Anda di halaman 1dari 9

Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes

Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun


Naskah Pendadaran

BAB I
PENGANTAR

1.1. Latar Belakang


Asam amino adalah penyusun utama dari protein. Asam amino memiliki
banyak kegunaan, baik di bidang bahan tambahan makanan, pakan ternak,
kosmetik, pertanian, dan material polimer. Mengingat pemanfaatan dari asam
amino yang begitu luas, kebutuhan akan asam amino juga semakin meningkat
setiap tahunnya. Peningkatan kebutuhan asam amino ini juga diiringi dengan
pengembangan teknologi untuk pembuatan asam amino, khususnya pada skala
besar (Ikeda dkk., 2003).
Senyawa lysine adalah salah satu senyawa asam amino esensial yang
diperlukan oleh manusia dan hewan. Lysine mempunyai dua isomer optis yaitu L-
lysine dan D-lysine. Sama seperti halnya asam amino lainnya, jenis lysine yang
akan terbentuk saat pembentukan protein adalah lysine yang memiliki chirality left-
handed. Oleh karena itu, hanya bentuk L-lysine (yang selanjutnya akan disebut
sebagai lysine) saja yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen (Solomon, 2010).
Karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh, lysine harus disuplai dari luar, bisa dalam
bentuk makanan ataupun suplemen.
Lysine banyak digunakan sebagai bahan makanan tambahan untuk hewan,
khususnya hewan dengan perut tunggal (monogastric) seperti unggas, ayam
broiler, dan babi. Konsumsi lysine diperkirakan akan senantiasa meningkat seiring
konsumsi daging putih (white meat) yang juga meningkat (Wittman dkk., 2007).
Untuk hewan dengan perut tunggal, fungsi dari lysine adalah sebagai substrat yang
diperlukan saat pembentukan protein, molekul peptida, dan molekul non-peptida
(Liao dkk., 2015). Selain itu, lysine yang dikonsumsi hewan juga akan
mempercepat metabolisme dari nutrisi lain. Sementara itu untuk manusia, kegunaan
lysine adalah untuk mempercepat penyerapan asam amino lainnya. Selain untuk
nutrisi bagi hewan dan manusia, lysine juga ditambahkan pada produksi fabricated
meals (makanan yang diproduksi dari tepung-tepungan) untuk menghindari
terbentuknya senyawa akralimida pada saat penggorengan. Penambahan lysine

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 1
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

akan menekan terjadinya reaksi tipe Maillard sehingga senyawa akralimida yang
terbentuk akan berkurang (Tareke dkk., 2005).
Produk lysine komersial yang paling umum dijumpai adalah lysine HCl. Hal
ini dikarenakan lysine HCl bersifat stabil dan tidak higroskopik bila dibandingan
dengan lysine H2SO4 (Kelle dkk., 2005).

Gambar I. 1 Susunan Senyawa L-lysine HCl

1.2. Tinjauan Pustaka


Secara umum terdapat tiga proses untuk memproduksi asam amino, yaitu
dengan cara ekstraksi, sintesis kimia, dan fermentasi. Pada awalnya, asam amino
banyak diproduksi dengan cara ekstraksi, termasuk untuk produksi lysine. Sebelum
tahun 1950, lysine banyak diproduksi dari ekstraksi soybean dan wheat glutten.
Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya kebutuhan pasar akan asam amino, cara
ekstraksi ini dianggap tidak lagi feasible untuk dilakukan. Cara sintesis kimia tidak
dipakai untuk memproduksi L-lysine karena dengan cara sintesis kimia, akan
dihasilkan senyawa dalam bentuk D,L-lysine. Kemudian, untuk mengubah bentuk
D,L-lysine ini menjadi bentuk L-lysine diperlukan tahapan resolusi (resolution
step) yang membutuhkan biaya yang besar. Pada tahun 1957, Kinoshita
menemukan bahwa bakteri Micrococcus glutamicum (yang selanjutnya dikenal
sebagai bakteri Corynobacterium glutamicum) dapat menghasilkan asam amino L-
glutamate dari gula dan ammonia dengan cara fermentasi. Beberapa tahun
kemudian, bakteri yang sama juga diketahui dapat memproduksi L-lysine. Sehingga
pengembangan produksi L-lysine dengan cara fermentasi mulai berkembang saat
itu (Ikeda dkk., 2003).

