakit.
 Bila ada yang menyatakan takut dosa
tanyakan : Apakah mau seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, gunakan elemen
selanjutnya atau gunakan hadist atau ayat
dari Kitab Suci.

18
19
e. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa jatuh harga diri karena  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit -
Harga Diri masih berperilaku BABS. elemen-elemen diatas lanjut-kan dengan
 Menumbuhkan kebanggaan karena telah elemen rasa harga diri.
mempunyai jamban dan telah melaksanakan  Tanyakan perasaan mereka kalau ada
Stop BABS. tamu yang sangat dihormatinya mau
 Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah numpang BAB dan ternyata nggak punya
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan jamban atau
Stop BABS.  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
 Menimbulkan keinginan kuat untuk bahwa banyak orang yang lebih miskin
membangun & menggunakan jamban darinya sudah mau berubah atau sudah
sebagai tempat BAB. punya jamban ? atau
 Tanyakan perasaan mereka kalau tau
bahwa dirinya tidak lebih baik dari kucing
dalam hal BAB.
 Bila ada yang menyatakan jatuh harga
diri/gengsi tanyakan : Apakah mau
seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, gunakan elemen
selanjutnya atau gunakan hadist atau ayat
dari Kitab Suci.
f. Elemen lain.  Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah  Tanyakan perasaan mereka dengan
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan menggunakan elemen-elemen pemicu lain
Stop BABS. yang sesuai dengan situasi dan kondisi
 Menimbulkan keinginan kuat untuk setempat.
membangun & menggunakan jamban
sebagai tempat BAB.
5. Transect Walk  Menimbulkan rasa malu/jijik/takut sakit/takut  Transect Walk adalah kegiatan mengajak 30 menit -
dosa/jatuh harga diri peserta pertemuan untuk menelusuri desa/
 Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah dusun/kampung untuk melihat dimana
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan masyarakat biasa melakukan BAB.
Stop BABS.  Transect bisa dilakukan sebelum
 Menimbulkan keinginan kuat untuk pemetaan, atau sesudah pemetaan
membangun & menggunakan jamban dan tidak ada yang terpicu (setelah ada
sebagai tempat BAB. pemicuan) atau tidak usah dila-kukan bila
dengan pemetaan dan elemen pemicunya
sudah berhasil ada yang terpicu.
 Ditempat yang ada tumpukan tinja lakukan
FGD dengan elemen-ele-men pemicuan.
 Bila ada yang menyatakan mau berubah,
berikan reward/pujian.

20
21
6. Kesepakatan  Membangun komitmen dari masyara-kat yang  Minta kepada masyarakat yang terpicu 30 menit Flip Chart &
mau berubah : kapan akan merealisasikan untuk menuliskan komitmen/ kesanggupan alat tulis
keinginannya untuk berubah. mereka untuk mulai membangun jamban
 Membuat kesepakatan keberadaan Komite  Minta kepada masyarakat yang terpicu :
Masyarakat yang akan mempelopori kapan hasil karya mereka bisa dilihat oleh
pembangunan jamban di komunitasnya. .......... ?
 Fasilitasi masyarakat yang terpicu dalam
menyusun Struktur Organisasi Komite
Masyarakat.
7. RTL  Memfasilitasi masyarakat yang terpicu untuk  Minta kepada Komite untuk membu-at 30 menit Flip Chart &
membuat Rencana Tindak Lanjut untuk Rencana Tindak Lanjut dalam rangka alat tulis
merealisasikan Komitmen mereka untuk merealisasikan komit-men mereka
untuk mewujudkan ODF.
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR
STBM,(CTPS)

No. KEGIATAN Tujuan Proses Waktu Bahan Alat


(durasi)
1. Perkenalan Saling mengenal ( antar 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. 15 menit
masyarakat dengan 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking
fasilitator), Masyarakat/ yang sesuai dengan situasi kondisi.
Peserta pertemuan merasa
senang, tanpa beban
mengikuti orientasi.Maksud
dan tujuan diketahui oleh
masyarakat.
2 Alur Penyakit Untuk mengetahui penyebab 1. Fasilitator menanyakan beberapa penyakit yang o Kertas meta
penyakit, cara penularan, sering muncul. plan
pencegahan. 2. Masyarakat diminta menuliskan di kertas meta plan. Spidol
3. Pilih salah satu penyakit yang berkaitan dengan Stiky cloth
sanitasi (contoh diare)
4. Buat alur penyakit tersebut
5. Fasilitator menanyakan bagaimana cara
pencegahannya dan masyarakat menuliskannya.

