Digitalisasi Dokumen
Digitalisasi Dokumen
Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Otomatisasi Perkantoran.
disusun oleh
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. yang berkat petunjuk dan hidayah-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul digitalisasi dokumen disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Otomatisasi Perkantoran.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
tentang bagaimana teknis pelaksanaan digitalisasi dokumen di kantor yang sesungguhnya.
Semoga materi ini dapat menjadi bekal untuk kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun
ke dunia kerja baik di intansi pemerintah maupun swasta agar dapat mudah menyesuaikan diri
dengan budaya dan teknologi yang digunakan.
Penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat
dorongan serta doa restu dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu
Namun, diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Amin
Penulis
1.3. Tujuan
Ada beberapa tahap dalam melakukan proses konversi digital. Menurut Beagrie and
Greenstein (Latief, 2014) istilah ini dikenal dengan siklus digitalisasi. Berawal dari
identifikasi kategori, menghimpun/mengumpulkan koleksi, digitalisasi, pengatalogan,
pengelolaan dan terakhir pendistribusian.
1. Identifikasi Kategori
Penetapan kategori dari pemilihan informasi harus dipertimbangkan
berdasarkan kebutuhan yang dapat mewakili kepentingan berbagai sektor. Setelah
penetapan kategori tersebut dipilih maka harus melihat pada hak cipta. Jika
dilindungi 20 oleh hak cipta maka kita harus mendapatkan izin dari pemilik hak cipta
tersebut. Menurut Gardjito (2002, 15) berdasarkan beberapa kategori ini ditetapkan
kategori pokok yang dibedakan dari sumber informasi tingkat pertama, kedua dan
ketiga. Sebagai contoh terdapat beberapa area pokok yang dapat dipertimbangkan
dalam menentukan kategori dari informasi yang dipilih antara lain:
a. Pendidikan dan penelitian
b. Bahasa dan informasi umum
c. Kesehatan publik dan fasilitas kesehatan
d. Sumber- sumber pemasukan pemerintah
e. Sumber- sumber pemasukan non pemerintah
f. Sejarah dan sumber budaya
g. Kependudukan dan sensus penduduk
h. Perkotaan dan pengembangannya
i. Perdagangan dan perniagaan
j. Perundang-undangan dan masalah politik
2. Menghimpun/Mengumpulkan Koleksi
Kemudian menghimpun/mengumpulkan koleksi yaitu dengan menyiapkan
akses untuk dijadikan koleksi digital. Gardjito (2002, 15) mengatakan bahwa terdapat
banyak organisasi maupun kelompok tertentu yang menghimpun kandungan
informasi lokal dan mengolahnya dalam bentuk informasi digital, mereka memiliki
3. Digitalisasi
Melakukan digitalisasi/proses digital. Pengalih mediaan informasi dari
berbagai jenis media dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat
perekam, poses yang paling sederhana adalah dengan memakai bantuan alat perekam
(scanner) atau kamera digital untuk menghasilkan gambar elektronik (bitmap
images). Kualitas gambar sangat tergantung dari jumlah titik yang terekam oleh
scanner. Faktor lain dalam menentukan kualitas gambar dalam bentuk digital adalah
jenis alat perekam yang digunakan yang mampu merekam secara optimal seluruh
detailgambar dari fisik aslinya (Gardjito 2002, 17). Adapun prosedur yang diperlukan
pada saat pengalihmediaan meliputi:
1) Pengecekan kelengkapan sumber informasi apakah telah memenuhi syarat
sebagai dokumen.
2) Pemilihan perangkat rekam dan perangkat lunak yang sesuai untuk proses
pengalihmediaan. Beberapa pertimbangan dalam memilih perangkat perekam
ditentukan oleh:
a. Kategori dokumen yang akan direkam
b. Kelengkapan dokumen.
c. Resolusi yang diperlukan.
d. Jumlah dokumen yang akan direkam
e. Kualitas, keadaan fisik dokumen
f. Kemampuan perangkat lunak yang digunakan
3) Pembuatan kopi untuk pengganti apabila terjadi kerusakan pada media.
