Anda di halaman 1dari 60

NO. DOKUMEN NO.

REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pengambilan darah yang dilakukan terhadap pasien
TUJUAN Mendapatkan sampel darah sesuai dengan yang dibutuhkan
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Menyiapkan peralatan sampling

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien dipersilahkan duduk
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
akan kita lakukan

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Bersihkan Vena dengan alkohol swab dan biarkan sampai
mengering lagi
2. Jika memakai vena Fossa cubiti, pasanglah tourniquet pada lengan
PROSEDUR atas dan mintalah orang itu mengepal
3. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit sampai ujung jarum
masuk kedalam lumen vena
4. Lepaskan atau renggangkan tourniquet dan perlahan-lahan tarik
penghisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat
5. lepaskan tourniquet jika masih terpasang
6. Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah jarum dan semprit itu
7. Lekatkan plesterin diatas kapas
8. Letakkan darah didalam wadah sesuai jenis pemeriksaan

PERHATIAN :
1. Tusukan yang kurang tepat
2. Kulit yang ditusuk masih basah alkohol
UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP


LOGO
(RBRD)
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu Jenis pemeriksaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit dan atau melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu
penyakit
TUJUAN Sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia,
adanya infeksi serta banyak penyakit lainnya dan sebagai penunjang
diagnosa suatu penyakit
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Nyalakan alat dengan menekan tombol power yang berada di
belakang alat
2. Tunggu alat start up ( Auto blank )
3. Tunggu beberapa menit kemudian keluar hasil auto blank
4. Lakukan Control
5. Alat siap digunakan

PERSIAPAN PASIEN :
1. pengambilan darah pada pasien kemudian diletakkan pada tabung
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan
3. Darah pada tempatnya diberi label nama pasien
PROSEDUR
PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Darah EDTA diletakkan dibawah alat penghisap
2. bagaian luar dilap dengan tisue dan letakkan wadah dibawahnya
3. tekan tombol diluet dengan menggoyang-goyangka supaya
homogen
4. letakkan wadah dibawah penghisap sampel
5. Tekan Count
6. tunggu beberapa menit
7. Keluar hasil

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis


PEMERIKSAAN URINE LENGKAP
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan urine pada pasien untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan urine pada pasien
TUJUAN Untuk mengetauhi unsur-unsur yang ada dalam urine secara lengkap
sehingga dapat mambantu menegakkan diagnosa dokter pemeriksa
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Tempat atau wadah penampung urine

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien diminta kencing dan urine ditampung pada wadah
2. jelaskan tujuan pemeriksaan
3. Urine pada tempatnya diberi nama pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. 3 ml urine dituangkan pada tabung reaksi
PROSEDUR
2. Ambil stik urine 10 parameter celupkan kedalamnya
3. Angkat dan bandingkan dengan standart urine
4. kemudian urine dalam tabung dicentrifuge untuk mendapatkan
pemeriksaan sedimen urine.
5. Buang supernatant kemudian teteskan sedimen urine pada objeck
glass tutup dengan cover glass
6. Lihat di bawah mikroskop

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis


PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
L OGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan darah pada pasien untuk mengetahui adanya
penyakit pada pasien
TUJUAN Menganalisa zat2 kimia organik yang terlarut dalam darah,pemeriksaan
ini berfungsi untuk mengetahui :
- fungsi hati
- fungsi ginjal
- fungsi kolesterol lengkap
- Gula darah

KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Nyalakan Alat
2. Tunggu 5 menit
3. Tekan AD Auto Zero
4. Lihat Nilai ADC yg keluar
5. Lakukan Control
6. Alat siap digunakan

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pengambilan darah pada pasien
2. Darah tanpa EDTA diletakkan pada tabung
3. Dicentrifuge selama 10 menit sampai didapatkan serum

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Siapkan reagen kimia klinik yang akan digunakan
2. Serum yang sudah siap, dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur
3. Kemudian dibaca pada alat fotometer untuk mendapatkan
hasilnya
PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEWARNAAN GRAM, JAMUR, TRICHOMONAS, GO PREPARAT


LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan dimana dilakukan untuk mengetauhi adanya kuman /
jamur dengan bahan dari swab cairan vagina
TUJUAN Untuk mengetauhi adanya kuman,jamur,trichomonas dan GO
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Menyiapkan peralatan Pewarnaan

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien dipersilahkan duduk
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
akan kita lakukan

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Sediaan yang didapat dari hasil swab vagina yang di lakukan oleh
dr.kandungan sebanyak 3 (tiga) sediaan.
2. Tunggu sediaan sampai kering
3. Letakkan sediaan di atas jempatan pengecatan
4. Untuk pemeriksaan Jamur dan trichomonas letakkan sediaan
kemudian tambahkan 1 tetes PZ tutup dengan cover glass lihat di
bawah mikroskop.
5. Untuk pewarnaan gram lakukan dengan reagent pewarnaan gram
6. Untuk pewarnaan GO letakkan sediaan kemudian Pulas dengan
reagent Metilen blue.
7. Lihat di bawah mikroskop

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN HBA1C
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan darah pada pasien untuk mengetauhi
gambaran rata –rata kadar glukosa selama + 3 bulan
TUJUAN Untuk mengetauhi gambaran konsentrasi glukosa rata-rata selama 1 – 3
bulan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Tekan ON untuk menyalakan alat Nycocard Reader II
2. Kemudian kalibrasi alat dengan menekan enter
3. Pilih menu HbA1C
4. Alat siap di gunakan

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pengambilan darah pada pasien
2. Darah dengan EDTA diletakkan pada tabung
3. Beri label nama pasien
PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Siapkan reagen HbA1C yang akan digunakan
2. Darah dengan EDTA yang sudah siap ,dilakukan pemeriksaan
sesuai prosedur
3. Kemudian dibaca pada alat Nycocard Reader II untuk
mendapatkan hasilnya

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN CRP
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan darah pada pasien untuk mengetauhi protein
fase akut yang di produksi oleh hati sebagai respon adanya infeksi
TUJUAN Untuk mendeteksi adanya inflamasi atau infeksi akut
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Tekan ON untuk menyalakan alat Nycocard Reader II
2. Kemudian kalibrasi alat dengan menekan enter
3. Pilih menu CRP
4. Baca hasil dengan menggunakan Nycocard Reader II
PERSIAPAN PASIEN :
1. Pengambilan darah pada pasien
2. Darah tanpa EDTA diletakkan pada tabung
3. Beri label nama pasien
4. Dicentrifuge selama 10 menit sampai didapatkan serum

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Siapkan reagen CRP yang akan digunakan
2. Serum yang sudah siap,dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur
3. Kemudian dibaca pada alat Nycocard Reader II untuk
mendapatkan hasilnya

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN FEACES LENGKAP


LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan feaces pada pasien untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan feaces pada pasien
TUJUAN Sebagai penunjang adanya diagnosa suatu penyakit
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Tempat atau wadah penampung feaces

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien diminta buang air besar dan sebagian feaces ditampung
pada wadah
2. jelaskan tujuan pemeriksaan
3. Pada wadah untuk feaces diberi nama pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Periksa Feaces secara makroskopis dan mikroskopis
2. Untuk pemeriksaan makroskopis periksa konsistensi, warna serta
apakah ada darah atau lendir.
3. Untuk pemeriksaan mikroskopis ambil sebagian kecil feaces
kemudian letakkan pada objeck glass dan beri setetes PZ aduk rata
dan tutup dengan cover glass.
4. Lihat di bawah mikroskop

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN IMUNOLOGI/SEROLOGI
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan darah pada pasien untuk mengetauhi adanya
penyakit yang berkaitan dengan sistem imun
TUJUAN Sebagai penunjang adanya diagnosa suatu penyakit
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Siapkan reagent sesuai dengan pemeriksaan yang di perlukan

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pengambilan darah pada pasien
2. Darah tanpa EDTA diletakkan pada tabung
3. Beri label nama pasien
4. Centrifuge selama 10 menit sampai didapatkan serum

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Siapkan reagen (Cassette / Stick) Immunologi/serologi
2. Serum yang sudah siap,dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur
yang ada.