22
23
3 Demo cuci Memberi penjelasan 1. Minta kesediaan dua orang (si A dan B) dari Aqua botol
tangan pakai pentingnya cuci tangan pakai masyarakat Lem dari
sabun sabun 2. Si A praktek ctps yang benar tepung kanji
3. Si B praktek ctps yang tidak benar Betadin
4. Fsilitator meminta masyarakat untuk menilai dan Ember
memberikan tanggapan Sabun
5. Fasilitator menyimpulkan perilaku CTPS yang benar Tisu

LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR


STBM,( PAM RT/AIR)

Bahan
No. KEGIATAAN Tujuan Proses Waktu Alat
(durasi)
1. Perkenalan Saling mengenal ( antar 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan 15 menit
masyarakat dengan Note: Sampaikan akan belajar mengenai upaya warga disini
fasilitator), Masyarakat/ dalam menyediakan air minum di rumah tangga
Peserta pertemuan merasa Karena mau belajar maka kami sekelompok tidak
senang, tanpa beban membawa bantuan
mengikuti orientasi.Maksud
dan tujuan diketahui oleh 2. Perkenalan dimulai dari lead fasilitator dilanjutkan
masyarakat. anggota
kelompok. Cukup sebutkan nama dan kota asal (jangan
sebutkan asal instansi karena akan membangun gap
anatar fasilitator dengan masyarakat)

3. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking yang


sesuai dengan situasi kondisi.
Pemetaan Focus disamping wc/ sumber air: 15 menit
Pemetaan rumah, tempat buang air besar, metode
mendapatkan air minum di RT (gali mulai dari pengolahan,
wadah penyimpanannya dan perilaku penanganannya)
Lanjutkan dengan simulasi air minum yang terkontaminasi
Transect Diagram 5 F dimainkan oleh masyarakat 15 menit
Masyarakat diajak untuk menyusuri lokasi tempat BAB
(upayakan cari yang masih ditempat terbuka/sembarangan)
Lakukan simulasi minum air, lalat, tinja.
Alur Peserta menyusun alur kontaminasi 20 menit
kontaminasi Peserta membuat blocking kontaminasi
Peserta menyajikan dan menyimpulkan

24
25
FGD Gali informasi mengenai upaya penyediaaan air minum di 30 menit
rumah masing-masing peserta (pengolahan, penyimpanan
dan perilaku penanganannya) --- grand tour
Tandai/ingat beberapa peserta yang belum melakukan upaya
pengelolaan air minum dan gali menuju 3 komponen PAM RT
-- mini tour
Lemparkan kepada peserta yang telah melakukan upaya 3
komponen PAM RT
Lakukan simulasi minum air yang terkontaminasi

Takut Sakit
Kesepakatan Dilakukan penyediaan air minum di rumah tangga masing-
masing
RTL Memperbaiki cara pengelolaan air minum di rumah tangga
masing-masing
HASIL Perubahan sikap pengetahuan perilaku dalam pengelolaan
air minum RT.
100 % masyarakat mengelola air minum dan melakukan 5 kunci
keamanan pangan .

Total safe drinking water.


LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR
STBM,( PAMRT/PENGELOLAAN MAKANAN DI RUMAH TANGGA)

No. Tujuan Proses Waktu Bahan Alat


(durasi)
1. Perkenalan Saling mengenal ( antar 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. 15 menit
masyarakat dengan 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai dengan
fasilitator), Masyarakat/ situasi kondisi.
Peserta pertemuan merasa
senang, tanpa beban
mengikuti orientasi.Maksud
dan tujuan diketahui oleh
masyarakat.
Pemetaan.  Dimana Sumber airnya
 Dimana keluarga BAB 30 menit
 Dimana keluarga membuang sampah
 Dimana keluarga membuang limbahnya?
 Dimana keluarga memasak makanan
 Siapa yang memiliki tudung saji ?
Pemutaran Fasilitator Memutar film tentang ”makanan yang dihinggapi lalat” 5 menit Media
Film audiovisual
Diagarma F Peserta diminta untuk membuat alur kontaminasi makanan dengan gambar- 5 menit Gambar Alur
gambar diagaram lima F.

