Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim merupakan pengemban fungsi bidang
kesehatan yang menjadi bagian dari Sikesjas Satbrimob Polda Jatim yang
bertanggung jawab kepada satbrimob Polda Jatim dan sebagai pembina fungsi
adalah Kabiddokkes Polda Jatim. Anggota Mapolda Jatim dibawah bimbingan
Kabiddokkes dalam setiap pelaksanaan tugasnya. Klinik pratama satbrimob polda
jatim memberikan pelayanan kepada anggota Brimob dan keluarga yang menjadi
anggota Faskes BPJS.
Pelayaman umum merupakan tempat pelayanan yang bertugas melakukan
pemeriksaan pasien secara umum dengan melihat indikasi atau gejala-gejala yang
di derita oleh pasien, petugas yang ada di poli umum sejumlah 2 orang perawat
yang secara bergantian melayani pasien yang datang.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan klinis di Klinik Satbrimob Polda Jatim meliputi:

1. Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan,
pasien terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendafaran untuk dicatatkan
data sosialnya dan dibuatkan rekam mediknya. Selanjutnya pasien akan
diarahkan ke poli umum.

2. Pemeriksaan pasien Rawat Jalan


Pemeriksaan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan kondisi
pasien. Pemeriksaan dilakukan di Poli umum, jika pasien dengan kondisi
membutuhkan rujukan, maka dilakukan rujukan rawat inap atau Tindakan di
ruang pelayanan Tindakan.

3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat
merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) yang telah bekerjasama
dengan Klinik Satbrimob Polda Jatim untuk mendapatkan pemeriksaan
penunjang yang sesuai demi mendapatkan informasi dan diagnosis yang lebih
tepat mengenai kondisi pasien.

4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka pasien
akan diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk mendapatkan
obat ataupun mengambil di apotek yang telah melakukan kerjasama dengan
Klinik Satbrimob Polda Jatim, sesuai dengan yang tertera dalam resep.

5. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih
rinci dapat memanfaatkan dengan jasa Konsultasi dokter.

C. BATASAN OPERASIONAL
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pasien rawat jalan
Pasien klinik yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kondisinya dapat pulang ke rumah.

3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.

4. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.9 tahun 2014 tentang Klinik.
4. Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan di
Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
BAB II
GAMBARAN UMUM

Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim merupakan tempat pelayanan medik dasar
yang dapat diakses oleh anggota polri beserta keluarga dan juga masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar klinik. Pelayanan yang kami berikan berupa pengobatan
umum, kesehatan gigi dan mulut, KIA dan KB.

Sesuai peraturan menteri kesehatan No. 28 tahun 2011, tidak ada lagi Balai
Pengobatan melainkan diganti menjadi Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim. Klinik ini
melayani pasien 24 jam. Sarana yang dimiliki adalah ruang tunggu, ruang tindakan,
instalasi farmasi, dan praktik gigi.

Selain melayanai pasien umum, Klinik Pratama Satbrimob juga melayani pasien
BPJS dan asuransi kesehatan Mandiri Inhealth. Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim
juga telah melakukan MOU (Memorandum of Understanding) atau persetujuan dengan
pemerintah yaitu penanganan serta pelayanan KB.

Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim adalah klinik yang mengedepankan mutu
serta keselamatan dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas terdepan.
Aplikasi teknologi dan metode terkini di bidang kedokteran yang didukung oleh tim
dokter, tenaga perawat, serta staf profesional yang berdedikasi tinggi menjadikan Klinik
Pratama Satbrimob Polda Jatim sebagai klinik yang terpercaya bagi masyarakat yang
ada di kota Surabaya.

Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim bertekad menjadi penyedia layanan


kesehatan terdepan yang melayani dengan tulus dan sepenuh hati, serta memberikan
kualitas pelayanan prima, kenyamanan, serta keamanan pasien. Tindakan medis yang
diberikan oleh dokter memberikan kemudahan bagi pasien dalam mendapatkan
perawatan yang tepat oleh doker.

