Anda di halaman 1dari 8

p- ISSN : 2407 – 1846

TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PERBANDINGAN EFISIENSI HARGA PERKERASAN LENTUR DAN


KAKU DENGAN METODE BINA MARGA

FATKHUSANI
Teknik Sipil,Institut Sains dan Teknologi AL-Kamal, Kota Jakarta, Alamat instansi terkait, Kode pos
mysansan91@gmail.com

Abstrak
Perkerasan jalan raya merupakan suatu konstruksi yang disusun menjadi satu kesatuan
yang kuat, perkerasan jalan sebagai sarana maupun prasarana yang menjadi lintasan
yang bermanfaat sebagai sarana lalu lintas (traffic) dari suatu tempat ke tempat lain.
Perencanaan perkerasan jalan berada di Ruas Jalan Balamoa – Pangkah , Kabupaten
Tegal, Propinsi Jawa Tengah. Perencanaan ini meliputi Survei Lalu Lintas dan
mengetahui California Bearing Ratio (CBR) tanah dasar. Tujuan dari perencanaan ini
adalah mempelajari,memahami dan membandingkan esfisiensi harga antara Perkerasan
Kaku (Rigid Pavement) dan Pekerasan Lentur (Flexible Pavement) dengan mengacu
pada Metode Analisa Komponen Bina Marga, Serta menyelesaikan masalah kerusakan
jalan yang sering terjadi pada lokasi tersebut. Dari hasil perencanaan didapat, untuk
perkerasan kaku (Rigid Pavement) Ketebalan Struktur Slab Beton Perkerasan Kaku
(Concrete Slab Rigid Pavement) digunakan 22 cm dengan beton K-350 dan Ketebalan
Struktur Lapis Pondasi Bawah Campuran Beton Kurus (Lean Mix Concrete) digunakan
15 cm dengan beton K-350, dengan CBR desain terendah 4.22 %. Besi yang digunakan
masing – masing sebagai berikut : Ruji (Dowel bars), diameter 1” (∅ 25 mm), panjang
450 mm, jarak 300 mm dan hasil perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) untuk
perkerasan kaku adalah Rp13.181.308.000,-.sedangkan untuk perkerasan lentur
(Flexible Pavement) lapis pondasi bawah (Sub Base) di gunakan 12.9 cm ,lapisan
pondasi (Base) di gunakan 20 cm , lapis permukaan 7.5cm dan hasil perhitungan
rencana anggaran biaya (RAB) untuk perkerasan lentur adalah Rp 12,019,391,000

Kata kunci: Efisiensi Perbandingan Perkerasan Lentur dan Kaku

PENDAHULUAN Jalan Balamoa -Pangkah telah diperbaiki


Tidak dapat disangkal bahwa Jalan pada tahun 2015 namun setahun kemudian jalan
Raya memiliki fungsi penting dalam kehidupan tersebut telah mengalami kerusakan. Hal ini
manusia. Untuk dibangunnya sebuah jalan, bias saja terjadi karena data perhitungan
salah satunya ialah akibat dari perkembangan perkerasan jalan pada masa perencanaan
industri maupun perkembang sosial ekonomi. sampai pada pelaksanaannya tidak sesuai
Untuk itu sarana transportasi yang di butuhkan dengan spesifikasi parameter yang sudah
adalah sarana transportasi yang lancar, aman diberikan dan ditetapkan oleh peraturan dan
dan nyaman. Yaitu sarana jalan yang memenuhi pedoman perencanaan jalan yang dalam hal ini
persyaratan baik dari segi perencanaan, dikeluarkan oleh peraturan dan pedoman
pembangunan, perawatan serta pengelolaannya. perencanaan jalan oleh Bina Marga.Jalan
Diharapkannya dengan adanya transportasi Balamoa - Pangkah yang merupakan jalan
jalan ini akan dapat memperlancar arus Alternatif sekaligus jalan penghubung( Poros )
komunikasi, informasi, serta transportasi antar yang terletak pada area pemukiman di
daerah sehingga tidak ada lagi kesenjangan Kecamatan Pangkah Kab.Tegal.
antar daerah.
PERUMUSAN MASALAH

