Anda di halaman 1dari 5

BAB - III

HASIL PENGUJIAN SONDIR

3.1 NILAI BACAAN MANOMETER DI LAPANGAN


Data hasil pembacaan manometer pada alat sondir yaitu tahanan konus (Cone
Resistance) digambarkan dalam grafik sondir yang menyatakan hubungan tahanan konus
dengan kedalaman (depth). Data hasil pengujian sondir setiap interval 0,20 m beserta
grafiknya tersaji pada lampiran II.
Tingkat kepadatan relatif dari lapisan tanah berdasarkan data perlawanan cone
resistant (CR) dapat diketahui dengan menggunakan daftar korelasi acuan estimasi
kepadatan relatif yang dikemukakan Schmertmann (1970) sebagai berikut :
CR ( kg/cm2) : 0 - 16 Sangat Lunak / Sangat Lepas CR (
kg/cm2) : 16 - 40 Lunak / Lepas
CR ( kg/cm2) : 40 - 120 Sedang
CR ( kg/cm2) : 120 - 200 Keras / Padat
CR ( kg/cm2) : > 200 Sangat Keras / Sangat Padat.
Hasil pelaksanaan pengujian sondir di 2 titik uji pada penelitian ini secara umum
memperlihatkan kondisi seperti pada tabel berikut ini :
Titik Uji Kedalaman (m) Tingkat Kepadatan
0,2 – 6,0 Sangat Lunak
6,0 – 8,0 Sedang
S.1 8,0 – 16,0 Padat
16,0 – 20,00 Sangat padat
0,2 – 6,0 Sangat Lunak
6,0 – 8,6 Sedang
S.2 8,6 – 16,8 Padat
16,8 – 20,0 Sangat padat

3.2 MUKA AIR TANAH


Muka Air Tanah (MAT) pada saat penyelidikan berlangsung terletak pada kedalaman
sekitar 8,5 m di lokasi S.1 dan kedalaman 8,0 di lokasi S.2.
BAB - IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN DAYA
DUKUNG PONDASI

4.1 DAYA DUKUNG PONDASI TIANG/SUMURAN


Berdasarkan data hasil pengujian sondir, dapat dilakukan perhitungan daya dukung
tanah pondasi tiang menggunakan rumus sebagai berikut :

Qu = Qp + Qs
Qp = Ap . CRr
Qs = TSF . Ak

Qi = +
dimana :
 Qu = Daya dukung ultimate tiang (kg atau ton)
 Qi = Daya dukung izin tiang (kg atau ton)
 Qp = Daya dukung ujung tiang (kg atau ton)
 Qs = Daya dukung lekat (friction) kg atau ton
 TSF = Jumlah hambatan lekat (total skin friction) kg/cm
 CRr = Perlawanan konus (Cone Resistant) rata-rata 4 D ke atas dan 4 D
kebawah (D = diameter tiang)
 Ap = Luas penampang tiang (cm2 )
 Ak = Keliling tiang (cm)
 FK1 = Faktor keamanan daya dukung ujung tiang (dipakai 3)
 FK2 = Faktor keamanan hambatan lekat tiang (dipakai 5)

Perhitungan daya dukung pondasi tiang dilakukan untuk tiap pondasi dengan
diameter 30 cm, 40 cm, dan 50 cm pada masing-masing titik pengujian.
Berdasarkan Hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang tersebut selanjutnya
dibuat grafik hubungan antara daya dukung izin dan kedalaman. Perhitungan dan Grafik
tersebut tersajikan pada Lampiran III.
4.2 DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN
Pada perhitungan daya dukung pondasi sumuran berdasarkan hasil sondir,
dilakukan metode perhitungan yang sama dengan pondasi tiang, namun pada perhitungan
ini pengaruh hambatan lekat tidak diperhitungkan.
Hasil perhitungan daya dukung tanah terhadap pondasi sumuran dari tiap titik
pengujian sondir dapat dilihat pada Lampiran III.

4.3 DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

Untuk menghitung daya dukung pondasi dangkal berdasarkan data hasil pengujian
sondir dipakai persamaan yang dikemukakan Mayerhoff sebagai berikut :
1. Pada pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar
B ≤ 1,20 m, digunakan formula :

= ( ⁄ )
30

2. Pada pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar


B ≥ 1,20 m, digunakan formula :

+ 0.3
50
= ( ⁄ )

Qa = qa x Luas tapak pondasi/1000 (ton)

dimana :
 qa = Daya dukung izin tanah (kg/cm2)
 CRr = Perlawanan konus rata rata pada dasar pondasi hingga sedalam
B dari dasar pondasi (kg/cm2)
 B = Lebar Pondasi (m)
 Qa = Beban pondasi yang diizinkan (Ton)
Perhitungan daya dukung tanah terhadap pondasi dangkal pada tiapa titik pengujian
sondir dapat dilihat Lampiran III.
BAB - V
KESIMPULAN DAN
SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa terhadap data pengujian sondir di 2 titik uji,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Struktur lapisan tanah di kedua lokasi menunjukkan kondisi yang hampir
sama/seragam.
2. Pada permukaan terdapat lapisan tanah sangat lunak (CR < 16 kg/cm 2)
setebal 6 m. Di bawah lapisan tersebut terdapat lapisan lunak (CR 16 s/d
40 kg/cm2) hingga kedalaman 8,6 m. Pada kedalaman 8,6 s/d 16,8 m
ditemukan tanah kepadatan “sedang” (CR = 40 s/d 120 kg/cm 2). Lapisan
tanah padat (CR > 120 kg/cm2) ditemukan 16,8 s/d 20,0 m.
3. Muka Air Tanah (MAT) pada saat penyelidikan berlangsung terletak pada
kedalaman sekitar 8,5 m di lokasi S.1 dan kedalaman 8,0 di lokasi S.2..

5.2 Saran
Berdasarkan kondisi tersebut, beberapa saran yang dapat
diberikan dalam perencanaan pondasi adalah sbb:
1. Pondasi hendaknya direncanakan pada lapisan tanah yang memiliki
kepadatan cukup untuk memikul beban bangunan. Jenis dan dimensi
pondasi dapat dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan bentuk serta
beban yang direncanakan. Perkiraan daya dukung pondasi dapat dilihat
pada lampiran III.
2. Apabila pondasi tidak diletakkan pada lapisan tanah padat, maka perlu
dilakukan analisa terhadap potensi penurunan (Settlement) yang akan
terjadi pada lapisan tanah di bawahnya.
3. Dalam perencanaan pondasi haruslah selalu menggunakan kombinasi
beban maksimum (aksial dan lateral) yang mungkin terjadi.
4. Apabila merencanakan pondasi tiang kelompok, maka perlu
diperhitungkan pengurangan daya dukung yang diakibatkan oleh efisiensi
tiang grup.

Anda mungkin juga menyukai