(SOP)
RUMAH SAKIT BERSALIN
GRAHA HERMINE
POLIKLINIK
TENTANG
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
SURAT KEPUTUSAN
No : 020 /SK /-DIR/RSBGH/IX/2013
DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE BATAM
TENTANG
TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN PROSEDUR TETAP KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
(dr. Dewi Kurniawaty)
Direktur
Lampiran
Surat Keputusan Direktur
Nomor : 021/SK/-DIR/RSBH/IX/2013
Tanggal : 04 September 2013
Tentang : Tim penyusun Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan
Di Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam.
Tim Penyusun Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine Batam sebagai berikut:
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
Buku Panduan Pelayanan Medis RSB Graha Hermine adalah suatu patokan yang
dapat menjadikan pedoman dalam penanganan dan pelayanan kesehatan di RSB Graha
Hermine dan berlaku untuk setiap kegiatan medis di dalamnya. Evaluasi hasil dari
pelayanan kesehatan tersebut dapat menjadi tolak ukur atas keberhasilan RSB Graha
Hermine untuk membentuk suatu sistem pelayanan paripurna untuk seluruh pasien yang
melakukan pengobatan di RSB Graha Hermine.
Semoga buku ini dapat menjadikan RSB Graha Hermine lebih maju dan dapat
menghadapi persaingan bisnis di bidang jasa pelayanan kesehatan yang meliputi wilayah
Batu Aji, Sagulung dan sekitarnya. Apabila ada perkembangan lebih lanjut untuk
pelayanan kesehatan, maka buku panduan ini akan menyesuaikan dengan perkembangan
yang terkini yaitu dengan melakukan perubahan dan revisi ulang.
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami telah dapat menyusun Standar
Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksana Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap
(Protap) Pelaksanaan kegiatan sehari-hari Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
yang disusun bedasarkan kegiatan yang dilakukan diruang perawatan.
Saran maupun kritik yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
demi kesempurnaan Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan dan Prosedur Tetap (protap) ini, mudah-mudahan panduan ini dapat
dimanfaatkan atau digunakan oleh semua tenaga perawat maupun bidang yang ada di
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam dimasa kini maupun dimasa yang akan
datang, agar kebutuhan masyakarat akan pelayanan keperawatan dapat terpenuhi dan
dilayani secara profesional.
(Penyusun)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu asuhan keperawatan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra pelayanan Rumah Sakit dimata
masyarakat. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan
keperawatan diperlukan alat ukur yaitu Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan kegiatan
sehari-hari yang baku dan disahkan melalui kesepakatan oleh tenaga perawatan.
Standar pedoman pelaksanaan ini berfungsi sebagai tolak ukur dalam melaksanakan
praktek keperawatan.
B. Masalah
Sehubungan dengan belum adanya standar pelayanan keperawatan, panduan
asuhan keperawatan dan prosedur tetap (protap) pelaksanaan kegiatan sehari-hari,
setiap perawat masih terdapat perbedaan pendapat dalam melaksanakannya. Untuk
mengatasi hal tersebut di atas maka kami dari pokja akreditasi menyusun prosedur
tetap (protap) pelaksanaan sehari-hari diruang perawatan yang dapat digunakan oleh
seluruh perawat maupun bidan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien.
VISI
1. Memberikan kualitas pelayanan yang tertinggi sesuai kemampuan, kebutuhan dan
permintaan masyarakat, dengan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utamanya.
2. Berperan aktif dalam pelayanan promotif dan preventif khususnya pada ibu dan
anak yang mempunyai resiko tinggi.
3. Bersama Pemerintah Daerah berperan aktif dalam menciptakan kondisi pasar
pelayanan kesehatan agar berjalan efektif dan efisien, dengan kepentingan
masyarakat menjadi prioritas utamanya.
4. Menjalankan fungsi sosial dengan menjadikan Rumah Sakit sebagai bagian dari
masyarakat yang peduli dengan lingkungan.
MISI
1. Ikut serta dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Batam
dengan memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan
secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang baik, bermutu, dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyakarat di kecamatan Batu Aji, Sagulung, Sei
Beduk, Bulang, dan Galang khususnya dan Kota Batam pada umumnya.
2. Membantu program pemerintah dalam mengatur laju pertumbuhan penduduk
melalui kerjasama dengan BKKBN.
3. Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan terdekat bagi masyarakat di sekitar
dengan fasilitias kesehatan dan kualitas pelayanan yang baik dan memenuhi
standar.
4. Menjadi bagian dari kemitraan pelayanan kesehatan dengan badan-badan atau
instansi-instansi baik pemerintah, BUMN, maupun pihak swasta.
5. Menjadi pusat kajian laboratorium untuk analisa masalah-masalah kesehatan.
6. Menjadi pusat pelatihan dan kursus-kursus dalam bidang keperawatan kesehatan
melalui mekanisme kerjasama dengan lembaga-lembaga kejuruan dan perguruan
tinggi.
7. Mengupayakan agar dapat menjadi pusat rujukan pasien infertilitas dan
penanganan pasien-pasien dengan laparoskopi operatif.
FALSAFAH KEPERAWATAN
TUJUAN UMUM
Menghayati dan memelihara nilai-nilai yang dianut oleh Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine, dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu, profesional serta
terjangkau sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab bagian keperawatan.
