Pemntulan Gelombang PDF
Pemntulan Gelombang PDF
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum IPA
Dosen Mata Kulian Praktikum IPA di SD : Encep Andriana, M.Pd
Disusun Oleh:
NURDIN : 824943181
MASWATI : 824941693
NURHARYATI : 824942695
HJ. SAWIYAH : 824943665
SUPRIYATI : 824941679
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengamati sifat pemantulan gelombang
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di
bawah).
Gelombang Transversal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah
getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan (Dapat dilihat pada
gambar di bawah).
Gelombang Longitudinal
1
Berdasarkan gambar kita ketahui bahwa :
Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke kanan
pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah getar dan
arah rambatnya sejajar. Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang
dirambati gelombang ini akan terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya,
dan saat ada rambatan molekul-molekul ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya
sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak membentuk
bukit dan lembah.
Pemantulan gelombang (Refleksi) terjadi pada saat sebuah gelombang yang
merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media
lainnya. Dengan demikian, pemantulan (refleksi) sebuah gelombang adalah bidang batas
antara dua medium yang berbeda. Contoh lainnya adalah pemantulan gelombang pada
tali. Pada saat gelombang tali sampai di ujung tali (batas antara tali dan medium lain),
maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke dalam tali itu.
Sebuah gelombang merambat pada tali, jika ujung tali diikat pada suatu penopang
(Gambar a), gelombang yang mencapai ujung tetap tersebut memberikan gaya ke atas
pada penopang. Penopang memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah ke bawah
2
pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang
terbalik. Pada Gambar b, ujung yang bebas tidak ditahan oleh sebuh penopang.
Gelombang cenderung melampaui batas. Ujung yang melampaui batas
memberikan tarikan ke atas pada tali dan inilah yang membangkitan gelombang pantulan
yang tidak terbalik.
b. Cara Kerja
1. Lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air, atau di bejana yang berisi air,
jatuhkan krikil keatas permukaan air. Kemudian amati gelombang yang terjadi
dipermukaan air? Perhatikan sisi kolam, bak, atau bejana yang dikenai gelombang.
Adakah gelombang yang dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5m. ikatkan salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh
atau di pegang teman anda, ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang tidak
bergeser (disebut ujung terikat).
3. Ujung slinki lainnya anda pegang, getarkan satu kali sehingga membentuk setengah
panjang gelombang, seperti pada gambar berikut.
3
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegan oleh teman anda sekarang ikat dengan
benang yang panjangnya kurang lebih 1,5m. ikatkan ujung benang yang jauhnya
1,5m dari ujung slinki ke tian yang kokoh atau di pegang saja oleh teman anda.
Ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu kita sebut slinki ujung
bebas.
5. Getarkan ujung slinki yang anda pegang satu kali sehingga membentuk setengah
gelobang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perembatan setengah panjang
gelombang ini. Dengan ujung bebas ini, bagaimanakah fase gelombang pantul
dibanding dengan gelombang asalnya?
Percobaan ini di lakukan disebuah bejana yang berisi air, lalu diambil beberapa kerikil
dan dijatuhkan krikil tersebut keatas permukaan air yang ada di dalam bejana. Ketika
diamati ternyata terjadi gelombang pada dipermukaan air di bejana tersebut. Dan pada
sisi bejana yang dikenai gelombang terjadi pemantulan gelombang.
Ketika slinki sejauh 1,5m direntangkan. Dan salah satu ujungnya dikatkan pada tiang
yang kokoh atau di pegang teman saya, sedangkan ujung slinki yang satunya lagi tetap
pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat). Ujung slinki lainnya saya
pegang, lalu saya getarkan satu kali sehingga membentuk setengah panjang gelombang.
Setelah kami amati perambatan setelah gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut
hilang. Ternyata gelombang (denyut) dapat dipantulkan. Dan fase gelombang pantul
dibandingkan dengan fase gelombang asalnya adalah sama besar.
4
Sekarang ujung slinki yang tadinya terikat atau yang tadinya dipegan oleh teman saya,
sekarang saya ikat dengan benang yang panjangnya kurang lebih 1,5m. Lalu saya ikatkan
ujung benang yang jauhnya 1,5m dari ujung slinki ke tian yang kokoh atau di pegang saja
oleh teman saya. Dan ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu di
sebut slinki ujung bebas. Sekarang saya getarkan ujung slinki yang saya pegang satu kali
sehingga membentuk setengah gelobang seperti percobaan 2 langkah 2 tadi. Setelah kami
amati perembatan setengah panjang gelombang ini. Ternyata dengan ujung bebas seperti
ini, fase gelombang pantul lebih kecil (tidak terlihat).
V. Kesimpulan
5
DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2013). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Tuti Fisika, Eksperimen Gelombang, diakses dari
http://tutyphysics.blogspot.com/2010/04/eksperimen-gelombang.html (diunduh pada tanggal 10
Nopember 2014)