Anda di halaman 1dari 11

LATAR BELAKANG

Material batu alam Keunggulan - kekurangan


Dalam dunia desain interior terdapat berbagai jenis material yang sangat beragam Keunggulan batu alam yaitu memiliki keunikan karakteristik coraknya yang
dan terus berkembang. Terutama karena adanya perkembangan teknologi yang berbeda-beda antara satu jenis dengan yang lain, sehingga terkesan eksklusif dan
memungkinkan pengaplikasian berbagai jenis material pada ruangan maupun berkelas. Selain itu batu alam dapat memberi kesan natural, elegan, dan mewah
produk interior. Salah satunya yaitu material batu alam, material yang saat ini pada suatu ruang maupun produk interior. Tetapi sayangnya batu alam bukan
digemari dan banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan saat ini merupakan material ramah lingkungan (tidak sustainable) karena material ini
pengaplikasiannya tidak hanya terbatas untuk eksterior saja, namun telah tidak berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan ketersediaannya
berkembang dan juga dapat diaplikasikan pada mebel maupun produk dekoratf akan semakin menipis dari hari ke hari. Selain itu pengolahannya juga kurang
interior. memenuhi efisiensi energi (membutuhkan mesin khusus, dll).

KUALITAS DAN DAYA TAHAN EFISIENSI ENERGI


Produk-produk berbahan batu alam Proses pengolahan batu dari bentuk
memiliki daya tahan yang baik karena sifat
material kuat dan kaku. Kualitasnya juga
terjaga, sehingga mampu meminimalisir
bongkahan hingga menjadi slab (lembaran)
membutuhkan energi yang banyak karena
mengandalkan mesin. Begitu juga dengan
waste material
perawatan / penggantian proses pengolahan slab batu hingga menjadi Dalam industri interior, tanpa disadari pengolahan dan penggunaan batu alam tidak
produk interior efisien dan kurang diperhitungkan. Hal ini menyebabkan banyaknya waste material
dari sisa pemotongan slab / lembaran batu yang diolah menjadi produk interior.
REUSE AND RECYCLE LOW IMPACT MATERIAL Oleh karena itu diperlukan sistem pendauran ulang (recycle) maupun penggunaan
Pembuatan produk kurang Material batu alam menggunakan ulang (reuse) waste material tersebut.
mempertimbangkan efisiensi bahan, finishing cairan epoxy yang kurang
sehingga banyak material sisa yang tidak ramah lingkungan
dapat di reuse dan terbengkalai

RENEWABILITY SEHAT
Material berasal dari sumber daya alam yang Proses pengolahan produk berbahaya &
tidak dapat diperbaharui dan ketersediaannya tidak sehat bagi manusia maupun
semakin menipis. Selain itu sisa material lingkungan, karena limbah yang dihasilkan
hanya dapat diolah menjadi produk baru, berbahaya. Selain itu juga penggunaan
tetapi tidak bisa diolah menjadi kompos beberapa bahan yang tidak ramah
lingkungan (epoxy, resin)
LATAR BELAKANG
Material batu alam Keunggulan - kekurangan
Dalam dunia desain interior terdapat berbagai jenis material yang sangat beragam Keunggulan batu alam yaitu memiliki keunikan karakteristik coraknya yang
dan terus berkembang. Terutama karena adanya perkembangan teknologi yang berbeda-beda antara satu jenis dengan yang lain, sehingga terkesan eksklusif dan
memungkinkan pengaplikasian berbagai jenis material pada ruangan maupun berkelas. Selain itu batu alam dapat memberi kesan natural, elegan, dan mewah
produk interior. Salah satunya yaitu material batu alam, material yang saat ini pada suatu ruang maupun produk interior. Tetapi sayangnya batu alam bukan
digemari dan banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan saat ini merupakan material ramah lingkungan (tidak sustainable) karena material ini
pengaplikasiannya tidak hanya terbatas untuk eksterior saja, namun telah tidak berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan ketersediaannya
berkembang dan juga dapat diaplikasikan pada mebel maupun produk dekoratf akan semakin menipis dari hari ke hari. Selain itu pengolahannya juga kurang
interior. memenuhi efisiensi energi (membutuhkan mesin khusus, dll).