Disamping memberikan pelayanan yang prima, Klinik Satbrimob Polda Jatim juga
ingin menciptakan nuansa yang aman, asri, dan kenyamanan pasien yang dilayani
dengan adanya unit-unit yang menunjang, seperti ruang tunggu yang nyaman yang
dilengkapi dengan ac, toilet yang bersih, ruang tindakan yang nyaman, dan lain
sebagainya. Selain itu Klinik ini berada di tempat yang strategis dan dekat dengan kota,
sehingga pasien dengan mudah datang ke Klinik Satbrimob Polda Jatim.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TATA NILAI DAN TUJUAN

Visi merupakan rangkaian kata yang di dalamnya terdapat impian yang harus
dicapai, atau cita-cita menjadi dari suatu organisasi. Dengan kata lain, visi merupakan
tujuan utama dari suatu organisasi. Visi ini merupakan bentuk pemikiran dari para
pendiri suatu organisasi yang menjadi gambaran suatu organisasi di masa mendatang.
Sedangkan misi adalah tujuan utama dari suatu organisasi, sehingga misi merupakan
suatu proses atau tahapan yang dapat dilalui oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan.
Tata nilai atau values adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
dihargai, diinginkan , berguna atau dapat jadi obyek kepentingan. Tata nilai ini mengacu
pada prinsip-prinsip tuntunan dan perilaku yang melekat dalam organisasi dan para
pekerjanya dan membantu organisasi dalam mencapai visi dan misinya.
Untuk mencapai sebuah pencapaian yang maksimal dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik, maka sudah selayaknya sebuah klinik memiliki visi,
misi dan tata nilai yang jelas agar semua tujuan dapat tercapai.
Adapun visi, misi dan tata nilai Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim adalah :
A. VISI :
“ IKHLAS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS”.
B. MISI :
1. Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat sesuai
standarisasi dengan tenaga berkompetensi.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kedokteran Kepolisian dalam
mendukung tugas pokok Kepolisian.
3. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia
kesehatan.
4. Meningkatkan sarana, prasarana untuk mendukung pelayanan kesehatan
yang bermutu.
C. FALSAFAH
“MEWUJUDKAN KLINIK BRIMOB YANG PROFESIONAL DALAM
PELAYANAN KESEHATAN DAN KEDOKTERAN KEPOLISIAN”.
D. TATA NILAI :
“BRIMOB”
1. BERSIH
: bersih diri sendiri dan lingkungan.
2. RESPONSIF
: cepat dan tanggap dalam pelayanan.
3. INOVATIF
: berinovasi dalam peningkatan mutu pelayanan.
4. MENJADI P[ROFESIONAL
: memiliki kemampuan dan keterampilan sesuai standar pelayanan.
5. OBYEKTIF
: tidak membedakan dalam memberikan pelayanan
6. BERMUTU
: pelayanan yang diberikan sesuai standar pelayanan
E. TUJUAN
1. Menyelenggarakan pelayan kesehatan yang professional sesuai tupoksi
secara adil dan merata kepada semua pengguna layanan.
2. Modernisasi pelayanan Kesehatan.
3. Penerapan manajemen yang terpercaya.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim menginduk pada


struktur organisasi Satbrimob Polda Jatim dan berada di bawah pimpinan organisasi
Sikesjas Satbrimob Polda Jatim, sehingga Kepala klinik bertanggung jawab langsung
kepada Kasi Kesjas Satbrimob Polda Jatim.
Biddokkes Polda Jatim sebagai pembina fungsi kesehatan dan juga sebagai
tempat mengkoordinasikan segala urusan yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
kesehatan baik personil maupun secara organisasi.
Di Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim, memiliki beberapa koordinator fungsi
guna mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang dilakukan di klinik.
Seluruh koordinator tiap- tiap fungsi memiliki tanggungjawab langsung kepada Kepala
Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim. Seluruh personil Klinik bekerja bersama guna
mewujudkan visi, misi, falsafah dan tujuan yang telah ditetapkan.

