Anda di halaman 1dari 88

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)
RUMAH SAKIT BERSALIN
GRAHA HERMINE

POLIKLINIK

Komp Ruko Asih Raya No. 9-15


Batu Aji Batam-Indonesia
Telp. (0778) 363318, 363127 fax : (0778) 363164
Email : graha_hermine@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
No : 020 /SK /-DIR/RSBGH/IX/2013

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE BATAM

TENTANG

BUKU PANDUAN PROSEDUR TETAP

KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan daya guna dan hasil


guna dan mutu serta cakupan diperlukan adanya Buku
Panduan Prosedur Tetap Keperawatan di Rumah Sakit
Bersalin Graha Hermine Batam
2. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas diperlukan
keputusan diberlakukannya Buku Panduan Prosedur Tetap
Keperawatan di Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine
Batam.

MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-


pokok Kesehatan.
2. Keputusan Kepala Dinas Propinsi Kepulauan Riau Nomor
: 003/Dinkes/PGB/VII/2009. Tentang Surat Pemberian Ijin
Penyelenggaraan Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine
Batam.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI no.
436/MENKES/V/1993, Tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Pelayanan Medis.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN :

PERTAMA : Pemberlakuan Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan di


Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine

KEDUA : Ketentuan-ketentuan sebagaimana yang dimaksud terlampir


dalam Surat Keputusan ini

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,

(dr. Dewi Kurniawaty)


DIREKTUR

SURAT KEPUTUSAN
No : 020 /SK /-DIR/RSBGH/IX/2013
DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE BATAM
TENTANG
TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN PROSEDUR TETAP KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan daya guna dan hasil


guna dan mutu serta cakupan diperlukan adanya Buku
Panduan Prosedur Tetap Keperawatan di Rumah Sakit
Bersalin Graha Hermine Batam
2. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas diperlukan
keputusan diberlakukannya Tim Penyusun Buku Panduan
Prosedur Tetap Keperawatan di Rumah Sakit Bersalin
Graha Hermine Batam.
MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-
pokok Kesehatan.
2. Keputusan Kepala Dinas Propinsi Kepulauan Riau Nomor
: 003/Dinkes/PGB/VII/2009. Tentang Surat Pemberian Ijin
Penyelenggaraan Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine
Batam.
3. Surat Keputusan Ketua Dewan Komisaris PT. Batam Sehat
Madani Batam Nomor : 02/SK/DIR-BSM/IX/2013 tentang
Pengangkatan Direktur pada Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine Batam Tanggal 04 September 2013.

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :

PERTAMA : Membentuk Tim Penyusun Buku Panduan Prosedur Tetap


Keperawatan di Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine
KEDUA : - Tim bertugas membantu Direktur Rumah Sakit Bersalin
Graha Hermine Batam
- Melakukan revisi Buku Standar Asuhan Keperawatan

KETIGA : Tim bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit


Bersalin Graha Hermine melalui Wakil Direktur Pelayanan
Medis

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
(dr. Dewi Kurniawaty)
Direktur

Lampiran
Surat Keputusan Direktur
Nomor : 021/SK/-DIR/RSBH/IX/2013
Tanggal : 04 September 2013
Tentang : Tim penyusun Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan
Di Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam.
Tim Penyusun Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine Batam sebagai berikut:

Ketua : Norma Marpaung. AMk

Sekretaris : Fitri Rahayu, SE

Anggota : 1. Sorta Tambun S. Kep


2. Siti Aisyah, Am Keb
3. Ida Asih Sibarani, AMk
4. Alfredo Estrada

Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 04 September 2013
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,

(dr. Dewi Kurniawaty )


Direktur

KATA SAMBUTAN DIREKTUR


RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatNya, maka Buku Panduan Prosedur Tetap Keperawatan Rumah Sakit Bersalin
Graha Hermine Batam dapat disusun dan diterbitkan.

Sebagaimana kita ketahui, perkembangan dunia kesehatan yang telah memasuki


era globalisasi dan era pedagangan bebas memasuki semua sektor kehidupan, tidak
terkecuali sektor kesehatan. Oleh Karena itu sektor kesehatan harus dapat bersaing untuk
mendapatkan pangsa pasar yang semakin luas dan banyaknya persaingan, sehingga setiap
penyelenggara kesehatan harus mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
paripurna.

Buku Panduan Pelayanan Medis RSB Graha Hermine adalah suatu patokan yang
dapat menjadikan pedoman dalam penanganan dan pelayanan kesehatan di RSB Graha
Hermine dan berlaku untuk setiap kegiatan medis di dalamnya. Evaluasi hasil dari
pelayanan kesehatan tersebut dapat menjadi tolak ukur atas keberhasilan RSB Graha
Hermine untuk membentuk suatu sistem pelayanan paripurna untuk seluruh pasien yang
melakukan pengobatan di RSB Graha Hermine.

Semoga buku ini dapat menjadikan RSB Graha Hermine lebih maju dan dapat
menghadapi persaingan bisnis di bidang jasa pelayanan kesehatan yang meliputi wilayah
Batu Aji, Sagulung dan sekitarnya. Apabila ada perkembangan lebih lanjut untuk
pelayanan kesehatan, maka buku panduan ini akan menyesuaikan dengan perkembangan
yang terkini yaitu dengan melakukan perubahan dan revisi ulang.

Batam, 04 September 2013

dr. Dewi Kurniawaty

KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami telah dapat menyusun Standar
Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksana Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap
(Protap) Pelaksanaan kegiatan sehari-hari Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam,
yang disusun bedasarkan kegiatan yang dilakukan diruang perawatan.

Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan


Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan kegiatan sehari-hari disusun untuk lebih
meningkatkan pengetahuan perawat tentang penyakit dan keperawatan khususnya dalam
penatalaksanaan dari berbagai penyakit serta pemberian tindakan invasif kepada pasien /
klien, dengan harapan Pelayanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine Batam lebih bermutu.

Saran maupun kritik yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
demi kesempurnaan Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan dan Prosedur Tetap (protap) ini, mudah-mudahan panduan ini dapat
dimanfaatkan atau digunakan oleh semua tenaga perawat maupun bidang yang ada di
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam dimasa kini maupun dimasa yang akan
datang, agar kebutuhan masyakarat akan pelayanan keperawatan dapat terpenuhi dan
dilayani secara profesional.

Batam, 04 September 2013

(Penyusun)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu asuhan keperawatan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra pelayanan Rumah Sakit dimata
masyarakat. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan
keperawatan diperlukan alat ukur yaitu Standar Pelayanan Keperawatan, Panduan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan kegiatan
sehari-hari yang baku dan disahkan melalui kesepakatan oleh tenaga perawatan.
Standar pedoman pelaksanaan ini berfungsi sebagai tolak ukur dalam melaksanakan
praktek keperawatan.

Tenaga keperawatan merupakan tenaga mayoritas di Rumah Sakit yang


harus siap untuk membantu klien/pasien setiap saat. Perawat bekerja selama 24 jam
setiap harinya berkesinambungan untuk pengembangan mutu dan keterampilan
tenaga perawat di lingkungan Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine Batam maka
disusun standar pelayanan keperawatan, panduan pelaksanaan asuhan keperawatan
dan prosedur tetap (protap) pelaksanaan kegiatan sehari-hari yang digunakan sebagai
acuan kerja bagi tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine Batam.

B. Masalah
Sehubungan dengan belum adanya standar pelayanan keperawatan, panduan
asuhan keperawatan dan prosedur tetap (protap) pelaksanaan kegiatan sehari-hari,
setiap perawat masih terdapat perbedaan pendapat dalam melaksanakannya. Untuk
mengatasi hal tersebut di atas maka kami dari pokja akreditasi menyusun prosedur
tetap (protap) pelaksanaan sehari-hari diruang perawatan yang dapat digunakan oleh
seluruh perawat maupun bidan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien.

VISI DAN MISI


RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE

VISI
1. Memberikan kualitas pelayanan yang tertinggi sesuai kemampuan, kebutuhan dan
permintaan masyarakat, dengan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utamanya.
2. Berperan aktif dalam pelayanan promotif dan preventif khususnya pada ibu dan
anak yang mempunyai resiko tinggi.
3. Bersama Pemerintah Daerah berperan aktif dalam menciptakan kondisi pasar
pelayanan kesehatan agar berjalan efektif dan efisien, dengan kepentingan
masyarakat menjadi prioritas utamanya.
4. Menjalankan fungsi sosial dengan menjadikan Rumah Sakit sebagai bagian dari
masyarakat yang peduli dengan lingkungan.

MISI
1. Ikut serta dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Batam
dengan memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan
secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang baik, bermutu, dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyakarat di kecamatan Batu Aji, Sagulung, Sei
Beduk, Bulang, dan Galang khususnya dan Kota Batam pada umumnya.
2. Membantu program pemerintah dalam mengatur laju pertumbuhan penduduk
melalui kerjasama dengan BKKBN.
3. Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan terdekat bagi masyarakat di sekitar
dengan fasilitias kesehatan dan kualitas pelayanan yang baik dan memenuhi
standar.
4. Menjadi bagian dari kemitraan pelayanan kesehatan dengan badan-badan atau
instansi-instansi baik pemerintah, BUMN, maupun pihak swasta.
5. Menjadi pusat kajian laboratorium untuk analisa masalah-masalah kesehatan.
6. Menjadi pusat pelatihan dan kursus-kursus dalam bidang keperawatan kesehatan
melalui mekanisme kerjasama dengan lembaga-lembaga kejuruan dan perguruan
tinggi.
7. Mengupayakan agar dapat menjadi pusat rujukan pasien infertilitas dan
penanganan pasien-pasien dengan laparoskopi operatif.

MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN


BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA HERMINE
MISI :

1. Memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu serta profesional dan


terjangkau kepada lapisan masyarakat yang membutuhkan pelayanan
keperawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif dan berkesinambungan
dengan pendekatan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia (pasien) sebagai makhluk bio-psikososial-spiritual yang unik.
3. Melaksanakan pendidikan keperawatan berkelanjutan baik secara formal maupun
informal untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang profesional
dengan mengutamakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
4. Meningkatkan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain dalam menunjang
pelaksanaan keperawatan yang berkualitas, bermutu dan terjangkau.

FALSAFAH KEPERAWATAN

1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang


unik. Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada manusia yang
mebutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama / kepercayaan dan
status, setiap unit pelayanan kesehatan.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien/ keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses
keperawatan dengan lima tahapan memenuhi kebutuhan kesehatan pasien /
keluarga.
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melaksanakan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan Standar Asuhan
Keperawatan.
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus
untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan keperawatan.

TUJUAN UMUM
Menghayati dan memelihara nilai-nilai yang dianut oleh Rumah Sakit Bersalin Graha
Hermine, dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu, profesional serta
terjangkau sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab bagian keperawatan.

TUJUAN KHUSUS

1. Dilaksanakannya asuhan keperawatan yang bermutu, professional dan terjangkau


sesuai dengan Standar Keperawatan yang telah ditetapkan pada setiap unit kerja
perawat.

2. Terlaksananya pelayanan / asuhan keperawatan dengan pendekatan proses


keperawatan secara komprehensif yang meliputi pengkajian, dengan keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi sehingga tercapai pelayanan keperawatan yang
bermutu.

3. Terlaksananya kerjasama / kolaborasi dengan profesi kesehatan lain disetiap unit


pelayanan perawatan Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.

4. Terlaksananya pendidikan berkelanjutan bagi tenaga keperawatan, baik formal


maupun informal sesuai dengan rencana pengembangan tenaga keperawatan di
Rumah Sakit Bersalin Graha Hermine untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan berkualitas, bermutu dan
profesional.

