Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

TERAPI KOMPLEMENTER

Disusun oleh :
Veliyana Sukarji (1911012010)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2019
1

1. Perbedaan dan Persamaan Donor Darah, Bekam, dan Fashdu


a. Bekam
Al-hijamah atau bekam adalah pengobatan alternatif dari Timur Tengah
bernuansa religi dan sudah ada sejak zaman para nabi (Muchtar, 2010).
Bekam dalam bahasa Arab yaitu al-hijamah adalah metode pengobatan
dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari
dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di
kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua
mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian
dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum
sebelumnya (Widyaningrum, 2013).
b. Donor Darah
Donor darah adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya untuk
orang lain yang membutuhkan darah (Handayani, 2008).
c. Fashdu
Fashd berarti teknik pengobatan dengan cara memotong salah satu
pembuluh darah dan membiarkan darah mengalir melalui pembuluh itu dalam
ukuran tertentu, yang tidak menyebabkan rasa sakit pada tubuh (As-sayyid,
2006 ).

Terapi Al Fashdu menurut istilah adalah pengobatan yang dilakukan


dengan cara mengeluarkan darah dari pembuluh darah vena yang didalamnya
terdapat sumbatan-sumbatan yang merugikan tubuh, dengan cara pengikatan
dan pembukaan kecil pada kulit sehingga dalah dalam pembuluh darah vena
dapat terdorong keluar.

Fashdu merupakan terapi pengosongan yang bersifat menyeluruh pada


pembuluh darah yang berfungsi membuang kelebihan humor dalam aliran
darah. Humor adalah kandungan yang biasa pada darah, jika berlebihan dapat
menimbulkan masalah kesehatan pada tubuh.
2

Perbedaan Bekam dan Donor Darah

Donor Darah Bekam


Mengeluarkan HDL dan LDL Mengeluarkan LDL saja
Mengeluarkan sel darah putih Tidak mengeluarkan darah putih
Mengeluarkan semua mineral dan zat Mengeluarkan zat besi yang
dalam tubuh berlebihan
Semua yang keluar sama seperti darah Mengeluarkan racun dan toksin dari
yang keluar waktu luka tubuh dengan kepekatan tinggi.

Persamaan bekam, donor darah, dan fashdu adalah tindakan yang dilakukan
untuk mengeluarkan darah dari dalam tubuh.

2. ‘Ain dan Sihir


a. ‘Ain
Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa al-ain berasal dari kata ana,
artinya adalah apabila ada sesuatu yang menimpa mata. Dasar dari hal itu
adalah kekaguman mata terhadap sesuatu, lalu diikuti nafsu yang jelek,
kemudian berkehendak untuk melakukan nya dengan memandangi benda
tersebut. Ibnu Qoyyim juga mengatakan bahwa al-ain juga merupakan
panah yan mengeluarkan dari jiwa orang yang hasud (As-sayyid, 2005).
b. Sihir
As-sihr yaitu sumber yang halus dan tersembunyi (As-sayyid, 2005).
Menurut bahasa (etimologi) sihir adalah suatu pekerjaan untuk mendekati
setan dan meminta pertolongan. Dan dikatakan sesuatu yang halus dan
lembut sebabnya, ia termasuk perkara yang tersembunyi yang tidak
terjangkau oleh pengelihatan manusia. Sihir menurut (terminologi) yaitu
dikhususkan bagi sesuatu yang penyebabnya tidak terlihat (samar)
terbayang dalam wujud yang bukan sebenarnya dan berlangsung melalui
pemutarbalikan dan tipuan. Arti kata sihir (dalam kamus Al-Munawwir
yaitu menipu, menurut seorang pakar bahasa (Al Azhari) mengatakan,
“Akar kata sihir maknanya adalah memalingkan sesuatu dari hakikatnya.
Maka ketika ada seorang menampakkan keburukan dengan tampilan
3

kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak


senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.

3. Konsep Jiwa Menurut Islam


Dalam Jurnal Mustafa (2018), kata jiwa berasal dari bahasa al-Nafs.
Dalam kitab “Lisān al-Arab”, Ibnu Manzur menjelaskan bahwa kata nafs
dalam bahasa Arab digunakan dalam dua pengertian yakni nafs dalam
pengertian nyawa, dan nafs yang mengandung makna keseluruhan dari
sesuatu dan hakikatnya menunjuk kepada diri pribadi. Setiap manusia
memiliki dua nafs, yaitu nafs akal dan nafs ruh. Hilangnya nafs akal
menyebabkan manusia tidak dapat berpikir namun ia tetap hidup, ini terlihat
ketika manusia dalam keadaan tidur. Sedangkan hilangnya nafs ruh,
menyebabkan hilangnya kehidupan.
Menurut Ibnu Sina dalam jurnal Mustafa (2018), jiwa adalah substansi
ruhani yang memancar kepada raga dan menghidupkannya lalu
menjadikannya alat untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu, sehingga
dengan keduanya ia bisa menyempurnakan dirinya dan mengenal Tuhannya.
4

DAFTAR PUSTAKA

As-sayyid, Abdul B. 2006. Pola Makan Rasullah. Jakarta Almahira.

As-sayyid, Ali M. 2005. Bagimana Menolak Sihir. Jakarta : Gema Insani.

Fauziah, Puput. 2018. Sihir Dalam Perspektif Medis. Skripsi. Jakarta : Universitas
Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah.

Handayani, W dan Andi Sulistyo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Muchtar. 2010. Be Healthy Be Happy. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Mustafa, Sahidi. 2018. Konsep Jiwa Dalam Al-Qur’an. Jurnal Pemikiran Islam.
Vol. 2 No.1.

Widyaningrum, H. 2013. Pijat Refleksi dan 6 Terapi Alternatif Lainnya.


Yogyakarta : Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai