Anda di halaman 1dari 38

1

EFEK MEDIASI MOTIVASI BELAJAR PADA PENGARUH


SELF-ESTEEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI

(Survey Pada Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri se-Kabupaten Subang)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada TIM TPPS Sebagai Salah Satu Persyaratan Pembuatan Skripsi

Disusun Oleh:
Ira Yulia Agustina
1602162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


1. Latar Belakang Masalah .....................................................................................1
1.1 Identifikasi Masalah .....................................................................................4
2. Rumusan Masalah ..............................................................................................6
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................................6
3.1 Tujuan Penelitian .........................................................................................6
3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................................7
4. Penelitian Terdahulu ..........................................................................................8
5. Kerangka Pemikiran .........................................................................................13
6. Hipotesis...........................................................................................................17
7. Metode Penelitian.............................................................................................17
7.1 Objek dan Subjek Penelitian ......................................................................17
7.2 Metode Penelitian.......................................................................................18
7.3 Definisi Operasional Variabel ....................................................................18
7.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel .....................................................21
7.4.1 Populasi .............................................................................................21
7.4.2 Sampel ...............................................................................................22
7.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..........................................................25
7.5.1 Data ...................................................................................................25
7.5.2 Sumber Data ......................................................................................25
7.5.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................25
7.5.4 Instrumen Penelitian ..........................................................................26
7.5.5 Pengujian Instrumen Penelitian .........................................................27
7.5.5.1 Uji Validitas ..........................................................................27
7.5.5.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 28
7.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ..........................................29
7.6.1 Teknik Analisis Data .........................................................................29
7.6.2 Pengujian Hipotesis ...........................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................34

i
1

1. Latar Belakang Masalah


Belajar pada hakikatnya diarahkan untuk membentuk kegiatan yang
membentuk pola pikir dan berorientasi pada perubahan tingkah laku menuju
arah lebih baik. Dalam pembelajaran, hasil belajar merupakan aspek yang
penting karena hasil belajar dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui
seberapa jauh perubahan pada diri siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Hamalik (2009, hlm. 155) mengatakan bahwa hasil belajar
“sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.”
Hasil belajar menunjukan keberhasilan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar. Seseorang yang memiliki hasil belajar yang tinggi dapat
dikatakan bahwa ia berhasil dalam belajar. Begitu pun sebaliknya, seseorang
yang memiliki hasil belajar rendah berarti ia kurang berhasil dalam belajar.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dijadikan salah
satu indikator yang menggambarkan keberhasilan dan kesuksesan proses
pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar yang dilihat dari aspek kognitif atau pengetahuannya. Suatu hasil belajar
siswa akan dapat dikatakan baik dan tuntas apabila telah memenuhi kriteria
yang ditetapkan oleh sekolah. Hasil belajar dapat digunakan sebagai ukuran
kecakapan dari proses belajar mengajar, biasanya ditunjukan dengan nilai ujian
yang diraih oleh siswa.
Pencapaian hasil belajar yang baik tentunya merupakan harapan semua
pihak. Namun pada kenyataannya tidak semua pencapian hasil belajar dari
masing-masing siswa baik semua, realitanya masih terdapat hasil belajar yang
rendah. Hasil belajar itu sendiri dapat dilihat dari ujian nasional, ujian akhir
sekolah, ujian semester, atau bahkan nilai rapor. Berikut ini terdapat data hasil
rata-rata pencapaian Ujian Nasional (UN) mata pelajaran ekonomi SMA Negeri
se-Kabupaten Subang.
2

Tabel 1.1.
Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi
SMA Negeri se-Kabupaten Subang
No. Nama Sekolah 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019

1 SMAN 1 Subang 54,24 69,24 61,61 63,00


2 SMAN 1 Pamanukan 62,68 45 40 53,00
3 SMAN 3 Subang 45,32 55,71 45,83 56,50
4 SMAN 2 Subang 63,29 46,18 49,05 50,54
5 SMAN 1 Ciasem 62,72 47,87 42,35 45,00
6 SMAN 1 Jalancagak 62,24 - 46,25 53,13
7 SMAN 1 Tanjungsiang 43,61 49,69 39,43 54,17
8 SMAN 1 Cipeundeuy 36,35 - 42,22 52,08
9 SMAN 1 Pagaden 62,03 - 42,5 -
10 SMAN 1 Serangpanjang 61,01 - 36,82 49,00
11 SMAN 1 Purwadadi 61,93 45,28 50 51,43
12 SMAN 1 Compreng 61,25 42 41,67 40,50
13 SMAN 1 Pusakanagara 61,53 51,88 - 40,71
14 SMAN 1 Kalijati 62,55 35,63 42,5 51,25
15 SMAN 1 Pabuaran 61,68 33,75 - 41,00
16 SMAN 1 Patokbeusi 61,7 42,5 37,75 44,09
17 SMAN 1 Blanakan 61,64 35,38 33,91 40,09
Rata-Rata
57,99 46,16 43,45 45,95
UN Ekonomi Kab. Subang
Rata-Rata
56,60 51,37 47,21 52,73
UN Ekonomi Jawa Barat
Rata-Rata
53,68 51,10 47,86 52,41
UN Ekonomi Nasional
Sumber: puspendik.kemendikbud.go.id (data diolah)

Tabel 1.1. menjelaskan mengenai rata-rata nilai UN mata pelajaran


ekonomi selama empat tahun terakhir pada SMA Negeri se-Kabupaten Subang.
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan rata-rata nilai UN
mata pelajaran ekonomi dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Untuk tahun
pelajaran 2015/2016 nilai rata-rata keseluruhannya adalah sebesar 57,99.
Selanjutnya pada tahun pelajaran 2015/2016 terjadi penurunan rata-rata nilai
dari tahun sebelumnya sebesar 57,99 menjadi 46,16 dan pada tahun pelajaran
2016/2017 juga terjadi penurunan rata-rata dari tahun sebelumnya sebesar 46,16
menjadi 43,45. Pada tahun 2018/2019 terjadi kenaikan rata-rata nilai dari 43,45
menjadi 45,95. Akan tetapi, rata-rata UN Ekonomi Kabupaten Subang ini
3

berada di bawah rata-rata UN Ekonomi Provinsi Jawa Barat dan rata-rata UN


Ekonomi Nasional selama empat tahun berturut-turut. Rendahnya rata-rata UN
Ekonomi di Kabupaten Subang ini mengindikasikan terdapat masalah pada hasil
belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ekonomi.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno, ada indikasi
kuat bahwa penurunan rerata nilai UN disebabkan dua faktor. Pertama, karena
faktor perubahan norma, untuk UN 2018 beliau mengatakan bahwa standar soal
memang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kedua, pengaruh lebih besar
pada rerata nilai UN adalah faktor perubahan moda ujian dari UN berbasis kertas
ke UN berbasis komputer (UNBK). Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy
mengatakan, soal-soal UN yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan
kepada para peserta didik (Kiki & Esthi, 2018, Republika.co.id).
Penurunan rata-rata nilai UN tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja,
karena rata-rata nilai UN dapat dijadikan salah satu alat ukur untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan
mutu pendidikan di negara kita salah satunya melalui perbaikan hasil belajar
yang dilihat dari nilai UN peserta didik.