KUALITAS DAN DAYA TAHAN EFISIENSI ENERGI


Produk-produk berbahan batu alam Proses pengolahan batu dari bentuk
memiliki daya tahan yang baik karena sifat
material kuat dan kaku. Kualitasnya juga
terjaga, sehingga mampu meminimalisir
bongkahan hingga menjadi slab (lembaran)
membutuhkan energi yang banyak karena
mengandalkan mesin. Begitu juga dengan
waste material
perawatan / penggantian proses pengolahan slab batu hingga menjadi Dalam industri interior, tanpa disadari pengolahan dan penggunaan batu alam tidak
produk interior efisien dan kurang diperhitungkan. Hal ini menyebabkan banyaknya waste material
dari sisa pemotongan slab / lembaran batu yang diolah menjadi produk interior.
REUSE AND RECYCLE LOW IMPACT MATERIAL Oleh karena itu diperlukan sistem pendauran ulang (recycle) maupun penggunaan
Pembuatan produk kurang Material batu alam menggunakan ulang (reuse) waste material tersebut.
mempertimbangkan efisiensi bahan, finishing cairan epoxy yang kurang
sehingga banyak material sisa yang tidak ramah lingkungan
dapat di reuse dan terbengkalai

RENEWABILITY SEHAT
Material berasal dari sumber daya alam yang Proses pengolahan produk berbahaya &
tidak dapat diperbaharui dan ketersediaannya tidak sehat bagi manusia maupun
semakin menipis. Selain itu sisa material lingkungan, karena limbah yang dihasilkan
hanya dapat diolah menjadi produk baru, berbahaya. Selain itu juga penggunaan
tetapi tidak bisa diolah menjadi kompos beberapa bahan yang tidak ramah
lingkungan (epoxy, resin)
RUMUSAN MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
Material berasal dari sumber daya Namun penggunaannya tidak efisien,
EFISIENSI BAHAN alam yang tidak dapat diperbaharui &
ketersediannya semakin menipis
sehingga banyak material sisa
potongan yang tidak terpakai

Ketersediaan tenaga kerja di Namun sayangnya proses produksi


PERUMUSAN MASALAH
peralatan & SDM perusahaan ini sangat memadai, dan lebih banyak mengandalkan mesin
mereka ahli dalam bidangnya dibanding tenaga SDM. Dimana
masing-masing mesin-mesin tersebut memakan BAGAIMANA MEMANFAATKAN WASTE
banyak energi & tidak sustainable
MATERIAL BATU ALAM (MARMER, DLL)
Material batu sifatnya keras, kokoh, Konsumen membutuhkan produk yang
INSTALASI PRODUK dan cenderung berat. Sehingga produk instalasinya mudah dan dapat MENJADI PRODUK INTERIOR?
yang dihasilkan juga cenderung berat dilakukan sendiri (mudah untuk
dan instalasinya susah (contoh : wall dilepas pasang, penyusunannya bisa
panel dari marmer, pemasangannya
susah dan membutuhkan tenaga ahli)
diubah-ubah, tidak terlalu berat)
APA PRODUK YANG DAPAT DIRANCANG DENGAN
SISTEM INSTALASI YANG MUDAH / MODULAR?

IDENTIFIKASI PELUANG BAGAIMANA SISTEM PRODUKSI YANG TIDAK


MEMAKAN BANYAK ENERGI & LEBIH
Menciptakan produk untuk range target SUSTAINABLE?
TARGET MARKET Target market menengah keatas,
harga relatif mahal
market menengah ke bawah,
menyesuaikan dengan daya beli konsumen
tanpa mengurangi kualitas

Produk yang diproduksi oleh MM Saat ini produk elemen dekoratif


VARIAN PRODUK Galleri mayoritas berupa furniture khususnya wall panel banyak diminati
(custom). Terdapat juga varian produk oleh konsumen, seperti pemilik cafe,
elemen dekoratif interior, namun tidak area-area komersial, dan bahkan area
sebanyak furniture residensial elit
IDE TUGAS AKHIR
PERANCANGAN PRODUK DEKORATIF INTERIOR MODULAR DENGAN PEMANFAATAN WASTE MATERIAL BATU ALAM