DAFTAR ISI

No Tanggal
No Revisi Rincian Halaman Ket
Dokumen Terbit
1 1 23 Sept 2013 02 Menerima Pasien Rujukan 1-3
2 2 23 Sept 2013 02 Persetujuan Tindakan Medis 4-6
(Informed Consent)
3 3 23 Sept 2013 02 Konsultasi Medis 7-9
4 4 23 Sept 2013 02 Daftar Jaga Dokter Konsulen 10 - 11
5 5 23 Sept 2013 02 Memberikan Vaksin TT pada Ibu 12 - 13
Hamil
6 6 23 Sept 2013 02 Pemakaian Alat EKG 14 - 16
7 7 23 Sept 2013 02 Pemberian Terapi Inhalasi 17 - 18
8 8 23 Sept 2013 02 Perawatan Luka Gangren 19 - 21
9 9 23 Sept 2013 02 Konsultasi Pasien Rawat Inap yang 22 - 23
Perlu Pemeriksaan Poliklinik
Tertentu
10 10 23 Sept 2013 02 Pasien Rawat Inap dari Poliklinik 24 - 25
Umum/UGD
11 11 23 Sept 2013 02 Pemakaian Alat Nebulizer 26 - 27
12 12 23 Sept 2013 02 Nebulizer Oksigenasi 28 - 29
13 13 23 Sept 2013 02 Nebulizer 30 - 31
14 14 23 Sept 2013 02 Tindakan Pemasangan Infus 32 - 35
15 15 23 Sept 2013 02 Tindakan Penyuntikan 36 - 41
16 16 23 Sept 2013 02 Pemakaian Lampu Sorot 42
17 17 23 Sept 2013 02 Pemakaian Suction 43 - 44
18 18 23 Sept 2013 02 Pemakaian Sterilisator 45 - 46
19 19 23 Sept 2013 02 Menyusun Daftar Peralatan 47 - 48
20 20 23 Sept 2013 02 Penolakan Tindakan Medis 49 - 50
21 21 23 Sept 2013 02 Pasien Menolak Rawat Inap 51 - 52
22 22 23 Sept 2013 02 Kepala Perawatan Poliklinik 53 - 54
23 23 23 Sept 2013 02 Pemberian Surat Keterangan Dokter 55 - 56
Untuk Pasien Rawat jalan
24 24 23 Sept 2013 02 Sistem Rujukan 57 - 58
25 25 23 Sept 2013 02 Mengirim Pasien Rawat Jalan Untuk 59 - 60
Pemeriksaan Radiologi
26 26 23 Sept 2013 02 Mengirim Pasien Rawat Jalan Untuk 61 - 62
Pemeriksaan Laboratorium
27 27 23 Sept 2013 02 Merujuk Pasien Poliklinik Umum ke 63 - 64
Poliklinik Spesialis
28 28 23 Sept 2013 02 Penggunaan Timbangan Bayi 65 - 66
29 29 23 Sept 2013 02 Menghitung Frekuensi Nadi dan 67 - 68
Respirasi
30 30 23 Sept 2013 02 Desinfeksi dan Sterilisasi 69 - 73
31 31 23 Sept 2013 02 Memasang NGT 74 - 76
32 32 23 Sept 2013 02 Menimbang Berat Badan dan 77 - 78
Mengukur Tinggi Badan
33 33 23 Sept 2013 02 Mengatur Posisi Pasien 79 - 84
34 34 23 Sept 2013 02 Memasang Kateter Wanita 85 - 87
35 35 23 Sept 2013 02 Memberikan Obat Secara Supositoria 88 - 90
36 36 23 Sept 2013 02 Pemberian Oksigen (O2) 91 - 93
37 37 23 Sept 2013 02 Mengenakan dan Melepas Sarung 94 - 96
Tangan Steril
38 38 23 Sept 2013 02 Berobat di Poliklinik Spesialis 97 - 99
RUMAH SAKIT MENERIMA PASIEN RUJUKAN
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Menerima pasien rujukan adalah mekanisme penerimaan penderita yang datang ke


RSB. Graha Hermine atas rujukan dari instansi kesehatan / petugas kesehatan, polisi
dan hukum.

2. TUJUAN

2.1 Mengatur mekanisme penerimaan penderita untuk mendapatkan pertolongan


sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan rumah sakit dan dokter.
2.2 Instalasi / petugas yang merujuk dapat mengetahui hasil pelayanan pengobatan
atau perawatan penderita sesuai dengan peraturan dan etika yang berlaku.

3. KEBIJAKAN

Sebagai acuan dalam penerimaan pasien rujukan

4. PROSEDUR

4.1 Pasien datang dengan surat pengantar yang ditujukan kepada seorang dokter
yang merawat.
4.1.1 Bila pasien tampak sakit sedang atau berat, perawat atau satpam
membawa ke ruangan UGD
4.1.1.1 Dokter UGD memeriksa kondisi pasien, sementara keluarga
diminta untuk mengurus registrasi rawat inapnya.
4.1.1.2 Setelah registrasi, perawat UGD akan mengantar pasien ke
ruangan
4.1.1.3 Setelah tiba di ruangan perawat memberitahu dokter yang akan
merawat.
4.1.2 Bila tampak sakit ringan
4.1.2.1 Pasien / keluarga mendaftar di ruang registrasi pasien
4.1.2.2 Setelah registrasi, perawat UGD akan mengantar pasien ke
ruangan.
4.1.2.3 Setelah tiba di ruangan, perawat memberitahu dokter yang akan
merawat, bila pasien datang dengan surat pengantar yang tidak
menyebutkan nama dokter yang dituju.
4.1.2.4 Pasien dibawa ke UGD bila kondisinya gawat darurat
4.1.2.5 Untuk yang tampak sakit ringan, bila poliklinik umum buka,
pasien dibawa ke poliklinik.
4.1.2.6 Setelah diperiksa, dokter UGD / poliklinik menawarkan kepada
pasien / keluarga untuk rawat inap
4.1.2.7 Setelah registrasi, perawat pendamping pasien akan mengantar
pasien ke ruangan rawat inap RSB. Graha Hermine
4.1.2.8 Setelah tiba di ruangan, perawat memberitahukan kepada dokter
yang merawat (dokter jaga yang berkepentingan)
4.1.3 Setelah pasien dirawat dan diperbolehkan pulang, dokter yang merawat
mengirimkan kembali pasien tersebut pada dokter / instansi yang
merujuk, dengan formulir yang telah disediakan Rumah Sakit.
4.1.4 Untuk pasien yang tidak memerlukan perawatan di Rumah Sakit.
Setelah diperiksa oleh dokter yang dirujuk, pasien harus dikirim
kembali ke dokter yang merujuk dengan formulir yang telah disediakan
Rumah Sakit.

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Poliklinik
5.3 Ruang perawatan
5.4 Registrasi
RUMAH SAKIT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
GRAHA HERMINE (INFORMED CONSENT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

1.1 Informed Consent atau persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
1.2 Tindakan medis adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostik atau terapeutik
1.3 Tindakan invasif adalah tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
jaringan tubuh

2. TUJUAN

Mendapatkan persetujuan dari pasien atau anggota keluarga yang bertanggung jawab
atas pasien akan tindakan medis yang akan dilakukan atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

3. KEBIJAKAN

Sebagai acuan pengisian informed consent yang berlaku di Rumah Sakit Bersalin
Graha Hermine.

4. PETUGAS

4.1 Dokter jaga UGD


4.2 Dokter konsulen
4.3 Perawat UGD
5. PROSEDUR

5.1 Dokter UGD/ Dokter konsulen memberikan keterangan lisan kepada pasien
mengenai penyakit atau cederanya, tindakan pemeriksaan dan pengobatan yang
akan dilakukan, alternatif-alternatif, resiko dan keuntungan dari tindakan
tersebut, prognosa dan lain-lain yang dianggap perlu.
5.2 Bila pasien karena sakit atau sebab-sebab lain tidak dapat menangkap
penjelasan dokter (misalnya tidak sadar / anak kecil), keterangan diatas
disampaikan kepada keluarga terdekat yang bertanggung jawab atas pasien
(orang tuanya, istri / suaminya)
5.3 Setelah pasien atau keluarga terdekatnya menerima penjelasan yang diberikan,
dokter meminta persetujuan dari pasien / keluarga terdekatnya untuk tindakan
pemeriksaan / pengobatan yang akan dilakukan.
5.4 Untuk tindakan medis tertentu yang beresiko tinggi atau tindakan invasif perlu
dimintakan persetujuan tertulis dengan menggunakan formulir yang telah
disiapkan.
5.5 Pada situasi gawat darurat dimana pasien tidak dapat dimintakan persetujuan
dan tidak ada izin dari keluarga atau pengantar lain yang bisa dimintakan
persetujuan, UGD / dokter konsulen minta persetujuan Direktur Rumah Sakit
agar dapat diambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan
jiwa pasien atau kecacatan (life saving-limb saving)
5.6 Apabila pasien atau keluarga pasien menolak suatu tindakan medis, pasien atau
keluarga pasien diminta menandatangani surat pernyataan penolakan.
5.7 Dokter UGD / Dokter konsulen meminta persetujuan tertulis untuk :
5.7.1 Semua tindakan operasi dengan anestesi lokal / umum
5.7.2 Amputasi jari atau bagian tubuh lain.
5.7.3 Pemasangan chest tube - WSD
5.7.4 Cricothyroidectomy
5.7.5 Tracheotomy
5.7.6 Kuretase / Vacum
5.7.7 Vena seksi
5.7.8 Semua tindakan jahit dengan anestesi lokal
5.7.9 Pemasangan endotracheal tube
5.7.10 Tindakan vena seksi

6. UNIT TERKAIT

6.1 UGD
6.2 Ruang perawatan
6.3 Ruang operasi
6.4 Ruang bersalin
6.5 Poliklinik

RUMAH SAKIT KONSULTASI MEDIS


GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

1.1 Konsultasi adalah permintaan pendapat, saran dan instruksi lebih lanjut yang
dilakukan oleh dokter UGD / dokter ahli kepada dokter ahli lain sehubungan
dengan keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang dirawatnya
membutuhkan penanganan yang lebih khusus oleh dokter ahli tertentu.
1.2 Konsultasi dapat dilakukan oleh dokter UGD kepada dokter ahli RSB. Graha
Hermine atau antara dokter-dokter ahli RSB. Graha Hermine

2. TUJUAN

Agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan segera dari dokter ahli yang
dibutuhkan.

3. KEBIJAKAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan konsultasi medis kepada


dokter ahli RSB. Graha Hermine

4. PETUGAS

4.1 Dokter jaga UGD


4.2 Perawat jaga UGD
4.3 Dokter ahli
4.4 Bidan kamar bersalin

5. PROSEDUR
5.1 Pasien yang datang ke UGD dilayani oleh dokter jaga UGD dan perawat jaga
UGD.
5.2 Setelah selesai pemeriksaan dokter memberikan pengobatan dan tindakan sesuai
dengan diagnosa
5.3 Apabila pasien membutuhkan konsultasi medis spesialis, maka dokter jaga
spesialis on call akan dihubungi melalui telepon
5.4 Pada kasus cito, dokter spesialis / konsulen datang dan memeriksa pasien di
UGD
5.5 Dokter konsulen menuliskan hasil pemeriksaan serta advisnya pada status
pasien dengan mencantumkan tanggal dan jam konsultasi dijawab.
5.6 Pada kasus biasa, dokter konsulen dapat melihat pasien dan atau memberikan
advis melalui telepon
5.7 Dokter UGD atau perawat UGD yang menerima jawaban konsul melalui
telepon harus menuliskan jawaban konsul tersebut pada lembar jawaban konsul
dengan jelas dan teliti, kemudian mencantumkan tanggal dan jam jawaban
diterima.
5.8 Dokter UGD atau perawat UGD melaksanakan instruksi sesuai yang telah
diadviskan oleh dokter konsulen.
5.9 Setelah dokter on call menerima konsultasi pasien ini, maka semua perihal
pasien ini adalah menjadi tanggung jawab dokter konsulen tersebut.