26
27
FGD Takut Sakit, Rasa Jijik 20 menit Poster
• Fasilitator melakukan simulasi dengan menawarkan makanan yang
diwadahi pada tempat yang kotor
• Fasilitator melakukan simulasi mencuci buah yang langsung dimakan
menggunakan air yang kotor
• Fasilitator menanyakan Bagaimana keluarga melakukan Cara Pengelolaan
Makanan Yang Baik di Rumahnya al :
 Menjaga Kebersihan
- CTPS sebelummengolah pangan dan sesering mungkin
- CTPS dari toilet
- Mencuci peralatan masak dan makan
- Menjaga dapur tetap bersih (dari serangga, hama dan binatang)
 Pisahkan makanan mentah dengan yang matang
- Memisahkan daging, ikan , pangan dari laut dengan pangan lain
- Menggunakan peralatan (pisau, talenan) terpisah untuk pangan
mentah
- Simpan pangan pada wadah untuk menghindari kontak pangan
mentah dan matang.
 Masaklah dengan benar
- Masaka pangan (daging, telur, ikan, unggas, dan pangan hasil laut)
- Rebus pangan seperti sup sampai mendidih, kalau daging usahakan
airnya bening tidak merah muda)
- Memasakan kembali pangan ( sisa) dengan benar.
 Jagalah Pangan Pada Suhu Yang Aman
- Jangan membiarkan pangan matang pada suhu kamar lebih dari dua
jam
- Simpan semua pangan yang cepat rusak dalam lemari es
- Sajikan makanan dengan suhu yang hangat
- Jangan menyimpan makanan di lemari es terlalu lama
- Makanan yang sudah beku harus dipanaskan kembali.
 Gunakan air dan bahan baku yang aman
- Gunakan air yang aman atau beri perlakuan agar air aman
- Pilih pangan yang segar dan bermutu
- Pilih pangan yang aman
- Cuci buah dan sayur yang dimakan mentah
- Jangan mengkonsumsi pangan kadaluwarsa
Kesepakatan - Fasilitator memfasilitasi peserta untuk membuat kesepakatan bahwa 10 menit Kertas flano
seluruh komunitas di desa tsb akan menerapkan CPMB (Cara spidol
Pengelolaan Makanan Yang Baik ) dengan menerapkan 5 kunci kemanan
pangan

RTL - Buat RTL dengan masyarakat sbb : 10 menit Kertas flano


- kapan komunitas akan memulai mengelola makanan makanan dengan spidol
CPMB yaitu menerapkan 5 kunci kemanan pangan (CPMB) Cara
Pengelolaan Makanan yang Baik
- Siapa yang akan memonitoring
Merubah perilaku masyarakat untuk menjaga kebersihan makanan & minuman
( Total Food Safety )

28
29
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR
STBM,( LIMBAH)