ANALISIS
ASPEK SUSTAINABILITY YANG PERLU perumusan ide perancangan SOLUSI YANG DIAJUKAN
DITINGKATKAN berdasarkan aspek sustainability
PENYEDERHANAAN BENTUK
EFISIENSI BAHAN peralatan & SDM
LOW IMPACT MATERIAL EFISIENSI BAHAN
Menciptakan produk dari material Menyederhanakan bentuk produk yang
Menggunakan bahan pengganti cairan epoxy yang
sisa potongan dengan berbagai akan diproduksi, sehingga tidak
lebih ramah lingkungan untuk proses finishing pilihan warna. memerlukan mesin cutting dalam PERALATAN & SDM
prosesnya (bisa menggunakan tenaga

EFISIENSI ENERGI kerja SDM)


SISTEM INSTALASI MODULAR
Efisiensi energi dibenahi dengan mencari alternatif
produk yang dapat dibuat tanpa memerlukan tenaga TARGET MARKET INSTALASI PRODUK DAN KNOCK DOWN
mesin yang berlebihan / dapat menggunakan SDM
Menciptakan produk dari material sisa
potongan, sehingga harganya lebih
Menciptakan produk dengan sistem
instalasi knock down, modular, dan
INSTALASI PRODUK
REUSE AND RECYCLE murah. ukuran tiap modulnya tidak terlalu

Menggunakan material sisa untuk diolah menjadi


Selain itu produk juga dapat dibeli besar (memudahkan konsumen) VARIAN PRODUK
secara terpisah (per modul), konsumen
produk baru agar material sisa potongan tidak tidak harus membeli langsung dalam
terbuang sia-sia jumlah banyak
MENGGUNAKAN WASTE
VARIAN PRODUK MATERIAL
RENEWABILITY
Memngembangkan produk dengan bahan dasar Mengembangkan varian produk wall panel
untuk elemen dekoratif interior
EFISIENSI BAHAN
material anorganik (silestone, dekton, dll)

TARGET MARKET MENENGAH KE


SEHAT BAWAH
Mengganti bahan polish (cairan epoxy) dengan
bahan yang lebih ramah lingkungan
GARIS BESAR RENCANA RENCANA PRODUK
Rencana produk luaran yang akan dihasilkan yaitu berupa
EMPATHIZE laporan perancangan, prototype, desain & aplikasinya
Menggali permasalahan yang ada terkait sustainability, pemanfaatan waste pada ruang
material batu alam.
Menggali kebutuhan dan ketertarikan pengguna terhadap produk dekoratif
interior
GAMBARAN PRODUK
LUARAN YANG DIHASILKAN
DEFINE
Merumuskan data permasalahan dan kebutuhan yang telah didapatkan, lalu
mencari keterkaitan antara rumusan-rumusan masalah yang ada
Mencari solusi akan permasalahan berdasarkan aspek sustainability &
kebutuhan pengguna

ideate
Tahap perancangan produk dekoratif interior
Akan merancang beberapa alternatif desain beserta analisis
kelebihan-kekurangan masing-masing desain

PROTOTYPE 1
Membuat prototype berdasarkan desain yang telah dirancang, menggunakan
material asli agar dapat diuji secara keseluruhan pada tahap selanjutnya

TEST 1
Menguji coba hasil produk prototype 1 dan mencatat apa saja yang dirasa
masih kurang dan perlu pembenahan

PROTOTYPE 2

TEST 2

IMPLEMENT
STUDI LITERATUR
DEFINISI MATERIAL BEKAS 2. Recycle
Recycle memerlukan energi dan prosesuntuk menjadikan material bekas
Menurut Ervianto (2012) pakaimenjadi material yang layak pakai.
Material bekas merupakan sisa material konstruksi dan sampah lain yang
bersumber dari aktivitas konstruksi, pembongkaran, dan pembersihan lahan di 3. Energy recovery
awal pelaksanaan proyek. Sebagai upaya mengantisipasi pengaruh aktivitas Energy recovery merupakan jenjang terendah dalam daur ulang. Semua material
konstruksi terhadap lingkungan dapat diterapkan prinsip daur ulang material yang sudah tidak mungkin dipakai dibakar untuk memperoleh energi potensial
bekas. Efek jangka pendekdari material bekas dapat menghemat biaya yang masih terdapat dalam material melalui proses pembakarannya.
pembangunan, sementara efek jangka panjang yakni dapat membantu program
pelestarian lingkungan yang hemat energi.
Inti dari tujuan daur ulang ialah untuk memperpanjang
Menurut Mediastika (2013) dalam bukunya yang berjudul Hemat Energi & Lestari usia guna suatu benda / material. Semakin lama masa
Lingkungan Melalui Bangunan, penggunaan bahan bangunan atau kemungkinan untuk
Penggunaan material bekas untuk konstruksi bangunan dan pengolahan lahan
dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:
digunakan kembali, semakin kecil pula kemungkinan bahan
1. Material bekas bangunan atau sisa-sisamaterial bangunan untuk material bangunan tersebut menimbulkan sampah dan puing yang
bangunan. mencemari lingkungan.
2. Material bekas selain dari bangunan untuk material bangunan.