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

1. Parameter apa saja yang dibutuhkan untuk menghubungkan kawasan primer ( seperti
merencanakan suatu jalan yang meliputi pemerintah, perdagangan dan industri ),
tebal lapis perkerasan jalan baru dengan menghubungkan kawasan sekunder-I dengan
Metode Analisa Komponen dan AASTHO. kawasan sekunder - I atau menghubungkan
2. Bagaimana prosedur perencanaan metode kawasan sekunder - II(kawasan - kawasan
tersebut. perbelanjaan, atau bisnis lainnya) dengan
3. Berapa tebal masing-masing lapis kawasan sekunder - II.Dalam sistem jaringan
perkerasan Kaku dan Lentur. jalan primer, jalan arteri primer
4. Berapa Biaya yang harus disiapkan atau menghubungkan kota jenjang-I (pusat kegiatan
yang dikeluarkan untuk masing-masing nasional) dengan kota jenjang-I lainnya,
perkerasan jalan tersebut. ataumenghubungkan kota jenjang-I dengan
kota jenjang-II (pusat kegiatan wilayah), atau
BATASAN MASALAH menghubungkan kota jenjang-II dengan
jenjang-II.
1. Perhitungan perkerasan Lentur dilakukan jalan kolektor berfungsi sebagai pengumpul
dengan metoda Analisa Komponen SNI dan sebagai pendistribusi arus lalu lintas dari
No. 1732-1989-F dan untuk perkerasaan dan ke jalan arteri atau dari dan kejalan lokal.
kaku memakai metode AASTHO. Jalan kolektor mempunyai ciri-ciri perjalanan
2. Pembahasan difokuskan pada perhitungan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan
untuk menentukan tebal lapisan jalan baru jumlah akses dibatasi secara efisien. Dalam
untuk umur rencana 20 tahun. suatu sistem jaringan jalan sekunder didaerah
3. Perbandingan perhitungan biaya yang di perkotaan, Jalan kolektor sekunder,
keluarkan untuk pembangunan perkerasan menghubungkan kawasan sekunder-II dengan
jalan tersebut sepanjang 5. km. kawasan sekunder-II dengan kawasan
sekunder-III (kawasan perbelanjaan atau
LITERATUR PUSTAKA kawasan bisnis lainnya yang lebih kecil).Pada
Jalan merupakan prasarana transportasi sistem jaringan jalan primer, jalan kolektor
darat yang meliputi segala bagian jalan, primer mempunyai fungsi menghubungkan
termasuk bangunan pelengkap dan antara kota jenjang-II dengan kota jenjang-III,
perlengkapannya yang di peruntukan untuk lalu yang merupakan pusat kegiatan lokal, seperti
lintas baik menggunakan kendaraan maupun daerah kecamatan.
jalan kaki yang menghubungkan dari suatu Jalan lokal didalam suatu sistem jaringan
daerah ke daerah lain.Sebagai prasana jalan, mempunyai urutan klasifikasi fungsional
transportasi, jalan harus memenuhi syarat yang ketiga. Jalan lokal mempunyai peran
sesuai dengan fungsinya yaitu memindahkan melayani arus lalu lintas lokal, dengan ciri-ciri
barang atau orang dari suatu tempat ketempat perjalanan jarak dekat, kecepatan rendah dan
yang lain dengan cara aman, nyaman, lancar akses ke jalan lokal tersebut tidak dibatasi. Di
dan ekonomis. dalam sistem jaringan jalan sekunder didaerah
perkotaan, jalan lokal sekunder
Klasifikasi Berdasarkan Fungsional menghubungkan kawasan-kawasan sekunder-I,
Secara umum, klasifikasi fungsional atau peran sekunder-II, sekunder-III serta perumahan.
jalan dibagi ke dalam tiga kelas peran jalan, Sedangkan dalam sistem jaringan jalan primer,
yaitu, jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan jalan lokal primer menghubungkan kota
lokal. Ketiga kelas fungsional tersebut, jenjang-I, II, III, dan kota dibawah jenjang III
berturut-turut tersusun secara hirarkhi baik dengan persil.
sistem jaringan jalan primer, maupun untuk
sistem jaringan jalan sekunder. PERKERASAN JALAN
Jalan arteri merupakan jalan yang Tanah asli di alam jarang sekali dalam
melayani lalu lintas utama dengan ciri-ciri kondisi mampu mendukung beban berulang
perjalanan jarak jauh, kecepatan tinggi dan dari lalu lintas kendaraan tanpa mengalami
secara fisik jumlah akses atau jalan masuknya deformasi yang besar. Karena itu dibutuhkan
dibatasi. Untuk sistem jaringan jalan sekunder suatu struktur yang dapat melindungi tanah dari
di daerah perkotaan, jalan arteri sekunder beban roda kendaraan. Struktur ini disebut
perkerasan (pavement). Perkerasan berfungsi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

untuk melindungi tanah dasar (subgrade) dan course), lapisan permukaan (surface course)
lapisan-lapisan pembentuk perkerasan supaya yang dihamparkan pada tanah dasar (subgrade).
tidak mengalami tegangan dan regangan yang
berlebihan oleh akibat beban lalu lintas. Tanah Dasar (Sub Grade)
Perkerasan jalan adalah campuran Perkerasan jalan diletakkan di atas
antara agregat dan bahan ikat yang digunakan tanah dasar, dengan demikian secara
untuk melayani beban lalu lintas. Perkerasan keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi
merupakan struktur yang terdiri dari banyak perkerasan tak lepas dari sifat tanah
lapisan yang dibuat untuk menambah daya dasar.Tanah dasar merupakan tanah dengan
dukung tanah agar dapat memikul repetisi ketebalan tertentu yang dipadatkan. Tanah
beban lalu lintas sehingga tanah tidak dasar sebagai alas/pondasi jalan, terdiri dari
mengalami deformasi yang berarti. material dalam galian atau urugan dipadatkan
dengan kedalaman tertentu dibawah dasar
PERKERASAN LENTUR struktur perkerasan. Perkerasan jalan sebagai
Perkerasan lentur (flexible pavement) lapisan pelindung tanah dasar,
merupakan perkerasan yang menggunakan mendistribusikan beban roda kendaraan
aspal sebagai bahan pengikatnya. Yang terdiri ketanah dasar tersebut. Tanpa dukungan yang
dari lapisan-lapisan yang diletakan di atas tanah cukup dari tanah dasar, perkerasan jalan akan
dasar yang dipadatkan. mudah mengalami kerusakan.
Faktor yang berpengaruh pada tanah
dasar adalah pengeruh beban roda, pengaruh
daya dukung tanah, pengaruh lingkungan dan
selain itu reaksi tanah dasar bergantung pada
lima karaktristik, yaitu
- Kohesi
- Sudut geser dalam
- Kompresibilitas (kemudahmampatan)
- Plastisitas
- Kapilaritas
Karaktristik tersebut mengendalikan kinerja
tanah dasar, seperti kembang susut, penurunan,
Gambar Lapisan Perkerasan Lentur longsoran dalam galian, dan gerakan lateral.
Lapisan tersebut berfungsi untuk menerima
beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan Lapisan Pondasi Bawah (subbase Course)
dibawahnya. Lapis pondasi bawah adalah lapisan
yang dihamparkan diantara tanah-dasar dan
lapis pondasi. Secara tipikal, bahan lapis
pondasi bawah terdiri dari material granuler
dipadatkan (baik dirawat maupun tidak) atau
lapisan tanah yang distabilisasi dengan bahan
tambah tertentu. Material lapis pondasi bawah
(subbase) biasanya dirancangan lebih rendah
kualitasnya dibandingkan dengan material lapis
Gambar 2.2Penyebaran beban roda melalui lapisan perkerasan pondasi (base). Dalam beberapa hal, lapis
jalan
pondasi bawah dirawat atau dicampur dengan
Perkerasan lentur terdiri dari beberapa
semen, aspal, kapur, abu terbang(flyash) untuk
lapisan dengan material yang berkualitas tinggi.
menambah kekuatan.Maksud penggunaan lapis
Jadi, kekuatan perkerasan lentur adalah lebih
pondasi bawah adalah untuk membentuk
dihasilkan dari kerja sama lapisan yang tebal
lapisan perkerasan yang relative cukup tebal
dalam menyebarkan beban ke tanah dasar, dari
(bermaksud untuk penyebaran beban).
pada dihasilkan oleh aksi perlawanan pelat
terhadap beban.Komponen-komponen struktur
perkerasan terdiri dari lapisan pondasi bawah,
(sub base course), lapisan pondasi atas (base

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Lapisan Pondasi Atas (BaseCourse) b. Pekerjaan tanah


