Anda di halaman 1dari 27

Formulasi & Teknologi Sediaan Steril

- Sediaan Infus -

Metha Anung Anindhita, M.Sc., Apt.

PRODI S-1 FARMASI


UNIVERSITAS PEKALONGAN
Infus
• Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai
dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi
tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.

• Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan


dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif
sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57%; lemak
20,8%; protein 17,0%; serta mineral dan glikogen 6%.
Ketika terjadi gangguan hemeostatis (keseimbangan
cairan tubuh), maka tubuh harus segera mendapatkan
terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan
elektrolit.

2
Penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi
dan kegunaannya
• Larutan elektrolit
• Larutan infus karbohidrat
• Larutan kombinasi elektrolit dan karbohidrat
• Larutan irigasi
• Larutan dialysis peritonial
• Larutan plasma expander (penambah darah)

3
LARUTAN ELEKTROLIT
• Tubuh manusia mengandung 60% air dan terdiri atas
cairan intraseluler (di dalam sel) 40% yang mengandung
ion-ion K+, Mg++ , sulfat, fosfat, protein, serta senyawa
organik asam fosfat seperti ATP, heksosa monofosfat, dan
lain-lain.
• Air pun mengandung cairan ekstraselular (di luar sel) 20%
yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan terbagi atas
cairan interstisial (di antara kapiler dan sel) 15% dan
plasma darah 5% dalam sistem peredaran darah serta
mengandung beberapa ion seperti Na+, klorida, dan
bikarbonat.

4
LARUTAN ELEKTROLIT
• Jenis elektrolit dalam plasma darah

5
LARUTAN ELEKTROLIT
– Sistem dapar darah adalah keseimbangan asam
basa darah mengikuti sistem dapar.
• Hidrogen karbonat – karbonat
• Hidrogen fosfat – dihydrogen fosfat
• Serum – protein
– Penyebab berkurangnya elektrolit plasma adalah
kecelakaan, kebakaran, operasi atau perubahan
patologis organ, gastroenteritis, demam tinggi, atau
penyakit lain yang menyebabkan output dan input
tidak seimbang

7
LARUTAN ELEKTROLIT
– Kehilangan natrium disebut hipovolemia,
sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi.
– Kekurangan HCO3 disebut asidosis metabolic
– Kekurangan K+ disebut hipokalemia
– Asidosis berbeda dengan asidemia.
• Asidosis berkaitan dengan proses fisiologis
yang menyebabkan penurunan pH darah,
sedangkan asidemia adalah keadaan pH arteri
< 7,35.
• Contoh:
– Infus asering (Otsuka)

8
INFUS KARBOHIDRAT
• Infus karbohidrat adalah sediaan infus berisi larutan
glukosa atau dekstrosa yang cocok untuk donor
kalori.
• Digunakan untuk memenuhi glikogen otot kerangka,
hipoglikemia, dan lain-lain.
• Kegunaan : 5% isotonis, 20% untuk diuretika, dan
30-50% terapi oedema di otak
• Contoh : larutan manitol 15-20% digunakan untuk
menguji fungsi ginjal.

9
LARUTAN KOMBINASI ELEKTROLIT
DAN KARBOHIDRAT
• Contoh : infus KA-EN 4B paed (Otsuka)

10
LARUTAN IRIGASI
• Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam
jumlah besar (3 liter).
• Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tetapi
digunakan di luar sistem peredaran dan umumnya
menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik
yang dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian
larutan dengan cepat.
• Larutan irigasi digunakan untuk merendam atau
mencuci luka-luka sayatan bedah atau jaringan tubuh
dan dapat pula mengurangi pendarahan.
• Umumnya digunakan dalam kegiatan Laparatomy,
Arthroscopy, Hysterectomy, dan Turs (urologi).

11
LARUTAN IRIGASI
• Persyaratan larutan irigasi:
a. Isotonik
b. Steril
c. Tidak absorpsi
d. Bukan larutan eletrolit
e. Tidak mengalami metabolism
f. Cepat diekskresi
• Contoh :
– Larutan glycine 1,5% dalam 3 liter
– Larutan asam asetat 0,25% dalam 1-3 liter

12
LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
• Larutan dialisis peritoneal merupakan suatu sediaan
parental steril dalam jumlah besar (2 liter).
• Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tetapi
dibiarkan mengalir ke dalam ruangan peritoneal dan
umumnya menggunakan tutup plastik yang
dipatahkan, sehingga memungkinkan larutan dengan
cepat turun ke bawah.
• Penggunaan cairan demikian bertujuan
menghilangkan menghilangkan senyawa-senyawa
toksik yang secara normal dikeluarkan atau
diekskresikan ginjal.