6. UNIT TERKAIT

6.1 UGD
6.2 Ruang perawatan
6.3 Ruang operasi (OK)
6.4 Ruang kebidanan (VK)
6.5 Poliklinik
RUMAH SAKIT DAFTAR JAGA DOKTER KONSULEN
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Daftar dokter jaga konsulen adalah daftar jaga dokter spesialis yang bertugas pada
hari yang ditentukan di lingkungan RSB. Graha Hermine, baik UGD maupun
ruangan.

2. TUJUAN

Bertujuan untuk mengetahui dokter konsulen yang sedang tugas jaga agar pelayanan
dokter spesialis terpenuhi.

3. KEBIJAKAN

Sebagai acuan untuk daftar jaga konsulen agar terkoordinir

4. PETUGAS

Dokter spesialis

5. PROSEDUR

5.1 Masing-masing ketua SMF membuat daftar jaga bulanan sesuai dengan
spesialis yang ada
5.2 Menyerahkan daftar jaga ke administrasi untuk diketik dan disahkan oleh
direktur
5.3 Formulir daftar jaga yang sudah disahkan didistribusikan ke unit yang terkait.
5.4 Nama dokter jaga harus ditulis di papan pengumuman di UGD
6. UNIT TERKAIT

6.1 Poliklinik
6.2 Ruang rawat inap
6.3 Laboratorium
6.4 OK
6.5 Radiologi
6.6 Apotek
RUMAH SAKIT MEMBERIKAN VAKSIN TT PADA IBU HAMIL
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Memberikan kekebalan berupa vaksin tetanus toksoid kepada ibu hamil.

2. TUJUAN

Agar ibu hamil kebal terhadap kuman tetanus.

3. KEBIJAKAN

Sebagai acuan pemberian TT pada ibu hamil di RSB. Graha Hermine

4. PETUGAS

4.1 Dokter Sp.OG


4.2 Bidan jaga
4.3 Perawat jaga

5. PROSEDUR

5.1 Persiapan alat


5.1.1 Vaksin TT dalam termos
5.1.2 Spuit disposible 3 cc
5.1.3 Kom dan kapas alkohol
5.1.4 Bengkok
5.1.5 Status ibu
5.2 Langkah – langkah
5.2.1 Menjelaskan tujuan tindakan
5.2.2 Menyiapkan ibu
5.2.3 Memasang sampiran
5.2.4 Membebaskan lokasi suntikan dari baju ibu
5.2.5 Mengambil vaksin dan memasukkan ke dalam spuit sebanyak 0,5 cc
5.2.6 Mendesinfeksi lokasi suntikan
5.2.7 Menyuntik secara IM
5.2.8 Memberitahukan bahwa tindakan telah selesai
5.2.9 Membereskan alat
5.2.10 Mencuci tangan
5.2.11 Mencatat dalam status

6. UNIT TERKAIT

6.1 Poli kebidanan


6.2 Poli umum
6.3 Apotek
6.4 Administrasi
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN ALAT EKG
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu alat untuk mengetahui adanya kelainan jantung

2. TUJUAN

Untuk mengetahui adanya kelainan jantung

3. KEBIJAKAN

3.1 Pasien yang mengalami kelainan irama jantung harus dilakukan EKG
3.2 Tindakan dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih

4. PERSIAPAN

4.1 Persiapan pasien


4.1.1 Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
4.1.2 Pasien ditempatkan sesuai dengan kebutuhan
4.2 Persiapan alat
4.2.1 Alat EKG
4.2.2 Pulpen untuk menulis
4.2.3 Tissue
4.2.4 Jelly
4.2.5 Kertas EKG

5. PROSEDUR

5.1 Pasang kabel pada stop kontak


5.2 Persiapkan pasien, jelaskan perlunya dilakukan EKG
5.3 Buka baju bagian atas
5.4 Beri jelly pada manset, pasang pada:
5.4.1 Kaki kiri kabel hijau
5.4.2 Kaki kanan kabel hitam
5.4.3 Tangan kiri kabel kuning
5.4.4 Tangan kanan kabel merah
5.5 Beri jelly pada :
5.5.1 V1 pada sela iga ke 4 bagian kanan
5.5.2 V2 pada sela iga ke 4 bagian kiri
5.5.3 V3 pada pertengahan antara V2 dan V4
5.5.4 V4 pada sela iga ke 5 pada garis mid klavikula (garis tengah mammae)
5.5.5 V5 sejajar pada V4 (antara V4 dan V6 atau garis axilla anterior)
5.5.6 V6 sejajar pada V5 pada garis mid axilla (garis tengah ketiak)
5.5.7 EKG diatas untuk batas normal (EKG 12 lead) bila terdapat kelainan
EKG V7 s/d V9, V4R (kebalikan dari atas)
5.5.8 V7 sejajar dengan V6
5.5.9 V8 sejajar dengan V7
5.5.10 V9 sejajar dengan V8
5.5.11 V3R – V4R (kebalikannya dari pemasangan elektroda di atas) V3 – V4
hanya diletakkan di sebelah kanan.
5.6 Putar knop untuk kalibrasi, selanjutnya putar sesuai lead hingga knop kembali,
untuk aritmia, buat lead 11 panjang ( pasien disuruh tarik napas dan tahan
napas). Setelah semua lead dibuat tutup dengan kalibrasi
5.7 Pasien dirapikan kembali.
5.8 Alat-alat dibersihkan dan dirapikan
5.9 Perawat mencuci tangan

6. UNIT TERKAIT

6.1 Logistik keperawatan


6.2 UGD
RUMAH SAKIT PEMBERIAN TERAPI INHALASI
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Memberikan obat-obatan memakai alat dengan cara dihisap dan langsung pada
jalan/saluran napas.

2. TUJUAN

2.1 Memberikan obat-obatan langsung melalui jalan napas


2.2 Melonggarkan / dilatasi saluran nafas
2.3 Mengencerkan sputum

3. KEBIJAKAN

3.1 Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas karena edema dan akumulasi
sekret
3.2 Dilakukan oleh perawat atau pasien sendiri (mandiri)

4. PERSIAPAN
4.1 Persiapan Pasien
4.1.1 Pasien diberitahu tentang cara dan tujuan terapi yang akan dikerjakan
4.2 Persiapan alat
4.2.1 Alat inhalasi
4.2.2 Oksigen lengkap dengan regulator
4.2.3 Obat-obatan inhalasi sesuai program
4.2.4 Spuit 3 cc 1 buah
4.2.5 Mug sputum berisi larutan desinfektan
4.2.6 Tubing inhalasi

5. PROSEDUR
5.1 Dekatkan alat inhalasi ke tempat tidur pasien
5.2 Perawat mencuci tangan
5.3 Memasukkan obat dengan menggunakan spuit ke tabung inhalasi
5.4 Pasang tubing pada regulator oksigen, sambungkan ke selang alat inhalasi
5.5 Ajarkan pasien menggunakan alat inhalasi meliputi : cara penggunaan masker
dan cara menghisap obat
5.6 Pasang masker di daerah hidung sampai menutupi dagu
5.7 Tunggu sampai obat habis
5.8 Matikan oksigen
5.9 Perawat mencuci tangan

6. UNIT TERKAIT

6.1 Logistik keperawatan


6.2 UGD
RUMAH SAKIT PERAWATAN LUKA GANGREN
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Membersihkan dan merawat luka gangren dengan cara merendam luka dalam larutan
PK selama 15 menit dan mengangkat jaringan nekrotik

2. TUJUAN

2.1 Mempercepat penyembuhan luka dan tumbuhnya jaringan baru


2.2 Mencegah meluasnya infeksi
2.3 Memberikan rasa nyaman pada pasien

3. KEBIJAKAN

3.1 Setiap pasien yang ada luka gangrennya harus dilakukan perawatan luka
gangren
3.2 Tindakan dilakukan oleh perawat yang sudah dilatih

4. PERSIAPAN

4.1 Persiapan pasien


4.1.1 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
4.1.2 Posisi pasien di atur sesuai kebutuhan
4.1.3 Ukur TTV
4.2 Persiapan alat
4.2.1 Alat steril
4.2.1.1 Satu set alat ganti balut yang berisi pinset anatomis, pinset
chirurgis dan gunting lurus
4.2.1.2 Kapas sublimate
4.2.1.3 Deppers
4.2.1.4 Kassa steril
4.2.1.5 Air matang hangat dengan suhu 37 0C
4.2.1.6 NaC1 0,9% atau Boorwater
4.2.2 Alat tidak steril
4.2.2.1 Gunting pembalut
4.2.2.2 Plester
4.2.2.3 Desinfektan misalnya PK Kristal bethadine 10%
4.2.2.4 Kassa gulung secukupnya
4.2.2.5 Bengkok
4.2.2.6 H2O2
4.2.2.7 Baskom atau ember plastik
4.2.2.8 Thermometer
4.2.2.9 Tensimeter

5. PROSEDUR

5.1 Perawat mencuci tangan


5.2 Balutan lama dibuka dan dibuang ke tempatnya
5.3 Luka direndam dalam ember / baskom berisi air matang hangat dengan larutan
PK Kristal 1:10000 sampai jaringan nekrotik lunak
5.4 Buang jaringan nekrotik dengan menggunakan pinset sirgusis dan gunting. Bila
terjadi perdarahan segera dep dengan depper
5.5 Lakukan dengan hati-hari dan bertahap
5.6 Luka di cuci dengan H2O2, kemudian siram dengan NaC1 0,9% atau boowater
5.7 Bila selama tindakan pasien mengeluh lemas dan kesakitan hebat, segera ukur
TTV
5.8 Setelah luka bersih pasien diistirahatkan kembali
5.9 Luka di kompres dengan NaC1 0,9% atau boowater yang dilarutkan dengan
betadine perbandingan 1:100
5.10 Luka dibalut atau diplester dengan rapi
5.11 Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
5.12 Peralatan dibersihkan dan dirapikan
5.13 Perawat mencuci tangan

6. UNIT TERKAIT

6.1 Logistik keperawatan


6.2 UGD
6.3 Poliklinik
6.4 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT KONSULTASI PASIEN RAWAT INAP YANG PERLU
GRAHA HERMINE PEMERIKSAAN POLIKLINIK TERTENTU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Tata cara untuk mengatur pelayanan pasien rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan di poliklinik.

2. TUJUAN

2.1 Agar pelaksanaan konsultasi pasien rawat inap ke poliklinik berjalan lancar dan
tertib.
2.2 Pasien mendapatkan pemeriksaan yang lengkap.

3. KEBIJAKAN

Semua pasien wajib mendapatkan pemeriksaan yang lengkap.

4. PETUGAS

4.1 Dokter memberi penjelasan kepada pasien atau keluarganya, bahwa


pasien perlu dikonsulkan, serta diminta persetujuannya.
4.2 Bila pasien atau keluarganya setuju, perawat ruangan menghubungi
poliklinik yang bersangkutan untuk membuat perjanjian.
4.3 Perawat poliklinik menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
4.4 Setelah siap, perawat poliklinik menghubungi perawat ruangan.
4.5 Perawat ruangan membawa pasien ke poliklinik yang dituju serta
membawa status pasien dan segala sesuatu yang diperlukan.
4.6 Dokter memeriksa, melakukan tindakan(bila perlu) dan menulis hasil
pemeriksaan pada status.
4.7 Dokter poliklinik mendatangi visit konsul.
4.8 Setelah selesai,perawat ruangan membawa pasien kembali ke rungan perwatan
.
5. UNIT TERKAIT

5.1 Keperawatan
5.2 Poliklinik
RUMAH SAKIT PASIEN RAWAT INAP DARI POLIKLINIK
GRAHA HERMINE UMUM/UGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Pasien rawat inap dari poliklinik umum / UGD adalah tata cara untuk mengatur
pelayanan pasien dari poliklinik / UGD yang akan dirawat inap.