Tabel 1.2.
Nilai Penilaian Tengah Semester (PTS) Mata Pelajaran Ekonomi
SMA Negeri di Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2018/2019
NO SEKOLAH KKM JUMLAH SISWA <KKM (%) >KKM (%) RATA-RATA
SMAN 1 0 107
1 73 107 82,31
SUBANG (0%) (100%)
SMAN 1 191 15
2 75 206 68,84
JALANCAGAK (93%) (7%)
SMAN 2 73 48
3 70 121 62,48
SUBANG (60%) (40%)
SMAN 1 105 63
4 67 168 58,89
TANJUNGSIANG (63%) (37%)
SMAN 1 37 12
5 65 49 52,25
CIPEUNDEUY (76%) (24%)
SMAN 3 116 22
6 70 138 49,79
SUBANG (84%) (16%)
SMAN 1 92 4
7 65 96 40,71
KALIJATI (96%) (4%)
SMAN 1 89 35
8 70 124 47,92
PURWADADI (72%) (28%)
Sumber: Pra-Penelitian (data diolah)
4

Data pada tabel 1.2 menunjukan data hasil belajar berupa data hasil PTS
mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Subang
tahun ajaran 2018/2019 yang diwakili oleh delapan SMA Negeri dari tujuh belas
SMA Negeri yang ada di Kabupaten Subang. Hasilnya menunjukan bahwa dari
delapan SMA Negeri tersebut hanya terdapat satu sekolah yang memiliki
capaian PTS tinggi yaitu 100% siswanya memiliki nilai diatas KKM yaitu
SMAN 1 Subang, sedangkan tujuh dari delapan SMA Negeri tersebut
kebanyakan siswanya memiliki nilai dibawah KKM. Hal ini tentunya menjadi
masalah mengingat bahwa hasil belajar yang rendah menunjukan kualitas
lulusan yang rendah dan daya saing yang rendah juga. Selain itu, hasil belajar
merupakan salah satu indikator keberhasilan sebuah proses pembelajaran.
Apabila hasil belajar siswa belum maksimal maka ada beberapa hal yang harus
diperbaiki.

1.1 Identifikasi Masalah


Rendahnya hasil belajar merupakan suatu permasalahan dalam
pembelajaran, dan hal ini tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja. Menurut Gagne
(dalam Sagala, 2007, hlm. 23) dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Hasil belajar dapat berupa keterampilan intelektual yang memungkinkan
seseorang bertinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan simbol-simbol
atau gagasan-gagasan, strategi-strategi kognitif (Sagala, 2007, hlm. 23).
Berdasarkan teori Gagne tersebut bahwa penerimaan informasi itu diartikan
sebagai hasil belajar dan proses menuju hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal individu.
Menurut Syah (2010, hlm, 128) terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yakni faktor internal meliputi aspek fisiologis
dan psikologis yaitu (intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi), faktor
eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial serta faktor
pendekatan belajar berkaitan dengan cara atau strategi yang digunakan untuk
menunjang pembelajaran.
5

Self-esteem atau evaluasi seorang individu terhadap dirinya merupakan


salah satu faktor internal yang diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar.
Coopersmith (dalam Murk, 2006, hlm. 75) menyatakan bahwa apabila seorang
individu memiliki tingkat self-esteem yang baik maka individu tersebut dapat
memenuhi empat aspek dalam dirinya, aspek-aspek tersebut adalah power
(kekuatan), significance (keberartian), virtue (kebajikan), dan competence
(kemampuan). Apabila siswa memiliki aspek-aspek tersebut maka siswa dapat
mengontrol motivasi belajar mereka dan berimplikasi terhadap hasil belajar yang
baik. Beberapa ahli menyatakan bahwa terdapat arah positif antara self esteem
dengan hasil belajar (Feroz, 2018; Saadat, dkk. 2012; M.Arshad, dkk. 2015; Vialle,
dkk. 2005; Rahmani, 2012). Ahli lainya menyatakan tidak ada hubungan antara
kedua variabel, atau jika ada, pengaruhnya sangat kecil (Di Giunta, dkk. 2013).
Ahli lainnya menyatakan bahwa self esteem baru dapat mempengaruhi hasil belajar,
jika terdapat variabel antara lain yang ikut diteliti (Afari, dkk. 2012).
Variabel yang diduga kuat dapat memediasi self-esteem terhadap hasil
belajar adalah motivasi. Coopersmith (dalam Saadat, dkk, 2012) berpendapat
bahwa individu dengan Self-Esteem yang tinggi lebih asertif/tegas, mandiri dan
kreatif. Sesuai dengan teori hierarkis Abraham Maslow (dalam Sardiman, 2011,
hlm. 21) bahwa self-esteem merupakan unsur yang harus ada untuk
membangkitkan motivasi seseorang. Berdasarkan hal tersebut seseorang yang
memiliki Self-Esteem tinggi akan mampu memotivasi diri karena menganggap
diri mereka sebagai individu yang berharga, dan hal ini tentunya juga akan
berdampak pada pencapaian hasil belajar. Penelitian yang dilakukan oleh
(Sayed, dkk. 2015; Zoabi, 2012; Barnabas, dkk. 2013; Hasan, 2016; Tayo,
2002) juga menyimpulkan bahwa self-esteem memiliki arah yang positif dengan
motivasi.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam pencapaian
hasil belajar siswa. Adanya motivasi yang tinggi pada diri siswa akan
menyebabkan dorongan yag kuat untuk terus memicu diri agar tercapai
kebutuhan untuk berprestasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, ketika ada
motivasi (Sardiman, 2011. hlm.84). Wijaya dan Bukhori (2017, hlm. 192-202)
menyimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki arah yang positif terhadap
hasil belajar. Alhadi dan Saputra (2017, hlm. 138-141) dalam penelitiannya juga
6

menyimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki arah yang positif terhadap


hasil belajar siswa pada usia remaja yang cenderung memiliki rasa ingin tahu
lebih dalam. Taurina (2015, hlm. 2625-2630) menyimpulkan bahwa motivasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar. Bahri
dan Corebina (2015, hlm. 487-500) turut serta menjelaskan bahwa motivasi
belajar berkontribusi besar terhadap pencapaian hasil belajar.
Peningkatan self-esteem diduga dapat berpengaruh terhadap motivasi
belajar yang merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran. Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan
hasil belajar yang baik pula. Semakin tinggi intensitas motivasi belajar siswa,
maka akan semakin tinggi pula kualitas dan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa tersebut. Bersadarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih mendalam tentang permasalahan yang sedang
terjadi dengan judul “Pengaruh Self-Esteem terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Ekonomi di Mediasi oleh Motivasi Belajar (Survey
Pada Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri se-Kabupaten Subang)”

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana gambaran umum self-esteem, motivasi belajar dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri se-Kabupaten Subang?
2) Apakah terdapat pengaruh antara self-esteem terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi?
3) Apakah terdapat pengaruh antara self-esteem terhadap motivasi belajar?
4) Apakah terdapat efek mediasi motivasi belajar pada pengaruh self-esteem
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


3.1 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui:
7

1) Gambaran umum self-esteem, motivasi belajar dan hasil belajar siswa


pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri se-Kabupaten Subang.
2) Pengaruh self-esteem terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi.
3) Pengaruh self-esteem terhadap motivasi belajar.
4) Efek mediasi motivasi belajar pada pengaruh self-esteem terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

3.2 Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1) Manfaat Teoritis
a) Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengaruh self-
esteem terhadap motivasi belajar siswa serta implikasinya terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.
b) Untuk memberikan sumbangan pengetahuan dalam ilmu
pendidikan.
c) Dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya yang
sejenis.
2) Manfaat Praktik
a) Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan
ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh self-esteem
terhadap motivasi belajar siswa serta implikasinya terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran ekonomi.
b) Bagi Pembaca, hasil penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai
media informasi terkait konsep keilmuan tentang pengaruh self-
esteem terhadap motivasi belajar siswa serta implikasinya terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi baik secara teoritis
ataupun praktis.
8

