OLEH
1306061019
JURUSAN FISIKA
KUPANG
2018
ii
iii
MOTTO
untuk :
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tak terhingga Penulis panjatkan ke hadirat
Tuhan yang Maha Esa, karena tuntunan dan penyertaan-Nya Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
namun berkat bantuan dan motivasi dari semua pihak yang terkait dengan penulis,
Puji Tuhan skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ayahanda Jermias Pellokila dan ibunda Agida Ximenes yang Penulis cintai
dan banggakan. Terimakasih atas cintanya yang begitu besar bagi penulis.
2. Kakak Jedrin dan adik Gidion yang dengan begitu tulus mendoakan penulis
4. Bapak Abdul Wahid S.Si, M.Si., yang telah memberikan koreksi, masukan
5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknik, atas semua
ilmu pengetahuan dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis selama
masa studi.
v
6. Saudara-saudari Persekutuan Mahasiswa Kristen yang selalu mendoakan
Jesmi, Febri, Ferdiana, Serli, Ria N, Ria U, Leta, Ephy, Meri, Vita, Vidol,
Alyn, Santi, Yule, Yuli H, Ani, Selvi, Novi, Vivi, Lisa, Angel, Dessy, Eltra,
Ego, Fidel, Leon, Lius, Yeri, Minto, Randy, Dona, Medan, Vian, Ivan,
8. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih
banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis akan sangat berterima kasih atas
saran dan kritik yang membangun dari pembaca, besar harapan penulis agar karya
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
MOTTO ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.5. Prinsip Dasar Gravitasi ................................................................ 13
2.5.1 Hukum Newton .................................................................. 13
2.5.2 Teori Medan Potensial........................................................ 14
2.5.3 Satuan Gaya berat ............................................................... 15
2.6. Anomali Gravitasi ....................................................................... 15
2.7. Reduksi Data Gravitasi ................................................................ 17
2.7.1 Koreksi Udara Bebas .......................................................... 18
2.7.2 Koreksi Atmosfer ............................................................... 19
2.7.3 Koreksi Topografi .............................................................. 20
2.7.4 Koreksi Bouger Sederhana ................................................. 20
2.7.5 Koreksi curvature ............................................................... 21
2.8. Pemodelan 3D Struktur Bawah Permukaan ................................ 21
2.8.1 Pemodelan ke Depan .......................................................... 22
2.8.2 Pemodelan Inversi .............................................................. 23
x
LAMPIRAN I CONTOH PENGAMBILAN DATA ..................... 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.8 Tampilan model awal ada software bloxer 1.6e ..................... 35
Gambar 4.13 Lapisan pertama pada kedalaman 0.0 km hingga 1.93 km .... 41
xii
Gambar 4.14 Lapisan kedua pada kedalaman 1.93 km hingga 3.86 km ...... 42
Gambar 4.15 Lapisan ketiga pada kedalaman 3.86 km hingga 5.78 km ..... 43
Gambar 4.17 Lapisan kelima pada kedalaman 7.73 km hingga 9.62 km .... 45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan bahan galian
(tambang). Bahan galian itu salah satunya adalah minyak dan gas bumi. Minyak
dan gas bumi di Indonesia merupakan sumber daya yang memiliki peranan
besar. Para ahli geologi meyakini bahwa Indonesia diperkirakan masih memiliki
potensi sumber energi fosil (minyak bumi, gas alam, dan batu bara) cukup besar
sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen, sedangkan tempat
mempunyai potensi memiliki jebakan fluida di antaranya minyak dan gas karena
cekungan Timor atau Timor Basin berada di sekitar koordinat 90 LS - 100 LS dan
Tipe batuan berbeda untuk setiap wilayah. Lapisan batuan yang merupakan
pondasi yang kuat bagi lapisan di atasnya disebut dengan batuan dasar
dengan kuat dan menunjukan sifat yang berbeda dengan lapisan di atasnya salah
satu sifat itu adalah densitasnya. Batuan dasar biasanya berumur tua pada area
tertentu yang tersusun oleh endapan batuan metamorfosa yang komplek dan
1
batuan beku di bawah lapisan sedimen. Keberadaan batuan dasar sangat
karakteristik keras dengan porositas yang rendah dan tidak memiliki kemampuan
bumi yang ditimbulkan oleh perbedaan densitas antar batuan. Gambaran geologi
pemodelan tiga dimensi. Pada penelitian ini penulis menggunakan pemodelan tiga
dimensi karena model geometri yang dibuat dapat disesuaikan dengan benda yang
ada di alam dan hasil perhitungannya pun lebih akurat (Suhadiyatno, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Dzakia dan Sismanto pada Lapangan Zuhro di
Lengkap (ABL). Dari penelitian tersebut didapatkan kisaran densitas batuan yang
daya alam khususnya minyak dan gas bumi. Keberadaan sumber daya alam
2
1.2 Rumusan Masalah
yaitu:
cekungan Timor?
Timor?
Timor.
3
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan rujukan awal kepada Dinas pertambangan dan sumber daya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara fisiografis Pulau Timor sendiri dapat dibagi menjadi dua kawasan
yaitu Timor Barat dan Timor Timur. Timor Barat secara umum disusun oleh
tersebar di beberapa tempat. Sementara itu, Timor Timur secara umum memiliki
fisiografi dengan morfologi berupa dataran dengan sebagian kecil daerah yang
bergelombang. Menurut Sani et. al (1995), kawasan Timor Barat dapat dibagi
menjadi tiga zona fisiografi, berikut merupakan peta fisiografi kawasan Timor
Barat.
Gambar 2.1 Peta zona fisiografi Timor barat (Sani et. al., 1995)
5
Secara tatanan tektonik cekungan Timor berada pada zona kolisi awal.
Pada wilayah cekungan ini proses tektoniknya sangatlah kompleks dan sangat
Dari gambar di atas secara garis besar Barber (1981) membagi cekungan
berikut:
1. Formasi Paraautochtone
Formasi ini merupakan batuan dasar atau basement rock dari Zona Timor
yang terdiri dari Unit Australia Continental Shelf yang dicirikan oleh sedimen
klastik Bisane yang berumur Perm, batu gamping dan sedimen klastik Aitutu
berumur Trias, sedimen klastik Wailuli berumur Jura, serta kalsilutit dan rijang
6
Nakfunu yang berumur Kapur. Adanya kolisi antara lempeng benua Eurasia
penyusun yang berumur cukup tua berkisar dari masa Paleozoik sampai Mesozoik
2. Formasi Allochtone
formasi ini diperkirakan antara zaman Kretaseus hingga Paleogen. Secara rinci
formasi ini tersusun atas beberapa satuan tektonostratigrafi antara lain yaitu:
c. Satuan Aileu-Maubisse. Satuan ini tersusun atas batu gamping dan batuan
d. Satuan Mutis. Satuan ini tersusun atas batuan metamorf dan peridotit, batuan
volkanik berumur Eosen, serta rijang palelo dan klastik batu gamping berumur
Jura Atas-Paleosen. Satuan Mutis ditindih secara tidak selaras oleh tiga satuan
yaitu klastik Noil Toko dan batu gamping Cablac (Oligosen-Miosen), batu
Batuputih (Pliosen).
e. Satuan Kolbano. Satuan ini tersusun atas radiolarite Ofu dan kalsilutit
3. Formasi Autochtone
7
tektonostratigrafinya. Formasi ini terdiri dari sedimen klastik Noele berumur Plio-
Pleistosen yang ditindih secara tidak selaras oleh endapan aluvial dan batu
tektonik yang dialami lempeng Sedimen yang mengisi suatu cekungan merupakan
faktor yang sangat penting untuk dipelajari bagaimana proses terbentuknya, sifat
erosi, transportasi dan pengendapan, sifat-sifat fisik, kimia dan biologi batuan,
Batuan dasar (basement) adalah pondasi yang kuat bagi lapisan di atasnya.