5. Pengelolaan
Gardjito (2002, 17) mengatakan keterlibatan dan dukungan dari berbagai pihak
sangat dibutuhkan dalam pengelolaan informasi digital. Hal ini penting untuk
dilaksanakan agar pengelolaan informasi tetap terus berjalan dan dipertahankan
kelangsungannya. Tahap pengelolaan informasi digital dapat dilakukan oleh
pemrakarsa, pembuat peraturan, pembuat/pencipta, pemilik hak cipta, penyandang
dana, pendukung, pembaca dan konsevator.
a. Pemrakarsa yaitu pengembangan koleksi. Tugasnya, mengumpulkan
materi/informasi mutakhir baik tercetak/terekam yang perlu dialihmediakan dalam
bentuk digital.
b. Pembuat peraturan yaitu undang-undang deposit. Berkewajiban menyerahkan
karya cetak dan karya rekam ke lembaga yang berwenang, untuk disimpan,
dilestarikan dan didayagunakan.
c. Pembuat/pencipta yaitu pembuat digital record. Kurangnya pengawasan terhadap
format yang digunakan mengakibatkan tidak dapat dimanfaatkan informasi digital
untuk kepentingan lain yang berbeda.
d. Pemilik hak cipta yaitu menegakkan keberadaan hak cipta. Pemilik berhak untuk
menuntut atas hak cipta dari karyanya yang dialihmediakan.
e. Penyandang dana, mengupayakan ketersediaan dana untuk penyeleksian,
penghimpunan, pengalihmediaan, pengemasan dan pendistribusiannya.
6. Pendistribusian
Tahap akhir dari proses digitalisasi ini adalah tahap pendistribusian. Sistem
pendistribusian informasi digital dapat dilakukan melalui situs web dari masing-masing
perwakilan atau dari badan/asosiasi yang menjadi pusat pengelolaan kandungan
informasi lokal. Informasi yang dilayankan dapat berupa teks dan gambar. Untuk karya
yang berupa teks yang sudah dikategorikan wewenang publik (public domain) maka
secara penuh/keseluruhan (fulltext) dapat dilayanankan kepada masyarakat, demikian
pula halnya untuk karya lukisan maupun gambar. Lain halnya dengan apabila karya
tersebut masih dilindungi hak cipta untuk mendistribusikannya secara luas dalam
bentuk digital (Gardjito 2002, 19).
Menurut Pendit (2007, 103) proses digitalisasi adalah proses mengubah dokumen
tercetak menjadi dokumen digital. Proses digitalisasi dapat dilakukan terhadap berbagai
bentuk bahan pustaka seperti peta, naskah kuno, foto, karya seni patung, lukisan dan
sebagainya. Proses digitalisasi untuk naskah kuno atau buku yang sudah sangat tua dapat
dilakukan dengan kamera khusus beresolusi tinggi yang mampu memotret setiap detail
dari naskah tersebut. Untuk naskah yang sudah sangat rapuh dibutuhkan proses
laminating dengan plastik khusus sebelum dokumen tersebut di scan atau difoto.
Selain itu Pendit (2007, 106) mengatakan bahwa proses digitalisasi dibedakan
menjadi 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu: (1) scanning, yaitu proses memindai (men-scan)
dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital; (2)
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses digitalisasi antara lain adalah
seleksi koleksi yang akan didigitalisasikan, mengumpulkan koleksi yang akan
didigitalisasikan, melakukan scan, membuat back up, memberi nama-nama khusus agar
mudah ditemukan kembali dan dihubungkan ke dalam website apabila diperlukan.
