Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia
mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda
dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber
daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia
menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar.
Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif
terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan
membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa
Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi
setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun
datangnya.

B Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Ketahanan Nasional ?
2. Bagaimana Asas- asas Ketahanan Nasional ?
3. Apa definisi dari H.T.A.G ?
4. Bagaimana cara mengatasi H.T.A.G ?

C. Tujuan Penulisan

Sekecil apapun bentuk kegiatan yang dilakukan senantiasa harus


dipertimbangkan dan ditinjau dari segi-segi alasan/latar belakang dan tujuannya
terlebih dahulu, penting tidak dengan tujuan yang jelas kegiatan tersebut akan
terarah, terencana dan terasa lebih mantap, apalagi jika kegiatan ini mempunyai
perkiraan dan jangkauann yanng lebih luas.

Makalah Ketahanan Nasional


1
Begitu pula dengan penyusunan makalah ini, memiliki beberapa tujuan
yaitu :
1. Menambah pengetahuan dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan,
khususnya mengenai Ketahanan Nasional Indonesia.
2. Menumbuhkan sikap cinta Tanah Air dalam diri kita.
3. Memahami pentingnya ketahanan nasional dalam kehidupan berbangsa.
4. Mempertinggi kecerdasan & keterampilan.
5. Memperkaya wawasan.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini dibuat berdasarkan referensi buku yang
berkaitan dengan Ketahanan Nasional. Kemudian penulis mengembangkan sesuai
dengan kajian tersebut.

E. Kegunaan
Mendapatkan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat terutama yang paling
penting ialah menguji mental dan tanggung jawab.

F. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan sistematika yang umum digunakan
dalam pembuatan makalah sehingga susunannya merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh, yaitu :

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Makalah Ketahanan Nasional


2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Kegunaan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
2.1 Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia
2.1.1 Perkembangan Ketahanan Nasional
2.1.2 Perwujudan Ketahanan Nasional Indonesia dalam Trigarta
2.2 Asas – Asas Ketahanan Nasional dan Sifat Ketahanan Nasional
2.2 Contoh peristiwa yang berhubungan dengan HTAG
BAB III KETAHANAN NASIONAL INDONESIA KONDISI DINAMIS
MENGHADAPI HTAG TONGGAK PENTING 1908-1928-1945-
1999
3.1 Kronologis dan cara mengatasinya
3.2 Sistem Pemerintahan Presiden
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional

Makalah Ketahanan Nasional


3
Kehidupan bangsa Indonesia dalam Negara Republik Indonesia yang
bersendikan Pancasila tidak bebas dari aneka ragam ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan . Itu ada yang datang dari luar negeri maupun dari dalam
negeri sendiri, sebab tidak semua pihak setuju dengan apa yang hendak dituju
negara kita.
Sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya melalui Dwi
Tunggal Sukarno – Hatta, kita tidak pernah bebas dari ancaman , tantangan,
hambatan dan gangguan. Setelah tahun 1966, ketika kita berhasil mengakhiri
pemberontakan Gestapu/PKI , boleh dikatakan bahwa ancaman tidak ada lagi.
Sebab yang kita maksudkan dengan ancaman adalah satu kondisi yang dapat
menyebabkan berakhirnya kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila. Namun meskipun ancaman sudah tidak kita alami lagi,
tantangan, hambatan dan gangguan tetap ada dan bahkan meningkat.
Bangsa Indonesia, berdasarkan pengalamannya, telah menetapkan satu
cara untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan itu. Cara itu
adalah Ketahanan Nasional . Yang kita maksudkan dengan Ketahanan Nasional
adalah kondisi dinamis bangsa berisikan keuletan dan ketangguhan yang
membentuk kekuatan nasional yang dapat mengatasi setiap ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
secara langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa
serta pencapaian tujuan nasional.
Dengan cara Ketahanan Nasional kita telah berhasil mengatasi semua
ancaman di masa lampau sehingga Republik Indonesia selamat dari segala ujian
itu. Dan di masa depan Ketahanan Nasional harus selalu kita pelihara agar dapat
mencegah timbulnya ancaman baru. Meskipun begitu tantangan-tantangan baru
terus timbul dan harus kita atasi.
Ketahanan Nasional mempunyai aspek utama, yaitu Kesejahteraan dan
Keamanan. Kesejahteraan dan Keamanan adalah dua aspek dari Ketahanan
Nasional yang dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan. Sebab itu,
mengusahakan terwujudnya Ketahanan Nasional hakikatnya merupakan satu
proses membentuk Kesejahteraan dan Keamanan buat negara dan bangsa. Ada
kalanya bangsa berada dalam tingkat perjuangan yang memerlukan titik berat

Makalah Ketahanan Nasional


4
pada Kesejahteraan, sedangkan pada tingkat perjuangan lain mungkin juga titik
berat harus pada Keamanan . Namun sekalipun titik berat diletakkan pada salah
satu aspek, aspek yang lain tidak boleh hilang sama sekali. Sebab seperti dalam
ilmu hitung apabila kita kalikan satu angka dengan nol, hasilnya menjadi nol pula.
Jadi kalau salah satu aspek sama sekali tidak diperhatikan, Ketahanan Nasional
akan sama dengan nol atau tidak ada Ketahanan Nasional. Paling baik adalah
kalau kita dapat membentuk kondisi harmonis antara kesejahteraan dan
keamanan, meskipun hal itu tidak mudah tercapai.
Ketahanan Nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi
kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek sosial kehidupan, meliputi
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek
alam , yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga
Ketahanan Nasional seluruh segi kehidupan bangsa itu dinamakan Asta Gatra,
terdiri dari Panca Gatra (Sosial) dan Tri Gatra (Alam). Seluruhnya itu harus
selalu diusahakan untuk memberikan perannya dalam perwujudan Kesejahteraan
dan Keamanan.

Makalah Ketahanan Nasional


5
PENGERTIAN GAMBAR KETAHANAN NASIONAL DIJELASKAN SECARA SKEMA

KONDISI DINAMIK

LANGSUNG
KEULETAN
KEMAMPUAN TANTANGAN
&
MENGEMBANGKAN ANCAMAN
KEKUATAN NASIONAL HAMBATAN
DARI LUAR
KETANGGUHAN LAWAN
GANGGUAN

DARI DALAM

TIDAK LANGSUNG

MEMBAHAYAKAN :

- INTEGRITAS
- IDENTITAS
- KELANGSUNGAN HIDUP
- PERJUANGAN DALAM MENGEJAR TUJUAN NASIONAL

Makalah Ketahanan Nasional


6
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan
ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara
langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas
serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam perjuangan mencapai cita-
cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-
ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat
menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki
kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-
ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun
besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan,
sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut
dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau
sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari
wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang
dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan
yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk
mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari
dalam ataupun dari luar.

2.2 Perkembangan Ketahanan Nasional


Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh Indonesia.
Dapat dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasianal. Ketahanan
Nasional baru dikenal sejak permulaan tahun 60-an. Pada saat itu istilah itu belum
diberi devenisi tertentu. Disamping itu belum pula disusun konsepsi yang lengkap

Makalah Ketahanan Nasional


7
menyeluruh tentang ketahanan nasional. Istilah ketahanan nasional pada waktu itu
dipakai dalam rangka pembahasan masalah pembinaan ter itorial atau masalah
pertahanan keamanan pada umumnya. Walaupun banyak instansi maupun
perorangan pada waktu itu menggunakan istilah ketahanan nasional, namun
lembaga yang secara serius dan terus-menerus mempelajari dan membahas
masalah ketahanan nasional adalah lembaga pertahanan nasional atau lemhanas.
Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965, maka masalah ketahanan nasional
selalu memperoleh perhatian yang besar. sejak mulai dengan membahas masalah
ketahanan nasional sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi. Pengertian
atau devenisi pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai
berikut :
1) Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita
dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup
Negara dan bangsa Indonesia.
Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi
tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi pertama yaitu :
2) Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu
bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun
yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak langsung. membahayakan
kelangsungan hidup Negara Indonesia. Ketahanan nasional merupakan kodisi
dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguahan, yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,didalam menghadapi didalam
menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman ,hambatan, serta gangguan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan integritas,identitas , kelangsungan hidup bangsa dan
Negara serta perjuangan mengejar perjuangan nasional.Apabila kita bandingkan
dengan yang terdahulu, maka akan tampak perbedaan antara lain seperti berikut :
a. Perumusan 1972 bersifat universal, dalam arti bahwa rumusan tersebut dapat
diterapkan dinegara-negara lain, terutama di Negara-negara yang sedang
berkembang.

Makalah Ketahanan Nasional


8
b. Tidak lagi diusahakan adanya suatu devenisi, sebagai gantinya dirumuskan apa
yang dimaksud kan dengan istilah ketahanan nasional.
c. Jika dahulu ketahanan nasional di identikkan dengan keuletan dan daya tahan,
maka ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamis yang berisikan
keuletan dan ketangguhan, yang berarti bahwa kondisi itu dapat berubah.
d. Secara lengkap dicantumkan tantangan, ancaman, hambatan, serta ganguan.
e. Kelangsungan hidup lebih diperinci menjadi integritas, identitas, dan
kelangsungan hidup. Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia
Jendral Suharto di depan siding DPR tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa
ketahanan nsional adalah tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan bahwa
Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan kemampuan
nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu dan
sanggup menghadapi setiap ancaman dan tantangan terhadap keutuhanan maupun
kepribadian bangsa dan mempertahankan kehidupan dan kelangsungan cita-
citanya. Karena keadaan selalu berkembang serta bahaya dan tantangan selalu
berubah, maka ketahanan nasional itu juga harus dikembangkan dan dibina agar
memadai dengan perkembangan keadaan. Karena itu ketahanan nasional itu
bersift dinamis, bukan statis. Ikhtiar untuk mewujudkan ketahanan nasional yang
kokoh ini bukanlah hal baru bagi kita. Tetapi pembinaan dan peningkatannya
sesuai dengan kebutuhan kemampuan dan fasililitas yang tersedi pula. Pembinaan
ketahanan nasional kita dilakukan dipelgai bidang : ideology , poluitik, ekonomi ,
sosial budaya dan hankam, baik secara serempak maupun menurut prioritas
kebutuhan kita.

Makalah Ketahanan Nasional


9
BAB I I I

KETAHANAN NASIONAL INDONESIA KONDISI DINAMIS


MENGHADAPI HTAG TONGGAK PENTING 1908-1928-1945-1999

1. Kelompok Pejuang (1945)

a. Kronologis peristiwa :
 Tanggal 7 Agustus 1945 pemerintah Jepang membentuk PPKI sebagai
pengganti BPUPKI, PPKI beranggotakan 21 orang yang terdiri atas
beberapa tokoh penggerakan dan golongan minoritas Ir. Soeharto
ditunjuk sebagai ketua, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua dan Mr. A.
Soebarjo sebagai penasihat.
 Tanggal 8 agustus 1945 ketua PPKI Soekarno, Hatta, dr. Radjiman
widyowiningrat (mantan ketu BPUPKI) menerima panggilan Marsekal
Tarauchi, panglima tentara jepang akwasan Asia Tenggara untuk datang
ke markas besarnya di Dalath ( Vietnam Selatan )
 Tanggal 9 Agustus 1945 mereka berangkat didampingi oleh 2 pejabat
Gunsei Kanbu (Kantor pemerintah militer). Kolonel Nemura dan
Miyoshi. Dalam pertemuan di Dalath, Marsekal Terauchi menyatakan
bahwa kemerdekaan Indonesia sudah dapat di umukan apabila
persiapannya sudah selesai

Makalah Ketahanan Nasional


10
 Tanggal 15agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat di jalan Cikini
No. 71. rapat pemutusan bahwa kemerdekaan harus segera
diproklamasikan oleh bangsa Indonesia sendiri tanpa campur tangan
orang asing.
 Tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta beserta keluarga
dibawa oleh golongan pemuda kemarkas tentara PETA di
Rengasdongklok, Karawang , Jabar. Hal itu menimbulkan kepanikan
dikalangan pemimpin pergerakan di Jakarta, Soebardjo berusaha
mengetaui dimana mereka berada. Setelah memperoleh informasi bahwa
kedua tokoh tersebut baik – baik saja. Setelah Soebardjo memberikan
jaminan kepada komandan PETA bahwa kemerdekaan akan segera
diproklamasikan keesokan harinya. Soebardjo diperbolehkan membawa
mereka kle Jakarta malam ini juga.
 Tanggal 17 Agustus pukul 10 pagi dengan disaksikan oleh tokoh
pergerakan dan pemuda Soekarno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia
b. Cara mengatasinya :
Berjanjinya golongan tua pada golongan muda bahwakemerdekaan akan
segera diproklamasikan.