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 2
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

Menurut Antassiadis (2007), L-lysine HCl dapat dibagi menjadi dua, yaitu
L-lysine HCl feed grade dan L-lysine food grade. Pembagian ini didasarkan pada
kemurnian dari lysine yang dihasilkan. Menurut current Good Manufacturing
Practices (cGMP) berikut ini adalah spesifikasi dari L-lysine HCl yang masuk ke
dalam food grade:

Tabel I. 1 Spesifikasi Lysine HCl Food and Pharmaeutical Grade

Proses produksi lysine HCl yang dilakukan dipilih dengan cara fermentasi.
Cara fermentasi ini dipilih karena dihasilkan lysine HCl dengan yield yang tinggi
dan biaya produksi yang relatif rendah.
Salah satu upaya dalam pengembangan teknologi pembuatan lysine adalah
dengan menemukan strains bakteri yang menghasilkan lysine dengan yield setinggi

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 3
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

mungkin. Perbedaan dari proses produksi lysine HCl dapat dilihat dari perbedaan
jenis bakteri atau jenis strain bakteri yang digunakan. Secara umum, bakteri yang
digunakan untuk memproduksi L-lysine adalah bakteri yang bersifat gram positif,
non-sporulating, tidak dapat bergerak, berbentuk spheres sampai dengan rods,
pleomorphic, dan membutuhkan biotin untuk tumbuh (Kinoshita, 1999). Berikut ini
adalah perbandingan produksi lysine dengan menggunakan jenis bakteri yang
berbeda:
1. Fermentasi dengan menggunakan Corynebacterium glutamicum
Bakteri C. glutamicum adalah salah satu jenis bakteri yang digunakan
untuk memproduksi L-lysine. Jenis strain dari bakteri C. glutamicum yang
dapat digunakan untuk memproduksi lysine antara lain adalah C. glutamicum
B-6, C. glutamicum ATCC 13032, C. glutamicum (wild type). Bakteri ini dapat
digunakan untuk memproduksi lysine dengan substrat berupa glukosa, sukrosa,
maupun campuran keduanya (dalam bentuk medium molasses) hingga lebih
dari 300 jam proses fermentasi dengan nilai konsentrasi lysine berkisar antara
48 – 100 g/L (Ikeda, 2003). Bakteri ini akan mengalami pertumbuhan optimum
pada suhu 25 – 37oC dan masih akan tumbuh dengan cepat pada suhu 40 oC
(Wittman, 2006).

2. Fermentasi dengan bakteri Bacillus lactofermentum


Bakteri Bacillus lactofermentum merupakan salah satu subspesies hasil
mutasi dari bakteri Corynebacterium glutamicum (Wittman, 2006). Jenis strain
dari bakteri B. lactofermentum yang dapat digunakan untuk memproduksi
lysine antara lain adalah B. lactofermentum AJ12937, B. lactofermentum
AJ11082/pSSM30BS, dan B. lactofermentum AJ11082/pCABL-pORFI.
Bakteri ini dapat menghasilkan lysine dengan konsentrasi 45 sampai dengan
95 g/L. Bakteri ini akan mengalami pertumbuhan optimum pada suhu 30-35oC
(Ahmed dkk., 2013). Menurut Onhinsi dan Ikeda (2014), konversi dari lysine
yang dihasilkan oleh bakteri ini akan menurun secara signifikan ketika suhu
fermentasi mencapai 40 oC.

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 4
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

3. Fermentasi dengan bakteri Corynebacterium thermoaminogenes


Bakteri Corynebacterium thermoaminogenes merupakan bakteri
thermotolerance yang dapat memproduksi beberapa asam amino, seperti lysine
dan glutamate (Bott dan Eggeling, 2005). Pada larutan glukosa 10% dengan
suhu 43oC, bakteri ini dapat menghasilkan lysine dengan konsentrasi 30 g/L
selama 72 jam proses fermentasi (Ikeda, 2003).

4. Fermentasi dengan bakteri Eschericia coli


Eschericia coli merupakan bakteri yang dapat memproduksi theronine,
lysine, dan serine. Berbeda dengan bakteri lain yang memproduksi lysine, E.
coli merupakan bakteri gram negatif. Pada larutan glukosa 4% dengan suhu
37oC, bakteri ini dapat menghasilkan lysine dengan konsentrasi 12,13 g/L
(Ikeda, 2003).

