(SOP)
RUMAH SAKIT BERSALIN
GRAHA HERMINE
KEBIDANAN
TENTANG
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
Tim Penyusun Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine Batam sebagai berikut:
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatNya, maka Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan Rumah Sakit Bersalin
Graha Hermine Batam dapat disusun dan diterbitkan.
Buku Panduan Pelayanan Medis RSB Graha Hermine adalah suatu patokan yang
dapat menjadikan pedoman dalam penanganan dan pelayanan kesehatan di RSB Graha
Hermine dan berlaku untuk setiap kegiatan medis di dalamnya. Evaluasi hasil dari
pelayanan kesehatan tersebut dapat menjadi tolak ukur atas keberhasilan RSB Graha
Hermine untuk membentuk suatu sistem pelayanan paripurna untuk seluruh pasien yang
melakukan pengobatan di RSB Graha Hermine.
Semoga buku ini dapat menjadikan RSB Graha Hermine lebih maju dan dapat
menghadapi persaingan bisnis di bidang jasa pelayanan kesehatan yang meliputi wilayah
Batu Aji, Sagulung dan sekitarnya. Apabila ada perkembangan lebih lanjut untuk
pelayanan kesehatan, maka buku panduan ini akan menyesuaikan dengan perkembangan
yang terkini yaitu dengan melakukan perubahan dan revisi ulang.
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami telah dapat menyusun Standar
Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksana Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap
(Protap) Pelaksanaan kegiatan sehari-hari Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
yang disusun bedasarkan kegiatan yang dilakukan diruang perawatan.
Saran maupun kritik yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
demi kesempurnaan Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan dan Prosedur Tetap (protap) ini, mudah-mudahan panduan ini dapat
dimanfaatkan atau digunakan oleh semua tenaga perawat maupun bidang yang ada di
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam dimasa kini maupun dimasa yang akan
datang, agar kebutuhan masyakarat akan pelayanan keperawatan dapat terpenuhi dan
dilayani secara profesional.
(Penyusun)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu asuhan keperawatan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra pelayanan Rumah Sakit dimata
masyarakat. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan
keperawatan diperlukan alat ukur yaitu Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan kegiatan
sehari-hari yang baku dan disahkan melalui kesepakatan oleh tenaga perawatan.
Standar pedoman pelaksanaan ini berfungsi sebagai tolak ukur dalam melaksanakan
praktek keperawatan.
B. Masalah
Sehubungan dengan belum adanya standar pelayanan keperawatan, panduan
asuhan keperawatan dan prosedur tetap (protap) pelaksanaan kegiatan sehari-hari,
setiap perawat masih terdapat perbedaan pendapat dalam melaksanakannya. Untuk
mengatasi hal tersebut di atas maka kami dari pokja akreditasi menyusun prosedur
tetap (protap) pelaksanaan sehari-hari diruang perawatan yang dapat digunakan oleh
seluruh perawat maupun bidan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien.
VISI DAN MISI
RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE
VISI
1. Memberikan kualitas pelayanan yang tertinggi sesuai kemampuan, kebutuhan dan
permintaan masyarakat, dengan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utamanya.
2. Berperan aktif dalam pelayanan promotif dan preventif khususnya pada ibu dan
anak yang mempunyai resiko tinggi.
3. Bersama Pemerintah Daerah berperan aktif dalam menciptakan kondisi pasar
pelayanan kesehatan agar berjalan efektif dan efisien, dengan kepentingan
masyarakat menjadi prioritas utamanya.
4. Menjalankan fungsi sosial dengan menjadikan Rumah Sakit sebagai bagian dari
masyarakat yang peduli dengan lingkungan.
MISI
1. Ikut serta dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Batam
dengan memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan
secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang baik, bermutu, dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyakarat di kecamatan Batu Aji, Sagulung, Sei
Beduk, Bulang, dan Galang khususnya dan Kota Batam pada umumnya.
2. Membantu program pemerintah dalam mengatur laju pertumbuhan penduduk
melalui kerjasama dengan BKKBN.
3. Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan terdekat bagi masyarakat di sekitar
dengan fasilitias kesehatan dan kualitas pelayanan yang baik dan memenuhi
standar.
4. Menjadi bagian dari kemitraan pelayanan kesehatan dengan badan-badan atau
instansi-instansi baik pemerintah, BUMN, maupun pihak swasta.
5. Menjadi pusat kajian laboratorium untuk analisa masalah-masalah kesehatan.
6. Menjadi pusat pelatihan dan kursus-kursus dalam bidang keperawatan kesehatan
melalui mekanisme kerjasama dengan lembaga-lembaga kejuruan dan perguruan
tinggi.
7. Mengupayakan agar dapat menjadi pusat rujukan pasien infertilitas dan
penanganan pasien-pasien dengan laparoskopi operatif.
MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN
BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE
MISI :
FALSAFAH KEPERAWATAN
Menghayati dan memelihara nilai-nilai yang dianut oleh Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine, dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu, profesional serta
terjangkau sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab bagian keperawatan.
TUJUAN KHUSUS
No Tanggal
No Revisi Rincian Halaman Ket
Dokumen Terbit
1 1 23 Sept 2013 02 Penanganan Pasien Observasi 1-2
2 2 23 Sept 2013 02 Rujukan dan Pindah Pasien 3-5
3 3 23 Sept 2013 02 Persetujuan Tindakan Medis (Informed 6-8
Consent)
4 4 23 Sept 2013 02 Menerima Pasien Rujukan 9 - 11
5 5 23 Sept 2013 02 Permintaan Darah untuk Transfusi darah 12 - 13
6 6 23 Sept 2013 02 Konsultasi Medis 14 - 16
7 7 23 Sept 2013 02 Pendelegasian Kewenangan Dokter 17 - 18
Konsulen Kepada Dokter Jaga
UGD/Ruangan
8 8 23 Sept 2013 02 USG Pada Pasien Obgyn 19 - 20
9 9 23 Sept 2013 02 Prosedur Penerimaan Pasien Inpartu Baru 21 - 23
10 10 23 Sept 2013 02 Persalinan Patologis 24 - 25
11 11 23 Sept 2013 02 Seksio Sesarea 26 -29
12 12 23 Sept 2013 02 Penanganan Bayi Baru Lahir Normal di 30 - 31
Ruang VK
13 13 23 Sept 2013 02 Penyerahan Bayi di Ruang VK ke Ruang 32 - 33
Rawat Bayi
14 14 23 Sept 2013 02 Kuretase 34 - 36
15 15 23 Sept 2013 02 Induksi Persalinan 37 - 39
16 16 23 Sept 2013 02 Vacum Ekstraksi 40 - 41
17 17 23 Sept 2013 02 Vulva Hygiene 42 - 44
18 18 23 Sept 2013 02 Pemeriksaan Dalam 45 - 46