KEDUDUKAN KEPALA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM


PADA STRUKTUR ORGANISASI KESJAS BRIMOB :

KEPALA KLINIK

KOORDINATOR
PELAYANAN KLINIS

KOORDINATOR
PELAYANAN UMUM
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Guna memberikan pelayanan terbaik bagi semua pengguna layanan dan juga
untuk mempermudah penggornasisasian pada tiap-tiap unit pelayanan, maka dibentuk
suatu susunan organisasi unit kerja. Masing-masing koordinator pada unit kerja
memiliki tanggung jawab langsung pada kepala klinik.
Koordinator pada masing-masing unit pelayanan bertanggungjawab pada
berlangsungnya pelayanan setiap harinya, serta bertanggungjawab dalam pelaporan,
logistik dan mutu pelayanan yang diberikan. Ada dua koordinator di dalam struktur
oraganisasi klinik, yaitu koordinator pelayanan klinis dan koordinator administrasi.
Unit pelayanan umum terdiri dari koordinator pelayanan dan perawat jaga. Coordinator
pelayanan umum bertanggungjawab pada koordinator pelayanan klinis.
Guna menjaga kesinambungan mutu layanan, maka dibentuk juga tim mutu
layanan klinis, yang biasa disebut dengan tim mutu layanan klinis. Tim mutu layanan
klinis ini bertanggung jawab langsung kepada penanggung jawab mutu klinik. Pada tim
mutu ini juga dibagi menjadi beberapa bagian.
BAB VI
URAIAN JABATAN

Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim memiliki tenaga medis, paramedis dan
non medis. Tenaga medis dan paramedis di Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim
merupakan lulusan dari sekolah kesehatan yang sudah terakreditasi, teregistrasi dan
telah mengikuti pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan di klinik. Berdasarkan
struktur organisasi yang sudah ditetapkan, terdapat beberapa subsistem guna
memudahkan dan memperlancar kegiatan dan pencapaian tujuan.

DAFTAR URAIAN JABATAN :

NO JABATAN NAMA KET


1 Penanggung jawab klinik dr. Niken Wulandari. A., MM
2 Koordinator layanan klinis Hardana Prastyo. W
3 Perawat jaga 1. Wahyu Ariyanto Dwi. S
2. Muzaki Yufi
3. Bagus Firmansyah. A

A. Uraian Tugas Masing-Masing Karyawan


1. Dokter Penanggung Jawab
a. Memantau seluruh kegiatan karyawan Klinik Pratama Satbrimob Polda
Jatim.
b. Bertanggung jawab terhadap kerjaan karyawan.
c. Melakukan pengecekan stok obat maupun alat penunjang pengobatan
lainnya setiap satu minggu sekali.
d. Menggantikan pimpinan dalam rapat dinas kesehatan jika pimpinan
berhalangan.
2. Dokter Umum
a. Melakukan pemriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien
secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.
b. Memberikan terapi untuk kesembuhan pasien.
c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat
sakit dan sehat.
d. Menangani penyakit akut dan kronik.
e. Membuat catetan medis dengan baik dan benar di buku rekam medis.
f. Melakukan tindakan awal kasus berat agar siap dikirim ke Rumah Sakit
g. Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujuk ke Dokter Spesialis
atau rirawat di Rumah Sakit.
h. Beritindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.
i. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai
pencegahan sakit.
j. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan
taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.
k. Mawas diri dan mengembangkan diri dengan belajar sepanjang hayat dan
melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.
l. Memberikan surat keterangan sakit dan surat keterangan berbadan sehat
untuk pasien.
3. Perawat Umum
a. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
b. Menerima pasien baru sesaui prosedur dan kerentuan yang berlaku.
c. Memlihara peralatan medis agar selalu steril
d. Membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
e. Melakukan tindakan terhadap pasien gawat darurat dengan pertolongan
pertama, kemudian segera melaporkan kepada dokter.
f. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
g. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergulir
4. Apoteker
a. Memimpin, merencankan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengawasi kegiatan dan lingkungan apotek.
b. Mengatur, mengecek dan mengawasi keuangan hasil penjualan apotek
setiap hari.
c. Melaporkan penggunaan obat dan alat pakai habis apotek setiap
bulannya.
d. Membaca resep dengan teliti, meracik obat dengan cepat, membungkus
dan menempatkan dalam wadah yang tepat.
e. Memberikan informasi kepada pasien tentang obat. Memberikan informasi
kepada pasien tentang obat.
f. Melayani resep.
5. Asisten Apoteker
a. Melakukan Skrining, Labeling dan Disoensing resep.
b. Mengerjakan resep dokter
c. Mengkonfirmasi kejelasan resep kepada dokter
d. Menolak resep yang meragukan
e. Meneliti kesesuain pesanan mengenai jenis, jumlah, bentuk dan tanggal
kadaluarsa obat.
f. Melaksanakan peraturan, ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh klinik yang berhubungan dengan pelayanan instalasi farmasi.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Berdasarkan keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25


