12 Isi Skripsi PDF
12 Isi Skripsi PDF
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrik-
pabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk
Sungai merupakan salah satu sumber daya air alami yang harus dijaga dari
pengaruh air limbah atau polutan, yang berarti kualitas air sungai harus
diamankan dari pencemaran yang berasal dari limbah industri, limbah pertanian
dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Dan dengan meningkatnya beban air
limbah yang dibuang ke sungai yang semakin lama semakin meningkat, maka
upaya pengawasan dan monitoring kualitas air sungai juga perlu semakin
masih ditemui nilai konsentrasi polutan hasil monitoring masih di atas ambang
Mengingat pentingnya kualitas air yang baik untuk setiap waktu, diperlukan suatu
model matematika untuk memprediksi kualitas air pada waktu yang akan datang.
Model matematika tersebut bergantung dengan keadaan sungai dan polutan yang
masuk di sungai. Salah satunya adalah model matematika polusi air di sungai
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji model matematika dan solusi
analitik dari model sistem dinamik polusi air di sungai dengan syarat batas yang
Dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah nilai batas model polusi
air di sungai dengan syarat batas konsentrasi polutan yang masuk di hulu adalah
konstan, ( ) ( ) dengan
( ) {
sungai.
hingga.
3
biologi.
Sebuah persamaan diferensial adalah sebuah persamaan yang meliputi satu atau
Orde dari sebuah persamaan diferensial adalah orde dari turunan orde tertinggi
Derajat dari persamaan diferensial adalah pangkat dari turunan orde tertinggi yang
sebuah fungsi dengan satu variabel bebas, maka persamaan diferensial itu
parsial sebuah fungsi dengan dua atau lebih variabel-variabel bebas, persamaan
Perhatikan persamaan
̅
̅
( ) ( )
6
kemiringan permukaan ( ), pada satu titik, bila dipotong oleh bidang tegak
melalui ̅.
sepanjang garis yang lain, yang sejajar dengan ̅, berlaku pula ( ) = konstan,
dengan konstanta yang berbeda. Garis yang berpadanan dengan konstan tersebut
Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk
persamaan beda, teori tersebut dinamakan sistem dinamik diskret. Bila variabel
7
waktu berjalan dalam himpunan yang diskret pada beberapa selang dan kontinu
pada selang lain, atau himpunan-waktu lain seperti himpunan Cantor, maka kita
batas di suatu keadaan dari beberapa ruang di suatu keadaan ruang pada sistem
diperoleh solusi yang memuat fungsi tak diketahui. Untuk mendapatkan jawaban
Biasanya syarat yang digunakan terkait dengan keadaan fisis, berupa kondisi awal
daerah). Contohnya :
batas daerah perlu diterapkan. Untuk membran batas daerah berupa kurva
tertutup.
8
untuk dawai.
gabungan ̅
bernilai tertentu, disebut kondisi Robin.
Masalah well-posed PDP dengan kondisi awal dan batas harus memenuhi
stabil : solusi bergantung pada data dari masalah. Dengan perubahan data
(L.H. Wiryanto).
1. Orde 1:
2. Orde 2:
Terkait dengan koefisien turunan kedua dari PDP orde 2, dapat dikelompokkan
dalam
Laplace.
(L.H. Wiryanto).
Yang dimaksud dengan solusi suatu persamaan diferensial pada suatu daerah R
parsial yang muncul di dalam persamaan itu, yang didefenisikan pada suatu
R. Ada kalanya orang hanya menyaratkan bahwa fungsi tersebut kontinu pada
Solusi yang terdapat dalam penyelesaian persamaan diferensial parsial ada dua
solusi, yaitu :
didapat dari manipulasi aljabar terhadap persamaan dasar sehingga didapat suatu
penyelesaian yang berlaku untuk setiap titik dalam domain yang menjadi
Solusi numerik didapat dari metode numerik. Metode numerik merupakan satu-
parsial, diantaranya :
diskritisasi terhadap ruang dan waktu, maka skema-skema beda hingga lebih jelas
Dasar dari setiap skema dari metode beda hingga dapat dirunut dari deret Taylor.
Deret Taylor dalam artian fisik dapat diartikan sebagai berikut “suatu besaran
tinjauan pada suatu ruang dan waktu tertentu (ruang dan waktu tinjauan) dapat
dihitung dari besaran itu sendiri pada ruang dan waktu tertentu yang mempunyai
perbedaan kecil dengan ruang dan waktu tinjauan” atau secara matematis dapat
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
a. Skema maju
Dengan menggunakan tiga suku pertama dari ruas kanan deret Taylor pada
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
] ( ) ( )
derajat satu
( ) ( )
]
Dari persamaan (2.8.2), maka skema maju disebut mempunyai kesalahan derajat
satu atau ( )
Dengan mengunakan kisi beda hingga maka skema maju biasa ditulis sebagai
berikut :
| ( )
atau
| ( )
dengan .