2. TUJUAN

Agar proses rawat inap dari poliklinik / UGD dapat berjalan seefisien mungkin.

3. KEBIJAKAN

Pasien masuk rawat inap harus atas instruksi dokter.

4. PROSEDUR

4.1 Dokter memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga bahwa pasien harus
dirawat inap (memerlukan ruang khusus/isolasi/HCU).
4.2 Apabila setuju, dokter jaga mengisi surat permintaan masuk rumah sakit dan
diberikan pada keluarga untuk seterusnya diberikan TPP(lihat 3 untuk
mendapatkan informasi mengenai uang muka, tarif jasa visit/konsul dokter dan
tarif ruangan) serta menandatangani surat pernyataan menaati tata tertib bagi
pasien rawat inap di RS.
4.3 Setelah tempat tersedia, keluarga membayar uang muka sesuai dengan
ketentuan RS.
4.4 Setelah pembayaran, pasien membawa surat bukti pembayaran ke
dokter/perawat poliklinik.
4.5 Dokter melaporkan keadaan pasien via telepon ke dokter spesialis yang akan
merawat.
4.6 Dokter mengisi status pasien selengkap-lengkapnya dengan menuliskan
instruksi apa saja yang diperlukan termasuk pemeriksaan laboratorium, rontgen,
dan lain-lain.
4.7 Perawat menjalankan instruksi dokter, mencatat tindakan apa saja yang telah
dilakukan dan melakukan serah terima dengan perawat ruangan.

5. UNIT TERKAIT

5.1 Poliklinik / UGD


5.2 Rawat inap
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN ALAT NEBULIZER
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu alat yang dipakai untuk pengasapan pada pasien

2. TUJUAN

Untuk memberikan uap kepada pasien sehingga saluran pernafasan terasa longgar

3. KEBIJAKAN

3.1 Diberikan pada pasien asma / sesak


3.2 Diberikan pada pasien indikasi nebulizer

4. PROSEDUR

4.1 Sambungkan kabel alat nebulizer ke stop kontak


4.2 Hubungkan selang tempat obat ke alat nebulizer
4.3 Masukkan obat ke dalam tempat obat yang ada di alat nebulizer dan tutup rapat
4.4 Hubungkan masker (tergantung ukuran yang disesuaikan dengan umur pasien)
ke tempat obat.
4.5 Pasangkan masker kepada pasien
4.6 Hidupkan alat nebulizer sampai obat habis
4.7 Matikan alat jika pemakaian sudah selesai
4.8 Lepaskan masker dari pasien
4.9 Bereskan alat dan bersihkan tempat obat
4.10 Simpan alat nebulizer ke tempatnya
5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Keperawatan
RUMAH SAKIT NEBULIZER OKSIGENASI
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas.

2. TUJUAN

Sebagai acuan tindakan nebulizer.

3. KEBIJAKAN

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter spesialis anak

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat:


4.1.1 Normal salin
4.1.2 Air biasa
4.1.3 Obat untuk bronchodilator : ventolin, dexamethasone
4.1.4 Tabung oksigen lengkap dengan : sungkup nebulizer, selang O2
4.1.5 Manometer
4.2 Persiapan pasien:
4.2.1 Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
4.2.2 Pasien diatur sesuai kebutuhan.
4.3 Pelaksanaan:
4.3.1 Perawat cuci tangan
4.3.2 Mengisi air pada humidifaier sampai batas level
4.3.3 Mengisi pada tempat manometer sungkup nebulizer dengan normal
salin dan bronchodilator : seperti ventolin atau salbutamol atau kadang
diberikan dexamenthasone pada pasien status asmatikus.
4.3.4 Memasang masker pada pasien
4.3.5 Flowmeter dibuka (indentifikasi adanya asap)
4.3.6 Observasi pasien (sesuai kebutuhan)
4.3.7 Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
4.3.8 Alat-alat dibereskan dan dikembalikan,
4.3.9 Perawat cuci tangan

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
RUMAH SAKIT NEBULIZER
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas.

2. TUJUAN

Sebagai acuan tindakan nebulizer.

3. KEBIJAKAN

3.1 Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter


3.2 Peralatan nebulizer standar

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat


4.1.1 Tabung O2
4.1.2 Obat untuk brochodilator antara lain:ventolin,dexamenthasone
4.1.3 Masker oksigen
4.1.4 Nebulizer
4.2 Persiapan pasien
4.2.1 Pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
4.2.2 Pasien diatur sesuai kebutuhan
4.3 Pelaksanaan
4.3.1 Perawat mencuci tangan
4.3.2 Mengisi ventolin pada nebulizer
4.3.3 Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator
misalnya:ventolin (salbutamol) atau kadang diberi dexamenthasone
pada pasien status asmatikus.
4.3.4 Memasang masker pada pasien
4.3.5 Nebulizer dinyalakan
4.3.6 Observasi pasien
4.3.7 Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
4.3.8 Alat-alat diberaskan dan dikembalikan
4.3.9 Perawat cuci tangan

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
.
RUMAH SAKIT TINDAKAN PEMASANGAN INFUS
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Tata cara pemasangan jalur pemberian cairan infus melalui pembuluh vena perifer.

2. TUJUAN

Didapatkan jalur pemberian cairan infus yang aman, aseptik dan benar.

3. KEBIJAKAN

Pelaksanaan pemasangan bisa dokter konsulen, dokter ruangan, paramedik terlatih


secara internal rumah sakit yang diberi kewenangan melakukan tindakan yang
dibantu satu atau lebih tenaga medik/paramedik/pembantu paramedik.

4. PROSEDUR

4.1 Instruksi pemasangan infus dari dokter tercatat lengkap dengan jelas pada
rekam medik atau secara lisan pada keadaan darurat, bila ada yang kurang
dimengerti segera tanyakan pada dokter yang memberi instruksi.
4.2 Persiapan
4.2.1 Meja/nampan yang tersedia di atasnya: IV catheter yang akan
digunakan, IV catheter cadangan atau wing needle, transfusion
set/infusion set terbungkus steril, kapas alkohol 70%, betadin, kasa
steril, plester/hypafix, spalk, larutan infus yang akan diberikan.
4.2.2 Standar infus
4.2.3 Pencahayaan yang baik
4.2.4 Tutup ruangan pasien agar pelaksanaan lebih konsentrasi
4.2.5 Beritahukan kepada pasien tentang pemasangan infus dan tenangkan
pasien
4.2.6 Persiapkan cairan yang akan diberikan dengan menusukkan bagian
tajam infus set ke dalam botol larutan infus. Buka saluran hingga cairan
infuse memenuhi seluruh selang dan jangan menyisakan udara dalam
selang infus.
4.3 Lakukan pemasangan infus
4.3.1 Tentukan lokasi pemasangan sesuai dengan keperluan rencana
pengobatan, punggung tangan kanan/kiri, kaki kanan/kiri, 1 hari/2 hari.
Contoh pasien struma IV line kaki kiri/kanan, tumor mammae IV line
di tangan sisi berlawanan, pasien shock 2 line atau vena seksi, pasien
stroke pada sisi yang tidak lumpuh.
4.3.2 Ligasi bagian proximal dari lokasi vena yang akan ditusuk
menggunakan ligator khusus.
4.3.3 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.3.4 Kencangkan kulit dengan memegang tangan/kaki dengan tangan kiri,
siapkan IV catheter di tangan kanan.
4.3.5 Tusukkan jarum sedistal mungkin dari pembuluh vena dengan lobang
jarum menghadap ke atas, sudut tusukan 30-40 derajat, jarum sejajar
arah vena, lalu dorong.
4.3.6 Bila jarum masuk ke dalam pembuluh vena, darah akan tampak masuk
kedalam bagian reservoir jarum, hentikan dorongan.
4.3.7 Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan memutar bagian jarum
sedikit, lanjutkan mendorong kanul ke dalam vena secara perlahan
sambil diputar sampai seluruh kanul masuk.
4.3.8 Cabut bagian jarum seluruhnya, perhatikan apakah darah keluar dari
kanul, tahan bagian kanul dengan ibu jari kiri.
4.3.9 Hubungkan kanul dengan infusan/infus set, buka saluran infus
perhatikan apakah tetesan lancar, perhatikan juga apakah lokasi tusukan
membengkak yang menandakan ekstravasasi cairan sehingga penusukan
harus diulang lagi dari awal.
4.3.10 Bila tetesan lancar dan tak ada ekstravasasi, lakukan fiksasi dengan
plester/hypafix dan pada bayi/balita diperkuat dengan spalk.
4.3.11 Kompres dengan kasa betadin pada lokasi penusukan
4.3.12 Atur tetesan infus sesuai instruksi dokter
4.3.13 Laksanakan proses administrasi lengkap berita acara pemberian infus,
catat jumlah cairan masuk dan keluar, catat balans cairan selama 24 jam
setiap harinya, catat dalam rincian harian ruangan.
4.4 Bila sudah tidak diperlukan lagi pemasangan infus distop, IV catheter dapat
dilepas dengan cara:
4.4.1 Tutup saluran infus
4.4.2 Lepaskan plester dengan bantuan alkohol
4.4.3 Tindihkan kapas alkohol pada bekas tusukan, cabut kanul IV catheter.
4.4.4 Kapas difiksasi dengan plester
4.4.5 Seluruh alat infus set dibuang pada tempat sampah medis
5. UNIT TERKAIT

5.1 Bagian UGD


5.2 Bagian keperawatan
RUMAH SAKIT TINDAKAN PENYUNTIKAN
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Tata cara melakukan beberapa macam tindakan penyuntikan obat-obatan kepada


pasien.

2. TUJUAN

Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara aman, nyaman dan
benar.

3. KEBIJAKAN

Pelaksanaan penyuntikan bisa dilakukan oleh dokter konsulen, dokter ruangan atau
paramedik yang terlatih secara internal rumah sakit yang diberi kewenangan untuk
melakukan penyuntikan.
Semua obat yang potensial menimbulkan alergi harus dilakukan skin test terlebih
dahulu dan semua penyuntikan menggunakan disposible syringe yang baru.