TUJUAN KHUSUS
DAFTAR ISI
No Tanggal
No Revisi Rincian Halaman Ket
Dokumen Terbit
1 1 23 Sept 2013 02 Menerima Pasien Rujukan 1-3
2 2 23 Sept 2013 02 Persetujuan Tindakan Medis 4-6
(Informed Consent)
3 3 23 Sept 2013 02 Konsultasi Medis 7-9
4 4 23 Sept 2013 02 Daftar Jaga Dokter Konsulen 10 - 11
5 5 23 Sept 2013 02 Memberikan Vaksin TT pada Ibu 12 - 13
Hamil
6 6 23 Sept 2013 02 Pemakaian Alat EKG 14 - 16
7 7 23 Sept 2013 02 Pemberian Terapi Inhalasi 17 - 18
8 8 23 Sept 2013 02 Perawatan Luka Gangren 19 - 21
9 9 23 Sept 2013 02 Konsultasi Pasien Rawat Inap yang 22 - 23
Perlu Pemeriksaan Poliklinik
Tertentu
10 10 23 Sept 2013 02 Pasien Rawat Inap dari Poliklinik 24 - 25
Umum/UGD
11 11 23 Sept 2013 02 Pemakaian Alat Nebulizer 26 - 27
12 12 23 Sept 2013 02 Nebulizer Oksigenasi 28 - 29
13 13 23 Sept 2013 02 Nebulizer 30 - 31
14 14 23 Sept 2013 02 Tindakan Pemasangan Infus 32 - 35
15 15 23 Sept 2013 02 Tindakan Penyuntikan 36 - 41
16 16 23 Sept 2013 02 Pemakaian Lampu Sorot 42
17 17 23 Sept 2013 02 Pemakaian Suction 43 - 44
18 18 23 Sept 2013 02 Pemakaian Sterilisator 45 - 46
19 19 23 Sept 2013 02 Menyusun Daftar Peralatan 47 - 48
20 20 23 Sept 2013 02 Penolakan Tindakan Medis 49 - 50
21 21 23 Sept 2013 02 Pasien Menolak Rawat Inap 51 - 52
22 22 23 Sept 2013 02 Kepala Perawatan Poliklinik 53 - 54
23 23 23 Sept 2013 02 Pemberian Surat Keterangan Dokter 55 - 56
Untuk Pasien Rawat jalan
24 24 23 Sept 2013 02 Sistem Rujukan 57 - 58
25 25 23 Sept 2013 02 Mengirim Pasien Rawat Jalan Untuk 59 - 60
Pemeriksaan Radiologi
26 26 23 Sept 2013 02 Mengirim Pasien Rawat Jalan Untuk 61 - 62
Pemeriksaan Laboratorium
27 27 23 Sept 2013 02 Merujuk Pasien Poliklinik Umum ke 63 - 64
Poliklinik Spesialis
28 28 23 Sept 2013 02 Penggunaan Timbangan Bayi 65 - 66
29 29 23 Sept 2013 02 Menghitung Frekuensi Nadi dan 67 - 68
Respirasi
30 30 23 Sept 2013 02 Desinfeksi dan Sterilisasi 69 - 73
31 31 23 Sept 2013 02 Memasang NGT 74 - 76
32 32 23 Sept 2013 02 Menimbang Berat Badan dan 77 - 78
Mengukur Tinggi Badan
33 33 23 Sept 2013 02 Mengatur Posisi Pasien 79 - 84
34 34 23 Sept 2013 02 Memasang Kateter Wanita 85 - 87
35 35 23 Sept 2013 02 Memberikan Obat Secara Supositoria 88 - 90
36 36 23 Sept 2013 02 Pemberian Oksigen (O2) 91 - 93
37 37 23 Sept 2013 02 Mengenakan dan Melepas Sarung 94 - 96
Tangan Steril
38 38 23 Sept 2013 02 Berobat di Poliklinik Spesialis 97 - 99
RUMAH SAKIT MENERIMA PASIEN RUJUKAN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Pasien datang dengan surat pengantar yang ditujukan kepada seorang dokter
yang merawat.
4.1.1 Bila pasien tampak sakit sedang atau berat, perawat atau satpam
membawa ke ruangan UGD
4.1.1.1 Dokter UGD memeriksa kondisi pasien, sementara keluarga
diminta untuk mengurus registrasi rawat inapnya.
4.1.1.2 Setelah registrasi, perawat UGD akan mengantar pasien ke
ruangan
4.1.1.3 Setelah tiba di ruangan perawat memberitahu dokter yang akan
merawat.
4.1.2 Bila tampak sakit ringan
4.1.2.1 Pasien / keluarga mendaftar di ruang registrasi pasien
4.1.2.2 Setelah registrasi, perawat UGD akan mengantar pasien ke
ruangan.
4.1.2.3 Setelah tiba di ruangan, perawat memberitahu dokter yang akan
merawat, bila pasien datang dengan surat pengantar yang tidak
menyebutkan nama dokter yang dituju.
4.1.2.4 Pasien dibawa ke UGD bila kondisinya gawat darurat
4.1.2.5 Untuk yang tampak sakit ringan, bila poliklinik umum buka,
pasien dibawa ke poliklinik.
4.1.2.6 Setelah diperiksa, dokter UGD / poliklinik menawarkan kepada
pasien / keluarga untuk rawat inap
4.1.2.7 Setelah registrasi, perawat pendamping pasien akan mengantar
pasien ke ruangan rawat inap RSB. Graha Hermine
4.1.2.8 Setelah tiba di ruangan, perawat memberitahukan kepada dokter
yang merawat (dokter jaga yang berkepentingan)
4.1.3 Setelah pasien dirawat dan diperbolehkan pulang, dokter yang merawat
mengirimkan kembali pasien tersebut pada dokter / instansi yang
merujuk, dengan formulir yang telah disediakan Rumah Sakit.