dengan porositas dan permeabilitas yang rendah. Batuan dasar adalah batuan yang
belum mengalami pelapukan dan relatif masih berada pada tempat aslinya. Batuan
ini mendasari tipe batuan yang ada di atasnya. Batuan dasar mempunyai sifat
lebih massif dan mempunyai nilai densitas yang tinggi, selain itu juga mempunyai
sifat impermeable yaitu tidak menyerap air. Setiap daerah memiliki batuan dasar
yang ditumpangi tak selaras oleh sebuah sekuen batuan sedimen. Keberadaan
8
batuan dasar di Pulau Timor agak sulit dimengerti. Batuan dasar berupa sekis,
filit, dan amfibolit pada kompleks Mutis menunjukan dua kisaran umur yang
berbeda yaitu berumur Pra Perm atau berumur Jura Akhir-Kapur Awal.
menjadi tiga yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf
(Noor,2009).
Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma
karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan
pijar itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik
ke atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah
patahan/ rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipa
gunung api dan disebut lava, akan tetapi ada pula magma yang membeku jauh di
dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku dalam. Berdasarkan letak
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk berada jauh di dalam bumi
(15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat dengan astenosfer
9
cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tak sempurna dan
porfiri disebut dengan batuan intrusi, magma yang mempunyai susunan granit itu
membeku dalam sebuah batuan intrusi, maka batuan yang terbentuk itu disebut
sehingga tak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Magma yang cair setelah membeku akan memberikan bentuk yang lain
dari pada magma asal yang kental, ada dua bentuk batuan beku yaitu ekstrusi dan
bentuk intrusi. Bentuk ekstrusi adalah bentuk yang dibangun oleh magma ketika
mencapai permukaan bumi yang disebut lava. Lava yang cair membentuk lapisan
lava yang tebal dan luas yang dikenal dengan pletu basalt. Batuan intrusi magma
adalah magma yang naik menuju permukaan bumi, sering tidak sampai ke atas
berasal dari pelapukan batuan karena proses alam yang kemudian tertransportasi
sebagai akibat dari proses pengendapan yang berulang. Berdasarkan cara dan
10
1) Batuan Sedimen Klastik
hasil pelapukan batuan beku, batuan sedimen lain dan batuan malihan. Contohnya
adalah konglomerat atau breksi, batu pasir, batu lanau, dan lempung.
mineral silica atau fosfat. Contoh batuan ini adalah evaporit, batuan sedimen
karbonat (batu gamping dan dolomit), batuan sedimen bersilika (rijang), endapan
Batuan volkano klastik berasal dari aktivitas gunung api. Debu dari aktivitas
gunung api ini akan terendapkan seperti sedimen yang lain. Contoh batuan ini
dalam bumi sebagai akibat dari tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Hal ini
mengakibatkan sifat fisik dan sifat kimia batuan ini menjadi berbeda dari batuan
metamorf.
2) Batuan malihan dinamik atau kinetik, terbentuk karena adanya tekanan yang
11
kuat yang mengakibatkan suatu batuan berubah menjadi batuan metamorf.
Migas atau dengan satu istilah ilmiah secara umum disebut petroleum
merupakan komplek hidrokarbon (senyawa dari unsur kimia hidrogen dan karbon)
yang terjadi secara alamiah di dalam bumi yang terperangkap dalam batuan.
Minyak bumi dan gas alam yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan
terperangkap pada struktur tertentu dan berpindah dari lokasi yang lebih dalam
menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan pasir yang
berporos atau juga batu kapur yang berpeluang menyimpan minyak. Proses
1) Teori Anorganik
bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara
batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat
2) Teori Organik
bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik
12
2.5 Prinsip Dasar Gravitasi
Prinsip dasar yang digunakan dalam metode gaya berat ini adalah hukum
Newton yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik dua titik massa m1 dan m2
𝑚 𝑚
𝐹⃗ = −𝐺 𝑟1 2 2 𝑟̂ … … … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)
13
2.5.2 Teori Medan Potensial
Besaran yang terukur dalam metode gravitasi adalah kuat medan gravitasi. Kuat
medan gravitasi dari partikel 𝑚1 adalah besarnya gaya persatuan massa pada
𝑚1 (𝑟
⃗⃗⃗⃗⃗)
1
Dengan 𝑈(𝑟⃗) = −𝐺 |𝑟⃗|
𝑟̂ merupakan potensial gravitasi massa 𝑚1 (|𝑟⃗⃗⃗⃗|).
1
densitas 𝜌(𝑟⃗⃗⃗⃗)
0 dan volume 𝑉, maka potensial di titik P adalah:
𝐺𝑑𝑚
𝑈𝑝 = ∫ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.4)
𝑉 |𝑟⃗ − ⃗⃗⃗⃗|
𝑟0
3 (𝑟
𝜌(𝑟⃗⃗⃗⃗)𝑑
0 ⃗⃗⃗⃗)
0
𝑈𝑝 = −𝐺 ∫ … … … … … … … … … … … … … … … . . … … . (2.5)
𝑉 |𝑟⃗ − ⃗⃗⃗⃗|
𝑟0
𝑟0 = √|𝑟⃗|2 + |𝑟⃗⃗⃗⃗|
Dengan |𝑟⃗ − ⃗⃗⃗⃗| 2
0 − 2|𝑟
⃗||𝑟⃗⃗⃗⃗|
0 cos 𝛾
14
Gambar 2.4 Potensial gravitasi pada titik P di permukaan akibat distribusi massa
Gaya berat yang dimaksud dalam metode ini identik dengan percepatan
2 3
gravitasi. Sehingga satuan yang digunakan adalah 1 cm. (s )-1 = 1 Gal = 10 mGal.
Besar gaya berat bumi secara umum berkisar 980 Gal, sedangkan besar anomali
dalam kegiatan eksplorasi adalah dalam orde mGal untuk prospek hidrokarbon
dan panas bumi, dan orde µgal untuk geoteknik atau mineral.
pusat bumi. Arah medan gravitasi tersebut didefinisikan sebagai arah vertikal.
gravitasi yang disebabkan benda anomali memiliki arah yang bervariasi terhadap
disebut Anomali Gravitasi. Anomali tersebut yang dilambangkan dengan ∆𝑔, bila
15
dibandingkan dengan medan gravitasi bumi bernilai sangat kecil (∆𝑔 ≪ 𝑔).