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN ANALISA SPERMA


LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan yang di lakukan pada sperma dari pasien baik
secara makroskopis maupun mikroskopis
TUJUAN Untuk mengetauhi normal tidaknya sperma baik secara jumlah,gerak
maupun bentuk dari sperma
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Tempat penampung steril

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien dipersilahkan duduk
2. Menjelaskan pada pasien apakah sudah memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan sperma
3. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang cara dan aturan
dalam mengeluarkan sperma
4. Mengantar pasien ke dalam kamar yang sudah di sediakan
5. Sperma pada tempatnya diberi nama pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Catat waktu dan cara pengeluaran sperma
2. Letakkan sperma di atas Rotator putar selama 30-60 menit
3. Periksa sperma secara makroskopis yaitu Likuefeksi,
viskositas,volume,warna,bau dan PH
PROSEDUR 4. Sedangkan yang mikroskopis dengan cara pada objeck glass di
teteskan 1 tetes sperma tutup dengan cover glass
5. Lihat di bawah mikroskop untuk mengetauhi prosentase dari
sperma yang motil baik, motil kurang baik serta yang non motil
6. Isaplah sperma sampai tanda 0,5 dengan pipet thoma leukosit
hapus bagian luar pipet dengan tissue
7. Kemudian isaplah cairan hitung sperma sampai tanda 11
8. Campur tunggu beberapa menit
9. Buang + 3 tetes lalu teteskan pada kamar hitung yang telah di
tutup coverglass
10. Lihat di bawah mikroskop untuk menghitung konsentrasi sperma
11. Teteskan sperma pada objeckglass kemudian buat hapusan lalu
lakukan pewarnaan
12. Setelah hapusan kering lihat di bawah mikroskop untuk
mengetauhi prosentase morfologi sel sperma secara mikroskopis

PERHATIAN :

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis


PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Untuk penetapan laju eritrosit-eritrosit mengendap di perlukan darah
dengan anti koagulant
TUJUAN Untuk Mengetauhi kecepatan mengendapnya sel darah merah dalam 1
jam
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Siapkan pipet dan rak westergreen

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pengambilan darah pada pasien
2. Darah dengan EDTA diletakkan pada tabung
3. Beri Label nama pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Isaplah PZ dengan menggunakan pipet westergreen sampai tanda
150 mm kemudian masukkan dalam tabung
PROSEDUR 2. Kemudian isaplah darah dengan EDTA menggunakan pipet
westergreen sampai tanda 0
3. Bersihkan bagian luar pipet dengan menggunakan tissue
4. Masukkan darah kedalam tabung yang telah berisi PZ
5. Campurkan baik-baik kemudian isaplah dengan pipet westergreen
sampai tanda 0 mm
6. Biarkan pipet dalam sikap tegak lurus dalam rak westergreen
selama 60 menit
7. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan
laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah

UNIT TERKAIT Praktek Dokter Spesialis

PEMERIKSAAN GLUKOSA
SEWAKTU STICK DI PDS
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan yang di lakukan untuk mengetauhi lebih lanjut tentang
suatu penyakit
TUJUAN Dapat menegakkan diagnosa secara cepat dan tepat
KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan penunjang harus sesuai dengan indikasi dan
kebutuhan
2. Pelaksanaan pemeriksaan penunjang atas persetujuan pasien atau
keluarga

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :


1. Formulir laboratorium oleh dokter
2. Alat test glukosa sewaktustick di PDS

PERSIAPAN PASIEN :
Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang pemeriksaan
glukosa sewaktu stick di PDS
PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Tentukan bahwa pasien indikasi pemeriksaan glukosa sewaktu
stick
2. Beri tahu pasien dan keluarga bahwa pasien harus melakukan
pemeriksaan glukosa stick di PDS dan informasikan biayanya
3. Dokter membuatkan formulir laboratorium dengan item glukosa
sewaktu
4. Laksanakan prosedur pemeriksaan glukosa sewaktu
4.1. Cuci tangan sesuai standart sebelum melakukan tindakan
4.2. Ambil Alat glukosa stick dan kelengkapannya
4.2.1.Alat glukosa stick
4.2.1. Jarum stick disposibble
4.2.2. Stick untuk pembacaan
4.2.3. Alkohol swab
4.2.4. Buku pendokumentasian

4.3. Jelaskan kepada pasien tindakan pemeriksaan glukosa


sewaktu stick yang akan di lakukan
4.3.1. Tindakan ini di lakukan penusukan pada salah satu jari
pasien menggunakan jarum stick dispossible untuk
mengeluarkansedikit darah
4.4. Densifektan salah satu jari pasien dengan alkohol swab
4.5. Lakukan penusukan pada area yang telah di densifeksi
4.6. Ambil darah yang keluar dengan stick yang sudah
terpasang pada alat yang sudah siap
4.7. Tunggu beberapa detik hingga hasil keluar
4.8. Catat hasil yang sudah keluar pada buku dan formulir
laboratorium dengan menunjukkan jam dan tanggal
pemeriksaan
4.9. Informasikan hasil kepada dokter dan pasien untuk di
catat di rekam medik pasien
4.10. Rapikan pasien dan alat
4.11. Cuci tangan setelah tindakan
5. Evaluasi hasil tindakan
6. Antar formulir laboratorium ke laboratorium dan mintakan ganti
stick dan jarumnya
7. Laksanakan langkah selanjutnya
7.1. Pulang
7.2. Masuk rumah sakit
7.3. Tindakan medik
7.4. Dikonsulkan

PERHATIAN
1. Penjelasan kepada pasieen dan keluarga untuk pemeriksaan
glukosa stick
2. Kejelasan dan kelengkapan formulir laboratorium
3. Hasil pemeriksaan penunjang sebelumnya
4. Pastikan administrasi telah selesai

UNIT TERKAIT 1. Praktek Dokter Spesialis


2. Admission
3. Rekam Medik
4. Kasir
MENERIMA PASIEN UNTUK
MEDICAL CHECK-UP
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Suatu cara atau prosedur penerimaan pasien untuk rencana medical
check-up dengan tujuan untuk mengetauhi status kesehatan pasien
TUJUAN Memberikan pelayanan dan pemeriksaan yang komprehensif, menyeluruh
dan terbaik untuk pasien
KEBIJAKAN Perawat mampu memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien yang
membutuhkan secara Service Customer Excellent
PERSIAPAN ALAT
1. Brosur paket medical check-up
2. Formulir medical check up sesuai dengan paket
3. Formulir pendaftaran untuk medical check-up

PERSIAPAN PASIEN :
Penjelasan kepada pasien tentang medical check-up

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Menyambut pasien dengan ramah
2. Menawarkan paket – paket yang ada
3. Bila pasien belum menentukan pilihan paket, maka petugas MCU (
Medical check-up ) akan membantu dalam dalam menetukan
pilihan sesuai dengan kebutuhan pasien
PROSEDUR
4. Bila pasien sudah menentukan pilihan dan sudah puasa, pasien di
antar ke admission untuk pendaftaran dan mendapat No.Id card
5. Bila semua tindakan yang ada di dalam paket sudah terlaksana
maka pasien di arahkan ke billing untuk menyelesaikan
pembayaran
6. Bila pasien di tanggung oleh perusahaan/ corporate, maka
pembayaran melalui perusahaan yang bersangkutan/ reimbers

PERHATIAN :
1. Melakukan penjadwalan sebelumnya
2. pasien harus puasa 8 – 10 jam
3. Keluhan pasien
4. Ketepatan waktu

UNIT TERKAIT Petugas pelaksana


SPO LABORATORIUM PNEUMOCYSTIS PNEUMONIA (PCP)
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Laboratorium Pneumocystis Pneuminia adalah tempat yang di gunakan
untuk melakukan pemeriksaan mikroskopik spesimen sputum, lavage
bronkoalveolar ataupun jaringan paru. Diagnosis terbaik melalui
bronkoskopi dengan lavase
TUJUAN Menemukan penyebab Pneumocystis Pneumonia (PCP) yaitu
Pneumocystis jirovecii (carinii) ada ODHA
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan Pasien : tidak perlu persiapan khusus
Pengambilan spesiman : aseptis, wadah steril dan tanpa pengawet
Pengiriman dan penyimpanan : segera dan langsung di kerjakan
Pemeriksaan :
Bahan pemeriksaan :
- Sputum
- Bilasan bronkus
- Biopsy paru
Peralatan :
Berbagai alat untuk keamana dan keselamatan kerja bagi petugas
laboratorium :
- Jas Laboratorium
- Masker
- Sarung tangan
- Face shield/goggles
- Biosafety cabinet kelas a-b
Berbagai alat untuk pemeriksaan bahan :
 Alkohol 70%
 Kapas steril
 Semprit 5 ml disposible (jarum no.18 – 20g)
 Sengkelit/lidi/applicator stick
 Gelas objeck
- Mikroskop
- Mikroskop Fluoresense
Cara kerja :
Hanya di lakukan pemeriksaan mikroskopis dan tidak dapat di lakukan
biakan
Sediaan langsung :
a. Mikroskopik
Teteskan pada gelas objeck : 1 tetes cat Wright atau bahan
fluorescen dan bahan spesimen dengan lidi atau applicator stick.
Buat suspensi jangan terlalu tebal dan tipis, tutup dengan gelas
penutup, dan di rekat dengan vaspar mencegah sediaan kering
Periksa di bawah mikroskop: amati adanya kista P jirovecci (carinii)