4.1.4 Untuk pasien yang tidak memerlukan perawatan di Rumah Sakit.
Setelah diperiksa oleh dokter yang dirujuk, pasien harus dikirim
kembali ke dokter yang merujuk dengan formulir yang telah disediakan
Rumah Sakit.
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Poliklinik
5.3 Ruang perawatan
5.4 Registrasi
RUMAH SAKIT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
GRAHA HERMINE (INFORMED CONSENT)
1. PENGERTIAN
1.1 Informed Consent atau persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
1.2 Tindakan medis adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostik atau terapeutik
1.3 Tindakan invasif adalah tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
jaringan tubuh
2. TUJUAN
Mendapatkan persetujuan dari pasien atau anggota keluarga yang bertanggung jawab
atas pasien akan tindakan medis yang akan dilakukan atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
3. KEBIJAKAN
Sebagai acuan pengisian informed consent yang berlaku di Rumah Sakit Bersalin
Graha Hermine.
4. PETUGAS
5.1 Dokter UGD/ Dokter konsulen memberikan keterangan lisan kepada pasien
mengenai penyakit atau cederanya, tindakan pemeriksaan dan pengobatan yang
akan dilakukan, alternatif-alternatif, resiko dan keuntungan dari tindakan
tersebut, prognosa dan lain-lain yang dianggap perlu.
5.2 Bila pasien karena sakit atau sebab-sebab lain tidak dapat menangkap
penjelasan dokter (misalnya tidak sadar / anak kecil), keterangan diatas
disampaikan kepada keluarga terdekat yang bertanggung jawab atas pasien
(orang tuanya, istri / suaminya)
5.3 Setelah pasien atau keluarga terdekatnya menerima penjelasan yang diberikan,
dokter meminta persetujuan dari pasien / keluarga terdekatnya untuk tindakan
pemeriksaan / pengobatan yang akan dilakukan.
5.4 Untuk tindakan medis tertentu yang beresiko tinggi atau tindakan invasif perlu
dimintakan persetujuan tertulis dengan menggunakan formulir yang telah
disiapkan.
5.5 Pada situasi gawat darurat dimana pasien tidak dapat dimintakan persetujuan
dan tidak ada izin dari keluarga atau pengantar lain yang bisa dimintakan
persetujuan, UGD / dokter konsulen minta persetujuan Direktur Rumah Sakit
agar dapat diambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan
jiwa pasien atau kecacatan (life saving-limb saving)
5.6 Apabila pasien atau keluarga pasien menolak suatu tindakan medis, pasien atau
keluarga pasien diminta menandatangani surat pernyataan penolakan.
5.7 Dokter UGD / Dokter konsulen meminta persetujuan tertulis untuk :
5.7.1 Semua tindakan operasi dengan anestesi lokal / umum
5.7.2 Amputasi jari atau bagian tubuh lain.
5.7.3 Pemasangan chest tube - WSD
5.7.4 Cricothyroidectomy
5.7.5 Tracheotomy
5.7.6 Kuretase / Vacum
5.7.7 Vena seksi
5.7.8 Semua tindakan jahit dengan anestesi lokal
5.7.9 Pemasangan endotracheal tube
5.7.10 Tindakan vena seksi
6. UNIT TERKAIT
6.1 UGD
6.2 Ruang perawatan
6.3 Ruang operasi
6.4 Ruang bersalin
6.5 Poliklinik
1. PENGERTIAN
1.1 Konsultasi adalah permintaan pendapat, saran dan instruksi lebih lanjut yang
dilakukan oleh dokter UGD / dokter ahli kepada dokter ahli lain sehubungan
dengan keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang dirawatnya
membutuhkan penanganan yang lebih khusus oleh dokter ahli tertentu.
1.2 Konsultasi dapat dilakukan oleh dokter UGD kepada dokter ahli RSB. Graha
Hermine atau antara dokter-dokter ahli RSB. Graha Hermine
2. TUJUAN
Agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan segera dari dokter ahli yang
dibutuhkan.
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
5.1 Pasien yang datang ke UGD dilayani oleh dokter jaga UGD dan perawat jaga
UGD.
5.2 Setelah selesai pemeriksaan dokter memberikan pengobatan dan tindakan sesuai
dengan diagnosa
5.3 Apabila pasien membutuhkan konsultasi medis spesialis, maka dokter jaga
spesialis on call akan dihubungi melalui telepon
5.4 Pada kasus cito, dokter spesialis / konsulen datang dan memeriksa pasien di
UGD
5.5 Dokter konsulen menuliskan hasil pemeriksaan serta advisnya pada status
pasien dengan mencantumkan tanggal dan jam konsultasi dijawab.
5.6 Pada kasus biasa, dokter konsulen dapat melihat pasien dan atau memberikan
advis melalui telepon
5.7 Dokter UGD atau perawat UGD yang menerima jawaban konsul melalui
telepon harus menuliskan jawaban konsul tersebut pada lembar jawaban konsul
dengan jelas dan teliti, kemudian mencantumkan tanggal dan jam jawaban
diterima.