Anomali gravitasi hanya dapat diukur/terukur bersama medan gravitasi bumi pada
Gambar 2.5 Hubungan medan gravitasi dengan densitas (Grant and West, 1965)
(𝑟, 𝜃, 𝑧) yang bersumbu vertikal dan titik pusat Q, dengan demikian potensial
16
dengan g pada arah yang sama. Jika posisi Q di bidang horizontal Z = 0 dipilih
bentuk massa, efek yang ditimbulkan di titik mana pun pada bidang 𝑧 ≤ 0 sama
oleh perbedaan nilai kontras densitas di bawah permukaan bumi. Anomali medan
topografi atau posisi (𝑥, 𝑦, 𝑧) merupakan selisih dari medan gravitasi observasi di
terhadap koreksi tinggi alat, koreksi pasang surut, dan koreksi drift. Sedangkan
medan grafitasi teoritis adalah medan yang ada karena faktor-faktor non-geologis
17
dan nilainya dihitung berdasarkan penjabaran rumusan secara teoritis. Nilai
medan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian dan massa topografi di
adalah mencari nilai medan gravitasi normal. Nilai gravitasi normal analitis,
secara fisik terletak pada bidang referensi sferoida (z=0) sebagai titik referensi
Agency (NIMA). System terbaru adalah Earth Gravitational Model 2008 (EGM
1 + 0,00193185265241𝑠𝑖𝑛2 𝜃
𝑔𝑛 = 978032,53359 𝑚𝑔𝑎𝑙 … … … … … (2.7)
√1 − 0,00669437999014 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
sfreroida dan 𝜃 adalah posisi lintang titik pengukuran. Model terbaru ini tetap
menggunakan formula WGS 1984. Model inilah yang digunakan Sandwell dan
topografi. Rumus matematis orde satu dari koreksi udara bebas (Li dan
Gotze,2001) adalah
18
Dengan h adalah ketinggian titik amat dari referensi sferoida. Untuk 𝜙 = 450 ,
diperoleh
Koreksi udara bebas orde satu mengasumsikan bahwa komponen vertikal dari
gravitasi di dekat permukaan bumi dihasilkan oleh bumi yang berbentuk sferis
dan berbanding linear dengan jarak. Tetapi pada kenyataannya, bentuk bumi lebih
mendekati elipsoida putar dan hukum Newton tentang gaya tarik menarik
koreksi udara bebas orde dua (Li dan Gotze,2001) sebagai berikut:
atmosfer. Efek gravitasi massa atmosfer sampai ketinggian titik amat 10 km dari
Koreksi atmosfir ini dikurangkan dari gravitasi teoritis di titik amat, sehingga
diperoleh:
19
2.7.3 Koreksi Topografi
antara referensi sferoida dan permukaan topografi, padahal massa ini sangat
adalah koreksi atmosfir, 𝑔𝐵𝑆 (𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah koreksi bouger sederhana, 𝑔𝑇 (𝑥, 𝑦, 𝑧)
dengan ketebalan tertentu yang panjangnya tak hingga. Massa ini terletak antara
bidang horizontal tak hingga yang melalui titik amat. Efek dari massa ini disebut
efek bouger. Model koreksi ini dikenal dengan model slab horizontal tak hingga
dengan ketebalan h relatif dari referensi sferoida ke bidang bouger letak titik
20
dengan 𝜌 adalah densitas massa bouger (massa topografi), G adalah konstanta
gravitasi (6,67428𝑥10−8 )𝑐𝑚2 𝑔−1 𝑠 2 dan ℎ adalah ketinggian titik amat dari
referensi sferoida.
bahwa sebagian massa bouger berbentuk cangkang bola dengan ketebalan ℎ dari
𝑔𝐵𝑆 + 𝑔𝑐 ≈ 4𝜋𝜌𝐺………………………………………………….(2.15)
pada penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu: pemodelan ke depan
data perhitungan (teoritik) untuk suatu konfigurasi atau harga parameter model
21
permukaan bumi. Pemodelan inversi dilakukan untuk mendapatkan parameter
model berdasarkan data pengukuran, dalam hal ini data yang digunakan adalah
bahwa inversi data merupakan interpretasi data. Masalah yang dihadapinya adalah
fenomena fisik bumi yang disusun oleh beragam unsur, dimana belum semua
antara data dengan model serta keterbatasan dari suatu proses itu terpaksa
model bumi dan diperbaiki secara iteratif, dengan demikian model ini diharapkan
sebenarnya.
dilakukan untuk mendapatkan data teoritik dari nilai parameter model bawah
menafsirkan data geofisika. Jika respon suatu model cocok dengan data maka
mewakili kondisi bawah permukaan tempat data diukur. Untuk itu dilakukan
proses coba- coba (trial and error) nilai parameter model hingga diperoleh data
22
teoritik yang cocok dengan data pengamatan.
parameter model tersebut untuk memperoleh respon yang semakin dekat dengan
data. Semakin kompleks hubungan antara data dengan parameter model maka
semakin sulit proses coba- coba tersebut. Adanya informasi tambahan dari data
geologi atau data geofisika lainnya dapat membantu penentuan model awal.
agar diperoleh kecocokan data perhitungan dan data pengamatan yang lebih baik
Pemodelan inversi sering pula disebut sebagai data fitting karena dicari
dinyatakan oleh suatu fungsi objektif yang harus diminimumkan. Dalam kalkulus
suatu fungsi mencapai minimum jika turunannya terhadap parameter atau variabel
yang tidak diketahui bernilai nol. Hal tersebut digunakan untuk memperkirakan
23
program ini menggunakan dekomposisi nilai singular atau singular value
dengan metode SVD diperoleh nilai error yang cukup besar, maka perlu dilakukan
parameter diatas akan diperoleh model blok 3D struktur kerak daerah penelitian.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Data anomali gravitasi citra satelit lengkap dengan data posisi geografis dan
University of California San Diego USA. Cara pengambilan data dapat dilihat di
Lampiran 1.
Data anomali gravitasi maupun data elevasi yang diperoleh telah tergrid
secara teratur dalam format ASCII – XYZ sesuai batas-batas posisi geografis yang
dimasukkan. Resolusi spasial titik lintang dan bujur sebesar 1 menit tiap grid dan
telah tergrid secara teratur 1 x 1 menit atau 1.852 x 1.852 km dengan besar daerah
yang akan diukur adalah 9.40 LS – 10.40 LS dan 123.50 BT – 125.40 BT (wilayah
cekungan Timor). Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2017 sampai bulan
November 2017.
Dalam penelitian ini diawali dengan memasukan data berupa lintang dan
bujur dari daerah penelitian di website Sandwell and Smith. Setelah mendapatkan
Setelah diperoleh data anomali bouguer lengkap melalui reduksi data dengan
25
menggunakan software surfer 13. Data anomali Bouguer yang diperoleh dari hasil
perhitungan masih berada pada koordinat derajat geografis maka untuk kepentingan
Mulai
Referensi
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Identifikasi densitas
Batuan
Kesimpulan
Selesai
26
3.3 Reduksi Data
a. Koreksi Atmosfir
persamaan, yaitu :
Data masukan adalah densitas bouger (𝜌𝐵 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑔/𝑐𝑚3 ) dan ketinggian h dalam
meter. Ketinggian h adalah tinggi titik data yang diperoleh bersama- sama dengan
data anomaly gravitasi. Densitas bouger dalam penelitian ini dipilih densitas rata- rata
𝑔
kerak bumi yaitu 𝜌𝑐 = 2.67 𝑐𝑚2 . 𝐺 = 6.67428 𝑥 10−8 𝑐𝑚3 𝑔−1 𝑠 −2 𝑑𝑎𝑛 𝜋 =
c. Koreksi Curvatur
sehingga diperoleh anomali medan curvature yaitu : ∆𝑔𝑐 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = ∆𝑔𝐵𝑆 (𝑥. 𝑦. 𝑧) −
27
𝑔𝑐 (𝑥, 𝑦, 𝑧). Dimana nilai h adalah ketinggian pada titik data yang diperoleh dari data
topografi.
Mulai
Informasi Peta
Pembacaan Data
Input Model Geologi
Awal
Forward Modeling
Inverse Optimasi berbasis
Modelling Occam
Model Awal
Model Akhir
Selesai
28
3.4 Pemodelan
Anomali Bouguer lengkap dari hasil transformasi ke UTM ini yang digunakan
dibagi menjadi dua tahapan yaitu pemodelan kedepan (forward modeling) dan
menentukan model awal berupa ukuran yang terdiri dari blok utama (blok mayor) dan
Blok utama menggambarkan luasan (volume) daerah penelitian dan blok- blok
selanjutnya dilakukan pemodelan inversi yang dimulai dari inversi base, inverse
densitas dan inverse ketinggian blok. Setelah dilakukan ketiga inverse ini maka
29
BAB IV
kontur anomali gravitasi menggunakan software surfer 13. Gambar 4.1 adalah
Peta lokasi Penelitian. Gambar 4.2 adalah peta kontur anomali udara bebas (free
air anomaly). Gambar 4.3 adalah kontur anomali atmosfer (atmosfer anomaly).
Gambar 4.4 adalah peta kontur anomali bouguer sederhana (simple bouguer
anomaly). Gambar 4.5 adalah peta kontur anomali curvature (curvature anomaly).
Gambar 4.6 adalah peta kontur anomali bouguer lengkap (complete bouguer
anomaly). Gambar 4.7 adalah peta kontur anomali bouguer lengkap yang telah
30
Gambar 4.2 Peta kontur anomali udara bebas (free air anomaly) dengan interval 10
mGal
Gambar 4.3 Peta kontur anomali atmofer (atmosfer anomaly) dengan interval 10
mGal
31
Gambar 4.4 Peta kontur anomali bouguer sederhana (simple bouguer anomaly)
dengan interval 10 mGal
Gambar 4.5 Peta kontur anomali curvature (curvature anomaly) dengan interval 10
mGal
32
Gambar 4.6 Peta kontur anomali bouguer lengkap (Complete bouguer anomaly)
dengan interval 10 mGal
Gambar 4.7 Peta kontur anomali bouguer lengkap yang telah ditransformasi ke UTM
densitas batuan di bawah permukaan bumi. Anomali bouguer lengkap pada gambar
33
4.5 masih berada dalam koordinat geografis dalam satuan derajat sehingga perlu
software grablox 1.6e. Penyebaran densitas batuan bawah permukaan dapat dilihat
34
4.2 Pembahasan
medan gravitasi. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk peta kontur anomali gravitasi
(Gambar 4.6). Variasi nilai anomali Bouguer lengkap dibagi menjadi dua bagian yaitu
Pola anomali tinggi yang dilihat pada peta kontur di atas berkisar 0 mGal
sampai 240 mGal menggambarkan suatu tinggian batuan dasar/ basement high, yang
disebabkan oleh pengaruh densitas batuan yang lebih besar atau berarti sedimen yang
lebih tipis. Sebaran pola anomali rendah yang berkisar dari -140 mGal sampai -20 m
Gal dan menggambarkan sedimen yang lebih tebal dan mencerminkan densitas massa
35
Untuk mengetahui keberadaan batuan dasar atau basement di bawah cekungan
Timor maka perlu dilakukan pemodelan 3D. Pemodelan 3D diawali dengan tahap
Data yang diinput untuk membuat model awal ini berupa data yang telah
digrid yaitu data anomali bouguer lengkap yang telah ditrasformasi ke UTM.
Pemodelan ke depan bertujuan untuk menentukan model awal berupa ukuran yang
terdiri dari blok utama (blok mayor) dan blok-blok kecil (blok minor) menggunakan
software grablox 1.6e kemudian akan ditampilkan pada software bloxer 1.6e. Blok
sebaran densitas.
densitas yakni hasil grid geometri anomali bouguer lengkap. Gambar 4.6 merupakan
model awal yang dibuat dengan densitas kerak bumi 2.67 𝑔/𝑐𝑚3 sedangkan bagian
laut nilai densitasnya 1.64 𝑔/𝑐𝑚3 . Perbedaan densitas ini khusus untuk lapisan
densitas kerak bumi, karena dalam proses pembuatan model awal belum dilakukan
proses inversi. Model awal berupa blok mayor dan minor dibuat dengan cara coba-
coba (try and error) untuk memperkirakan bentuk geometri blok. Blok mayor dibagi
tegak lurus 20 bagian arah y dan 30 bagian arah x, sehingga membentuk 6000 blok
36
minor untuk tiap lapisan. Kedalaman blok 20 km. Densitas batuan sebagai parameter
yang digunakan adalah densitas kerak bumi yaitu 2,67 gr/cm3. Data yang diinput
kedalam program untuk membuat model blok adalah posisi blok dalam arah xyz (x-
posit, y-posit, z-posit), ukuran blok dalam arah xyz (x-size, y-size, z-size), nilai
diskritisasi dalam arah xyz (x-divis, y-divis, z-divis), densitas Bouguer, spasi grid data
xy (x-step dan y-step), posisi awal pengukuran (z-start dan y-start) dan posisi akhir
data obeservasi ke dalam program melalui menu Read data. Pembacaan ini
menyangkut pencocokan antara geometri model yang dibuat dengan geometri data
gravitasi. Data yang diinput akan ditampilkan oleh program dalam bentuk kontur.
Setelah data dan model dicocokkan, maka proses inversi dilakukan dengan optimasi.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses komputasi dimulai dari optimasi base,
optimasi densitas dan optimasi ketinggian blok. Inversi base bertujuan untuk
meminimalkan ketidakcocokan data dari anomali positif dan anomali negatif. Nilai
RMS (Root Mean Square) Error data yang diperoleh dari inversi adalah 0.54.
37
Gambar 4.9 Peta kontur sebelum dilakukan optimasi
daerah penelitian. Nilai RMS (Root Mean Square) Error data yang diperoleh dari
38
a. Data Satelit b. Perhitungan
blok. Nilai RMS (Root Mean Square) Error data dari inversi ini semakin mengecil
39
Identifikasi batuan berdasarkan densitasnya mengacu pada tabel densitas
batuan (Telford, at al.,1990), dapat dilihat pada Lampiran IV. Lapisan pertama
(Gambar 4.13) dan lapisan kedua (Gambar 4.14) dengan kedalaman 0 km hingga 3.86
km dengan kisaran densias batuan yang sama 2.46 𝑔/𝑐𝑚3 - 2.72 𝑔/𝑐𝑚3
diidentifikasi sebagai batuan sedimen (pasir, silt, gamping, dolomite) dan metamorf
(sekis, kuarsa). Batuan pasir atau sandstone adalah batuan sedimen yang terdiri dari
mineral berukuran pasir atau butir-butir batuan. Rata-rata densitas pada lapisan
pertama 2.660 𝑔/𝑐𝑚3 dan rata-rata densitas pada lapisan kedua adalah 2.654 𝑔/𝑐𝑚3 .
(a)
40
.
(b)
Gambar 4.13 Lapisan pertama pada kedalaman 0.0 km hingga 1.93 km (a) Tampilan
2D (b) Tampilan 3D
(a)
41
(b)
Gambar 4.14 Lapisan kedua pada kedalaman 1.93 km hingga 3.86 km (a) Tampilan
2D (b) Tampilan 3D
(a)
42
(b)
Gambar 4.15 Lapisan ketiga pada kedalaman 3.86 km hingga 5.78 km (a) Tampilan
2D (b) Tampilan 3D
43
Gambar 4.16 Lapisan keempat pada kedalaman 5.78 km hingga 7.73 km (a) Tampilan
2D (b) Tampilan 3D
Lapisan ketiga (Gambar 4.15) hingga lapisan keempat (Gambar 4.16) dengan
kedalaman 3.86 km hingga 7.73 km memiliki kisaran densitas yang sama yaitu 2.47
𝑔/𝑐𝑚3 - 2.78 𝑔/𝑐𝑚3 diidentifikasi sebagai batuan sedimen (gamping, dolomite) dan
batuan metamorf (marmer, kuarsa, sekis, batu sabak). Batuan gamping atau limestone
adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3),
batuan ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik,
atau secara kimia. Rata-rata densitas pada lapisan ketiga adalah 2.641 𝑔/𝑐𝑚3 dan
44
(a)
(b)
Gambar 4.17 Lapisan kelima pada kedalaman 7.73 km hingga 9.62 km (a) Tampilan
2D (b) Tampilan 3D
Lapisan kelima (Gambar 4.17) dengan kedalaman 7.73 km hingga 9.62 km
memiliki kisaran densitas 2.48 𝑔/𝑐𝑚3 – 2.81 𝑔/𝑐𝑚3 diidentifikasi sebagai batuan
45
sedimen (gamping, dolomite) dan batuan metamorf (sekis, kuarsa, marmer, granulite,
batu sabak). Dolomite adalah suatu mineral karbonat anhidrat yang terbentuk dari
magnesium kaarbonat yang merupakan komponen utama dari batuan sedimen yang
dikenal sebagai dolostone. Rata-rata densitas pada lapisan kelima adalah 2.636
𝑔/𝑐𝑚3 .