tahun 1990 Pedoman Orgnaisasi dan Tata Laksana yang dimaksud dengan tata
hubungan kerja (tahubja) adalah pengaturan hubungan kerja antara unit kerja dengan
unit kerja lainnya dalam bentuk koordinasi fungsional, administratif oprasional dan taktis
oprasional.
Tata hubungan kerja dapat mencakup tata hubungan kerja intern dan tata
hubungan kerja ekstern. Tata hubungan kerja intren adalah pengaturan hubungan kerja
yang menyangkut hanya unit-unit kerja di dalam suatu organisasi, sedangkan tata
hubungan kerja ekstern adalah pengaturan hubunga kerja antara unit-unit kerja dalam
suatu organisasi dengan unit-unit kerja di luar organisasi tersebut.
Langkah-langkah yang prlu diambil dalam penyusunan tata hubungan kerja
intern di lingkungan klinik, meliputi :
1. Medata tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar
memerlukan pengaturan kerjasama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaksana utama (focal point) dari
masing-masing tugas.
3. Penetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan tugas tersebut.
4. Menetapkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
masing-masing tugas sesaui dengan peran masing-masing unit.
Tata hubungan kerja ekstern adalah pengaturan hubungan kerja santara unit
kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Hubungan
kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama lintas program
ataupun lintas sekotor.
Adanya bentuk hubungan dengan unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk :
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih untuk organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan keputusan.
3. Koordinator (Coordinating) yaitu peran unit kerja/pejabat sebagai
pengaturan keselarasan, kesesuaian, ketepatan, dan efektivitas kerjasama
dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan.
4. Pemberi dukungan (Supporting) yaitu peran unit kerja sebagai penyediaan
sumber daya dan jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas yang
bersangkutan.
5. Tempat Berkonsultasi (Consulting) yaitu peran unit kerjs sebagai pemberi
verifikasi dan mitra untuk mematangkan pertimbangan bilamana diperlukan.
6. Pemberi informasi (Insorming) yaitu peran unit kerja sebagai pemberi
data/informasi.
7. Pengambilan Keputusan (Decision Making) yaitu peran unit kerja senagai
pembuat ketetapan akhir (final) terhadap sesuatu atau sejumlah hal dalam
upaya dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
Fungsi tata hubungan kerja

Peran dalam tata hubungan kerja menggambarkan fungsi-fungsi yang terjadi


akibat pelaksanaan suatu kegiatan serta unit kerja yang menerima atau mengambil
peran tersebut.

Terdapat sejumlah peran dalam tata hubungan kerja yang terdiri dari :

1. Pelaku Umum (Focal Point) yaitu peran unit kerja sebagai penggerak, oleh
sebab tugas yang bersangkutan merupakan tugas unit kerja tersebut.
2. Pmeberian Informasi (Informing) yaitu peran unit kerja sebagai pemberi
data/informasi yaitu fakta yang ada tanpa ditambahi dengan saran atau
pertimbangan-pertimbangan.
3. Pemberian Rekomendasi (Recommending) yaitu peran unit kerja sebagai
pemberi usul, pertimbangan, atau saran-saran sebagai bahan pengambilan
keputsan.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim memiliki tenaga medis, paramedis dan

non medis. Tenaga medis dan paramedis di Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim

merupakan lulusan dari sekolah kesehatan yang sudah terakreditasi, teregistrasi dan

telah mengikuti pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan di klinik.

