Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PELAYANAN KEFARMASIAN

KLINIK PRATAMA
SATBRIMOB POLDA JATIM
Jl. Gresik No.39 Surabaya
Telp. 031-3524525
e-mail : klinikbrimobjatim@gmail.com

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan berkatNya, sehingga penyusunan Panduan Pelayanan Farmasi di Klinik
Pratama Satbrimob Polda Jatim dapat diselesaikan dengan baik.
Panduan Pelayanan Farmasi ini merupakan salah satu Panduan di Klinik Pratama
Satbrimob Polda Jatim yang merupakan pengemban fungsi bidang kesehatan yang menjadi
bagian dari Sikesjas Satbrimob Polda Jatim yang bertanggung jawab kepada Dansatbrimob
Polda Jatim dan sebagai pembina fungsi adalah Kabiddokkes Polda Jatim. Anggota Mapolda
Jatim dibawah bimbingan Kabiddokkes dalam setiap pelaksanaan tugasnya. Klinik pratama
satbrimob polda jatim memberikan pelayanan kepada anggota Brimob dan keluarga yang
menjadi anggota Faskes BPJS.
Harapan setelah disusunnya Panduan Pelayanan Farmasi ini, pelaksanaan
pelayanan bisa berjalan dengan lancar dan menjadikan pelayanan di Klinik Pratama
Satbrimob Polda Jatim menjadi lebih baik, lebih efektif, efisien dan mendapat
kepercayaan dari masyarakat, serta mampu bersaing di era yang penuh perubahan
sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan yangsesuai dengan standar
Penyusunan Panduan ini tentu masih memerlukan perbaikan karena memang
Panduan adalah bersifat dinamis dan bahkan harus selalu diperbaiki secara terus
menerus seiring dengan perkembangan di Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim.
Harapannya Paduan yang dimiliki Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim ini benar-
benar diimplementasikan oleh seluruh penanggung jawab dan unit-unit yang terkait
pada Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim.

Surabaya, November 2021

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv

BAB I DEFINISI..........................................................................................................................1

1.1. DEFINISI....................................................................................................................1

1.2. TUJUAN.....................................................................................................................1

1.3. SASARAN..................................................................................................................1

1.4. DASAR HUKUM........................................................................................................2

1.5. BATASAN OPERASIONAL.......................................................................................3

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................................5

BAB III TATA LAKSANA...........................................................................................................6

3.1. LINGKUP KEGIATAN...............................................................................................6

3.2. METODE...................................................................................................................6

3.3. LANGKAH KEGIATAN..............................................................................................8

BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................................................12

iv
BAB I
DEFINISI

1.1. DEFINISI

Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim adalah klinik pratama rawat jalan
yang terdiri dari 5 pelayanan, setiap unit pelayanan diharuskan memberikan
pelayanan yang terstandar yang sesuai dengan aturan yang diberikan.
Pelayanan Farmasi sebagai salah satu unit pelayanan di Klinik Pratama
Satbrimob Polda Jatim diharuskan juga memberikan pelayanan yang terstandar,
semua petugas harus bisa melakukan semua kegiatan yang sesuai dengan standar
yang diharuskan. Oleh sebab itu perlu dibuatkan suatu buku panduan tentang
pelaksanaan pelayanan di semua unit pelayanan sehingga semua pelayanan bisa
terstandar.

1.2. TUJUAN

1. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan farmasi yang profesional dan


bermutu di sarana kesehatan
2. Sebagai acuan perencaan kegiatan sesauai dengan kemampuan dan kebutuhan
3. Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan farmasi di klinik
4. Terlaksananya perbaikan berkelanjutan program pelayanan
5. Meningkatnya kepuasaaan dan harapan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan
di puskesmas

1.3. SASARAN
Dengan adanya buku panduan ini diharapkan semua petugas di farmasi baik
apoteker , asisten apoteker , perawat maupun tenaga bantuan umum, mampu
memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan. Sasaran pelayanan ini
adalah seluruh pasien yang membutuhkan pelayanan farmasi..