Pada skema maju informasi pada titik hitung dihubungkan dengan informasi
Beda hingga terhadap waktu dapat digunakan salah satu dari diskritisasi di bawah
ini :
| ( )
atau
| ( )
dengan .
b. skema mundur
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
] ( )
derajat satu
( ) ( )
]
13
Dengan mengunakan kisi beda hingga maka skema mundur biasa ditulis sebagai
di bawah ini :
| ( )
atau
| ( )
dengan
Pada skema mundur informasi pada titik hitung dihubungkan dengan informasi
| ( )
atau
| ( )
hingga diskrit.
Metode elemen hingga adalah teknik umum untuk menyusun hampiran jawaban
pada persoalan nilai batas. Metode ini membagi daerah (domain) jawaban ke
elemen hingga. Metode beda hingga dapat digunakan pada permasalahan satu
dimensi atau persamaan yang dapat diubah menjadi permasalahan satu dimensi.
Selain itu konsep metode beda hingga lebih dahulu dikenal, segala sesuatu yang
15
2.9 Kestabilan
Salah satu hal penting dalam solusi numerik adalah analisis kestabilan persamaan
beda. Metode yang sering digunakan untuk masalah kestabilan ini adalah Metode
von Neumann. Namun analisis kestabilan ini hanya dapat digunakan pada
persamaan diferensial parsial linear. Oleh karena itu, untuk persamaan diferensial
beda hingga.
Sebagai contoh :
( )
( )
16
( )
( )
( )
( )
( ) ( ) ( )( )
( )( )
( ) ( ) ( )( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
Tulis
( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
Solusi eksak pada persamaan (2.9.5) dari langkah tunggal dapat diekspresikan
sebagai berikut :
( )
konstan. Solusi dari persamaan beda hingga pada saat adalah sebagai
berikut :
( )
17
| | ( )
( ) ( ) ( )
∑ ∑ ( )
Misalkan ( ), maka :
( ) ( )
( )
Lalu ( ) diberikan :
( ) ( )( ) ( ) ( )
( )
( )
( ) maka didapat :
( )
( )
dan ( )
( )
dan
( )
Dari persamaan (2.9.13) maka dan pada persamaan (2.9.5) dapat ditulis
( )
dan
( )
diperoleh :
( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( ( ))
( )
19
| ( )|
berikut :
sederhana.
Beberapa asumsi yang digunakan dalam model yang dikaji adalah semua polutan
tercampur dengan air sungai secara menyeluruh dan bergerak ke arah muara
arah kecuali ke arah muara, dimana polutan mengalir dari kiri ke kanan sungai.
Dengan demikian, polusi air di sungai ini dimodelkan secara adveksi dan polutan
ke arah muara.
Koefisien laju dari polutan yang tercampur dengan air sungai secara
Pada bagian ini akan mengkaji model matematika dari polusi air di sungai
pengurangan massa eksternal, maka laju pada polutan berubah dalam panjang
interval di dalam medium harus sama dengan laju yang bergerak melalui batas
pada suatu waktu tertentu, prinsip ini dapat ditulis dalam persamaan matematika :
∫ ( ) ( ) ( ) ( )
Ruas kanan dari persamaan (4.3.1) menunjukkan bahwa aliran masuk ke batas kiri
interval pada waktu dikurangi aliran yang keluar pada batas kanan. Selisih ini
adalah aliran yang melalui batas pada suatu waktu tertentu. Jika ( ) positif
(4.3.1) akan menjadi positif, ini menandakan bahwa massa dalam interval sedang
meningkat.
23
Seandainya beberapa kotoran dapat bergerak ke dalam atau ke luar atau keluar
dari luar medium yang diberikan. Ini menunjukkan adanya penambahan atau
Misalkan ( ) adalah laju dari kepadatan polutan atau kotoran yang sedang
Dalam prakteknya tidak semua polutan atau kotoran tersalurkan dengan lancar.
limbah.
pertahanan massa seimbang, maka kwantitas ini harus ditambahkan ke sisi kanan
dari persamaan (4.3.1). Maka laju pada massa dalam yang sedang berubah
itu sendiri :
∫ ( ) ( ) ( ) ∫ ( )
( ) ( )
∫ ( ) ∫ ( ) ( )
( )
∫ ∫ ( )
( )
( ) ( ) ( ) ∫ ( )
( )
( ) ( ( ) ( )) ∫ ( )
( )
( ) ( ( ) ( )) ( ) ( )
Dengan catatan :
∫ ( ) ( ) ,
( )
( ) ( ( ) ( ))
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
seharusnya berkurang atau mengurai dengan cara lain, harus negatif. Ini
persamaan menjadi :
( )
( )
Terkait dengan persamaan (4.3.5) dapat ditinjau dengan dua kasus. Kasus
memiliki satuan dari jarak per satuan waktu dan dapat diinterpretasikan seperti
laju pada kotoran yang bergerak sepanjang sumbu. Satu kasus dari adveksi
sama dengan laju. Ini dapat juga dilihat dengan cara lain. Pada waktu , polutan
∫ ( ) ( )
memisalkan menuju nol pada persamaan (4.3.6) harus memberikan laju dimana
( ) ∫ ( ) ( ) ( )
26
( )
( )
( )
( ) ( ),
bakteri. Ketika model adveksi sudah tepat, dapat dipakai persamaan (4.3.8) untuk
( )
( )
( )
( )
Ini adalah persamaan diferensial parsial linear orde pertama, yang dapat
Pada kasus kedua, dimana merupakan fungsi dari yang sering disebut difusi.