penggunaan material bekas merupakan salah satu


gerakan sustainable karena memanfaatkan kembali SUSTAINABLE DESIGN
barang bekas merupakan upaya untuk meminimalisasi Sustainable design yang juga sering disebut sebagai environmentally-concious
kerusakan lingkungan. design, merupakan suatu konsep perancangan desain yang mengacu pada
produk ramah lingkungan, dilihat dari proses pembuatan dan saat
penggunaannya. Produk biasanya diproduksi menggunakan sumber daya yang

HIERARKI DAUR ULANG dapat diperbaharui atau bahan daur ulang

Menurut Berge dalam bukunya The Ecology of Building Materials (2000) Cita-cita tertinggi sustainable design adalah :
Ada tiga tingkatan hierarkial daur ulang sesuai dengan manfaat yang diperoleh, menghilangkan sepenuhnya dampak negatif terhadap lingkungan melalui
yaitu: pendekatan desain, diwujudkan antara lain melalui sikap: tidak menggunakan
1. Re-use non-renewable resource (sumber daya tak terbarukan), meminimkan dampak
Re-use atau penggunaan kembali ialah tingkatan tertinggi dalam daur ulang, yaitu terhadap lingkungan, serta berupaya menyatukan kembali manusia dengan
menggunakan kembali barang yang sudah dipakai namun masih memiliki sisa lingkungan alaminya
umur.
STUDI LITERATUR
PRINSIP SUSTAINABLE DESIGN
Meskipun terdapat beragam standard dan pemahaman, beberapa prinsip dasar LANGKAH-LANGKAH MENCAPAI
sustainable design yang umum diterima adalah meliputi aspek-aspek:
1. Low-impact material
SUSTAINABLE DESIGN
Memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan (mis: Menurut Kim Jong-jin pada artikel Sustainable Architecture Module : Qualities,
pembuatannya hanya membutuhkan sedikit energi). Use, and Examles of Sustainable Building Materials
Terdapat beberapa langkah untuk menjadikan suatu produk dianggpa sustainable
2. Efisiensi energi
Menggunakan atau membuat produk yang hanya membutuhkan sedikit energi. Proses pembuatan (manufacturing) :
a. Pengurangan limbah (waste reduction)
3. Kualitas dan daya tahan Pengurangan limbah dilakukan dengan langkah-langkah untuk mencapai proses
Produk yang berfungsi baik (memiliki umur pakai) secara lama berarti yang lebih efisien sehingga mengurangi jumlah material sisa yang dihasilkan
mengurangi perawatan atau penggantian.
b. Penghindaran polusi (pollution prevention)
4. Reuse and recycle Tindakan ini dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan dengan lebih
Rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan secara berkelanjutan memperhatikan minimalisasi polusi pada pengolahan material mentah
hingga setelah masa pakai berakhir (afterlife ).
c. Daur ulang (recycled content)
5. Renewability Produk yang mengandung sebagian atau seluruhnya bahan daur ulang, mengarah
Bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari sumber daya terbarukan, pada pengurangan jumlah limbah terbuang dan permintaan akan bahan baru
serta (bila memungkinkan) bisa diolah menjadi kompos.
d. Pengurangan konsumsi energi (embodied energy reduction)
6. Sehat Hal ini mengacu pada total energi yang dibutuhkan dalam produksi suatu material,
Produk tidak berbahaya bagi pengguna/penghuni dan lingkungan sekitarnya, termasuk saat pengumpulan bahan mentah
bahkan bisa menunjang aspek kesehatan secara luas. Standard perancangan
'berkelanjutan' dan panduan perancangan (design guideline) marak e. Material alami (natural materials)
dikembangkan akhir-akhir ini, baik dilakukan oleh organisasi maupun Material alami pada dasarnya lebih rendah dalam konsumsi energi dan kadar
perorangan. Metode baru berkembang menjadi apa yang saat ini dikenal sebagai racun daripada bahan buatan manusia
sustainable science, yang diselenggarakan oleh banyak institusi pendidikan atau
pemerintah.
STUDI LITERATUR
Proses pengoperasian (operation systems) :
PENGOLAHAN MATERIAL BEKAS
a. Efisiensi energi (energy efficiency) Dalam mengatur keekonomisan usmber daya, salah satu cara yang dapat
Fitur ini adalah salah satu yang penting dalam sustainabilitas lingkungan karena digunakan adalah dengan mengolah kembali limbah dari bahan bangunan
menyangkut keberlangsungan pengoperasian suatu produk maupun non-bangunan. Terdapat 3 cara dalam pengolahan material bekas
(Eisenberg, 2009), antara lain :
b. Tidak beracun (non-toxic)
Material dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruang dan mengekspos a. Pengurangan (reduce)
pengguna pada aspek kesehatan Reduce merupakan tahap pertama dengan maksud agar kita lebih mengurangi
konsumsi atau penggunaan barang yang terlalu eksesif (berhemat). Pengurangan
c. Sumber daya terbaharui (renewable energy resource) yang terjadi disini adalah turunnya jumlah penggunaan material baru, sehingga
Material yang digunakan berasal dari sumber daya alam yang terbarui ekstraksi dari alam juga terminimalisasi

