PENGELOLAAN SUMBER
DAYA MANUSIA
(3 SKS)
Tatap Muka
05
Fakultas: Bisnis dan Ilmu Sosial Kode Mata Kuliah: P1119201
Program Studi: Manajemen Disusun Oleh: Siti Annisa Wahdiniawati, ST., MSi
PEMBAHASA
N
DESKRIPSI MATA KULIAH:
Dengan mempelajari topik kelima tentang pengelolaan sumber daya manusia dan
Setelah proses pembelajaran berlangsung, mahasiswa mampu menjelaskan, menguraikan, dan
menganalisa yang berkaitan dengan pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM),
fungsi MSDM, perencanaan tenaga kerja/sumber daya manusia, pengadaan karyawan,
pelatihan dan pengembangan, ruang lingkup SDM, konsep pengelolaan sumber daya manusia,
fungsi pengelolaan sumber daya manusia, prinsip pengelolaan sumber daya manusia dan
rekrutmen dan seleksi sumber daya manusia.
Salah satu aspek yang tidak kalah pentingya untuk dikelola para wirausahawan adalah
sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Manusia (karyawan) yang menjadi motor
penggerak kegiatan usaha perlu dikelola secara professional. Pengelolaan SDM ini kita kenal
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) (Kasmir, 2011:154).
Pengelolaan manusia sebagai aset yang paling penting bagi perusahaan dimulai dari
penentuan jabatan yang dibutuhkan perusahaan atau seberapa banyak jabatan yang akan
diperlukan. Kemudian, penentuan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing masing
jabatan. Untuk menduduki jabatan diperlukan keterampilan tertentu. Oleh karena itu,
perusahaan juga harus menentukan persyaratan jabatan untuk menduduki jabatan tersebut.
Kegiatan ini dikenal dengan nama analisis jabatan.
Karyawan yang telah lolos seleksi berminat akan mengajukan lamaran kerja sesuai
dengan waktu yang dibutuhkan. Biasanya jumlah yang melamar jauh lebih banyak dibanding
yang dibutuhkan. Tugas selanjutnya adalah menyeleksi pelamar yang ada dengan kritaeria
sesuai dengan persyaratan. Pemilihan ini dimulai dari seleksi surat lamaran, tes umum,
wawancara, psikotes, sampai dengan tes kesehatan. Syarat untuk lolos bagi seorang pelamar
adalah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Karyawan yang telah lolos seleksi dibagi dalam dua kategori. Pertama, mereka yang
langsung dapat bekerja karena sudah berpengalaman kerja sebelumnya. Kedua, mereka yang
belum memiliki pengalaman kerja. Kelompok yang belum memiliki pengalaman kerja perlu
diberikan pelatihan terlebih dahulu. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, keahlian mereka
bertambah atau meningkat sehingga siap untuk dipekerjakan.
Masing-masing kegiatan dalam MSDM tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus
dilaksanakan secara berkesinambungan karena kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya secara erat. Apabila salah satu kegiatan tidak dapat dijalankan dengan baik, jangan
diharapkan tujuan MSDM perusahaan dapat tercapai. Sebagaimana fungsi manajemen pada
umumnya, MSDM juga memiliki beberapa fungsi, seperti perencanaan, pengorganisaisan,
pelaksanaan, dan pengawasaan terhadap SDM-nya secara benar.
Hal yang perlu dianalisis selanjutnya adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia mulai dari pengadaan, penempatan dijabatan
tertentu, sampai dengan penentuan kesejahteraan karyawan. Urutan proses ini dilakukan
untuk perusahaan yang baru berdiri, sedangkan bagi perusahaan yang sudah atau sedang
berjalan tinggal menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang berlangsung. Manajemen
sumber daya manusia adalah konsep yang bertalian dengan kebijaksaaan, prosedur, dan
praktik bagaimana mengelola atau mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan manajemen sumber daya manusia menurut Kasmir
(2011:157) dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang meliputi:
1. Analisis jabatan;
5. Kebijakan kompensasi;
6. Perencanaan karier;
7. Kebijakan kesejahteraan;
1. Analisis jabatan
Komponen organisasi dan SDM yang paling penting adalah penentuan pekerjaan
atau jabatan. Untuk mencapai tujuan, organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan
yang harus dilaksanakaan. Manajemen perusahaan khususnya manajemen sumber daya
manusia mutlak perlu mempunyai informasi dan data yang lengkap dan tetap mengenai
semua jabatan yang ada agar dapat melaksanakan setiap fungsi manajemen secara
keseluruhan. Informasi dan data jabatan tersebut diperoleh dari analisis jabatan. Analisis
jabatan adalah proses untuk mempelajari dan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu, perlu diketahui pekerjaan apa saja yang
harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus
202 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
1 4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Siti Annisa Wahdiniawati, ST., MSi 08119295008 http://www.undira.ac.id
dilakukan serta persyaratan untuk menduduki suatu jabatan. Dengan kata lain, analisis
jabatan dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan,
menganalisis data dan informasi suatu jabatan.