Sedangkan Teknik Digitalisasi dibagi menjadi dua, yaitu dokumen capture dan dokumen
management. Dokumen Capture adalah Perubahan Format dari bentuk asli (Books, Film,
Audio) ke digital, missal dengan cara discan secara manual dengan scanner. Sedangkan
Dokumen Management adalah proses pengolahan koleksi digital misal dirubah dari jenis
file doc/xls/ppt/jpg ke pdf.
1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sistem digitalisasi. Apa misi organisasi
tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka? Seberapa melek mereka dengan
komputer? Bagaimana sikap mereka? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah
beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem
digitalisasi/otomasi.
2. Hardware (Perangkat Keras)
Sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara
cepat dan tepat serta diperlukan program untuk menjalankannya. Fungsi perangkat
keras untuk mengumpulkan data dan mengonversinya ke dalam suatu bentuk yang
Digitalisasi merupakan proses alih media dari cetak atau analog ke dalam media
digital atau elektronik melalui proses scanning, digital photograph atau teknik lainnya.
Digitalisasi dokumen adalah otomatisasi sistem penyimpanan dokumen cetak manual
menjadi sistem penyimpanan dokumen digital atau elektronik. Output dari digitalisasi
dokumen adalah sebuah file yang tersimpan pada desktop komputer dalam bentuk doc.,
jpeg., excel., dan pdf. Digitalisasi dokumen terdiri dari dua tahapan kegiatan, yakni
document capture dan document management. Dimana pada tahap document capture,
dokumen direkam menggunakan mesin scanner atau kamera digital kemudian diolah
sedemikian rupa pada komputer hingga menghasilkan file doc., maupun pdf. Sedangkan
pada tahap document management, metadata/data elektronik tersebut diolah menjadi
informasi menggunakan aplikasi atau website tertentu sehingga mudah diakses dan
ditemukan kembali pada saat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Kekuatan koleksi
Kekuatan koleksi sebuah perpustakaan menjadi pertimbangan bagi perpustakaan itu
sendiri untuk melakukan ekspansi ke dalam format digital.
2. Keunikan koleksi
Adapun pendapat yang selama ini menjadi pegangan bahwa formal yang diakui
oleh Pengadilan adalah dokumen yang berupa paper based tidak sepenuhnya dapat
diterima karena dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik didalam pasal 5 ayat 1 yang berbunyi “Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
Document Digitization Part II Page 13
hukum yang sah”. Sehingga dokumen yang berbentuk digital atau elektronik diakui
sebagai alat bukti yang sah. Selain itu Pasal 26 A. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa alat bukti yang sah dalam
bentuk petunjuk, adalah:
a. Alat bukti yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima dan disimpan
secara elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan itu;dan
b. Dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat, dibaca dan
atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa suatu sarana, baik yang
tertuang diatas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara
elektronik yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda,
angka, atau perforasi yang memiliki makna.
Selain itu terdapat UU Keterbukaan Informasi Publik dan UU-ITE 2008.
Misalnya untuk dokumen-dokumen elektronik perusahaan, dalam Konsideran UU No 8
Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan dinyatakan (huruf e) bahwa pembuatan dan
penyimpanan dokumen, tetap diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan
melindungi kepentingan para pihak dalam suatu hubungan hukum, karena itu kewajiban
membuat dan menyimpan dokumen harus tetap dijalankan dengan mengupayakan tidak
menimbulkan beban ekonomis dan administratif yang memberatkan, untuk itu perlu
diadakan pembaharuan mengenai media yang memuat dokumen dan pengurangan jangka
waktu penyimpanannya. Sementara itu, dalam bagian lain (huruf f) dinyatakan bahwa
kemajuan teknologi telah memungkinkan catatan dan dokumen yang dibuat di atas kertas
dialihkan ke dalam media elektronik atau dibuat secara langsung dalam media elektronik.