Waktu
No. Kegiatan Tujuan Proses Bahan Alat
(durasi)
1. Perkenalan • Saling mengenal ( antar 1. Fasilitator memperkenalkan diri dan mencoba mengenal 5 menit
masyarakat dengan fasilitator), beberapa anggota masyarakat yang hadir
• Maksud dan tujuan diketahui 2. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan.
oleh masyarakat.
2 Bina Masyarakat/peserta merasa Fasilitator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai 10 menit
suasana senang, tanpa beban dalam dengan situasi kondisi
mengikuti pertemuan
2 Identifikasi Mengajak masyarakat mengenali • Fasilitator menyampaikan pertanyaan apa saja yang menjadi air 25 menit • K e r t a s
limbah permasalahan pengelolaan limbah di rumah? flipchart
cair rumah limbah cairnya sendiri • Ketika masyarakat telah menyampaikan wujud limbah cair yang • Spidol
tangga, dihasilkan, fasilitator menuliskan pada kertas metaplan dan • K e r t a s
Pemetaaan menempelkan pada sticky cloth metaplan
Hitung • Fasilitator meminta peserta membagi kelompok sesuai dengan
Volume wujud limbah yang disampaikan, kemudian diminta untuk
limbah cair menggambarkan bagaimana air limbah itu disalurkan?
• Fasilitator menanyakan apakah nilai positif dan negatif dari
adanya limbah cair dari setiap jenis penyaluran?
• Ajukan pertanyaan kunci: Bagaimana perasaan kita kalau melihat
lingkungan kita dengan limbah cair seperti tergambarkan dalam
bagan identifikasi?
• Fasilitator menanyakan berapa banyak limbah cair yang
dihasilkan setiap harinya?
No. Kegiatan Tujuan Proses Waktu Bahan Alat
(durasi)
3 Pemicuan:
A Alur kontaminasi Mengajak masyarakat untuk melihat • Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka 10 menit • Gambar tinja
bagaimana kotoran manusia dapat yakin bahwa tinja bisa masuk ke dalam mulut? dan gambar
dimakan oleh manusia yang lainnya • Tanyakan bagaimana limbah cair masuk ke mulut
tubuh kita? melalui apa saja? Minta masyarakat • P o t o n g a n
untuk menggambarkan hal – hal yang menjadi kertas
perantara limbah cair sampai ke mulut. • Spidol
• Analisis hasilnya bersama–sama dengan
masyarakat dan kembangkan diskusi (misalnya
FGD)
C FGD Bersama dengan masyarakat, Fasilitator menanyakan perasaan masyarakat 15 menit
mendiskusikan kondisi yang ada dan berkaitan dengan elemen: takut sakit, takut
menganalisisnya, sehingga diharapkan dosa, jijik, takut lingkungan tercemar, takut
dengan sendirinya masyarakat dapat perselisihan, rasa bau, takut kumuh, rasa
merumuskan yang sebaiknya dilakukan kotor, takut kecelakaan, ekonomi (negatif) dan
atau tidak dilakukan kenyamanan, ekonomi (positif)

30
31
Penelusuran • Untuk melihat dan mengetahui tempat • Ajak semua peserta untuk berjalan-jalan 20 menit
Wilayah yang paling sering dijadikan tempat mengelilingi kampung mereka. Tujuan
buang limbah cair. perjalanan adalah lokasi-lokasi dimana
• Dengan mengajak masyarakat masyarakat membuang limbah cair tidak pada
berjalan ke sana dan berdiskusi tempatnya
di tempat tersebut, diharapkan • Jika menemukan lokasi pembuangan limbah
masyarakat akan merasa jijik, bau, dsb cair, ajukan pertanyaan: siapa yang buang
• Memicu rasa malu bagi yang limbah cair di sini?
membuang limbah cair tidak pada • Bagaimana perasaan kita dengan melihat
tempatnya. kondisi lingkungan yang seperti ini?
Kesepakatan • Fasilitator bertanya: Apakah bapak/ibu mau 5 menit
terus dalam kondisi seperti ini?
• Apa yang akan dilakukan?
• Apakah kita sepakat untuk melakukan
tindakan tersebut?
RTL • Fasilitator mengajak masyarakat untuk 5 menit • kertas
menuliskan rencananya dalam rangka flipchart
mewujudkan kesepakatan • spidol
LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR
STBM KOMPONEN 4 ( PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA )

No. Kegiatan Tujuan Proses Waktu Bahan Alat


(durasi)
1. Perkenalan  Agar masyarakat dengan fasilitator 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan 15 menit -
dan saling mengenal, tujuan.
penyampaian  Agar masyarakat mengetahui 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice
tujuan. maksud kedatangan fasilitator. breaking yang sesuai dengan situasi
 Agar masyarakat mengetahui bahwa kondisi.
fasilitator tidak membawa bantuan
apapun.
2. Pencairan  Agar masyarakat merasa senang 1. Ajak masyarakat melakukan perma-inan/ 15 menit Sesuai
suasana mengikuti acara pertemuan game yang menimbulkan rasa lucu dan kebutuhan
 Agar masyarakat tidak merasa membuat gembira.
rendah diri terhadap fasilitator 2. Atau ajak masyarakat bernyanyi atau
 Agar tidak ada kekakuan suasana membuat joke/lelucon.
acara pertemuan