d. Tahan lama (longer life) b. Penggunaan kembali (reuse)


Material yang tahan lama akan mengacu pada pengurangan penggunaan bahan Reuse adalah tahap kedua dalam gerakan ‘green’. Penggunaan kembalil suatu
baru dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit material tidak melalui proses yang panjang pada pengolahan limbahnya itu
sendiri. Material masih digunakan dalam bentuk asli, dan dimanfaatkan kembali
menjadi lebih baru (diperbaiki) atau diberi fungsi baru. Material tidak
Proses manajemen limbah (waste management) : ditransformasi sehingga proses menjadi lebih hemat energi, tidak menghabiskan
a. Biodegradable waktu banyak, biaya lebih rendah dan tidak membutuhkan sumber daya ekstra
Potensi deomposisi material limbah. Material organik dapat mengurai di tanah, dalam proses pengolahan
sementara material lainnya ditinjau dari produksi bahan berbahaya saat diuraikan
c. Bahan daur ulang (recycle)
b. Recyclable Recycle adalah tahap akhir yang dapat dilakukan karena membutuhkan usaha
Kapasitas suatu material untuk digunakan sebagai sumber bagi pembentukan lebih. Proses daur ulang memiliki alur yang lebih panjang dari pemanfaatan
produk baru kembali. Pada proses ini, limbah diproses menjadi bahan mentah baru. Oleh
karena itu, proses pengolahannya membutuhkan energi tambahan, lebih lama
c. Reusable dan biaya lebih tinggi. Namun, karena hasil akhirnya adalah bahan mentah, maka
Kulitas ketahanan dan kekuatan suatu material. Material yang tahan lama, dapat pemanfaatannya lebih luas karena bisa digunakan untuk membangun produk
digunakan dalam waktu yang lama pula dalam bentuk atau fungsi baru baru. Tahap ini merupakan tindakan terbaik, sekaligus paling rumit karena
melibatkan aturan-aturan tertentu. Tidak semua limbah dapat didaur ulang.
STUDI LITERATUR
BATU ALAM
Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat sebagai
bahan bangunan, terutama untuk proses penyelesaian akhir (finishing).