1
1.4. DASAR HUKUM

1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014, tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015.
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012, tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013, tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PERNlll/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

2
1.5. BATASAN OPERASIONAL
1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik.
2. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
Adapun dalam pelaksanaannya terdapat pelayanan kesehatan berupa Pelayanan
dokter umum, Pelayanan dokter gigi umum, Pelayanan tindakan sederhana,
Pelayanan kebidanan sederhana, Pelayanan administrasi rekam medis
3. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya Kesehatan
4. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
5. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,
baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan
obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
6. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
7. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis,pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
8. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
9. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
10. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
11. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya

3
Farmasi, dan Analis Farmasi.
12.Asisten Apoteker adalah lulusan pendidikan kefarmasian didalam maupun diluar
negeri yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi dan
mendapatkan surat tanda registrasi kefarmasian
13.Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan berdasarkan karakteristik
yang dimiliki suatu produk
14. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan
standard pelayanan kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia, wajar, efisien dan efektif serta memberikan keamanan dan
memuaskan sesuai norma dan etika, hukum dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Panduan ini adalah input, proses dan output pelayanan
kefarmasian, keselamatan kerja dan keselamatan pasien. Buku panduan
pelayanan ini hanya digunakan terbatas di Lingkungan Pelayanan Farmasi Klinik
Pratama Satbrimob Polda Jatim.

5
BAB III
TATA LAKSANA

3.1. LINGKUP KEGIATAN


Pelayanan Farmasi memberikan pelayanan kepada semua pasien Klinik
Pratama Satbrimob Polda Jatim yang berobat baik anak-anak, remaja maupun
dewasa, baik anggota Brimob maupun keluarga yang menjadi anggota BPJS di
anggota FKTP Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim.

3.2. METODE
Metode pelayanan Farmasi yaitu semua kegiatan dilakukan secara langsung
kepada pasien. Langkah kegiatan di Farmasi dilakukan berdasarkan Pedoman,
Panduan, SP dan SOP yang tersedia , antara lain :
1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian
2. Pedoman Pengorganisasian Kefarmasian
3. Panduan Pelayanan Kefarmasian
4. SOP Penilaian pengendalian penyediaan dan penggunaan obat
5. SOP Penyediaan dan penggunaan obat
6. SK Penanggungjawab Pelayanan Obat
7. SK Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
8. SOP Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
9. SK Pelayanan Obat 24 Jam
10. SOP Evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium
11. SOP Evaluasi peresepan terhadap formularium
12. SK Persyaratan petugas yang berhak memberi resep
13. SK Persyaratan petugas yang berhak menyiapkan resep
14. SK Pelatihan bagi petugas yang berwenang menyediakan obat tetapi belum sesuai
persyaratan
15. SK Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
16. SOP Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat
17. SOP Peresepan psikotropik dan narkotika
18. SOP Menjaga tidak terjadi pemberian obat kadaluarsa
19. SOP Pelaksanaan FIFO dan FEFO
20. SK Peresepan Narkotika dan Psikotropika
21. SOP Peresepan Narkotika dan Psikotropika
22. SOP Penggunaan obat yang di bawa sendiri oleh pasien atau keluarga
23. SOP Pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropik dan narkotik
6
24. SOP Penyimpanan Obat
25. SOP Pemberian obat kepada pasien
26. SOP Pelabelan Obat
27. SOP Informasi penggunaan obat
28. SOP Pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak di
harapkan
29. SOP Petunjuk penyimpanan obat di rumah
30. SK Penanganan obat kadaluarsa atau rusak
31. SOP Penanganan obat kadaluarsa atau rusak
32. SOP Pelaporan efek samping obat
33. SOP Pencatatan pemantauan pelaporan efek samping Obat,KTD
34. SOP Tindak Lanjut efek samping obat dan KTD
35. SOP Identifikasi dan Pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC
36. SK Penanggungjawab Tindaklanjut Pelaporan
37. SK Penyediaan obat obat emergensi di unit kerja
38. SOP Penyediaan obat obat emergensi di unit kerja
39. SOP Penyimpanan obat emergensi di unit kerja
40. SOP Monitoring penyediaan obat-obat emergensi di Unit kerja
41. SOP Penanganan keluhan dan umpan balik masyarakat
42. SOP Permintaan obat dari kamar obat rawat jalan ke gudang farmasi Puskesmas
Kedundung.
43. SOP melidi obat
44. SOP memanggil pasien
45. SOP pelayanan resep non racikan
46. SOP pelayanan sirup kering
47. SOP penyerahan obat
48. SOP penyimpanan resep
49. SOP bila terjadi kekosongan obat
50. SOP pelayanan resep racikan
51. SOP penerimaan resep
52. SOP pra pelayanan

7
3.3. LANGKAH KEGIATAN

Berikut penjabaran langkah-langkah kegiatan yang dilakukan di Unit pelayanan farmasi:

1. LANGKAH-LANGKAH PRA PELAYANAN


a. Petugas datang pukul 07.30
b. Petugas memastikan ruangan bersih & rapi
c. Petugas mengeluarkan buku, formulir-formulir dan blangko-blangko yang
dibutuhkan dan ditata rapi di meja
d. Petugas memastikan meja kerja dalam keadaan bersih dan kursi tertata
pada tempatnya