32
33
3. Pemetaan  Digunakan untuk alat P.R.A. 1. Minta bbrp sukarelawan untuk meng- 25 menit Bahan
 Digunakan untuk mengetahui tempat- gambarkan batas desa/dusun/RW. setem-pat
tempat masy. biasa Buang Sampah. 2. Minta sukarelawan menggambarkan
 Digunakan sbg alat bantu pemicuan tempat-tempat yang mungkin dipakai
 Digunakan sbg alat monitoring sebagai tempat buang sampah.
3. Minta sukarelawan menandai posisi
melakukan pertemuan.
4. Minta kepada semua peserta/masya-
rakat yang hadir menandai rumah-nya
masing-masing dengan benda sesuai
kesepakatan.
4. Pemicuan
dengan FGD :
a. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa malu melakukan  Buat posisi masyarakat melingkar satu 15 menit -
Malu buang sampah sembarangan lapis.
 Menimbulkan keinginan kuat untuk  Tanya kepada peserta pertemuan :
merubah kebiasaan buang sampah siapa yang pagi ini tadi buang sampah
sembarangan. di sungai/sawah/kebun dll ? Minta untuk
 Menimbulkan keinginan kuat untuk tunjuk tangan.
mengelola sampah yang memenuhi  Yang tunjuk tangan pisahkan/minta maju
syarat kesehatan. satu langkah dari lingkaran (dipisahkan
dari lingkaran diharap-kan sudah muncul
rasa malu)
 Gali Rasa Malu mereka dengan per-
tanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya
dengan rasa malu.
 Bila ada yang menyatakan malu,
tanyakan : Apakah mau seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
b. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa jijik terhadap sam-  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit Visualisasi
Jijik pah yang dibuang sembarangan. elemen rasa malu, lanjutkan dengan sampah
 Menimbulkan keinginan kuat untuk elemen rasa jijik.
merubah kebiasaan buang sampah  Tanyakan berapa anggota keluarga
sembarangan. dan berapa kali setiap hari membuang
 Menimbulkan keinginan kuat untuk sampah
mengelola sampah yang memenuhi  Minta mereka membuat tumpukan
syarat kesehatan. bahan menyerupai sampah (yang sudah
disiapkan) sejumlah berapa kali keluarga
mereka buang sampah.
 Minta mereka untuk melihat visuali-
sasi sampah berserakan dan tanyakan
perasaan mereka
 Bila ada yang menyatakan jijik, tanyakan
: Apakah mau seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, kita ajak
menghitung jumlah sampah yang

34
dihasilkan perhari/bulan dan tahun.
35
c. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa takut sakit karena  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit Diagram F,
Takut Sakit tahu bahwa sampah yang dibuang elemen rasa malu dan jijik lanjutkan Meta plan &
sembarangan bisa termakan dan dengan elemen rasa takut sakit. alat tulis,
mengakibatkan sakit.  Simulasikan air minum yang terce- Flip Chart
 Menimbulkan keinginan kuat untuk mar kotoran dari sampah atau gali
merubah kebiasaan buang sampah pengetahuan masyarakat bagaima-na
sembarangan. kotoran disampah seseorang bisa masuk
 Menimbulkan keinginan kuat untuk kemulut.
mengelola sampah yang memenuhi  Tanyakan perasaan mereka setelah
syarat kesehatan. melihat peragaan kotoran disampah bisa
masuk mulut.
 Bila ada yang menyatakan jijik atau takut
sakit tanyakan : Apakah mau seperti ini
terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, gunakan elemen
selanjutnya.
d. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa takut dosa karena  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit Visualisasi
Takut Dosa tahu bahwa sampah yang dibuang elemen rasa malu, jijik dan rasa takut sakit sampah
sembarangan bisa membuat najis lanjutkan dengan elemen rasa takut dosa.
alat ibadah atau orang lain yang mau  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
beribadah. bahwa sampah yang mereka buang bibit
 Menimbulkan rasa takut dosa karena penyakit yang dibawanya bisa masuk mulut
tahu bahwa sampah yang dibuang orang lain dan menimbulkan sakit atau
sembarangan bisa membuat orang  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
lain jatuh sakit. bahwa sampah yang mereka buang
 Menimbulkan keinginan kuat untuk (misalnya ke sungai) bisa membuat ibadah
merubah kebiasaan buang sampah orang lain tidak diterima Tuhan karena alat
sembarangan. ibadah atau badannya tidak suci karena
 Menimbulkan keinginan kuat untuk terkenan najis dari sampah ? atau
mengelola sampah yang memenuhi  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
syarat kesehatan. bahwa bibit penyakit yang ada disampah
yang mereka buang sembarangan bisa
masuk mulut orang lain dan menimbulkan
sakit.
 Bila ada yang menyatakan takut dosa
tanyakan : Apakah mau seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, gunakan elemen
selanjutnya atau gunakan hadist atau ayat