2. Perisriwa 10 November

Makalah Ketahanan Nasional


11
a. Kronologis Peristiwa :
Tempat pada pukul 06.00 pagi pada pukul 10 November 1945 kota
Surabaya mulai dilanda prahara. Meriam kapal laut, pesawat pembom yang
dikerahkan sekutu mulai menyebar ke Surabaya tidak gentar melihat semua itu.
Dengan persenjataan seadanya, bahkan bambu runcingpun jadi, mereka dengan
gagah berani berusaha mempertahankan kotanya tercinta. Dibawah komando
Bung Tomo, melalui siaran radio dan pemimpin lainnya pejuangan para pemuda
Surabaya sempat merepotkan pasukan sekutu sehingga mereka terpaksa meminta
bantuan kepada Sokarno dan Hatta untuk menengahi peperangan tersebut. Namun
ternyata setelah presiden dan wakilnya meninggalkan surabaya, sekutu menyerang
kembali dengan lebih dahsyat lagi.
Dengan persenjataan yang tidak seimbang, para pemuda Surabaya berhasil
mempertahankan kotanya selama kurang lebih satu bulan. Tak terhitung berapa
jumlah pahlawan yang gugur. Sebagai penghargaan rakyat Indonesia kepada
kepahlawanan arek-arek Surabaya dalam perjuangannya, setiap tanggal 10
November kita peringati hari pahlawan.
Dengan pejuang yang keras, apapun bisa kita peroleh walaupun
persenjataan kita terbatas, seperti pada pertempuran Surabaya tersebut.
b. Cara mengatasinya :
Diatasi dengan kekuatan senjata yaitu membuat banyak senjata contohnya
dari bambu rucing dan membuat strategi perang dalam merampas kembali kota
Surabaya.

2. Bandung Lautan Api (1946)

12 | P a g e

Makalah Ketahanan Nasional


12
a. Kronologis Peristiwa :
Setelah jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang.
Mereka berkomplot dengan Belanda dan memperalat Jepang untuk memjajahi
Indonesia. Berpuncak pada suatu malam mencekam saat penduduk melarikan diri,
menguasai, di tengah kobaran api dan tembakan musuh. Sebuah kisah tentang
harapan, keberanian dan kasih sayang. Sebuah kisah dari para pejuang kita.
Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di
Bandung melalui kantor berita DOMEI pada hari jum’at pagi, 17 Agustus 1945.
Esoknya,18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah terseba. Dicetak dengan
tinta merah oleh percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, jalan Braga (sekarang
Gedung Bank Jabar ), terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda,
sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia.
Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia
bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.
Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
disusun oleh terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12
Oktober 1945. jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur,
Palang Merah, Penyelidikan, perbekalan
Peristiwa yang memperburuk kedaan terjdi pada tanggal 25 Novembver
1945. selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar
meluapnya sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan
penduduk kehilangan tempat tinggal. Kedaan ini dimanfaatkan musuh untuk
menyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah.
Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan
Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom
daerah Lengkong besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris
melanjutkan bom dan rentetan tembakan membabibuta di cicadas, korban makin
banyak berjatuan.
Multimatum agar tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota
dan rakyat, melahirkan politik “bumihangus”. Rakyat tidak rela kota Bandung
dimanfaatkan oleh musuh. Mereka menguasai ke arah selatan bersama para
pejuang. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung dimbil melalui

Makalah Ketahanan Nasional


13
musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) diharapkan semua
kekuatan perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946.
Kolonel Abdul Haris Nasutio selaku Komandan Divisi III, mengumumkan
hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan untuk meninggalkan kota
bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang
meninggalkan kota. Malam itu pembakaran kota berlangsung besar-besaran. Api
menyala dari masing-masing rumah penduduk yang membakar tempat tinggal dan
harta bendanya, kemudian makin lama menjadi gelombang api yang besar.l
setelah tengah malam kota telah kosong dan hanya meninggalkan puing-puing
rumah yang masih menyala.
Pembumi hangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat,
karena kekuatan TRI tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekeatan
besar.
b. Cara mengatasinya :
TRI melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini
melahirkan lagu “halo-halo Bandung” yang bersemangat membakar daya juang
rakyat Indonesia.

4. Aksi Belanda (1946-1948)

a. Kronologis peristiwa :
1) perundingan dan persetujuan Linggarjati
Tanggal 10-15 November 1046 di Linggarjati perundingan Indonesia
dengan Belanda. Di bidang politik, Belanda mengakui kedaulatan de Fakto RI di
seluruh jawa, Madura dan Sumatera. Kedua pemerintah akan membentuk negar
pederasi dengan nama Negara Indonesia Serikat (NIS). Selanjutnya NIS dan

Makalah Ketahanan Nasional


14
Kerajaan Belanda akan membentuk suatu Uni yang dipakai oleh raja Belanda.
Dibidang militer mereka kedua belah pihak akan mengurangi kekuatan angkatan
perang masing-masing.
2) Agresi Militer Belanda 1 ( 21 Juli 1947 )

Tanggal 27 Mei, pemerintah Belanda mengajukan nota ultimatum,.


Pemerintah RI harus menjawabnya dalam waktu 14 hari. Dalam ultimatum itu,
Belanda menurut agar segera dibentuk pemerintahan sementara bersama dan
pembentukan gendarnear / pasukan bersama yang akan bertugas menjaga
keamanan di seluruh Indonesia. RI menolak pembentukan pasukan bersama sebab
hal itu berarti mengizinkan pasukan Belanda memasuki wilayah RI. Dua kali
pemerintah Belanda memberikan ultimatum yang dibantah pemerintah Indonesia
dengan penolakan.
Tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan serbuan militer ke berbagai
wilayah RI. Seranganitu dikenal sebagai Agresi Militer Belanda pertama. Dalam
waktu singkat Belanda berhasil mengusai kota-kota. Sementara itu prajurit TNI
membentuk kantong-kantong perlawanan di daerah pedalaman sambil
melancarkan serangan grilya. Sasaran utama Belanda ialah menguasai daerah-
daerah penghasil devisi seperti Jawa Barat Sumtra Timur, Sumatra Selatan, Jatim.
Akibatnya, wilayah yang dikuasai RI semakin sempit, dan pada umumnya adalah
daerah minus.

Makalah Ketahanan Nasional


15
Tanggal 31 Juli 1947 DK PBB mengeluarkan revolusi agar kedua belah
pihak segera menghentikan pertempuran dan mengadakan perundingan. Pada
tanggal 4 Agustus 1947, Presiden Soekarno dan panglima tentara Belanda di
Indonesia, Jenderal spoor, mengeluarkan peritah penghentian tembak menembak.
.
3) Persetujuan Renville (8 Desember 1947)
Dalam persetujuan ini RI terpaksa mengakui pendudukan Belanda di
daerah-daerah yang mereka sebut selama Agresi Milliter I. RI harus menarik
pasukannya dari kantong-kantong perlawanan yang mereka bangun di daerah
pendudukan Belanda. Sehingga menimbulkan kerugian dan kesulitan yang serius
dibidang ekonomi dan pertahanan.
4) Agresi Milliter Ke 2 (19 Desember 1048)
Pasukan Belanda menyerbu Yogyakarta, Ibukota RI dan daerah – daerah
lainnya. Belanda berhasil melawan Presiden Soekarno, Wapres Moch. Hatta dan
pemimpin lainnya yang kemudian diasingkan keluar Jawa. Sementara pemimpin
pemerintahan telah ditempatkan pada Mr. Sjarifuddin Prawira Negara. Kemudian
Mr. Sjarifuddin membentuk pemerintahan Darurat RI dan Komisaris-komisaris
daerah.
Pasukan hijran harus segera kembali ke daerah masing-masing, sedangkan
pasukan setempat segera melaksanakan sistem Whikreis. Sebagai pemimpin
gerilya, di Jawa oleh colonel A.H Nasution, di Sumatra oleh kolonel Hidayat dan
di Sobo Pacitan Jatim di pimpin oleh penglima Soedirman. Setelah ageresi ini
Belanda mengalami tekanan politik dan militer dari beberapa Negara, dari segi
militer taktik gerilya dan sistem wehrkreise berhasil mengacaukan strategi dan
taktik Belanda.
b. Cara mengatasinya :
Jalan satu –satunya untuk menyelesaikan konflik Indonesia – belanda
yaitu kembali kemeja perundingan.

Makalah Ketahanan Nasional


16
5. PKI Muso (1948)

a. Kronologis peristiwa :
Yang melakukan pemberontakan di Madiun ialah “PKI-Muso”. Tidak
semua orang PKI mendukung pemberontakan Madiun, contohnya ialah Tan
Malaka yang malah di anugrahi pahlawan Kemerdekaan RI.
Pemberontakan Madiun diawali Insiden Surakarta yang mellibatkan Divisi
Senopati (pendukung FaaDR – Amir Syarifudin) disatu pihak, dia barisan banteng
(pendukung FDR-Tan Malaka) serta Divisi Siliwangi di lain pihak.
Setelah perjanjian Renville ( yang sangat merugikan RI ) di tandatangani
tanggal 17 Januari 1948 oleh pemerintahan Amir Syarifudin ( yang kemudian
meletakan jabatan tanggal 29 Januari 1948 dan diganti oleh pemerintahan
Mohammad Hata ), golongan kiri di Indonesia terpisah menjadi2 (dua) Kelompok
besar :
1. kolompok pro-Tan Malaka membentuk GRR (Gerakan Revolusi rakyat)
yang terdiri atas partai rakyat, angkatan komunis Moeda (AKOMA),
Partai Rakyat Jelata, Partai Wanita Rakyat, Persatuan Invaliden Indonesia,
Partai Buruh Merdeka, Laskar Rakyat Jakarta Raya, Laskar Jawa Barat
dan Barisan Banteng.
2. Kelompok pro-Amir Syarifudin membentuk koalisi sayap kiri yang terdiri
atas PKI, PBI (Partai Buruh Indonesia), PESINDO (Pemuda Sosialis
Indonesia) dan Partai Sosialis. Pada bulan itu, Sutan Syahrir menarik diri
dari kualisi sayap kiri gan mendirikan PSI (Partai Sosialis Indonesia).