(a)
46
(b)
Gambar 4.18 Lapisan keenam pada kedalaman 9.62 km hingga 11.50 km (a)
Tampilan 2D (b) Tampilan 3D
Lapisan keenam (Gambar 4.18) dengan kedalaman 9.62 km hingga 11.50 km
memiliki kisaran densitas 2.48 𝑔/𝑐𝑚3 – 2.92 𝑔/𝑐𝑚3 diidentifikasi sebagai batuan
sedimen (gamping, dolomite) dan batuan metamorf (marmer, kuarsa, sekis, batu
47
(a)
(b)
Gambar 4.19 Lapisan ketujuh pada kedalaman 11.50 km hingga 13.36 km (a)
Tampilan 2D (b) Tampilan 3D
48
Lapisan ketujuh (Gambar 4.19) dengan kedalaman 11.50 km hingga 13.36 km
sedimen (gamping, dolomite) dan batuan metamorf (marmer, kuarsa, sekis, granulite,
batu sabak). Rata-rata densitas pada lapisan ini adalah 2.662 𝑔/𝑐𝑚3 .
(a)
49
(b)
Gambar 4.20 Lapisan kedelapan pada kedalaman 13.36 km hingga 15.21 km (a)
Tampilan 2D (b) Tampilan 3D
Lapisan kedelapan (Gambar 4.20) dengan kedalaman 13.36 km hingga 15.21
km memiliki kisaran densitas 2.12 𝑔/𝑐𝑚3 – 3.16 𝑔/𝑐𝑚3 diidentifikasi sebagai batuan
sedimen (gamping, dolomite) dan batuan metamorf (marmer, kuarsa, sekis, granulite,
batu sabak). Rata-rata densitas pada lapisan ini adalah 2.681 𝑔/𝑐𝑚3 .
50
(a)
(b)
Gambar 4.21 Lapisan kesembilan pada kedalaman 15.21 km hingga 17.08 km (a)
Tampilan 2D (b) Tampilan 3D
Lapisan kesembilan (Gambar 4.21) dengan kedalaman 15.21 km hingga 17.08
51
batuan sedimen (gamping, dolomite) dan batuan metamorf (marmer, kuarsa, sekis,
granulite, batu sabak). Rata-rata densitas pada lapisan ini adalah 2.699 𝑔/𝑐𝑚3 .
(a)
52
(b)
Gambar 4.22 Lapisan kesepuluh pada kedalaman 17.08 km hingga 20.00 km (a)
Tampilan 2D (b) Tampilan 3D
Lapisan kesepuluh (Gambar 4.22) dengan kedalaman 17.08 km hingga 20 km
memiliki kisaran densitas 2.19 𝑔/𝑐𝑚3 – 3.30 𝑔/𝑐𝑚3 diidentifikasi sebagai batuan
sedimen (gamping, dolomite) dan batuan metamorf (marmer, granulite, sekis, batu
53
Gambar 4.23 Model seluruh lapisan dalam bentuk 3D
bentuk 3D dari lapisan pertama hingga lapisan kesepuluh dengan kedalaman 20 km.
Dari hasil inversi di dapatkan rata-rata densitas dari seluruh lapisan ini adalah 2.662
𝑔/𝑐𝑚3 . Dari kisaran densitas yang ada maka dapat diidentifikasi bahwa Pulau Timor
didominasi oleh batuan sedimen yang ditandai dengan warna hijau pada model dan
basement pulau Timor adalah batuan metamorf yang ditandai dengan warna kuning
hingga merah dan dapat diperkirakan bahwa cekungan Timor pun memiliki potensi
54
Penelitianini prospek dengan penelitian sebelumnya yang meyatakan bahwa
Pulau Timor dianggap sebagai daerah penghasil migas karena memiliki kesamaan
geologi dengan daerah penghasil migas di barat laut Australia. Hal ini didukung
dengan banyaknya jumlah rembesan minyak dan gas yang terdapat di Pulau Timor
(Charlton, 2002). Rembesan minyak dan gas ini membuktikan ada batuan induk yang
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pertama hingga lapisan kesepuluh adalah 2.662 𝑔/𝑐𝑚3 , dari lapisan pertama
pasir, gamping, dolomite, marmer, schist dan granulite yang merupakan batuan
sedimen dan batuan metamorf. Basement yang merupakan jenis batuan metamorf
memiliki basement yang merupakan jenis batuan metamorf dari kedalam 3.86 km
hingga 20 km yang kuat dan bersifat tidak meloloskan air maka cekungan ini
diduga memiliki potensi adanya jebakan fluida di antaranya minyak dan gas.
5.2 Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
Dzakiya dan Sismanto, 2013. Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Lapisan Bawah
Permukaan Bumi di Subcekungan Jambi pada Lapangan Zuhro Berdasarkan
Analisis Data Gravitasi. Universitas Gajah Mada. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Kurniawan, F. A., 2012. Pemanfaatan Data Anomali Grafitasi Citra GEOSAT dan
ERS-1 Satellite Untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari
Brebes, Indonesia Journal of Apllied Physics Vol.2 No.2 halaman 184,
Purwokerto.
Lesmana dan Subagiada, 2016. Identifikasi Basement Rock Pada Zona Longsor
Dengan Menggunakan Metode Geolistrik (Studi Kasus Wilayah Kelurahan
Selili Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda Kalimantan Timur), Vol. 1,
No. 1. FMIPA Unmul, Samarinda
Li, X., and Gotze, H.-J.,2001, Tutorial: Ellisoid, geoid geodesy, and geophysics,
GEOPHYSICS, VOL. 66, NO. 6;P. 1660-1668.
Sandwell, D. T., and Smith, W. H. F.,2009, Global marine gravity from retracked
Geosat and ERS-1 altimetry, V23.1
Sani, K., Jacobson, MI., Sigit, R. 1995. The Thin-Skinned Thrust Structures of
Timor. Proceedings Indonesian Petroleum Association 24nd.
57
Sircar. A., 2004, Hydrocarbon Production from fractured basement formation.
Current Science, Vol. 87, 20.8, P.147-148
Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E., Keys D. A., 1990. Applied Geophysics
Cambridge University Press, London.
Yuwono, Y.S., 2012. Basic Concept, Principles, and Petrologic Assessments. Short
Course on the Basement Reservoir, Yogyakarta, 14-16 June 2012.