4. Penelitian Terdahulu
Penelitian memerlukan rujukan dan perbandingan dari penelitian
sebelumnya agar dapat menghasilkan penelitian yang terarah dan hasilnya dapat
bermakna. Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah:
Tabel 6.1.
Penelitian Terdahulu
Variabel Yang
No Penulis Judul Diteliti dan Hasil / Temuan
Metode Penelitian
1 Feroz Correlating Self- Self-esteem, Disimpulkan dari hasi
(Psychology and Esteem and academic outcome penelitian ini bahwa
Behavioral Academic siswa dengan tingkat
(Skala Harga Diri
Science, 2018, 8, Outcome harga diri yang lebih
Rosenberg
hlm. 001-005) tinggi memiliki hasil
digunakan untuk
belajar yang lebih
mengukur harga
tinggi.
diri para peserta.
Analisis data
menggunakan
metode
korelasional)
2 Marayam Saadat, Self-esteem in Self-esteem, Harga diri belajar dan
Azizreza Iranian university academic harga diri keluarga
Ghasemzadeh, students and its achievement memiliki arah
Mahsa Soleimani relationship with langsung dan positif
(Penelitian ini
(Procedia – academic dengan prestasi
adalah penelitian
Social and achievement belajar siswa.
analitik dan
Behavioral
deskriptif)
Sciences, 2012,
31, hlm. 10-14)
3 M Arshad, Syed Self-Esteem & Self-Esteem, Hasil penelitian ini
Muhammad Academic academic menunjukkan bahwa
Imran Haider Performance performance siswa laki-laki
Zaidi, Khalid among University memiliki tingkat
(Teknik purposive
Mahmood Students harga diri yang tinggi
sampling
(Journal of dan siswa perempuan
digunakan untuk
Education and memiliki kinerja
mengumpulkan
Practice, 2015, 6, belajar yang lebih
data. Data dianilis
hlm. 156-162) tinggi. Penelitian
dengan metode
enunjukkan bahwa
korelasional)
ada arah positif yang
9

kuat (r = 0,863) antara


harga diri dan kinerja
belajar di pelajar
universitas, yang juga
menunjukkan bahwa
hasilnya sangat
signifikan pada level
0,007. Siswa laki-laki
memiliki skor lebih
tinggi pengaruh harga
diri terhadap prestasi
belajar.
4 Wilma Vialle, The relationship Self-esteem, Penelitian
Patrick C.L. between self- academic menunjukkan bahwa
Heaven, Joseph esteem and achievement tidak ada perbedaan
Ciarrochi academic dalam self-esteem
(Metode
(Australasian achievement in antara siswa yang
korelasional.Tes
Journal of Gifted high ability berbakat dan yang
pendamping ELLA
Education, 2005, students: tidak berbakat.
adalah Secondary
14, hlm. 39-45) Evidence from the Penelitian ini
program Penilaian
Wollongong menemukan tidak ada
Numerasi (SNAP)
Youth Study korelasi antara harga
yang mengukur
diri dan prestasi
keterampilan
belajar untuk
berhitung siswa)
kelompok siswa yang
berbakat. Dan
menemukan ada
sedikit korelasi antara
harga diri dengan
prestasi belajar untuk
siswa yang tidak
berbakat.
5 Parisa Rahmani The relationship Self-Esteem, Hasil penelitian
(Procedia – between self- achievement goals, menunjukkan bahwa
Social and esteem, academic ada perbedaan yang
Behavioral achievement achievement signifikan antara
Sciences, 2012, goals and siswa laki-laki dan
(Data dianalisis
29, hlm. 803-808) academic perempuan dalam
dengan komputer,
achievement skor harga diri dan
menggunakan
among the orientasi pencapaian
SPSS 15.1 dan
primary school tujuan. Hasil
menjalankan
students penelitian ini
beberapa deskriptif
mengungkapkan
dan tes analitik
10

termasuk Korelasi bahwa harga diri


Pearson) mempengaruhi
prestasi belajar.
6 Laura Di Giunta , The determinants Scholastic Hasil analisis
Guido Alessandri, of scholastic achievement, menunjukkan bahwa
Maria Gerbino, achievement: The personality traits, kesadaran,
Paula Luengo contribution of self-esteem, self- keterbukaan, dan
Kanacri, Antonio personality traits, efficacy harga diri saling
Zuffiano, Gian self-esteem, and terkait. Self-esteem
Vittorio Caprara academic self- dan prestasi tidak
(Learning and efficacy memiliki keterkaitan
Individual adapun keterkaitan
Differences, 2013, setelah menggunakan
27, hlm. 102-108) variabel perantara dan
tingkat signifikansi
sedikit.
7 Ernest Afari, Global Self- Self-Esteem, self- Self esteem dapat
Graeme Ward, Esteem and Self- efficacy, academic berpengaruh terhadap
Myint Swe Khine Efficacy achievement pencapaian belajar
(International Correlates: jika disertai dengan
(Analisis
Education Relation of variabel lain. Dalam
menggunakan
Studies, 2012, 5, Academic penelitian ini, self-
Korelasi dan Path
hlm. 49-57) Achievement and esteem dapat
Analysis)
Self-Esteem berpengaruh terhadap
among Emirati hasil belajar melalui
Students self-efficacy.
8 Sayed The relationship Self-Esteem, Secara keseluruhan,
Abolghasem between self- achievment hasil penelitian
Seyedan, esteem and motivation menunjukkan adanya
Hamideh Fakur achievement arah yang positif
(Analisis data
(International motivation of antara harga diri dan
dilakukan dengan
Academic Journal secondary school motivasi pada siswa
metode
of Organizational students SMA laki-laki dan
korelasional untuk
Behavior and perempuan.
menguji hipotesis).
Human, 2015, 2,
hlm. 40–48)
9 Khawla Zoabi Self-Esteem and Self-esteem, Terdapat arah yang
(Creative Motivation for motivation learning positif antara harga
Education, 2012, Learning among diri dan motivasi
(Penelitian ini
8, hlm. 1-7) Minority belajar di antara siswa
adalah penelitian
Students: A program pra-belajar.
kuantitatif
Comparison Ada perbedaan harga
berdasarkan
11

between Students kuesioner dengan diri dan motivasi


of Pre-Academic metode belajar dalam dua
and Regular korelasional) kelompok (siswa
Programs reguler dan siswa
jalur pra-belajar).
10 Dr. Barnabas E. Relationship Self esteem, Statistik koefisien
Nwankwo, Tobias between Self- achievement korelasi
C. Obi and Esteem and motivation mengungkapkan arah
Solomon A. Agu Achievement positif antara harga
(Desain
(Journal of Motivation among diri dan motivasi
korelasional. Indeks
Humanities and Undergraduates berprestasi, r (198) =
Hudson 25-item
Social Science, in South Eastern 0,34 pada p <0,05.
skala harga diri dan
2013, 13, hlm. Nigeria
Indeks Hermann
102-106)
1970, skala
motivasi berprestasi
29-item)
11 Gholam Hasan The relationship Self-esteem, Kedua variabel
Panahi (The between motivation, memiliki dampak
Social Sciences, motivation and happiness tidak langsung dan
2016, 9, hlm. Self-Esteem with signifikan terhadap
(Data dianalisis
2189-2193) Emphasis on the harga diri dengan
menggunakan
Mediating Role of memediasi peran
analisis jalur atau
Happiness kebahagiaan. uji t
path analysis dan t-
menunjukkan tidak
tes).
ada dukungan untuk
perbedaan antara
kelompok dalam hal
jenis motivasi dan
tingkat harga diri dan
kebahagiaan di antara
individu pria dan
wanita.
12 B Tayo Ajayi Relationship Self-Esteem, Hasil penelitian
(Nigerian Journal between self- achievement menunjukkan arah
of Guidence and esteem and motivation yang signifikan secara
Conselling, 2002, achievement statistik antara
(Koefisien Korelasi
8) motivation of motivasi berprestasi
Pearson dan
women in dan harga diri wanita
statistik uji-t
colleges of perguruan tinggi
digunakan untuk
education, Kwara dengan Pearson
menguji hubungan
State Product Moment
dan perbedaan
Coefficient sebesar
antara harga diri
12