4. PROSEDUR

4.1 Instruksi penyuntikan oleh dokter, yang tertulis lengkap dan jelas dalam rekam
medik, bila kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan kepada dokter yang
memberi instruksi.
4.2 Persiapan meja suntik dengan tersedia di atasnya
4.2.1 Kapas alkohol 70% dalam wadah tertutup
4.2.2 Obat-obatan anti histamin atau setingkatnya seperti andrenalin,
dexamethasone, diphenhydramine.
4.2.3 Persiapan resusitasi cairan seperti IV catheter, blood set, larutan infus
RL / Asering.
4.3 Persiapan pasien
4.3.1 Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan instruksi penyuntikan.
4.3.2 Beritahukan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa akan dilakukan
penyuntikan dan tenangkan pasien.
4.3.3 Cek ulang riwayat alergi
4.4 Persiapan obat
4.4.1 Cek ulang kesesuaian jenis obat, dosis obat dan cara pemberian dengan
instruksi penyuntikan.
4.4.2 Cek ulang tanggal kadaluarsa obat
4.4.3 Cek ulang jumlah obat
4.5 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.6 Lakukan penyuntikan
4.7 Cara penyuntikan intravena langsung
4.7.1 Tentukan vena mana yang akan disuntik
4.7.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.7.3 Ligasi bagian vena yang akan disuntik / ditusuk
4.7.4 Tegangkan kulit pasien dengan tangan kiri
4.7.5 Pastikan tidak ada udara dalam syringe terlihat
4.7.6 Tusukkan jarum dengan arah jarum sejajar vena, lubang jarum
mengarah ke atas dan garis ukur syringe
4.7.7 Aspirasi sedikit untuk melihat apakah jarum benar masuk vena, bila
berhasil masuk, darah dari vena akan masuk ke dalam syringe
4.7.8 Masukkan obat secara perlahan dan perhatikan area penyuntikan.
4.7.9 Tindihkan kapas alkohol pada tempat penyuntikan lalu cabut jarum,
pertahankan kapas dengan plester.
4.7.10 Syringe dibuang pada tempat sampah medis
4.8 Cara penyuntikan Interavena melalui selang infus
4.8.1 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.8.2 Pastikan tidak ada gelembung udara pada syringe
4.8.3 Tusukkan jarum pada bagian karet selang infus
4.8.4 Isap sedikit untuk memastikan jarum benar masuk ke dalam selang
infus
4.8.5 Tutup aliran cairan infus
4.8.6 Suntikkan obat secara perlahan
4.8.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi tusukan jarum dan cabut jarum
4.8.8 Buka aliran cairan infus
4.8.9 Buanglah syringe pada tempat sampah medis
4.9 Cara pemberian drip intravena
4.9.1 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.9.2 Pada sediaan larutan infus tertutup karet obat bisa langsung disuntikkan
dengan menusukkan jarum pada karet untuk selanjutnya larutan infus di
kocok sekali sampai dua kali untuk memastikan obat larut secara
merata.
4.9.3 Pada sediaan larutan infus tanpa tutup karet, maka selang infus harus
dipisahkan dulu dari botol cairan infus. jarum ditusukkan pada mulut
botol infus sama dengan lokasi penusukan selang infus.
4.9.4 Tetesan cairan infus sesuai dengan instruksi dokter
4.10Cara penyuntikan secara intramuskuler
4.10.1 Tentukan penyuntikan pada 1/3 lateral garis SIAS-Coccygeus pada
bokong, paha atau pangkal lengan / deltoid
4.10.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
4.10.3 Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangkat otot pada lokasi
suntikan dengan cubitan ringan. Untuk pasien gemuk dengan lapisan
lemak subkutis yang tebal, hal ini tidak perlu dilakukan.
4.10.4 Tusukkan jarum pada lokasi suntikan kira-kira 3/4 panjang jarum, arah
tegak lurus
4.10.5 Aspirasi sedikit, bila masuk darah maka jarum ditarik sedikit, aspirasi
ulang untuk memastikan tidak ada darah terisap, menandakan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah.
4.10.6 Suntikkan obat secara perlahan-lahan
4.10.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum, masase
lokasi suntikan dengan kapas tadi
4.10.8 Buanglah syringe pada tempat sampah medis
4.11 Cara penyuntikan subkutan
4.11.1 Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 atas lengan atas, 1/3 atas paha atas
dan sekitar pusat.
4.11.2 Lakukan tindakan aseptik dan anseptik
4.11.3 Angkat sedikit kulit dengan cubitan ringan oleh tangan kiri
4.11.4 Tusukkan jarum pada lokasi jarum mengarah ke atas dan sudut suntikan
45 derajat
4.11.5 Aspirasi sedikit, pastikan tidak ada darah terisap
4.11.6 Suntikkan obat perlahan- lahan
4.11.7 Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum dan masase
lokasi suntikan dengan kapas alkohol.
4.11.8 Syringe dibuang pada tempat sampah medis
4.12 Cara penyuntikan secara intrakutan
4.12.1 Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 tengah volar lengan kanan deltoid
4.12.2 Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik, gunakan jarum no 27
4.12.3 Tegangkan kulit dengan tangan kiri, tusukkan jarum perlahan dengan
lubang jarum mengarah ke atas dan sudut jarum 15-20 derajat
4.12.4 Suntikkan obat secara perlahan sampai tampak kulit pada lokasi
suntikan menggelembung putih
4.12.5 Cabut jarum dengan tidak melakukan hapusan dengan kapas alkohol
4.13 Pasca penyuntikan
4.13.1 Perhatikan adakah keluhan/ gejala gatal-gatal , bercak merah, bulat-
bulat kulit, pusing, jantung berdebar, berkeringat banyak.
4.13.2 Periksa nadi, apakah ujung tangan dan kaki dingin / hangat
4.13.3 Ukur tekanan darah
4.13.4 Laporkan pada dokter bila dicurigai ada komplikasi penyuntikan
4.13.5 Catat tindakan dalam lembar observasi, catat alat, obat-abatan pelaksana
dalam perincian harian

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Keperawatan
5.3 Poliklinik
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN LAMPU SOROT
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu alat yang digunakan untuk penerangan

2. TUJUAN

Untuk memudahkan dalam melakukan tindakan

3. KEBIJAKAN

Setiap akan melakukan tindakan medis yang ruangannya kurang terang

4. PROSEDUR

4.1 Pastikan kabel tersambung ke stop kontak


4.2 Arahkan lampu ke area yang memerlukan penerangan
4.3 Hidupkan lampu dengan menekan tombol On/Off
4.4 Jika sudah selesai, matikan lampu dengan menekan tombol Off
4.5 Cabut kabel listrik dari stop kontak
4.6 Kembalikan lampu ke posisi semula

5. UNIT TERKAIT

Semua ruangan tindakan


RUMAH SAKIT PEMAKAIAN SUCTION
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu alat yang digunakan untuk mengisap cairan dalam paru

2. TUJUAN

Pada pasien yang memerlukan pengisapan cairan/lendir

3. KEBIJAKAN

Pada pasien yang mempunyai indikasi pengisapan lendir

4. PROSEDUR

4.1 Sambungkan kabel suction ke stop kontak


4.2 Isi tabung suction dengan desinfektan (campuran air + desinfektan)
4.3 Hubungkan kanula suction ke selang besar
4.4 Hidupkan suction dengan menekan tombol On/Off
4.5 Suction pasien sesuai dengan indikasi
4.6 Matikan alat dengan cara menekan tombol On/Off
4.7 Lepaskan kabel dari stop kontak
4.8 Bersihkan kanula suction beserta tabung dan ganti air dengan air biasa

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Ruang perawatan
5.3 Ruang bayi
5.4 Ruang bersalin
5.5 Ruang bedah
RUMAH SAKIT PEMAKAIAN STERILISATOR
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu alat yang dipakai untuk mensterilkan alat-alat medis

2. TUJUAN

Untuk menghindari adanya kuman pada alat medis

3. KEBIJAKAN

Setiap alat medis yang akan digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu

4. PROSEDUR

4.1 Sambungkan kabel sterilisator ke stop kontak


4.2 Pastikan alat-alat yang akan disterilkan dalam keadaan bersih dan kering
4.3 Pisahkan alat runcing dan tajam, bungkus dengan duk steril
4.4 Masukkan alat-alat ke dalam sterilisator
4.5 Nyalakan sterilisator dengan indikator lampu menyala yaitu lampu merah untuk
sterilisasi alat dan lampu hijau untuk sterilisasi kasa
4.6 Tunggu beberapa saat sampai lampu sterilisatornya mati
4.7 Keluarkan alat dan simpan di tempat tertutup
4.8 Matikan alat dengan menekan tombol On/Off
4.9 Lepaskan kabel dari stop kontak

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Semua ruang tindakan
RUMAH SAKIT MENYUSUN DAFTAR PERALATAN
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Menyusun daftar peralatan adalah menuliskan semua daftar alat-alat medis dan non
medis serta perabotan yang ada di ruangan

2. TUJUAN

Bertujuan untuk menginventariskan alat medis dan non medis serta perabotan agar
tercatat dengan baik untuk memudahkan pemeliharaan dan menghindari kehilangan

3. KEBIJAKAN

Sebagai acuan dalam penyusunan daftar alat-alat medis dan non medis serta
perabotan di ruangan

4. PROSEDUR

4.1 Kepala ruangan mencatat nama dan jumlah alat medis ke dalam buku inventaris
alat medis yang dilaporkan kepada bagian penanggung jawab.
4.2 Nama dan jumlah alat non medis dicatat oleh kepala ruangan dibuku inventaris
yang dilaporkan kepada direktur.

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Logistik keperawatan
5.3 Poliklinik
5.4 Ruang bedah
5.5 Radiologi
5.6 Laboratorium
5.7 Apotek
5.8 Gudang
RUMAH SAKIT PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Penolakan tindakan medis adalah suatu penyataan yang menyatakan bahwa pasien
menolak tindakan medis yang akan dilakukan walaupun telah diberikan penjelasan
oleh dokter yang berwewenang.

2. TUJUAN

2.1 Sebagai bukti yang sah bagi rumah sakit, pasien dan dokter
2.2 Menjaga/mencegah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di kemudian
hari

3. KEBIJAKAN

Pasien berhak untuk menolak dilakukan tindakan medis

4. PROSEDUR

4.1 Dokter/perawat meyakinkan pasien dan keluarganya untuk mempertimbangkan


keputusannya dalam menolak tindakan medis yang akan dilakukan
4.2 Jika pasien tetap menolak, perawat menyerahkan formulir penolakan tindakan
medis kepada pasien/keluarga untuk dibaca
4.3 Perawat mempersilahkan pasien / keluarga untuk menandatangani dan
membubuhkan nama jelas juga tandatangan serta nama jelas saksi di bawah
tanda tangan pasien / keluarga. Saksi terdiri atas 3 orang :
- 1 orang perawat
- 1 orang dokter
- 1 orang dari pihak pasien
4.4 Jika pasien tidak dapat menandatangani, pasien dapat membubuhkan cap jempol
ibu jari
5. UNIT TERKAIT

5.1 Logistik keperawatan


5.2 UGD
RUMAH SAKIT PASIEN MENOLAK RAWAT INAP
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Tata cara untuk mengatur pelayanan terhadap pasien yang menolak dirawat inap

2. TUJUAN

2.1 Agar tertib administrasi


2.2 Untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari

3. KEBIJAKAN

Pasien berhak untuk menolak dirawat inap.

4. PROSEDUR

4.1 Dokter menjelaskan tentang keadaan, diagnosa pasien dan pentingnya


perawatan di rumah sakit kepada pasien atau keluarga
4.2 Jika pasien atau keluarganya menolak, mereka harus membuat surat pernyataan
penolakan rawat inap
4.3 Dokter memberi penjelasan pada pasien atau keluarganya apabila terjadi sesuatu
cepat kembali ke rumah sakit
4.4 Perawat mempersilahkan pasien/keluarga untuk menandatangani dan
membubuhkan nama jelas juga tandatangan serta nama jelas saksi-saksi yang
terdiri dari 3 orang :
- 1 orang perawat
- 1 orang dokter
- 1 orang dari pihak pasien
4.5 Dokter memberi terapi seperlunya dan menuliskan resep untuk pasien
5. UNIT TERKAIT

5.1 Logistik keperawatan


5.2 UGD
RUMAH SAKIT KEPALA PERAWATAN
GRAHA HERMINE POLIKLINIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam kegiatan pelayanan di ruang poliklinik RSB.Graha Hermine.

2. PERSYARATAN

Minimal lulusan D3 dengan pengalaman sebagai pelaksana keperawatan.