Makalah Ketahanan Nasional


17
Kemudia pada tanggal 26 Februari 1948, koalisi sayap kiri berubah
menjadi FDR (Front Demokrasi Rakyat).
Manarik untuk dicatat bahwa walaupun Tan Malaka dan Amir Syarifudin sama-
sama berhaluan kari atau bahkan sama-sama Komunis (ctt Tan Malaka ialah tokoh
komunis yang ikut dalam pemberontakan PKI 1926, orang-orang persatuan
perjuangan (dibawah pimpinan Tan Malaka) telah melakukan kudeta yang gagal
untuk menyingkirkan Anir Syarifudin dari kursi Menteri Pertahanan, serta Sutan
Syahrir dari kersi perdana menteri. Pada Tanggal 11 Agustus 1948, tokoh PKI
yang bernama Musso (dengan memakai nama samaran “Soeripno”) kembali ke
Indonesia dari USSR. Kembali Musso telah menimbulkan “Self-Koreksi” secara
besar-besaran dikalangan pimpinan partai-2 yang tergabung dalam FDR dan
akhirnya lahirlah plutusan untuk mengadakan fusi PKI antara Partai Sosialis,PBI,
dan PKI. Pada tanggal 1 September 1948 diumumkan bahwa Amir Syarifudin
menjadi Sekertaris Pertahanan PKI, dan Musso menjadi Sekertaris Jendralnya.
Sebelum meletusnya pemberontakan Madiun, di Surakarta berkumpul
pasukan bersenjata yang mewakili kelompok-2 kiri diatas, disamping pasukan
devisi Siliwangi .
Sedangkan kekuatan GRR terletak ditangan barisan banteng yang
beranggotakan 3000 orang yang dipimpin oleh Dr. Muwardi. Pada bulan Agustus
1948, Lt. Kol Soekarto ( mantan komandan dan Devisi IV “Senopati” ditemukan
tewas di Surakarta, kemudian, tanggal 7 September 1948, 5 anggota pasukan
Devisi Senopati diberitakan di culik. Tanggal 9 September, 2 orang lagi Devisi
Senopati diberikan diculik. Melihat perkembangan ini, Let. Kol Suadi juga
memberi ultimatum supaya anggota-2 Devisi Senopati yang hilang itu
dikembalikan selambat-lambatnya 11 September. Saat batas waktu itu di lewati
tanpa ada tanda pengembalian pasukan yang diculik,Lt. Kol. Suadi
memerintahkan anakbuahnya menyerbu barak Devisi Siliwangi. Pada saat itu juga
PESINDO menculik serta membunuh Dr. Muwardi (pimpinan Barisan Banteng
dan juga ketua GGR).
Tanggal 16 September 1948, Barisan Banteng dengan bantu pasukan Devisi
Siliwangi membantu menyerbu barak PESINDO dalam pertempuran selanjutnya,

Makalah Ketahanan Nasional


18
PESINDO dan Devisi Senopati (dibawah komandi Lt. Kol. Suadi) berhasil diusir
ke Surakarta.
b. Cara mengatasinya :
Pemerintah meberangus kelompok PKI Musso dengan menggunakan
kekuatan militer sehingga pemberontakan ini tidak meluas ke daerah-daerah
sekitar Madiun dan tidak menjadi contoh bagi kelompok lain untuk
memberontak.

6. RIS (Republik Indonesia Serikat 1949)

a. Kronologis Peristiwa :
- Pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 dilaksanakan Konferensi Meja
Bundar (KMB) di S’Gravenhage – Den Haag, Negeri Belanda. Hasil dari
KMB yaitu :

Makalah Ketahanan Nasional


19
a. Dibentuknya negara Republik Indonesia Serikat
b. Belanda akan mengakui kedaulatan RIS pada
akhir bulan Desember 1949.
c. Dibentuknya Uni – Indonesia Belanda dibawah
pimpinan Ratu Belanda sebagai kepala UN.
- Pada tanggal 14 Desember 1949, hasil keputusan KMB tersebut disahkan oleh
KNIP dan ditandatangani oleh wakil dari Republik Indonesia dan wakil dari
negara-negara bagian.
- Pada tanggal 15-16 Desember 1949 diadakan sidang panitia pemilihan
nasional sebagai persiapan berdirinya RIS atau Dewan Pemilihan Presiden
RIS di Jakarta diketahui oleh Mr.Moch. Roem. Dan Ir. Soekarno terpilih
sebagai Presiden RIS sedangkan Moh. Hatta terpilih sebagai Wakil Presiden
RIS.
- Pada tanggal 17 Desember 1949, Ir. Soekarno dilantik menjadi Presiden RIS
di Bangsl Sitinggil Keraton Yogyakarta.
- Pada tanggal 20 Desember 1949, Moh.Hatta dipilih sebagai Perdana Menteri
RIS sekaligus saebagai wakil Presiden RIS.
- Pada tanggal 27 Desember 1949, dilaksanakan penyeraha kedaulatan dari
Belanda ke pihak RIS. Sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 negara RIS
resmi berdiri dan wilayahnya meliputi :
a. Negara bagian yang meliputi Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan,
Negara Tan Timur, Negara Madura, Negara Sumatera, Negara Sumatera
Timur, dan Republik Indonesia
b. Satu-satuan kenegaraan yang meliputi Jawa Tengah, Bangka, Banjar, Riau,
Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, Daerah Istimewa, Kalimantan
Barat.
c. Daerah Swapraja, yaitu meliputi kota Waringin, Sabang dan Padang.
Dengan demikian maka sejak tanggal 27 Desember 1949 pemerintah
Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia sejak itu pula berdiri
Negara RIS dan UU yang berlaku adalah konstitusi RIS (UUDS RIS)
- Pada tanggal 28 Desember 1949 Ir. SOekarno meninggalkan Yogyakarta
kembali ke Jakarta.

Makalah Ketahanan Nasional


20
- Sejak berdirinya RIS, bangsa Indonesia terbagi kedalam dua golongan yaitu
Unitarisme (menolak RIS) dan Federalisme (mendukung RIS). Untuk
mengatasi gejolak tersebut, Maka pemerintahan RIS mengeluarkan UU
Darurat tersebut banyak Negara RIS menggabungkan diri dengan Negara RI
di Yogyakarta.
- Dalam waktu kurang dari setahun, pamor RIS dimata rakyat semakin jauh.
Rakyat mendesak agar Negara bagian bersatu kembali dalam naungan NKRI.
Rakyat dimasing-masing Negara bagian mengadaakan unjuk rasa untuk
mebubarkan RIS dan menginginkan terbentuknya kembali NKRI.
- Alat perlengkapan Negara RIS
Presiden
a. Dewan Menteri
b. Dewan Perwakilan Rakyat
c. Senat
d. Mahkamah Agung
e. Dewan Pengawas Keungan
- Pembangunan kekuasaan menurut Konstitusi RIS sebagai berikut :
a. Kekuasaan pembentuk perundang –undangan (legislative) delakukan oleh
pemerintah (presiden, dewan Mentri) bersama dengan DPR dan senat.
b. Kekuasaan melaksanakan perundang – undangan (eksekutif) oleh Presiden
dan Dewan Mentri.
c. Bandan yudikatif oleh Mahkamah Agung.
b. Cara mengatasinya :
Ternyata RIS tidak sesuai dengan cita – cita, persatuan bangasa Indonesia
yang tertuang dalam proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. maka pada
bulan Januari 1950 mulai tibul gerakan untuk mengubah RIS menjadi NKRI. Satu
demi satu negara – negara bagian bergabung dengan negara RI yakni negara
Indonesia timur.
Setelah diadakan perundingan antara pemerintah RIS dengan RI maka
tanggal 19 Mei 1950 dicapai persetujuan akan dibentuk NKRI. Selain itu juga
dibentuk pula panitiani penyusunan UUD negara kesatuan.

Makalah Ketahanan Nasional


21
Tanggal 15 Agustus 1950, Presiden RI MR. Assat menyerahka kekuasaan
kepada Presiden soekarno. Tanggal 17 Agustus 1945, RIS resmi dibubarkan dan
diganti dengan NKRI.

7. UUDS (1951-1957)

a. Kronologis Peristiwa :
UUDS ( Undang – Undang Dasar Sementara ) digunakan pada saat
Negara Indonesia berbentuk NKRI. UUDS disusun pafa tanggal 20 Jlu 1950 dan
berlaku pada kurun waktu 1950 – 1959.
Sesuai dengan UUDS, sistem pemerintahan yang digunakan di Indonesia
adalah Demokrasi Liberal. Demokrasi liberal atau demokrasi parlementer ini
merupakan tiruan dari sistem pemerintahan yang berlaku di Eropa Barat. Pada
masa demokrasi liberal, pemerintah pemerintah dipegang oleh Perdana Mentri
yang bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), sedang Presiden hanya
berfungsi sebagai kepala negara.
Sistem demokrasi parlementer memungkinkan terjadinya persaingan
antara partai untuk menduduki kursi terbanyak dalam perlemen. Dengan demikian
akan terjadi partai oposisi apabila partai – partai lain menguasai parlemen. Dalam
demokrasi liberal kedaulatan rakyat disalurkan melalui partai – partai.
Empat partai besar pada waktu itu adalah :
1. PKI ( Partai Komunis Indonesia )
2. NU ( Nahdatul Ulama )
3. Masyumi
4. PNI ( Partai Nasional Indonesia )

Makalah Ketahanan Nasional


22
Namun sistem politik demokrasi liberal yang diterapkan pola hubungan
antara pemerintah dengan parlemen sebagai bureu – monia, yaitu pemerintahan
partai – partai. Karena sejak berlakunya UUDS (1950 – 1959 ) partai – partai
melalui parlemen sering kali menjatuhkan mosi tidak percaya kepada kabinet
sehingga kabinet yang ada hanya berumur 1,5 tahun. Walau tahun 1955 pernah
dilaksanakan pemilu pertama namun disegala bidang kehidupan terjadi
instibillitas.
b. Cara Mengatasinya :
Presiden memerintahkan konstituante untuk menyusun UUD yang baru,
namun konstituante tidak berhsil melaksanakannya. Maka, keluar dekrit presiden
5 Juli 1959 yang isinya:
1. membubarkan konstituante
2. pembentukan MPRS dan DPRS
3. kembali pada UUD 1945.
Dengan dikeluarkannya dekrit presiden sekaligus mengakhiri sistem
politik liberal yang kemudian diganti dengan sistem demokrasi terpimpin serta
berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.

8. DI / TII ( Darul Islam / Tentara Islam Indonesia 1951-1956)

a) DI / TII di Jawa Barat


a. Kronologis Peristiwa :
 Sekarmadji Maridjan (S.M) Kartosuwirjo mempunyai cita – cita untuk
mendirikan Negara Islam Indonesia. Cita – citanya tidak terlaksana karena
tidak mendapat dukungan rakyat.

Makalah Ketahanan Nasional


23
 Ditandatanganinya perjanjian Renvil (8 Desember 1947) menyebabkan
TNI harus hijrah ke Jawa Tengah, sementara SM. Kartusuwirjo tetap di
Jabar dan membentuk gerakan Darul Islam (DI). Seluruh pasukannya
dijadikan Tentara Islam Indonesia (TII). Keinginan mewujudkan Negara
Islam Indonesia (NII) mendapat jalan.
 Tanggal 14 Agustus 1949 di desa Cisayong, Kartosuwirjo mengumumkan
terbentuknya NII. Pasukan Kartosewijo menghadang pasukan TNI yang
kembali dari hijrah, sehingga terjadilah pertempuran.
b. Cara Mengatasinya :
 Tahun 1960 dilaksanakan oprasi pagar betis di gunung Geber oleh pasukan
TNI dan rakyat.
 Kartosuwirjo tertangkap di puncak gunung Geber pada 4 Juni
1962,selanjutnya dijatuhi hukuman mati.

b) DI / TI`I di Jawa Tengah

a. Kronologis Peristiwa :
 DI / TTI di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah, Dengan
daerah oprasi Brebes, Pangalongan, dan Tegal.
 Tanggal 23 Agustus 1949 memproklamirkan berdirinya NII di
desa Pangarasan, Tegal, dan menjalin hubungan dengan kartosuwirjo di
Jawa Barat.
 Pasukan bertambah kuat dengan bergabungnya kekuatan
pemberontakan yaitu :

Makalah Ketahanan Nasional


24
1) pemberontakan Angkatan Umat Islam (AUI) Kai Mohammad
Mahfudz Abdurrahman (Roma Pusat)
2) para pemberontak di Batalion 426 Kudus dan Magelang.
b. Cara Mengatasinya :
1) Melancarkan oprasi militer yang diberi nama gerakan Banteng
Negara (GBN).
2) Dilancarkan Oprasi Guntur, pada tahun 1954 sehingga gerombolan
bisa dihancurkan.

b) DI / TTI di Sulawesi Selatan

a. Kronologis Peristiwa :
 DI / TTI dipimpin oleh Kahar Muzakar, pada awalnya terjadi karena hasrat
Kahar Muzakar yang kuat untuk menempatkan laskar – laskar Sulsel
kelingkungan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia). Ia juga
bercita – cita menjadi pimpinan APRISdi daerah Sulsel.
 Kahar Mdzakar dan pasukannya subelumnya ialah pejuang kemerdekaan
Indonesia, Ia aktif berjuang di pulau Jawa. Setelah perang berakhir, ia
kembali ke Sulsel dan memimpin laskar rakyat yang selanjutnya
bergabung dalam KGSS (Komando Grilya Sulawesi Selatan).