dan motivasi 0,192. Ada perbedaan


berprestasi) yang signifikan antara
harga diri rekan-rekan
mereka yang rendah
dalam motivasi
berprestasi.
13 Oktaviani Pratiwi Effect of Learning Learning Motivasi, faktor
Wijaya, Imam Motivation, motivation, family keluarga, faktor
Bukhori (Jurnal Family Factor, factor, school sekolah dan faktor
Pendidikan Bisnis School Factor, factor, learning masyarakat secara
dan Manajemen, and Community outcomes simultan berpengaruh
2017, 3, hlm. Factor on Student positif dan dampak
(Pendekatan
192-202) Learning signifikan pada hasil
kuantitatif,
Outcomes on belajar.
sedangkan jenis
Productive
penelitian ini
Subjects
menggunakan
deskriptif
korelasional).
14 Said Alhadi, The Relationship Learning Temuan penelitian ini
Wahyu Nanda between Learning motivation, menunjukkan bahwa
Eka Saputra Motivation and learning outcome motivasi belajar
(Humanities Learning secara signifikan
(Penelitian ini
Research, 2017, Outcome of berkaitan dengan hasil
adalah penelitian
66, hlm. 138-141) Junior High non-eksperimental belajar siswa di SMP
School Students dengan desain Negeri Yogyakarta.
in Yogyakarta korelasional.
Analisis data
digunakan dalam
analisis regresi
sederhana).
15 Zane Taurina Students’ Motivation, Tinjauan literatur ini
(International Motivation and Learning Outcome menyimpulkan bahwa
Journal for Learning motivasi siswa adalah
(Studi Literatur)
Cross- Outcomes: faktor yang sangat
Disciplinary, Significant signifikan dalam
2015, 5, hlm. Factors in mencapai hasil
2625-2630) Internal Study belajar. Motivasi
Quality siswa, di sisi lain,
Assurance System dipengaruhi oleh
berbagai faktor.
Faktor-faktor berikut
harus dianggap sangat
signifikan:
13

lingkungan positif,
keterkaitan dan
persepsi siswa, guru
dan lainnya.
16 Arsad Bahri, The Contribution Learning Temuan menunjukkan
Aloysius Duran Of Learning Motivation, motivasi belajar dan
Corebima Motivation And Metacognitive Skill, keterampilan
(Journal of Baltic Metacognitive Learning Outcome metakognitif secara
Science Skill On simultan berpengaruh
Education, 2015, Cognitive pada hasil belajar
14, hlm. 487-500) Learning dalam PBL-RQA,
Outcome Of PBL, RQA, dan
Students Within strategi pembelajaran
Different konvensional sangat
Learning tinggi. Kontribusi
Strategies metakognitif
keterampilan hasil
belajar kognitif adalah
jauh lebih besar dari
kontribusi motivasi
belajar.

5. Kerangka Pemikiran
Proses pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam
keberhasilan pendidikan. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam
menempuh proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah
diperolehnya. Hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui nilai ulangan harian,
PTS (Penilaian Tengah Semester), PAS (Penilaian Akhir Semester), UKK
(Ujian Kenaikan Kelas), dan UN (Ujian Nasional).
Djamarah (2000, hlm. 45) menyatakan hasil adalah prestasi dari suatu
kegiatan yang telah di kerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan
sesuatu. Pernyataan tersebut bermaksud jika seseorang ingin mendapatkan
sesuatu, maka seseorang tersebut harus melakukan sesuatu yaitu perjuangan
yang sangat besar. Begitupun dengan siswa jika ingin mendapatkan hasil belajar
yang baik tentunya harus berusaha dengan cara belajar sungguh-sungguh.
14

Syaodih (2003, hlm.179) menjelaskan bahwa hasil belajar bukan hanya


berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam
melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan
mengadakan pembagian kerja. Uno (2009, hlm. 17) menjelaskan bahwa hasil
belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam
bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. Dengan demikian hasil dari aktifitas
belajar tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi bisa juga secara lisan dan
penilaian perbuatan (sikap).
Dari beberapa pendapat mengenai hasil belajar tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian yang diraih oleh siswa
melalui proses pembelajaran yang menyebabkan adanya perubahan menuju arah
yang lebih baik dalam segala aspek yaitu pengetahuan dan keterampilan dan
sikap. Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai output dari proses pembelajaran
yang telah ditempuh oleh siswa.
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dijadikan salah
satu acuan keberhasilan pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sagala, 2007,
hlm. 23) dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar dapat
berupa keterampilan intelektual yang memungkinkan seseorang bertinteraksi
dengan lingkungan melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan,
strategi-strategi kognitif (Sagala, 2007, hlm. 23). Berdasarkan teori Gagne
tersebut bahwa penerimaan informasi itu diartikan sebagai hasil belajar dan
proses menuju hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal individu.
Menurut Syah (2010, hlm. 128) secara global, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dibedakan ke dalam tiga bagian, yakni faktor
internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan pembelajaran. Faktor yang
datang dari dalam siswa (internal factor) meliputi aspek fisiologis dan psikologis
yaitu (intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi). Faktor yang datang dari
luar siswa (external factor) meliputi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial,
sedangkan faktor pendekatan belajar berkaitan dengan cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang proses belajar yang efektif dan efisien.
15

Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil


belajar adalah self-esteem. Pada tahun 1967 Coopersmith memperkenalkan
tentang konsep self-esteem. Coopersmith (dalam Murk 2006, hlm. 34)
menyatakan bahwa “Self-esteem we refer to the evaluation which the individual
makes and customarily maintains with regard to himself”. Dari pernyataan
tersebut dapat dipahami bahwa self-esteem merupakan evaluasi yang dibuat
individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima
dan menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Coopersmith (dalam
Murk, 2006, hlm. 75) menyatakan bahwa apabila seorang individu memiliki tingkat
self-esteem yang baik maka individu tersebut dapat memenuhi empat aspek dalam
dirinya, aspek-aspek tersebut adalah power (kekuatan), significance (keberartian),
virtue (kebajikan), dan competence (kemampuan). Apabila siswa memiliki aspek-
aspek tersebut maka siswa dapat mengontrol motivasi belajar mereka dan
berimplikasi terhadap hasil belajar yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Saadat, dkk (2012, hlm. 10-14)
menyebutkan bahwa self-esteem memiliki arah yang positif dengan hasil
belajar, artinya semakin tinggi self-esteem maka akan semakin tinggi pula hasil
belajar siswa. Dalam penelitiannya M. Arshad, dkk (2015, hlm. 156-162) juga
menemukan bahwa hargi diri yang tinggi akan menyebabkan banyak manfaat
positif termasuk pada prestasi belajar. Selain itu, siswa laki-laki memiliki skor
yang lebih tinggi untuk pengaruh self-esteem terhadap hasil belajar siswa. Feroz
(2018, hlm. 001-005) menyatakan bahwa ada arah yang positif antara self-
esteem dengan hasil belajar siswa. Self-esteem memiliki peran dalam
pengandalian diri maka siswa yang memiliki tingkat self-esteem tinggi juga
memperoleh hasil belajar yang baik. Vialle, dkk (2005, hlm. 39-45) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan dalam self-esteem antara siswa yang berbakat dan
tidak berbakat, dan juga menemukan bahwa ada sedikit korelasi antara self-
esteem dengan prestasi belajar untuk siswa yang tidak berbakat. Ahli lainnya
menyatakan bahwa self esteem baru dapat mempengaruhi hasil belajar, jika terdapat
variabel antara lain yang ikut diteliti (Afari, dkk. 2012, hlm. 49-57).
Abraham Maslow turut serta menjelaskan konsep self-esteem dalam teori
hierarkis kebutuhan, Maslow (dalam Sardiman, 2011, hlm. 21) menjelaskan
16