Adapun aspek legalitas dinyatakan dengan jelas dalam Pasal 12 ayat (1) sebagai
berikut: “Setiap pengalihan dokumen perusahaan wajib dilegalisasi.” (1) Legalisasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau pejabat
yang ditunjuk di lingkungan perusahaan yang bersangkutan, dengan dibuatkan berita
acara. (2) Berita acara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat:
a. Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya legalisasi;
b. Keterangan bahwa pengalihan dokumen perusahaan yang dibuat di atas kertas ke
dalam mikrofilm atau media lainnya telah dilakukan sesuai dengan aslinya; dan
Semua arsip atau dokumen yang telah dialihmediakan ke dalam media elektronik
atau media digital akan menjadi arsip atau dokumen elektronik/ digital. Begitu juga arsip
yang sejak tercipta sudah bermedia digital maka ia juga menjadi arsip elektronik/digital
atau dokumen elektronik/ digital. Arsip elektronik yang memerlukan penyimpanan dan
pemeliharaan dalam jangka waktu lama perlu memperhatikan langkah-langkah
pemindaian (scanning) arsip asli (spesifikasi, format file, metadata), pemeliharaan
(dokumentasi, duplikasi, dan dengan media terbarukan), serta keberlanjutan
keberadaannya.
1. Spesifikasi Pemindaian
2. Metadata
Metadata adalah informasi berupa atribut mengenai format dan struktur data
yang telah distandarisasi untuk mendeskripsikan kandungan, lokasi, dan nilai data.
Penentuan perangkat lunak atau platform baru selalu harus didahului dengan
ujicoba untuk menjamin kepastian, kehandalan dan aksesibilitas terhadap arsip
elektronik yang telah ada. Mendokumentasikan perubahan-perubahan yang terjadi
pada perangkat keras, perangkat lunak, dan format arsip elektronik, termasuk
mendokumentasikan perubahan dari satu format ke format yang baru.
1. Tahap Pemilihan
Dalam tahap pemilihan ini perlu diperhatikan beberapa hal antara lain :
Waktu,. Kegunaan, Informasi dan penyelamatan. Pemilihan berdasarkan
waktu berarti arsip dipilih berdasarkan pada waktu pengeloaan arsip.
Pemilihan berdasarkan kegunaan, berarti arsip dipilih berdasarkan seberapa
tingkat penggunaan arsip, sering digunakan apa tidak. Pemilihan berdasarkan
informasi berarti pemilihan arsip dengan mempertimbangkan isi kandungan
informasi arsip. Dan pemilihan berdasar penyelamatan berarti pemilihan
dengan memperhatikan kondisi fisik arsip, semakain buruk kondisi fisik arsip,
semakin cepat untuk diselamatkan.
2. Tahap Pemindaian
3. Tahap Penyesuaian
Nama file dari hasil proses pemindaian biasanya berupa nama default
pemberian mesin yaitu tergantung mesin pemindai yang digunakan. Salah satu
nama yang umum adalah “scanxxxxx” dengan “xxxxx” adalah nomor urut
pemindaian. Nama file tersebut tidak mencerminkan isi dari arsip. Sehingga
perlu dilakukan penyesuaian nama file dengan mengikuti jenis arsip, fond
arsip, nomor urut daftar, nomor urut arsip dan nomor urut lembar arsip.
4. Tahap pendaftaran
Dalam tahap ini adalah pembuatan berita acara proses digitalisasi dari
arsip konvensional kedalam arsip elektronik. Dalam tahap ini mencantumkan
penanggungjawab pelaksanaan dan legalisasi dari pejabat yang berwenang,
jenis perangkat keras yang digunakan detail dan jenis komputer yang
digunakan.
Apabila user yang dimasukkan salah maka akan muncul komentar “User ID dan password
salah”, seperti pada tampilan berikut ini :
Untuk user yang telah terdaftar maka akan diberikan tambahan menu untuk mengelola arsip
atau dokumen. Menu dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Untuk mencari pegawai pengguna dapat mengetik pada area Search kemudian sistem akan
mencari apa yang kita ketik pada area pencarian.
