1
Pada kasus di atas, jual beli buah tersebut dapat digunakan untuk
menganalogikan uji hipotesis sebagai berikut :
2
pernah mencobakan kepada setiap anggota populasi. Terminologi yang dipakai adalah
apakah “hipotesis ditolak” atau “hipotesis tidak ditolak”. Pada buku kata “tidak ditolak”
kadang-kadang diganti dengan kata “diterima”.
Perhatikan pula bahwa pernyataan suatu hipotesis diterima harus diartikan bahwa
sampai dengan saat itu (saat penelitian disimpulkan) belum ditemukan adanya data yang
mendukung sebaliknya. Atau harus diartikan bahwa hipotesis tersebut didukung oleh
data yang telah ditemukan atau diamati sampai dengan saat penelitian itu disimpulkan.
3
Perumusan hipotesis Tipe A sering disebut perumusan hipotesis dua ekor,
perumusan hipotesis Tipe B sering disebut perumusan hipotesis satu ekor kanan,
sedangkan perumusan Tipe C sering disebut perumusan hipotesis satu ekor kiri.
Perhatikan kembali perumusan hipotesis Tipe B pada contoh yang kedua. Jika H1
yang diterima, maka kesimpulan uji hipotesisnya ialah mA > mB. Kalau hipotesis itu,
misalnya, berkaitan dengan pengujian dua cara, maka fakta tersebut mengatakan kepada
kita bahwa cara A lebih baik daripada cara B. Sebaliknya, jika H0 yang diterima, maka
kesimpulan uji hipotesisnya ialah mA £ mB.
Seperti diketahui, pernyataan mA £ mB mengandung arti bahwa salah satu saja
yang benar, yaitu apakah mA < mB yang benar ataukah mA = mB yang benar. Ini berarti,
kalau H0 yang diterima, kita belum dapat menyimpulkan apakah cara A yang lebih jelek
daripada cara B ataukah cara A sama baiknya dengan cara B. Sehungga Kesimpulan
yang benar adalah cara A tidak lebih baik daripada cara B.
Walaupun pada penelitian yang sesungguhnya, yang muncul di benak para peneliti
adalah hipotesis alternatif, namun dalam bahasa statistik, diperjanjikan bahwa yang diuji
adalah hipotesis nol. Jadi, pada uji statistik, keputusan ujinya adalah apakah H0 nya
ditolak (tidak diterima) ataukah H0nya tidak ditolak (diterima).
Tipe Kesalahan
Di muka telah dikatakan bahwa kesimpulan pada uji statistik dapat saja salah kalau
dikonfrontasikan kepada seluruh anggota populasi. Artinya, H0 yang ditolak pada suatu
uji statistik, dapat saja pada populasi, H0 tersebut benar adanya. Atau sebaliknya, pada
uji statistik H0 tidak ditolak, tetapi kenyataannya pada populasinya H0 tersebut salah.
Kesalahan jenis pertama disebut kesalahan Tipe I dan kesalahan jenis kedua disebut
kesalahan Tipe II.
Peluang terjadinya kesalahan Tipe I dilambangkan dengan a dan disebut tingkat
signifikansi atau tingkat kebermaknaan uji tersebut. Di sisi lain, peluang terjadinya Tipe
II dilambangkan dengan b. Kuantitas (1-b) disebut kekuatan uji hipotesis tersebut. Pada
pengujan hipotesis sangat diinginkan untuk memperoleh baik a maupun b yang kecil.
4
3. Tentukan statistik uji
X - m0
Z= ~ N (0,1)
s/ n
dimana :
X : mean sampel
m0 : mean populasi (dugaan)
5
5. Tentukan daerah kritik
a) Uji dua ekor b) Uji satu ekor kanan c) Uji satu ekor kiri
nj : cacah sampel ke j
4. Komputasi statistik uji berdasarkan data sampel
5. Tentukan daerah kritik
a) Uji dua ekor b) Uji satu ekor kanan c) Uji satu ekor kiri
6
Uji Hipotesis untuk Perbandingan Dua Mean (Variansi tidak Diketahui)
1. Formulasikan hipotesis
a) H0 : mA = mB b) H0 : mA £ mB c) H0 : mA ³ mB
H1 : mA ¹ mB H1 : mA > mB H1 : mA < mB
2. Tentukan tingkat signifikan (a)
3. Tentukan statistik uji
X1 - X 2
t= ~ t ( n1 + n2 - 2)
1 1
sp +
n1 n 2
(n1 - 1) s12 + (n 2 - 1) s 22
sp =
n1 + n 2 - 1
dimana :
X j : mean sampel ke j
s 2j : variansi sampel ke j
nj : cacah sampel ke j
4. Komputasi statistik uji berdasarkan data sampel
5. Tentukan daerah kritik
a) Uji dua ekor b) Uji satu ekor kanan c) Uji satu ekor kiri
Contoh :
1. Menurut pengalaman selama beberapa tahun terakhir ini, pada ujian matematika
standar yang diberikan kepada siswa-siswa SMU di Surakarta diperoleh rataan 74.5
dengan deviasi deviasi 8.0. Tahun ini dilaksanakan metode baru untuk dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi matematika tersebut. Setelah
metode baru tersebut dilaksanakan, secara random dari populasinya, diambil 40
7
siswa untuk dites dengan ujian matematika standar. Nilai keempatpuluh siswa
tersebut adalah sebagai berikut.
78 82 75 76 75 76 88 75 76 74
62 78 80 58 65 84 99 81 87 74
64 65 79 68 75 66 80 74 62 83
77 71 72 79 76 83 63 87 81 71
Jika diambil a = 5%, apakah dapat disimpulkan bahwa metode baru tersebut dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam matematika?