13
LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
• Pada kasus keracunan atau kegagalan ginjal,
penggunaaan larutan dialisis peritoneal merupakan
pilihan lain yang dapat dilakukan.
• Larutan diabsorbsi dalam membran peritoneal
mengikuti peredaran darah. Kemudian, di dalam
ujung sel peritoneal terjadi penarikan zat toksin dari
darah ke dalam cairan dialisis, yang bekerja sebagai
membran semipermeabel

14
LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
• Persyaratan larutan dialysis peritoneal:
a. Hipertonis
b. Steril
c. Dapat menarik toksin dalam ruang peritonial

• Contoh :
– Larutan Dianeal 1,5% dan 2,5% dalam 2 liter

15
LARUTAN PLASMA EXPANDER
(PENAMBAH DARAH)
• Larutan plasma expander adalah suatu sediaan
larutan steril yang digunakan untuk menggantikan
plasma darah yang hilang akibat perdarahan,luka
bakar,operasi, dan lain-lain.
– Whole Blood
– Human albumin
– Plasma protein
– Larutan gelatin
– Larutan dekstran
– Larutan protein (asam amino)

16
Whole blood
• Whole blood atau darah lengkap manusia adalah darah
yang telah diambil dari donor manusia, yang di pilih
dengan pencegahan pendahuluan aseptic yang ketat.
• Darah di tambahkan ion sitrat atau heparin sebagai
antikoagulasi.
• Simpan darah yang di kumpulkan pada temperatur 1˚C-
10˚C dan mempertahankannya tetap konstan dengan
kisaran 2˚C.
• Tanggal kadaluarsanya tidak lebih dari 21 hari sesudah
tanggal pengambilan bila sitrat yang di gunakan
sebagai antikoagulasi dan tidak lebih dari 48 jam bila
heparin yang di gunakan.

17
Whole blood
• Pada umumnya mengemas darah dalam 1 unit (500 ml)
volume dan memberikan atau memasukannya kedalam
pembuluh darah.
– Namun, terlebih dulu pastikan ketercampuran darah
donor dengan darah penerima.
• Sebaliknya, sel-sel darah merah adalah darah lengkap
manusia dengan plasma telah di buang.
• Plasma dapat di pisahkan dari dengan disentrifuse
(diputar). Penyimpanan sel darah pada temperature yang
sama dengan darah lengkap manusia atau dapat
membekukannya pada temperatur -65˚C.

18
Human albumin
• Human albumin adalah sediaan steril albumin serum yang di
dapat dengan melakukan fraksinasi darah dari donor manusia
sehat.
• Tidak kurang dari 96% protein harus albumin.
• Setiap 100 ml mengandung 25 g albumin serum sebanding
atau ekuivalen keosmotikannya dengan 500 ml plasma
manusia normal atau 5 g sebanding dengan 100 ml plasma
manusia normal.
• Albumin serum digunakan sebagai penyokong volume darah
dengan infuse melalui pembuluh darah dan umumnya dengan
volume yang ekuivalen dengan 25-75 g albumin setiap
harinya.
• Tanggal kadaluarsanya berkisar antara 3-10 tahun, tergantung
pada keadaan penyimpanan.
• Contoh : Infuse Human Albumin 20% 19
Plasma protein
• Plasma protein adalah larutan steril protein yang terpilih
dari plasma darah donor manusia dewasa.
• Plasma mengandung ± 5 g protein per 100 ml, 83-90%
adalah albumin, lalu sisanya alfa dan beta globulin.
• Umumnya, kita memberikan plasma protein dalam volume
250-500 ml. tetapi kadang-kadang sampai 1500 ml
sebagai penyokong volume darah.
• Tanggal kadaluarsanya antara 3-5 tahun, tergantung pada
kondisi penyimpanan.
• Plasma yang digunakan sebagai penambah darah
dinamakan darah lengkap manusia, sel darah merah
manusia, albumin serum manusia normal, dan fraksi
protein plasma manusia.
20
Plasma protein
• Pada pengumpulan darah manusia dari donor-donor
darah untuk digunakan pada tranfusi, harus hati-hati
memperlakukan seluruh darah atau sel darah agar sel
darah atau darah tidak menggumpal.
• Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% belum
berakibat besar karena masih mampu dinormalisasikan
oleh peredaran darah sendiri.
• Namun, bila cairan tubuh atau jumlah plasma yang
hilang lebih dari itu, maka tubuh memerlukan
pengganti untuk mencegah penggumpalan sel-sel
darah serta menormalkan viskositas darah yang
membesar.