Makalah Ketahanan Nasional


25
 Pada 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat pada pemerintah pusat
mengusulkan agar semua anggota KGSS dimasukan kedalam APRIS. Dan
mengusulkan pembentukan Brigade Hasanudin.
 Pemerintah menolak usul tersebut, namun pemerintah pusat dan pimpinan
APRIS mengeluarkan kebijakan untuk memasukan semua anggota KGSS
kedalam Crps Tjadangan Nasional dengan Kahar Muzakar sebagai
pimpinan berpangkat Letnan Kolonel.
 Kebijakan tersebut tidak ditanggapi oleh Kahar Muzakar. Tanggal 17
Agustus 1951, Kahar Muzakar dan pasukannya melarikan diri ke hutan.
Tahun 1952 Kahar Muzakar menyatakan diri sebagai bagian dari NII dari
Jabar.
b. Cara Mengatasinya :
a.Dengan dijalankannya Oprasi Militer
b. Tahun 1965 bulan Februari ia tertembak mati oleh satuan – satuan
pasukan TNI.
c) DI / TTI di Aceh .

a. Kronologis Peristiwa :
 DI / TTI di Aceh dipimpin oleh Baud Beureuh yang merupakan Gubernur
Militer pada masa perang Kemerdekaan.
 Perang kemerdekaan berakhir dan negara kita menjadi negara kesatuan pada
tahun 1950, maka setatus Aceh diturunkan. Sebelumnya Daerah Istimewa
menjadi Daerah Keresidenan dibawah Propinsi Sumatra Utara.

Makalah Ketahanan Nasional


26
 Kebijakan tersebut ditentang oleh Daud Beureuh. Kemudian pada
 21 September 1953 mengeluarkan maklumat penyatuan Aceh kedalam NII
pimpinan Kartosuwiryo.
b. Cara Mengatasinya :
1. Pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah itu dengan kekuatan
bersenjata.
2. Dilakukan penerangan terhadap masyarakat, pada tanggal 17 – 22 Desember
1962, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh. Melalui musyawarah
itu, akhirnya dicapai penyelesaian secara damai.
3. Musyawarah diselenggarakan atas inisyatif Justin, Pangdan 1 dan tokoh –
tokoh Pemerintah Daerah.

d) Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan


(KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar
menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya
dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah
pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak
memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan
menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat
dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar
Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa
persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah
nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai
bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. Tanggal 3 Februari
1965, Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.

Makalah Ketahanan Nasional


27
9. Demokrasi Terpimpin (1957-1965)

a. Kronologis Peristiwa :
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat sambutan dari berbagai kalangan,
tindakan yang diambil oleh Presiden Soekarno dengan mengeluarkan dekrit
tersebut memenuhi harapan rakyat. Dekrit itu dapat dipandang sebagai upaya
mencari jalan keluar dari kemacetan politik akibat kegagalan konstituante baru,
dan sebagai upaya penataan sistem pemerintahan yang baik , yaitu sitem
pemerintahan presidensial yang berdasarkan UUD 1945. namun, harapan itu
akhirnya hilang karena ternyata UUD 1945 yang menjadi dasar hukum
konstitusional penyelenggaraan pemerintah hanya menjadi selogan – selogan
kosong belaka.

Makalah Ketahanan Nasional


28
Pada periode ini, ciri – ciri yang menonjol dalam sistem pemerintahan kita
adalah dominannya kedudukan presiden, terbatasnya peran parpol,
berkembangnya pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur sosial politik
semakin tampak. Sehingga segala bentuk aspek kehidupan menggunakan prinsip
sistem demokrasi terpimpin. Adapun contoh – contoh
Penyimpangan dalam prinsip sitem demokrasi terpimpin :
3) pembubaran anggota DPR
4) pengaruh PKI
5) Sistem ekonomi terpimpin
6) Politik luar negeri

a) Dwikora

Pada tanggal 2 Mei 1964 membantu perjuangan rakyat Kalimantan Utara yang
konfrontasi dengan Malaysia.
Isi Dwikora :
I. Perhebat pertahanan revolusi Indonesia
II. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Sarawak,
Brunei untuk membubarkan negara boneka Malaysia.

Makalah Ketahanan Nasional


29
b)Trikora

Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Untuk tahap


pelaksanaannyagerakan pembebasan Irian Barat.
Isi Trikora :
I. Gagalkan pembentukan negar boneka papua buatan Belanda kolonial.
II. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.
III. Bersiaplah untuk mobilitas untuk mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan tanah air dan bangsa.

10. G30 S PKI (1965)

a. Kronologis Peristiwa :
Pada tahun 1948, Pki pernah melakukan pemberontakan di Indonesia,
khususnya di Madiun yang dipimpin oleh Muso. Pemberontakan tersebut dapat
ditumpas, namun penumpasan tidak diikuti dengan pelarangan keberadaan partai

Makalah Ketahanan Nasional


30
tersebut, sehingga para pemimpin PKI yang tidak tertangkap tidak mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan partai itu lagi.
Tokoh – tokoh golongan pemuda PKI seperti D.N Aidit, Nyono, Lukman
dan Sudirman menjalankan srtategi baru untuk kembali melakukan
pemberontakan pada tahun 1965. strategi baru PKI adalah Front Persatuan
Nasional, yang menghruskan PKI bekerjasama dengan partai – partai lain. Taktik
ini dilakukan untuk mencari kawan sebanyak mungkin, supaya mereka melupakan
kesalahan yang telah dilakukannya. Strategi ini berhsil, buktinya PKI mampu
menjdi partai yang terbesar keempat setelah PNI, Msyumi, dan NU. Selanjutnya
PKI juga membentuk berbagai ormas, antara lain :
a. SOBSI ( Strategi Organisasi Buruh seluruh Indonesia )
b. BTI ( Barisan Tani Indonesia )
c. LEKRA ( L:embaga Kesenian Rakyat )
d. PR ( Pemuda Rakyat )
e. GERWANI ( Gerakan wanita Indonesia )
Pada bulan September 1965, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi para
anggota di Lubang Buaya ayng diikuti oleh sekita 3.000 anggota PKI dan
organisasi – organisasi binaya. Latihan itu disamarkan sebagai latihan
sukarelawan untuk konfrontasi dengan Malaysia.
PKI akhirnya mulai bergerak pada malam tanggal 30 September 1965,
dengan susunan organisasi sebagai berikut :
Pemimpin : D.N. Aidit
Pemimpin Pelaksana : Syam
Pemimpin Militer : Letkol Untung Sutopo, Kolonel A Latief, Mayor
Udara Suyono dan Brifjen TNI Suparjo.
Pemimpin Politik : Syam dan Pono

Pada tanggal 1 Oktober 1956, sekitar pukul 01.30 WIB, Letkol Untung
memberikan perintah pelaksanaan gerakan, yang berbagi dalam tugas – tugasnya
sebagai berikut :
A. Menculik para perwira tinggi ( 7 orang ), yakni :
1) Jendral A.H. Nasution

Makalah Ketahanan Nasional


31
2) Letjen A. Yani
3) Mayjen R. Suprapto
4) Mayjen Haryono Mas Tirtodarmo
5) Mayjen S. Parman
6) Brigjen D.I Panjaitan
7) Brigjen Sutoyo Sewomiharjo
B. Menguasai kota Jakarta
C. Melakanakan Pembunuhan
D. Melaksanakan penguburan korban – korban pembunuhan
b. Cara mengatasinya :
Cara penyelesain dilakukan dengan operasi militer. Oprasimiliter
penumpasan dimulai tanggal 1 Oktober pukul 19.00 yang dilakukan oleh unsur –
unsur Resimen Para Komando Angkatan Darat. (RPKAD yang sekarang menjadi
KOPASUS )
Pasukan RPKAD dipimpin oleh Kol. Sarwo Edi Wibowo. Langkah yang
dilakukan adalah :
1) Langkah pertama, merebut kembali studio RRI pusat dan kantor pusat
telekomunikasi.
2) Langkah kedua, membebaskan pangkalan udara Halim Perdana
Kusumah.
3) Langkah ketiga, pembersihan yang dilakukan daerah Lubang Buaya.
( 2 Oktober 1965)
Pada tanggal 30 Oktober 1965 disebuah sumur tua ditemukan para korban
pembunuhan PKI, kemudian 5 Oktober, jenajah ke-6 perwira tinggi dan seorang
perwira menengah tersebut dimakamkan ditaman makam pahlawan Kalibat.
14. Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)

Makalah Ketahanan Nasional


32
a. Kronologis Peristiwa :
Muculnya peristiwa Supersemar berawal dari penyelenggaran sidang
paripurna Kabinet Dwikora yang diadakan di Istana Negara. Siadang ini
membicarakan masalah usaha jalan keluar, dari krisis nasional yang memuncak.
Tetapi sidang ini tidak lama karena Presiden Soekarno sedang pertimnbangn
keamanan segera meninggalkan sidang. Tindakan ini diikuti oleh 3 orang
Waperdam yang kemudian menyusul Presiden Soekarno ke Bogor, ketiga
Waperdam itu yakni:
b. Waperdam I (Dr. Soebarjo)
c. Waperdam II (Dr. Chaerul Saleh)
d. Waperdam III (Dr. Leimen)
Sementara itu 3 orang perwira TNI AD, yaitu :
1. Mayjen TNI Basuki Rahmat (Menteri Urusan Veteran dan Demobolisasi)
2. Brigjen TNI Yusuf
3. Brigjen TNI Amir Mahmud (Pangdam V jakarta)
Ketiga orang perwira ini sepakat menyusul presiden soekarno ke Bogor.
Maksud kunjungannya adalah agar tidak merasa terpencil dan supaya yakin
bahwa ABRI, khususnya TNI AD tidak ada masalah dengan Presiden Soekarno.
Sebelumnya ketiga orang perwira ABRI menemui Letjen Soeharto
(Menteri/Panglima TNI-AD) untuk menemui Presiden di Bogor dan melaporkan
peristiwa yang terjadi di Istana Negara, dan Letjen Soeharto menyetukui ketiga
perwira ABRI untuk menenu presiden Soekarno di Bogor, dan menyampaikan
pesan bahwa ia sanggup memulihkan stabilitas keamanan dan politik apabila
peiden Soekarno mempercayakan hal itu.
Dengan didampingi oleh ke-6 Waperdam, setelah dibahas bersama
akhirnya presiden Soekarno memutuskan untuk membuat konsep dengan
memerintahkan Brigjen TNI Subur Mentjakrabirawa berupa surat perintah bagi
Letjen Soeharto dan konsep itu kemudian ditandatangani oleh presiden Soekarno.
Isi surat tersebut antara lain adalah :
a. Agar Letjen TNI Soeharto atas nama presiden mengambil
segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjaga keamanan dan
ketertiban serta kesetabilan jalannya pemerintahan dan revolusi Indonesia.

Makalah Ketahanan Nasional


33
b. Untuk menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan
presiden demi keutuhan bangsa dan Negara RI dengan mengadakan
koordinasi bersama panglima tingkatan lainnya.
Tetapi menurut presiden Soeharto, mandat yang berupa surat perintah itu
bukan merupakan pengalihan kekuasaan. Hingga saat ini, banyak kalangan yang
mempertanyakan tentang keaslian dan sahnya Supersemar itu. Yang pasti,
turunnya Supersemar telah membuka orde baru dalam sejarah Indonesia.

15. Ekonomi

a. Kronologis Peristiwa :
Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa keadaan
berlangsung sangat tragis dan tercatat periode paling suram dalam sejarah
perekonomian Indonesia. Mungkin dia akan selalu diingat, sebagai mana kita
selalu mengingat Black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia
tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut sebagai Malaise.
Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi
yang dicapai dalam dua decade, tenggelam begitu saja. Dia juga sekaligus
membalikan semua bayangan indah dan cerah di depan mata menyongsong
milenium ketiga.