UNIT TERKAIT - IRJ


- ICU
- IRNA

SPO PEMERIKSAAN LABORATORIUM GIARDIASIS

LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Penyebab giardiasis adalah Giardia lamblia, selain terdapat pada manusia
juga terdapat pada hewan, Pada penderita HIV & AIDS banyak di temukan.
Selain menyebabkan gangguan intestinal juga di hubungkan dengan
sindrom alergi, urtikaria, arteritis retinal dan iridosiklitis pada anak dan
dewasa. Pencegahan dengan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan
TUJUAN Untuk mendeteksi adanya infeksi giardiasis pada penderita HIV & AIDS
sehingga dapat di lakukan pengobatan secara tepat
KEBIJAKAN
PROSEDUR Pengambilan bahan
1. Sebaiknya sebelum minum antibiotic
2. Sebelum minum antidiare
3. Sampel di letakkan dalam wadah bersih
4. Tidak tercemar air kencing
5. Secepatnya di kirim ke laboratorium
Pengiriman dan penyimpanan
Penyimpanan
Specimen dapat di simpan di suhu 4 C
Pengiriman (menggunakan pengawet)
Pengawet
a. Polyvinyl mercuric chloride (PVA)
- Mercury chloride : perekatan (fiksasi)
- Polyvinyl alcohol : resin untuk perekat
b. Formalin 5-10 % : sediaan basah, kista/telur, larva jangka lama (untuk
metode kepekaan/ konsentrasi)
c. Sodium-acetate-acetic acid formalin (SAF) pekat, cat permanen,
albumin membantu pelekatan, baik di gunakan untuk pengecatan
hematoxylin eosin.
d. Merthiolate-iodine-formalin (MIF)
- Pengawet untuk protozoa/ cacing sediaan basah dan peka.
Metode pemeriksaan
1. Pemeriksaan tiga (3) tinja segar atau hirupan (aspirat) untuk
trofozoit dan kista sering negatif (rata-rata 50-70%) bergantung
selang keluar dan pelekatan organisme.
2. Pengenalan (deteksi) antigen ELISA lebih sensitive dan spesifik
daripada cara mikroskopik.
3. FA (Fluorescent antibody) langsung.
4. Uji serat / string tes (Enterotest) gelatin kapsul di masukkan
dengan tali.
Pengecatan tinja dan trchome
Trofozoit ukuran 10-20µm, bentuk pir dengan dua (2) inti, Longitudinal
axoneme, badan parabasal dan 8 flagella.
Kista : bentuk oval dengan inti samapai empat (4) ukuran 11 sampai 14µm
Reagensia
1. Saline/eosin/lugol : sediaan langsung
2. Bahan pemeriksaan dalam pengawet formalin/ PVA : Trichome
Cara kerja
Mikroskopik
Persiapan pemeriksaan :
1. Pecahayaan di atur
2. Micrometer oculer jangan di ubah sesudah kalibrasi
3. Teliti tepi gelas penutup
4. Amati seluruh sediaan (tedious)
5. Gunakan acuan:gambar,ukuran,preparat yang positif
Pengamatan mikroskopik
Gerakan protozoa di larutan cair/tinja lunak
Pengawet PVA tidak digunakan sebab keruh
Sediaan basah
1. 1.Salin:menemukan telur / larva dan kista membias
(refraktil)protozoa
2. Iodine:menunjukkan inti secara lengkap
3. Pengamatan dengan sinar rendah(bila di curigai temuan
obyek baru,sinar ditinggikan)
Sediaan pekat (kosentrasi)
1.Bila jumlah parasit rendah
2.Menghilangkan sampah (debris)
3.Berdasarkan perbedaan antara parasit dan larutan
4.Trofozoit biasanya mati,amati telur,kista,larva

