Anda di halaman 1dari 3

Premming Prossedure

Hari/tanggal: Selasa, 15 Januari 2018


Ruangan : Hemodialisa RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tindakan Keperawatan / prosedur : Premming Prosedure

A. Deskripsi tindakan
1. Identitas klien : Tn. S
2. Diagnosa Medis : CKD Stase V on HD
3. Tindakan keperawatan dan rasional : Premming Prossedure
4. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume cairan b.d Gangguan
mekanisme regulasi ginjal;sekreresi
5. Data :
Tn. S usia 43 tahun dengan diagnosa medis CKD Stase V on HD. Pasien rutin menjalani terapi
hemodialisa 2 kali dalam seminggu. Dialiser pasien 4 januari 20189 dengan R3. Saat pengkajian
pasien tingkat kesadaran composmentis, terdapat edema pada kedua kaki dengan pitting edema
kembali dalam 3 detik (derajat 1) dan perut tampak membesar, saat auskultasi bising usus hampir
tidak terdengar, saat dipalpasi perut bergelombang tidak ada nyeri tekan dan saat diperkusi bunyi
dullnes. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 140/99 mmHg, RR: 20 x/menit, N:
94 x/menit CRT : < 2 detik

B. Tujuan tindakan
Untuk membersihkan dializer dari zat-zat seperti renalin yang bisa mempengaruhi selama proses hemodialisa.

C. Algoritma

GGK

Ginjal tidak mampu mensekresi

Program Hemodialisa

Premming

D. Pelaksanaan
1. Tahap pra tindakan
a. Persiapan mesin dan alat
1) Listrik
2) Air yang sudah diubah dengan cara:
(1) Filtrasi
(2) Softening
(3) Deionisasi
(4) Reverse osmosis
3) Sistem sirkulasi dialisat
(1) Sistem proporsioning
(2) Acetate / bicarbonate
Premming Prossedure

4) Sirkulasi darah
(1) Dializer / hollow fiber
(2) Priming
5) Dialyzer
6) Transfusi set
7) Normal saline 0.9% 2
8) AV blood line
9) AV fistula
10) Spuit 20cc, 5cc dan 1cc
11) Heparin
12) Kassa steril
13) Duk
14) Sarung tangan
15) Mangkok kecil
16) Desinfektan (alkohol/betadin)
17) Klem
18) Timbangan
19) Tensimeter
20) Plastik
21) Perlak kecil

b. Persiapan pasien
1) Surat dari dokter penanggungjawab Ruang HD untuk tindakan HD (instruksi dokter)
2) Apabila dokter penanggung jawab HD tidak berada ditempat atau tidak bisa dihubungi, surat
permintaan tindakan hemodialisa diberikan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang diberi delegasi
oleh dokter penanggung jawab HD.
3) Apabila pasien berasal dari luar RS ( traveling ) disertai dengan surat traveling dari RS asal.
4) Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan HD
5) Riwayat penyakit yang pernah diderita (penyakit lain)
6) Keadaan umum pasien
7) Keadaan psikososial
8) Keadaan fisik (ukur TTV, BB, warna kulit, extremitas edema +/-)
9) Data laboratorium: darah rutin,GDS,ureum, creatinin, HBsAg, HCV, HIV, CT, BT
10) Pastikan bahwa pasien benar-benar siap untuk dilakukan HD

2. Tahap tindakan
a. Mesin dihidupkan
b. Tekan ’’Rinse” tunggu beberapa menit
c. Siapkan selang Inlet dan Outlet kemudian sambungkan ke mesin dializer
d. Jika rinse telah selesai pasang bikarbonat dan masukkan fresh dialiser ke dalam gerigen
e. Tekan test ,tunggu sampai test selesai
f. Sambungkan normal saline dengan set infus, set infus dengan selang arteri, selang darah arteri dengan
dialyzer, dialyzer dengan selang darah venous
g. Tekan prime untuk premig luar sampai habis 1 kolf Ns (500cc)
h. Lakukan priming dengan posisi dialyzer biru (outlet) di atas dan merah (inlet) di bawah
1) Tekan tombol start pada pompa darah, tekan tombol V atau Λ untuk menentukan angka yang
diinginkan (dalam posisi priming sebaiknya kecepatan aliran darah 100 rpm)
2) Setelah selang darah dan dialyzer terisi semua dengan normal saline, habiskan cairan normal
sebanyak 500 cc
3) Setelah lulus test lanjutkan dengan preming dalam
4) Lanjutkan priming dalam dengan normal saline sebanyak 1000 cc , sambunggkan air dtector ke
dialiser
5) Sambungkan ujung selang darah arteri dan ujung selang darah venous
6) Semua klem dibuka kecuali klem heparin
7) Setelah priming, mesin akan ke posisi dialysis, start layar menunjukkan “preparation”, artinya:
consentrate dan RO telah tercampur dengan melihat petunjuk conductivity telah mencapai
(normal: 13.8 – 14.2). Pada keadaan “preparation”, selang concentrate boleh disambung ke
dialyzer
Premming Prossedure

8) Lakukan sirkulasi dalam. Caranya: sambung ujung blood line arteri vena
i. Ganti cairan normal saline dengan yang baru 500 cc
j. Tekan tombol UFG 300 dan time life 10 menit
k. Putarlah kecepatan aliran darah (pump) 200 rpm
l. Hidupkan tombol UF ke posisi “on” mesin akan otomatis melakukan ultrafiltrasi (cairan normal
saline akan berkurang sebanyak 500 cc dalam waktu 10 menit
m. Setelah UV mencapai 500 cc, akan muncul pada layar “UFG reached” artinya UFG sudah tercapai
n. Pemberian heparin pada selang arteri. Berikan heparin sebanyak 0.6 unit pada selang arteri. Lakukan
sirkulasi selama 5 menit agar heparin mengisi ke seluruh selang darah dan dialyzer, berikan kecepatan
200 rpm
o. Dialyzer siap pakai ke pasien. Sambil menunggu pasien, matikan flow dialisat agar concentrate tidak
boros. Catatan: jika dialyzer reuse, priming 500 cc dengan Qb 200 rpm sirkulasi untuk membuang
formalin (UFG: 300, time life 10 menit dengan Qb 200 rpm). Bilaslah selang darah dan dialyzer
dengan normal saline sebanyak 1000 cc

3. Tahap pasca tindakan


a. Evaluasi pasien
-
b. Evaluasi tindakan
Test Lulus
Premming dengan Qb= 200, UFG=300 UFRR=3, waktu 10 menit
Dializer 4 januari 2019 dua kali dalam seminggu merupakan R3

Mengetahui Martapura, Januari 2019


Pembimbing Klinik Mahasiswa

Rahmilah, S.Kep Mia Athika


(P07120215064)

Anda mungkin juga menyukai