Jenis batu alam :


5. Batu palimanan
1. Batu marmer Batu palimanan seperti namanya diproduksi di daerah Palimanan, Cirebon, dan
Batu alam ini banyak digunakan sebagai penutup finishing lantai atau dinding. merupakan salah satu batu favorit. Batu palimanan sangat cocok dipasang pada
Harga marmer per m2 cukup mahal dan keunikan serta keindahan marmer bidang eksterior maupun interior suatu bangunan. Batu ini memiliki warna yang
membuatnya lebih banyak dipakai pada rumah atau bangunan mewah dengan terang dan berpori, maka sangat disarankan apabila setelah selesai dipasang
biaya pembangunan yang besar. Marmer memiliki sifat sensitif terhadap cuaca. langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk menahan laju tumbuhnya
lumut.
2. Batu andesit
Batu andesit adalah batu yang paling keras di antara batu alam lain yang 6. Batu onyx
umumnya dipakai. Batu andesit juga memiliki tingkat porositas kecil karena Onyx merupakan batuan alam kelas atas yang memiliki pasar tersendiri. Sifatnya
berpori rapat. Batu jenis ini berasal dari gunung berapi dan memiliki beberapa ciri yang semi-transparan akan memberikan kesan mewah pada ruangan, terlebih
yang mudah dikenali, yaitu berwarna abu-abu atau hitam. Jenis batu ini sudah jika ditambahkan beberapa sumber cahaya di sekitarnya.
sangat lama dipakai sebagai material bangunan. Sifat batu yang padat dan tahan
terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk 7. Batu travertine
mempercantik suatu bangunan dan cocok dipakai di segala ruang. Travertine merupakan batuan alam yang memiliki pori besar, bahkan kasat mata.
Karena inilah, teksturnya juga lebih kasar dibanding batuan lainnya. Travertine
3. Batu sabak memiliki warna yang lebih terang dibanding marmer dengan tone putih
Batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali. Selain sangat kecoklatan, cream dan coklat muda. Karena memiliki pori yang besar, travertine
kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk harus dilapisi dengan resin untuk melindungi permukaan dinding dari jamur dan
pelapis dinding maupun lantai. Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar lumut.
digunakan untuk bagian luar (eksterior) misalnya dinding, pagar, kolam, pilar
(kolom) serta taman kering.

4. Batu granit
Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang populer di masyarakat.
Granit sangat cocok digunakan sebagai pelapis dinding (Wall veneer), lantai, serta
dinding kamar mandi agar menimbulkan suasana natural dan segar. Sifatnya yang
tahan terhadap susu tinggi membuat batu jenis ini bisa digunakan di permukaan
dapur (countertops).
STUDI LITERATUR

sumber referensi
konsep material ramah lingkungan Nada, Diandra Tarcia. (2013). Sustainable Design : Penggunaan Material Bekas
pada Ruang Interior. Retrieved from
Konsep material ramah lingkungan memiliki http://www.lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-03/S46828-Diandra%20Tarcia
kriteria : %20Nada
1. Tidak beracun sebelum maupun sesudah digunakan.
Adi, Muhammad. (2014). Pusat Perdagangan Material Batu Alam dan Keramik.
2. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi Retieved from
lingkungan. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1912/05.2%20bab%
202.pdf?sequence=6&isAllowed=y
3. Dapat menghubungkan manusia dengan alam, dalam arti pengguna semakin
dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut. Ningrum, Dian Suci Wulandari. (2016). Penerapan Reuse Material Bekas Sebagai
Bahan Material pada Bangunan. Retrieved from
4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau https://www.academia.edu/13090630/PENERAPAN_REUSE_
proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk MATERIAL_BEKAS_SEBAGAI_BAHAN_MATERIAL_PADA_BANGUNAN
memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan).
Jin Kim, Jong. 1998. Sustainable Architecture Module : Introduction to
5. Dapat terurai dengan mudah secara alami. Sustainable Design, USA : The University of Michigan.

6. Mengandung prinsip Renewable, Reuse, Recycle, & Reduce. Fivanda. (2017). Evaluasi terhadap Konsep Desain Interior Ramah
Lingkungan pada Lobby Lounge Boutique Hotel (Studi Kasus : Greenhost
Boutique Hotel Yogyakarta). JURNAL VISUAL. Vol.12. No.2. Universitas
Tarumanegara

Ervianto, W. I., Soemardi, B. W., Abduh, M.(2012), Kajian Reuse Material Bangunan
dalam Konsep Sustainable Construction di Indonesia. Jurnal Teknik Sipil,
Vol. 12, No.1.

Anda mungkin juga menyukai