3. TANGGUNG JAWAB

Secara administratif bertanggung jawab kepada direktur melalui kepala pelayanan


medik

4. URAIAN TUGAS

4.1 Menyiapkan fasilitas di lingkungan poliklinik untuk kelancaran pelayanan serta


memberi kenyamanan kepada pasien dengan cara mengawasi kebersihan
poliklinik.
4.2 Mengkaji kebutuhan pasien dengan cara mengamati keadaan pasien ( tanda-
tanda vital, kesadaran, keluhan ).
4.3 Melakukan tindakan darurat sesuai dengan kebutuhan pasien.
4.4 Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program pengobatan yang
ditentukan oleh dokter.
4.5 Memberikan penyuluhan kesehatan secara perorangan / kelompok sesuai
dengan kebutuhan
4.6 Merujuk pasien kepada tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
4.7 Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
4.8 Melaksanakan fungsi pelaporan dan melaporkan masalah yang dihadapi sesuai
dengan garis tanggung jawab.
RUMAH SAKIT PEMBERIAN SURAT KETERANGAN
GRAHA HERMINE DOKTER UNTUK PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Surat keterangan sakit adalah surat yang menerangkan bahwa pasien harus istirahat
selama jangka waktu tertentu demi proses penyembuhan.

2. TUJUAN

2.1 Untuk standarisasi cara pemberian surat keterangan.


2.2 Tidak ada penyalahgunaan surat keterangan.
2.3 Tertib administrasi.

3. KEBIJAKAN

Surat keterangan harus diberikan oleh dokter.

4. PROSEDUR

4.1 Dokter menentukan waktu istirahat berdasarkan hasil pemeriksaan.


4.2 Pasien diberi informasi tentang perlunya istirahat.
4.3 Dokter mengisi form surat keterangan istirahat : nama lengkap, umur, nama
perusahaan, jumlah hari istirahat dalam angka dan huruf serta tanggal.
4.4 Surat diberikan kepada pasien/keluarga.

5. UNIT TERKAIT

Bagian rawat jalan.


RUMAH SAKIT SISTEM RUJUKAN
GRAHA HERMINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Pemindahan / ambil alih pasien ke rumah sakit lain berhubungan dengan indikasi
penyakit pasien.

2. TUJUAN

Untuk mendapatkan pelayanan dan tindakan selanjutnya.

3. KEBIJAKAN

Rumah sakit mengatur tata cara dalam merujuk pasien ke rumah sakit lain.

4. PROSEDUR

4.1 Anamnesa
4.2 Pemeriksaan tanda-tanda vital
4.3 Melakukan tindakan perawatan
4.4 Dokter memeriksa dan menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien bahwa
pasien harus ditangani di rumah sakit lain
4.5 Dokter membuat surat rujukan ke rumah sakit lain yang dituju
4.6 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju

5. UNIT TERKAIT

5.1 Bagian keperawatan


5.2 UGD
5.3 Poliklinik
5.4 Supir ambulance
5.5 Security
RUMAH SAKIT MENGIRIM PASIEN RAWAT JALAN UNTUK
GRAHA HERMINE PEMERIKSAAN RADIOLOGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Mengirim pasien untuk pemeriksaan radiologi adalah tindakan yang dilakukan


terhadap pasien yang karena keadaan tertentu memerlukan pemeriksaan radiologi.

2. TUJUAN

2.1 Untuk standarisasi cara mengirim pasien untuk pemeriksaan radiologi.


2.2 Untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien.

3. KEBIJAKAN

Semua pasien wajib diberikan pelayanan yang prima.

4. PROSEDUR

4.1 Dokter menentukan dan memberitahu pasien bahwa pasien memerlukan


pemeriksaan radiologi.
4.2 Dokter menuliskan surat permintaan pemeriksaan radiologi yang diisi lengkap
dan ditandatangani.
4.3 Dokter memberitahu perawat bahwa pasien yang bersangkutan membutuhkan
pemeriksaan radiologi.
4.4 Perawat memberitahu pasien agar melakukan pembayaran tarif jasa dokter dan
pemeriksaan radiologi di bagian kasir sebelum dilakukan pemeriksaan.
4.5 Petugas kasir menerima pembayaran jasa dokter dan surat pengantar
pemeriksaan radiologi dari pasien dan memberikan kuitansi sebagai bukti
pembayaran.
4.6 Radiografer menerima kuitansi pembayaran dari pasien dan melakukan tindakan
radiologi sesuai dengan surat pengantar.
5. UNIT TERKAIT

5.1 Bagian kasir


5.2 Bagian radiologi
5.3 Bagian rawat jalan
RUMAH SAKIT MENGIRIM PASIEN RAWAT JALAN UNTUK
GRAHA HERMINE PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Mengirim pasien untuk pemeriksaan laboratorium adalah tindakan yang dilakukan


terhadap pasien yang karena keadaan tertentu memerlukan pemeriksaan
laboratorium.

2. TUJUAN

2.1 Untuk standarisasi cara mengirim pasien untuk pemeriksaan laboratorium.


2.2 Untuk memberi rasa nyaman kepada pasien.

3. KEBIJAKAN

Semua pasien wajib diberikan pelayanan yang prima

4. PROSEDUR

4.1 Dokter menentukan dan memberitahu pasien bahwa pasien memerlukan


pemeriksaan laboratorium.
4.2 Dokter menuliskan surat permintaan pemeriksaan laboratorium yang sudah diisi
lengkap dan ditanda tangani.
4.3 Dokter memberitahu perawat rawat jalan bahwa pasien yang bersangkutan
membutuhkan pemeriksaan laboratorium.
4.4 Perawat memberitahu pasien agar melakukan pembayaran tarif jasa dokter dan
pemeriksaan laboratorium di bagian kasir sebelum dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
4.5 Petugas kasir menerima perincian biaya dokter dan surat pengantar
pemeriksaan laboratorium dari pasien dan memberikan kuitansi sebagai barang
bukti pembayaran.
4.6 Petugas laboratorium/analis melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai jenis
pemeriksaan yang diminta oleh dokter setelah menerima surat permintaan
pemeriksaan dan kuitansi pembayaran pemeriksaan laboratorium.
4.7 Pasien memberikan hasil laboratorium kepada dokter yang meminta untuk
diberikan tindakan selanjutnya.

5. UNIT TERKAIT

5.1 Bagian kasir


5.2 Bagian laboratorium
5.3 Bagian rawat jalan
RUMAH SAKIT MERUJUK PASIEN POLIKLINIK UMUM KE
GRAHA HERMINE POLIKLINIK SPESIALIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Adalah tindakan lanjutan dari poliklinik umum yang dilakukan kepada pasien yang
karena keadaan tertentu memerlukan penanganan lebih lanjut.

2. TUJUAN

2.1 Memberikan rasa nyaman kepada pasien


2.2 Pasien mendapatkan pelayanan yang tuntas

3. KEBIJAKAN

Semua pasien wajib diberikan pelayanan yang prima

4. PROSEDUR

4.1 Dokter memeriksa pasien kemudian menentukan diagnosa penyakit pasien.


4.2 Dokter menjelaskan pada pasien bahwa untuk pengobatan selanjutnya pasien
memerlukan rujukan ke dokter spesialis.
4.3 Dokter menulis surat rujukan ke dokter spesialis yang ditentukan dan
melampirkannya pada dokumen medis / status pasien
4.4 Dokter memberitahu perawat bahwa pasien perlu dirujuk kemudian
memberikan perincian biaya, surat rujukan dan dokumen medis / status pasien
kepada perawat/ bidan.
4.5 Bila pasien setuju , perawat / bidan mengantar pasien ke ruang poliklinik dokter
spesialis yang dituju.
4.6 Perawat / bidan menyerahkan surat rujukan serta dokumen medis pada dokter
spesialis yang dituju.
5. UNIT TERKAIT

Poliklinik
RUMAH SAKIT PENGGUNAAN TIMBANGAN BAYI
GRAHA HERMINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Adalah suatu alat untuk mengetahui berat tubuh bayi.

2. TUJUAN

Mengetahui perkembangan bayi dibandingkan dengan usia bayi, sesuai dengan


standar mutu pelayanan.

3. KEBIJAKAN

3.1. Standar pelayanan medis


3.2. Standar asuhan keperawatan

4. PROSEDUR

4.1 Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan


4.2 Letakkan timbangan di tempat yang rata
4.3 Cek angka hingga jarum penunjuk berada pada posisi angka 0
4.4 Letakkan bayi di atas timbangan tanpa pakaian
4.5 Lihat jarum menunjukkan angka berapa dan tidak berubah pada saat bayi tidak
bergerak

5. UNIT TERKAIT

5.1 UGD
5.2 Poliklinik anak dan umum
5.3 Ruang bayi
5.4 Ruang VK
RUMAH SAKIT MENGHITUNG FREKUENSI NADI
GRAHA HERMINE DAN RESPIRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu tata cara menghitung frekuensi nadi dan respirasi.

2. TUJUAN

Didapatkan data frekuensi nadi dan respirasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. KEBIJAKAN

Pelaksanaan pengukuran frekuensi nadi dan respirasi.

4. PROSEDUR

4.1 Tentukan nadi yang akan diperiksa, umumnya arteri radialis kanan / kiri
4.2 Tangan kanan meraba nadi, sambil memperhatikan detik jarum, hitunglah nadi
yang teraba dalam 15 detik. Ulangi pemeriksaan untuk memastikan
4.3 Jumlah nadi yang teraba dalam 15 detik dikali 4 adalah frekuensi nadi
4.4 Perhatikan gerak nafas dada, hitunglah gerak nafas dada dalam 60 detik
4.5 Jumlah gerakan nafas dada dalam 60 detik adalah frekuensi respirasi
4.6 Catat frekuensi nadi dan respirasi

5. UNIT TERKAIT

5.1 Logistik keperawatan


5.2 Tenaga medis
RUMAH SAKIT DESINFEKSI DAN STERILISASI
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak termasuk
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan tubuh,
dengan menggunakan bahan desinfektan atau dengan cara mencuci, mengoleskan,
merendam dan menjemur.

2. TUJUAN

2.1 Mencegah terjadinya infeksi silang


2.2 Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai

3. KEBIJAKAN

Dilakukan pada permukaan jaringan tubuh pasien atau perawatan peralatan untuk
mencegah terjadinya infeksi.

4. PROSEDUR

4.1 Desinfeksi :
4.1.1 Desinfeksi dengan cara mencuci, misalnya :
4.1.1.1 Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian
disiram atau dibasahi alkohol 70%
4.1.1.2 Mencuci luka khususnya luka kotor dengan H2O2, betadin dan
lain-lain
4.1.1.3 Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan
larutan betadin 3% dan dilanjutkan dengan alkohol 70%
4.1.1.4 Mencuci vulva dengan larutan sublimat 1/100 atau PK 1/1000
4.1.2 Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya :
4.1.2.1 Betadin pada luka
4.1.2.2 Alkohol 70%
4.1.3 Desinfeksi dengan cara merendam, misalnya :
4.1.3.1 Merendam tangan dalam larutan lysol 5%
4.1.3.2 Merendam alat perawatan/kedokteran setelah dipakai dalam
larutan lysol 3%-5% sekurangnya 2 jam
4.1.3.3 Merendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien berpenyakit
menular, dalam larutan lysol 3%-5% sekurang-kurangnya 24
jam
4.1.4 Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari, misalnya :
4.1.4.1 Menjemur kasur, bantal, tempat tidur dan lain-lain sekurang-
kurangnya 2 jam untuk setiap permintaan
4.1.4.2 Menjemur peralatan perawatan, misalnya urinal, pispot dan
lain-lain
4.2 Sterilisasi :
4.2.1 Pengertian
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta
sporanya, pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia
4.2.2 Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
4.2.2.1 Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya : pinset, gunting,
spekulum dan lain-lain
4.2.2.2 Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit(spuit),
tabung kimia dan lain-lain
4.2.2.3 Peralatan yang terbuat dari abonit, misalnya : bengkok,waskom
dan lain-lain
4.2.2.4 Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok, waskom
dan lain-lain
4.2.2.5 Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya : mangkok,
cangkir, piring dan lain-lain
4.2.2.6 Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya : kain kasa,
tampon, duk bolong, baju, sprei dan lain-lain
4.2.3 Jenis sterilisasi
4.2.3.1 Sterilisasi dengan cara merebus
Menyeterilkan peralatan dengan cara merebusnya di dalam air
sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15-20 menit,
misalnya peralatan dari logam, karet dan kaca
4.2.3.2 Sterilisasi dengan cara Stoom
Menyeterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoclave
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu, misalnya alat tenun,
peralatan yang terbuat dari logam, kaca dan lain-lain
4.2.3.3 Sterilisasi dengan cara panas kering
Menyeterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi,
misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca
4.2.3.4 Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila terkena panas, misalnya sarung
tangan dan kateter