Lapis pondasi atas (base) adalah - Galian
lapisan yang langsung mendukung lapisan - Timbunan tanah
penutup atau lapis permukaan di atasnya, c. Pekerjaan perkerasan
sehingga pengaruh muatan lalu-lintas masih - Lapis permukaan (Surface Course)
sangat besar. Lapis pondasi digunakan dalam - Lapis pondasi atas (Base Course)
perkerasan lentur untuk menambah kekuatan - Lapis pondasi bawah (Subbase)
perkerasan melalui. - Lapis tanah dasar (Sub Grade)
1. Penambahan kekuatan dan ketahan - Bahu Jalan
terhadap kelelahan (fatigue) 2. Analisa Harga Satuan
2. Pembentukan lapisan yang relative lebih Analisa harga satuan diambil dari
tebal, sehingga beban perkerasan Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta
menyebar. Biaya Operasi Peralatan Dinas Pekerjaan
Umum kabupaten Tegal 2018.
Lapisan Permukaan (surface)
Lapis permukaan berfungsi untuk
memberikan keamanan dan permukaan yang
METODELOGI
halus atau rata. Lapis permukaan jalan harus Data dan Ketentuan Desain Perencanaan
memenuhi syarat-syarat : Tebal Perkerasan
1. Mempunyai kekesatan atau ketahanan
terhadap penggelinciran. 1.Peranan Jalan = Jalan Arteri
2. Mampu menahan beban kendaraan dan 2.Type Jalan = Arteri
deformasi. 3.Usia Rencana = 20 Tahun
3. Dapat mencegah masuknya air kedalam 4.Rencana Jenis Perkerasan = Flexible
struktur perkerasan. pavement dan rigid pavement
5.Kondisi Iklim Setempat Curah Hujan Rata
Rencana Anggaran Biaya Rata 900 mm/tahun
Kegiatan estimasi adalah salah satu 6.Kelandaian Rata Rata = 6 %
proses utama dalam proyek konstruksi untuk
7.Angka Pertumbuhan Lalu Lintas = 5%
menjawab, “Berapa besar dana yang harus
disediakan dan berapa lama waktu
menyelesaikan untuk sebuah bangunan ”. Pada DayaDukung Tanah Dasar (DDT) dan
umumnya, biaya yang dibutuhkan dalam CBR
sebuah proyek konstruksi berjumlah besar.
Ketidak tepatan yang terjadi dalam Yang dimaksud dengan CBR adalah
penyediannya akan berakibat kurang baik pada perbandingan antara beban percobaan (load
pihak-pihak yang terlibat didalamnya. test) dengan beban standar (%) dan harga
Untuk menentukan besarnya biaya CBR disini adalah diperoleh ditentukan
yang diperlukan terlebih dahulu harus diketahui nilai CBR rencana yang merupakan nilai
volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada CBR rata-rata untuk jalur tertentu
umumnya pembuatan jalan tidak lepas dari 1.Rumus CBR = CBR mewakili = CBR rata
masalah galian maupun timbunan. Besarnya 𝐶𝐵𝑅 max − 𝐶𝐵𝑅 𝑚𝑖𝑛
galian dan timbunan yang akan dibuat dapat – rata ( )..............(3.1)
𝑅
dilihat pada gambar Cross Section. 2. Daya dukung tanah dasar dapat
Selain mencari volume galian dan timbunan ditentukan berdasarkan grafik korelasi
juga diperlukan untuk mencari volume dari CBR dan DDT atau dapat ditentukan
pekerjaan lainnya yaitu :
dengan rumus :
1. Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
DDT = 4,3 logCBR + 1,7.................(3.2)
- Peninjauan lokasi
- Pengukuran dan pemasangan patok UmurRencana
- Mobilisasi dan Demobilisasi Pada Tugas Akhir Umur Rencana yang
- Pembersihan lokasi dan persiapan alat dilakukan adalah 20 Tahun dari saat jalan
dan bahan untuk pekerjaan dibuka untuk lalulintas.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Faktor Regional (FR)