19 19 23 Sept 2013 02 Asuhan Persalinan 47 - 58
20 20 23 Sept 2013 02 Amniotomi 59 - 61
21 21 23 Sept 2013 02 Penatalaksanaan Atonia Uteri 62 - 63
22 22 23 Sept 2013 02 Penjahitan Luka Laserasi pada Perineum 64 - 66
dan Jalan Lahir
23 23 23 Sept 2013 02 Cara Pemakaian Sterilisator My Life 67
24 24 23 Sept 2013 02 Asfiksia Neonatorum 68 - 69
25 25 23 Sept 2013 02 Infeksi Tali Pusat 70 - 71
26 26 23 Sept 2013 02 Kejang pada Neonatus 72 - 73
27 27 23 Sept 2013 02 Resusitasi Bayi Baru Lahir 74 - 79
28 28 23 Sept 2013 02 Mendengarkan Detak Jantung Janin 80 - 81
29 29 23 Sept 2013 02 Memberikan Vaksin TT pada Ibu Hamil 82 - 83
30 30 23 Sept 2013 02 Memandikan Bayi Baru Lahir 84 - 86
31 31 23 Sept 2013 02 Memimpin Persalinan Sungsang 87 - 93
32 32 23 Sept 2013 02 Manual Plasenta 94 - 98
33 33 23 Sept 2013 02 Memandikan Bayi Sehari-hari 99 - 101
34 34 23 Sept 2013 02 Memelihara Kebersihan Vulva dan 102 - 104
Perineum
35 35 23 Sept 2013 02 Mengatasi Komplikasi pada Transfusi 105 - 107
Darah
36 36 23 Sept 2013 02 Menolong Pasien Bayi dan Anak dalam 108 - 109
Keadaan Kejang
37 37 23 Sept 2013 02 Pemakaian Alat EKG 110 - 112
38 38 23 Sept 2013 02 Pemberian Terapi Inhalasi 113 - 114
39 39 23 Sept 2013 02 Penatalaksanaan Syok Anafilaksis 115 - 116
40 40 23 Sept 2013 02 Pasien Pulang Paksa 117 - 118
41 41 23 Sept 2013 02 Merujuk Pasien Rawat Inap ke Rumah 119 - 120
Sakit Lain
42 42 23 Sept 2013 02 Penanganan Pasien Cuti 121 - 122
43 43 23 Sept 2013 02 Konsultasi Pasien Rawat Inap yang Perlu 123 - 124
Pemeriksaan Poliklinik Tertentu
44 44 23 Sept 2013 02 Pasien Rawat Inap dari Poliklinik 125 - 126
Umum/UGD
45 45 23 Sept 2013 02 Pemakaian Alat Nebulizer 127 - 128
46 46 23 Sept 2013 02 Nebulizer Oksigenasi 129 - 130
47 47 23 Sept 2013 02 Nebulizer 131 - 132
48 48 23 Sept 2013 02 Tindakan Pemasangan Infus 133 - 136
49 49 23 Sept 2013 02 Tindakan Penyuntikan 137 - 142
50 50 23 Sept 2013 02 Pemberian Transfusi darah 143 - 144
51 51 23 Sept 2013 02 Pemberian Obat per Oral 145 - 146
52 52 23 Sept 2013 02 Pemakaian Oksigen (O2) 147 - 148
53 53 23 Sept 2013 02 Pemakaian Lampu Sorot 149
54 54 23 Sept 2013 02 Pemakaian Suction 150 - 151
55 55 23 Sept 2013 02 Pemakaian Sterilisator 152 - 153
56 56 23 Sept 2013 02 Menyusun Daftar Peralatan 154 - 155
57 57 23 Sept 2013 02 Penolakan Tindakan Medis 156 - 157
58 58 23 Sept 2013 02 Pasien Menolak Rawat Inap 158 - 159
59 59 23 Sept 2013 02 Cara Pemakaian USG 160 - 161
60 60 23 Sept 2013 02 Penggunaan Alat Cardiotocography 162 - 163
(CTG)
61 61 23 Sept 2013 02 Kepala Keperawatan Bersalin 164 - 165
62 62 23 Sept 2013 02 Sistem Rujukan 166 - 167
63 63 23 Sept 2013 02 Penggunaan Timbangan Bayi 168 - 169
64 64 23 Sept 2013 02 Cara Penggunaan Saturasi/Oximeter 170 - 171
65 65 23 Sept 2013 02 Menghitung Frekuensi Nadi dan 172 - 173
Respirasi
66 66 23 Sept 2013 02 Desinfeksi dan Sterilisasi 174 - 177
67 67 23 Sept 2013 02 Memasang NGT 178 - 180
68 68 23 Sept 2013 02 Memandikan Pasien 181 - 184
69 69 23 Sept 2013 02 Melepas Infus 185 - 186
70 70 23 Sept 2013 02 Mencuci Rambut 187 - 189
71 71 23 Sept 2013 02 Menyisir Rambut 190 - 192
72 72 23 Sept 2013 02 Menimbang Berat Badan dan Mengukur 193 - 194
Tinggi Badan
73 73 23 Sept 2013 02 Memberi Makanan dan Minuman 195 - 198
Melalui Selang Penduga Lambung
74 74 23 Sept 2013 02 Membantu Mobilisasi Pasien 199 – 204
75 75 23 Sept 2013 02 Memotong Kuku 205 – 207
76 76 23 Sept 2013 02 Mengganti Alat Tenun dengan Pasien di 208 – 211
Atas Tempat Tidur
77 77 23 Sept 2013 02 Mengatur Pasien 212 – 217
78 78 23 Sept 2013 02 Memasang Kateter Wanita 218 – 220
79 79 23 Sept 2013 02 Memberikan Obat Secara Supositoria 221 – 224
80 80 23 Sept 2013 02 Pemberian Oksigen (O2) 225 – 227
81 81 23 Sept 2013 02 Mengenakan dan Melepas Sarung 228 – 230
Tangan Steril
82 82 23 Sept 2013 02 Memanggil Dokter Jaga untuk 231 – 232
Memeriksa Pasien Dokter Spesialis
83 83 23 Sept 2013 02 Menghentikan Perdarahan 233 – 236
84 84 23 Sept 2013 02 Pemberian MgSO4 237 – 238
RUMAH SAKIT PENANGANAN PASIEN OBSERVASI
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Dokter jaga yang memutuskan pasien mana yang memerlukan observasi
4.2 Pasien yang diobservasi dengan instruksi tertulis di rekam medik
4.2.1 Parameter apa yang diobservasi dan dievaluasi
4.2.2 Lama pasien diobservasi
4.3 Dokter Obgyn dibantu Bidan melaksanakan observasi sesuai instruksi
4.4 Pasien setelah diobservasi, selanjutnya :
4.4.1 Pulang, apabila berdasarkan pertimbangan dokter jaga pasien dapat
dipulangkan.
4.4.2 Ke ruang rawat inap, bila diperlukan perawatan di rumah sakit.
4.4.3 Dirujuk / pindah rawat ke rumah sakit yang lain.
4.4.4 Dikirim ke kamar operasi
4.4.5 Pasien meninggal, langsung dibawa pulang oleh keluarga atau pengan
5. UNIT TERKAIT
5.1 VK
5.2 Ranap Kebidanan
5.3 Ruang Bedah
RUMAH SAKIT RUJUKAN DAN PINDAH PASIEN
GRAHA HERMINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1. PENGERTIAN
1.1 Pasien dirujuk adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau
fasilitas khusus yang tidak tersedia di Rumah Sakit Graha Hermine
1.2 Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain karena
permintaan pasien atau keluarganya, atau karena tempat rawat inap di Rumah
Sakit Graha Hermine penuh
1.3 Indikasi :
1.3.1 Pengobatan dan atau tindakan tertentu yang diperlukan tetapi tidak bisa
dilakukan di RS. Graha Hermine
1.3.2 Fasilitas baik peralatan maupun tenaga profesional (ahli) yang tidak
dimiliki atau peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan rusak
1.3.3 Ruang rawat penuh
1.3.4 Atas permintaan pasien / pengantar pasien untuk pindah rawat di rumah
sakit lain.
2. TUJUAN
2.1 Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah sakit lain dengan
cepat, cermat dan aman bagi pasien
2.2 Menjalin kerja sama yang baik dan efisien dengan rumah sakit / unit pelayanan
lain.
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PERALATAN
6. PROSEDUR
6.1 Pasien yang akan dirujuk / pindah rawat harus dalam keadaan stabil
6.2 Dokter yang memeriksa menulis alasan dan tujuan rujukan pada kartu rekam
medis pasien
6.3 Dokter atau perawat memberitahu dan menjelaskan tentang maksud dan alasan
dirujuk kepada pasien / pengantar pasien
6.4 Melengkapi persiapan rujukan pasien (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
6.5 Dokter menulis rujukan
6.6 Bila memungkinkan, dokter atau perawat menghubungi petugas tujuan rujukan
agar tempat tujuan rujukan telah mempersiapkan peralatan yang sesuai.