Foto pegawai pada aplikasi ini dapat diganti dengan cara mengklik nip pada daftar
pegawai, sehingga akan tampil tampilan berikut ini :
Selanjutnya klik ganti Foto, klik Browse dan klik Upload, seperti pada tampilan berikut
ini:
Untuk mengupload dokumen klik browse, selanjutnya pilih dokumen yang akan diupload
selanjutnya klik tombol UPLOAD.
D. Pengelolaan Portal
Portal berisi informasi atau berita serta pengumuman yang akan disampaikan kepada
seluruh pegawai negeri sipil. Untuk mengelola berita user dapat mengklik Portal
selanjutnya klik Tambah Berita sehingga akan tampil tampilan berikut ini :
Form berita terdiri dari, Judul berita, Isi Berita dan Foto dari berita / informasi yang
akan ditampilkan..
E. Download Dokumen / Arsip Pegawai
F. Penutup
Digitalisasi arsip kepegawaian adalah aplikasi yang dibangun utuk memberikan
kemudahan kepada seluruh pegawai negeri sipil dilingkungan kota Jambi untuk dapat
memanfaatkan dokumen yang disimpan secara digital kapanpun dan dimanapun. Semoga
aplikasi yang dibangun ini dapat memberikan manfaat yang besar. Terima Kasih
Jambi, Maret
Penulis,
Digitalisasi dokumen pada saat ini telah diatur dalam Undang-undang No. 8 tahun 1997
Tentang Dokumen Perusahaan sehingga dokumen elektronik yang merupakan hasil dari
digitalisasi dokumen diakui kebenarannya secara sah baik sebagai alat bukti maupun keperluan
administratif lainnya. Dokumen dalam bentuk elektronika digital menjadi kebutuhan dan
tuntutan di jaman era teknologi system informasi, kelebihan dokumen digital dibanding dengan
analaog adalah:
1. Sistem digital lebih mudah dirancang;
2. Informasi lebih mudah disimpan;
3. Lebih menghemat ruangan;
4. Dapat diakses oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan;
5. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu;
6. Dokumen yang tersimpan dapat diakses dengan cepat, tepat dan akurat;
7. Dokumen dapat berbentuk multimedia (Kombinasi antara teks, gambar dan suara.
Oleh karena itu Digitalisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi
dalam banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari
berbagai bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar dan suara lebih stabil serta
mempermudah pengaksesan data/informasi ketika diperlukan. Saat ini beberapa bidang
kehidupan sedang mengalami proses migrasi ke teknologi digital, dengan tujuan untuk
Ena Sukmana, S. (2005). Digitalisasi Pustaka. Seminar Peran Pustakawan di Era Digital.
Bandung: Forum Pustakawan Perguruan Tinggi Jawa Barat.
M. Asichin, S. M. (20 Mei 2014). Aspek Legal Arsip Elektronik. Workshop Kearsipan ASEAN
Autentikasi Arsip Elektronik dan Arsip Hasil DIgitalisasi, (p. 20). Bandung.
Sekar Bandhi, M. A. (2015). Best Practice in Digitisation Planning and Workflow Processes.
Emerging Technologies and Future of Libraries: Issues and Challenges, Chapter 33.
Whitney Alexander and David Brian Holt. (2015). So You Want to Digitize?: Creating a
Digitazation Workflow and Miximizing Limited Resources. Santa Clara University.
Sri Hartinah. 2009. Pemanfaatan Alih Media Untuk Pengembangan Perpustakaan Digital. Visi
Pustaka Vol 11 Nomer 3 Desember 2009
Revi Kuswara. [t.th.]. Manual scanning Document: panduan operasional scanning image,pdf, &
OCR. Bandung: Knowledge Management Research Group ITB
Asmara, B. P. (2014). Digitalisasi Arsip Dokumen Penting Sebagai File Lokal Interest (LI)
Dengan Soft Komputing Sebagai Daya Dukung Informasi Berbasis ICT. Gorontalo