Bab IV Perhitungan Analisa Dan Pembahasan
Bab IV Perhitungan Analisa Dan Pembahasan
Dimana :
L = Panjang Bejana tekan gas masuk - gas keluar ( mm)
Qa = Aliran Gas
Vt = Terminal Velocity (m/det)
Dv = Diameter Bejana tekan ( mm )
(7
Gambar 3.1 Separator Gas Inlet dan Outlet
(7
Gas Liquid Separator Design, Section 7 Halaman 7 - 8
t = 66 mm
t = t + C.A.
66 + 6 = 72 mm
Dimana :
P = Tekanan Perencanaan or MAWP ( MPa )
S = Stress value of shell material ( kg/mm2 )
E = Joint effisiency
D = Inside radius (mm)
t = Wall thickness (mm)
C. A = Corrosion allowance (mm )
t
(8
The American of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 19
Gambar 3.3 Ketebalan dinding kepala bejana tekan (9
t = 34 mm
t = t + C.A.
34 + 6 = 40 mm
(9
The American of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 19
Gambar 3.4 Posisi penyangga bejana tekan (saddle)(10
Rn = 295 mm
= 16 mm
(10
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 79
Jadi standard flanges & pipa yang ada dipasaran, yang akan digunakan adalah 24”
Schedule 40 (ketebalan dinding pipa adalah 17,5 mm). Maka berdasarkan perhitungan
diatas untuk ketebalan dinding manhole yang digunakan 24” Schedule 40 cukup aman
untuk digunakan.
Tegangan = ........................................................(10)
L2 = x D1
Dimana :
F = Beban (Kg)
Ao = Luas penampang (mm2)
= Tegangan tarik ( kg/mm2 )
l2 = Panjang daerah pengelasan ( cm )
L2 = Panjang keliling diameter vesel ( cm )
D1 = Diameter vesel ( cm )
(11
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 89
Untuk mengetahui kekuatan las pada dinding bejana tekan tersebut maka hasil
dari perhitungan L2 l 2 maka las tersebut mampu menahan tekanan yang
diakibatkan oleh bejana tekan tersebut.
Dinding bejana tekan
tw th
3 3
= 490 kg/mm2
Faktor keamanan V = 2
Jadi:
t = ............................................................(11)
= 245 kg/mm2
(12
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 129
8 6 1160 1390 1365 1640
10 6 1155 1380 1360 1625
12 6 1150 1370 1355 1615
15 6 1145 1360 1350 1600
Tabel 3.2. Bagian-bagian pada manhole (lobang orang)
DIA. EYE DAVIT
E F G H J
20” 145 530 310 332 620
24” 196 581 361 380 671
(13
Equipment Standard of Construction Indolatex Halaman 3 ~ 7
Suhu Perencanaan t = 1850 F (850 C)
Suhu kerja ti = 1560 F (690 C)
Ketebalan kepala bejana tekan th = 40 mm
Corrasion Allowance C = 6 mm
Material Specification S = ASTM A516 Gr.70
490 N/mm2
Faktor keamanan V =2
Menganalisa perhitungan kekutan dinding bejana tekan akibat gaya-gaya yang bekerja pada
dinding bejana tekan perlu dianalisa kasus-kasus yang terjadi seperti :
Hal ini perlu dibahas karena dengan adanya tekanan akibat dari dalam bejana
tekan maka kalau kasus ini tidak dianalisa maka kemungkinan akan terjadi bejana
tekan pecah seperti tertera pada gambar 4.1
DINDING VESSEL
t t
DINDING VESSEL
P
P = Li x Di x Pi ............................................................(12)
= 430.859.000 N
- Gaya sebesar (P) ditahan oleh dinding bejana tekan, luas irisan (A1) adalah: (15
A1 = 2 x Li x t + 2 x tp ( Di + 2 tp ) ..............................(13)
= 2.742.336 mm2
A1 x t = Li x Di x Pi ..............................................................(14)
430.859.000 N
t =
2.742.336 mm2
t = 157.12 N / mm2
Berdasarkan analisa dengan data yang ada pada vesel tersebut diatas maka hasil yang
diperoleh :
t t karena tegangan yang terjadi di dalam vesel tersebut lebih kecil di bandingkan
dengan tegangan ijin maka bejana tekan dinyatakan aman.