2. LANGKAH-LANGKAH PELAYANAN FARMASI


a. Petugas mencetak resep dari simpustronik sesuai urutan pasien
b. Petugas menyiapkan obat sesuai resep
c. Petugas memberi etiket dengan menuliskan nama, tanggal dan aturan pakai
sesuai resep.
d. Petugas membuat racikan obat sesuai dengan resep.
e. Petugas memanggil pasien, mencocokan identitas pasien serta
melakukan kajian klinis kefarmasian.
f. Petugas menyerahkan obat kepada pasien dengan memberi KIE obat.
g. Petugas mengisi buku bantu pasien kronis, jika terdapat pasien kronis.
h. Petugas mendokumentasikan seluruh pelayanan yang dilakukan
dengan mengumpulkan resep kemudian dibendel

3. LANGKAH LANGKAH PASCA PELAYANAN


a. Petugas membersihkan alat-alat yang telah dipakai selesai pelayanan
b. Petugas membuang sampah di tempat pengumpulan sampah
c. Petugas menyimpan buku, formulir-formulir dan blangko-blangko ke
dalam lemari
d. Petugas mematikan semua peralatan elektronik
e. Petugas merapikan meja kerja dan kursi

8
Ada beberapa indikator keselamatan pasien di farmasi, yaitu :

NO Indicator keselamatan pasien Target sasaran

1 Pelabelan obat 100%


2 Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat 100%
3 Tidak terjadinya kesalahan prosedur
100%
t indakan medis dan keperawatan
4 Tidak terjadinya penularan infeksi di
puskesmas 100%

5 Tidak terjadinya pasien jatuh


100%

lndikator keselamatan pasien diatas dilakukan pencatatan dan


pelaporan setiap bulan kepada ketua tim mutu UKP untuk dilakukan evaluasi,
analisa dan tindak lanjut. Setiap terjadi kejadian yang berhubungan dengan
keselamatan pasien baik itu kejadian yang sesuai dengan indikator diatas
atau mungkin kejadian lain yaitu Kejadian Tidak Diinginkan ( KTD ), Kejadian
Potensial Cedera ( KPC ), Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) dilaporkan
secara langsung ke ketua tim mutu UKP untuk ditindak lanjuti.
Klinik sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragam terhadap
kesehatan, terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang
dapat timbul dari lingkungan, tempat kerja, proses kerja ,cara kerja, alat dan
bahan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
Tujuan dari pengenalan potensi bahaya di klinik dan masalah yang
ditimbulkannya adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian
resiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan
akibat pekerjaan

9
ldentifikasi Resiko di Farmasi

Potensi bahaya Jenia bahaya Masalah kesehatan


Kerugian obat Obat selisih Stress
kecelakaan kerja benda tajam, tertimpa tertusuk,tersayat,c
benda berat saat
edera, jatuh.
mengangkat atau
mengambil obat

Biologi Virus Infeksi hepatitis,TBC,

cacar air,influenza,HIV

Kimia Obat-obatan Gangguan SSP, Ginjal,


dermatitis

Psikososial Bekerja monoton, Stress kerja,


dibebankan pekerjaan pertengkaran dengan
administrasi, rangkap angota keluarga,
tugas ganda. Tugas psikosomatis,
melebihi jam kerja

Pengendalian resiko dengan upaya;


1. Promotif: Menginformasikan potensi bahaya ditempat kerja kepada
seluruh petugas, Memasang leaflet, brosur budaya kesehatan dan
keselamatan kerja, Melaksanakan Latihan fisik, bimbingan rohani, rekreasi,
pengusulan kerja tidak rangkap dan jam lembur

2. Preventif: Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai


sabun, APD, mengganti alat berbahaya, pengaturan shift kerja, vaksinasi
hepatitis, deteksi dini melalui medical check up, Tersedianya tempat
pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius.
3. Kuratif: Penatalaksanaan kecelakaan kerja seperti tertimpa kardus obat,
Meminta bantuan kepada petugas yang lebih kuat. Mengeluarkan obat sesuai
simpustronik .

10
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu
diperlukan bakuan mutu berupa panduan/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan panduan kerja bagi tenaga pelaksana di Farmasi.
a. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa
dan bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
b. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga
pelaksana baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu
aktifitas .
c. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.

11
BAB IV DOKUMENTASI

12

Anda mungkin juga menyukai