Makalah Ketahanan Nasional


34
Dana Moneter Internasional (DMI) mulai turun tangan sejak Oktober
1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan
rupiah. Bahkan situasi seperti lepas kendali, bagai layang – layang yang putus
talinya. Krisis Ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia
Tenggara.
Seperti epek bola salju, krisis yang semula berawal dari krisis nilai tukar
baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi
krisis ekonomi, selanjutnya lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik.
Akhirnya dia juga berubah menjadi krisis total yang melumpuhkan nyaris
seluruh sendi – sendi kehidupan bangsa. Katakan sektor apa di negara ini yang
tidak goyah. Bahkan kursi atau tahta mantan presiden Soeharto pun goyah, dan
akhirnya dia pun ditinggalkan. Mungkin Soeharto selama hidupnya mengutuk
devaluasi bath, yang menjadi pemicu semuanya itu.
Terpuruknya kepercayaan ketitik nol membuat rupiah yang ditutup pada
level Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997, meluncur dengan cepat ke lepel sekitar
Rp 17.000/dollar AS pada 22 Januari 1998, atau terdepresiasi lebih dari 80 persen
sejak mata uang tersebut diambangkan 14 Agustus 1997.
Kemarahan rakyat atas ketidakberdayaan pemerintah mengendalikan krisis
ditengah harga – harga yang terus melonjak dan bentrokan di Ibu Kota dan
berbagai wilayah lain, yang menurunkan ketumbangannya Soeharto pada 21 Mei
1998.

b. Cara mengatasinya :
INDONESIA, sejak ambruk krisis Mei 1998 kehidupan ekonomi
masyarakat terasa tetap buruk saja.
Suatu masalah selalu kompleks, namun selalu ada beberapa akar masalah
utamanya. Dan, saya merumuskan (2000) bahwa kemampuan usaha seseorang dan
organisasi (juga perusahaan, departemen, dan sebuah negara) memahami dan
mengatasi krisis apa pun adalah paduan kualitas nilai relatif dari motivasi, alat
(teknologi) dan (sistem) ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Di sini, hanya
menyoroti salah satunya, yaitu ilmu pengetahuan, system ilmu pengetahuan.
Pokok bahasan itu demikian penting, yang dapat diketahui dalam pembicaraan apa

Makalah Ketahanan Nasional


35
pun, selalu dikatakan dan ditekankan dalam berbagai forum atau kesempatan
membahas apa pun bahwa untuk mengelola apa pun agar baik dan obyektif harus
berdasar pada sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan. Baik untuk usaha khusus
bidang pertanian, manufaktur, teknik, keuangan, pemasaran, pelayanan,
komputerisasi, penelitian, sumber daya manusia dan kreativitas, atau lebih luas
bidang hukum, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan dan pendidikan.
Kemudian, apa definisi sesungguhnya sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan
itu? Menjawabnya mau tidak mau menelusur arti ilmu pengetahuan itu sendiri.
Jadi Pemerintah harus tegas dalam memimpin suatu Pemerintahan.

16. KKN

a. Kronologis Peristiwa :
Salah satu tindakan yang menghambat ketahanan nasional, khususnya
untuk memajukan bangsa adalah masih adanya tindakan korupsi di Indonesia
Korupsi menurut devinisi Transparenci Internsional adalah prilaku
pejabat publik,baik politisi maupun pegaewai negeri, yang secara tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya
dengan menyalahdunakan kekuasaan publik yang dipercayakan pada mereka.
Korupsi yang pada Orba “terlihat hanya“ dilakukan birokrat atau kroni – kroni
kalau korupsi zaman oraba dilakukan dibawah meja sekarang sudah dilakukan

Makalah Ketahanan Nasional


36
diatas meja. Suatu sidiran yang mengisyaratkan bahwa korupsi masih bertahan
bahkan merajalela dimasa reformasi.
Badan Pengawas Keuangan dan pembangunan (BPKP) dalam bukunya
berjudul Srtategi pemberantasan korupsi, menyebutkan hal – hal yang menjadi
sebab berlangsungnya korupsi berasal dari empat aspek yakni aspek individu yang
pelaku dan aspek dari organisasi itu sendiri yang mendukung terjadinya korupsi
serta aspek tempat individu dan organisasi itu berada (lingkungan) serta aspek
peraturan perundang – undangan.
Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Masyarakat
kurang menyadari bila korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila masyarakat
ikut aktif. Aspek perundang – undangan. Korupsi mudah timbul karena adanya
kelemahan didalam peraturan perundang – undangan yang dapat mencakup
adanya peraturan yang memonopolistik yang hanya menguntungkan kroni
penguasa, kualitas peraturan yang kurang disosialisasikan, sanksi yang telalu
ringan, penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang buru, serta lemahnya
bidang Evaluasi dan revisi peraturan perundang – undangan.
Dari uraian BPKP dan keadaan korupsi dimasyarakat saat ini bisa
dikatakan lemahnya komitmen dan partisipasi masyarakat dalam melakuka
pengawasan korupsi menjadi salah satu sebab tidak habis – habisnya korupsi di
Indonesi.
b. Cara mengatasinya :
**Langkah – langkah yang disarankan dalam pemberantasan korupsi* *
1. Lakukan diagnosa jenis korupsi dan jenis luasnya.
a. Adakan lokakarya diagnosa partisipatoris bagi pegawai unit – unit yan
rawan korupsi.
b. lakukan survei anonim yang sitematis mengenai pegawai dan konsumen.
c. lakukan penelitian khusus, termasuk penelitian sampai mengnai berapa jauh
unit – unit dalam pemerintahan daerah mudah dijangkiti korupsi.
2. Susunan sebuah strategi dengan focus pada sistem hal – hal pokok yang perlu
dipertimbangkan.
a. Seleksi Pemasok.
b. Menetapkan imbalan dan sanksi.

Makalah Ketahanan Nasional


37
c. Mengupulkan iformasi mengenai hasil.
d. Menyusun kembali hubungan daerah – pemasok – warga.
e. Menaikan “biaya moral” korupsi.
3. Penyusunan strategi pelaksanaan.
1) Menyelaraskan langkah – langkah pemerintah derah : koordinasi dan
tanggung jawab.
2) Pilih sejak awal sekali masalah – masalah yang mudah diatasi.
3) Kerjasama dengan kekuatan yang mendukung.
4) Basmi budaya kebal hukum dengan cara membawa koruptor “kakap”
kepengadilan.
5) Selanjutnya upaya pemberantasan korupsi melalui media.
6) Lakukan sesuatu bagi pegawai negri.
7) Perkuat kemamppuan lembaga.
8) Mencari jalan bagaimana agar kampanye anti korupsi dapat mendorong
perubahan lebih besar dalam tubuh pemerintahan.
9) Perubahan yang lebih luas dan dalam di dalam tubuh masyarakat.
17. Disintegrasi Timor Timur (1999)

a. Kronologis Peristiwa :
Sejak tahun 1966, Timor Timur telah dijajah oleh Portugis, ada beberapa
partai politik yang dibentuk pada masa penjajahan itu. Antara lain, PRETELIN
atas bantuan Portugis secara sepihak memproklamirkan “Republik Demokrasi
Timor Timur” dikalahkan oleh empat partai lain yaitu UDT, APODETI, KOTA,
dan TRABALISTA yang menyatakan bergabung dengan Indonesia.
Integrasi Timor Timur ke Indonesia diperkuat oleh :

Makalah Ketahanan Nasional


38
1) UU No.7 1976 yang dikeluarkan oleh DPR RI tanggal 17 Juli 1967.
2) Tap. MPR No. VI/MPR/1978(Timor Timur menjadi Provinsi RI ke-27)
Namun sampai tahun 1999, Portugis sebagai negara yang dulu menjajah
Timor Timur selalu mempermasalahkan status Timor Timur dalam dunia
Internasional (PBB).
Factor yang menyebabkan PBB dan Portugis memunculkan kembali
masalah Timor Timur antara lain :
a. PBB belum mengkui integritas Timor Timur ke wilayah RI.
b. PBB mengangap Timor Timur sebagai kawasan yang belum memiliki
pemerintahan sendiri (nonself governing territory)
c. Perubahan politik di Indonesia akibat runtuhnya orde baru.
d. Terjadi krisis sertakekacauan diberbagai aspek kehidupan di Indonesia.
b. Cara Mengatasinya:
1. Diadakan “perundingan Tripartit” oleh Indonesia, Portugis dan PBB di
New York tanggal 5 Mei 1999. menghasilkan kesepakatan “jejak
pendapat”.
2. PBB membentuk “United Nation Mission in East Timor (UNAMET)”,
untuk keperluan jejak pendapat tanggal 30 Agustus 1999. Hasil jejak
pendapat yang diikuti oleh 451.792 penduduk Timor Timur adalah :
a) 87,5 % penduduk memilih memisahkan diri dari Indonesia.
b) 21,5 % penduduk menerima otonomi khusus yang ditawarkan oleh
Indonesia.
c)
18. Reformasi (2000)

Makalah Ketahanan Nasional


39
a. Kronologis Peristiwa :
Salah satu yang menentang ketahanan nasional adalah gerakan reformasi
pada tahun 1998. Tindakan ini dianggap menentang karena terjadi pada saat
Indonesia tengah dalam krisis sehingga hilangnya kepercayaan rakyat kepada
pemerintah, selain itu karena gerakan reformasi ini diwarnai dengan tindakan
anarkis.
Gerakan reformasi yang dimotori kalangan mahasiswa berhasil
menumbangkan 32 tahun kekuasaan represif yang dicengkeramkan pemerintah
orde baru dibawah kepemimpinan Jendral besar Soeharto. Harapan rakyat akan
kehidupan lebih baik setelah lengsernya soeharto didebabkan keadaan masyarakat
saat itu sangat tertekan dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Di Indonesia, pergerakan rupiah yang semula ada pada kisaran Rp 2.500
per dollar AS sedikit demi sedikit melorot bahkan hampir mencapai Rp 20.000 per
dollar AS. Krisis moneter yang tak tertanggulangi itu akhirnya menjadi krisis
ekonomi makro bahkan menjadi krisis multidimensi yang sangat memberatkan
kehidupan rakyat karena bahan – bahan kebutuhan menjadi sangat tinggi, dan
PHK menjadi tren.
Ditengah keterpurukan tersebut, wibawa pemerintahan pun jatuh dimata
rakyat karena dianggap tidak berhasil menyelamatkan rakyat dari keadaan
tersebut.
Memasuki tahun 1998, aksi mahasiswa mulai marak bahkan menggila
ketika hasil sidang umum Majelis Permusyawaran Rakyat (SU MPR) 11 Maret
1998 menerapkan kembali Soeharto sebagai presiden RI untuk ketujuh kalinya.
Mahasiswapun mulai turun ke jalan dengan meneriakan tuntutan selain untuk
menurunkan harga juga menurunkan Soeharto dan kono – kroninya.
Aksi mahasiswa yang menggila dan merata diseluruh perguruan tinggi di
Indonesia diperparah dengan adanya tragedi Semanggi pada 12 Mei 1998 yang
menewaskan empat mahasiswa trisakti yang tertembak aparat petugas. Kejadian
ini diikuti dengan terjadinya kerusuhan luar biasa yang terjadi di Jakarta dan
beberapa kota lain yang dikenal dengan kerusuhan Mei pada 14 Mei 1998.
Dari kutipan diatas, pada masa – masa selain itu banyak orang terkecoh
dengan istilah reformasi mereka menyebut tindakan ke jalan adalah tindakan

Makalah Ketahanan Nasional


40
reformasi, tindakan penjarahan adalah reformasi, bahkan tindakan kerusuhan
dianggap sebagian dari gerakan reformasi. Padahal tujuan reformasi yang
sebenarnya adalah untuk mewujudkan :
a. Kehidupan politik yang demokratis.
b. Penegakan hukum berdasarkan nilai – nilai kebenaran dan rasa keadilan
mesyarakat serta hak asasi manusia.
c. Kebijaksanaan ekonomi yang berpihak kepada pelaku ekonomi
kerakyatan terutama industri kecil, menengah, koperasi dan lembaga
keuangan ditingkat desa.
d. Menghilangkan praktek – praktek KKN.disegala bidang kehidupan.

b. Cara mengatasinya :
Pemerintah harus mengadakan kebijakan supaya masalah tersebut tidak
terulang lagi adapun bermacam kebijakan pemerintahan BJ Habibie yang
membuka kebebasan dan pembaruan, dan berbagai ekspresi masyarakat yang
disuarakan secara bebas tentang masalah-masalah demokrasi ini, seperti keinginan
kuat untuk membentuk pemerintahan demokratis lewat pemilihan umum,
menghabisi KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan menyudahi kekuasaan
negara yang menyengsarakan rakyat banyak.