bahwa self-esteem merupakan unsur yang harus ada untuk membangkitkan


motivasi seseorang. Sayed, dkk (2015, hlm. 40-48) menyebutkan bawa self-
esteem memiliki arah yang positif dengan motivasi belajar pada siswa laki-laki
maupun siswa perempuan. Zoabi (2012, hlm. 1-7) menyatakan bahwa self-
esteem memiliki arah yang positif dengan motivasi, penelitian ini juga
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan self-esteem dan motivasi antara kelas
reguler dan non-reguler. Barnabas, dkk. (2013, Hlm. 102-106) menyatakan
bahwa terdapat arah yang positif antara self-esteem dengan motivasi berprestasi.
Panahi (2016, hlm. 2189-2193) menjelaskan bahwa self-esteem memiliki arah
yang positif dengan motivasi yang dimediasi oleh kebahagiaan.
Motivasi yang tinggi merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar akan menjadi optimal, ketika ada
motivasi (Sardiman, 2011. hlm.84). McClelland (dalam Zoabi, 2012)
berpendapat bahwa pencapaian psikologis dapat menjadi dorongan untuk
bertindak sebagai motivasi yang tidak disadari dari seseorang dalam
kehidupannya. Wijaya dan Bukhori (2017, hlm. 192-202) dalam penelitiannya
menemukan bahwa motivasi, faktor keluarga, sekolah dan masyarakat secara
simultan memiliki arah yang positif terhadap hasil belajar. Penelitian yang
dilakukan oleh Alhadi dan Saputra (2017, hlm. 138-141) juga menunjukkan
bahwa motivasi belajar memiliki arah yang positif dengan hasil belajar siswa
pada usia remaja. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Taurina, 2015; Wijaya
dan Bukhori, 2017) juga menunjukkan bahwa terdapat arah yang positif antara
motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.
Motivasi dan self-esteem saling berhubungan karena self-esteem adalah
unsur yang harus ada untuk dapat membangkitkan motivasi. Dan motivasi
belajar merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan keberhasilan
pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
self-esteem dapat mempengaruhi motivasi belajar. Dengan motivasi belajar yang
tinggi maka akan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang baik.
Sehingga kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
17

(Teori motivasi
Mc Clelland

MOTIVASI
BELAJAR (M)

SELF-ESTEEM HASIL BELAJAR


(X1) (Y)

(Teori harga diri


Coopersmith & Teori (Teori belajar
hierarki kebutuhan kognitif M. Robert
Maslow) Gambar 5.1. Gagne)

Paradigma Berpikir

6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan kerangka pemikiran diatas, maka dapat disusun
suatu hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1) Self-esteem berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi.
2) Self-esteem berpengaruh positif terhadap motivasi belajar.
3) Terdapat efek mediasi motivasi belajar pada pengaruh self-esteem terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

7. Metode Penelitian
7.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek Penelitian merupakan titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2013, hlm. 161). Dalam penelitian ini, yang menjadi objek
penelitian adalah hasil belajar siswa (Y), self-esteem (X), dan motivasi
belajar (M). Hasil belajar siswa merupakan varibel terikat (dependet
variable), sementara self-esteem mesrupakan variabel bebas (independent
18

variable) dan motivasi belajar sebagai variabel mediasi (intervening).


Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI
IIS SMA Negeri se-Kabupaten Subang yang dipilih berdasarkan teknik
pengambilan sampel.

7.2 Metode Penelitian


Menurut Sekaran (2003, hlm. 4) metode penelitian adalah suatu
investigasi atau penyelidikan yang terorganisasi (terkelola), sistematis,
berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan
jawaban atau solusinya. Sugiyono (2008, hlm. 1) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini metode
penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatori. Menurut
Kalinger dalam Sugiyono (2008, hlm. 7) menerangkan bahwa penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

7.3 Definisi Operasional Variabel


Penyusunan definisi operasional variabel perlu dilakukan, sebab
definisi operasional akan mempermudah peneliti dalam menggunakan alat
pengambil data yang cocok. Berikut adalah tabel definisi operasional
variabel dalam penelitian ini.

Tabel 7.1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Konsep Indikator Jenis
Empiris Analitis Data
Variabel Terikat
Hasil Hasil belajar Hasil Data diperoleh Siswa yang mendapat Interval
Belajar menunjuk pada belajar dari pihak nilai di atas KKM
(Y) prestasi belajar, siswa sekolah tentang dan siswa yang
19

sedangkan dilihat dari nilai PTS, PAS, mendapat nilai dsi


prestasi belajar nilai PTS, nilai formativ bawah KKM. Dilihat
siswa itu PAS, nilai siswa kelas XI dari data nilai PTS,
merupakan formativ IIS pada mata PAS dan nilai
indikator adanya pada mata pelajaran formativ.
dan derajat pelajaran ekonomi tahun
perubahan tingkah ekonomi ajaran
laku siswa tahun 2018/2019.
(Hamalik, 2010, ajaran
hlm. 159). 2018/2019.
Variabel Bebas
Self- Self-esteem Kondisi Self-esteem Untuk mengukur self- Ordinal
Esteem merupakan siswa yang dapat dianalisis esteem maka
(X) evaluasi yang dilihat dari dengan skala indikator yang
dibuat individu dukungan likert. Dilihat digunakan adalah
dan kebiasaan emosional dari aspek: sebagai berikut:
memandang dan 1. Power 1. Power
dirinya terutama penerimaan (Kekuatan) a. Mampu mengatur
mengenai sikap sosial yang 2. Significance dan mengontrol
menerima dan memadai. (Keberartian) tingkah laku
menolak, dan 3. Virtue b. Dihormati orang
indikasi besarnya (Kebajikan) lain
kepercayaan 4. Competence c. Memiliki
individu terhadap (Kemampuan) pendapat yang
kemampuannya, Coopersmith diterima
keberartian, (dalam Murk, 2. Significance
kesuksesan dan 2006 hlm. 75) a. Menerima
keberhargaan. kepedulian dari
Coopersmith orang lain
(dalam Murk, b. Menerima
2006, hlm. 34) perhatian, afeksi
dan ekspresi cinta
c. Memiliki
pandangan yang
positif terhadap
diri sendiri
d. Mendapat
penerimaan dari
lingkungan
20