5.8 Dokter UGD atau perawat UGD melaksanakan instruksi sesuai yang telah
diadviskan oleh dokter konsulen.
5.9 Setelah dokter on call menerima konsultasi pasien ini, maka semua perihal
pasien ini adalah menjadi tanggung jawab dokter konsulen tersebut.
6. UNIT TERKAIT
6.1 UGD
6.2 Ruang perawatan
6.3 Ruang operasi (OK)
6.4 Ruang kebidanan (VK)
6.5 Poliklinik
RUMAH SAKIT DAFTAR JAGA DOKTER KONSULEN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Daftar dokter jaga konsulen adalah daftar jaga dokter spesialis yang bertugas pada
hari yang ditentukan di lingkungan RSB. Graha Hermine, baik UGD maupun
ruangan.
2. TUJUAN
Bertujuan untuk mengetahui dokter konsulen yang sedang tugas jaga agar pelayanan
dokter spesialis terpenuhi.
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
Dokter spesialis
5. PROSEDUR
5.1 Masing-masing ketua SMF membuat daftar jaga bulanan sesuai dengan
spesialis yang ada
5.2 Menyerahkan daftar jaga ke administrasi untuk diketik dan disahkan oleh
direktur
5.3 Formulir daftar jaga yang sudah disahkan didistribusikan ke unit yang terkait.
5.4 Nama dokter jaga harus ditulis di papan pengumuman di UGD
6. UNIT TERKAIT
6.1 Poliklinik
6.2 Ruang rawat inap
6.3 Laboratorium
6.4 OK
6.5 Radiologi
6.6 Apotek
RUMAH SAKIT MEMBERIKAN VAKSIN TT PADA IBU HAMIL
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
3.1 Pasien yang mengalami kelainan irama jantung harus dilakukan EKG
3.2 Tindakan dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
4. PERSIAPAN
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Memberikan obat-obatan memakai alat dengan cara dihisap dan langsung pada
jalan/saluran napas.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
3.1 Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas karena edema dan akumulasi
sekret
3.2 Dilakukan oleh perawat atau pasien sendiri (mandiri)
4. PERSIAPAN
4.1 Persiapan Pasien
4.1.1 Pasien diberitahu tentang cara dan tujuan terapi yang akan dikerjakan
4.2 Persiapan alat
4.2.1 Alat inhalasi
4.2.2 Oksigen lengkap dengan regulator
4.2.3 Obat-obatan inhalasi sesuai program
4.2.4 Spuit 3 cc 1 buah
4.2.5 Mug sputum berisi larutan desinfektan
4.2.6 Tubing inhalasi
5. PROSEDUR
5.1 Dekatkan alat inhalasi ke tempat tidur pasien
5.2 Perawat mencuci tangan
5.3 Memasukkan obat dengan menggunakan spuit ke tabung inhalasi
5.4 Pasang tubing pada regulator oksigen, sambungkan ke selang alat inhalasi
5.5 Ajarkan pasien menggunakan alat inhalasi meliputi : cara penggunaan masker
dan cara menghisap obat
5.6 Pasang masker di daerah hidung sampai menutupi dagu
5.7 Tunggu sampai obat habis
5.8 Matikan oksigen
5.9 Perawat mencuci tangan
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Membersihkan dan merawat luka gangren dengan cara merendam luka dalam larutan
PK selama 15 menit dan mengangkat jaringan nekrotik
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
3.1 Setiap pasien yang ada luka gangrennya harus dilakukan perawatan luka
gangren
3.2 Tindakan dilakukan oleh perawat yang sudah dilatih
4. PERSIAPAN
5. PROSEDUR
6. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Tata cara untuk mengatur pelayanan pasien rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan di poliklinik.
2. TUJUAN
2.1 Agar pelaksanaan konsultasi pasien rawat inap ke poliklinik berjalan lancar dan
tertib.
2.2 Pasien mendapatkan pemeriksaan yang lengkap.
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5.1 Keperawatan
5.2 Poliklinik
RUMAH SAKIT PASIEN RAWAT INAP DARI POLIKLINIK
GRAHA HERMINE UMUM/UGD
1. PENGERTIAN
Pasien rawat inap dari poliklinik umum / UGD adalah tata cara untuk mengatur
pelayanan pasien dari poliklinik / UGD yang akan dirawat inap.
2. TUJUAN
Agar proses rawat inap dari poliklinik / UGD dapat berjalan seefisien mungkin.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Dokter memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga bahwa pasien harus
dirawat inap (memerlukan ruang khusus/isolasi/HCU).
4.2 Apabila setuju, dokter jaga mengisi surat permintaan masuk rumah sakit dan
diberikan pada keluarga untuk seterusnya diberikan TPP(lihat 3 untuk
mendapatkan informasi mengenai uang muka, tarif jasa visit/konsul dokter dan
tarif ruangan) serta menandatangani surat pernyataan menaati tata tertib bagi
pasien rawat inap di RS.
4.3 Setelah tempat tersedia, keluarga membayar uang muka sesuai dengan
ketentuan RS.
4.4 Setelah pembayaran, pasien membawa surat bukti pembayaran ke
dokter/perawat poliklinik.
4.5 Dokter melaporkan keadaan pasien via telepon ke dokter spesialis yang akan
merawat.
4.6 Dokter mengisi status pasien selengkap-lengkapnya dengan menuliskan
instruksi apa saja yang diperlukan termasuk pemeriksaan laboratorium, rontgen,
dan lain-lain.