58
LAMPIRAN I
59
Masuklah melalui website : http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi,
kemudian masukkan lokasi daerah penelitian berupa lintang dan bujur kemudian
pilih topografi lalu klik get data, maka kita akan mendapatkan data Topografi daerah
penelitian. Setelah mendapatkan data topografi maka kembali lagi pada laman
sebelumnya dan pilih Gravity, kemudian klik get data, maka kita akan mendapatkan
60
LAMPIRAN II
61
HASIL PENGOLAHAN DATA
Koreksi Koreksi
Bujur Lintang ∆FA Elevasi Δg ATM Koreksi BS Δg BS Δg Curvature Δg BL
ATM Curvature
123.5083 -9.4978 -73.1 -2248 0 -73.1 -251.5435468 178.4435468 -5.076986176 183.5205329 183.5205329
123.525 -9.4978 -65.1 -2151 0 -65.1 -240.689577 175.589577 -4.784160645 180.3737376 180.3737376
123.5417 -9.4978 -57 -2113 0 -57 -236.4375064 179.4375064 -4.67125942 184.1087658 184.1087658
123.5583 -9.4978 -49.4 -1771 0 -49.4 -198.1688707 148.7688707 -3.701098564 152.4699693 152.4699693
123.575 -9.4978 -42.5 -1697 0 -42.5 -189.8885226 147.3885226 -3.502064436 150.8905871 150.8905871
123.5917 -9.4978 -36.4 -1616 0 -36.4 -180.8248984 144.4248984 -3.28864131 147.7135397 147.7135397
123.6083 -9.4978 -31.6 -1578 0 -31.6 -176.5728278 144.9728278 -3.190115498 148.1629433 148.1629433
123.625 -9.4978 -28.3 -1552 0 -28.3 -173.6635163 145.3635163 -3.123291347 148.4868076 148.4868076
123.6417 -9.4978 -24.9 -1500 0 -24.9 -167.8448933 142.9448933 -2.991076875 145.9359702 145.9359702
123.6583 -9.4978 -19.4 -1396 0 -19.4 -156.2076474 136.8076474 -2.732383117 139.5400305 139.5400305
123.675 -9.4978 -10.5 -1250 0 -10.5 -139.8707444 129.3707444 -2.382119141 131.7528636 131.7528636
123.6917 -9.4978 1.4 -1096 0 1.4 -122.6386687 124.0386687 -2.028992857 126.0676616 126.0676616
123.7083 -9.4978 13.7 -928 0 13.7 -103.8400407 117.5400407 -1.66288427 119.2029249 119.2029249
123.725 -9.4978 23.9 -754 0 23.9 -84.37003304 108.270033 -1.304731993 109.574765 109.574765
62
123.7417 -9.4978 32.9 -602 0 32.9 -67.36175051 100.2617505 -1.009375151 101.2711257 101.2711257
123.7583 -9.4978 42.8 -474 0 42.8 -53.03898628 95.83898628 -0.773318823 96.61230511 96.61230511
123.775 -9.4978 54.7 -332 0 54.7 -37.14966972 91.84966972 -0.524991786 92.3746615 92.3746615
123.7917 -9.4978 68.4 -136 0 68.4 -15.21793699 83.61793699 -0.20563875 83.82357574 83.82357574
123.8083 -9.4978 84.1 85 0.865610721 84.96561072 9.511210621 75.4544001 0.121887435 75.33251267 75.33251267
123.825 -9.4978 100.2 35 0.870539361 101.0705394 3.916380844 97.15415852 0.050807209 97.10335131 97.10335131
123.8417 -9.4978 113.4 67 0.867382981 114.267383 7.497071901 106.7703111 0.09650205 106.673809 106.673809
123.8583 -9.4978 121 111 0.863054863 121.8630549 12.4205221 109.4425328 0.158151052 109.2843817 109.2843817
123.875 -9.4978 124.5 111 0.863054863 125.3630549 12.4205221 112.9425328 0.158151052 112.7843817 112.7843817
123.8917 -9.4978 126 483 0.827013509 126.8270135 54.04605564 72.78095786 0.624696067 72.1562618 72.1562618
123.9083 -9.4978 126.7 643 0.811814878 127.5118149 71.94951093 55.56230395 0.795292431 54.76701152 54.76701152
123.925 -9.4978 127 425 0.832568025 127.832568 47.5560531 80.27651492 0.558388642 79.71812628 79.71812628
123.9417 -9.4978 127.1 463 0.828926154 127.9289262 51.80812373 76.12080242 0.602099899 75.51870252 75.51870252
123.9583 -9.4978 127.5 385 0.836412681 128.3364127 43.08018928 85.2562234 0.511274675 84.74494872 84.74494872
123.975 -9.4978 128 291 0.845492464 128.8454925 32.5619093 96.28358316 0.396107312 95.88747585 95.88747585
123.9917 -9.4978 128.4 375 0.837375625 129.2373756 41.96122333 87.2761523 0.499319561 86.77683274 86.77683274
124.0083 -9.4978 128.6 517 0.823768549 129.4237685 57.85053989 71.57322866 0.662461015 70.91076764 70.91076764
124.025 -9.4978 128.5 741 0.802595728 129.3025957 82.91537729 46.38721843 0.890851992 45.49636644 45.49636644
124.0417 -9.4978 128.6 747 0.802033512 129.4020335 83.58675687 45.81527665 0.896482178 44.91879447 44.91879447
124.0583 -9.4978 129.2 701 0.806350388 130.0063504 78.43951347 51.56683692 0.852667528 50.71416939 50.71416939
124.075 -9.4978 130.8 585 0.817303321 131.6173033 65.45950839 66.15779493 0.735540917 65.42225401 65.42225401
124.0917 -9.4978 133.9 515 0.823959201 134.7239592 57.6267467 77.0972125 0.660262154 76.43695035 76.43695035
124.1083 -9.4978 138.9 639 0.812192623 139.7121926 71.50192455 68.21026807 0.791247932 67.41902014 67.41902014
124.125 -9.4978 145.6 565 0.819201441 146.4192014 63.22157648 83.19762496 0.714385924 82.48323904 82.48323904
124.1417 -9.4978 153.9 727 0.803908563 154.7039086 81.34882496 73.35508361 0.877615995 72.47746761 72.47746761
124.1583 -9.4978 162.9 1007 0.777917014 163.677917 112.6798717 50.99804531 1.11603044 49.88201487 49.88201487
63
124.175 -9.4978 171.9 913 0.786580506 172.6865805 102.1615917 70.52498878 1.042166319 69.48282246 69.48282246
124.1917 -9.4978 179.8 1093 0.77004595 180.570046 122.3029789 58.26706703 1.178141267 57.08892576 57.08892576
124.2083 -9.4978 185.7 1317 0.749791781 186.4497918 147.3678163 39.08197546 1.315395831 37.76657963 37.76657963
124.225 -9.4978 188.6 1667 0.718859845 189.3188598 186.5316248 2.787235084 1.458914975 1.328320109 1.328320109
124.2417 -9.4978 188.1 1407 0.74175455 188.8417546 157.4385099 31.40324463 1.36056335 30.04268128 30.04268128
124.2583 -9.4978 184 1261 0.754821831 184.7548218 141.101607 43.65321486 1.284404482 42.36881038 42.36881038
124.275 -9.4978 176.3 1375 0.744605625 177.0446056 153.8578189 23.18678676 1.34515917 21.84162759 21.84162759
124.2917 -9.4978 165.8 1211 0.759331815 166.5593318 135.5067772 31.05255462 1.254862049 29.79769257 29.79769257
124.3083 -9.4978 152.9 1013 0.777366162 153.6773662 113.3512513 40.32611488 1.12053327 39.20558161 39.20558161
124.325 -9.4978 138.9 1009 0.777733368 139.6777334 112.9036649 26.77406847 1.117534209 25.65653426 25.65653426
124.3417 -9.4978 124.3 815 0.795679641 125.0956796 91.19572536 33.89995428 0.958513668 32.94144061 32.94144061
124.3583 -9.4978 110.2 717 0.804847157 111.0048472 80.229859 30.77498816 0.868076943 29.90691121 29.90691121