6.7 Pada kasus pasien dirujuk dengan didampingi oleh dokter atau perawat yang
telah menguasai dan mampu melakukan teknik-teknik “live saving” serta
bertanggung jawab dalam melakukan observasi dan pemantauan kegawatan
pasien sampai tempat tujuan rujukan.
6.8 Petugas yang mengantar melakukan serah terima dengan petugas tujuan rujukan
7. UNIT TERKAIT
7.1 UGD
7.2 Ruang Rawatan
RUMAH SAKIT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
GRAHA HERMINE (INFORMED CONSENT)
1. PENGERTIAN
1.1 Informed Consent atau persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
1.2 Tindakan medis adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostik atau terapeutik
1.3 Tindakan invasif adalah tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
jaringan tubuh
2. TUJUAN
Mendapatkan persetujuan dari pasien atau anggota keluarga yang bertanggung jawab
atas pasien akan tindakan medis yang akan dilakukan atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
3. KEBIJAKAN
Sebagai acuan pengisian informed consent yang berlaku di Rumah Sakit Graha
Hermine.
4. PETUGAS
5.1 Dokter UGD/ Dokter konsulen memberikan keterangan lisan kepada pasien
mengenai penyakit atau cederanya, tindakan pemeriksaan dan pengobatan yang
akan dilakukan, alternatif-alternatif, resiko dan keuntungan dari tindakan
tersebut, prognosa dan lain-lain yang dianggap perlu.
5.2 Bila pasien karena sakit atau sebab-sebab lain tidak dapat menangkap
penjelasan dokter (misalnya tidak sadar / anak kecil), keterangan diatas
disampaikan kepada keluarga terdekat yang bertanggung jawab atas pasien
(orang tuanya, istri / suaminya)
5.3 Setelah pasien atau keluarga terdekatnya menerima penjelasan yang diberikan,
dokter meminta persetujuan dari pasien / keluarga terdekatnya untuk tindakan
pemeriksaan / pengobatan yang akan dilakukan.
5.4 Untuk tindakan medis tertentu yang beresiko tinggi atau tindakan invasif perlu
dimintakan persetujuan tertulis dengan menggunakan formulir yang telah
disiapkan.
5.5 Pada situasi gawat darurat dimana pasien tidak dapat dimintakan persetujuan
dan tidak ada izin dari keluarga atau pengantar lain yang bisa dimintakan
persetujuan, UGD / dokter konsulen minta persetujuan Direktur Rumah Sakit
agar dapat diambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan
jiwa pasien atau kecacatan (life saving-limb saving)
5.6 Apabila pasien atau keluarga pasien menolak suatu tindakan medis, pasien atau
keluarga pasien diminta menandatangani surat pernyataan penolakan.
5.7 Dokter UGD / Dokter konsulen meminta persetujuan tertulis untuk :
5.7.1 Semua tindakan operasi dengan anestesi lokal / umum
5.7.2 Amputasi jari atau bagian tubuh lain.
5.7.3 Pemasangan chest tube - WSD
5.7.4 Cricothyroidectomy
5.7.5 Tracheotomy
5.7.6 Kuretase / Vacum
5.7.7 Vena seksi
5.7.8 Semua tindakan jahit dengan anestesi lokal
5.7.9 Pemasangan endotracheal tube
5.7.10 Tindakan vena seksi
6. UNIT TERKAIT
6.1 UGD
6.2 Ruang perawatan
6.3 Ruang operasi
6.4 Ruang bersalin
6.5 Poliklinik
RUMAH SAKIT PERMINTAAN DARAH UNTUK
GRAHA HERMINE TRANSFUSI DARAH
1. PENGERTIAN
Permintaan darah untuk transfusi darah adalah suatu prosedur pengadaan darah
untuk tindakan life saving pada pasien pendarahan akut yang memerlukan transfusi
darah. Rumah sakit tidak memiliki fasilitas bank darah, karena itu untuk keperluan
donor darah diminta dari unit transfusi
2. TUJUAN
Untuk menyediakan darah donor dengan cepat bagi pasein yang memerlukan
transfusi darah di untuk tindakan life saving
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
6.1 UGD
6.2 Keperawatan
6.3 Unit transfusi darah (PMI)
6.4 Laboratorium RS. Graha Hermine
6.5 Ambulance RS. Graha Hermine
RUMAH SAKIT KONSULTASI MEDIS
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
1.1 Konsultasi adalah permintaan pendapat, saran dan instruksi lebih lanjut yang
dilakukan oleh dokter UGD / dokter ahli kepada dokter ahli lain sehubungan
dengan keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang dirawatnya
membutuhkan penanganan yang lebih khusus oleh dokter ahli tertentu.
1.2 Konsultasi dapat dilakukan oleh dokter UGD kepada dokter ahli RS. Graha
Hermine atau antara dokter-dokter ahli RS. Graha Hermine
2. TUJUAN
Agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan segera dari dokter ahli yang
dibutuhkan.
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
5.1 Pasien yang di rawat inap dilayani oleh dokter Obgyn dan Bidan jaga.
5.2 Setelah selesai pemeriksaan dokter memberikan pengobatan dan tindakan sesuai
dengan diagnosa
5.3 Apabila pasien membutuhkan konsultasi medis spesialis, maka dokter jaga
spesialis on call akan dihubungi melalui telepon
5.4 Pada kasus cito, dokter spesialis / konsulen datang dan memeriksa pasien di
Rawat inap
5.5 Dokter konsulen menuliskan hasil pemeriksaan serta advisnya pada status
pasien dengan mencantumkan tanggal dan jam konsultasi dijawab.
5.6 Pada kasus biasa, dokter konsulen dapat melihat pasien dan atau memberikan
advis melalui telepon
5.7 Dokter Obgyn atau Bidan yang menerima jawaban konsul melalui telepon harus
menuliskan jawaban konsul tersebut pada lembar jawaban konsul dengan jelas
dan teliti, kemudian mencantumkan tanggal dan jam jawaban diterima.
5.8 Dokter Obgyn atau Bidan melaksanakan instruksi sesuai yang telah diadviskan
oleh dokter konsulen.
5.9 Setelah dokter on call menerima konsultasi pasien ini, maka semua perihal
pasien ini adalah menjadi tanggung jawab dokter konsulen tersebut.
6. UNIT TERKAIT
6.1 UGD
6.2 Ruang perawatan
6.3 Ruang operasi (OK)
6.4 Ruang kebidanan (VK)
6.5 Poliklinik
RUMAH SAKIT PENDELEGASIAN KEWENANGAN DOKTER
GRAHA HERMINE KONSULEN KEPADA DOKTER JAGA UGD /
RUANGAN
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Sebagai acuan dalam pelimpahan kewenangan dokter konsulen kepada dokter jaga
UGD / ruangan
4. PROSEDUR
4.1 Penderita yang datang di UGD / Ruangan mendapat pelayanan medis sesuai
dengan penyakitnya
4.2 Bila diperlukan untuk dilakukan konsultasi ke dokter spesialis terkait, dokter
jaga UGD / ruangan akan melaporkan kondisi terakhir penderita kepada dokter
konsulen yang merawat untuk meminta konfirmasi diagnosis dan
penatalaksanaan lebih lanjut.
4.3 Dokter jaga UGD / ruangan diberi kewenangan dalam melaksanakan instruksi
yang telah diberikan oleh dokter konsulen saat konsultasi.
4.4 Bila dirasa perlu, dokter konsulen yang terkait wajib hadir untuk penanganan
lebih lanjut.
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Ruang Rawat Inap
RUMAH SAKIT USG PADA PASIEN OBGYN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Untuk pemeriksaan penunjang pada setiap pasien obgyn agar lebih tepat
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Dokter menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan (USG)
4.2 Bidan mengukur tinggi dan berat badan pasien dan dicatat dalam status pasien
4.3 Bidan membantu pasien untuk naik ke tempat pemeriksaan
4.4 Bidan mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan kemudian dicatat
dalam status pasien
4.5 Membantu pasien membebaskan perut bagian bawah ibu dari pakaiannya atau
melepaskan pakaian bagian bawah keseluruhan (pada pemeriksaan USG
Transvaginal). Bidan yang mendampingi dokter spesialis berada di samping kiri
pasien untuk membantu mengambilkan jelly, tissue dan kondom jika
transvaginal
4.6 Transducer / probe USG diletakkan di daerah yang akan di USG secara
sistematis (sebelumnya diberikan jelly di permukaan tubuh yang akan diperiksa)
4.7 Setelah selesai pemeriksaan, permukaan tubuh pasien dan permukaan probe
dibersihkan dari sisa jelly dengan tissue.