Lalulintas Harian Rata-Rata (LHR) dan
Faktor regional bisa juga disebut factor korksi
Rumus-Rumus Lintas Ekivalen
sehubungan dengan perbedaan
1. Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHRP) kondisitertentu. Kondisi-kondisi yang
LHR P = LHR S ×(1 + ⅈ1 )n1 ..............(1) dimaksud antara lain keadaan lapangan dan
iklim yang dapat mempengaruhi keadaan
2. Lalu lintas harian rata-rata akhir ir (LHR A ) pembebanan daya dukung tanah dan
LHR A =LHR P×(1 + ⅈ1 )n2 ..............(2) perkerasan.
IndeksPermukaan (IP)
3.Lintas EkivalenPermulaan (LEP) Indek permukaan ini menyatakan nilai dari
pada kerataan kehalusan serta kekokohan
LEP = ∑nj=mp LHR Pj × C × E .....(3) permukaan yang bertalian dengan tingkat
pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat.
4. Lⅈntas Ekⅈvalen Akhⅈr (LEA) Tabel Indeks Permukaan PadaAkhir Umur
𝐿𝐸𝑃 = ∑𝑛𝑗=𝑚𝑝 𝐿𝐻𝑅𝐴𝑗 × 𝑐 × 𝐸....(4) Rencana (IPt)
5. Lintas Ekivalen Tengah (LET) LER = Lintas KlasifikasiJalan
Ekivalen
Local Kolektor Arteri Tol
6. Lintas EkivalenRencana (LER) Rencana *)
LER = LET × Fp...........................(5) < 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -
n 10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -
Fp=102.......................................(6)
100 –1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -
> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5
Dalam menentukan indeks permukaan pada
Awal Umur rencana (IPo) perlu diperhatikan
Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu jenis lapis permukaan jalan (kerataan /
Kendaraan kehalusan serta kekokohan) pada awal umur
Tabel Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu rencana menurut daftar pada Tabel 3.6
Kendaraan dibawah ini.
Tabel3.7 Indeks Permukaan Pada Awal Umur
Rencana (IPo)
C AngkaEkivalen
Jenis Lapis Rougness *)
IPo
Sumbu Sumbu Perkerasan mm/km
Kg Lb ≥4 ≤ 1000
Tunggal Ganda
LASTON
1000 2205 0.0002 - 3,9 – 3,5 > 1000
2000 4409 0.0036 0.0003 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3000 6614 0.0183 0.0016 LASBUTAG
3,4 – 3,0 > 2000
4000 8818 0.0577 0.0050
5000 11023 0.1410 0.0121 3,9 – 3,5 ≤ 2000
6000 13228 0.2923 0.0251 HRA
3,4 – 3,0 > 2000
7000 15432 0.5415 0.0466
8000 17637 0.9238 0.0794 BURDA 3,9 – 3,5 > 2000
8160 18000 1.0000 0.0860
9000 19841 1.4798 0.1273 BURTU 3,4 – 3,0 > 2000
10000 22046 2.2555 0.1940
11000 24251 3.3022 0.2840 3,4 – 3,0 ≤ 3000
LAPEN
12000 26455 4.6770 0.4022 2,9 – 2,5 > 3000
13000 28660 6.4419 0.5540
14000 30864 8.6647 0.7452 LATASBUM 2,9 – 2,5
15000 33069 11.4184 0.9820
16000 32276 14.7815 1.2712 BURAS 2,9 – 2,5

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

LATASIR 2,9 – 2,5 Menghitung Tebal masing-masing perkerasan


JALAN
≤ 2,4
TANAH
Perhitungan ini didistribusikan pada kekuatan
JALAN relat masing-masing lapisan perkerasan jalan
≤ 2,4
KERIRIL tertentu (umur rencana) dimana penentuan tebal
perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal
Koefisienkekuatan relative (a)
Perkerasan (ITP).
Koefisien kekuatan relative (a) masing-
Tabel 3.9. Tebal minimum lapis permukaan
masing bahan dan kegunaan sebagai lapis
permukaan pondasi bawah, ditentukan secara
korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk Tebal
bahan dengan aspal), kuat tekan untuk ITP Minimu Bahan
m (cm)
(bahan yang di stabilisasikan dengan semen Lapis pelindung :
atau kapur) atau CBR < 3,00 5 (Buras / Burtu /
Burda)
Koefisien Kekuatan Relatif Lapen / Aspal
3,00 – 6,70 5 Macadam, HRA,
Koefisien Kekuatan Lasbutag, laston
JenisBahan
KekuatanRelatif Bahan Lapen / Aspal
6,71 – 7,49 7,5 Macadam, HRA,
Kt
Ms CBR Lasbutag, Laston
a1 a2 a3 kg/cm
(kg) 2 % 7,50 – 9,99 7,75 Lasbutag, Laston
0,4 - - 744 - - ≥ 10,00 10 Laston
0,35 - - 590 - -
LASTON
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - - Tabel 3.10. Tebal minimum lapis pondasi
0,31 - - 590 - -
LASBUTAG
0,28 - - 454 - - Tebal
0,26 - - 340 - - ITP Minimu Bahan
0,30 - - 340 - - HRA m (cm)
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam Batupecah,
0,25 - - - - - LAPEN (mekanis) stabilisasitanahdengan
< 3,00 15
0,20 - - - - - LAPEN (manual) semen,
- 0,28 - 590 - stabilisasitanahdengankapur
- 0,26 - 454 - LASTON ATAS Batupecah,
- 0,24 - 340 - stabilisasitanahdengan
3,00 – 20*
- 0,23 - - - - LAPEN (mekanis) semen,
7,49 stabilisasitanahdengankapur
- 0,19 - - - - LAPEN (manual)
- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah 10 LastonAtas
- 0,13 - - 18 - dengan semen Batupecah,
- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah stabilisasitanahdengan
- 0,13 - - 18 - dengankapur 7,50 –
20 semen,
- 0,14 - - - 100 Pondasi Macadam 9,99
stabilisasitanahdengankapur,
(basah) pondasi macadam
- 0,12 - - - 60 Pondasi Macadam
- 0,14 - - - 100 Batupecah (A)
- 0,13 - - - 80 Batupecah (B)
- 0,12 - - - 60 Batupecah (C)
- - 0,13 - - 70 Sirtu / pitrun (A)
- - 0,12 - - 50 Sirtu / pitrun (B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu / pitrun (C)
- - 0,10 - - 20 Tanah /
lempungkepasiran