19. Demo – demo (2001)

Makalah Ketahanan Nasional


41
a. Kronologis Peristiwa :
Demo – demo mulai merakyat setelah runtuhnya masa orde baru pada
masa pemerintahan Soeharto, dimana pada saat itu rakyat tidak bisa mengutarakan
pendapat karena hak penyampaian pendapat dibatasi.
Rakyat leluasa menyalurkan pendapat atau opininya pada masa refopmasi.
Rakyat tidak merasa takut lagi karena tujuan reformasi itu sendiri adalah
perubahan kearah yang lebih baik, lebih maju dan berlandaskan Pancasilan dan
UUD 1945.
Pada umumnya demo dilakukan setelah aspirasi rakyat yang disampaikan
melalui perudingan – perundingan di ruangan – ruangan direksi pemerintahan
tidak perlu ditanggapi atau bahkan tidak ditanggapi sama sekali. beberapa contoh
demokrasi, yang melibatkan orang banyak antara lain :
a) Demo mahasiswa Trisakti tanggal 12 Mei 1998 menuntut reformasi, dan
turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan selama 32 tahun, demonstrasi
ini menimbulkan 4 korban jiwa yakni seorang mahasiswa Elang Mulyana,
Hafidin Royan, Hendrawan Sie dan Hery hertanto.kemudian menjadi
pahlawan reformasi.
b) Demo pulihan ribu buruh pada hari senin 1 Mei 2006. Para buruh meminta
anggota DPR untuk tidak membahas draf revisi UU 13,2003 yang isinya
dinilai sangat merugikan para buruh. Lewat juru bicaranya Eva Kusumah
Sundari, mereka juga meminta agar pemerintah menjadikan hari buruh
Internasional yang jatuh pada 1 Mei sebagai hari libur Internsional (Batam
Pos). Aksi demo besar – besaran dihari buruh Internasional telah
mempengaruhi prosese produksi disejumlah Industri .
c) Demo pengesahan RUU APP (Anti Pornografi dan Pornoaksi )
b. Cara mengatasinya :
Dari pihak pemerintah harus ada sosialisasi dengan aparat maupun
masyarakat,karena bagaimanapun rakyatlah yang paling berhak atas keduduka
dalam suatu negara, dan juga pemerintah harus lebih mementingkan apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat.

Makalah Ketahanan Nasional


42
20. Otonomi Daerah (2002)

a. Kronologis Peristiwa :
Otonoi daerah dianggap mengahambat pertahanan nasional, karena buah
dari otonomi daerah ini tidak sedikit menjadi kesalah pahaman atau saling iri
antara daerah, baik mengenai sumberdaya alam yang tersedi, maupun fasilitas
yang diterima. Sehingga tak jarang menimbulkan tidak anarkis.
Otonomi di Indonesia diterapkan sejak 1 Januari 2001, saat UU No.
22/1999 berlaku efektif. UU No. 22/1999 yang lebih dikenal otonomi daerah ini
menjadi pijakan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan masalah
otonomi daerah.
Pada awalnya pemberitahuan otonomi daerah adalah untuk memudahkan
akses perlayanan pemerintah pada masyarakat, sehingga diharapkan akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun kenyataannya, banyak hal – hal yang
dipolitisi oleh pihak – pihak tertentu, agar pelaksanaan otonomi hanya
menguntungkan bagi mereka atau dirinya.
b. Cara mengatasinya :
Pemerintah harus benar-benar menyusun rencana apabila akan
mengadakan suatu otonomi daerah sehingga tidak merugikan rakyat dan juga bisa
bermanfaat bagi perkembangan suatu daerah tersebut.

Makalah Ketahanan Nasional


43
21. Aceh

a. Kronologis peristiwa :
Untuk pemberantasan Aceh, yang berkaitan dengan ketahanan nasional
tidak lain adalah tantangan dari gerakan Aceh merdeka.
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah sebuah organisasi (yang dianggap
separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara
resmi disebut Nanggroe Aceh Darusalam lepas dari Negara kesatuan Republik
Indonesia. Konflik antara dua belah fihak yang diakibatkan perbedaan keinginan
ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya hanpir sekitar
15.000 jiwa.
b. Cara mengatasinya :
Perjanjian damai antara GAM dan RI dan penengah adalah Australia.
Perjanjian ini diadakan di Helsinkky (Firlandia).
22. Poso

Makalah Ketahanan Nasional


44
a. Kronologis Peristiwa :
Awal terjadinya kerusuhan di poso mempunyai bergam motif, mulai dari
pemuda mabuk sampai politis. Tapi akhirnya, keseluruhan berjuang pada konflik
keagamaan.sehingga beberapa daerah sudah bisa dikotak – kotaka, seprti daerah
basis Islam, kelompok putih (terutama pesisir) : Toyado, Mayade, Parigi, Bungku
dan daerah basis Kristen, kelompok merah (terutama pedalaman): Lage,
Tokorago, Tentena, Taripa, pamona. Kita simak beberapa konflik di Poso:
a) 28-28 Desember 1998 (Kota Poso) Roy Runtu (Kristen) dalam kondisi
mabuk membacok Ridwan (Muslim) yang sedang berada di sebuah
Mesjid. Keduanya mengadu kekelompok masing – masing. Bentrokan pun
terjadi. Korban atau kerugian yang terjadi adalah 100-an orang luka –
luka, tiga sepeda motor dibakar dan sejumlah rumah penduduk rusak.
Tersangkan : 8 orang propokator ditangkap aparat.
b) 28 Mei 2002 : Bom rakitan meledak ditiga lokasi berbeda: dipantai
penghibur di jalan Ahmad Yani, dekat Hotel Wisata, di pasar sentral Poso
yang mengakibatkan empat los terbakar dan pertigaan bekas terminal poso
di bom.
c) 5 Juli 2002 : Bom yang dilebakan didalam bus PO antariksa jurusan Palu –
tentena meledak disekitar Desa Toini, Kecamatan Poso pesisir sekitar 10
kilometer arah Barat jantung kota Poso. Akibatnya, empat orang
penumpang tewas dan 14 orang lainya luka – luka.

Makalah Ketahanan Nasional


45
d) 19 Juli 2002 : Nyoman Mandiri (26) dan Made Jabir (26), dua warga Kilo
Trans, kecamatan Poso pesisir, Kabupaten poso tewas ditembak penembak
misterius pada saat melintas dijalan raya Desa Masani.
e) 4 Agustus 2002 : Kelompok yang tak dikenal menyerang Desa matako,
kecamatan Tojo, Kabupaten poso. Serangan mendadak itu
menghanguskan13 rumah pendudu, membakar dua rumah ibadah (Gerja)
dan melukai enam warga setempat.
f) 16 Agustus 2002 : Kerusuhan di Poso merambah ke Kabupaten Morowali.
Terjadi penyerangan oleh kelompok tak dikenal di Desa Mayumba,
Kecamatan Mori 133 KM dari Poso. Aksi itu menyebabkan 43 rumah
warga terbakar dan delapan kios jualan warga ikut musnah. Selain itu, L
Pertra (67) mengalami luka tembak dibagian paha dan seorang balita, erik
meninggal dipelukan ibunya.
g) 15 November 2003 ; Polisi menyerbu sebuah rumah dimana diperkirakan
para tersangka pelaku penyerangan tanggal 12 Oktober 2003 yang
menewaskan Hamid.
h) 23 Desember 2003 : Bom berdaya ledak rendah meledak didepan kantor
Lurah Lembomawo, kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso.
i) 26 Desember 2003 : terjadi ledakan yang diperkirakan berada di perbatsan
kelurahan Gebang Rejo dan Lembomawo, kecamatan Poso kota.
j) Diadakannya perjanjian Malino 1 yang diprakarsai oleh Yusup Kalla.
k) Ditangkapnya dan dieksekusi matinya Tibo cs, sebagai dalang dari
kerusuhan tersebut.
b. Cara mengatasinya :
Apapun permasalahannya terlebih dahulu harus dimusyawarahkan,
sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Makalah Ketahanan Nasional


46
23. Papua

a. Kronologis Peristiwa :
Markas besar TNI melakukan rapat pimpinan tertutup mulai rabu sampai
kamis (14/2), sementara sejumlah mentri dan kepala staf akan memberikan
ceramah dalam rapat yang dihadiri para Pangkotama dan Perwira Teras TNI itu.
Rapim itu dibuka panglima TNI Laksamana Widodo AS dan akan selesai pada
kamis yang dilanjutkan dengan jumpa pers. Para perwira teras TNI yang terlihat
hadir di Rapim itu, diantaranya kasum TNI Letjen Djamari Chaniago dan
Kepuspen TNI Marsda Graito Usodo. Para meteri yang akan memberikan
ceramah adalah Menko Polkam (Jendral Purn) Susili Bambang Yudoyono, Mentri
Luar Negeri Hasan Wirayudha, Mentri Dalam Negri Hari Sabarno, dan Menpam
Faisal Tamin.Kapolri Jendral Da’i Bachtiar, Kepala stap angkatan darat Jendral
Endriantono Sutarto, Kepala Stap Angkatan Laut Laksamana Indroko S, dan
Kepala Sraf Angkatan Udara, Marsekal Hafie Asnan akan memberikan
pengarahan dalam Rapim tersebut. Sesuai Rapim Mabes TNI AD pada jum’at
(15/2) di Mabes TNI AD Jakarta
Sementara itu Menham Matori Adul Djalil kepala peserta rapat pimpinan
TNI di Markas Besar TNI Cilacap, Jakarta, Rabu, menegaskan, keadialan
keamanan saat ini masih memprihatinkan, sehingga perlu segera penanganan yang
serius.
Menham mengatakan kondisi keamanan yang memprihatinkan itu terlihat
dari berbagai permasalahan di daerah yang belum terselesaikan, diantaranya

Makalah Ketahanan Nasional


47
kehidupan politik yang belum serasi antara pusat dan daerah, serta penegakan
HAM dan hukum yang belum memenuhi ketentuan. Ditegaskannya, permasalahan
itu mengkibatkan lemahnya ketahanan nasional atau masyarakat, seperti yang
terlihat di Aceh dan Papua.
b. Cara mengatasinya :
Kemampuan pertahanan negara sangat ditentukan kesiapan sumber daya
logistik yang ada di wilayah, dan itu bisa dilakukan melalui pembinaan teritorial.
Menham mengatakan dengan otonomi fungsi pertahanan di daerah, maka
pembinaan teritorial sebagai bagian sistem pertahanan negara harus dilakukan
secara terpadu antara berbagai lemabaga yang terdapat di daerah.
24. Maluku

a. Kronologis Peristiwa :
Kerusuhan Ambon (Maluku) yang terjadi sejak bulan Januari 1999 hingga
saat ini telah memasuki periode kedua, yang telah menimbulkan korban jiwa dan
harta benda yang cukup besar serta membawa penderitaan dalam bentuk
kemiskinan dan kemelaran bagi rakya di Maluku pada umumnya dan kota Ambon
khususnya.
Kerusuhan Ambon (Maluku) yang semula menurut pemahaman kalangan
masyarakat awam sebagai sebuah tragedi kemanusian yang disebabkan oleh suatu
tindak/peristiwa biasa, ternyata berdasarkan fakta – fakata yang ditemukan
dilapangan adalah merupakan sebuah rekayasa yang direncanakan oleh orang atau
kelompok tertentu demikepentingannya dengan mempergunakanisu SARA dan

