Askep Typoid
Askep Typoid
PENDAHULUAN
atau tifes dalam bahasa kita adalah suatu penyakit infeksi akut yang
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang
sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 – 13 tahun
( 70% – 80% ), pada usia 30 – 40 tahun (10%-20%) dan diatas usia pada anak
terjamin. Oleh karena itu kita harus memperhatikan kualitas makanan. bukan
dari segi harga, tapi dari susunan menu, kehigienisan dan sanitasi makanan.
1.2 Perumusan Masalah
a. Mahasiswa belum memahami definisi dari thypoid fever
b. Mahasiswa belum memahami anatomi fisiologi thypoid fever
c. Mahasiswa belum memahami tentang etiologi thypoid fever
d. Mahasiswa belum memahami tanda dan gejala thypoid fever
e. Mahasiswa belum memahami patofisiologi dan patoflow thypoid fever
f. Mahasiswa belum memahami pemeriksaan diagnostik dan penunjang
g. Mahasiswa belum memahami penatalaksanaan medis
h. Mahasiswa belum memahami pengkajian data dasar asuhan keperawatan
i. Mahasiswa belum memahami analisa data dan diagnosa keperawatan
j. Mahasiswa belum memahami rencana dan tindakan keperawatan thypoid
fever
k. Mahasiswa belum memahami evaluasi keperawatan pada pasien yang
1.4 Metode
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Paratifoid biasanya lebih ringan dan menunjukan gambaran klinis yang sama,
atau menyebabkan enteritis akut. Sinonim dengan tifoid adalah typoid and
Tifoid merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang
Demam tifoid, enteric fever ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
berjalan dari mulut melalui esophagus, lambung, dan usus sampai anus.
Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap
tengah tubuh, tepat dibawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung
bagi ke dalam empat bagian : kardia (jalan masuk), fundus, korpus, dan
pylorus.
yang jumlah panjangnya kira-kira dua per tiga dari panjang total saluran.
Bagian ini membalik dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorpsi. Usus halus dibagi kedalam 3
bagian:
Pertemuan antara usus halus dan besar terletak dibagian bawah kanan
duodenum. Ini disebut sekum. Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang
berfungsi untuk mengontrol pasase isi usus kedalam usus besar dan mencegah
refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks
veriformis.
Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen,
segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri, dan
segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri
2.3 Etiologi
S. Paratyphii C .
yang timbul amat bervariasi, perbedaan ini tidak saja antara berbagai bagian
dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari waktu ke waktu. Selain itu,
sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian. Hal
ini menyebabkan bahwa seorang ahli yang sudah sangat berpengalaman pun
febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu
tubuh berangsur-angsur naik tiap hari, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien
terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur
selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang
walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai samnolen, jarang terjadi spoor,
koma, atau gelisah gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan
Terjadi pelepasan
Terutama kedalam basil berkembang biak zat pirogen
kelenjer limfoid
usus halus
organ-organ membesar inflamasi lokal
disertai nyeri pada perabaan
menimbulkan tukak
Jaringan meradang
Peningkatan panas
anoreksia melena
gangguan thermoregulasi
gangguan pemenuhan intake berkurang
Nutrisi
b. Biakan darah
berbeda dari waktu kewaktu. Hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik
pada penderita dewasa diambil 5-10 ml darah dan pada anak-anak 2-5
ml. bila darah yang dibiakan terlalu sedikit hasil biakan bisa negative,
Selain itu darah tersebut harus lansung ditanam pada media biakan
sewaktu berada di sisi penderita dan lansung dikirim ke laboratorium.
Waktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi pada
serum penderita tifoid, juga pada orang yang pernah ketularan salmonella
(agglutinin), yaitu :
1. Agglutinin O, yang dibuat karena ransangan antigen O (berasal dari
tubuh kuman).
2. Agglutinin H, karena ransangan antigen H (berasal dari flagella
kuman).
3. Agglutinin Vi, karena ransangan antigen Vi (berasal dari simpai
kuman)
Dari ketiga agglutinin tersebut hanya agglutinin O dan H yang
sebagai berikut:
meransang dan tidak menimbulkan gas. Susu dua gelas sehari. Bila
kesadaran pasien menurun di berikan makan cair, melalui sonde
lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga
dimusnakan.
6. Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila
sebagainya.
BAB III
Pengkajian
Pada pengkajian dengan tifoid dapat ditemukan timbulnya demam yang khas
yang berlansung selama kurang lebih tiga minggu dan menurun pada pagi hari serta
meningkat pada sore dan malam hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan pecah-
pecah, lidah kotor dan ujung dan tepinya kemerahan, adanya meteorismus, terjadi
pembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan tidak terjadi komplikasi
limfositosis relative, pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urine, feces,
dan uji serologis widal menunjukan kenaikan pada titer antibody O lebih besar atau
sama dengan 1/200 dan H: 1/200.(Hidayat Alimul Aziz. A. 2006, Edisi I, Pengantar
Diagnosa atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan tifoid
a. Kurang nutrisi.
15
b. Hipertermia.
adekuat oleh karena menurunnya nafsu makan akibat proses patologis, maka
Hipertermia
Terjadinya Hipertermia ini dapat disebabkan oleh adanya reaksi
INTERVENSI RASIONAL
lanjut dari tifoid ini seperti adanya perdarahan, perforasi, tukak daerah
mukosa yang dapat mengganggu system dalam tubuh oleh karena kemampuan
kuman dalam merusak system serta adanya penurunan daya tahan tubuh.
lebih lanjut.