124.375 -9.4978 96.9 739 0.802783191 97.70278319 82.6915841 15.01119909 0.888969612 14.12222948 14.12222948
124.3917 -9.4978 85.2 625 0.813515625 86.01351563 69.93537221 16.07814341 0.777003174 15.30114024 15.30114024
124.4083 -9.4978 75.1 543 0.821292662 75.92129266 60.75985138 15.16144129 0.690789053 14.47065223 14.47065223
124.425 -9.4978 66.9 497 0.825676352 67.72567635 55.61260798 12.11306837 0.640345245 11.47272313 11.47272313
124.4417 -9.4978 60.3 493 0.826058254 61.12605825 55.1650216 5.961036654 0.63588818 5.325148474 5.325148474
124.4583 -9.4978 55.3 447 0.83045832 56.13045832 50.01777821 6.112680115 0.583819499 5.528860615 5.528860615
124.475 -9.4978 51.6 411 0.833912359 52.43391236 45.98950077 6.444411593 0.542027335 5.902384258 5.902384258
124.4917 -9.4978 48.9 381 0.836797773 49.73679777 42.6326029 7.104194873 0.506501107 6.597693766 6.597693766
124.5083 -9.4978 46.8 361 0.838724943 47.63872494 40.39467099 7.244053954 0.482463708 6.761590246 6.761590246
124.525 -9.4978 45 353 0.839496608 45.83949661 39.49949822 6.339998383 0.47276962 5.867228764 5.867228764
124.5417 -9.4978 43.2 341 0.84065496 44.04065496 38.15673908 5.883915882 0.458143707 5.425772175 5.425772175
124.5583 -9.4978 41 335 0.841234521 41.84123452 37.48535951 4.355875016 0.450792599 3.905082417 3.905082417
124.575 -9.4978 38.3 327 0.842007667 39.14200767 36.59018674 2.551820926 0.440951558 2.110869369 2.110869369
124.5917 -9.4978 35.1 325 0.842201025 35.94220103 36.36639355 -0.424192525 0.438484232 -0.862676757 -0.862676757
64
124.6083 -9.4978 31.6 319 0.842781269 32.44278127 35.69501398 -3.252232707 0.431065299 -3.683298007 -3.683298007
124.625 -9.4978 28.1 375 0.837375625 28.93737563 41.96122333 -13.0238477 0.499319561 -13.52316726 -13.52316726
124.6417 -9.4978 24.8 423 0.832759987 25.63275999 47.33225991 -21.69949993 0.55605979 -22.25555972 -22.25555972
124.6583 -9.4978 22 417 0.833336045 22.83333604 46.66088034 -23.82754429 0.549056279 -24.37660057 -24.37660057
124.675 -9.4978 20 381 0.836797773 20.83679777 42.6326029 -21.79580513 0.506501107 -22.30230623 -22.30230623
124.6917 -9.4978 18.9 343 0.84046183 19.74046183 38.38053227 -18.64007044 0.460588424 -19.10065886 -19.10065886
124.7083 -9.4978 18.5 251 0.849375284 19.34937528 28.08604548 -8.736670196 0.345206458 -9.081876655 -9.081876655
124.725 -9.4978 18.8 217 0.852684637 19.65268464 24.28156123 -4.628876595 0.301051916 -4.929928511 -4.929928511
124.7417 -9.4978 19.2 287 0.845880234 20.04588023 32.11432292 -12.06844269 0.391068096 -12.45951078 -12.45951078
124.7583 -9.4978 19.6 425 0.832568025 20.43256803 47.5560531 -27.12348508 0.558388642 -27.68187372 -27.68187372
124.775 -9.4978 19.7 463 0.828926154 20.52892615 51.80812373 -31.27919758 0.602099899 -31.88129748 -31.88129748
124.7917 -9.4978 19.3 427 0.832376091 20.13237609 47.77984629 -27.6474702 0.560714668 -28.20818487 -28.20818487
124.8083 -9.4978 18.4 271 0.84743245 19.24743245 30.32397739 -11.07654494 0.37079819 -11.44734313 -11.44734313
124.825 -9.4978 17.1 209 0.853464504 17.9534645 23.38638847 -5.432923963 0.290543914 -5.723467877 -5.723467877
124.8417 -9.4978 15.5 179 0.856393066 16.35639307 20.0294906 -3.673097535 0.250736173 -3.923833708 -3.923833708
124.8583 -9.4978 13.7 183 0.856002221 14.55600222 20.47707698 -5.921074763 0.256080612 -6.177155375 -6.177155375
124.875 -9.4978 11.8 203 0.854049704 12.6540497 22.71500889 -10.06095919 0.282633237 -10.34359243 -10.34359243
124.8917 -9.4978 9.7 169 0.857370677 10.55737068 18.91052465 -8.353153969 0.237325616 -8.590479585 -8.590479585
124.9083 -9.4978 7.3 179 0.856393066 8.156393066 20.0294906 -11.87309754 0.250736173 -12.12383371 -12.12383371
124.925 -9.4978 4.5 209 0.853464504 5.353464504 23.38638847 -18.03292396 0.290543914 -18.32346788 -18.32346788
124.9417 -9.4978 1.3 67 0.867382981 2.167382981 7.497071901 -5.32968892 0.09650205 -5.42619097 -5.42619097
124.9583 -9.4978 -2.2 45 0.869552209 -1.330447791 5.035346799 -6.36579459 0.065164572 -6.430959162 -6.430959162
124.975 -9.4978 -5.9 77 0.866398107 -5.033601893 8.616037856 -13.64963975 0.110633305 -13.76027305 -13.76027305
124.9917 -9.4978 -9.5 87 0.865413946 -8.634586054 9.735003812 -18.36958987 0.124693902 -18.49428377 -18.49428377
125.0083 -9.4978 -12.8 47 0.869354864 -11.93064514 5.25913999 -17.18978513 0.068027565 -17.25781269 -17.25781269
125.025 -9.4978 -15.6 9 0.873109288 -14.72689071 1.00706936 -15.73396007 0.013147383 -15.74710745 -15.74710745
65
125.0417 -9.4978 -18.6 -40 0 -18.6 -4.475863822 -14.12413618 -0.059125283 -14.0650109 -14.0650109
125.0583 -9.4978 -22 -94 0 -22 -10.51827998 -11.48172002 -0.140737796 -11.34098222 -11.34098222
125.075 -9.4978 -26.3 -150 0 -26.3 -16.78448933 -9.515510669 -0.227549402 -9.287961267 -9.287961267
125.0917 -9.4978 -32 -250 0 -32 -27.97414888 -4.025851116 -0.388081953 -3.637769162 -3.637769162
125.1083 -9.4978 -39.2 -366 0 -39.2 -40.95415397 1.754153967 -0.583152861 2.337306828 2.337306828
125.125 -9.4978 -46.8 -460 0 -46.8 -51.47243395 4.672433947 -0.74820266 5.420636607 5.420636607
125.1417 -9.4978 -51.3 -500 0 -51.3 -55.94829777 4.648297769 -0.820330625 5.468628394 5.468628394
66
CONTOH PERHITUNGAN DATA ANOMALI GRAVITASI
1. Koreksi Atmosfer
= 0.871132 mgal
2. Anomali Atmosfer
Δg ATM = Δg FA + gatm
= 82.4 + 0.871132
= 83.27113 mgal
gBS = 2πρGh
= 3.245001 mgal
Δg BS = Δg ATM – gBS
= 83.27113 – (3.245001)
= 80.02613 mgal
67
5. Koreksi Curvature
= 0.042159 mgal
6. Anomali Curvature
Δg curvature = Δg BS - g c
=80.02613 – (0.042159)
= 79.98397 mgal
7. Anomali Bouguer
= 79.98397 mgal
II. Misalkan pada koordinat 124.3417 BT dan 9.2511LS memiliki data Δg udara
1. Koreksi Atmosfer
= 0.870144
2. Anomali Atmosfer
Δg ATM = Δg FA + gatm
68
= 100.7+ 0.870144
= 101.5701 mgal
gBS = 2πρGh
= 4.363967 mgal
Δg BS = Δg ATM – gBS
=101.5701 – 4.363967
= 97.20618 mgal
5. Koreksi Curvature
= 0.056559 mgal
6. Anomali Curvature
Δg curvature = Δg BS - g c
= 97.20618 – 0.056559
= 97.14962 mgal
7. Anomali Bouguer
69
LAMPIRAN III
70
Langkah – Langkah Dalam Pemodelan Tiga Dimensi (3D)
software Grablox 1.6e dan bloxer 1.6e. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan,
modeling).