36
dari Kitab Suci.
37
e. Elemen Rasa  Menimbulkan rasa jatuh harga diri  Kalau belum ada yang terpicu dengan 15 menit -
Harga Diri karena masih berperilaku buang elemen-elemen diatas lanjut-kan dengan
sampah sembarangan. elemen rasa harga diri.
 Menumbuhkan kebanggaan karena  Tanyakan perasaan mereka kalau ada
telah mengelola sampah dengan tamu yang sangat dihormatinya tau
baik sehingga tidak menimbulkan disekitar rumahnya banyak sampah
efek negatif bahkan mendapatkan berserakan. atau
peningkatan nilai ekonomis..  Tanyakan perasaan mereka kalau tau
 Menimbulkan keinginan kuat untuk bahwa banyak orang yang lebih miskin
merubah kebiasaan buang sampah darinya sudah mau berubah atau sudah
sembarangan. mengelola sampahnya dengan baik/
 Menimbulkan keinginan kuat untuk memenuhi syarat kesehatan ? atau
mengelola sampah yang memenuhi  Bila ada yang menyatakan jatuh harga
syarat kesehatan. diri/gengsi tanyakan : Apakah mau
seperti ini terus ?
 Bila mereka menyatakan mau ber-ubah,
berikan reward/pujian.
 Yang menyatakan mau berubah itulah
masyarakat yang terpicu.
 Bila belum terpicu juga, gunakan elemen
selanjutnya atau gunakan hadist atau
ayat dari Kitab Suci.
f. Elemen Nilai  Menimbulkan keinginan kuat untuk  Tanyakan apakah masyarakat tau bahwa 15 menit Barang hasil
Tambah dari merubah kebiasaan buang sampah ada kegiatan pengelolaan sampah yang Reuse &
sampah sembarangan. bisa mendatangkan keuntungan secara Recycle
ekonomi ?
 Menimbulkan keinginan kuat untuk  Tanyakan apakah ada yang sudah kenal
mengelola sampah yang memenuhi dengan 3 R dan apa manfaat yang
syarat kesehatan dan memberikan didapatkannya.
nilai ekonomi dengan 3 R.
g. Elemen lain.  Menimbulkan keinginan kuat untuk  Tanyakan perasaan mereka dengan -
merubah kebiasaan buang sampah menggunakan elemen-elemen pemicu
sembarangan. lain yang sesuai dengan situasi dan
 Menimbulkan keinginan kuat untuk kondisi setempat.
mengelola sampah yang memenuhi
syarat kesehatan dan memberikan
nilai ekonomi dengan 3 R.

5. Transect Walk  Menimbulkan rasa malu/jijik/takut  Transect Walk adalah kegiatan mengajak 30 menit -
sakit/takut dosa/jatuh harga diri peserta pertemuan untuk menelusuri desa/
 Menimbulkan keinginan kuat untuk dusun/kampung untuk melihat dimana
merubah kebiasaan buang sampah masyarakat biasa melakukan buang
sembarangan. sampah sembarangan.
 Menimbulkan keinginan kuat untuk  Transect bisa dilakukan sebelum pemetaan,
mengelola sampah yang memenuhi atau sesudah pemetaan dan tidak ada yang
syarat kesehatan dan memberikan terpicu (setelah ada pemicuan) atau tidak
nilai ekonomi dengan 3 R. usah dila-kukan bila dengan pemetaan dan
elemen pemicunya sudah berhasil ada yang
terpicu.
 Ditempat yang ada tumpukan sam-pah
lakukan FGD dengan elemen-elemen
pemicuan.
 Bila ada yang menyatakan mau berubah,

