Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERANGKINGAN SEKOLAH

ADIWIYATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY


PROCESS (AHP) & SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

REPOSITORY

OLEH

VIVI NOVRIYANTI
NIM. 1503113032

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERANGKINGAN SEKOLAH
ADIWIYATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS & SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Vivi Novriyanti, Alfirman

Mahasiswa Program Studi S1 Sistem Informasi


Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
vivi.novriyanti@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Adiwiyata School, a program based on Rules of Indonesia's Ministry of Environment No.


05 Year 2013 has a really complex scoring items. Manual scoring system is not efficient
anymore to get the suitable result based on the rules. The purpose of this research is to
make Decision Support System Ranking of Adiwiyata Schools using the Analytical
Hierarchy Process and Simple Additive Weighting methods. This system is built using
the PHP programming language, MySQL as a database server, and UML is used as a
system design. The result in this study, for Analytical Hierarchy Process is the consistency
ratio (CR) less than 0,01 or 10% that can be 0,039 or 3,9 % which means the calculation
done is right and the new criteria can be used. For simple Additive Weighting based on
the criteria created using AHP the result is Adiwiyata School ranking in Pekanbaru.

Keywords: Analytical Hierarchy Process, Simple Additive Weighting, Ranking,


Adiwiyata Program, School, Decision Support System.

ABSTRAK

Program penilaian sekolah Adiwiyata berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 memiliki komponen/item penilaian yang
kompleks. Penilaian secara manual dirasa tidak lagi efisien untuk mendapatkan hasil yang
memenuhi kriteria. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk membuat Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) perangkingan Sekolah adiwiyata dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW). Sistem ini
dibangun dengan bahasa pemograman PHP, MySQL sebagai database server, dan UML
sebagai desain perancangan sistem. Hasil yang diperoleh untuk metode AHP adalah nilai
Consistency Ratio (CR) dibawah 0,1 atau 10 % yaitu sebesar 0,039 atau 3,9 % yang
berarti perhitungan yang dilakukan sudah benar, dan kriteria baru yang didapatkan sudah
bisa digunakan. Sedangkan untuk metode SAW diperoleh hasil perangkingan sekolah
Adiwiyata tingkat kota Pekanbaru terbaru.

Kata Kunci: AHP, SAW, Perangkingan, Program Adiwiyata, Sekolah, SPK.

1
PENDAHULUAN

Adiwiyata merupakan lingkungan yang bersih dan sehat. Adiwiyata memiliki


tujuan yang benar-benar positif yakni memberikan kesadaran pada siapapun mengenai
pentingnya menjaga lingkungan hidup. Salah satu tempat yang dapat digunakan sarana
sebagai pembelajaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup adalah sekolah
(Yulyandi, Abdillah and Nursantika, 2011)
Penentuan perangkingan sekolah Adiwiyata tingkat kota Pekanbaru masih
dilakukan secara manual atau tradisional menggunakan alat bantu hitung seperti
kalkulator dan juga dibantu dengan aplikasi yang sudah ada seperti Microsoft Excel dan
Microsoft Word. Mengingat kriteria penilaian sekolah Adiwiyata yang memiliki banyak
item/komponen penilaian sehingga membutuhkan proses dan tahapan yang memakan
waktu lama. Bahkan penilaian ini tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam proses penilaian. Penilaian secara manual dirasa tidak lagi efisien untuk
mendapatkan hasil yang memenuhi kriteria.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuat Sistem Pendukung Keputusan
untuk membantu pihak penilaian dan verifikasi dalam melakukan perangkingan sekolah
Adiwiyata tingkat kota Pekanbaru sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta
sumber pendukung lainnya. Sistem ini menggunakan 2 metode yaitu metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) sebagai penentu kriteria yang terbaik dari kriteria yang ada
sebelumnya, dan metode Simple Additive Weighting (SAW) sebagai basis dalam
pengolahan data untuk menentukan perangkingan sekolah Adiwiyata tingkat kota
Pekanbaru.

METODE PENELITIAN

a. Teknik Pengumpulan Data


Meningkatkan pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti maka perlu
dilakukan beberapa usaha pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara adalah metode pengumpulan data melalui kegiatan tanya jawab langsung
dengan pihak yang ada pada objek penelitian. Wawancara penulis lakukan dengan
Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas, Informasi dan Komunikasi Lingkungan di
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan kota Pekanbaru.
b. Studi literatur adalah mempelajari jurnal, buku, dan sumber-sumber yang terdapat
dalam daftar kepustakaan

b. Peralatan yang Digunakan


Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kategori,
yaitu hardware dan software. Peralatan hardware yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 1.

2
Tabel 1. Hardware yang digunakan
No Nama Alat dan Bahan Fungsi Keterangan
1 Laptop Pengolahan data HP 430
2 Flashdisk Penyimpanan data Berkapasitas 8 GB
3 RAM DDR 3 Penyimpanan data sementara Berkapasitas 4 GB
4 Printer Mencetak laporan Cannon

Adapun peralatan software yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Software yang digunakan


No Nama Alat dan Bahan Fungsi Keterangan
1 Apache Menjalankan aplikasi web Versi 2.4.29
2 PHP Bahasa pemrograman Versi 7.2.3
3 MySQL Menyimpan data penelitian Versi 5.0.12
4 Microsoft office word Membuat laporan 2013
5 Sublime text 3 Tempat pengetikan koding pemograman Build 3176 x64
6 Star UML Mendesai perancangan sistem Versi 2.8.1

c. Langkah-langkah penyelesaian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode waterfall. Metode
waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara
linear. Jadi setiap tahap harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh sebelum
diteruskan ke tahap berikutnya untuk menghindari terjadinya pengulangan tahapan
(Haryanti and Irianto, 2003).

d. Sistem Pendukung Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik
(Harahap, 2015).

e. Adiwiyata
Program Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik
dan ideal, dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika
yang dapat menjadi dasar manusia menuju tercipatanya kesejahteraan hidup manusia dan
menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (Harnianto, 2011).
Menurut lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
nomor 05 tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan program adiwiyata, menyebutkan
beberapa aspek yang dijadikan indicator untuk mewujudkan sekolah adiwiyata, yaitu:
1. Kebijakan berwawasan lingkungan
2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan
3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

3
4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

f. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)


Metode AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses
pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga
mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Sistem
yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung,
menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkan atau mensintesisnya (Harahap,
2015).
Nilai dan definisi pendapat kualitatif skala perbandingan bisa diukur
menggunakan tabel analisis yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Skala penilaian perbandingan pasangan


Intensitas
Kepentingan
Kepentingan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya.
9 Satu elemen mutlak penting dari pada element lainnya.
2,4,6,8 Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan yang berkaitan.
Jika aktifitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktifitas j. maka j
Kebalikan
memiliki nilai kebalikannya dibandingan dengan i

Menurut (Harahap, 2015), langkah-langkah dalam metode AHP meliputi:


1. Mendefiniskan masalah dan menentukan solusi, lalu menyusun hierarki dari masalah
yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen:
a. Membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan.
3. Sintesis. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari kolom pada matriks.
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks.
c. Menjumlah nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen
untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur konsistensi. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama,
nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris.
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan.
d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut
λ maks.

4
5. Untuk menghitung Consistency Index (CI) dapat menggunakan persamaan:

CI = (λ maks-n)/n – 1 (1)
(1)
6. Untuk menghitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dapat menggunakan
persamaan:
CR = CI/IR (2)
(2)
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10% maka penilaian data
judgement harus diperbaiki. Namun jika kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil
perhitungan bisa dinyatakan benar. Untuk nilai IR dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Daftar Index Random Consistency


Ukuran Matriks Nilai IR
1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59

g. Metode Simple Additive Weighting (SAW)


Metode Simple Additive Weighting sering juga dikenal istilah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Harnianto, 2011).
Menurut (Fahmi, 2016), tahapan-tahapan dalam metode SAW adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Alternatif
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan
3. Menentukan rating kecocokan pada setiap kriteria yang ada.
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria.
5. Untuk persamaan 3 digunakan untuk membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria
(Cj), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang
disesuaikan dengan jenis (atribut benefit atau atribut cost) sehingga diperoleh matriks
ternormalisasi r.
𝑋𝑖𝑗
, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)
𝑀𝐴𝑋𝑖 𝑋𝑖𝑗
𝑟𝑖𝑗 = {𝑀𝐼𝑁𝑖 𝑋𝑖𝑗
, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑐𝑜𝑠𝑡) (3)
𝑋𝑖𝑗

(3)
5
6. Nilai preferensi alternatif (Vi) atau perangkingan dapat menggunakan persamaan:

(4)

(3)
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Survei Sistem
Untuk sistem penilaian sekolah adiwiyata, pihak Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan kota Pekanbaru masih bersifat manual yang artinya data penilaian sekolah
adiwiyata diproses menggunakan alat bantu hitung seperti kalkulator dan juga dibantu
dengan aplikasi yang sudah ada seperti Microsoft Excel dan Microsoft Word. Mengingat
kriteria penilaian sekolah Adiwiyata yang kompleks dan memiliki banyak item penilaian
maka perlu dibuatnya Sistem Pendukung Keputusan untuk membantu pihak penilaian dan
verifikasi dalam melakukan penilaian sekolah Adiwiyata tingkat kota Pekanbaru.

2. Analisis Sistem
Analisis sistem dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
sistem yang sebelumnya digunakan dan sistem yang dirancang serta analisa tentang
kebutuhan sistem dan pengguna.

2.1 Pencarian urutan kriteria baru


a. Kriteria yang digunakan dalam proses perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Ketentuan kriteria


No Simbol Keterangan
1 C1 Kebijakan berwawasan lingkungan
2 C2 Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan
3 C3 Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif
4 C4 Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

b. Membuat nilai perbandingan kriteria, ketentuan nilai dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan ketentuan nilai tersebut maka didapatkan nilai perbandingan kriteria
yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai perbandingan kriteria


KRITERIA C1 C2 C3 C4
C1 1,000 5,000 4,000 3,000
C2 0,200 1,000 0,500 0,200
C3 0,250 2,000 1,000 0,500
C4 0,333 5,000 2,000 1,000

Angka 1,000 pada baris C1 dan kolom C1 menggambarkan tingkat kepentingan

6
yang sama. Sedangkan angka 5 pada baris C1 dan kolom C2 menggambarkan bahwa
C1 lebih penting dari pada C2. Angka 0,200 pada baris C2 kolom C1 merupakan hasil
perhitungan 1/nilai pada kolom C2. Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang
sama.

c. Normalisasi Matriks
Normalisasi matriks dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap masing-masing
kolom lalu membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan.
Nilai normalisasi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Normalisasi matriks


KRITERIA C1 C2 C3 C4
C1 0,561 0,385 0,533 0,638
C2 0,112 0,077 0,067 0,043
C3 0,140 0,154 0,133 0,106
C4 0,187 0,385 0,267 0,213
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000

d. Mencari Priority Vector (rata-rata)


Hasil pencarian rata-rata dari matriks normalisasi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Priority vector (rata-rata)


KRITERIA C1 C2 C3 C4 Jumlah Priority Vector
C1 0,561 0,385 0,533 0,638 2,117 0,529
C2 0,112 0,077 0,067 0,043 0,298 0,075
C3 0,140 0,154 0,133 0,106 0,534 0,133
C4 0,187 0,385 0,267 0,213 1,051 0,263
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 4,000 1,000

Untuk mencari rata-rata dengan cara menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris
dan membaginya dengan jumlah elemen. Setelah didapatkan kriteria baru, maka akan
dilakukan pengukuran konsistensi.

e. Pengukuran Konsistensi
Pengukuran konsistensi dilakukan untuk mengetahui penilaian yang sudah
dilakukan sudah benar apa belum. Pengukuran konsistensi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengukuran Konsistensi


PERBANDINGAN KRITERIA Priority Hasil Hasil
KRITERIA
C1 C2 C3 C4 Vector Perkalian Pembagian
C1 1,000 5,000 4,000 3,000 0,529 2,224 4,202
C2 0,200 1,000 0,500 0,200 0,075 0,300 4,019
C3 0,250 2,000 1,000 0,500 0,133 0,546 4,094
C4 0,333 5,000 2,000 1,000 0,263 1,079 4,106

7
Hasil perkalian didapatkan dari perkalian matrik antara tabel perbandingan
kriteria dengan kolom priority vector. Sedangkan hasil pembagian didapatkan dari
pembagian antara kolom hasil perkalian dengan kolom priority vector. Setelah
mendapatkan hasil pembagian, selanjutnya dilakukan pencarian λ maks dengan cara
menjumlahkan hasil pembagian lalu dibagi dengan jumlah elemen.
λ maks = (4,202 + 4,019 + 4, 094 + 4,106)/4 = 4,105

f. Menghitung konsistensi index (CI)


Menghitung CI dengan menggunakan persamaan 1.
CI = ( λ maks-n)/n – 1
CI = (4,105-4)/4-1
CI = 0,035

g. Menghitung Konsistensi rasio (CR)


Menghitung CR dengan menggunakan persamaan 2.
CR = CI / IR
CR = 0,035/0,90
CR = 0,039

Didapatkan kesimpulan bahwa nilai CR kurang dari 10% maka pencarian yang
dilakukan sudah benar. Sehingga kriteria baru sudah bisa digunakan. Ketentuan nilai IR
dapat dilihat pada Tabel 4.

