Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM II

SISTEM PENTANAHAN DAN PENANGKAL PETIR

Disusun oleh :
Kelas Instrumentasi 5 A/Kloter 1 :
1. Andreas Kristiawan (41.17.0009) 9. Fahmi Revi Oktama (41.17.0017)
2. Anggita Putri Mila Julianto (41.17.0010) 10. Fakhri Fawwaz Al-Aufa (41.17.0018)
3. Ariana Rizki Utami (41.17.0011) 11. Fiky Apriyan Indra S. (41.17.0019)
4. Arya Bratasena Alhaq (41.17.0012) 12. Btari Sekar Insani (41.17.0016)
5. Aulia Widya Antono (41.17.0013) 13. Lestari Sabrina Nastiti (41.17.0021)
6. Boma Anjang Pertala (41.17.0014) 14. Mahakim Lubis (41.17.0022)
7. M. Agi Wardhana (41.17.0025) 15. Moch. Kharis Ardiansyah (41.17.0023)
8. Hario Bimo Bismantoko (41.17.0020) 16. M. Rafi Nuril Azhar (41.17.0024)
Dosen:
Ibnu Muhammad Amir

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA
2019
PRATIKUM II

P. SISTEM PENTANAHAN DAN PENANGKAL PETIR

I. Tujuan Percobaan
 Mengetahui cara mengukur nilai resistansi grounding dengan Earth Tester
 Mengetahui nilai tahanan sistem proteksi petir di STMKG pada beberapa bak kontrol

II. Peralatan
 Earth Tester (Kyoritsu)

III. Teori Dasar


Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan
listrik akibat ganguan atau kerusakan dari Internal System maupun dari luar (petir.) Tujuan
utama pengetanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance/ hambatan yang rendah
terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik besar akibat ganguan dan transient voltage
dari circuit switching dan electrostatic discharge . Sistem pengetanahan yang efektif akan
meminimalkan efek tersebut.
Sistem pentanahan yang dikhususkan untuk mengatasi petir disebut sistem proteksi petir.
Sesuai penjelasan di atas, sistem proteksi petir dibuat untuk menghilangkan dampak negatif dari
sambaran petir dengan mengalirkan arus listrik dari petir langsung ke bumi, sehingga tidak
menyambar benda lain. Sistem proteksi petir memiliki dua jenis, sistem proteksi petir internal dan
eksternal. Salah satu jenis sistem proteksi internal adalah arrester yang berfungsi untuk memotong
tegangan lebih sesaat pada jaringan kabel yang ditimbulkan oleh induksi petir dan. Untuk sistem
proteksi eksternal meliputi terminal udara (air termination), konduktor turun (down conductor), dan
sistem pertanahan (grounding).

2
Sistem proteksi petir eksternal berfungsi untuk menerima sambaran langsung / Direct Strike
dari sambaran petir, sambaran langsung tersebut berakibat langsung pada fisik struktur ataupun aset
luar, sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan seperti kebakaran dan korban jiwa
manusia. Beberapa bagian sistem proteksi petir eksternal:

 Air Terminal (head)

Air Terminal atau Head adalah alat yang berada di paling atas bagian sistem proteksi petir.
Ada dua jenis air terminal: pasif (konvensional) dan aktif (modern). Sementara pada komponen
penangkal petir konvensional yang cenderung bersifat pasif, bagian ujungnya berbentuk
menyerupai tombak, dan bagian head terminalnya tidak aktif memberikan umpan (ion) kepada petir
Sedangkan pada penangkal petir yang aktif, bagian ujungnya biasanya berbentuk bulat menyerupai
payung. Penangkal petir elektrostatis yang bersifat aktif pada bagian ujungnya bisa mengeluarkan
ion untuk memancing sambaran petir, baik secara terus menerus maupun dalam keadaan tertentu
ketika ada potensi petir saja.

 Konduktor

Konduktor adalah komponen yang berupa kabel down sebagai penghubung antara air
terminal head menuju ke tempat pembumian atau Grounding. Pada sistem penangkal petir biasa,
umumnya hanya memiliki satu jalur kabel down konduktor saja, tetapi untuk mendapatkan
keamanan yang lebih maksimal supaya cakupan area perlindungan sebatang penangkal petir pada
suatu gedung yang luas, bisa juga dibuat beberapa jalur down konduktor.