4.7 Perawat menjalankan instruksi dokter, mencatat tindakan apa saja yang telah
dilakukan dan melakukan serah terima dengan perawat ruangan.
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Untuk memberikan uap kepada pasien sehingga saluran pernafasan terasa longgar
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
RUMAH SAKIT NEBULIZER OKSIGENASI
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
RUMAH SAKIT NEBULIZER
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
.
RUMAH SAKIT TINDAKAN PEMASANGAN INFUS
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Tata cara pemasangan jalur pemberian cairan infus melalui pembuluh vena perifer.
2. TUJUAN
Didapatkan jalur pemberian cairan infus yang aman, aseptik dan benar.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Instruksi pemasangan infus dari dokter tercatat lengkap dengan jelas pada
rekam medik atau secara lisan pada keadaan darurat, bila ada yang kurang
dimengerti segera tanyakan pada dokter yang memberi instruksi.
4.2 Persiapan
4.2.1 Meja/nampan yang tersedia di atasnya: IV catheter yang akan
digunakan, IV catheter cadangan atau wing needle, transfusion
set/infusion set terbungkus steril, kapas alkohol 70%, betadin, kasa
steril, plester/hypafix, spalk, larutan infus yang akan diberikan.
4.2.2 Standar infus
4.2.3 Pencahayaan yang baik
4.2.4 Tutup ruangan pasien agar pelaksanaan lebih konsentrasi
4.2.5 Beritahukan kepada pasien tentang pemasangan infus dan tenangkan
pasien
4.2.6 Persiapkan cairan yang akan diberikan dengan menusukkan bagian
tajam infus set ke dalam botol larutan infus. Buka saluran hingga cairan
infuse memenuhi seluruh selang dan jangan menyisakan udara dalam
selang infus.
4.3 Lakukan pemasangan infus
4.3.1 Tentukan lokasi pemasangan sesuai dengan keperluan rencana
pengobatan, punggung tangan kanan/kiri, kaki kanan/kiri, 1 hari/2 hari.
Contoh pasien struma IV line kaki kiri/kanan, tumor mammae IV line
di tangan sisi berlawanan, pasien shock 2 line atau vena seksi, pasien
stroke pada sisi yang tidak lumpuh.
4.3.2 Ligasi bagian proximal dari lokasi vena yang akan ditusuk
menggunakan ligator khusus.
4.3.3 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.3.4 Kencangkan kulit dengan memegang tangan/kaki dengan tangan kiri,
siapkan IV catheter di tangan kanan.
4.3.5 Tusukkan jarum sedistal mungkin dari pembuluh vena dengan lobang
jarum menghadap ke atas, sudut tusukan 30-40 derajat, jarum sejajar
arah vena, lalu dorong.
4.3.6 Bila jarum masuk ke dalam pembuluh vena, darah akan tampak masuk
kedalam bagian reservoir jarum, hentikan dorongan.
4.3.7 Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan memutar bagian jarum
sedikit, lanjutkan mendorong kanul ke dalam vena secara perlahan
sambil diputar sampai seluruh kanul masuk.
4.3.8 Cabut bagian jarum seluruhnya, perhatikan apakah darah keluar dari
kanul, tahan bagian kanul dengan ibu jari kiri.
4.3.9 Hubungkan kanul dengan infusan/infus set, buka saluran infus
perhatikan apakah tetesan lancar, perhatikan juga apakah lokasi tusukan
membengkak yang menandakan ekstravasasi cairan sehingga penusukan
harus diulang lagi dari awal.
4.3.10 Bila tetesan lancar dan tak ada ekstravasasi, lakukan fiksasi dengan
plester/hypafix dan pada bayi/balita diperkuat dengan spalk.
4.3.11 Kompres dengan kasa betadin pada lokasi penusukan
4.3.12 Atur tetesan infus sesuai instruksi dokter
4.3.13 Laksanakan proses administrasi lengkap berita acara pemberian infus,
catat jumlah cairan masuk dan keluar, catat balans cairan selama 24 jam
setiap harinya, catat dalam rincian harian ruangan.
4.4 Bila sudah tidak diperlukan lagi pemasangan infus distop, IV catheter dapat
dilepas dengan cara:
4.4.1 Tutup saluran infus
4.4.2 Lepaskan plester dengan bantuan alkohol
4.4.3 Tindihkan kapas alkohol pada bekas tusukan, cabut kanul IV catheter.
4.4.4 Kapas difiksasi dengan plester
4.4.5 Seluruh alat infus set dibuang pada tempat sampah medis
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara aman, nyaman dan
benar.
3. KEBIJAKAN
Pelaksanaan penyuntikan bisa dilakukan oleh dokter konsulen, dokter ruangan atau
paramedik yang terlatih secara internal rumah sakit yang diberi kewenangan untuk
melakukan penyuntikan.
Semua obat yang potensial menimbulkan alergi harus dilakukan skin test terlebih
dahulu dan semua penyuntikan menggunakan disposible syringe yang baru.
4. PROSEDUR
4.1 Instruksi penyuntikan oleh dokter, yang tertulis lengkap dan jelas dalam rekam
medik, bila kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan kepada dokter yang
memberi instruksi.
4.2 Persiapan meja suntik dengan tersedia di atasnya
4.2.1 Kapas alkohol 70% dalam wadah tertutup
4.2.2 Obat-obatan anti histamin atau setingkatnya seperti andrenalin,
dexamethasone, diphenhydramine.