UNIT TERKAIT -IRJ


-ICU
-IRNA
SPO PERIKSAAN LABORATORIUM ASCARIASIS
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Penyakit ascariasis disebabkan oleh cacing.Ascaris lumbricoides sering
ditemukan mulai bayi sampai dewasa.infeksi ditemukan didaerah dengan
sanitasi yang buruk.Telur cacing ini dapat tahan hidup didalam tanah
berminggu-minggu.Sumber pencemaran selain tanah juga sayuran.Telur
ascaris lumbricoides dapat berjumlah ratusan ribu dalam sehari dan di
sebarluaskan melalui tinja manusia.
TUJUAN Untuk mendeteksi adanya infeksi ascariasis pada penderita HIV & AIDS
sehingga dapat di lakukan pengobatan secara tepat
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan penderita
Siapkan wadah bersih untuk menampung tinja
Jenis spesimen
Tinja
1. Bentuk cair
Guna melihat gerakan protozoa trofozoit
Pemeriksaan dilakukan ½ jam sesudah berak (1/2hour of passage)
2. Bentuk agak padat
Guna melihat beberapa protozoa kista
Telur cacing
Pengambilan spesimen
Tempat mengambil dan mengirim bahan:
1. Bersih,kering,kedap air,wadah bermulut lebar,bertutup ulir
2. Tidak tercemar air
Pengiriman dan penyimpanan
Penyimpanan
Spesimen dapat disimpat di suhu 4”C
Pengiriman (menggunakan pengawet)
Pengawet :
Bahan pemeriksaan dalam pengawet formalin /PVA
Metode pemeriksaan:Mikroskop[ik
Reagensia : salin/eosin/lugol:sediaan langsung
Peralatan :
1. Mikroskop
2. Gelas obyek
3. Gelas penutup
4. Sentrifus
Cara kerja
Mikroskopik:
Persiapan pemeriksaan:
1.Pencahayaan diatur
2.Mikrometer okuler jangan diubah sesudah dikalibrasi
3.Teliti tepi gelas penutup
4.Amati seluruh sediaan (tedious)
5.Gunakan acuan:gambar,ukuran,preparat,yang positif
Penggunaan mikroskopik :periksaan mikroskopik telur di tinja
Sediaan basah
1.1.Salin : menemukan telur
2.Iodine : menunjukkan inti secara lengkap
3.Pengamatan dengan sinar rendah (bila di curigai temuan objek
baru,sinar di tinggikan )
Sediaan pekat (konsentrasi)
1.Bila jumlah parasit rendah
2.Menghilangkan sampah (debris)
3.Berdasarkan perbedaan antara parasit dan larutan
4.Amati telur
Cara mengapungkan (flotasi)
1.Hasil sampah (debris) tinja sedikit
2.Organisme diapungkan (suspensi)dalam zinc sulfate (S.G=1.1180)
3.Sebagian besar parasit terdapat di lapisan permukaan
4.Telur terbuka
5.Telur yang berat mungkin hilang tenggelam d dasar
UNIT TERKAIT -IRJ
-ICU
-IRNA
SPO PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAH PADA PASIEN HIV 7 AIDS
LOGO
(RBRD)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Deteksi mikroorganisme dalam darah pasien adalah penting, baik secara
diagnostic maupun prognostic. Ketika bakteri bermultiplikasi melebihi
kapasitas systemretikuloendotelial untuk menyingkirkannya, maka akan
menghasilkan keadaan bakterimia, kultur darah penting dalam diagnosis
dan terapi agen penyebeb sepsis.
TUJUAN Menentukan adanya penyebab infeksi dalam darah (bakteremia), infeksi
sistemik/ sepsis dengan atau tanpa demam pada pasien HIV & AIDS
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan pasien
1. tidak perlu puasa
2. Sedapat mungkin koleksi darah di lakukan sebelum pemberian
anti mikroba
3. Hindari pengambilan darah melalui intravenous line
Jenis Spesimen : Darah
Bahan pemeriksaan berupa darah di ambil secara benar untuk
menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme yang mengkolonisasi
daerah disekitar lokasi pengambilan bahan pemeriksaan.
Pengambilan spesimen :
1. waktu pengambilan spesimen
Specimen darah sebaiknya di ambil sebelum pemberian antibiotic.
Meskipun kultur darah di lakukan sebelum atau selama puncak demam
merupakan saat optimal untuk mendapatkan mikroorganisme, tetapi
volume darah lebih penting daripada waktu dalam deteksi penyebab
bakteremia,
Ketika kondisi sepsis akut atau lainnya (Osteomielitis, meningitis,
pneumonia, atau pielonefritis) membutuhkan pemberian tarapi anti
mikroba segera, maka dapatkan dua kultur darah dengan volume
maksimum berturutan dari tempat anatomi yang berbeda sebelum
terapi dimulai.
Untuk demam yang tidak diketauhi penyebabnya, endokarditis bacterial
sub akut atau bakteremia atau fungemia terus menerus lainnya, maka
dapatkan maksimum tiga kultur darah dengan volume maksimun
Saat yang tepat untuk mendapatkan kultur darah dari pasien dengan
terapi anti mikroba adalah darah di ambil saat konsentrasi antimikroba
terendah.
2.Volume spesimen
Kultur Volume
Bakteri aerob
Anak 1-5 ml tiap pungsi vena
Dewasa 10-20 ml tiap pungsi vena
Bakteri anaerob
Anak 1-5 ml tiap pungsi vena
Dewasa 10-20 ml tiap pungsi vena
3.Tehnik pengambilan spesimen
a. Antisepsis kulit dan pungsi vena
- Pada tempat yang akan di ambil darah di bersihkan dengan
alkohol 705, mulai dari tengah, dibersihkan ke bagian luar
dengan solusi povidone-iodine 105 sekitar 1 menit
- Biarkan tempat tersebut kering
- Jangan sentuh lagi bagian yang akan diambil
b.Desinfeksi botol perbenihan darah
- Lewatkan mulut botol diatas api beberapa kali sebelum
sampel darah di masukkan.
- Untuk botol Bactec/ bact alert, desinfeksi tutup karet botol
c.Pungsi vena
- Ambil darah vena
- Masukkan ke dalam botol perbenihan darah
- Campur dengan baik untuk mencegah pembekuan
4.Cara penampungan specimen
Darah ditampung dalam botol perbenihan darah tertutup alur yang steril
atau botol bactec/ bact alert.
Perbandingan darah dan media adalah 1:10
Pengiriman dan penyimpanan
Pengiriman :
Specimen darah harus segera dikirim ke laboratorium mikrobiologi klinik
dalam botol perbenihan darah atau botol bactec/ bact alert.
Botol kultur darah yang telah berisi specimen darah tidak boleh di
masukkan kulkas
Penyimpanan :
Specimen darah yang telah di masukkan dalam botol perbenihan darah
atau botol bactec/ bact alert dapat di simpan dalam suhu kamar sampai di
lakukan pemrosesan,maksimum selama 4 jam.
Kriteria penolakan spesimen
1. Botol kultur darah yang tidak berlabel → ditolak
2. Botol kultur darah yang retak ataupun pecah → tidak di proses
3. Botol kultur darah yang berlabel tidak di tolak, kecuali :
- Medium kadaluarsa
- Volume atau jumlah botol kultur darah kurang
- Botol kultur diterima laboratorium > 12 jam setelah koleksi
darah.
Media dan reagensia
Media dan reagensia yang dipakai harus sudah terdaftar pada
Departemen Kesehatan RI
Media
- Media harus mengandung antikoagulan (0,025-0,055 SPS)
- Media atau system untuk menisolir kuman aerob/ fakultatif
aerob atau anaerob
a. Medium cair
- BHI
- TSB
- Brucella
- Columbia broth
b. Medium padat
- Columbia agar
c. System bifasik
d. Medium khusus untuk mengisolir kuman anaerob
- Thioglycollate
- Chopped Cooked Meat Medium
e . Media identifikasi mikroba yang sesuai
f. Media untuk melakukan uji resistensi antimikroba
Reagensia
Reagensia untuk melakukan uji biokimia yang sesuai
Cakram antibiotic yang dipakai untuk uji resistensi juga harus sudah
terdaftar pada Departemen Kesehatan RI
Alat :
Peralatan yang dibutuhkan adalah :
Berbagai alat keamanan dan keselamatan kerja petugas laboratorium:
1. Jas laboratorium
2. Masker
3. Sarung ruangan
4. Face Shied goggles
5. Biosafety cabinet kelas II
Alat persiapan dan pemeriksaan bahan :
1. Berbagai alat biakan mikrobiologi
2. Refrigeratorterkalibrasi
Cara Kerja Pemeriksaan :
Pemeriksaan bakteri /jamur penyebab infeksi dalam darah (bakteremia)
dilakukan dengan cara biakan yang dilanjutkan dengan identifikasi
menggunakan uji biokimia dan uji kepekaan antibiotic
Keamanan :
1. Saat bekerja dengan kultur darah, letakkan botol kultur dalam
biosafety cabinet atau dibalik pelindung atau masker wajah
2. Selalu gunakan sarung tangan,karena kultur darah berisi material
dari pasien yang mungkin mengandung pathogen yang ditularkan
lewat darah
3. gunakan alat transfer yang tanpa jarum atau jarum yang aman ,
dan jangan menutup kembali tutup tersebut
4. Buanglah jarum dan semprit yang dipakai untuk pungsi ke dalam
container
Kultur Darah
1. Inkubasi kultur darah pada suhu 35 C
2. Tiap hari diliat ada tidaknya pertumbuhan ( kultur positif) secara
inspeksi visual atau system otomatik,minimal selama 5 hari
3. Untuk inspeksi visual : perlu mengamati adanya
hemolisis,turbiditas,produksi gas,pembentukanpelikel,puffballs,
dan cloting, yang mengindikasikan adanya pertumbuhan mikroba
4. Subkultur dilakukan hari ke I.II,V
5. Inkubasi sampai 28 hari bilamana suspek Brucellosis
Pemeriksaan Makroskopis Kultur Darah
Perhatikan tiap botol untuk adanya pertumbuhan :
1. Lakukan subkultur pada 6 – 18 jam atau pada 72 jam pada media
agar Coklat, inkubasi dalam suasana CO2 pada suhu 35 C selama
48 jam
2. Tidak direkomendasikan melakukan subkultur untuk kultur darah
dengan inkubasi secara anaerob
3. Untuk sistem kultur darah bifasik:
Miringkan botol dengan hati-hati, sehingga cairan mengadakan
kontak dengan agar,Hal ini dilakukan 2x sehari untuk dua hari,
pertama dan seterusnya dilakukan 1x sehari selama 5 hari
4. Subkultur tidak perlu dilakukan pada kultur darah dengan system
otomatik ( bactec/bact alert)
Metode kultur untuk Kultur Darah yang Positif
- Buatlah sediaan dari kultur darah dan warnai gram
- Periksa sediaan yang diwarnai gram
- Lakukan subkultur pada media sesuai mikroorganisme yang
nampak pada sediaan tersebut
- Lakukan identifikasi mikroba dengan uji biokimia berdasarkan
hasil pewarnaan gram
- Lakukan uji kepekaan antimikroba
Identifikasi Bakteri/Jamur Penyebab infeksi dalam darah ( baakterema)
- Sesuai dengan Protap pemeriksaan mikroba yang
- tumbuh
Uji Kepekaan Antibiotik
- Sesuai dengan protap uji kepekaan bakteri terhadap antibiotic
Pemeriksaan Spesimen Darah untuk kultur jamur dapat dilihat pada bab
pemeriksaan jamur
Pemeriksaan spesimen Darah untuk Mycobacterium Tuberculosisdapat
dilihat pada bab Pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis.
Pemeriksaan Spesimen Darah untuk bakteri anaerob, dapat dilihat pada
bab pemeriksaan Bakteri Anaerob
Interpretasi Hasil Kultur Darah
A. Laporan dari kultur positif biasanya berarti bahwa pasien dalam
keadaan bakteremiaMeskipun,mikroba kulit dapat menginfeksi
kultur, menyebabkan hasil yang positif palsu atau
pseudobacteremia.
Penyebab lain pseudobacteremia :
- Jika organisme terlihat tetapi tidak dapat dikultur, organisme
mati dapat ditemukan dalam komponen medium dan
menghasilkan sediaan positif
- Bacillus atau bakteri lain dapat dijumpai pada sarung tangan
yang non steril dari si pengambil darah
- Kontaminasi alat dan supplies laboratoriu yang digunakan
dalam kultur dapat mengkontaminasi pasien
B. Dapat dijumpai adanya kultur campuran dan dihitung dalam
jumlah yang signifikan untuk bakteremia,Waspadalah akan hal ini
ketika memeriksa sediaan dan lempeng petri
C. Performans dan pelaporan uji kepekaan antimikroba adalah
kritikal untuk perawatan pasien dan meningkatkan kesempatan
Multiple
1. Sedikitnya jumlah organisme mungkin tidak terdeteksi dalam
interval inkubasi dari kultur
2. Media yang digunakan mungkin tidak mensupport pertumbuhan
beberapa organisme . gunakanformulasi multiple akan
meningkatkannya
3. SPS mungkin menginhibisi pertumbuhan dan viabilitas organisme
4. Penyakit laindapat mirip dengan bakteremia, karena adanya
banyak penyebab dari demam yang tidak diketahui asalnya
5. Metabolisme bakterial mungkin tidak memproduksi CO2 yang
cukup untuk deteksi dengan system otomatik
6. Ada sejumlah mikroorganisme fastidious yang menginfeksi darah
yang tidak dapat tumbuh pada kultur darah rutin