Hasil dari analisis jabatan akan diperoleh dua hal (Kasmir, 2011:158), yaitu:
a. Uraian jabatan
b. Spesifikasi jabatan
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam
suatu perusahaan. Perkiraan tentang kubutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan
didasarkan pada berbagai pertimbangan, antara lain rencana produksi atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan jenis bidang investasi yang dijalankan.
Setelah melakukan perkiraan terhadap jumlah barang atau jasa yang akan dihasilkan,
selanjutnya perkiraan ini diubah kedalam jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan
dan melaksanakan aktivitas tersebut. Untuk level manajerial biasanya jumlah pegawai
didasarkan pada jumlah jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi perusahaan.
Perencanaan tenaga kerja diperlukan perusahaan karena beberapa pertimbangan (Kasmir,
2011:159), seperti: untuk memenuhi kebutuhan karyawan baru karena ada pembukaan
Dibuat perlu direkrut dan ditarik segera mungkin. Oleh karena itu,
kegiatan pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan. Penarikan
(recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat tertentu, sehingga
di perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang
ada. Proses penarikan pegawai juga disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang
diinginkan. Penarikan pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan), iklan, bursa
tenaga kerja, open house, dari lembaga pendidikan tinggi, pusat-pusat pelatihan,
atau dengan cara lainnya. Agar dapat terjaring tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan,
dalam informasi perlu dijelaskan persyaratannya, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman kerja, atau syarat lainnya. Tenaga kerja dapat berasal dari dua sumber,
yaitu sumber dari dalam organisasi (internal) atau sumber dari luar organisasi (eksternal).
Sumber internal adalah karyawan yang berada yang
berada dalam organisasi itu sendiri untuk menduduki jabatan dalam organisasi yang
baru. Sementara itu, sumber eksternal adalah tenaga kerja yang diperoleh melalui; periklanan,
Depnaker, institusi pendidikan, bursa tenaga kerja, atau sumber lainnya.
Proyek perluasan atau pengembangan dapat menggunakan sumber internal dan eksternal,
sedangkan proyek baru hanya menggunakan sumber eksternal.
Setelah dilakukan kegiatan penarikan,
selanjutnya perlu dilakukan seleksi. Seleksi adalah suatu proses
untuk memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan organisasi.
Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling
tepat untuk menduduki jabatan tertentu. Tugas berikutnya adalah menyeleksi di
antara pelamar yang ada sesuai dengan persyaratan. Proses seleksi yang
dilakukan dimulai dari (Kasmir, 2011:161): seleksi surat lamaran; tes umum; wawancara;
psikotes; dan sampai dengan tes kesehatan.
Seorang pelamar dapat lolos sesuai dengan persyaratan yang
202 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
1 6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Siti Annisa Wahdiniawati, ST., MSi 08119295008 http://www.undira.ac.id
telah ditentukan perusahaan. Karyawan yang
telah lolos seleksi dibagi dalam dua kategori. Pertama, mereka yang
langsung dapat bekerja karena sudah berpengalaman kerja sebelumnya. Kedua, mereka yang
belum memiliki pengalaman kerja. Kelompok yang
belum memiliki pengalaman kerja perlu diberikan pelatihan terlebih dulu.
Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang
akan dijabatnya berdasarkan kebutuhan jabatan. Selanjutnya dilakukan orientasi,
dimana uraian tugas digunakan untuk menyampaikan informasi tentang tugas-tugas dan kewa
jiban-kewajiban yang harus dilaksanakan dan standar pelaksanaan kerja yang
layak oleh karyawan.