5. Fermentasi dengan bakteri Bacillus methanolicus


Bacillus methanolicus merupakan bakteri thermotolerance yang dapat
memproduksi lysine dan glutamate dengan substrat berupa metanol. Bakteri ini
dapat memproduksi lysine dengan biaya yang relatif rendah (Brautaset dkk.,
2007). Dengan substrat berupa metanol pada suhu 57oC selama 60 jam, bakteri
ini dapat memproduksi lysine dengan konsentrasi 47 g/L (Ikeda dkk., 2003).
Di pabrik ini bakteri yang digunakan adalah Corynebacterium glutamicum.
Corynobacterium glutamicum dipilih karena bakteri ini dapat memproduksi lysine
dengan yield tinggi. Menurut Ikeda dkk (2003), bakteri ini dapat memproduksi
lysine sampai dengan konsentrasi 100 g/L apabila difermentasi dengan
menggunakan medium molases selama 48 jam pada suhu 32oC. Selain itu bakteri
Corynobacterium glutamicum juga sesuai dengan anjuran FDA USA di mana
bakteri yang digunakan untuk memproduksi lysine yang dikonsumsi oleh manusia
dihasilkan dari fermentasi dengan menggunakan Corynobacterium glutamicum dan
strain-nya.
Secara umum, bakteri yang digunakan untuk memproduksi lysine adalah
bakteri yang bersifat gram positif, non-sporulating, tidak dapat bergerak, berbentuk

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 5
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

spheres sampai dengan rods, pleomorphic, dan membutuhkan biotin untuk tumbuh
(Kinoshita, 1999). Biotin diperlukan oleh Corynobacterium glutamicum karena
apabila tidak ada suplai biotin yang cukup, maka bakteri ini akan memproduksi
glutamate (Stanburry dkk., 1998). Sebenarnya bakteri ini memiliki produktivitas
yang lebih baik apabila proses fermentasi dijalankan secara kontinyu, dibandingkan
apabila fermentasi dijalankan secara fed-batch ataupun batch (Ikeda dkk., 2003).
Akan tetapi, apabila digunakan proses kontinyu maka diperlukan fermentor yang
ukurannya sangat besar karena fermentor tersebut harus mampu mengakomodir
proses fermentasi yang memerlukan waktu tinggal 48 jam. Apabila digunakan
proses fed-batch, maka terdapat keuntungan seperti substrate inhibition (penurunan
aktivitas bakteri karena konsentrasi substrat terlalu tinggi) dapat diminimalisasi,
dapat diperoleh high-cell density atau konsentrasi sel yang tinggi di dalam
fermentor, dan mengurangi kemungkinan terjadinya catabollite repression (Kiss
dan Stephanopoulus, 1991). Akan tetapi, proses fed-batch akan menjadi kompleks
karena kondisi di dalam fermentor akan senantiasa berubah (Wang dkk., 2015).
Oleh karena itu, fermentasi dipilih dijalankan secara batch dengan beberapa
fermentor yang disusun paralel yang dimaksudkan agar volume tiap fermentor
dapat kecil dan proses sebelum dan sesudah fermentor dapat dijalankan secara
kontinyu. Akan tetapi pada proses batch, sering ditemui beberapa hambatan seperti
terbentuknya produk samping yang tidak diinginkan serta terjadinya catabollite
repression dan substrate inhibition karena tingginya konsentrasi substrat pada saat
dimulainya proses batch. Catabollite repression dan substrate inhibition dapat
diminimalisir dengan melakukan pengenceran molases. Sementara itu,
terbentuknya produk samping dapat dicegah dengan proses inokulasi yang baik.

1.3. Analisis Pasar


Lysine HCl hasil sintesis dapat dibagi dalam dua grade, yaitu food and
pharmaceuticals grade dan feed grade. Pabrik yang ingin didirikan adalah lysine
HCl food and pharmaceuticals grade yang dapat digunakan untuk industri makanan
dan farmasi. Hal ini disebabkan Indonesia telah memiliki pabrik lysine HCl feed
grade di Jombang, Jawa Timur yang didirikan oleh CJ Group dengan kapasitas

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 6
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

100.000 ton/tahun. Pabrik lysine di Jombang merupakan pabrik kedua setelah CJ


Group membangun pabrik lysine HCl feed grade di Pasuruan, Jawa Timur dengan
kapasitas produksi 250.000 ton/tahun. Dengan kapasitas pabrik yang sudah ada,
Indonesia telah mengekspor lysine HCl feed grade keberbagai negara. Data ekspor
lysine HCl dapat dilihat pada Tabel I.2 berikut :

Tabel I. 2 Data Ekspor Lysine Feed Grade Indonesia Tahun 2012-2015


Tahun Ekspor, ton/tahun Harga ekspor, $/ton
2012 205597,74 1883,71
2013 208794,97 1389,60
2014 237603,61 1107,42
2015 252835,69 992,41
(sumber : BPS, 2016)