UNIT TERKAIT - IRJ


- ICU
- IRNA
SPO PEMERIKSAAN SPESIMEN SPUTUM
PADA PASIEN HIV & AIDS
LOGO
(RBRD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Infeksi saluran nafas bawah merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas. Diagnosa infeksi ini saringkali rumit karena kontaminasi dari
mspesimen secret saluran nafas selama koleksi
TUJUAN Pemeriksaan spesimen sputum bertujuan untuk :\
- Menentukan adanya penyebab infeksi pada saluran nafas bawah /
sputum pada pasien HIV /AIDS
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan Pasien
1.Tidak perlu puasa
2.Sedapat mungkin koleksi sputum dilakukan sebelum pemberian
antimikroba
3.Pasien berkumur dengan air matang sebelum koleksi spesimen
4.Pasien mendapatkan instruksi untuk mengeluarkan sputum,
bukan air liur ataupun postnasal discharge
Jenis Spesimen
Sputum
1. Expectorated sputum
2. Induced sputum
Bahan pemeriksaan berupa sputum diambil secara benar untuk
menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme yang mengkolonisasi
daerah sekitar lokasi pengambilan bahan pemeriksaan
Pengambilan Spesimen
1. Waktu pengambilan spesimen : Spesimen sputum sebaiknya diambil
sebelum pemberian antibiotik
2. Volum spesimen
Kultur Volum
Bakteri aerob 1ml
Jamur 3-5ml
Mycobakterial 5-10ml
3. Teknik Pengambilan Spesimen
1. Expectoran sputum
a. Bila mungkin pasien berkumur dengan air matang sebelum
koleksi spesimen
b. Instruksikan pada pasien untuk tidak mengeluarkan air liur atau
postnasal discharge ke dalam wadah (container).
c. Koleksi specimen yang berasal dari batuk dalam ke dalma
container yang anti bocor.
2. Induced sputum
a. Gunakan sikat gigi basah dan air steril atau saline, sikat mukosa
buccal, lidah dan gusi selama 5 sampai 10 menit sebelum
procedur koleksi. Jangan gunakan odol gigi
b. Kumur mulut pasien dengan menggunakan air atau saline steril
c. Dengan menggunakan nebulizer ultrasonic, biarkan pasien
menghirup sekitar 20 sampai 30ml NaCl 3%
d. Koleksi induced sputum dalam container antibocor
4. Cara Penampungan Spesimen
Sputum ditampung dalam wadah (container) antibocor steril
Pengiriman dan penyimpanan
Pengiriman
Spesimen sputum harus segera di kirim ke laboratorium mikrobiologi
klinik dalam wadah (container) antibocor. Karena keterlambatan dalam
pemrosesan lebih dari 1-2 jam akan menghasilkan kehilangan menemukan
pathogen fastidious, seperti streptococcus pneumonia, dan terjadi
overgrowth dari mikroba oronasal
Penyimpanan
Wadah (container) yang telah berisi spesimen sputum dapat di simpan
pada 2-8 C sampai kultur di proses
Kriteria Rejeksi
1. Jangan terima kultur ulangan pada interval kurang dari 48
jam
2. Tolak spesimen berikut untuk diagnosis penyakit saluran
nafas bawah :
a. Koleksi sputum 24 jam
b. Sputum terkontaminasi
c. Saliva
d. Induced sputum
e. Nasal washes dan aspirat atau usap dari nares
f. Spesimen tenggorok
g. Spesimen untuk kultur anaerobik
3. Untuk spesimen yang terlambat dalam transit lebih dari 2
jam tanpa pendingin, tunjykkan dalam laporan bahwa
keterlambatan dalam transit mungkin hasil kultur di
ragukan
Media dan Reagensia
Media dan reagensia yang dipakai harus sudah terdaftar dalam
Departemen Kesehatan RI.
Media
a. Agar darah
b. Agar coklat
c. Medium deferensial :Mac Conkey atau EMB
d. Media identifikasi mikroba yang sesuai
e. Media untuk melakukan uji resistensi anti mikroba

Reagensia
Reagensia untuk melakukan pewarnaan gram dan uji biokimia yang
sesuai.
Cakram antibiotik yang di pakai untuk uji resistensi juga harus sudah
terdaftar pada Departemen Kesehatan RI.
Alat :
Peralatan yang dibutuhkan adalah :
Berbagai alat keamanan dan keselamatan kerja petugas laboratorium :
1. Jas laboratorium
2. Masker
3. Sarung tangan
4. Face shield/ goggles
5. Biosafety cabinet kelas II
Alat persiapan dan pemeriksaan bahan :
1. Berbagai alat biakan mikrobiologi
2. Refrigerator terkalibrasi
Cara Kerja Pemeriksaan :
Pemeriksaan mikroba penyebab infeksi dalam saluran nafas/ sputum
dilakukan dengan cara biakan yang dilanjutkan dengan identifikasi
menggunakan uji biokimia dan uji kepekaan antibiotic.
Inokulasi
Spesimen diproses dalam biological safety cabinet
1. Spesimen diproses segera setelah diterima untuk
mempertahankan viabilitas pathogen dan menghindari
penempatan pasien dalam resiko untuk prosedur ulangan.
2. Seleksi bagian spesimen yang paling purulen atau berdarah
3. Buatlah pewarnaan Garm
4. Inokulasi pada media dengan menggunakan swab steril, stick
atau pipet pada media agar darah, agar coklat, dan Mac Conkey
(atau EMB)
Inkubasi
Media yang sudah diinokulasi, diinkubasi pada 35-37 oC dalam 5% CO2,
selama minimum 48 jam, lebih baik 72 jam.
Pemeriksaan Mikroskopis
Pewarnaan Gram
a. Siapkan sediaan dengan meneteskan 1 atau 2 tetes spesimen pada
gelas obyek yang sudah dibilas negatif
b. Biarkan mengering didalam Biosafety Cabinet dan jangan
diratakan
c. Fiksasi dengan api
d. Warnailah dengan zat warna pewarna Gram
e. Interpretasikan pewarnaan Gram
Pemeriksaan Kultur Sputum
1. Amati semua media agar terdapat adanya bukti-bukti
pertumbuhan secara makroskopis dalam 24 jam
2. Inkubasi lempeng petri untuk tambahan 24 sampai 48 jam, yang
berguna untuk mendeteksi molds dan batang Gram negative
fastidious, tumbuh lambat, seperti Bordetella spp.
3. Jika ada pertumbuhan pada 24 jam, amati lempeng petri lagi
pada 48 jam untuk morfologi yang tidak tampak pada 24 jam
4. Gunakan hasil pewarnaan gram sebagai pedoman untuk
menginterpretasikan kultur