3. Virtue
a. Taat untuk
mengikuti etika,
norma atau
standar moral
4. Competence
a. Mampu untuk
sukses
b. Memiliki tuntutan
prestasi yang
ditandai dengan
keberhasilan
c. Dapat
mengerjakan
tugas dengan baik
dan benar
Coopermith (dalam
Murk, 2006, hlm.
75-80)
Variabel Mediasi
Motivasi Motivasi belajar Dorongan Motivasi belajar Untuk mengukur Ordinal
Belajar adalah atau motif dapat dianalisis motivasi belajar maka
(M) keseluruhan daya belajar dengan skala indikator yang
penggerak psikis siswa likert. Dilihat digunakan adalah:
di dalam diri dalam dari aspek 1. Adanya hasrat
siswa yang pencapaian dorongan atau dan keinginan
menimbulkan prestasi motif belajar untuk berhasil.
kegiatan belajar, atau tujuan. siswa. 2. Adanya dorongan
menjamin Uno (2008, hlm. dan kebutuhan
kelangsungan 23) akan belajar.
kegiatan belajar 3. Adanya harapan
dan memberikan dan cita-cita masa
arah pada depan.
kegiatan belajar 4. Adanya
demi mencapai penghargaan
suatu tujuan dalam belajar.
Winkel (2007,
hlm. 169).
21

5. Adanya kegiatan
yang menarik
dalam belajar.
6. Adanya
lingkungan
belajar yang
kondusif.
Uno (2008, hlm. 23)

7.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel


7.4.1 Populasi
Menurut Sekaran (2003, hlm. 265) populasi mengacu pada
seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal menarik yang ingin
diselidiki oleh peneliti. Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh SMA Negeri se-Kabupaten Subang.
Populasi berjumlah 17 SMA Negeri yang terbagi ke dalam tiga wilayah.
Penjelasan mengenai populasi tertuang dalam tabel di bawah ini:
Tabel 7.2.
Populasi SMA Negeri di Kabupaten Subang
No Wilayah Nama Sekolah
1. SMAN 1 Serangpanjang
2. Subang Selatan SMAN 1 Jalancagak
3. SMAN 1 Tanjungsiang
4. SMAN 1 Subang
5. SMAN 2 Subang
6. SMAN 3 Subang
Subang Tengah
7. SMAN 1 Kalijati
8. SMAN 1 Pabuaran
9. SMAN 1 Cipeundeuy
10. SMAN 1 Compreng
11. SMAN 1 Purwadadi
12. SMAN 1 Pagaden
13. SMAN 1 Pamanukan
14. SMAN 1 Patokbeusi
15. SMAN 1 Pusakanagara
16. SMAN 1 Blanakan
17. SMAN 1 Ciasem
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (data diolah)
22

7.4.2 Sampel
Menurut Sekaran (2003, hlm. 266) sampel adalah subkelompok
atau bagian dari populasi yang dimana dengan mempelajari sampel
tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan dan dapat digeneralisasi
untuk populasi yang diinginkan. Dalam penelitian ini penentuan sampel
sekolah diambil dari populasi sekolah yang berjumlah sebanyak 17
sekolah dengan metode prosentase. Metode ini didasarkan pada
pendapat Arikunto (2013, hlm. 177) jika jumlah subjek populasi besar,
maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari:
- Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
- Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal
ini menyangkut dari banyak sedikitnya data
- Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini
sampel yang diambil sebanyak 30% dari populasi. Maka dari itu, sampel
sekolah yang didapat adalah 30% x 17 = 5,1 atau jika dibulatkan menjadi
5 sekolah.
Setelah sampel sekolah diketahui, maka penentuan sekolah
diambil berdasarkan wilayah di kabupaten Subang yang dibagi menjadi
3 wilayah dengan menggunakan teknik alokasi proporsional, adapun
rumusnya adalah sebagai berikut;

N
n = N.d2 +1 (Riduwan & Kuncoro, 2012, hlm. 45)

Keterangan :
ni : Jumlah sampel menurut stratum
Ni : Jumlah populasi menurut stratum
N : Jumlah populasi keseluruhan
n : Jumlah sampel kesuluruhan
23

Tabel 7.3.
Perhitungan dan Distribusi Sampel Sekolah
Wilayah Nama Sekolah Sampel Sekolah Sekolah yang Dipilih
3
SMAN 1 Serangpanjang x 5 = 0,88
Subang 17
Selatan
SMAN 1 Jalancagak Dibulatkan menjadi SMAN 1 Jalancagak
SMAN 1 Tanjungsiang 1 sekolah
SMAN 1 Subang
6
SMAN 2 Subang x 5 = 1,76
17
Subang SMAN 3 Subang SMAN 2 Subang dan
Tengah SMAN 1 Kalijati Dibulatkan menjadi SMAN 3 Subang
SMAN 1 Pabuaran 2 sekolah
SMAN 1 Cipeundeuy
SMAN 1 Compreng
SMAN 1 Purwadadi
8
SMAN 1 Pagaden x 5 = 2,35
17
Subang SMAN 1 Pamanukan SMAN 1 Purwadadi
Utara SMAN 1 Patokbeusi Dibulatkan menjadi dan SMAN 1 Pagaden
SMAN 1 Pusakanagara 2 sekolah
SMAN 1 Blanakan
SMAN 1 Ciasem

Setelah sampel sekolah diperoleh, maka tahap selanjutnya


adalah menetukan sampel siswa. Sampel siswa dalam penelitian ini
diambil dari siswa kelas XI IIS SMA Negeri se-Kabupaten Subang
yang dijadikan populasi.
Tabel 7.4
Jumlah Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri di Kabupaten Subang Tahun Ajaran
2018/2019
No Nama Sekolah Jumlah Siswa
1. SMAN 1 Jalancagak 206 siswa
2. SMAN 2 Subang 121 siswa
3. SMAN 3 Subang 138 siswa
4. SMAN 1 Purwadadi 124 siswa
5. SMAN 1 Pagaden 120 siswa
Jumlah 709 siswa
Sumber : Data tiap Sekolah (data diolah)
Penghitungan sampel siswa dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin,
yaitu sebagai berikut:

N
n = N.d2 +1 (Riduwan & Kuncoro, 2012, hlm. 44)
24

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan
dengan menggunakan rumus di atas sampel siswa dapat dihitung sebagai berikut:

709
n = 709 (0.05)2 +1

709
= 709 (0.0025)+1

= 255,72587917 dibulatkan menjadi 256

Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini
adalah 255,72587917 dibulatkan menjadi 256 orang. Adapun dalam penentuan
jumlah sampel siswa untuk masing-masing sekolah dilakukan secara
proporsional dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑖
ni = xn (Riduwan dan Kuncoro, 2012, hlm. 45)
𝑁

Keterangan :
ni : Jumlah sampel menurut stratum
Ni : Jumlah populasi menurut stratum
N : Jumlah populasi keseluruhan
n : Jumlah sampel kesuluruhan
Tabel 7.5.
Sampel Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri se-Kabupaten Subang
Jumlah
No Nama Sekolah Sampel Siswa
Siswa
1. 206
SMAN 1 Jalancagak 206 siswa 709 x 256 = 74,3 => 74
2. 121
SMAN 2 Subang 121 siswa x 256 = 43,6 => 44
709
3. 138
SMAN 3 Subang 138 siswa x 256 = 49,8 => 50
709
4. 124
SMAN 1 Purwadadi 124 siswa x 256 = 44,7 => 45
709
5. 120
SMAN 1 Pagaden 120 siswa x 256 = 43,3 => 43
709
Jumlah 256
Berdasarkan tabel di atas, maka yang menjadi sampel siswa dalam
penelitian ini adalah sebanyak 256 siswa.
25

7.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


7.5.1 Data
“Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta atau
angka” (Arikunto, 2013, hlm. 161). Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diambil dari hasil
penilaian akhir sekolah (PAS) pada mata pelajaran ekonomi.