4.8 Bidan membantu pasien memasang pakaian bawahnya dan turun dari meja
pemeriksaan.
4.9 Dokter memberikan informasi kepada pasien tentang hasil pemeriksaan,
memberikan resep dan menjadwalkan kunjungan ulang, bila pasien
menginginkan hasil USG maka dapat di print dan diserahkan pada pasien.
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Adalah suatu tindakan membersihkan daerah genitalia dan sekitarnya pada pasien
yang tidak dapat melakukannya sendiri atau pada pasien dengan indikasi suatu
tindakan medis.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
Bidan jaga
5. PERSIAPAN ALAT
5.1 Kom berisi kapas cebok yang sudah diberi air DTT
5.2 Selimut
5.3 Perlak
5.4 Kapas Cebok
5.5 Bengkok / nierbeken
5.6 Waslap / tissue
5.7 Handscoon bersih dalam tempatnya
5.8 Tempat kain kotor
5.9 Sampiran
6. PROSEDUR
7. UNIT TERKAIT
7.1 VK
7.2 Rawat inap
RUMAH SAKIT PEMERIKSAAN DALAM
GRAHA HERMINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1. PENGERTIAN
Suatu proses atau tindakan mengetahui keadaan dalam rongga panggul atau rahim
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
6.1 VK
6.2 Rawat inap
RUMAH SAKIT PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Penatalaksanaan atonia uteri adalah suatu tindakan yang dilakukan pada pasien yang
mengalami perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah
anak dan plasenta lahir.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
5.1 Mengeluarkan semua darah beku atau selaput yang mungkin masih menyumbat
lubang rahim atau uterus.
5.2 Segera memulai kompresi bimanual internal
5.2.1 Masukkan tangan yang memakai sarung tangan ke dalam vagina
5.2.2 Kepalkan tangan
5.2.3 Tekankan tangan yang ada dalam vagina (forniks anterior) dengan
mantap pada bagian bawah uterus
5.2.4 Hati-hatilah dalam menyingkirkan serviks yang menghalangi penekanan
5.2.5 Tekankan tangan pada perut dan kepalan tangan yang berada di dalam
vagina bersamaan
5.2.6 Tahan dengan mantap.
5.3 Jika merasa uterus sudah mulai berkontraksi, maka dengan perlahan tariklah
tangan anda keluar dan teruskan pemantauan.
5.4 Tariklah uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, suruhlah anggota
keluarganya untuk melakukan kompresi bimanual eksternal sementara anda
memberi injeksi methergine 0.2 mg IM dan memulai infus IV (RL dengan 20
IU Oksitosin / 500 cc terbuka lebar)
5.5 Jika uterus tetap tidak berkontraksi, lanjutkan kembali kompresi bimanual
internal segera setelah anda memberi injeksi methergine dan memulai infus IV.
5.6 sJika uterus belum juga mulai berkontraksi setelah 5-7 menit, segeralah siapkan
rujukan dengan infus tetap terpasang dengan laju 500 cc/jam hingga tiba di
tempat rujukan, atau jumlah seluruhnya 1.5 liter diinfuskan. Lalu teruskan
dengan laju infus 125 cc/jam.
6. UNIT TERKAIT
6.1 VK
6.2 OK
6.3 Administrasi
6.4 Ruang rawat inap
RUMAH SAKIT CARA PEMAKAIAN STERILISATOR MY LIFE
GRAHA HERMINE
3. Pastikan alat-alat yang ingin disterilkan sudah berada di dalam sterilisator, tutup
kembali pintu sterilisator.
4. Saklar mesin sterilisator di “start” kan, ditandai dengan lampu di atas tulisan start
menyala warna merah
6. Setelah kurang lebih 10 menit (bila sudah dingin) alat-alat yang sudah di sterilkan
dapat dipergunakan kembali.
RUMAH SAKIT MENDENGARKAN DETAK JANTUNG JANIN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
6.1 VK
6.2 Poli kebidanan
6.3 Ruang rawat inap
6.4 Administrasi
RUMAH SAKIT MEMANDIKAN PASIEN POST SC
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
6.1 VK
6.2 Ruang rawat kebidanan
6.3 Administrasi
RUMAH SAKIT MEMELIHARA KEBERSIHAN VULVA
GRAHA HERMINE DAN PERINEUM
1. PENGERTIAN
Membersihkan alat kelamin wanita bagian luar dan sekitarnya pada pasien nifas dan
pasien yang tidak dapat melakukannya sendiri
2. TUJUAN
Menjaga kebersihan, mencegah infeksi dan memberikan rasa nyaman pada pasien.
Hasil yang diharapkan :
1. Vulva bersih
2. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada vulva
3. Pasien merasa nyaman
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. PELAKSANAAN
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Pemberian transfusi darah lengkap (Whole Blood) atau substansi darah lainnya
untuk melakukan koreksi atau sebagai terapi pada keadaan klinik yang abnormal
2. TUJUAN
2.1 Menjamin bahwa darah atau substansi darah lainnya seperti : sel darah merah,
trombosit, protein darah lainnya dan plasma sesuai bagi pasien yang
membutuhkan
2.2 Memastikan cocok (sesuai) antara darah pasien dengan darah / substansi darah
yang lain yang akan ditransfusikan
2.3 Segera monitor adanya komplikasi potensial selama transfusi. Hasil yang
diharapkan : darah atau substansi darah yang ditransfusikan tidak merugikan
pasien.
3. KEBIJAKAN
4. PERALATAN/PERLENGKAPAN
5. PROSEDUR
5.1 Apabila menurut observasi yang dilakukan perawat terjadi reaksi transfusi darah
pada pasien, maka transfusi darah dihentikan segera
5.2 Ganti infus dan pasang normal saline, alirkan infus normal saline secara
perlahan untuk mempertahankan agar vena tetap terbuka
5.3 Observasi dan catat vital sign setiap 5 menit
5.4 Cek kembali identitas pasien, bandingkan dengan catatan pemberian transfusi
darah dan nomor unit untuk menghindari kekeliruan.
5.5 Beritahukan kepada petugas medik yang berwenang
5.6 Hubungi laboratorium untuk pengembalian darah
5.7 Selanjutnya dikirim ke bagian patologi : Unit darah berikut set transfusinya, set
transfusi diklem untuk menghindari kebocoran dan pencemaran
5.8 Bahan pemeriksaan urine diambil dari urine pertama yang keluar setelah reaksi
transfusi, perhatikan :
5.8.1 Pada umumnya reaksi transfusi terjadi pada saat transfusi, termasuk
reaksi panas dan alergi (pruritus dan urtikaria) yaitu tampak bintik-
bintik merah / bercak pada kulit dan gatal-gatal. Perawat harus
menunggu pasien untuk 15 menit pertama waktu transfusi diberikan
5.8.2 Reaksi yang paling dikhawatirkan adalah gejala-gejala klinik terburuk
yang timbul tiba-tiba seperti reaksi intra vena hemolitik, biasanya
dimulai dengan pasien menggigil dan panas. Reaksi intravascular
hemolitik terjadi karena keadaan tubuh pasien sendiri.
5.8.3 Reaksi-reaksi serius lainnya, misalnya oedem paru yang bukan
disebabkan karena penyakit jantung, anafilaksis dan lain-lain, harus
segera ditangani
5.8.4 Gejala-gejala reaksi transfusi :
Ketika masuk sedikit, terasa panas . menggigil, nyeri dada lumbar,
hipotensi dan shock, kulit kemerahan, urtikaria atau gatal-gatal,
gelisah, sesak nafas, perdarahan, ada darah dalam urine
(hemoglobinuria) atau urine berwarna merah atau hitam.