Disamping itu,dipertimbangkan juga minat dan bakat karyawan sesuai dengan hasil sel
eksi terdahulu atau pengalaman sebelumnya. Jangka waktu pelatihan pun ditentukan sesuai
dengan kebutuhan pengalaman karyawan. Tempat untuk melakukan pelatihan juga ikut
dipertimbangkan, apakah didalam perusahaan atau di luar perusahaan.
Kebijakan kompensasi
Perencanaan karier
Perusahaan juga perlu memikirkan keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada
kondisi fisik dan mental karyawan akibat lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi penyakit dan
kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat anggota tubuh, atau kanker paru-paru.
Sementara itu, kondisi psikologis atau mental meliputi penyakit akibat stress dan kehidupan
kerja yang berkualitas rendah, contohnya ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan
sebagainya. Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan
berbagai upaya nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi. Hal itu
dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak disiplin melalui
saluran komunikasi yang efektif. Juga perlu diperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan
kerja mereka.
Pemecatan dapat terjadi karena karyawan melanggar aturan yang telah ditetapkan
perusahaan, baik yang sengaja maupun tidak. Penyebabnya antara lain karena melakukan
korupsi, tidak disiplin atau malas atau lalai dlam melaksanakan tugas yang mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan atau citra perusahaan rusak karena yang dilakukan tindakan
kriminal di luar perusahaan. Pensiun dini maksudnya karyawan dipensiunkan, padahal belum
memasuki usia pensiun. Penyebabnya dapat saja karena karyawan menderita sakit atau cacat
sehhingga tidak dapat melakukan kegiatannya seperti sedia kala. Pensiun dini dapat juga
dilakukan karena perusahaan yang sedang mengalami kebangkrutan sehingga perlu
mengurangi karyawan yang dianggap kurang produktif. Pemberhentian terakhir adalah
karyawan meninggal dunia dengan berbagai sebab, seperti sakit atau kecelakaan.
Pemberhentian dalam kasus ini secara otomatis akan terjadi, tinggal bagaimana perusahaan
memenuhi hak-hak karyawan tersebut.
Pengelolaan SDM berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala
potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia
yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi organisasi. SDM merupakan bagian
dari manajemen yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Perhatian ini
mencakup fungsi manajerial, fungsi operasional, dan peran serta kedudukan sumber daya
manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara terpadu. Lingkup pengelolan SDM
meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi,
seperti dikatakan oleh Russel & Bernandin bahwa: “… all decisions which affect the workforce
concern the organization’s human resource management function”.
Aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan manajerial atau pengelolaan SDM ini secara
umum mencakup:
1. Rancangan organisasi,
2. Staffing,
4. Manajemen performansi,
Perspektif teoritis dan praktis tentang SDM memiliki dasar pijakan yang berbeda.
Teoritisi bertolak dari pemikiran logis yang bersumberkan pada teori-teori manajemen,
perpaduan antara literatur dan pengalaman praktis yang luas cakupannya. Di sisi lain konsep
yang dibangun atas dasar pengalaman teknis manajerial akan cenderung diperkaya oleh
pengalaman praktis, diwarnai oleh apa yang dirasakan dan apa yang diamati dalam
manajemen suatu organisasi. Jika kedua sumber teori di atas dipadukan maka akan
menghasilkan teori SDM yang lebih berdayaguna.
Ada 3 teori/model gaya manajerial menurut Benardin dan Russel yang pada gilirannya
akan mempengaruhi keputusan-keputusannya dalam mendesain pegawai, membentuk sistem
komunikasi, kontrol, pemberian penghargaan dan lain-lain dalam arena organisasi. Miles
menyebutkan bahwa ada tiga kelompok teori manajer yaitu:
1. Tradisional (Traditional) ,
a) Pengusaha
b) Karyawan
a) Manajer Lini (first line manager/low manager). Manajer lini adalah seorang
pemimpin yang mempunyai wewenang lini (line authority) dan bertanggung
jawab langsung merealisasi tujuan perusahaan.
b) Manajer Staf. Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf
(staff authority) yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk
memperlancar penyelesaian tugas-tuga manajer lini.