Makalah Ketahanan Nasional


48
beberapa factor internal di daerah (seperti kesenjangan ekonomi, diskriminasi
dibidang pemerintahan, dll) untuk melanggengkan skenario yang ditetapkan.
Begitu matangnya rencana yang di lakukan yang diikuti dengan berbagai
penyebaran isu yang menyesatkan, seperti adanya usaha – usaha dari kelompok
separatis RMS (Republik Maluku Selatan) yang sengaja diidentifisir dengan
Republik Maluku Serani (Kristen), adanya usaha untuk membantai umat islam
membantai umat Islam di Maluku, ketertiban prema Kristen Jakarta, isu
pemasokan senjata kepada umat Kristen di Maluku dari Israel dan Belanda, serta
berbagai isu menyesatan lainnya telah menimbulkan semakin kuat dan
mengentalnya sikap dan prilaku panatisme terhadap masing – masing
Agama(Islam dan Kristen).
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan ABRI untuk
mengklarifikasi isu – isu yang tidak bertanggung jawab tersebut kernyata tidak
mampu meredam dari mereka yang menginginkan agar kerusuhan Ambom
(Maluku) terus diperpanjang dan diperluas.
Penciptaan kondisi ini semakin menguat ketika ABRI (TNI dan Polri)
telah dengan sengaja ikut menciptakan konflik yang berkepanjangan melalui
penanganan pengendalian keamanan yang tidak profesional dan berkesan
bertendensi mengipas – ngipas agar kerusuhan di maluku tak kunjung selesai.
Peranan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, militer serta
komponen bangsa lain yang ada di daerah melalui berbagai upaya rekomendasi
untuk mendamaikan fihak – fihak yang bertikai hanya brsifat “semu” belaka. Satu
dan lain hal disebabkan karena tidak ada kemauan yang transparan dalam upaya
menyelesaikanpertikaian, juga upaya rekonsiliasi lebih bersifat top Down dan
bukan button up.
b.Cara mengatasinya :
Harus ada perhatian khusus dalam menyikapi masalah tersebut.

Makalah Ketahanan Nasional


49
25. Bank Century

a. Kronologis Peristiwa :

Kasus Bank Century ini mencuatkan nama Sri Mulyani dan Boediono.
Dua nama tersebut merupakan pejabat yang berwenang dalam pengucuran dana
'bail-out' (talangan) ke Bank Century : Boediono sebagai Gubernur Bank
Indonesia (BI), sedangkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Keduanya
masuk dalam Komite Stabiitas Sistem Keuangan (KSSK).

"Menkeu Sri Mulyani sebagai Ketua KSSK adalah fihak yang seharusnya paling
bertanggungjawab, karena memberikan persetujuan cost recovery tambahan untuk
Bank Century", ucap Benny K.Harman, Anggota Komisi III DPR. Tetapi, justru
Sri Mulyani, selaku Ketua KSSK menuding BI (Boediono) yang tidak
memberitahu perihal adanya penggelapan dana di Bank Century. "Kalau BI tahu
ada fraud (penggelapan) mestinya waktu itu dia minta ada penangkapan", cetus
Menkeu Sri Mulyani.

Sebelum 'menyengat' BI Sri Mulyani juga menyebutkan perihal


pertemuannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla guna melaporkan soal
pencairan bail-out ke Bank Century pada 22 Nopember 2008, atau sehari
sebelum pencairan dana sebesar Rp 2,7 triliun. Namun, cerita Sri lMulyani itu

Makalah Ketahanan Nasional


50
dibantah mentah-mentah oleh Jusuf Kalla. Menurut Jusuf Kalla, dirinya menerima
Sri Mulyani pada 25 Nopember 2008. "Jadi, seolah-olah sya tahu pengucuran
dana itu. Padahal, saya tidak tahu sama sekali", ucap Kalla.

Jusuf Kalla pun menyebutkan, sejak awal dirinya menegaskan kasus Bank
Century merupakan kriminal, perampokan dana nasabah oleh pengelola bank. Ia
pun sejak awal meminta BI agar melaporkan Robert Tantular dan direksi Bank
Century lainnya ke polisi, ujar Kalla. "Saya sempat meminta kepada Boediono
selaku Gubernur Bank Indonesia saat itu untuk segera melapor ke polisi guna
menangkap Robert Tantular dn direksi yang bertanggungjawab dan menyita aset.
Ternyata Bank Indonesia tidak berani. Alasannya, tidak ada dasar hukum",

b.Cara mengatasinya :

Jadi menurut saya, masalah sesungguhnya adalah pada pengambilan


keputusan. Tentu saja pengambilan keputusan yang efektif itu haruslah CEPAT
dan sekaligus TEPAT karena menggunakan metode dan pendekatan (baca: analisis
cost, benefit dan risiko) yang dapat dipertanggungjawabkan. Baca juga tulisan
saya sebelumnya “Apakah Benar Bank Century Merupakan Bank Gagal yang
Berpotensi Sistemik ?” yang menyinggung masalah pengambilan keputusan juga.

Bagaimanapun karakteristik kepribadian dan perilaku seseorang tidak


boleh mengorbankan persaratan pengambilan keputusan yang efektif. Seseorang
harus bisa merubah kualifikasi dirinya untuk menjadi seorang pengambil
keputusan yang efektif jika dia menjadi seorang pemimpin, apapun tingkat
kepemimpinannya.

Game utama seorang pemimpin adalah pengambilan keputusan yang


efektif. Semakin tinggi tingkatan kepemimpinannya maka semakin kompleks dan
kebutuhan keputusan yang segera dan tepat menjadi kata kuncinya.

26. Kemelut KPK

Makalah Ketahanan Nasional


51
Belum ada chart.

a.Kronologis Peristiwa :

Kemelut Komisi Pemberantasan Korupsi terus bergulir dan bergulung,


semakin tidak jelas posisinya mana yang benar dan mana yang salah. Opini
mulai terbentuk di masyarakat, kepercayaan kepada para hamba dan abdi
masyarakat itu semakin bertambah luntur. Tiga “soko guru” hukum yang
seharusnya memberantas tindak pidana korupsi, kini terlibat dengan keributan dan
adu sahih ilmu hukum. Sangat disayangkan memang, kita faham bahwa korupsi
sejak lama merupakan gurita yang tanpa disadari semakin menggerogoti mental
anak bangsa ini dan semakin membelit tanpa belas kasihan. Korupsi tidak
mengenal kelas dan tingkatan, terjadi dari kaki lima hingga gedung megah.

Nah, kini semuanya terserah kepada niat baik bangsa ini, mulai dari
pimpinan nasional, terus turun kebawah, ke jajaran Kejaksaan Agung, Kepolisian,
DPR, dan terakhir bermuara di KPK. Kemelut yang terjadi terasa amat sangat

Makalah Ketahanan Nasional


52
memalukan, pimpinan KPK sebagai sandaran utama ada dijadikan
tersangka dalam konspirasi pembunuhan, belum lagi adanya keterlibatan kasus
pemerasan dan suap di KPK itu sendiri. Kini dua pimpinan KPK terlepas benar
dan tidaknya, telah menjadi tersangka dalam kasus suap dan penyalah gunaan
wewenang, sehingga hanya tersisa dua dari lima pimpinan.

Apa yang dibaca dan diterjemahkan oleh rakyat? Rakyat melihat, kini
terjadi perseteruan antara Polri dan Kejaksaan Agung disatu sisi melawan KPK
dilain sisi. Secara jujur rakyat melihatnya ini semacam geraklan balas dendam,
entah yang dibalas apa rakyatpun tidak jelas. Nampaknya lebih kepada perebutan
wewenang dan sakit hati, entah kenapa pula. Munculnya istilah Cicak, buaya,
Godzilla, yang secara sepintas konotasinyapun dinilai kurang baik. Institusi Polri
yang dihormati sebagai penegak hukum kini disebut sebagai buaya, yang artinya
tidak baik bukan?. KPK yang demikian penting dan seharusnya dinilai besar dan
kuat, hanya diumpamakan sebagai cicak yang lemah, pemakan nyamuk. Entah,
memang haruskah demikian ini dan akan dibiarkan berlangsung?.

Rakyat semakin pesimis dan miris melihat apa yang kini terjadi. Kini,
rakyat, mahasiswa dan LSM terlihat mendukung KPK dalam kemelut ini. Perang
opini sudah berlangsung, semua berbicara dengan kepentingannya masing-
masing. Kubu sudah terbentuk, emosi sudah mulai berjalan, dan yang paling
berbahaya, kita sedang mendekati sebuah transisi, baik pergantian anggota
parlemen maupun persiapan pelantikan pimpinan nasional dan pembentukan
kabinet. Apabila kita tidak menyadarinya, maka semua yang kita kerjakan dalam
pemilu akan menjadi sia-sia, perseteruan akan semakin hebat, saling menjatuhkan
dan memunculkan borok masing-masing.

Kini, dua petinggi KPK telah tergigit Polri, yang mendasarkan


pemeriksaan dari testimoni Antasari Azhar yang mantan Ketua KPK. Antasari
membuat laporan terkait isu suap dan kemudian menambahkan pasal penyalah
gunaan wewenang, jelas Ari Yusuf Amir pengacara Antasari. Selanjutnya Ari
mengatakan “Pak Antasari merasa seolah-olah ada upaya mengadu domba dirinya

Makalah Ketahanan Nasional


53
dengan anggota KPK lain, dengan cara masuk melalui dirinya.” Kemudian
Antasari juga dijerat dengan tuduhan baru dalam kasus pemerasan dan suap.

Nah, apakah KPK akan berdiam diri? Bagaimana kalau KPK nanti
berbalik mengigit pejabat Polri? KPK sebagai institusi masih memiliki
kewenangan pengusutan kasus korupsi, memeriksa kekayaan pejabat, keterkaitan
pejabat dengan beberapa kasus menonjol. KPK memiliki perangkat penyadapan,
tenaga ahli dan masih kuat didukung oleh Undang-undang. Karena itu, pejabat
lama di KPK faham dengan kondisi ini, dan terbersit mengkhawatirkan bahwa
rahasia KPK akan bocor keluar dengan adanya pejabat baru. Mereka nampaknya
khawatir perannya akan dikontrol oleh pejabat baru yang akan masuk. Sebagai
langkah awal, Chandra Hamzah dan Irjen Pol (Purn) Bibit Samad Rianto kedua
Ketua KPK non aktif melaporkan Kabareskrim Komjen Susno Duadji ke
Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri dan Kompolnas, Selasa
(27/9).

Sementara itu tim lima yang ditunjuk oleh Presiden SBY untuk memilih
pelaksana tugas pimpinan KPK sesuai dengan perppu yang ditetapkan pemerintah,
sudah bekerja dan hampir mencapai final pembahasan, akan melaporkan calon Plt
tersebut kepada presiden sekembalinya dari menghadiri sidang G-20 di Amerika
Serikat. Sementara itu, Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD
termasuk tidak setuju dengan langkah kriminalisasi Chandra dan Bibit tersebut.
“Kalau saya presiden, sudah saya pecat (Kapolri),” kata Mahfud, usai bertemu
Aliansi Masyarakat Penolak Perpu KPK , di Mahkamah Konstitusi, Senin(28/09).
Mahfud juga sependapat dengan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Adnan
Buyung Nasution yang mengusulkan agar Kepala Badan Reserse dan Kriminal
Komisaris Jendral Polisi Susno Duadji dinonaktifkan dari jabatannya. “Usulan
(penon aktifan) itu sudah tepat.

b.Cara mengatasinya :

Sebuah bangsa apabila dipikirkan adalah mirip dengan sebuah keluarga


besar. Disitu ada kakek, nenek, bapak, ibu, om, tante, pakde, bude, besan, kakak,

Makalah Ketahanan Nasional


54
adik dan anak. Nah, anak-anak itu mirip dengan rakyat, dimana stratanya terendah
disebuah keluarga. Anak-anak selalu melihat semua orang dari keluarganya yang
stratanya lebih tinggi sebagai panutan, contoh baginya. Bagaimana kini anak-anak
yang merupakan generasi penerus keluarga itu, kalau melihat paman, om, bude
dan bahkan bapaknya berkelahi dengan serius, saling menjatuhkan dan membuka
borok masing-masing. Jawabannya hanya satu…amit-amit.