7.5.2 Sumber Data


Arikunto (2013, hlm. 172) menyatakan bahwa “sumber data merupakan
subjek dari mana data dapat diperoleh adapun sumber data ini dapat berupa
orang, benda, gerak atau proses sesuatu. Sumber data yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Arikunto (2013,
hlm. 172) mengklasifikasikan sumber data menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1) Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2) Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam
(misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain)
dan bergerak (misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme
nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain-
lain).
3) Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar, atau simbol-simbol lain.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data person berupa hasil angket yang diperoleh langsung
dari siswa kelas XI IIS yang menjadi sampel penelitian ini tentang self-esteem
dan motivasi belajar, serta data paper berupa sajian angka-angka hasil belajar
siswa kelas XI IIS SMA Negeri se-Kabupaten Subang pada mata pelajaran
ekonomi yang dijadikan sampel penelitian.

7.5.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam setiap penelitian, untuk memperoleh data maka diperlukan teknik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer
26

dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari sumber
data, sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak kedua.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Angket/Kuesioner yaitu “suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh
data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab
jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survey” (Narbuko &
Achmadi, 2009, hlm. 76).
2) Dokumentasi adalah “ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan”
(Riduwan, 2009, hlm. 31). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui
dokumentasi adalah data terkait dengan variabel terikat (Y) yaitu hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

7.5.4 Instrumen Penelitian


Menurut Arikunto (2013, hlm. 203) “Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudahdan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis intrumen penelitian adalah
angket, ceklis, atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan”.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau
angket. Arikunto (2013, hlm. 268) menjelaskan bahwa dalam menyusun sebuah
instrumen atau kuesioner harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan
tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya.
27

7.5.5 Pengujian Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini, instrumen diuji menggunakan skala likert. Riduwan
(2003, hlm. 12) menerangkan bahwa “skala likert adalah skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
suatu kejadian atau gejala social”.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel
dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya
indikator-indikator yang terukur dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item
instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata sebaga berikut:
Tabel 6.6 Skala Pengukuran

Jawaban Bobot Jawaban


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
(Morrisan, 2012, hlm. 88 )
7.5.5.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2013, hlm. 211) “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Untuk
mencari validitas masing-masing butir angket, maka dalam uji validitas ini
digunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

n(∑Xi Yi )−(∑Xi ).(∑Yi )


rxy = (Arikunto, 2013, hlm. 213)
√{n.∑Xi 2 −(∑Xi )2 }.{n.∑Yi 2 −(∑Yi )2 }

Keterangan:
rxy = koefisien validitas yang dicari
X = skor yang diperoleh dari subjek tiap item
Y = skor total item instrument
28

∑X = jumlah skor dalam distribusi X


∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X 2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
∑Y 2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N = jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut:


𝑟𝑥𝑦 < 0,20 = validitas sangat rendah
0,20 – 0,39 = validitas rendah
0,40 – 0,59 = validitas sedang/cukup
0,60 – 0,89 = validitas tinggi
0,90 – 1,00 = validitas sangat tinggi

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang


diperoleh dari hasil penelitian dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan tabel
korelasi tabel nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan
jumlah baris atau banyak responden.
“Jika rxy > r0,05 maka valid, dan jika rxy < r0,05 maka tidak valid

7.5.5.2 Uji Reliabilitas


Menurut Arikunto (2013, hlm. 221) “reliabilitas menunjukkan pada suatu
pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya
jadi dapat diandalkan”.
Untuk mencari realibilitas dari butir pernyataan skala sikap yang tersedia,
maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
2𝑥𝑟
𝑟11 = 1+ 𝑟 1/21/2 (Arikunto, 2013, hlm. 223)
1/21/2

Dengan keterangan:
𝑟11 = reliabilitas instrumen
𝑟1/21/2 = 𝑟𝑥𝑦 yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrument.
Selanjutnya dengan taraf signifikansi α = 0,05, nilai reliabilitas yang
diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi
29

nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau
banyak responden.
“Jika r11 > rtabel maka reliabel, dan jika r11 < rtabel maka tidak reliabel”.

7.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


7.6.1 Teknik Analisis Data
Berdasarkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, data
yang terkumpul adalah data interval dan data ordinal. Narbuko dan Achmadi (2009,
hlm. 121) menjelaskan bahwa data interval berkaitan dengan variabel interval
sedangkan data ordinal berkaitan dengan variabel ordinal. Untuk data ordinal lebih
lanjut harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi data interval, hal ini
dilakukan guna memenuhi syarat analisis parametrik. Data ordinal dapat diubah
menjadi data interval melalui Method Of Successive Interval dengan berbantuan
Mirosoft Excel. Adapun langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval
(Riduwan & Kuncoro, 2012, hlm. 30) yaitu sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan
5 yang disebut sebagai frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi.
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom sektor.
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel tinggi densitas).
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
NS = (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑜𝑤 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)−(𝐴𝑟𝑒𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑜𝑤 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)

8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus: Y = NS + [1+ I NSmin I].


Setelah data ordinal ditransformasikan menjadi data interval, maka selanjutnya
hipotesis dapat langsung diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
dan analisis regresi mediasi.
30

7.6.2 Pengujian Hipotesis


7.6.2.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa baik model
regresi yang dimiliki yang dalam hal ini mengukur seberapa besar proporsi variasi
variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel independen (Rohmana, 2013,
hlm. 76). Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah sebagai
berikut:
𝐸𝑆𝑆
𝑅2 =
𝑇𝑆𝑆
2
𝑏0 ∑𝑌 + 𝑏1 ∑𝑋1 − 𝑛𝑌 2
𝑅 =
∑𝑌 2 − 𝑛𝑌 2
(Rohmana, 2013, hlm. 76)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0< R2<1), dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai baik.
 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai kurang baik.

7.6.2.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji-t)


Menurut Rohmana (2013, hlm. 48) uji-t merupakan suatu prosedur yang
mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan
hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima dan menolah H0 dibuat berdasarkan
nilai uji statistik yang diperoleh dari data. Uji-t bertujuan untuk menguji tingkat
signifikansi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Dalam pengujian hipotesis melalui uji-t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti
adalah 5% atau 0,05 % pada taraf signifikansi 95%. Model regresi dalam pengujian
hipotesis adalah Y = i3 + bM + c'X + eY . Langkah-langkah pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
31

1) Membuat hipotesis :
a. Hipotesis pertama, yaitu (self-esteem terhadap hasil belajar)
𝐻𝑎 ∶ 𝛽1 > 0 (self-esteem berpengaruh positif terhadap hasil belajar)
𝐻𝑜 ∶ 𝛽1 ≤ 0 (self-esteem berpengaruh negatif terhadap hasil belajar)
b. Hipotesis kedua, yaitu (self-esteem terhadap motivasi belajar)
𝐻𝑎 ∶ 𝛽1 > 0 (self-esteem berpengaruh positif terhadap motivasi)
𝐻𝑜 ∶ 𝛽1 ≤ 0 (self-esteem berpengaruh negatif terhadap motivasi)
c. Hipotesis ketiga, yaitu (motivasi memediasi pengaruh self-esteem
terhadap hasil belajar)
Total Effect = c = c' + ab atau (c - c') = ab
Ha : ab ≠ 0 (motivasi memediasi pengaruh self-esteem terhadap hasil
belajar)
Ho : ab = 0 (motivasi tidak memediasi pengaruh self-esteem terhadap
hasil belajar)
2) Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari tabel
distribusi t pada 𝑎 dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung
dapat dicari dengan formula sebagai berikut:
𝛽1 (𝑏 𝑡𝑜𝑝𝑖) − 𝛽1∗
𝑡=
𝑠𝑒(𝛽1 )(𝑏 𝑡𝑜𝑝𝑖)
(Rohmana, 2013, hlm. 74)
Dimana 𝛽1∗ merupakan nilai dari hipotesis nol. Atau secara sederhana t
hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝛽1
𝑡=
𝑆𝑒1
(Rohmana, 2013, hlm. 74)
3) Membandingkan masing-masing nilai t hitung dengan t kritisnya (t
tabel) dengan 𝑎 = 0,05. Kriteria keputusan menolak atau menerima H0
adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai t hitung > nilai t kritis, maka H0 ditolak atau Ha diterima,
artinya variabel itu signifikan.
b. Jika nilai t hitung < nilai t kritis, maka H0 diterima atau Ha ditolak,
artinya variabel itu tidak signifikan.
32