Kalau ada reaksi hemolitik, situasi ini darurat dan perawat harus
memanggil code blue
Setelah transfusi darah selesai, bilas dengan cairan normal saline,
jika masih harus dilanjutkan dengan pemberian transfusi darah
lagi, harus ganti set transfusi.
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Merupakan kasus gawat darurat, sebab dalam beberapa menit saja antigen dalam
tubuh dapat menyebabkan kolapsnya pembuluh darah
Anamnesis :
o Baru mendapatkan zat-zat yang merupakan antigen seperti obat-obatan,
racun serangga, makanan dan anti serum
o Timbul urtikaria, suara parau serta kesukaran bernafas
Tanda dan gejala
o Urtikaria
o Bisa terdapat sumbatan jalan nafas, terdapat stridor dan spasme bronchus
yang difus
o Hipotensi
o Kolaps vaskuler
2. TUJUAN
3. PERSIAPAN
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Logistik keperawatan
5.3 Instalasi farmasi
PASIEN PULANG PAKSA
RUMAH SAKIT
GRAHA HERMINE No. Dokumen No. Revisi Halaman
1. PENGERTIAN
Pasien pulang paksa adalah pasien yang memaksa pulang atas kemauannya sendiri
sebelum ada instruksi dokter.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
Keperawatan
RUMAH SAKIT MERUJUK PASIEN RAWAT INAP KE RUMAH
GRAHA HERMINE SAKIT LAIN
1. PENGERTIAN
Merujuk pasien ke rumah sakit lain adalah tindakan yang dilakukan terhadap pasien
karena alasan medis dan keterbatasan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Dokter menjelaskan penyakit yang diderita pasien serta perlunya dirujuk
ke rumah sakit lain untuk pengobatan selanjutnya karena keterbatasan
fasilitas di rumah sakit.
4.2 Dokter menanyakan persetujuan pasien/keluarga pasien.
4.3 Bila pasien tidak setuju maka dokter melanjutkan perawatan dengan
fasilitas yang ada.
4.4 Bila pasien setuju maka dokter akan membuatkan surat rujukan ke
rumah sakit yang lain.
4.5 Bila kondisi pasien gawat maka perawat:
4.5.1 Menghubungi rumah sakit rujukan untuk menyiapkan tindak lanjut
perawatan.
4.5.2 Mengantar pasien serta surat rujukan.
4.5.3 Mengantar pasien dengan ambulance.
4.6 Apabila kondisi pasien tidak gawat maka perawat:
4.6.1 Memberikan surat rujukan pada keluarga pasien.
4.6.2 Mengantar pasien ke rumah sakit yang dituju dengan ambulance
5. UNIT TERKAIT
Keperawatan
RUMAH SAKIT KONSULTASI PASIEN RAWAT INAP YANG PERLU
GRAHA HERMINE PEMERIKSAAN POLIKLINIK TERTENTU
1. PENGERTIAN
Tata cara untuk mengatur pelayanan pasien rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan di poliklinik.
2. TUJUAN
2.1 Agar pelaksanaan konsultasi pasien rawat inap ke poliklinik berjalan lancar dan
tertib.
2.2 Pasien mendapatkan pemeriksaan yang lengkap.
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5.1 Keperawatan
5.2 Poliklinik
RUMAH SAKIT PASIEN RAWAT INAP DARI POLIKLINIK
GRAHA HERMINE UMUM/UGD
1. PENGERTIAN
Pasien rawat inap dari poliklinik umum / UGD adalah tata cara untuk mengatur
pelayanan pasien dari poliklinik / UGD yang akan dirawat inap.
2. TUJUAN
Agar proses rawat inap dari poliklinik / UGD dapat berjalan seefisien mungkin.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Dokter memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga bahwa pasien harus
dirawat inap (memerlukan ruang khusus/isolasi/HCU).
4.2 Apabila setuju, dokter jaga mengisi surat permintaan masuk rumah sakit dan
diberikan pada keluarga untuk seterusnya mendapatkan informasi mengenai
uang muka, tarif jasa visit/konsul dokter dan tarif ruangan) serta
menandatangani surat pernyataan menaati tata tertib bagi pasien rawat inap di
RS.
4.3 Setelah tempat tersedia, keluarga membayar uang muka sesuai dengan
ketentuan RS.
4.4 Setelah pembayaran, pasien membawa surat bukti pembayaran ke
dokter/perawat poliklinik.
4.5 Dokter melaporkan keadaan pasien via telepon ke dokter spesialis yang akan
merawat.
4.6 Dokter mengisi status pasien selengkap-lengkapnya dengan menuliskan
instruksi apa saja yang diperlukan termasuk pemeriksaan laboratorium, rontgen,
dan lain-lain.
4.7 Perawat menjalankan instruksi dokter, mencatat tindakan apa saja yang telah
dilakukan dan melakukan serah terima dengan perawat ruangan.
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Untuk memberikan uap kepada pasien sehingga saluran pernafasan terasa longgar
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
RUMAH SAKIT NEBULIZER
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
.
RUMAH SAKIT TINDAKAN PEMASANGAN INFUS
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Tata cara pemasangan jalur pemberian cairan infus melalui pembuluh vena perifer.
2. TUJUAN
Didapatkan jalur pemberian cairan infus yang aman, aseptik dan benar.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Instruksi pemasangan infus dari dokter tercatat lengkap dengan jelas pada
rekam medik atau secara lisan pada keadaan darurat, bila ada yang kurang
dimengerti segera tanyakan pada dokter yang memberi instruksi.
4.2 Persiapan
4.2.1 Meja/nampan yang tersedia di atasnya: IV catheter yang akan
digunakan, IV catheter cadangan atau wing needle, transfusion
set/infusion set terbungkus steril, kapas alkohol 70%, kasa steril,
plester/hypafix, spalk, larutan infus yang akan diberikan dan handscoon.
4.2.2 Standar infus
4.2.3 Pencahayaan yang baik
4.2.4 Tutup ruangan pasien agar pelaksanaan lebih konsentrasi
4.2.5 Beritahukan kepada pasien tentang pemasangan infus dan tenangkan
pasien
4.2.6 Persiapkan cairan yang akan diberikan dengan menusukkan bagian
tajam infus set ke dalam botol larutan infus. Buka saluran hingga cairan
infuse memenuhi seluruh selang dan jangan menyisakan udara dalam
selang infus.
4.3 Lakukan pemasangan infus
4.3.1 Tentukan lokasi pemasangan sesuai dengan keperluan rencana
pengobatan, punggung tangan kanan/kiri, kaki kanan/kiri, 1 hari/2 hari.
Contoh pasien struma IV line kaki kiri/kanan, tumor mammae IV line
di tangan sisi berlawanan, pasien shock 2 line atau vena seksi, pasien
stroke pada sisi yang tidak lumpuh.
4.3.2 Ligasi bagian proximal dari lokasi vena yang akan ditusuk
menggunakan ligator khusus.
4.3.3 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.3.4 Kencangkan kulit dengan memegang tangan/kaki dengan tangan kiri,
siapkan IV catheter di tangan kanan.
4.3.5 Tusukkan jarum sedistal mungkin dari pembuluh vena dengan lobang
jarum menghadap ke atas, sudut tusukan 30-40 derajat, jarum sejajar
arah vena, lalu dorong.
4.3.6 Bila jarum masuk ke dalam pembuluh vena, darah akan tampak masuk
kedalam bagian reservoir jarum, hentikan dorongan.
4.3.7 Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan memutar bagian jarum
sedikit, lanjutkan mendorong kanul ke dalam vena secara perlahan
sambil diputar sampai seluruh kanul masuk.
4.3.8 Cabut bagian jarum seluruhnya, perhatikan apakah darah keluar dari
kanul, tahan bagian kanul dengan ibu jari kiri.