INTERVENSI RASIONAL
Berikan istirahat yang cukup selama Merupakan salah satu tindakan untuk
demam, dan lakukan mobilisasi setelah mencegah terjadinya komplikasi lanjut
dua minggu bebas panas mulai dari pada penyakit tifoid.
duduk.
Jelaskan faktor risiko yang dapat Agar pasien dan keluarga dapat
menyebabkan komplikasi lanjut. menghindari faktor risiko.
.
Intervensi Rasional
Anjurkan pasien untuk makan Agar tidak terjadi kesulitan dalam
pasien terpenuhi
Gangguan rasa nyaman pada pasien thypoid ini dapat disebabkan oleh adanya
imflamasi jaringan, infeksi virus salmonella thyposa yang mengakibatkan nyeri pada
abdomen pasien.
Intervensi Rasional
Ciptakan posisi yang nyaman bagi Agar nyeri yang dialami dapat
pasien diatasi
Riwayat penyakit saat ini :klien masuk RS dengan keluhan badan terasa
panas, pusing kepala,
mual dan muntah, panas tubuh 39 derajat
celcius
Maslah : Hipertermi
(Breath) Pernafasan B1 Pola nafas irama: Teratur Tidak teratur
Jenis Dispenia Kusmaul Ceyne Stokes Lain-lain:
Suara nafas: vesikuler Stridor Wheezing Rochi
Lain-lain:
Sesak nafas Ya Tidak Batuk ya Tidak
Peristaltik
Pembesaran hepar Ya Tidak
Pembesaran lien Ya Tidak
Buang air besar 2 x/hari Teratur: Ya Tidak
Konsisten ; cair Bau: ya Warna: kuning muda
Lain-lain
Kulit
Warna kulit Ikterus sianosis Kemerahan
Pucat
Hiperpigmentasi
Hipoglikemia Ya Tidak
Luka gangren Ya Tidak
Lain-lain
5. Neoradex 1 x 1 tablet
_____________________
ANALISA MASALAH
Trauma fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
usus halus
4. Resiko kehilangan cairan berhubungan dengan mual dan muntah
5. Resiko tinggi trauma fisik berhubungan dengan imflamasi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN Tujuuan INTERVENSI (NIC) RASIONAL
1 Hipertermi Dalam rentang waktu 3x24 jam suhu tubuh - Fever treatment - Suhu tubuh dapat
- Vital sign monitoring
berhubungan dengan menurun dikontrol dengan
infeksi virus NOC : baik
- Tanda-tanda vital
salmonella thyposa - Thermoregulation
dapat kembali
Dengan criteria hasil:
normal
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada rasa pusing
- Dapat
- Nutrition meningkatkan
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam
management
2. Ketidak seimbangan kebutuhan nutrisi
mual, muntah dapat diatasi - Nutrition
nutrisi kurang dari pasien terpenuhi
monitoring
kebutuhan tubuh
NOC :
- Fluence
- Hydration
- Nutrition status: food and fluid intake
Dengan kriteria hasil:
- Mempertahankan urine output sesuai
dengan usia dan berat badan
- TD, suhu tubuh dalam batas batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik
- Membrane mukosa lembab tidak ada rasa
Mencegah
haus yang berlebihan terjadinya
dehidrasi,
Dalam waktu 2x24 jamkebutuhan nutrisi - Fluid mempertahankan
terpenuhi mual & muntah berkurang management intake dan output
3. Perubahan pola BAB NOC: cairan
berhubungan dengan - Nutrition Status : Food and Fluid
proses peradangan management
pada usus halus Dengan Kriteria hasil
- Adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi - Mencegah terjadi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang
konstipasi
berarti
Setelah dilakukan tindakan selama 1x 24 jam
- Impaction
pola BAB dapat kembali normal
management
4. Resiko kehilangan
cairan berhubungan NOC :
dengan mual, muntah - Knowledge : personal safety
- Safety behavior : physical injury
- mencegah
Dengan kriteria hasil: distensi
- Mempertahankan pola BAB abdomen
Kolaborasi
- Berikan
pengobatan untuk
mengatasi
penyebab demam
- Berikan cairan
intravena
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
untuk mengatasi
demam
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
tim medis tentang
adanya penyebab
perubahan vital
sign
Mandiri
Perubahan pola - Menciptakan S : klien Fredi
BAB berhubungan lingkungan yang mengatakan
dengan proses senyaman mungkin BAB sudah
peradangan pada bagi pasien teratur kembali
dinding usus halus - Mengontrol O: keadaan umum
lingkungan dari baik
kebisingan A: masalah teratasi
- Beri penjelasan pada P : intervensi
psien dan keluarga Dihentikan
bahwa terjadi
perubahan status
kesehatan pada pasien
Kolaborasi
- Berkolaborasi dengan
tim dokter dalam
pemberian obat
therapy
Kesimpulan
a. Tifoid dan paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Paratifoid
biasanya lebih ringan dan menunjukan gambaran klinis yang sama, atau
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
tidak dalam yaitu apatis sampai samnolen, jarang terjadi spoor, koma,
Saran
Saran yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan makalah ini menjadi
salah satu alternatif ilmu pengetahuan bagi para pembaca, baik dirumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol.1.
EGC: Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Media Aesculapius:
Jakarta
Staf Pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak, Buku kuliah 1. Bagian IKA
FKUI: Jakarta
Suriadi & Rita Yuliani.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. CV. Sagung
Seto: Jakarta