4.2.3 Persiapan resusitasi cairan seperti IV catheter, blood set, larutan infus
RL / Asering.
4.3 Persiapan pasien
4.3.1 Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan instruksi penyuntikan.
4.3.2 Beritahukan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa akan dilakukan
penyuntikan dan tenangkan pasien.
4.3.3 Cek ulang riwayat alergi
4.4 Persiapan obat
4.4.1 Cek ulang kesesuaian jenis obat, dosis obat dan cara pemberian dengan
instruksi penyuntikan.
4.4.2 Cek ulang tanggal kadaluarsa obat
4.4.3 Cek ulang jumlah obat
4.5 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.6 Lakukan penyuntikan
4.7 Cara penyuntikan intravena langsung
4.7.1 Tentukan vena mana yang akan disuntik
4.7.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.7.3 Ligasi bagian vena yang akan disuntik / ditusuk
4.7.4 Tegangkan kulit pasien dengan tangan kiri
4.7.5 Pastikan tidak ada udara dalam syringe terlihat
4.7.6 Tusukkan jarum dengan arah jarum sejajar vena, lubang jarum
mengarah ke atas dan garis ukur syringe
4.7.7 Aspirasi sedikit untuk melihat apakah jarum benar masuk vena, bila
berhasil masuk, darah dari vena akan masuk ke dalam syringe
4.7.8 Masukkan obat secara perlahan dan perhatikan area penyuntikan.
4.7.9 Tindihkan kapas alkohol pada tempat penyuntikan lalu cabut jarum,
pertahankan kapas dengan plester.
4.7.10 Syringe dibuang pada tempat sampah medis
4.8 Cara penyuntikan Interavena melalui selang infus
4.8.1 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.8.2 Pastikan tidak ada gelembung udara pada syringe
4.8.3 Tusukkan jarum pada bagian karet selang infus
4.8.4 Isap sedikit untuk memastikan jarum benar masuk ke dalam selang
infus
4.8.5 Tutup aliran cairan infus
4.8.6 Suntikkan obat secara perlahan
4.8.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi tusukan jarum dan cabut jarum
4.8.8 Buka aliran cairan infus
4.8.9 Buanglah syringe pada tempat sampah medis
4.9 Cara pemberian drip intravena
4.9.1 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.9.2 Pada sediaan larutan infus tertutup karet obat bisa langsung disuntikkan
dengan menusukkan jarum pada karet untuk selanjutnya larutan infus di
kocok sekali sampai dua kali untuk memastikan obat larut secara
merata.
4.9.3 Pada sediaan larutan infus tanpa tutup karet, maka selang infus harus
dipisahkan dulu dari botol cairan infus. jarum ditusukkan pada mulut
botol infus sama dengan lokasi penusukan selang infus.
4.9.4 Tetesan cairan infus sesuai dengan instruksi dokter
4.10Cara penyuntikan secara intramuskuler
4.10.1 Tentukan penyuntikan pada 1/3 lateral garis SIAS-Coccygeus pada
bokong, paha atau pangkal lengan / deltoid
4.10.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.10.3 Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangkat otot pada lokasi
suntikan dengan cubitan ringan. Untuk pasien gemuk dengan lapisan
lemak subkutis yang tebal, hal ini tidak perlu dilakukan.
4.10.4 Tusukkan jarum pada lokasi suntikan kira-kira 3/4 panjang jarum, arah
tegak lurus
4.10.5 Aspirasi sedikit, bila masuk darah maka jarum ditarik sedikit, aspirasi
ulang untuk memastikan tidak ada darah terisap, menandakan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah.
4.10.6 Suntikkan obat secara perlahan-lahan
4.10.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum, masase
lokasi suntikan dengan kapas tadi
4.10.8 Buanglah syringe pada tempat sampah medis
4.11 Cara penyuntikan subkutan
4.11.1 Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 atas lengan atas, 1/3 atas paha atas
dan sekitar pusat.
4.11.2 Lakukan tindakan aseptik dan anseptik
4.11.3 Angkat sedikit kulit dengan cubitan ringan oleh tangan kiri
4.11.4 Tusukkan jarum pada lokasi jarum mengarah ke atas dan sudut suntikan
45 derajat
4.11.5 Aspirasi sedikit, pastikan tidak ada darah terisap
4.11.6 Suntikkan obat perlahan- lahan
4.11.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum dan masase
lokasi suntikan dengan kapas alkohol.
4.11.8 Syringe dibuang pada tempat sampah medis
4.12 Cara penyuntikan secara intrakutan
4.12.1 Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 tengah volar lengan kanan deltoid
4.12.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik, gunakan jarum no 27
4.12.3 Tegangkan kulit dengan tangan kiri, tusukkan jarum perlahan dengan
lubang jarum mengarah ke atas dan sudut jarum 15-20 derajat
4.12.4 Suntikkan obat secara perlahan sampai tampak kulit pada lokasi
suntikan menggelembung putih
4.12.5 Cabut jarum dengan tidak melakukan hapusan dengan kapas alkohol
4.13 Pasca penyuntikan
4.13.1 Perhatikan adakah keluhan/ gejala gatal-gatal , bercak merah, bulat-
bulat kulit, pusing, jantung berdebar, berkeringat banyak.