4.3.9 Hubungkan kanul dengan infusan/infus set, buka saluran infus
perhatikan apakah tetesan lancar, perhatikan juga apakah lokasi tusukan
membengkak yang menandakan ekstravasasi cairan sehingga penusukan
harus diulang lagi dari awal.
4.3.10 Bila tetesan lancar dan tak ada ekstravasasi, lakukan fiksasi dengan
plester/hypafix dan pada bayi/balita diperkuat dengan spalk.
4.3.11 Kompres dengan kasa betadin pada lokasi penusukan
4.3.12 Atur tetesan infus sesuai instruksi dokter
4.3.13 Laksanakan proses administrasi lengkap berita acara pemberian infus,
catat jumlah cairan masuk dan keluar, catat balans cairan selama 24 jam
setiap harinya, catat dalam rincian harian ruangan.
4.4 Bila sudah tidak diperlukan lagi pemasangan infus distop, IV catheter dapat
dilepas dengan cara:
4.4.1 Tutup saluran infus
4.4.2 Lepaskan plester dengan bantuan alkohol
4.4.3 Tindihkan kapas alkohol pada bekas tusukan, cabut kanul IV catheter.
4.4.4 Kapas difiksasi dengan plester
4.4.5 Seluruh alat infus set dibuang pada tempat sampah medis
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara aman, nyaman dan
benar.
3. KEBIJAKAN
Pelaksanaan penyuntikan bisa dilakukan oleh dokter konsulen, dokter ruangan atau
paramedik yang terlatih secara internal rumah sakit yang diberi kewenangan untuk
melakukan penyuntikan.
Semua obat yang potensial menimbulkan alergi harus dilakukan skin test terlebih
dahulu dan semua penyuntikan menggunakan disposible syringe yang baru.
4. PROSEDUR
4.1 Instruksi penyuntikan oleh dokter, yang tertulis lengkap dan jelas dalam rekam
medik, bila kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan kepada dokter yang
memberi instruksi.
4.2 Persiapan meja suntik dengan tersedia di atasnya
4.2.1 Kapas alkohol 70% dalam wadah tertutup
4.2.2 Obat-obatan anti histamin atau setingkatnya seperti andrenalin,
dexamethasone, diphenhydramine.
4.2.3 Persiapan resusitasi cairan seperti IV catheter, blood set, larutan infus
RL / Asering.
4.3 Persiapan pasien
4.3.1 Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan instruksi penyuntikan.
4.3.2 Beritahukan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa akan dilakukan
penyuntikan dan tenangkan pasien.
4.3.3 Cek ulang riwayat alergi
4.4 Persiapan obat
4.4.1 Cek ulang kesesuaian jenis obat, dosis obat dan cara pemberian dengan
instruksi penyuntikan.
4.4.2 Cek ulang tanggal kadaluarsa obat
4.4.3 Cek ulang jumlah obat
4.5 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.6 Lakukan penyuntikan
4.7 Cara penyuntikan intravena langsung
4.7.1 Tentukan vena mana yang akan disuntik
4.7.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.7.3 Ligasi bagian vena yang akan disuntik / ditusuk
4.7.4 Tegangkan kulit pasien dengan tangan kiri
4.7.5 Pastikan tidak ada udara dalam syringe terlihat
4.7.6 Tusukkan jarum dengan arah jarum sejajar vena, lubang jarum
mengarah ke atas dan garis ukur syringe
4.7.7 Aspirasi sedikit untuk melihat apakah jarum benar masuk vena, bila
berhasil masuk, darah dari vena akan masuk ke dalam syringe
4.7.8 Masukkan obat secara perlahan dan perhatikan area penyuntikan.
4.7.9 Tindihkan kapas alkohol pada tempat penyuntikan lalu cabut jarum,
pertahankan kapas dengan plester.
4.7.10 Syringe dibuang pada tempat sampah medis
4.8 Cara penyuntikan Interavena melalui selang infus
4.8.1 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.8.2 Pastikan tidak ada gelembung udara pada syringe
4.8.3 Tusukkan jarum pada bagian karet selang infus
4.8.4 Isap sedikit untuk memastikan jarum benar masuk ke dalam selang
infus
4.8.5 Tutup aliran cairan infus
4.8.6 Suntikkan obat secara perlahan
4.8.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi tusukan jarum dan cabut jarum
4.8.8 Buka aliran cairan infus
4.8.9 Buanglah syringe pada tempat sampah medis
4.9 Cara pemberian drip intravena
4.9.1 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.9.2 Pada sediaan larutan infus tertutup karet obat bisa langsung disuntikkan
dengan menusukkan jarum pada karet untuk selanjutnya larutan infus di
kocok sekali sampai dua kali untuk memastikan obat larut secara
merata.
4.9.3 Pada sediaan larutan infus tanpa tutup karet, maka selang infus harus
dipisahkan dulu dari botol cairan infus. jarum ditusukkan pada mulut
botol infus sama dengan lokasi penusukan selang infus.
4.9.4 Tetesan cairan infus sesuai dengan instruksi dokter
4.10Cara penyuntikan secara intramuskuler
1.10.1 Tentukan penyuntikan pada 1/3 lateral garis SIAS-Coccygeus pada
bokong, paha atau pangkal lengan / deltoid
1.10.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
1.10.3 Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangkat otot pada lokasi
suntikan dengan cubitan ringan. Untuk pasien gemuk dengan lapisan
lemak subkutis yang tebal, hal ini tidak perlu dilakukan.
1.10.4 Tusukkan jarum pada lokasi suntikan kira-kira 3/4 panjang jarum, arah
tegak lurus
1.10.5 Aspirasi sedikit, bila masuk darah maka jarum ditarik sedikit, aspirasi
ulang untuk memastikan tidak ada darah terisap, menandakan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah.
1.10.6 Suntikkan obat secara perlahan-lahan
1.10.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum, masase
lokasi suntikan dengan kapas tadi
1.10.8 Buanglah syringe pada tempat sampah medis
1.11 Cara penyuntikan subkutan
1.11.1 Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 atas lengan atas, 1/3 atas paha atas
dan sekitar pusat.
1.11.2 Lakukan tindakan aseptik dan anseptik
1.11.3 Angkat sedikit kulit dengan cubitan ringan oleh tangan kiri
1.11.4 Tusukkan jarum pada lokasi jarum mengarah ke atas dan sudut suntikan
45 derajat
1.11.5 Aspirasi sedikit, pastikan tidak ada darah terisap
1.11.6 Suntikkan obat perlahan- lahan
1.11.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum dan masase
lokasi suntikan dengan kapas alkohol.
1.11.8 Syringe dibuang pada tempat sampah medis
1.12 Cara penyuntikan secara intrakutan
1.12.1 Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 tengah volar lengan kanan deltoid
1.12.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik, gunakan jarum no 27
1.12.3 Tegangkan kulit dengan tangan kiri, tusukkan jarum perlahan dengan
lubang jarum mengarah ke atas dan sudut jarum 15-20 derajat
1.12.4 Suntikkan obat secara perlahan sampai tampak kulit pada lokasi
suntikan menggelembung putih
1.12.5 Cabut jarum dengan tidak melakukan hapusan dengan kapas alkohol
1.13 Pasca penyuntikan
1.13.1 Perhatikan adakah keluhan/ gejala gatal-gatal , bercak merah, bulat-
bulat kulit, pusing, jantung berdebar, berkeringat banyak.
1.13.2 Periksa nadi, apakah ujung tangan dan kaki dingin / hangat
1.13.3 Ukur tekanan darah
1.13.4 Laporkan pada dokter bila dicurigai ada komplikasi penyuntikan
1.13.5 Catat tindakan dalam lembar observasi, catat alat, obat-abatan pelaksana
dalam perincian harian
2. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
RUMAH SAKIT PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Terlaksananya proses transfusi darah yang aman, bebas dari infeksi atau komplikasi
lainnya.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Dokter menginstruksikan transfusi darah, tertulis, lengkap dan jelas dalam
lembar rekam medik atau secara lisan. Bila ada yang kurang dimengerti segera
tanyakan pada dokter yang menginstruksikan.