DAFTAR TENAGA MEDIS UNIT PELAYANAN UMUM :

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI KET


PENDIDIKAN
1 Dokter umum S1 kedokteran 1.dr. Niken Wulandari. A., MM
2.dr. Fahimul Ilmi Sholeh
2 Koordinator D3 keperawatan Hardana Prastyo. W
pelayanan umum
3 Perawat D3 keperawatan 1. Wahyu Ariyanto Dwi. S
2. Muzaki Yufi
3. Bagus Firmansyah. A
4.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Adanya perubahan tugas pokok dan fungsi pada seorang penanggungjawab


program dan pelaksana program dapat menyebabkan timbulnya masalah apabila
penanggung jawab maupun pelaksana tersebut tidak memahami tugas pokok dan
fungsinya dengan baik. Oleh karena itu diperlukan program orientasi bagi
koordinator maupun pelaksana yang baru ditempatkan atau diberi tugas pokok dan
fungsi yang baru agar visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Klinik dapat
tercapai.
TUJUAN KEGIATAN ORIENTASI :
1. Sebagai acuan dalam pelaksnaan kegiatan orientasi (pengenalan) karyawan.
2. Agar tercipta efektifitas dan efiesiensi penyelenggaraan kegiatan orientasi.
3. Menjamin pelaksanaan kegiatan orientasi sesuai dengan kebutuhan
pengenalan mandasar tentang puskesmas dan tugas yang akan
dilaksanakan.

SASARAN PROGRAM ORIENTASI :


1. Koordinator pelayanan umum baru.
2. Karyawan baru/ karyawan lama yang menempati posisi kerja baru, karena
mutasi atau promosi jabatan.
3. Penanggungjawab program yang baru.
BAB X
RAPAT/ PERTEMUAN

1. Pra PRB
Pertemuan yang dilakukan sebelum diadakan pertemuan Rutin Bulanan (PRB).
Pra PRB ini hanya dihadiri oleh anggota dan koordinator yang melakanakan
pelayanan di unit pelayanan Kesehatan gigi dan mulut.
Jadwal pelaksanaan di minggu pertama setiap bulannya. Prioritas masalah yang
dibahas mengenai masalah-masalah yang akan diajukan dalam PRB.
Agenda pertemuan ini meliputi :
a. Capaian kinerja unit.
Baik kinerja keuangan ataupun kinerja layanan sampai bulan
sebelumnya.
b. Penyampaian hasil monitoring atau pemantauan dari coordinator unit.
c. Penyampaian adanya kebijakan atau regulasi baru terkait pelayanan
Kesehatan.
d. Informasi adanya kebijkan-kebijakan manajerial baru dari manajemen
ataupun pemilik klinik.
2. PRB (Pertemuan Rutin Bulanan)
Merupakn bagian implementasi dari system manajerial klinik, yang masuk dalam
menajemen umum klinik pada wilayah pergerakan dan pelaksanaan. Pada
pelaksanaan PRB penanggungjawab klinik harus hadir, jika berhalangan hadir
maka, pertemuan ini harus ditunda.
Coordinator unit dapat menyampaikan tentang segala masalah-masalah yang
sudah dibahas pada waktu pra PRB.
3. PMB
4. RTM
BAB XI
PELAPORAN

A. LAPORAN HARIAN
Laporan harian dibuat setelah selesai pelayanan. Petugas jaga sore merekap
seluruh kunjungan yang ada di unit pelayanan umum guna direkap sebagai
kunjungan pasien di unit pelayanan umum.
Laporan meliputi :
1. …
2. ….

B. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan merupakan rekapan laporan dari jumlah kunjungan pasien
setiap hari yang datang ke unit pelayanan umum. Laporan bulanan ini dibuat
sedemikian rupa dan dijilid untuk digunakan sebagai data kunjungan tiap
bulannya guna dilaporkan kepada penanggung jawab klinik.

C. LAPORAN TAHUNAN
Laporan tahunan merupakan rekapan laporan dari jumlah kunjungan pasien
setiap bulan yang datang ke unit pelayanan umum. Laporan tahunan ini dibuat
digunakan sebagai data kunjungan dan juga sebagai penutup laporan akhir
tahun. Data ini dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja dari pelayanan yang
sudah diberikan.

Anda mungkin juga menyukai