2.2 Pencarian Perangkingan Sekolah Adiwiyata


a. Menentukan rating kecocokan
Rating kecocokan merupakan representasi nilai dari masing-masing alternatif
pada setiap kriteria. Ratting kecocokan setiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rating kecocokan setiap alternatif


Data Nilai
No Nama Sekolah Alamat Sekolah
C1 C2 C3 C4

SDN 16 Jl. Raja Panjang, Rumbai


1 14 14,5 13,5 15
PEKANBARU Pesisir
SMPN 28
2 Jl. Raja Panjang, Okura 14 17 14 12
PEKANBARU
SDN 162
3 Jl. Sri Amanah Rumbai 13,5 17 10 17,5
PEKANBARU
SDN 179
4 Jl. Damai, Kelurahan Palas 14 15 16 14
PEKANBARU
: : : : : : :
SMPN 37 Jl. Garuda Ujung,
16 14 12 9 17
PEKANBARU Tangkerang Tengah
SD
17 Jl. HR. Soebrantas 14 18 13 13
BABUSSALAM

8
b. Menentukan bobot yang digunakan
Dari pencarian kriteria baru dengan menggunakan metode AHP dapat
diketahui bobot yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan penentuan
perangkingan sekolah Adiwiyata ini adalah:
a. Kebijakan berwawasan lingkungan (C1) : 52,9%
b. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan (C2) : 7,5%
c. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif (C3) : 13,3%
d. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan (C4) : 26,3%

c. Normalisasi Matriks
Normalisasi matriks dilakukan dengan menggunakan persamaan 3:
14 14
r11= MAX [14;14;13,5;14;14;13,5;16;17;17;17;10;16;18;10;10;14;14] = 18 = 0,778
14 14
r21= MAX [14;14;13,5;14;14;13,5;16;17;17;17;10;16;18;10;10;14;14] = 18 = 0,778
Dilakukan pencarian yang sama untuk nilai yang lain. Hasil normalisasi
matriks dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Normalisasi Matriks.


No C1 C2 C3 C4
1 0,778 0,725 0,771 0,750
2 0,778 0,850 0,800 0,600
3 0,750 0,850 0,571 0,875
: : : : :
16 0,778 0,600 0,514 0,850
17 0,778 0,900 0,743 0,650

d. Perhitungan Nilai akhir/rangking


Perhitungan Nilai akhir/rangking menggunakan persamaan 4:
V1 = (0,778*52,9 %) + (0,725*7,5%) + (0,771*13,3%) + (0,750*26,3%)
= 0,766
V2 = (0,778*52,9 %) + (0,850*7,5%) + (0,800*13,3%) + (0,600*26,3%)
= 0,739
Dilakukan pencarian yang sama untuk nilai yang lain. Hasil perangkingan
metode SAW dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil perangkingan metode SAW.


No C1 C2 C3 C4 TOTAL
1 0,778 0,725 0,771 0,750 0,766
2 0,778 0,850 0,800 0,600 0,739
3 0,750 0,850 0,571 0,875 0,767
4 0,778 0,750 0,914 0,700 0,773
: : : : : :
16 0,778 0,600 0,514 0,850 0,748
17 0,778 0,900 0,743 0,650 0,749

9
e. Rekapitulasi hasil perangkingan
Rekapitulasi hasil perangkingan dari sekolah yang mengikuti program
Adiwiyata dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil perangkingan metode SAW.


Data Nilai
Total
No Nama Sekolah Alamat Sekolah
C1 C2 C3 C4 Nilai

SDN 144
1 Jl. Giam, Senapelan 17 15,5 9,5 17 0,853
PEKANBARU
SDN 94 Jl. Inpres,
2 16 14,5 13 17 0,847
PEKANBARU Marpoyan Damai
: : : : : : : :
SDN 116 Jl. Singgalang,
16 10 18 15 19 0,725
PEKANBARU Tenayan raya
Jl. Sepakat,
SDN 171
17 Pembatuan, 10 20 15 16 0,693
PEKANBARU
Tenayan raya

f. Grafik rekapitulasi hasil perangkingan


Hasil rekapitulasi ini bila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Grafik perangkingan adiwiyata

3. Desain Sistem
a. Use Case Diagram
Use Case diagam pada sistem ini bertugas mendeskripsikan sebuah interaksi antara
satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use case diagram dapat
dilihat pada Gambar 2.