berbading lurus dengan gradien suhu. Selain itu, aliran panas ini selalu mengalir
dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Hal ini dapat ditulis ke
( )
( ) ( )
⁄ maka suhu dapat meningkat pada dan pada saat , kemudian aliran
bersih mengalir secara berlawanan arah (dari kanan ke kiri). Perpindahan panas
difusi, yaitu bergerak kesana kemari sepanjang sumbu dan sangat berlawanan
dengan adveksi.
( ( ⁄ ))
( ⁄ )
( ⁄ )
( )
karena linear.
28
Untuk solusi analitik persamaan model polusi air di sungai, langkah awal yang
( ) ( )
atau
( ) ( )
( )
( )
( )
29
̅
̅
( ) ( )
kemiringan permukaan ( ), pada satu titik, bila dipotong oleh bidang tegak
melalui ̅ .
sepanjang garis yang lain, yang sejajar dengan ̅ , berlaku pula ( ) = konstan,
dengan konstan yang berbeda. Garis yang berpadanan dengan konstan tersebut
dalam sungai, distribusi ini sama dan akan tetap berlangsung kecuali,
( )
( ) ( ) ( )
dimana
Dan
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
Saat maka :
( ) ( ) ( ) ( )
Ini menunjukkan bahwa adalah distribusi awal dari kepadatan yaitu nilai awal
dari ( ). Ketika persamaan (4.4.4) benar untuk semua bilangan riil dengan
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
karena distribusi awal dari kepadatan itu menyebar ke arah muara dengan
gelombang.
Ketika bernilai konstan untuk , maka memiliki nilai yang sama untuk
setiap titik ( ) pada garis lurus , sebuah nilai beda untuk setiap .
diketahui, dan memiliki sebuah solusi eksplisit dari persamaan untuk setiap titik
( ) yang diberikan, nilai diketahui pada saat . Pada waktu awal, nilai
32
dengan nol.
maka
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
karena
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
karena
( ) ( )
maka
33
( ) ( )
( )
( )
Misalkan model dari polusi air di sungai ini dimodifikasi untuk situasi yang
sederhana, dimana polutan pada beberapa titik di sungai, yang di ambil untuk
. Suatu sumber polutan yang berasal dari limbah pabrik memiliki muara di
Akan dilihat kepadatan polutan yang mengurai di sungai sampai waktu yang akan
datang.
dengan
( ) {
( ) ( ) ( )
Ketika polutan ini hanya ada pada satu tempat, maka tidak ada polutan yang lain
maka harus diubah solusi perambatan gelombangnya. Ini disebabkan karena tidak
adanya distribusi awal dari kepadatan yang tersedia. Sebagai gantinya, persamaan
(4.4.6) menyediakan distribusi kepadatan untuk setiap waktu pada titik tunggal.
Dan fungsinya
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
Karena
maka,
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( ) ( )
Selanjutnya untuk simulasi numerik dari perilaku model sistem dinamik polusi air
Tinjau persamaan dasar model sistem dinamik polusi air di sungai sebagai
berikut:
( )
( )
( )
Dan
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
Tulis
( ) ( )
( )
misalkan
37
maka :
( ) ( )
( )
menjadi :
( )
( )
( ( ) ) ( )
misalkan
( ( ) )
( ( ( )) )
( ( ) )
karena
38
( ( ) )
( ) ( )
karena
Jadi, dari analisis kestabilan von Neumann amplifikasi faktornya adalah sebagai
berikut :
( )
( )
(( ) ( ) ) ( )
| |
√(( ) ( )) ( )
Maka, kestabilan persamaan numerik dari masalah polusi air di sungai ini adalah
(( ) ( )) .
gambar tersebut terlihat kepadatan polutan pada laju alir yang lebih rendah,
kepadatan polutan lebih cepat menuju nol (habis). Hal ini dimungkinkan karena
semakin lambat laju alir polutan, maka waktu bakteri pada polutan semakin lama.
Sehingga polutan lebih banyak yang terurai. Dengan demikian sebelum mencapai
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian simulasi model sistem dinamik polusi air di sungai menggunakan
sebagai berikut :
( ) ( )
dapat dilihat lama atau cepat kepadatan polutan terurai. Dengan demikian,
terlihat bahwa kepadatan polutan pada laju alir yang lebih rendah,
42
kepadatan polutan lebih cepat menuju nol (habis). Hal ini dimungkinkan
karena semakin lambat laju alir polutan, maka waktu bakteri pada polutan
5.2 Saran
Penelitian polusi air di sungai ini dapat dilanjutkan dengan memisalkan model
yang lain pada kajian model matematika polusi air di sungai yang terdapat pada
buku Beltrami (1997). Model ini memisalkan polutan memerlukan oksigen dalam