Pengelolaan sumber daya manusia adalah merupakan aspek yang sangat penting
dalam proses pendidikan secara umum. Oleh karena itu fungsi-fungsi dalam pengelolaan
sumber daya manusia harus dilaksanakan secara optimal sehingga kebutuhan yang
menyangkut tujuan individu, perusahaan, organisasi ataupun kelembagaan dapat tercapai.
Disamping itu dengan prosedur pengelolaan sumber daya manusia yang baik diharapkan
kekurangan dan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu yang terkait dengan
kemampuan daya saing dapat teratasi. Menurut Umi Sukamti, pengelolaan sumber daya
manusia dalam istilah lain sering disebut: “personal management”; “personal administration”;
“human resources administration”. Beberapa istilah tersebut dalam bidang pendidikan
merupakan salah satu substansi dari manajemen pendidikan.
Untuk memperjelas konsep pengelolaan sumber daya manusia, perlu kiranya penulis
menampilkan beberapa pandangan dari para pakar sebagai berikut:
a) Menurut Edwin B. Flippo (1984) menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya manusia
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari
pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan
pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan atau sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Dari beberapa definisi dan konsep pengelolaan sumber daya manusia diatas dapat
dipahami bahwa suatu pengelolaan sumber daya manusia merupakan suatu proses yang
berhubungan dengan implementasi indikator fungsi-fungsi pengelolaan atau manajemen yang
berperan penting dan efektif dalam menunjang tercapainya tujuan individu, lembaga, maupun
organisasi atau perusahaan. Bagi suatu organisasi, pengelolaan sumber daya manusia
menyangkut keseluruhan urusan organisasi dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
itu seluruh komponen atau unsur yang ada di dalamnya, yaitu para pengelola dengan
berbagai aktifitasnya harus memfokuskan pada perencanaan yang menyangkut
penyusunan staff, penetapan program latihan jabatan dan sebagainya. Hal ini perlu
dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan jangka pendek dan jangka panjang dari
suatu organisasi tersebut, khususnya yang menyangkut kesiapan sumber daya
manusianya. Alasan lainnya bahwa suatu pengelolaan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi tidak dapat terlepas dari lingkungan internal maupun eksternal, yang
pada suatu saat akan dapat mempengaruhi keberadaan organisasi tersebut.
Ada tiga prinsip dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia yaitu:
a. Orientasi pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan sumber
daya manusia di mana kecendurungannya sumber daya manusia yang puas akan selalu
berusaha meenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya.
b. Membangun kesempatan terhadap sumber daya manusia untuk berperan aktif dalam
perusahaan, dengan tujuan untuk menciptakan semangat kerja dan memotivasi sumber
daya manusia agar mampu penyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Diantara beberapa unsur dari pengelolaan sumber daya manusia yang sangat terkait
dengan keberadaan organisasi atau perusahaan adalah unsur rekrutmen dan seleksi SDM.
Untuk lebih memperjelas mengenai beberapa konsep tentang rekrutmen dan seleksi, berikut
ini akan dipaparkan mengenai kedua hal tersebut.
1. Rekrutmen
Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997:227) rekrutmen antara lain
meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah
tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat
untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Sebagai akibatnya rekrutmen tidak hanya
menarik simpati atau minat seseorang untuk bekerja pada perusahaan tersebut, melainkan
juga memperbesar kemungkinan untuk mempertahankan mereka setelah bekerja.
2. Seleksi
Proses seleksi merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam keseluruhan proses
manajemen sumber daya manusia. Pernyataan ini didasarkan pada suatu alasan bahwa suatu
organisasi ataupun perusahaan akan mendapatkan sejumlah pegawai yang memenuhi
kualifikasi yang dipersyaratkan atau tidak adalah sangat tergantung pada cermat tidaknya
proses seleksi ini dilakukan. Dan proses seleksi ini merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dengan rekrutmen.
Faustino Cardoso Gomes. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.
Malayu Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi
Abad ke 21 Jilid 1. Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siagian, Sondang P. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyanto dan Hisyam, Djihad. (2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia
Memasuki Milenium III. Jogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sukamti, Umi. (1989). Management Personalia Atau Sumber Daya Manusia. Jakarta: P2LPTK
Dikti Depdikbud.