10
Gambar 2. Use Case Diagram

b. Activity Diagram
Pada activity diagram mengelola perhitungan menggambarkan alur sistem
perhitungan sesuai dengan data yang diinputkan, sehingga menampilkan hasil akhir
berupa perangkingan sekolah adiwiyata. Activity Diagram mengelola perhitungan dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Activity Diagram Mengelola Perhitungan

11
c. Class Diagram
Class diagram menggambarkan struktur dari segi pendefinisian kelas-kelas yang
dibuat untuk membangun sistem. Pada sistem ini terdapat 8 kelas yaitu kelas yakni saw,
data kriteria, tabel penilaian, subkriteria, data alternatif, saw subkriteria, hasil, dan
perhitungan. Class diagram sistem dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Class Diagram

4. Hasil Tampilan Sistem


Berdasarkan desain sistem pada pembahasan sebelumnya, maka diperoleh hasil
tampilan sistem sebagai berikut. Adapun yang menjadi tampilan form login untuk admin
yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Form Login

12
Pada tampilan halaman awal operator (dashboard) terdapat menu-menu yang
dapat dipilih untuk berinteraksi dengan sistem, yaitu alternatif, penilaian, dan perhitungan
yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Tampilan Halaman Awal Operator

Pada menu alternatif berisi seluruh data calon sekolah yang mengikuti program
Adiwiyata tingkat kota Pekanbaru dan terdapat beberapa fungsi seperti input, edit, delete
dan detail dari alternatif. List alternatif dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan Halaman List Data Alternatif

Pada list data alternatif, setiap calon sekolah akan dilakukan penilaian untuk
mencari peringkat adiwiyata. Setiap penilaian terdapat pilihan nilai baik, cukup baik dan
kurang baik. Pengisian nilai masing-masing alternatif dapat dilihat pada Gambar 8.

13
Gambar 8. Tampilan Halaman Meng-input Data Alternatif

Setelah nilai diproses dengan menggunakan metode, peringkat sekolah


Adiwiyata dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Tampilan Halaman Hasil Perangkingan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:


1. Dalam penentuan kriteria pada pendukung keputusan perangkingan sekolah Adiwiyata
menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat digunakan dalam
pencarian urutan kriteria baru dari kriteria yang sudah ada.
2. Pengambilan keputusan perangkingan untuk sistem pendukung keputusan
perangkingan sekolah Adiwiyata menggunakan metode SAW (Simple Additive
Weighting) dapat menghasilkan hasil yang akurat sesuai dengan ketentuan.

14
3. Dengan adanya sistem pendukung keputusan penentuan perangkingan sekolah
Adiwiyata dapat membantu dalam memberikan rekomendasi dan pertimbangan dalam
menentukan calon sekolah Adiwiyata yang diterima melalui data perangkingan dari
hasil yang telah diolah dalam sistem tersebut.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis merekomendasikan beberapa hal


berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan ini dapat dibangun secara lebih detail dan lengkap, salah
satu contohnya seperti menerapkan metode AHP sebagai penentu kriteria ke dalam
sistemnya. Sehingga penilaian penyeleksi dapat menghasilkan alternatif yang semakin
baik lagi.
2. Sistem pendukung keputusan ini dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan
kebutuhan pengguna sistem dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam penentuan
perangkingan sekolah Adiwiyata.
3. Sistem pendukung keputusan ini dapat dikembangkan dengan menggunakan metode
pengambilan keputusan lainnya seperti TOPSIS, Electre dan lain-lain. Sehingga dapat
dibandingkan hasil perankingan antara satu metode dengan metode yang lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Alfirman, M.Kom. yang telah
membimbing, memotivasi serta membantu penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. 2016. Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi’, Seminar


Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, pp. 6–7.
Haryanti, S. and Irianto, T. (2003) ‘Libro de actas 2003.’, Jornadas GESCO, 13., 2003,
Montevideo, Uruguay., 3(1), pp. 8–14.
Harahap, A. A. 2015. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Dengan Metode
Analytical Hierarchy Process ( Studi Kasus : Sekolah Menengah Kejuruan
Swasta Kartini Utama Sei Rampah ), Pelita Informatika Budi Darma, pp. 13–20.
Harnianto, T. N. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Sekolah
Adiwiyata Dengan Metode Simple Additive Weighting.
Yulyandi, A., Abdillah, G. and Nursantika, D. (2011) ‘Sistem Pendukung Keputusan
Menentukan Kelayakan Program Adiwiyata Pada Sekolah Tingkat Smp Dengan
Metode Simple Additive Weighting (Saw)’, pp. 272–278.

15

Anda mungkin juga menyukai