a. Gunakan adanya sel inflamatori dan bakteria dalam


memutuskan proses selanjutnya dari kultur
b. Bila kultur tidak cocok dengan hasil hapusan, tinjau
kembali hapusan untuk kedua kalinya
c. Ikuti pedoman yang ada untuk memproses dan
melaporkan mikrobiota yang signifikan
5. Subkultur pada media agar darah dan atau agar coklat untuk
mendapatkan koloni yang terpisah untuk identifikasi akurat dari
kultur campuran
6. Jika bakteri terlihat pada hapusan tetapi tidak tumbuh pada
kultur, perpanjangan massa inkubasi dan inokulasi pada media
lainnya (misal untuk legionella, bordetella pertusis dan
Mycobacterium)
Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Infeksi Saluran Nafas Bawah/
Sputum
- Sesuai dengan protap pemeriksaan mikroba yang tumbuh
- Lakukan Identifikasi isolate dari sputum dalam jumlah yang
signifikan, dengan tipe koloni yang bukan merupakan
mikrobiota respiratori normal dan ada dalam
- Jumlah banyak pada kuadran ke dua atau lebih dari lempeng
- Jumlah sedikit dari spesies bakteri dalam kultur yang
konsisten dengan agenetiologik yang terlihat pada pewarnaan
gram diasosiasikan dengan sel inflamatori
- Koloni pada kuadran pertama lempeng, hanya jika sedikit atau
tidak ada mikrobiota lain dalam lempeng (negatif 90% murni)
dan hapusa menunjukkan inflamasi
Uji Kepekaan Antibiotil
- Sesuai dengan protap uji kepekaan bakteri terhadap antibiotik
- Untuk Haemophilus influenza dan Neisseria spp, lakukan uji
beta laktamase
- Untuk mikroba lain, lakukan uji kepekaan seperti biasa
Pemeriksaan spesimen sputum untuk kultur jamur dapat di lihat pada bab
Pemeriksaan Jamur
Pemeriksaan spesimen sputum untuk Mycobacterium tuberculosis dapat
di lihat pada bab pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis.
Interpretasi Hasil Kultur Sputum
a. Kultur positif dengan streptococcus negatif atau
Haemphilus influenza umumnya mengindikasikan adanya
infeksi dengan organisme tersebut, meskipun carriage dari
organisme ini dapat menunjukkan hasil positif palsu
b. Kultur positif dengan predominan batang Gram negatif
atau staphylococcus aureus biasanya mengindikasikan
infeksi dengan agen itu jika hapusan menunjukkan proses
infeksius melibatkan morfologi koresponden
c. Kultur negatif tidak dapat menyingkirkan infeksi.
Kenyataannya sebuah pathogen sering tidak terisolasi
d. Kontroversi akan kebutuhan kultur CAP telah
dipublikasikan beberapa grup medis, tetapi banyak dokter
setuju tentang keuntungan untuk pneumonia yang
berasasi dengan ventilator atau pneumonia nosokomial
LIMITASI
a. Beberapa agen tidak tumbuh pada kultur rutin, tetapi dapat
menjadi penyebab penyakit yang signifikan
b. Hasil negatif palsu dapat merupakan hasil kontaminasi spesimen
dengan mikrobiota oral normal atau sebelumnya siterapi
antimikroba
c. Hasil positif palsu dapat di sebabkan oleh over interpretasi hasil
kultur

UNIT TERKAIT - IRJ


- ICU
- IRNA

SPO PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI VIRUS HEPATITIS B


LOGO
(RBRD)
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Hepatitis B merupakan penyakit infeksi oleh karena virus hepatitis B,
diagnosis Hepatitis B dapat di tegakkan dengan pemeriksaan beberapa
pertanda Hepatitis B yaitu : IgM anti HBc, HbsAg, HbeAg, Anti Hbe, HBV
DNA. Petanda Hepatitis B tersebut dapat pula di pakai untuk pemantauan
perjalanan penyakit tersebut
Pada saat ini yang digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi hepatitis
virus B adalah HbsAg
TUJUAN Untuk mendeteksi adanya infeksi virus Hepatitis B
KEBIJAKAN
Persiapan Pasien
Tidak diperlukan persiapan khusus
Jenis spesimen
1. Serum
2. Plasma
Pengambilan Spesiman
1.Darah utuh di ambil dengan tehnik flebotami yang benar dan secara
aseptik dan petugas menggunakan sarung tangan
2.Plasma didapat dengan menggunakan antikoagulan K2EDTA/K3EDTA
3.Serum didapatkan dengan mendiamkan darah utuh tanpa antikoagulan
selama minimal 30 menit sampai terbentuk serum kemudiaan
dipusingkan 3000 rpm selama 5-15 menit
Pengiriman dan Penyimpanan
Penyimpanan
Spesimen dapat di simpan di suhu 2-8 C selam 7 hari,dan apabila
membutuhkan waktu lebih lama di simpan pada suhu -20C
Pengiriman
PROSEDUR a.Waktu pengiriman tidak boleh melampaui masa stabilitas bahan
b.Tidak terkena sinar matahari secara langsung
c.Kemasan memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan Infeksius”
Metode periksaan
1.ELISA
2.Rapid test
Reagensia
hbsAg kit dengan prinsip ELISA atau Rapid test
peralatan
1.Vortex
2.Sentrifus
3.Mikropipet
4.ELISA reader
5.ELISA Washer
Periksaan Serologi
HbsAg:menggunakan prinsip ELISA dan rapid test, prosdur dilakukan
sesuai petunjuk dari reagen yang di gunakan.
UNIT TERKAIT -IRJ
-ICU
-IRNA

SPO PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI VIRUS HEPATITIS C


LOGO
(RBRD)
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Hepatitis C merupakan penyakit yang di sebabkan virus dan penularan
terbanyak melalui tranfusi darah atau penggunaan jarum suntik yang tidak
benar.
TUJUAN Untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis C
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan Pasien
Sebaiknya puasa, diperbolehkan minum air putih
Jenis Spesimen
1. Serum
2. Plasma
Hindari Spesimen
1. Lipemik
2. Hemolisis
3. Ikterik
Pengambilan Spesimen
1. Darah utuh diambil dengan teknik phlebotomi yang benar dan
secara aseptic dan petugas menggunakan sarung tangan
2. Plasma didapat dengan menggunakan antikoagulan K2EDTA /
K3EDTA
3. Serum didpatkan dengan mendiamkan darah utuh tanpa
antikoagulan selama minimal 30 menit sampai terbentuk serum
kemudian pusingkan 3000 rpm selama 5-15 menit
Pengiriman dan Penyimpanan
Penyimpanan
Spesimen serum/ plasma dapat disimpan di suhu 2-8 oC dapat bertahan
samapi 7 hari, dan apabila membutuhkan waktu lebih lama disimpan
pada suhu -20oC.
Pengiriman
a. Waktu pengiriman tidak boleh melampaui masa stabilitas bahan
b. Tidak terkena sinar matahari secara langsung
c. Kemasan memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan
Infeksius”
d. Supaya terjaga suhu di dalam kemasn gunakan ice box
Metode Pemeriksaan
1. ELISA
2. Rapid test
Reagensia
Anti HCV Kit dengan prinsip ELISA/ rapid test
Peralatan
1. Vortex
2. Sentrifus
3. Mikropipet
4. ELISA Reader
5. ELISA Washer
6. Adsorben Pad
UNIT TERKAIT -IRJ
-ICU
-IRNA