4.13.2 Periksa nadi, apakah ujung tangan dan kaki dingin / hangat
4.13.3 Ukur tekanan darah
4.13.4 Laporkan pada dokter bila dicurigai ada komplikasi penyuntikan
4.13.5 Catat tindakan dalam lembar observasi, catat alat, obat-abatan pelaksana
dalam perincian harian
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN LAMPU SOROT
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Ruang perawatan
5.3 Ruang bayi
5.4 Ruang bersalin
5.5 Ruang bedah
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN STERILISATOR
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Setiap alat medis yang akan digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Semua ruang tindakan
RUMAH SAKIT MENYUSUN DAFTAR PERALATAN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Menyusun daftar peralatan adalah menuliskan semua daftar alat-alat medis dan non
medis serta perabotan yang ada di ruangan
2. TUJUAN
Bertujuan untuk menginventariskan alat medis dan non medis serta perabotan agar
tercatat dengan baik untuk memudahkan pemeliharaan dan menghindari kehilangan
3. KEBIJAKAN
Sebagai acuan dalam penyusunan daftar alat-alat medis dan non medis serta
perabotan di ruangan
4. PROSEDUR
4.1 Kepala ruangan mencatat nama dan jumlah alat medis ke dalam buku inventaris
alat medis yang dilaporkan kepada bagian penanggung jawab.
4.2 Nama dan jumlah alat non medis dicatat oleh kepala ruangan dibuku inventaris
yang dilaporkan kepada direktur.
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Logistik keperawatan
5.3 Poliklinik
5.4 Ruang bedah
5.5 Radiologi
5.6 Laboratorium
5.7 Apotek
5.8 Gudang
RUMAH SAKIT PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Penolakan tindakan medis adalah suatu penyataan yang menyatakan bahwa pasien
menolak tindakan medis yang akan dilakukan walaupun telah diberikan penjelasan
oleh dokter yang berwewenang.
2. TUJUAN
2.1 Sebagai bukti yang sah bagi rumah sakit, pasien dan dokter
2.2 Menjaga/mencegah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di kemudian
hari
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Tata cara untuk mengatur pelayanan terhadap pasien yang menolak dirawat inap
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam kegiatan pelayanan di ruang poliklinik RSB.Graha Hermine.
2. PERSYARATAN
3. TANGGUNG JAWAB
4. URAIAN TUGAS
1. PENGERTIAN
Surat keterangan sakit adalah surat yang menerangkan bahwa pasien harus istirahat
selama jangka waktu tertentu demi proses penyembuhan.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Pemindahan / ambil alih pasien ke rumah sakit lain berhubungan dengan indikasi
penyakit pasien.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Rumah sakit mengatur tata cara dalam merujuk pasien ke rumah sakit lain.
4. PROSEDUR
4.1 Anamnesa
4.2 Pemeriksaan tanda-tanda vital
4.3 Melakukan tindakan perawatan
4.4 Dokter memeriksa dan menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien bahwa
pasien harus ditangani di rumah sakit lain
4.5 Dokter membuat surat rujukan ke rumah sakit lain yang dituju
4.6 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Adalah tindakan lanjutan dari poliklinik umum yang dilakukan kepada pasien yang
karena keadaan tertentu memerlukan penanganan lebih lanjut.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
Poliklinik
RUMAH SAKIT PENGGUNAAN TIMBANGAN BAYI
GRAHA HERMINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 UGD
5.2 Poliklinik anak dan umum
5.3 Ruang bayi
5.4 Ruang VK
RUMAH SAKIT MENGHITUNG FREKUENSI NADI
GRAHA HERMINE DAN RESPIRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Didapatkan data frekuensi nadi dan respirasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Tentukan nadi yang akan diperiksa, umumnya arteri radialis kanan / kiri
4.2 Tangan kanan meraba nadi, sambil memperhatikan detik jarum, hitunglah nadi
yang teraba dalam 15 detik. Ulangi pemeriksaan untuk memastikan
4.3 Jumlah nadi yang teraba dalam 15 detik dikali 4 adalah frekuensi nadi
4.4 Perhatikan gerak nafas dada, hitunglah gerak nafas dada dalam 60 detik
4.5 Jumlah gerakan nafas dada dalam 60 detik adalah frekuensi respirasi
4.6 Catat frekuensi nadi dan respirasi
5. UNIT TERKAIT
1. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak termasuk
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan tubuh,
dengan menggunakan bahan desinfektan atau dengan cara mencuci, mengoleskan,
merendam dan menjemur.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Dilakukan pada permukaan jaringan tubuh pasien atau perawatan peralatan untuk
mencegah terjadinya infeksi.