4.2 Segera ambil contoh darah pasien
4.3 Isi formulir permohonan darah sesuai petunjuk pelaksanaan, kirim ke PMI
bersama sampel darah
4.4 Bila pasien belum dipasang infus, segera pasang infus, berikan larutan NaC1
0.9% atau larutan RL
4.5 Bila permintaan darah sudah dipenuhi, cek ulang kesesuaian nomor labu antara
surat permintaan dengan label yang tertera pada labu darah. Cek ulang waktu
kadaluarsa darah
4.6 pemberian inj.dexa 2 amp/ iv
4.7 Bila sudah siap segera pindahkan selang infus ke dalam labu darah
4.8 Selesaikan transfusi dan selang infus dihubungkan kembali dengan botol
larutan infuse
4.9 cek ulang darah 6 jam post transfusi
4.10 Bila kadar hemoglobin sudah terpenuhi dan dokter menyatakan tidak
perlu transfusi lagi, maka pemasangan infus bisa distop dan dilepaskan sesuai
SOP.
4.11 Bila pemasangan infus masih diperlukan, transfusi set diganti dengan yang
baru
4.12 Segala tindakan pemasangan infus dan transfusi darah dicatat dalam berita
acara infus secara lengkap
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5.1 Keperawatan
5.2 UGD
5.3 Farmasi
s
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN O2 (OKSIGEN)
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Ruang keperawatan
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN LAMPU SOROT
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Ruang perawatan
5.3 Ruang bayi
5.4 Ruang bersalin
5.5 Ruang bedah
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN STERILISATOR
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Setiap alat medis yang akan digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Semua ruang tindakan
RUMAH SAKIT MENYUSUN DAFTAR PERALATAN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Menyusun daftar peralatan adalah menuliskan semua daftar alat-alat medis dan non
medis serta perabotan yang ada di ruangan
2. TUJUAN
Bertujuan untuk menginventariskan alat medis dan non medis serta perabotan agar
tercatat dengan baik untuk memudahkan pemeliharaan dan menghindari kehilangan
3. KEBIJAKAN
Sebagai acuan dalam penyusunan daftar alat-alat medis dan non medis serta
perabotan di ruangan
2. PROSEDUR
1.1 Kepala ruangan mencatat nama dan jumlah alat medis ke dalam buku inventaris
alat medis yang dilaporkan kepada bagian penanggung jawab.
1.2 Nama dan jumlah alat non medis dicatat oleh kepala ruangan dibuku inventaris
yang dilaporkan kepada direktur.
2. UNIT TERKAIT
2.1 UGD
2.2 Logistik keperawatan
2.3 Poliklinik
2.4 Ruang bedah
2.5 Radiologi
2.6 Laboratorium
2.7 Apotek
2.8 Gudang
RUMAH SAKIT PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Penolakan tindakan medis adalah suatu penyataan yang menyatakan bahwa pasien
menolak tindakan medis yang akan dilakukan walaupun telah diberikan penjelasan
oleh dokter yang berwewenang.
2. TUJUAN
2.1 Sebagai bukti yang sah bagi rumah sakit, pasien dan dokter
2.2 Menjaga/mencegah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di kemudian
hari
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Adalah suatu alat diagnostik yang digunakan untuk merekam gambaran bunyi
jantung janin.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
3.1 Persiapan
2.8.1 Siapkan mesin CTG dan perlengkapannya
2.8.2 His (tidak pakai jelly)
2.8.3 Bunyi jantung janin (pakai jelly)
2.8.4 Jelly
2.8.5 Tisu
2.8.6 Memberikan penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2.8.7 Menghubungkan mesin CTG dengan sumber listrik
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Atur posisi pasien, tidur terlentang dengan kaki lurus
3.2.2 Cari titik maksimum dari jantung janin kemudian pasang CTG spacing
pada bunyi jantung janin, sebelumnya beri jelly terlebih dahulu.
3.2.3 Cari tinggi fundus uteri ibu, pasang His
3.2.4 Tekan tombol power “ ON “, lakukan kalibrasi untuk perekaman His
dan perekaman frekuensi bunyi jantung janin.
3.2.5 Bila selama perekaman ada penurunan bunyi jantung janin, pasien
dimiringkan dan diberi O2 sesuai kebutuhan, bila sudah stabil posisi
pasien kembali seperti semula.
3.2.6 Waktu perekaman selama 20 menit, bila sudah selesai tekan tombol
“OFF”, kedua dilepaskan dari perut ibu.
3.2.7 Sobek kertas hasil perekaman, beri identitas pasien, riwayat kehamilan
dan umur kehamilan.
3.2.8 Setelah selesai pasien dapat dibersihkan dan dirapikan.
3.2.9 Peralatan dirapikan kembali.
3.2.10 Perawat mencacat tindakan dalam catatan keperawatan.
4. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam kegiatan pelayanan keperawatan di ruang Kebidan di RS. Graha Hermine.
2. PERSYARATAN
3. TANGGUNG JAWAB
4. URAIAN TUGAS
1. PENGERTIAN
Pemindahan / ambil alih pasien ke rumah sakit lain berhubungan dengan indikasi
penyakit pasien.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Rumah sakit mengatur tata cara dalam merujuk pasien ke rumah sakit lain.
4. PROSEDUR
4.1 Anamnesa
4.2 Pemeriksaan tanda-tanda vital
4.3 Melakukan tindakan perawatan
4.4 Dokter memeriksa dan menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien bahwa
pasien harus ditangani di rumah sakit lain
4.5 Dokter membuat surat rujukan ke rumah sakit lain yang dituju
4.6 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. PELAKSANAAN
5.1 Perhatikan baterai alat apakah masih full atau tidak (sambungkan ke listrik)
5.2 Pasang sensor di atas punggung kaki kanan atau kiri bayi lalu lekatkan pengikat
sensor dengan tidak terlalu ketat ataupun longgar.
5.3 Hidupkan alat saturasi
5.4 Baca hasilnya
5.5 Laporkan hasil kepada dokter yang bersangkutan
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Didapatkan data frekuensi nadi dan respirasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Tentukan nadi yang akan diperiksa, umumnya arteri radialis kanan / kiri
4.2 Tangan kanan meraba nadi, sambil memperhatikan detik jarum, hitunglah nadi
yang teraba dalam 15 detik. Ulangi pemeriksaan untuk memastikan
4.3 Jumlah nadi yang teraba dalam 15 detik dikali 4 adalah frekuensi nadi
4.4 Perhatikan gerak nafas dada, hitunglah gerak nafas dada dalam 60 detik
4.5 Jumlah gerakan nafas dada dalam 60 detik adalah frekuensi respirasi
4.6 Catat frekuensi nadi dan respirasi
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak termasuk
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan tubuh,
dengan menggunakan bahan desinfektan atau dengan cara mencuci, mengoleskan,
merendam dan menjemur.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Dilakukan pada permukaan jaringan tubuh pasien atau perawatan peralatan untuk
mencegah terjadinya infeksi.