7.6.2.3 Analisis Regresi Mediasi


Kusnendi (2018) menjelaskan langkah-langkah menguji hipotesis
menggunakan Analisis Regresi Mediasi (ARM) sebagai berikut:
1. Causal Steps Strategy : Baron dan Kenny (dalam Kusnendi, 2018)
c = total effect
X c Y

Y = i1 + cX + eY → c harus signifikan (p < 0.05)

M
b
a

X c’ Y

ab = indirect effect
c’ = diret effect

M = i2 + aX + eM → a harus signifikan (p < 0.05)


Y = i3 + bM + c'X + eY → b harus signifikan (p < 0.05)
Gambar 7.1
Causal Steps Strategy
Sumber : Causal Steps Strategy : Baron & Kenny (1986) (dalam
Kusnendi, 2018 hlm. 3)

a. Jika c' signifikan dan nilainya tidak berubah (c' = c), diindikasikan M
tidak memediasi pengaruh X terhadap Y. Artinya, pengaruh X terhadap
Y terjadi secara langsung dan tidak dimediasi M.
b. Jika c' signifikan tetapi nilainya turun (c' < c), atau nilai c' < ab (indirect
effect) diindikasikan terjadi mediasi sebagian (partial mediation).
Artinya, M secara parsial memediasi pengaruh X terhadap Y.
c. Jika c' signifikan tetapi nilainya turun (c' < c) dan menjadi tidak
signifikan, diindikasikan terjadi mediasi penuh (full, perfect atau
complete mediation). Artinya, M secara penuh memediasi pengaruh X
terhadap Y. Pengaruh X terhadap Y terjadi secara tidak langsung, yaitu
melalui M.
33

2. Product of Coefficient Strategy: Single Mediation Model

X c Y

M
b
a

X c’ Y
Gambar 7.2
Product of Coefficient Strategy: Single Mediation Model
Sumber : Product of Coefficient Strategy: Single Mediation Model (Kusnendi,
2018 hlm.4)

a. Kaidah pengujian signifikasi secara manual: menggunakan Sobel test


 Total Effect = c = c' + ab atau (c - c') = ab
Ha : ab ≠ 0
Ho : ab = 0
 Statistik uji z dari Sobel
 Ho ditolak jika z hitung memberikan nilai p ≤ 0.05
 Sobel Test, 1982 (dalam Kusnendi, 2018)
𝑎𝑏
z = √𝑏2
𝑠𝑎2 +𝑎2 𝑠𝑏 2

sa dan sb = standar error koefisien regresi a dan b.


b. Kaidah pengujian signifikasi: program SPSS
 Buka file data > klik analyze > regression > klik process
 Dependent Variable (Y) : Hasil Belajar
 Independent Variable (X) : Self-esteem
 Mediation Variable : Motivasi Belajar
 Model Number : 4
 Klik Options : pilih OLS, Sobel test, Total effect model.
 Klik Continue, klik Ok.
34

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusnendi. (2018). ARM Dengan Variabel Mediasi (Mediation Model). Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI.
Murk, C. J. (2006). Self-Esteem Research, Theory, and Practice: Toward a
Positive Psychology of Self-Esteem 3. New York: Springer Publishing
Company.
Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Riduwan, & Kuncoro. (2012). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis.
Bandung: Alfabeta.
Rohmana, Y. (2013). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung:
Laboraturium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, FPEB, UPI.
Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana.
Sekaran, U. (2003). Research Method for Business A Skill - Building Approach,
4th Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, H. B. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
35

Jurnal: s
Afari, E, dkk. (2012). Global Self-Esteem and Self-Efficacy Correlates: Relation of
Academic Achievement and Self-Esteem among Emirati
sStudents.International Education Studies, 5 (2) : 49-57.
Alhadi, S. (2017). The Relationship between Learning Motivation and Learning
Outcome of Junior High School Students in Yogyakarta. Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, 66, hlm. 138-141.
Bahri, A & Duran, A. (2015).The Contribution Of Learning Motivation And
Metacognitive Skill On Cognitive Learning Outcome Of Students Within
Different Learning Strategies. Journal of Baltic Science Education, 14(4),
hlm. 487-500.
Barnabas E, dkk. (2013). Relationship between self-esteem and achievement
motivation among undergraduates in South Eastern Nigeria. IOSR Journal Of
Humanities And Social Science, 13 (5): 102-106.
Di Guinta, dkk. (2013). The determinants of scholastic achievement: The
contribution ofpersonality traits, self-esteem, and academic self-efficacy.
Learning and Individual Difference. 27 : 102-108
Feroz. (2018). Corellating Self-Esteem and Academic Outcome. Psychology and
behavioral ScienceInt J 8(2): 001-005.
M.Arshad. (2015). Self Esteem & Academic Performance among University
Student. Journal of Education and Practice. 6(1): 156-162
Panahi, Gholam. (2016). The relationship between motivation and Self-Esteem
with Emphasis on the Mediating Role of Happiness. The Social Sciences. 9:
2189-2193.
Pratiwi, O & Bukhori, Imam. (2017). Effect of Learning Motivation, Family Factor,
School Factor, and Community Factor on Student Learning Outcomes on
Productive Subjects. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen. 3 (3), hlm.
192-202.
Rahmani, P. (2012). The relationship between self-esteem, achievement goals and
academic achievement among the primary school students. Procedia – Social
and Behavioral Sciences. 29 : 803 -308.
36

Saadat M, dkk. (2012). Self-esteem in Iranian University Students and its


Rekationship with Academic Achievement. Procedia-Social and Behavioral
Science. 31: 10-14
Sayed, A.S & Fakur, H. (2015). The relationship between self-esteem and
achievemnt motivation of secondary school students. International Academic
Journal of Organizational Behavior and Human Resource Management. 2
(9), 40-48.
Taurina, Z. (2015). Students’ Motivation and Learning Outcomes: Significant
Factors in Internal Study Quality Assurance System. International Journal
for Cross-Disciplinary Subject in Education, 5 (4), hlm. 2625-2630.
Tayo Ajayi, B. (2002). Relationship between self-esteem and achievement
motivation of women in colleges of education, Kwara State. Nigerian Journal
of Guidence and Conselling. 8 ( 1).
Vialle, W. J., Heaven, P. C. L. . & Ciarrochi, J. V. (2005). The relationship between
self-esteem and academic achievement in high ability students: Evidence
from the Wollongong Youth Study.. Australasian Journal of Gifted
Education, 14 (2), 39-45.
Zoabi, Khawla. (2012). Self-Esteem and Motivation for Learning among Minority
Students: A Comparison between Students of Pre-Academic and Regular
Programs. Creative Education, 3 (8) , hlm. 1397-1403.

Sumber Lainnya :
Data Nilai UN [Online] diaskses dari puspendik.kemendikbud.go.id
Kiki Sakinah & Esthi Maharani. (2018). Ini Faktor Penyebab Penurunan Nilai
UssN 2018. [Online] diakses dari Republika.co.id

Anda mungkin juga menyukai