 Pembumian atau Grounding

Komponen logam yang ditanam di dalam tanah untuk memberikan nilai resistansi yang kecil
(< 2 ohm), agar arus listrik mengalir melalui sistem proteksi petir. Untuk memperoleh nilai
hambatan yang kecil dapat dilakukan dengan tiga cara: ditanam lebih dalam, elektrolisis, dan
diparalelkan.

3
Untuk mengukur nilai resistansi dari sistem grounding proteksi petir diperlukan alat yang
bernama Earth Tester. Alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang
ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan
penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat
mengalirkan arus listrik.

Earth Digital

IV. Langkah Kerja.


 Cara mengukur grounding dengan earth tester:

1. Putar switch dan pilih 20 ohm.

2. Cek baterai. Jika tidak ada simbol baterai lemah, baterai masih cukup.

3. Pasang kabel hijau pada terminal E dan hubungkan sisi lainnya dengan busbar pada
bak kontrol ataupun elektroda pentanahan.

4
4. Terminal P dan C hubungkan dengan kabel kuning dan merah dan juga pasang pasak
pada setiap kabel.

5. Pasang pasak P sejauh 5 meter dari bak kontrol (kabel E yang dihubungkan dengan
bus bar).

6. Pasang pasak C sejauh 5 meter dari pasak P dan 10 meter dari bak kontrol.

7. Pencet dan putar switch bagian kiri earth tester untuk mengetes secara kontinyu.

5
V. Analisis Hasil Percobaan

Lokasi Arrester
4. Di depan ruang resimen
1. Samping rektorat 1

5. Samping perpustakaan
2. Samping rektorat 2

6. Samping gedung A
3. Samping gedung B

6
7. Di lintasan jogging 8. Integrasi

Dari hasil pengukuran yang memiliki nilai resistansi di bawah 1 ohm pada bak kontrol di
depan ruang resimen, samping perpustakaan, dan integrasi. Sedangkan yang di atas 1 ohm pada bak
kontrol samping rektorat 1, samping rektorat 2, samping gedung B, samping gedung A, dan lintasan
jogging, tetapi masih di bawah 5 ohm. Menurut PUIL, nilai maksimum resistansi pembumian adalah
5 ohm, tetapi pada kenyataannya nilai hambatan yang baik adalah kurang dari 1 ohm.
Resistansi yang sangat kecil akan memberikan jalan kepada petir menuju ground, karena
arus listrik akan mengalir ke hambatan yang sangat kecil. Sistem proteksi petir bertujuan tidak
menyambar benda lain, sehingga tidak merusak dan menimbulkan kerugian.

VI. Kesimpulan dan Saran.


Nilai resistansi pada sistem proteksi petir STMKG masih memiliki nilai di bawah 5 ohm.
Secara aturan (menurut PUIL 2000) nilai resistansi grounding tersebut masih sesuai dengan aturan.
Akan tetapi, alangkah baiknya diperbaiki hingga di bawah 1 ohm, agar keamanan surja petir dapat
menjadi lebih baik.

7
VII. Daftar Kepustakaan

Hutauruk, T.S. ___. “Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan”.
https://docs.google.com/presentation/d/1zkVhClKO_cXKtlxWixB70SQMxMC9ivsKsLmQmlgZy8
A/edit#slide=id.p2 (diakses pada tanggal 31 Oktober 2019).

Amir, Ibnu Muhammad. 2019. “Nama Material dan Contoh Pemasangan”.


https://docs.google.com/presentation/d/1wyO7dRZ4ebCWSvoE5vN-
aPUl5425HhX7IigzHB39VpI/edit?usp=drive_web&ouid=114410357456046862492 (diakses
tanggal 31 Oktober 2019).

Arminmitajaya. 2014. “Earth Tester”. https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/08/30/earth-


tester/ diakses tanggal 31 Oktober 2019).

Anda mungkin juga menyukai