4. PROSEDUR
4.1 Desinfeksi :
4.1.1 Desinfeksi dengan cara mencuci, misalnya :
4.1.1.1 Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian
disiram atau dibasahi alkohol 70%
4.1.1.2 Mencuci luka khususnya luka kotor dengan H2O2, betadin dan
lain-lain
4.1.1.3 Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan
larutan betadin 3% dan dilanjutkan dengan alkohol 70%
4.1.1.4 Mencuci vulva dengan larutan sublimat 1/100 atau PK 1/1000
4.1.2 Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya :
4.1.2.1 Betadin pada luka
4.1.2.2 Alkohol 70%
4.1.3 Desinfeksi dengan cara merendam, misalnya :
4.1.3.1 Merendam tangan dalam larutan lysol 5%
4.1.3.2 Merendam alat perawatan/kedokteran setelah dipakai dalam
larutan lysol 3%-5% sekurangnya 2 jam
4.1.3.3 Merendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien berpenyakit
menular, dalam larutan lysol 3%-5% sekurang-kurangnya 24
jam
4.1.4 Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari, misalnya :
4.1.4.1 Menjemur kasur, bantal, tempat tidur dan lain-lain sekurang-
kurangnya 2 jam untuk setiap permintaan
4.1.4.2 Menjemur peralatan perawatan, misalnya urinal, pispot dan
lain-lain
4.2 Sterilisasi :
4.2.1 Pengertian
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta
sporanya, pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia
4.2.2 Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
4.2.2.1 Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya : pinset, gunting,
spekulum dan lain-lain
4.2.2.2 Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit(spuit),
tabung kimia dan lain-lain
4.2.2.3 Peralatan yang terbuat dari abonit, misalnya : bengkok,waskom
dan lain-lain
4.2.2.4 Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok, waskom
dan lain-lain
4.2.2.5 Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya : mangkok,
cangkir, piring dan lain-lain
4.2.2.6 Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya : kain kasa,
tampon, duk bolong, baju, sprei dan lain-lain
4.2.3 Jenis sterilisasi
4.2.3.1 Sterilisasi dengan cara merebus
Menyeterilkan peralatan dengan cara merebusnya di dalam air
sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15-20 menit,
misalnya peralatan dari logam, karet dan kaca
4.2.3.2 Sterilisasi dengan cara Stoom
Menyeterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoclave
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu, misalnya alat tenun,
peralatan yang terbuat dari logam, kaca dan lain-lain
4.2.3.3 Sterilisasi dengan cara panas kering
Menyeterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi,
misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca
4.2.3.4 Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila terkena panas, misalnya sarung
tangan dan kateter
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
6. UNIT TERKAIT
6.1 Logistik
6.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMASANG NGT
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. PROSEDUR
4. UNIT TERKAIT
4.1 Logistik
4.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MENIMBANG BERAT BADAN DAN
GRAHA HERMINE MENGUKUR TINGGI BADAN
1. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk mengetahui tinggi badan dan berat badan pasien
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Setiap pasien harus dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan bila tidak ada kontraindikasi
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
Logistik
RUMAH SAKIT MENGATUR POSISI PASIEN
GRAHA HERMINE
1. PENGERTIAN
Cara berbaring pasien dengan berbagai posisi tertentu di tempat tidur, meja
pemeriksaan atau meja operasi untuk maksud tertentu
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
5. UNIT TERKAIT
5.1 Logistik
5.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMBERIKAN OBAT SECARA
GRAHA HERMINE SUPOSITORIA
1. PENGERTIAN
Pemberian obat supositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dan vagina dalam bentuk supositoria
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
1. PENGERTIAN
Pemberian terapi oksigen adalah sistem tata cara pemberian bantuan gas O2 pada
penderita yang mengalami gangguan pernafasan ke dalam paru-paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
Perhatian :
1. PENGERTIAN
Mengenakan dan melepas sarung tangan steril merupakan komponen kunci dalam
meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
Hasil :
1. PENGERTIAN
Berobat di poliklinik spesialis adalah cara mengatur pelayanan pasien yang berobat
di poliklinik spesialis
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PROSEDUR
4.1 Pasien datang menuju ke tempat pendaftaran pasien (administrasi rawat jalan)
4.1.1 Jika pasien baru dibuatkan dokumen medik, kartu kontrol pasien dan
diberi nomor RM, catat identitas pasien dan catat di buku
registrasi/pendaftaran pasien rawat jalan
4.1.2 Jika pasien lama, pasien menyerahkan kartu kontrol pasien, dokumen
medik dapat dicari berdasarkan nomor RM kemudian diletakkan di rak
poliklinik spesialis yang dituju
4.1.3 Perawat poliklinik mengambil status di rak poliklinik spesialis
4.1.4 Perawat poliklinik memanggil pasien untuk diukur berat badan dan
tekanan darahnya kemudian mencatat hasil ke status lalu meletakkan
status pasien di meja dokter
4.1.5 Dokter spesialis poliklinik melakukan anamnesa lengkap, melakukan
pemeriksaan fisik dan menentukan diagnosa
4.1.6 Dokter spesialis poliklinik memberikan penjelasan pada pasien,
memberi terapi dan melakukan anjuran/penyuluhan pada pasien.
Beberapa kemungkinan anjuran dokter:
4.1.6.1 Melakukan pemeriksaan laboratorium, pasien dipersilahkan ke
kasir untuk membayar biaya laboratorium dan perincian biaya
dokter kemudian menuju ke laboratorium. Setelah hasil
pemeriksaan selesai, pasien kembali ke poliklinik untuk
menerima tindakan selanjutnya sesuai instruksi dokter
4.1.6.2 Melakukan pemeriksaan radiologi, pasien dipersilahkan ke kasir
untuk membayar tindakan radiologi dan jasa dokter. Setelah
hasil radiologi selesai, pasien kembali ke poliklinik untuk
menerima tindakan selanjutnya sesuai instruksi dokter
4.1.6.3 Dirujuk, dokter memberikan informed consent, kemudian
diberikan surat pengantar rujukan ke rumah sakit yang dituju
4.1.6.4 Dikonsulkan ke spesialis lain, dokter memberikan informed
consent, kemudian pasien diberi surat pengantar rujukan.
4.1.7 Dokter spesialis poliklinik memberikan resep kepada pasien, lalu pasien
dipersilahkan ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran
5. UNIT TERKAIT