SPO PEMERIKSAAN LABORATORIUM


CANDIDIASIS
LOGO
(RBRD)
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/TU-RD/IV/2015 I I
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN,
21 APRIL 2015 DIREKTUR

dr. S. Henry Wibowo, SpAnd. MARS


PENGERTIAN Infeksi jamur yang dikenal sebagai mikosis merupakan salah satu
penyebab morbiditas dan mortalitas pada pasien AIDS. Mikosis
digolongkan menjadi infeksi jamur endemic dan infeksi jamur
oportunistik. Candidiasis pada ODHA muncul dalam 3 bentuk candidiasis
yaitu osofaring, Esophagus dan vulvovaginal. Spesise tersering adalah C
albicans.
TUJUAN Menemukan penyebab Candidiasis yaitu termasuk Candida albicans pada
ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
KEBIJAKAN
PROSEDUR Keberhasilan isolasi jamur tergantung pada kualitas bahan pemeriksaan:
pengambilan, pengiriman dan penanganan di lab
Persiapan Pasien
Tidak perlu persiapan khusus
Pengambilan spesimen
Aseptis, wadah steril dan tanpa pengawet
Pengiriman dan Penyimpanan
Segera dikirim dan langsung dikerjakan
Pemeriksaan
Bahan pemeriksaan
- Kerokan kulit/ kuku
- Usapan mukosa esofaring
- Hasil Endoskopi dari esophagus
- Secret vagina
- Tinja
- Darah
Peralatan
Berbagai alat untuk keamanan dan keselamatan kerja bagi petugas
laboratorium :
- Jas laboratorium
- Masker
- Sarung tangan
- Face shield/ goggles
- Biosafety cabinet kelas II a-b
Berbagai alat untuk pemeriksaan bahan
- Peralatan biakan jamur
 Bard-Parker Scalpel
 Forsep (epilaleng)
 Pemotong kuku, gunting
 Alkohol 70 %
 Kuret gigi
 Kapas steril (Cotton Swabs)
 Semprit 5ml (jarum no.18-20g)
 Jarum Inokulasi, gelas objek bersih
 Tabung/ cawan petri steril, media khusus jamur
- Binocular microskop
- Incubator terkalibrasi
- Sentrifus
- Refrigerator terkalibrasi
Reagensia
Untuk pemeriksaan mikroskopis/ langsung :
- KOH 10-20%
- Pewarnaan Gram
Media
Untuk Pemeriksaan biakan :
- Sabauround’s Dextrose Agar/ SDA (+ antibiotic) / Chrom agar/
Cornmeal Tween 80 agar
- SDA + antibiotic kloramfenicol
Cara Kerja
Sediaan langsung mikroskopik :
1. Buat sediaan dari bahan yang dicurigai diatas gelas objek
2. Tetesi KOH 10% / LCB periksa dibawah mikroskop
3. Lihat gambaran blastokonidia/ hifa semu, yeast, budding
Pemeriksaan kultur
- Media SDA (sabaround Dextrose Agar)
- Chrom agar
Inkubasi : Inkubasi 37oC lembab, ruang gelap, selama 48-72 jam
Identifikasi :
Germ tube test :
Suspensi koloni masukkan tabung, tambahan serum sapi (calf serum) atau
serum manusia
Inkubasi 37oC selama 2,5 sampai 3 jam, lihat secara visual dan
mikroskopik. Tampak yeast atau budding dan pseudohyphae. Amati
minimum 5 germtube bila isolate positif Candida Albicans.
Pencatatan dan pelaporan
Pada pemeriksaan makroskopik :
Koloni Candida spp ( Cornmeal Tween 80 agar pada suhu 25 oC ) berwarna
krem sampai kuning, cepat tumbuh dalam 3 hari.
Bentuk koloni konsistensi pasta, halus, kilap atau kering,kerut dan suram
tergantung spesies.
Pada pemeriksaan mikroskopik :
Blastoconodium berkelompok kecil, bentuk bulat memanjang, semua
spesies membentuk Pseudohypha yang panjang dan bercabang atau
lengkung.
Hifa sesungguhnya dan klamidospora dihasilkan oleh beberapa strain
Candida spp. Identifikasi spesies Candida dapat dilakukan dengan
reagensia API Candida.
UNIT TERKAIT -IRJ
-ICU
-IRNA
PRE-CLEANING DAN PEMBERSIHAN TABUNG SUCTION
PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Pre-cleaning adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum dIbersihkan (umpamanya menginaktivasi
HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganisme yang mengkontaminasi.

Mencuci bersih (pembersihan) adalah proses yang secara fisik membuang


semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dan benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka
yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pre-cleaning dan pencucian
alat/instrument medis, untuk melindungi petugas yang bersentuhan langsung
dengan alat dari penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada
alat-alat kesehatan.
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur 1. Petugas cuci tangan sebelum bekerja
2. Petugas memakai Alat Pelindung Diri (sarung tangan, masker, topi,
scort/celemek plastic)
3. Tabung suction pump setelah digunakan, direndam disebuah wadah
plastik yang sudah diisi dengan larutan alkazym selama 15 menit ( 1
sachet alkazym dilarutkan dalam 5 liter air)
4. Sikat dan cuci dengan hati-hati alat tersebut dengan menggunakan
cairan/larutan alkazym, kemudian bilas dengan air mengalir sampai bersih
5. Keringkan instrumen dengan diangin-anginkan
6. Alat siap digunakan kembali
Unit Terkait 1. Instalasi sterilisasi dan binatu
2. Instalasi Care Unit
3. IGD
PENUGASAN EKSPERTISI HASIL LABORATORIUM
DI LUAR JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Ekspertisi di luar jam kerja atau dokter penanggung jawab berhalangan hadir
maka di lakukan penugasan kepada analis senior / mumpuni untuk melakukan
ekspertisi
Tujuan Untuk mendapatkan pengawasan pre analitik, analitik, dan pasca analitik yang
optimal sehingga di dapatkan hasilpemeriksaan yang akurat dan terpercaya
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur 1. Analis senior melakukan pengawasan dan pemeriksaan pre analitik,analitik
dan pasca analitik.
2. Bila di jumpai pre analitik, analitik dan pasca analitik dari pemeriksaan
maka analis senior di wajibkan melaporkan dan berkonsultasi dengan
dokter penanggung jawab.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah sesuai / benar di keluarkan dan
di tanda tangani oleh analis senior dengan mengatasnamakan dokter
penanggung jawab
Unit Terkait Petugas Laboratorium
PERMINTAAN PEMERIKSAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Laboratorium menerima permintaan pemeriksaan laboratorium dari Instalasi


Rumah Sakit ( IGD,IRNA,IRJA ) dan dari luar Rumah Sakit ( Klinik Swasta,
Puskesmas,Dokter Swasta,Bidan dan Paramedis swasta )
Tujuan Agaar laboratorium bisa memberikan pelayanan sesuai yang dimaksud dengan
baik
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik

A. PASIEN RAWAT JALAN


1. Dokter meminta pemeriksaan laboratorium dengan menulis
blanko permintaan pemeriksaan.
2. Pasien / keluarga, bayar / meminta kwitansi di bagian Kasir
Rumah Sakit
3. Pasien ke laboratorium dengan membawa lembar permintaan
pemeriksaan beserta kwitansi ( Pasien Umum ) bila pasien perusahaan
Prosedur harus membawa kartu berobat.
4. Pasien di arahkan ke laboratorium kemudian menunggu di
panggil.

B. PASIEN RAWAT INAP


1.Dokter meminta pemeriksaan laboratorium dengan menulis blanko
permintaan pemeriksaan.
2.Petugas laboratorium mengambil sampel ke ruangan peminta

C. PASIEN IGD
1.Dokter meminta pemeriksaan laboratorium dengan menulis blanko
permintaan pemeriksaan
2.Petugas IGD menelpon petugas laboratorium
3.Petugas laboratorium ke IGD untuk mengambil sampel.
1. IRJA
Unit Terkait 2. IRNA
3. IGD
4. Pasien Luar
PMI ( PEMANTAPAN MUTU INTERNAL )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Melakukan kontrol mutu yang di lakukan oleh laboratorium itu sendiri

Tujuan Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang bermutu


Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur
1. Sebelum melakukan kegiatan pemeriksaan di lakukan kontrol mutu.
2. Perhatikan suhu penyimpanan reagens, kadaluarsa reagens dan perubahan
warna reagens.
3. Melakukan kalibrasi Alat.
4. Melakukan pemeriksaan serum kontrol.
5. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan SPO
Unit Terkait Petugas Laboratorium
PME ( PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Melakukan kontrol mutu pemeriksaan untuk mengikuti ketentuan Departemen


Kesehatan dalam hal pengendalian mutu
Tujuan Untuk mengontrol hasil pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit agar benar
dan akurat
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur
1. Lakukan pengajuan untuk ikut serta dalam PME laboratorium kepada
Direktur Rumah Sakit dan ke bagian keuangan Rumah Sakit.
2. Setelah di setujui, lakukan konfirmasi ke bagian pelaksana PME
3. Setelah bahan PME datang, lakukan proses pemeriksaan sesuai jadwal
4. Hasil yang di dapat di laporkan kepada pelaksana PME