Untuk dapat bersaing dengan pabrik yang sudah ada, maka kapasitas
pabrik yang ingin didirikan harus lebih besar agar dapat menekan biaya produksi.
Perlu dipertimbangkan pula bahwa kebutuhan lysine HCl dunia untuk feed grade
sudah mengalami overcapacity. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa perusahaan
dunia yang sudah menurunkan kapasitasnya atau bahkan menutup pabriknya karena
turunnya nilai jual dari lysine HCl feed grade itu sendiri. Beberapa perusahan yang
telah menurunkan produksinya :

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 7
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

1. Global Bio-chem, mematikan pabriknya pada Maret 2014 dan berproduksi


kembali pada November 2014 dengan kapasitas optimum 500.000 MT/tahun
menjadi 200.000 MT/tahun.
2. CJ Group Co., Ltd, memiliki dua anak perusahaan di Tiongkok yaitu CJ
(Shenyang) Biotech, Ltd., dengan kapasitas 100.000 ton/tahun dan CJ
Liaocheng Biotech Co., Ltd., dengan kapasitas 150.000 ton/tahun menurunkan
produksinya hingga hanya 20% dari kapasitas optimumnya.
3. Ningxia EPPEN Biotech Co., Ltd., menurunkan kapasitas produksi hingga 50%
dengan kapasitas optimum 210.000 ton/tahun.
4. BASF, menutup pabriknya di Gunsan, Korea Selatan pada tahun 2007 dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun. (cncchemicals)

Sehingga pendirian pabrik lysine HCl feed grade menjadi tidak menarik.
Faktor lain yang mendukung pendirian pabrik lysine HCl food and pharmaceuticals
grade adalah Indonesia merupakan negara pengimpor lysine HCl untuk farmasi,
sehingga pendirian pabrik dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Jumlah lysine HCl yang diimpor oleh Indonesia dari tahun 2012-2015
ditunjukkan dalam Tabel I.3.

Tabel I.3 Data Impor Lysine HCL Food and Pharmaceuticals Grade di
Indonesia Tahun 2012-2015
Tahun Impor, ton/tahun Harga impor, $/ton
2012 7.231,50 2.377,02
2013 9.714,63 1.772,61
2014 14.343,02 1.282,13
2015 10.317,04 1.156,24
(sumber : BPS, 2016)

Pertumbuhan kebutuhan lysine diperkirakan meningkat setiap tahunnya


sebesar 6,5% (frontresearch), sehingga pendirian pabrik cukup menjanjikan.
Didukung dengan pendirian pabrik merupakan pabrik lysine HCl food and

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 8
Prarancangan Pabrik Lysine HCl dari Tetes
Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
Naskah Pendadaran

pharmaceuticals grade pertama dikawasan asia tenggara, sehingga produk dapat


diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia,
ataupun Vietnam. Pabrik lysine HCl food and pharmaceuticals grade yang sudah
ada di dunia beserta kapasitasnya dapat dilihat pada Tabel I.4.

Tabel I.4 Data Pabrik Lysine Pharmaceuticals Grade di Dunia


Pabrik Lokasi Kapasitas, ton/tahun
Ajinomoto China 2.500
Ajinomoto Brazil 4.000
Evonik Slovakia 9.000
Evonik Amerika Serikat 40.000
Vitalys Denmark 15000
Dacheng Biological
China 162.0000
Chemical
(sumber : google)

Dari data tersebut diambil kapasitas pabrik yang ingin didirikan sebesar
25.000 ton/tahun. Menimbang kebutuhan dalam negeri yang perlu dipenuhi dan
kemungkinan pasar di Asia Tenggara yang cukup banyak, serta pertumbuhan
kebutuhan lysine HCl setiap tahun yang terus meningkat.
Bahan baku pembuatan lysine HCl adalah tetes atau molasses. Molasses
merupakan limbah dari pabrik gula. Molasses diperoleh dari Sugar Group Company
dengan kapasitas produksi 500.000 ton/tahun. Bahan penunjang lain seperti
ammonium sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik dengan kapasitas produksi
750.000 ton/tahun. Urea diperoleh dari PT. Pupuk Sriwijaya yang memproduksi
dengan kapasitas lebih dari 1.600.000 ton/tahun. Asam klrorida (HCl) diperoleh
dari PT. Asahimas Chemicals dengan kapasitas produksi 82.000 ton/tahun. Asam
sulfat (H2SO4) diperoleh dari PT. Indonesian Acids Industry dengan kapasitas
produksi 82.500 ton/tahun. Sementara itu, bahan penunjang soy bean hydrolysate
diimpor dari India. Sehingga pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat dijaga
kestabilannya karena berasal dari perusahan-perusahaan yang sudah mature.

Olivia Widya Rochmi - 13/348257/TK/40847


Sekar Utami - 13/348280/TK/40862 9

Anda mungkin juga menyukai