(14
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 192
(15
Analysis & Design of Process Equipment, Barbeton, Ohio, September 1983, Hal 174~176
2.3.3 Analisa kekuatan plat kemungkinan belah (tb)
tb Di tb
tb = ...............................................(15)
= 0,0465 m
= 46.4 mm
Berdasarkan analisa yang ada pada bejana tekan dari data tersebut di atas maka hasil
yang diperoleh :
tb tp karena dari hasil analisa yang didapat bahwa ketebalan dinding yang telah
disediakan (tp) lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan plat kemungkinan belah
(tb), maka dinding tersebut mampu menahan tekanan yang ada pada bejana tekan
tersebut dan di nyatakan aman.
Karena adanya gaya yang ada dalam bejana tekan yang arahnya searah dengan
arah posisinya bejana tekan (longitudinal), maka akan menimbulkan suatu gaya yang
cenderung mengakibatkan bejana tekan putus. Untuk menghindari dalam kasus ini
maka perlu adanya analisa yang sangat teliti guna untuk menghindari putusnya bejana
tekan tersebut.
P P
P = ...........................................................(16)
= 65.5 x
= 108.854.614,7 N
= ...........................................(17)
A2 = 583.079,6 mm2
- Dengan terjadinya tegangan di dalam dinding kepala bejana tekan sebesar t maka :
A2 x t = P ...................................................(18)
t = ................................................(19)
(16
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 195
t =
= 186.7 N / mm2
Berdasarkan analisa dengan data yang ada pada bejana tekan tersebut diatas maka
hasil yang diperoleh :
t t karena tegangan yang terjadi di dalam bejana tekan tersebut lebih kecil di
bandingkan dengan tegangan ijin maka bejana tekan dinyatakan aman.
th
th = .......................................................(20)
th = 0.030745 m
th = 30.745 mm
Berdasarkan analisa yang ada pada bejana tekan dari data tersebut di atas
maka hasil yang diperoleh :
th tp dari hasil analisa yang didapat bahwa ketebalan dinding yang telah
disediakan (tp) lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan plat kemungkinan putus
(th), maka dinding tersebut mampu menahan tekanan yang ada pada bejana tekan
tersebut dan di nyatakan aman.
2.3.6 Analisa tegangan memanjang atau searah bejana tekan (longitudinal) yang
terjadi pada Bejana bertekanan
Karena adanya gaya yang ada dalam bejana tekan yang arahnya searah dengan
arah posisinya bejana tekan (longitudinal), maka akan menimbulkan suatu tegangan.
Untuk menghindari dalam kasus ini maka perlu adanya analisa yang sangat teliti guna
untuk mengetahui tegangan di dalam bejana tekan tersebut.
S1
Gambar 4.5 Tegangan S1 (longitudinal) yang terjadi pada dinding bejana tekan (17
Dalam kasus yang mengakibatkan putusnya plat dapat kita cari dengan rumus seperti
dibawah ini :
S1 = .............................................................(21)
S1 = 104.618.055,6 N / m2
(17
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 15
t S1t dari hasil analisa yang didapat bahwa tegangan longitudinal (S1), yang
terjadi pada dinding lebih kecil dibanding dengan tegangan ijin maka dinding tersebut
mampu menahan tegangan yang ada pada bejana tekan tersebut dan di nyatakan
aman.
2.3.7 Analisa tegangan melingkar atau searah diameter bejana tekan (circumferential)
yang terjadi pada bejana tekan bertekanan:
Karena adanya gaya yang ada dalam bejana tekan yang arahnya melingkar dengan
diameter bejana tekan (circumferential), maka akan menimbulkan suatu tegangan. Untuk
menghindari dalam kasus ini maka perlu adanya analisa yang sangat teliti guna untuk
mengetahui tegangan di dalam bejana tekan tersebut.
S2
Gambar 4.6 Tegangan S2 (Circumferential) yang terjadi pada dinding bejana tekan (18
- Dalam kasus yang mengakibatkan putusnya plat dapat kita cari dengan rumus seperti
dibawah ini :
S2 = ..........................................................(22)
S2 =
S2 = 209.236.111,2 N / m2
(18
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 15
t S2t dari hasil analisa yang didapat bahwa tegangan circumferential (S2), yang
terjadi pada dinding lebih kecil dibanding dengan tegangan ijin maka dinding tersebut
mampu menahan tegangan yang ada pada bejana tekan tersebut dan di nyatakan
aman.