1) Buka program grablox selanjutnya pilih preserve (di bawah tombol update)
Selanjutnya buka menu gravity dan pilih skala unit dan pilih dimensi
2) Membuat model awal berupa blok mayor dan blok minor pada program
Grablox 1.6e. Data yang diimput dalam program Grablox 1.6e untuk membuat
model awal adalah posisi blok dalam arah xyz (X-posit, Y-posit, Zposit),
71
ukuran blok dalam arah xyz (X-zise, Y-zise, Z-sise), nilai diskritasi dalam arah
xyz (X-divis, Y-divis, Z-divis), densitas (densitas kerak bumi, spasi grid data xy
(X-step Y-step) posisi awal pengukuran dan posisi akhir pengukuran (X-star Y-
star, X-ending, Y-ending). Data yang diimput ini diambil dari data upward
Bouguer lengkap hasil UTM. Data hasil export tersebut disimpan dan digrid
bagian tampilan gridding reaport terdapat salah satu bagian tempilan seperti
berikut ini :
72
Zposit = 0 (dihitung dari permukaan lokasi penelitian),
penelitian.
Xdivis: lapisan arah x,( nilai Zdivis, Ydivis dan Xdivis dimasukkan
update pada program agar data yang dimasukkan dapat dibaca oleh
program”.
3) Ubah nilai max/min melalui menu edit. Nilai ini diubah berdasarkan rentang
nilai densitas yang ada di lokasi penelitian. Adapun pilihan warna dapat dilihat
4) Model awal yang sudah dibuat pada program Grablox 1.6e disimpan melalui
menu save model dan ditampilkan di program Bloxer berbasis Grapihical User
5) Model awal pada program Bloxer ini diedit parameternya berdasarkan peta
73
Dari tampilan di atas pilih preserve (di bawah tombol shift only).
menjadi bentuk 2D. Ubah nilai value dengan nilai densitas yang
densitas kerak bumi 2.67 kg/cm3, densitas air laut, densitas mantel
bumi). Nilai- nilai ini diedit pada tiap lapisan sesuai dengan teori yang
air laut, kerak bumi, atau bisa menjadi tiga parameter yaitu densitas air
74
Setela mengganti nilai pada tombol value→ klik change→ klik edit
lapisan. Model awal yang di buat ini disimpan dengan tiga cara yaitu
75
Pilih vert_prism DAT file (buka dengan menggunakan Notepad), maka akan
tampil sbb:
Dari tampilan di atas ganti tulisan “vertical prisma gravity” dengan nama
lokasi penelitian misalnya “pulau Timor”. Selanjutnya pada baris ketiga (lihat
angka 441 1 2 0 3 0) ganti angka 441 dengan jumlah data peneliian yang
76
dimiliki. Misalnya jumlah data penelitian pulau Lembata 9100. Angka yang
lain pada baris kelima (-250.00 dan seterusnya) diganti dengan data yang
dimiliki dari hasil export xyz. Simpan file ini dalam bentuk DAT pada folder
data (panggil file yang disimpan dalam bentuk DAT di atas). Hasil imput
data ini ditampilkan dalam bentuk peta kontur yaitu kontur data observasi
dari inverse base, density, height. Inversi ini dilakukan secara bertahap:
inverse base
77
g) Base → smooth 3D → all→ optimasi.
Inversi density
Untuk inverse density ulangi tahap (d) sampai (g) pada proses inverse
Inverse Height
Tahap yang sama pada inversi densitas diulangi pada inversi height
Cara yang sama dilakukan pada inversi dengan metode Occam. Proses
RMS; di bagian kiri model yang dibuat. Hasil inverse dapat dilihat
dir di dalam program. Hasil ini disimpan dalam beberapa tahap melalui
menu file yaitu: save model, save data, save result, save graph as pdf,
dan save graph as GIF. Apabila diperoleh eror yang masih besar maka
78
dilanjutkan dengan inversi alternatif menggunakan Occam’s.
4) Setelah dilakukan proses inverse maka diperoleh model blok tiga dimensi
lapisan pada tiap kedalaman dalam arah z, penampang dalam arah x dan y,
79
LAMPIRAN IV
HASIL PEMODELAN
80
LAPORAN HASIL PEMODELAN
-----------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
3 2.03
1 0 0 0 1 0 0 0
30 20 10
1 1 0
6000 1 1
81
0 0.267000E+01 0.100000E+01 0.330000E+01 0.100000E+01
------------------------------------------------------------
Model information:
X-position 555.60
Y-position 8847.50
Z-position 0.00
X-dimension 208.80
Y-dimension 102.60
Z-dimension 20.00
division-X 30
division-Y 20
division-Z 10
82
Block height is constant along depth
Computational parameters:
Layer 1: 2.66005
Layer 2: 2.65445
Layer 3: 2.64101
Layer 4: 2.63458
Layer 5: 2.63667
Layer 6: 2.64635
Layer 7: 2.66205
Layer 8: 2.68114
Layer 9: 2.69978
Layer 10 : 2.71210
83
X gradient B (mGal/du) 0.4885880
------------------------------------------------------------
Computation information
------------------------------------------------------------
84
Inversion information
Inversion method:
Inversion constraints:
No bulky inversion
Inversion parameters:
85
----------------------------------------------------------------------------
Data information
Computed and measured data has been saved into a separate *.GBM file
86
LAMPIRAN V
87
Nilai densitas batuan (Telford, at al.,1990)
88
Basalt 2,70 – 3,30 2,99
Gabbro 2,70 – 3,50 3,03
Homblende-Gabbro 2,98 – 3,18 3,18
Peridotite 2,78 – 3,37 3,15
Pyroxenite 2,93 – 3,34 3,17
Acid-igneous 2,30 – 3,11 2,61
Basic-igneous 2,09 – 3,17 2,79
Batuan Metamorf
Kuarsa 2,5 – 2,70 2,6
Sekis 2,39 – 2,9 2,6
Greywacke 2,6 – 2,7 2,65
Granulite 2,52 – 2,73 2,65
Filit 2,68 – 2,80 2,74
Marmer 2,6 – 2,9 2,75
Quartztic slate 2,63 – 2,91 2,77
Serpentine 2,4 – 3,10 2,78
Genis 2,52 – 3,0 2,80
Chroritic slate 2,75 – 2,98 2,87
Amfibolit 2.90 – 3,04 2,96
Eclogite 3,2 – 3,54 3,37
Metamorfik-Av 2,4 – 3,1 2,74
Batu sabak 2,7 – 2,9
89