5. PROSEDUR PELAKSANAAN

5.1 Sterilisator harus selalu dalam keadaan siap pakai


5.2 Peralatan harus bersih dan masih berfungsi
5.3 Peralatan yang dibungkus harus diberi label dengan jelas, mencantumkan nama,
jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan
5.4 Menyusun peralatan di dalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga
seluruh bagian dapat disterilkan
5.5 Waktu yang diperlukan
5.6 Jangan memasukkan atau menambah peralatan lain ke dalam sterilisator
sebelum waktu untuk menyeterilkan selesai
5.7 Pindahkan peralatan yang sudah steril ke tempatnya dengan memakai korentang
steril
5.8 Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun
tutupnya
5.9 Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan
kembali

6. UNIT TERKAIT

6.1 Logistik
6.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMASANG NGT
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Memasukkan selang melalui hidung sampai ke lambung

2. TUJUAN

2.1 Untuk mengeluarkan udara/ cairan lambung


2.2 Untuk memberikan makanan
2.3 Untuk program pengobatan

3. PROSEDUR

3.1 Persiapan pasien :


3.1.1 Pasien diberi penjelasan tentang prosedur tindakan dan tujuan
3.1.2 Pasien ditidurkan dengan posisi semi fowler
3.2 Persiapan alat :
3.2.1 Selang penduga lambung (NGT) pada tempatnya
3.2.2 Spuit 20 cc atau 50 cc sesuai kebutuhan
3.2.3 Serbet/alat tindakan
3.2.4 Bengkok
3.2.5 Sarung tangan/pinset anatomis steril
3.2.6 Plester dan gunting
3.2.7 Pelicin/gel
3.2.8 Stetoskop
3.2.9 Lidi kapas jika diperlukan
3.3 Pelaksanaan :
3.3.1 Bila hidung kotor bersihkan dengan kapas lidi yang sudah dibasahi
3.3.2 Serbet/alas tindakan dipasang di dada pasien
3.3.3 Bengkok diletakkan dekat pasien
3.3.4 Selang penduga/NGT diambil dengan sarung tangan/pinset steril
kemudian ukur dari epigastrium sampai hidung, kemudian belok ke
telinga.Selanjutnya diberi tanda batas terakhir
3.3.5 Ujung selang diberi pelicin
3.3.6 Bagian pangkal selang diklem
3.3.7 Selang dimasukkan perlahan-lahan sambil pasien disuruh menelan jika
sadar
3.3.8 Periksa apakah selang betul-betul masuk ke dalam lambung dengan cara
sebagai berikut :
3.3.8.1 Masukkan ujung selang sampai terendam dalam kom berisi air.
Klem dibuka, perhatikan apakah ada gelembung/tidak. Jika
tidak ada berarti selang masuk ke dalam epigastrium
3.3.8.2 Pada pasien dalam keadaan payah, BBLR, tempuh cara
menghisap isi lambung sedikit dengan spuit.Bila reaksi asam
berarti selang berhasil masuk ke dalam epigastrium
3.3.8.3 Masukkan udara dengan spuit 3-5 cc ke dalam lambung, sambil
mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi berarti
selang berhasil masuk ke dalam epigastrium kemudian udara
dikeluarkan kembali
3.3.9 Selang diplester pada bibir atas /hidung pasien
3.3.10 Peralatan dibersihkan dan dikembalikan pada tempat semula
3.3.11 Perawat mencuci tangan

Hal-hal yang harus diperhatikan :

 Jika untuk pengeluaran udara/cairan lambung ujung NGT ditutup/dimasukkan dalam


kantong plastik dan jaga agar udara tidak masuk
 Jika untuk pemberian terapi/makanan selesai tindakan selang harus diklem

4. UNIT TERKAIT

4.1 Logistik
4.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MENIMBANG BERAT BADAN DAN
GRAHA HERMINE MENGUKUR TINGGI BADAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Suatu tindakan untuk mengetahui tinggi badan dan berat badan pasien

2. TUJUAN

2.1 Untuk mengetahui berat badan pasien


2.2 Untuk mengetahui naik/turun berat badan pasien
2.3 Untuk membantu menentukan diagnosa
2.4 Untuk menentukan dosis pengobatan dan lain-lain

3. KEBIJAKAN

Setiap pasien harus dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan bila tidak ada kontraindikasi

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat :


4.1.1 Timbangan badan
4.1.2 Buku catatan, alat tulis
4.1.3 Pengukur tinggi badan
4.2 Persiapan pasien :
Pasien diberitahu supaya sepatu/sandal dilepas (pakaian yang dipakai yang
seringan mungkin)
4.3 Pelaksanaan :
4.3.1 Meletakkan timbangan pada tempat yang datar/rata dan di tempat yang
terang
4.3.2 Timbangan harus dalam keadaan baik dan distel sebelum dipakai.
Pastikan timbangan menunjukkan angka nol
4.3.3 Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik sendiri ke atas timbangan
4.3.4 Untuk pasien anak yang tidak dapat berdiri digendong, setelah selesai
menggendong ditimbang sendiri
4.3.5 Bacalah angka pada petunjuk jarum dengan tepat, hasilnya dicatat
4.3.6 Tinggi badan diukur setelah mengukur berat badan. Pengukuran tinggi
badan tanpa memakai alas kaki atau topi
4.3.7 Dokumentasikan :
4.3.7.1 Berat badan dan tinggi badan
4.3.7.2 Nama perawat yang melakukan dan tanda tangan

5. UNIT TERKAIT

Logistik
RUMAH SAKIT MENGATUR POSISI PASIEN
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Cara berbaring pasien dengan berbagai posisi tertentu di tempat tidur, meja
pemeriksaan atau meja operasi untuk maksud tertentu

2. TUJUAN

2.1 Memberikan rasa nyaman


2.2 Membantu pasien untuk memudahkan perawatan, tindakan pemeriksaan dan
pengobatan

3. KEBIJAKAN

Dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan tertentu

4. PROSEDUR

4.1 Macam-macam posisi berbaring


4.1.1 Posisi Fowler/Setengah duduk
4.1.1.1 Pengertian
Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk
4.1.1.2 Tujuan
4.1.1.2.1 Mengurangi sesak nafas
4.1.1.2.2 Memberikan rasa nyaman
4.1.1.2.3 Memantau keluarnya cairan, misalnya pada Water
Seal Drainage (WSD)
4.1.1.2.4 Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
4.1.1.3 Dilakukan pada
4.1.1.3.1 Pasien sesak nafas (penyakit jantung, asma dan
sejenisnya)
4.1.1.3.2 Pasien pasca bedah
4.1.1.4 Persiapan alat
4.1.1.4.1 Sandaran punggung atau kursi
4.1.1.4.2 Bantalan atau balok penahan kaki tempat tidur
(bloken) bila perlu
4.1.1.4.3 Tempat tidur khusus (functional bed) jika ada
4.1.1.5 Pelaksanaan
4.1.1.5.1 Perhatikan keadaan umum pasien
4.1.1.5.2 Pasien didudukkan, sandaran punggung atau kursi
diletakkan di bawah atau di atas kasur bagian
kepala, diatur sampai setengah duduk, dirapikan,
bantal disusun menurut kebutuhan
4.1.1.5.3 Khusus untuk pasien pasca bedah dilarang
meletakkan bantal di bawah lutut
4.1.1.5.4 Pasien dirapikan
4.1.1.5.5 Perawat mencuci tangan
4.1.2 Posisi Sim
4.1.2.1 Pengertian
Membantu pasien dalam posisi miring dan setengah telungkup
untuk maksud tertentu
4.1.2.2 Tujuan
Membantu pasien untuk mempermudah tindakan pemeriksaan
rectum atau pemberian huknah atau obat lain melalui anus
4.1.2.3 Persiapan alat
Sesuai dengan tindakan yang dilakukan, misalnya pemberian
huknah
4.1.2.4 Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4.1.2.5 Pelaksanaan
4.1.2.5.1 Pasien dibaringkan kemudian dimiringkan ke
kanan/kiri dengan posisi badan setengah
telungkup, sedangkan kaki kanan/kiri lurus
4.1.2.5.2 Lutut dan paha kanan/kiri ditekuk serta ditarik ke
arah dada, sementara tangan kanan/kiri di atas
kepala atau di belakang punggung atau tangan
kanan/kiri di atas tempat tidur
4.1.3 Posisi Tredelenburg
4.1.3.1 Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah
daripada kaki
4.1.3.2 Tujuan
Melancarkan peredaran darah ke otak
4.1.3.3 Dilakukan pada
4.1.3.3.1 Pasien shock
4.1.3.3.2 Pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya
4.1.3.3.3 Persiapan alat
4.1.3.3.4 Balok penopang kaki tempat tidur (bloken)
4.1.3.3.5 Bantal
4.1.3.3.6 Tempat tidur khusus bila ada
4.1.3.4 Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4.1.3.5 Pelaksanaan
4.1.3.5.1 Tempat tidur bagian kaki ditinggikan dengan balok
(bloken)
4.1.3.5.2 Pasien dibaringkan terlentang tanpa bantal dan di
bawah lipatan lutut diberi bantal
4.1.3.5.3 Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur
diberi bantal sebagai penahan
4.1.3.5.4 Pada tempat tidur khusus (functional bed) bagian
kakinya dapat langsung ditinggikan sesuai
kebutuhan
4.1.4 Posisi Dorsal Recumbent
4.1.4.1 Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan lutut
ditekuk dan telapak tangan menapak di atas tempat tidur,
sedangkan kedua belah kaki direntangkan
4.1.4.2 Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4.1.4.3 Pelaksanaan
4.1.4.3.1 Perhatikan keadaan umum pasien
4.1.4.3.2 Pasien berbaring terlentang dan pakaian bawah
dibuka
4.1.4.3.3 Kedua kaki ditekuk dan dibantu oleh perawat
untuk meletakkan pada penahan lutut
4.1.4.3.4 Hindarkan lelah pada pasien, serta tetap menjaga
kesopanan
4.1.5 Posisi Genue Pectoral (Knee Chest)
4.1.5.1 Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi menungging, kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada kasur
4.1.5.2 Tujuan
4.1.5.2.1 Mempermudah tindakan pemeriksaan daerah
sigmoid
4.1.5.2.2 Membantu merubah letak kepala janin, pada pasien
dengan kehamilan
4.1.5.3 Persiapan
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4.1.5.4 Pelaksanaan
4.1.5.4.1 Bantal disingkirkan
4.1.5.4.2 Pasien harus menungging
4.1.5.4.3 Pakaian bawah dibuka bila perlu
4.1.5.4.4 Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu
dan lelah pada pasien serta tetap menjaga
kesopanan
RUMAH SAKIT MEMASANG KATETER WANITA
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih

2. TUJUAN

2.1 Menghilangkan distensi kandung kemih


2.2 Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

3. KEBIJAKAN

3.1 Retensi urine


3.2 Kesadaran menurun
3.3 Inkontinensia urine total

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat :


4.1.1 Bak instrumen steril
4.1.2 Pinset anatomis
4.1.3 Duk
4.1.4 Kassa
4.1.5 Kateter sesuai ukuran
4.1.6 Sarung tangan steril 2 pasang
4.1.7 Desinfektan dalam tempatnya
4.1.8 Spuit 20 cc
4.1.9 Aquabidest
4.1.10 Pelumas
4.1.11 Urine bag
4.1.12 Plester dan gunting
4.1.13 Selimut mandi
4.1.14 Perlak dan pengalas
4.1.15 Bak berisi air hangat, waslap, sabun dan handuk
4.1.16 Nierbeken
4.1.17 Pispot
4.2 Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4.3 Pelaksanaan :
4.3.1 Tahap pra interaksi
4.3.1.1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
4.3.1.2 Mencuci tangan
4.3.1.3 Membawa alat di dekat pasien dengan benar
4.3.2 Tahap orientasi
4.3.2.1 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
4.3.2.2 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4.3.2.3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
4.3.3 Tahap kerja
4.3.3.1 Memasang sampiran dan menjaga privasi
4.3.3.2 Mengatur posisi pasien dalam posisi dorsal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah
4.3.3.3 Memasang perlak dan pengalas
4.3.3.4 Memasang pispot di bawah bokong pasien
4.3.3.5 Memakai sarung tangan
4.3.3.6 Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat
4.3.3.7 Mengganti sarung tangan steril dan memasang duk steril
4.3.3.8 Membersihkan vulva dengan air hangat
4.3.3.9 Memberi pelumas 2,5-5 cm
4.3.3.10Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 5-7,5 cm atau
hingga urine keluar
4.3.3.11Menyambungkan kateter dengan urine bag
4.3.3.12Mengisi balon dengan aquabidest sesuai ukuran
4.3.3.13Memfiksasi kateter ke arah paha
4.3.3.14Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
4.3.4 Tahap terminasi
4.3.4.1 Melakukan evaluasi hasil tindakan
4.3.4.2 Berpamitan dengan pasien
4.3.4.3 Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula
4.3.4.4 Mencuci tangan
4.3.4.5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

5. UNIT TERKAIT

5.1 Logistik
5.2 Instalasi farmasi
RUMAH SAKIT MEMBERIKAN OBAT SECARA
GRAHA HERMINE SUPOSITORIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Pemberian obat supositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dan vagina dalam bentuk supositoria

2. TUJUAN

2.1 Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik


2.2 Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

3. KEBIJAKAN

3.1 Untuk menurunkan panas


3.2 Untuk menghilangkan sakit
3.3 Untuk merangsang buang air besar

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat :


4.1.1 Nierbeken
4.1.2 Sarung tangan
4.1.3 Selimut mandi
4.1.4 Pelumas
4.1.5 Obat supositoria
4.2 Persiapan pasien :
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4.3 Pelaksanaan :
4.3.1 Tahap orientasi
4.3.1.1 Memberikan salam sebagai pendekatan
4.3.1.2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
4.3.1.3 Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
4.3.2 Tahap kerja
4.3.2.1 Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan,
waktu, jumlah dan dosis
4.3.2.2 Siapkan pasien :
4.3.2.2.1 Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan
namanya
4.3.2.2.2 Jaga privasi dan mintalah pasien untuk berkemih
terlebih dahulu
4.3.2.2.3 Atur posisi pasien berbaring supinasi dengan kaki
fleksi dan pinggul supinasi eksternal
4.3.2.2.4 Tutup dengan selimut mandi dan ekspos hanya
pada area perineal saja
4.3.2.3 Pakai sarung tangan
4.3.2.4 Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung
bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari
telunjuk dari tangan dominan anda
4.3.2.5 Minta pasien menarik nafas dalam melalui mulut untuk
merelakskan sfingter ani
4.3.2.6 Regangkan bokong pasien dengan tangan non dominan, dengan
jari telunjuk masukkan supositoria ke dalam anus, melalui
sfingter ani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak
4.3.2.7 Tarik jari anda dan bersihkan area kanal pasien
4.3.2.8 Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit
4.3.2.9 Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses,
letakkan tombol pemanggil dalam jangkauan pasien sehingga ia
dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar
mandi
4.3.2.10 Lepaskan sarung tangan dan buang di tempat semestinya
4.3.2.11 Cuci tangan
4.3.2.12 Kaji respon pasien
4.3.2.13 Dokumentasikan semua tindakan
4.3.3 Tahap terminasi
4.3.3.1 Melakukan evaluasi tindakan
4.3.3.2 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.3.3.3 Berpamitan dengan pasien/keluarga
4.3.3.4 Membereskan alat-alat
4.3.3.5 Mencuci tangan
RUMAH SAKIT PEMBERIAN OKSIGEN (O2)
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Pemberian terapi oksigen adalah sistem tata cara pemberian bantuan gas O2 pada
penderita yang mengalami gangguan pernafasan ke dalam paru-paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

2. TUJUAN

2.1 Memenuhi kekurangan O2


2.2 Membantu kelancaran metabolisme
2.3 Sebagai tindakan pengobatan
2.4 Mencegah hipoksia
2.5 Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

3. KEBIJAKAN

Terapi dilakukan pada penderita :


3.1 Dengan anoksia/hipoksia
3.2 Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
3.3 Selama dan sesudah dilakukan narcose umum
3.4 Mendapat trauma paru
3.5 Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dyspnoe, cyanosis dan apnoe
3.6 Dalam keadaan koma

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat :


4.1.1 Tabung O2 beserta isinya
4.1.2 Regulator dan flow meter
4.1.3 Botol pelembab
4.1.4 Masker/nasal prong
4.1.5 Selang penghubung
4.2 Persiapan pasien :
4.2.1 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
4.2.2 Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai
4.3 Pelaksanaan :
4.3.1 Tabung O2 dibuka dan diperiksa isinya
4.3.2 Cuci tangan
4.3.3 Hubungkan nasal prong/masker dengan selang O2 ke botol pelembab
4.3.4 Pasang ke pasien
4.3.5 Atur akran O2 sesuai dengan kebutuhan
4.3.6 Setelah tidak dibutuhkan lagi, lepas nasal prong/masker dari pasien
4.3.7 Tabung O2 ditutup
4.3.8 Pasien dirapikan kembali
4.3.9 Peralatan dibereskan
4.3.10 Cuci tangan

Perhatian :

 Amati tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian O2


 Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan, misalnya api, yang dapat menimbulkan
kebakaran
 Botol pelembab harus diganti tiap 24 jam dan diisi sesuai batas yang ada pada botol.
Botol air pelembab harus disimpan dalam keadaan kering dan bersih bila tidak
digunakan
 Pemberian O2 harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena
pemberian O2 yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi, hipercarbia
diikuti penurunan kesadaran
 Terapi O2 sebaiknya diawali dengan aliran 1-2 L/menit, kemudian dinaikkan pelan-
pelan sesuai kebutuhan
RUMAH SAKIT MENGENAKAN DAN MELEPAS SARUNG
GRAHA HERMINE TANGAN STERIL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Mengenakan dan melepas sarung tangan steril merupakan komponen kunci dalam
meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi

2. TUJUAN

2.1 Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bacterial dari pasien


2.2 Mencegah penularan flora kulit petugas pada pasien
2.3 Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari pasien satu ke pasien yang lainnya

3. KEBIJAKAN

Untuk setiap tindakan yang memerlukan kesterilan

4. PROSEDUR

4.1 Persiapan alat dan bahan :


4.1.1 Sarung tangan steril sesuai ukuran yang diinginkan
4.1.2 Alat-alat untuk mencuci tangan
4.1.3 Nierbeken
4.2 Pelaksanaan :
4.2.1 Mengenakan sarung tangan
4.2.1.1 Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian ditarik ke atas
4.2.1.2 Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
4.2.1.3 Perawat mencuci tangan
4.2.1.4 Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan
dengan memisahkan sisi-sisinya
4.2.1.5 Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukan bagian dalam
pembungkus
4.2.1.6 Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung
tangan pada tangan yang dominan terlebih dahulu
4.2.1.7 Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan
pegang tepi manset sarung tangan untuk menggunakan sarung
tangan dominan
4.2.1.8 Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan
jari-jari ke dalam manset sarung tangan kedua
4.2.1.9 Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
4.2.1.10Jangan biarkan jari-jari tangan yang sudah bersarung tangan
menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka
4.2.1.11Setelah sarung tangan kedua digunakan manset biasanya akan
jatuh ke tangan setelah pemakaian sarung tangan
4.2.1.12Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan
ibu jari adduksi ke belakang
4.2.1.13Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya
memegang alat-alat steril
4.2.2 Melepaskan sarung tangan
4.2.2.1 Pegang bagian luar dari satu manset dengan tangan bersarung
tangan, hindari menyentuh pergelangan tangan
4.2.2.2 Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar ke dalam,
buang pada nierbeken
4.2.2.3 Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung
tangan, ambil bagian dalam sarung tangan, lepaskan sarung
tangan kedua dengan bagian dalam keluar, buang ke nierbeken

Hasil :

 Sarung tangan terpakai dengan baik


 Tidak terjadi kontaminasi
 Sarung tangan sesuai ukuran
 Sarung tangan tidak robek
 Lingkungan rapi dan bersih
RUMAH SAKIT BEROBAT DI POLIKLINIK SPESIALIS
GRAHA HERMINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN

Berobat di poliklinik spesialis adalah cara mengatur pelayanan pasien yang berobat
di poliklinik spesialis

2. TUJUAN

2.1 Tercapai tertib administrasi pelayanan medik yang paripurna


2.2 Memberikan rasa nyaman bagi pasien

3. KEBIJAKAN

Semua pasien wajib dilayani dengan prima

4. PROSEDUR

4.1 Pasien datang menuju ke tempat pendaftaran pasien (administrasi rawat jalan)
4.1.1 Jika pasien baru dibuatkan dokumen medik, kartu kontrol pasien dan
diberi nomor RM, catat identitas pasien dan catat di buku
registrasi/pendaftaran pasien rawat jalan
4.1.2 Jika pasien lama, pasien menyerahkan kartu kontrol pasien, dokumen
medik dapat dicari berdasarkan nomor RM kemudian diletakkan di rak
poliklinik spesialis yang dituju
4.1.3 Perawat poliklinik mengambil status di rak poliklinik spesialis
4.1.4 Perawat poliklinik memanggil pasien untuk diukur berat badan dan
tekanan darahnya kemudian mencatat hasil ke status lalu meletakkan
status pasien di meja dokter
4.1.5 Dokter spesialis poliklinik melakukan anamnesa lengkap, melakukan
pemeriksaan fisik dan menentukan diagnosa
4.1.6 Dokter spesialis poliklinik memberikan penjelasan pada pasien,
memberi terapi dan melakukan anjuran/penyuluhan pada pasien.
Beberapa kemungkinan anjuran dokter:
4.1.6.1 Melakukan pemeriksaan laboratorium, pasien dipersilahkan ke
kasir untuk membayar biaya laboratorium dan perincian biaya
dokter kemudian menuju ke laboratorium. Setelah hasil
pemeriksaan selesai, pasien kembali ke poliklinik untuk
menerima tindakan selanjutnya sesuai instruksi dokter
4.1.6.2 Melakukan pemeriksaan radiologi, pasien dipersilahkan ke kasir
untuk membayar tindakan radiologi dan jasa dokter. Setelah
hasil radiologi selesai, pasien kembali ke poliklinik untuk
menerima tindakan selanjutnya sesuai instruksi dokter
4.1.6.3 Dirujuk, dokter memberikan informed consent, kemudian
diberikan surat pengantar rujukan ke rumah sakit yang dituju
4.1.6.4 Dikonsulkan ke spesialis lain, dokter memberikan informed
consent, kemudian pasien diberi surat pengantar rujukan.
4.1.7 Dokter spesialis poliklinik memberikan resep kepada pasien, lalu pasien
dipersilahkan ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran

5. UNIT TERKAIT

5.1 Bagian pendaftaran/administrasi


5.2 Logistik

Anda mungkin juga menyukai