21
Plasma Protein
• Larutan yang dibutuhkan adalah senyawa koloid
dengan BM>30.000, inert, cairan tidak mudah
dieliminasi, dan dapat digunakan dengan atau tanpa
elektrolit.
• Contoh :
– Infus Plasmanate

22
Larutan Gelatin
• Larutan gelatin merupakan hasil hidrolisis kolagen, yakni
suatu senyawa polipeptida.
• Larutan sangat cocok untuk plasma ekspander karena
strukturnya terdiri atas protein, sehingga dengan protein
plasma dapat memberikan efek osmotik yang sama.
• Pada suhu kamar, gelatin dapat mengental, sehingga kita
perlu menghangatkan larutan dan pada pemanasan
gelatin dapat terurai.
• Untuk memperbaiki kelarutan, kita perlu menambahkan
glioksal atau isosianat agar bentuk molekulnya bertambah
panjang dan bercabang.
• Setelah 24 jam dieliminasi atau diurai secara enzimatik,
gelatin hilang dari peredaran darah
23
Larutan Gelatin
• Sebagai cairan pengganti darah, kita menggunakan
larutan gelatin 5% yang diisotonikkan dengan
natrium klorida dan dapat disterilkan pada suhu 121-
124˚C dalam autoklaf.
• Contoh:
– Infus Haemacel
– Infus Haemaccel

24
Larutan Dekstran
• Larutan dekstran adalah suatu senyawa polisakarida
dengan satuan glukosa sebagai komponen monomer,
yang terikat secara glikosidik pada posisi alpha 1,6.
• Bentuk molekulnya berupa benang panjang
bergelombang.
• Dekstran terbentuk di dalam media yang
mengandung sakarosa di bawah pengaruh enzim
dekstran-sakarase yang diproduksi berbagai
spesies leuconostoc.

25
Larutan Dekstran
• Sebagai pengganti plasma, digunakan 6% atau 10%
larutan dekstran 40 atau 70 dengan berat molekul
rata-rata 40.000 atau 70.000 dengan penambahan
NaCl 0,9%.
• Pada umumnya, tidak dijumpai persoalan teknis pada
pembuatan larutan dekstran.
• Larutan dekstran dapat disterilkan larutan pada suhu
120˚C dan yang disimpan pada suhu 4˚C terbukti
stabil dalam waktu 19 tahun
• Contoh :
– Infus Otsutran -70 (Otsuka)

26
Larutan Protein (asam amino)
• Larutan protein diinfuskan ke dalam tubuh jika tubuh
mengalami kekurangan protein.
• Umumnya, larutan terdiri atas 8 asam amino penting,
yaitu: L-Isoleusin, L-Leusin, L-Lisine, L-Metionin, L-
Fenilalanin, L-Trionin, L-Triptopan, dan L-Valin.
• Kedelapan asam amino ini penting dan harus selalu ada
dalam jumlah dan perbandingan yang tertentu di dalam
infus.
• Hilangnya satu komponen menyebabkan efek yang
diharapkan tidak tercapai, malah akan terjadi gangguan
dalam pertukaran protein tubuh. Kemudian, jumlah yang
berlebih pun tidak ada gunanya.

27
Larutan Protein (asam amino)
• Komponen lainnya adalah sorbitol sebagai penyangga
energi, demikian pula vitamin dan tambahan elektrolit.
• Larutan protein diatur pada pH sekitar 6.
• Harga pH yang lebih tinggi akan mengurangi stabilitas
larutan
• Untuk mengurangi penguraian asam amino pada
sterilisasi panas, kita umumnya melakukannya pada
suhu 120˚C dengan tekanan uap disertai penjenuhan
gas netral.
• Natrium pirosulfit dalam jumlah sangat kecil mampu
mengusir oksigen pada kondisi tertentu.
• Contoh :
– Infus aminofusin L (Primer)
28

Anda mungkin juga menyukai