Unit Terkait 1. Petugas Laboratorium


2. Pelaksana PME ( ILKI )
PENGAMBILAN DAN IDENTIFIKASI SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Melakukan pengambilan dan identifikasi spesimen sesuai yang di minta


dokter.
Tujuan Mengurangi kesalahan adanya pengambilan dan identitas spesimen agar di
perolehspesimen yang benar dan memenuhi syarat.
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur
Peralatan yang di gunakan :
Secara umum peralatan yang di gunakan harus memenuhi syarat – syarat
antara lain :
- Bersih
- Kering
- Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- Terbuat dari bahanyang tidak mengubah zat – zat yang ada pada
spesimen.
- Mudah di cuci dari bekas spesimen sebelumnya

A. Pengambilan Spesimen Darah


1. Darah Vena di ambil dari vena besar contoh Vena Cubiti
2. Darah Kapiler di ambil dari ujung jari tangan III dan atau IV bagian
tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian telapak kaki atau daun telinga
pada bayi.
B. Pengambilan Spesimen Urine
Pengambilan spesimen urine di lakukan sesuai jenis pemeriksaan urine
yang di minta yaitu :
1. Urine sewaktu : urine yang di keluarkan pada satu waktu yang tidak di
tentukan secara khusus.
2. Urine pagi : urine yang pertama di keluarkan pada pagi hari setelah
bangun tidur.

Unit Terkait 1. Petugas Laboratorium


PENERIMAAN, PENCATATAN, DAN PENELUSURAN
SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Penerimaan, pencatatan spesimen yang di minta tentang identitas dan jenis
pemeriksaan di buku register serta di distribusikan ke masing- masing bagian
Tujuan 1. Memastikan pemilik / asal spesimen dengan benar
2. Memastikan jenis dan jumlah pemeriksaan dengan benar.
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.
013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur
Setiap penerimaan spesimen di laboratorium harus di catat di dalmbuku
Register laboratorium yang meliputi :
1. Nomor urut laboratorium, Nomor Rekam Medis dan identitas lain
2. Identitas pasien ( Nama, umur, Jenis kelamin,alamat dll )
3. Nama dokter.
4. Tanggal dan jam spesimen di ambil
5. Tanggal dan jam spesimen di terima
6. Keadaan tiap spesimen yang tidak memenuhi syarat.
7. Jenis pemeriksaan yang diminta
8. Jenis spesimen yang di ambil dan di terima.

Unit Terkait
1. IRNA
2. IRJA
3. ICU
4. IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Suatu tindakan pengambilan darah yang dilakukan terhadap pasien

Tujuan Mendapatkan sampel darah sesuai dengan yang dibutuhkan

Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.


013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Menyiapkan peralatan untuk pengambilan darah

PERSIAPAN PASIEN :
1 Pasien dipersilahkan duduk
2 Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan kita
lakukan

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Bersihkan Vena dengan alkohol swab dan biarkan sampai mengering lagi
2. Jika memakai vena Fossa cubiti, pasanglah tourniquet pada lengan atas
dan mintalah pasien untuk mengepalkan tangan.
3. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit sampai ujung jarum masuk
kedalam lumen vena
4. Lepaskan atau renggangkan tourniquet dan perlahan-lahan tarik
penghisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat
5. lepaskan tourniquet jika masih terpasang
6. Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah jarum dan semprit itu
7. Lekatkan plesterin diatas kapas
8. Letakkan darah didalam wadah sesuai jenis pemeriksaan
PERHATIAN :
Tusukan yang kurang tepat Kulit yang ditusuk masih basah alkohol

Unit Terkait Petugas Laboratorium


PEMERIKSAAN SCREEANING HIV TERHADAP PASIEN
PRE OP dan INPARTU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Suatu Prosedur pemeriksaan dengan tujuan deteksi dini HIV terhadap
Pasien Pre Op dan Inpartu

Tujuan Mengetahui sedini mungkin pasien terinfeksi terhadap virus HIV


Sebelum dilakukan tindakan pre op dan inpartu

Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik No.


013/SK.DIR/1001/III/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik

Prosedur 1. Pengambilan spesimen terhadap pasien pre op dan inpartu


2. Identifikasi pasien
3. Darah dicentrifuge untuk mendapatkan serum pasien
4. Siapkan Caset Hiv
5. Teteskan serum dengan volume 10 ul dilubang Caset Hiv
6. Lihat hasilnya

Unit Terkait 1. IRNA


PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM
SECARA BERKALA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU RACHMI DEWI
00
Ditetapkan,
DIREKTUR RSU RACHMI DEWI
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21 April 2015

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp.And

Pengertian Pemeliharaan alat-alat laboratorium adalah salah satu upaya untuk


mempertahankan sistem kerja peralatan laboratorium dalam kondisi sesuai
standart dan mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi . Agar peralatan
yang ada selalu terpelihara ketepatan dan ketelitiannya…Peralatan laboratorium
harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku . Sesuai Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi nomor
142/SK.DIR/1001/X/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit
Umum Rachmi Dewi Gresik
Tujuan Agar peralatan yang ada selalu terpelihara ketepatan dan ketelitiannya

Kebijakan Peralatan laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi


sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sesuai Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi nomor 142/SK.DIR/1001/X/2017 tentang
kebijakan pelayanan laboratorium Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi .

Prosedur 1.CENTRIFUGE
a. Bersihkan dinding dalam dengan larutan aseptik minggu atau bilah
terjadi tumpahan atau ada tabung yang pecah.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan typeyang sesuai untuk centrifuge
c. Beban harus dibuat seimbang sebelum centifuge dijalankan.
2. Kamar Hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotoran ( jamur,
partikel, debu ) pada pengamatan dibawa mikroskop terlihat sebagai
sel
b. Periksa dibawa mikroskop apakah garis pada kamar hitung terlihat
jelas dan lengkap
c. Bersihkan dan keringkan kamar hitung beserta kaca penutup sesering
mungkin, sebab bila basah akan menyebabkan terjadinya
pengenceran dan kemungkinansel akan rusak.
d. Cuci kamar hitung segerah setelah dipakai dengan air mengalir
dengan air detergen ringan
e. Bila masih kotor,rendamlah dengan airdeterge dan bilas dengan air
bersih
f. Jangan memakai sikat pada waktu mencuci kamar hitung
3. MIKROSKOP
a. Letakkan mikroskop ditempat yang datar dan tidak licin
b. Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut dibasahi
dengan eter alkoholsetiap selesai bekerja terutama lensa terkena minyak
imersi

c. Jangan membersihkan atau merendamlensa dengan alkohol dan sejenisnya


karena akan melarutkan perekatnyasehingga dapat lepas dari rumahnya
d. Bersihkan dan lumasi penyangga setiap seminggu sekali
e. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan
f. Simpan mikroskop ditempat yang tingkat kelembabanya rendah
,dapat dengan cara memberikan silica gel
g. Jangan menyentuh lensa obyektif 40% atau 100%, tidak boleh lurus i
bawah kondensor karena dapat mengakibatkanlensa pecah bila ulir mikrometer
atau makrometernya rusak.
4. MIKROPIPET
a. Bersihkan setiap hari batang mikropipet dengan kapas yang dibasahi
dengandesinfektan ringan
b. Cek volume dengan mengukur volume sesuai ukuran pipet.
5. DL ANALYZER
a. Lakukan pengecekan alat meliputi kebersihan, dan buang limbah
setiap hari
b. Setiap menyalahkan alat cek background dan pastikan hasil sesuai
standart
c. Lakukan servis secara berkala
6. FOTOMETER SINNOWA
a. Lakukan pembersihan fisik fotometer dan buang limbah setiap hari
b. Pastikan kondisi lampu masih baik
c. Lakukan servis secara berkala
7. CRP ANALYZER ( Mycocard )
a. Lakukan pengecekan alat meliputi , kebersihan dan keadaan alatsetiap
hari
b. Lakukan kalibrasi sebelum runing sample
c. Lakukan servise secara berkala

Unit Terkait 1. Instalasi laboratorium


2. Tehnisi Alat

Anda mungkin juga menyukai