2.3.8 Analisa pertambahan panjang (expansion) yang terjadi pada bejana tekan
Gambar 4.7 Pertambahan panjang (Expansion) yang terjadi pada bejana tekan (19
Dimana sebelum kita mencari pertambahan panjang ini kita harus terlebih
dahulu mengetahui beberapa angka atau konstanta yang diperlukan yaitu :
Temperature t1 = 32 0 C
L = ....................................................................(23)
L = 0,00285246 m
L = 2,85246 mm
(19
American Institute of Steel Constr.I East Wacker Drive Cicago Hal. 6-6
Karena adanya temperature didalam bejana tekan ini maka akan menimbulkan
pemuaian pada bejana tekan, sehingga bejana tekan akan mengalami pertambahan
panjang, dan tujuan dari analisa kasus ini adalah guna untuk mengatisipasi akan
terjadinya tengangan didalam bejana tekan itu sendiri. Untuk menghindari terjadinya
tegangan ini maka didalam menentukan tipe atau bentuk dari penyangga bejana tekan
(saddle) sangat penting dan harus mutlak ditentukan, yaitu fix dan sliding.
Diambil dari perhitungan pada bab pembahasan, dengan data yang digunakan adalah
tekanan pengujian maksimal, maka dapat dianalisa perhitungan tersebut sebagai berikut:
1. Berdasarkan analaisa pada point 4.3.2 dengan data-data yang ada pada bejana
tekan diatas maka hasil yang diperoleh :
Gaya yang membelah dinding bejana tekan (P), dengan terjadinya
tegangan tarik (t) didalam bejana tekan maka t t, maka bejana
tekan dinyatakan aman dari kemungkinan belah.
2. Berdasarkan analisa ketebalan keakutan plat kemungkinan belah pada point 4.3.3
hasil analisa diperoleh :
Ketebalan dinding yang tersedia (tp) lebih tebal dibandingkan dengan
ketebalan plat kemungkinan belah (tb), tp tb maka ketebalan dinding
bejana tekan mampu menahan tekanan, ketebalan plat yang disediakan
bejana tekan dinyatakan aman.
3. Berdasarkan analisa gaya yang ditahan terhadap kepala bejana tekan yang
mengakibatkan kemungkinan plat putus pada point 4.3.4 hasil analisa diperoleh :
Tegangan yang terjadi didalam kepala bejana tekan t t , maka
tegangan yang terjadi didalam kepala bejana tekan lebih kecil
dibandingkan dengan tegangan yang diizinkan, maka bejana tekan
dinyatakan aman.
4. Berdasarkan analisa kekuatan plat kemungkinan putus (th) pada point 4.3.5 hasil
analisa diperoleh :
Ketebalan dinding bejana tekan yang tersedia (tp) lebih tebal dibandingkan
dengan ketebalan plat pada saat kemungkinan putus (th), th tp maka
dinding bejana tekan dinyatakan aman.
Berdasarkan analisa tegangan memanjang (S1) atau searah bejana tekan
(longitudinal) yang terjadi pada point 4.3 hasil analisa diperoleh
:Tegangan longitudinal yang terjadi pada dinding lebih kecil dibanding
dengan tegangan yang diizinkan, t S1t maka bejana tekan mampu
menahan tegangan longitudinal, maka bejana tekan dinyatakan aman.
5. Berdasarkan analisa tegangan melingkar (S2) atau tegangan keliling yang terjadi
didalam bejana tekan (circumferential) yang terjadi pada point 4.4 hasil analisa
diperoleh :
Tegangan melingkar (S2) atau tegangan circumferential didalam bejana
tekan lebih kecil dari tegangan izin, t S2t, maka bejana tekan
mampu menahan tegangan circumferential, maka bejana tekan dinyatakan
aman.
6. Berdasarkan analisa yang terjadi akibat pertambahan panjang dinding bejana
tekan, pada point 4.5 maka hasil yang diperoleh:
Karena adanya temperatur yang tinggi didalam bejana tekan tersebut maka
bejana tekan mengalami expansion sebesar (L), karena penyangga bejana
tekan (saddle) dibuat dengan dua tipe yaitu fix dan sliding maka bila
terjadi pertambahan panjang bejana tekan tersebut dapat diantisipasi dalam
keadaan aman.