Keluarga besar itu akan menjadi besar dan hebat apabila para generasi
penerusnya faham dengan budaya, norma, aturan, budi pekerti, agama, semangat
dan hukum yang berlaku baik di keluarga itu maupun di masyarakat. Dan mereka
akan menjadi pemberontak, masa bodoh, cuek bebek, apatis, tidak menghormati,
tidak punya kesetiaan kepada keluarganya, apabila kepercayaan mereka habis
dengan ulah para orang yang dituakan dikeluarga tersebut. Artinya keluarga yang
baik, para sesepuhnya dituntut memberikan contoh, kepada strata yang
dibawahnya itu dengan cara-cara yang baik, arif dan bijak. Mereka harus menjaga
kelakuan, mempunyai toleransi, saling menghormati, menghargai, tidak hanya
mau menang sendiri. Kalau ada masalah, semua dirundingkan bersama,
khususnya dikalangan yang tua-tua.

Jadi kini, dalam keluarga besar yang kita beri nama Republik Indonesia
ini, kita sebagai rakyat sangat mengharapkan para om-om, tante, pakde, paklik itu
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di KPK. Jangan ada rasa dendam,
jangan prejudice, bersihkan hati, tempatkan dan selesaikan persoalan pada rel
yang benar. Jangan kedepankan emosi, tempatkan kepentingan nasional diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Percayalah, perselisihan yang terjadi tidak
akan menguntungkan abdi masyarakat itu sendiri, yang untung ya para koruptor
itu. Yang pasti apabila kemelut tidak juga selesai akan bisa merusak segalanya,
terutama kredibilitas pemerintah dimata rakyatnnya.

27. Markus

Makalah Ketahanan Nasional


55
a. Kronologis Peristiwa :

Belakangan ini istilah makelar kasus (markus) menjadi kosa kata yang
akrab di media massa. Sorotan tajam dari sejumlah media massa yang diarahkan
untuk menyelidiki segala bentuk makelar kasus semakin menambah
keingintahuan masyarakat terhadap ulah dari segelintir oknum yang tak
bertanggungjawab. Sialnya, praktik markus disinyalir banyak terjadi di institusi
penegak hukum, tak terkecuali di kepolisian dan kejaksaan. Adalah pernyataan
mantan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Susno Duaji yang menyatakan bahwa
markus banyak berkantor di Mabes Polri menguatkan asumsi publik terkait
kebenaran isu tersebut. Belakangan, mencuat adanya praktik markus di institusi
direktorat perpajakan. Ada oknum yang memfasilitasi penyelesaian kasus
perpajakan dari perusahaan-perusahaan dengan cara yang tidak lazim.
Terungkapnya dugaan skandal kongkalingkon oleh pejabat intansi perpajakan
dengan oknum pengusaha adalah salah satu contohnya. Secepat kilat, istilah
makelar kasus, mafia peradilan, mafia hukum, begitu populer. Dan muara dari
semua pengistilahan ini adalah bagaimana masyarakat sudah muak dengan
sandiwara penegakan hukum selama ini. Tak ada yang dapat dibanggakan lagi.
Satu persatu bentuk kesalahan lembaga yang bertugas menegakkan hukum,
utamanya kepolisian dan kejaksaan, terbongkar. Misalnya bagaimana konspirasi
antara orang atau kelompok yang bermasalah dengan aparat penegak hukum itu
sendiri. Merajalelanya makelar kasus sudah bukan cerita baru lagi di jagad
penegakan hukum di republik tercinta ini. Selama ini, ada banyak fakta yang bisa
menguatkan argumen itu. Misalnya, masih segar dalam ingatan kita ketika dalam
penanganan kasus BLBI, KPK berhasil menangkap basah seorang aparat penegak

Makalah Ketahanan Nasional


56
hukum sedang menerima sesuatu dari orang yang diduga berperan sebagai
makelar kasus. Dan diyakini bahwa hal semacam ini tidak berdiri sendiri tanpa
ada kekuatan yang menopangnya. Proses hukum pun dituntaskan di luar
instrumen resmi. Pertanyaannya, mengapa praktik markus sulit diberantas ?
Bukankah sudah sejak lama, para pemimpin kita meneriakkan betapa pentingnya
menjaga dan menghormati supremasi hukum yang dibarengi dengan hadirnya
aparat yang profesional, tangkas dalam bekerja, serta memiliki integritas dalam
bersikap ?Jelas, tak ada asap jika tidak ada api. Demikian dengan praktik makelar
kasus, apakah itu kasus hukum atau pun pajak. Kuat dugaan selain karena
didukung oleh situasi yang memungkinkan tumbuh suburnya praktik markus,
simbiosis para pemilik kepentingan di sisi penegakan hukum juga begitu kental.
Kombinasi yang rapi mulai dari orang yang berperkara (umumnya penguasa dan
pengusaha hitam), oknum polisi, oknum jaksa, oknum hakim, hingga pengacara,
membuat mata rantai transaksi kepentingan yang dijembatani oleh makelar kasus
mengalir deras.

b.Cara mengatasinya :
Seandainya saja proses penegakan hukum berjalan mulus, tentu tidak ada
alasan untuk membuat praktik makelar kasus bisa berkembang. Kemudian, selain
tidak dikenal dalam istilah penegakan hukum, praktik markus juga sangat
merusak tatanan hukum itu sendiri. Bisa dibayangkan, jika kemudian proses
hukum dipengaruhi oleh permainan kotor berwujud transaksi kepentingan. Sangat
berbahaya dan menciderai norma hukum itu sendiri. Sepanjang praktik busuk dan
kotor ini belum bisa dihilangkan, akan sulit menegakkan hukum dalam
mendapatkan rasa adil di masyarakat. Oleh karena itu, mau tidak mau, jika kita
hendak membangun formulasi penegakan supremasi hukum yang lebih fair, jujur
dan terbuka, maka tentunya di pintu masuknya makelar kasus harus dikunci rapat-
rapat. Jangan ada pembiaran terhadap siapa pun,dan dengan modus apa pun untuk
mengganggu apalagi sampai mengatur proses hukum di luar aparat hukum itu
sendiri. Demikian juga dengan pelayanan publik lainnya. Sekarang adalah saat
yang tepat untuk mengembalikan seluruh pelayanan publik kepada esensi
dasarnya. Bahwa pejabat publik diangkat dan digaji oleh rakyat adalah untuk

Makalah Ketahanan Nasional


57
memenuhi kebutuhan rakyat dalam konteks kebangsaan. Terkait bagaimana tugas
dan kewenangan, sudah diatur oleh konstitusi.

B. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDEN

1. Soekerno (17 Agustus 1945 s/d 11 Maret 1966)

Kelebihan :
 Kuatnya kewibawaan presiden.
 Mengambil tindakan ekstra konstitusional.
 Terciptanya deklarasi juanda 12 mil.
 Terselenggaranya pemilu I.
 Mengeluarkan dekrit presiden untuk mengakhiri demokrasi
liberal.
Kekurangan :
 Kegagalan dalam demokrasi parlementer.
 Terjadinya berbagai penolakan diberbagai daerah seperti
DI/TII, PKI dan lain – lain.
 Kesalahan dalam perwudan demokrasi terpimpin.
 Loyalitas yang berlebihan sehingga komunisme cepat
berkembang.

Makalah Ketahanan Nasional


58
 Orientasi politi lebih menekankan dengan Negara – Negara
komunis

2. Soeharto (11 Maret 1966 s.d 21 Mei 1998)

Kelebihan :
 Dijadikannya pancasila dengan murni dan konsekuen.
 Tercapainya kesejahteraan bangsa diberbagai bidang.
 Keamanan kuat
 Tercapainya swasembada pangan.
 Dijadikannya pelita (pembangunan lima tahun)
Kekurangan :
 Pengangguran dan kemiskinan penduduk meningkat
tajam.
 KKN dalam pemerintahan sudah menjamur.
 Demokrasi tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
 Terjadinya ketidak adilan dibidang hukum sehingga
banyak rekyasa pada proses pengadilan.

Makalah Ketahanan Nasional


59
 Orientasi politik lebih mengarah kepada negara –
negara Barat.

3. Bj. Habibie (21 Mei 1998 s.d 15 Oktober 1999)

Kelebihan :
 Kebebasan mendirikanparpol.
 Adanya kesetabilan pers.
 Pemisahan dwifungsi ABRI.
 Menyelenggarakan SI MPR dan pemilu.
 Pemberian otonomi luas kepada Timor – Timur.
Kekurangan :
 Embargo meliter RI oleh AS.
 Kebebasan yang diberikan terlalu berlebihan.
 Supremasi hukum dan HAM.
 Adanya kerusuhan – kerusuhan seperti di Ambon, Sambas
dan GAM.
 Penculikan aktifis politik.

Makalah Ketahanan Nasional


60
4. Abdurrahman Wahid (Gusdur) (20 Oktober 1999, s.d 23 Juli 2001)

Kelibihan :
 Adanya pengadialan bagi para pelaku palanggaran HAM.
 Menggalang banyak kerja sama dengan negara lain.
 Mencari banyak investor Asing.
 Pemberian otonomi seluas – lusnya.
 Adanya pengadilan bagi para pejabat negara yang korup.
Kekurangan :
 Munculnya KKN gaya baru.
 Adanya konfik antar etnis.
 Pengangguran meningat.
 Menumpuknya utang luar negri.
 Terjadinya konflik antar elit politik.

Makalah Ketahanan Nasional


61
5. Megawati (23 Juli 2001 s.d September 2004)

Kelebihan :
 Adanya Amandemen UUD 1945.
 Pencabutan embargo militer AS.
 Pemilu langsung.
 Pemulihan ekonomi.
 Nasionalis sejati.
Kekurangan :
 Tidak mampu menstabilkan perekonomian.
 Sempat terdapat beda pendapat mengenai boleh tidaknya
wanita menjadi presiden.
 Kurang tanggap dalam mengatasi kondisi darurat.
 Memberlakukan oprasi militer di Aceh.
 Tuntutan dan aspirasi demorasi masih banyak disuarakan
rakyat.

Makalah Ketahanan Nasional


62
6. Susilo Bambang Yudoyono (September 2004 s.d sekarang)

Kelebihan :
 Kepercaraan rakyat kepada TNI telah pulih.
 Bertindak cepat dalam setiap peristiwa darurat, misalnya
bencana alam.
 Pencabutan embargo militer dari AS.
 Lebih berani becara langsung untuk mengimpormasikan
sesuatu kepada masyarakat.
Kekurangan :
 Pengendapan peradilan soeharto.
 Kecolongan terhadap 43 warga Papua yang mendapat suaka
dari Australia.
 Belum mampu memulihkan kembali perekonomian
 Menaikan BBM untuk memecahkan masalah bangsa

Makalah Ketahanan Nasional


63
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan cara Ketahanan Nasional kita telah berhasil mengatasi semua


ancaman di masa lampau sehingga Republik Indonesia selamat dari segala ujian
itu. Dan di masa depan Ketahanan Nasional harus selalu kita pelihara agar dapat
mencegah timbulnya ancaman baru. Meskipun begitu tantangan-tantangan baru
terus timbul dan harus kita atasi. Jadi kita sebagai warga Negara yang baik dan
taat terhadap peraturan hukum yang berlaku di tanah air Indonesia ini sudah
sepatutnya dan sepantasnya ikut serta dalam upaya kemajuan bangsa dan
mencegah hal-hal negative yang bisa merusak moral ataupun merusak kesatuan
bangsa dan Negara Indonesia.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih sederhana dan jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dapat lebih bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi
pembaca.

Makalah Ketahanan Nasional


64

Anda mungkin juga menyukai