4. PROSEDUR
4.1 Desinfeksi :
4.1.1 Desinfeksi dengan cara mencuci, misalnya :
4.1.1.1 Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian
disiram atau dibasahi alkohol 70%
4.1.1.2 Mencuci luka khususnya luka kotor dengan H2O2, betadin dan
lain-lain
4.1.1.3 Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan
larutan betadin 3% dan dilanjutkan dengan alkohol 70%
4.1.1.4 Mencuci vulva dengan larutan sublimat 1/100 atau PK 1/1000
4.1.2 Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya :
4.1.2.1 Betadin pada luka
4.1.2.2 Alkohol 70%
4.1.3 Desinfeksi dengan cara merendam, misalnya :
4.1.3.1 Merendam tangan dalam larutan lysol 5%
4.1.3.2 Merendam alat perawatan/kedokteran setelah dipakai dalam
larutan lysol 3%-5% sekurangnya 2 jam
4.1.3.3 Merendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien berpenyakit
menular, dalam larutan lysol 3%-5% sekurang-kurangnya 24
jam
4.1.4 Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari, misalnya :
4.1.4.1 Menjemur kasur, bantal, tempat tidur dan lain-lain sekurang-
kurangnya 2 jam untuk setiap permintaan
4.1.4.2 Menjemur peralatan perawatan, misalnya urinal, pispot dan
lain-lain
4.2 Sterilisasi :
4.2.1 Pengertian
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta
sporanya, pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia
4.2.2 Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
4.2.2.1 Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya : pinset, gunting,
spekulum dan lain-lain
4.2.2.2 Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit(spuit),
tabung kimia dan lain-lain
4.2.2.3 Peralatan yang terbuat dari abonit, misalnya : bengkok,waskom
dan lain-lain
4.2.2.4 Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok, waskom
dan lain-lain
4.2.2.5 Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya : mangkok,
cangkir, piring dan lain-lain
4.2.2.6 Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya : kain kasa,
tampon, duk bolong, baju, sprei dan lain-lain
4.2.3 Jenis sterilisasi
4.2.3.1 Sterilisasi dengan cara merebus
Menyeterilkan peralatan dengan cara merebusnya di dalam air
sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15-20 menit,
misalnya peralatan dari logam, karet dan kaca
4.2.3.2 Sterilisasi dengan cara Stoom
Menyeterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoclave
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu, misalnya alat tenun,
peralatan yang terbuat dari logam, kaca dan lain-lain
4.2.3.3 Sterilisasi dengan cara panas kering
Menyeterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi,
misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca
4.2.3.4 Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila terkena panas, misalnya sarung
tangan dan kateter
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
6. UNIT TERKAIT
6.1 Logistik
6.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMANDIKAN PASIEN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Menyeka pasien dengan air hangat dan air dingin di tempat tidur
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
3.1 Harus dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan personal hygiene
sendiri
3.2 Memandikan pasien harus dilakukan oleh perawat dengan mengajak keluarga
untuk berpartisipasi
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 Logistik
5.2 Laundry
5.3 keperawatan
RUMAH SAKIT MELEPAS INFUS
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Harus dilakukan pada pasien yang terpasang infus sudah lebih dari 3 hari. Pelepasan
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 Logistik
5.2 UGD
5.3 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMBANTU MOBILISASI PASIEN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Tindakan keperawatan melatih pasien berjalan dengan atau tanpa bantuan, di dalam
upaya memulihkan kembali aktivitas yang biasa mereka lakukan
2. TUJUAN
2.1 Untuk meningkatkan stamina fisik pasien dalam persiapan dan post operasi atau
pengobatan
2.2 Untuk hiburan/pengalihan perhatian dari rutinitas RS
2.3 Untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mengembalikan
homeostasis
2.4 Untuk mencegah komplikasi seperti pneumonie dan kontraktur
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
Instalasi fisioterapi
RUMAH SAKIT MEMBERI NUTRISI PARENTERAL
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Pasien yang mengalami gangguan enteral dan untuk memenuhi kebutuhan nutrien
4. PROSEDUR
Bila balutan terlepas, basah, kotor dan diduga terkontaminasi, segera harus diganti
untuk mencegah terjadinya phlebitis
Ganti balutan setiap hari, selang infus 3 hari sekali
Segera laporkan pada dokter jika pasien panas, atau pada lokasi masuknya
kanul/kateter merah
Pemasangan sama dengan pemasangan vena sentral
Mempertahankan nutrisi parenteral total
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien karena
pasien harus beristirahat mutlak (bedrest total), menderita sakit parah atau tidak
sadar
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Harus dilakukan oleh perawat pada pasien yang bedrest dan memerlukan perawatan
maksimal
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Cara berbaring pasien dengan berbagai posisi tertentu di tempat tidur, meja
pemeriksaan atau meja operasi untuk maksud tertentu
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 Logistik
5.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMBERIKAN OBAT SECARA
GRAHA HERMINE SUPOSITORIA
1. PENGERTIAN
Pemberian obat supositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dan vagina dalam bentuk supositoria
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Pemberian terapi oksigen adalah sistem tata cara pemberian bantuan gas O2 pada
penderita yang mengalami gangguan pernafasan ke dalam paru-paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
Perhatian :
1. PENGERTIAN
Mengenakan dan melepas sarung tangan steril merupakan komponen kunci dalam
meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
Hasil :
1. PENGERTIAN
Memanggil dokter jaga untuk memeriksa pasien dokter spesialis adalah suatu
tindakan pemeriksaan terhadap pasien dokter spesialis oleh dokter jaga UGD di luar
jam kerja dokter spesialis
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Mencegah syok
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Persiapan
4.1.1 Alat
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan
untuk kasus bedah :
4.1.1.1 Alat pelindung diri (masker, handscoen, scort)
4.1.1.2 Balut tekan
4.1.1.3 Kain kasa steril
4.1.1.4 Sarung tangan
4.1.1.5 Torniquet
4.1.1.6 Plester
4.1.1.7 Set untuk menjahit luka
4.1.1.8 Obat desinfektan
4.1.1.9 Sanksteken Blakemore tube (SB tube) bila memungkinkan
4.1.1.10Spuit 20-50 cc
4.1.1.11Waskom berisi air/NaCl 0,9% dingin
4.1.1.12Jelly/pelicin
4.1.2 Pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
4.1.3 Lingkungan
Tenang
4.2 Pelaksanaan
4.2.1 Petugas menggunakan masker, handscoen, scort
4.2.2 Perawat I
4.2.2.1 Menekan pembuluh darah proksimal dari luka,yang dekat
dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan
4.2.2.2 Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
4.2.3 Perawat II
4.2.3.1 Mengatur posisi pasien
4.2.3.2 Memakai sarung tangan kecil
4.2.3.3 Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan
dengan ujung-ujung jari
4.2.3.4 Meletakkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama,
kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarahan masih
berlangsung.Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang
sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada
4.2.4 Balut tekan
4.2.4.1 Meletakkan kain kasa steril di atas luka
4.2.4.2 Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras
(verband atau kayu balut) di atas luka
4.2.4.3 Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan
4.2.5 Memasang torniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan traumatik
amputasi
4.2.5.1 Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan
menggunakan kain kasa steril
4.2.5.2 Memasang torniquet lebih kurang 10 cm sebelah proksimal
luka, kemudian ikatlah dengan kuat
4.2.5.3 Torniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodik
4.2.6 Memasang SB tube
4.2.6.1 Menyiapkan peralatan untuk memasang SB tube
4.2.6.2 Mengatur posisi pasien
4.2.6.3 Mendampingi dokter selama pemasangan SB tube
4.2.6.4 Mengobservasi tanda vital pasien
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan torniquet dan SB tube :
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Mengurangi dampak lebih buruk pada ibu dan bayi dari serangan kejang eklamsia
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Persiapan
4.1.1 Obat MgSO4 40% dan 20%
4.1.2 Cairan infus D5 W
4.1.3 Infus set
4.1.4 Spuit 10 cc
4.2 Pelaksanaan
4.2.1 Tentukan dengan pasti bahwa pasien yang akan mendapatkan MgSO4
sesuai dengan indikasi
4.2.2 Berikan MgSO4 2 gr bolus dalam 10 menit, encerkan MgSO4 dengan
NaCl 0,9%
4.2.3 Berikan 12 gr MgSO4 dalam 500 cc dextrose 5% sebanyak 28 tts/menit
sampai stabil
4.2.4 Berikan 8 gr MgSO4 IM dalam 10 menit di Bokong Kanan- Kiri
4.2.5 Bila terjadi kejang berulang berikan diazepam 10 mg
4.2.6 Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan selanjutnya
4.2.7 Bila terjadi tanda-tanda keracunan seperti paralysis total, depresi
pernafasan dan atau hipotensi berikan anti dotum : Ca gluconas 10%
sebanyak 10 cc IV selama 3 menit
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Kebidanan/VK