38
berikan reward/pujian.
39
6. Kesepakatan  Membangun komitmen dari masyara-  Minta kepada masyarakat yang 30 menit Flip Chart &
kat yang mau berubah : kapan akan terpicu untuk menuliskan komitmen/ alat tulis
merealisasikan keinginannya untuk kesanggupan mereka untuk mulai
berubah. melaksanakan 3 R dan membentuk
 Membuat kesepakatan keberadaan PSRT-BM
Komite Masyarakat yang akan  Minta kepada masyarakat yang terpicu :
mempelopori Pengelolaan Sampah kapan hasil karya mereka bisa dilihat oleh
Rumah Tangga Berbasis Masyarakat .......... ?
dengan 3 R ( Reduce, Reuse &  Fasilitasi masyarakat yang terpicu dalam
Recycle ) di komunitasnya. menyusun Struktur Organisasi PSRT-BM.

7. RTL  Memfasilitasi masyarakat yang  Minta kepada Komite PSRT-BM untuk 30 menit Flip Chart &
terpicu untuk membuat Rencana membuat Rencana Tindak Lanjut dalam alat tulis
Tindak Lanjut untuk merealisasikan rangka untuk merealisasikan komitmen
Komitmen mereka membentuk PSRT- mereka untuk mewujudkan Kawasan
BM. Bebas Sampah (KBS).

LEMBAR PROSES UNTUK FASILITATOR


STBM,(KOMPONEN 5 LIMBAH)

Waktu
No. Kataneg Tujuan Proses Bahan Alat
(durasi)
1. Perkenalan • Saling mengenal ( antar 3. Fasilitator memperkenalkan diri dan mencoba mengenal 5 menit
masyarakat dengan beberapa anggota masyarakat yang hadir
fasilitator), 4. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan.
• Maksud dan tujuan diketahui
oleh masyarakat.
2 Bina Masyarakat/peserta merasa Fasilitator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai 10 menit
suasana senang, tanpa beban dalam dengan situasi kondisi
mengikuti pertemuan
3 Identifikasi Mengajak masyarakat mengenali • Fasilitator menyampaikan pertanyaan apa saja yang menjadi air 25 menit • Kertas
limbah permasalahan pengelolaan limbah di rumah? flipchart
cair rumah limbah cairnya sendiri • Ketika masyarakat telah menyampaikan wujud limbah cair • Spidol
tangga, yang dihasilkan, fasilitator menuliskan pada kertas metaplan • Kertas
Pemetaaan dan menempelkan pada sticky cloth metaplan
Hitung • Fasilitator meminta peserta membagi kelompok sesuai dengan
Volume wujud limbah yang disampaikan, kemudian diminta untuk
limbah cair menggambarkan bagaimana air limbah itu disalurkan?
• Fasilitator menanyakan apakah nilai positif dan negatif dari
adanya limbah cair dari setiap jenis penyaluran?
• Ajukan pertanyaan kunci: Bagaimana perasaan kita kalau
melihat lingkungan kita dengan limbah cair seperti tergambarkan
dalam bagan identifikasi?
• Fasilitator menanyakan berapa banyak limbah cair yang
dihasilkan setiap harinya?
4 Pemicuan:
Alur Mengajak masyarakat untuk • Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja 10 menit • Gambar
kontaminasi melihat bagaimana kotoran bisa masuk ke dalam mulut? tinja dan
manusia dapat dimakan oleh • Tanyakan bagaimana limbah cair masuk ke tubuh kita? melalui gambar
manusia yang lainnya apa saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan hal – hal mulut
yang menjadi perantara limbah cair sampai ke mulut. • Potongan
• Analisis hasilnya bersama–sama dengan masyarakat dan kertas
kembangkan diskusi (misalnya FGD) • Spidol

40
Sekretariat STBM-Nasional

Direktorat Penyehatan Lingkungan


Direktorat Jenderal PP dan PL
Kompleks Perkantoran Kementerian Kesehatan
Gedung D lantai 1
Jl. Percetakan Negara no. 29
Telp: (021) 424 7608 ekstensi 182
Fax: (021) 42886822
email: sekretariat@stbm-indonesia.org

Anda mungkin juga menyukai