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

TEKNIS PELAKSANAANPEKERJAAN
Mulai
Mulai

Data :
LHR
Pertumbuhan Lalu
Lintas (i) TRAFFIC /ESAL CBR
Kelandaian rata-rata
Iklim 1.Umur Rencana Daya Dukung
Umur Rencana 2.Faktor Distribusi Arah Tanah
CBR 3.Faktor Distribusi Lajur
4.LHR pada tahun di buka

Kuat tekan
beton
REABILITY
Penentuan Penentuan
Menentukan 1.Standard Deviasi Normal
nilai DDT Faktor
nilai LER
berdasarkan Regional
berdasarkan
CBR dan (FR)
LHR
DDT berdasarka
n Tabel
SERVICEABILIITY

1.Terminal Serviceabillity

Diperoleh
Diperoleh nilai nilai ITP
ITP dari dari
pembacaan pembacaan
nomogram nomogram
Di peroleh tebal
perkerasan jalan
dari pembacaan
Nomogram
Penentuan
Tebal
Perkerasan

Selesai

Seles
ai

Bagan Alir Pelaksanaan


Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan
Pekerjaan Perkerasan Kaku
Lentur

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 010 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Susunan Perkerasan Jalan Flexible dapat di tarik suatu kesimpulan sebagai


pavement berikut :
b. Hasil perhitungan dari perencanaan
LASTON : 7.5 cm perkerasan Kaku di dapat.
-Tebal perkerasan jalan
a.Slab Beton = 22 cm
Batu Pecah kelas A :
b.Lap.pondasi bawah = 10 cm
20 cm
- Nilai Rencana Anggaran Biaya dengan
panjang ruas jalan balamoa – pangkah
Sirtu/Pitrun kelas A : 5Km
12.9 cm
- total biaya = Rp 13.181.308.000,-
- Kalkulasi harga per km
Lapis Tanah Dasar
= Rp 2.636.261.000,-
Gambar Susunan Lapisan Pekerasan
KESIMPULAN
Lentur (Flexible Pavement)
Di simpulkan bahwa dari hasil
Berdasarkan Hasil Perencanaan yang di perbandingan rakapitulasi total anggaran
angkat oleh penulis yaitu mengenai biaya antara perkerasan kaku dan
tentang perkerasan lentur (Flexible perkerasan lentur maka dinas Pekerjaan
Pavement) dapat di tarik suatu kesimpulan Umum Kabupaten tegal dalam hal ini
sebagai berikut : sebagai pengguna anggaran memilih
a. Hasil perhitungan dari perencanaan Perkerasaan Lentur (Flexible Pavement)
perkerasan Lentur di dapat. Untuk kontruksi pada ruas jalan Balamo –
-Tebal perkerasan jalan Pangkah karena estimasi harga yang murah
a.Laston = 7.5 cm di banding dengan perkerasan kaku (Rigid
b.Batu pecah kelas A = 20 cm Pavement).
c.Sirtu/Pitrun Kelas A = 12.9 cm SARAN
- Nilai Rencana Anggaran Biaya dengan Untuk perkerasan kaku (Rigid
panjang ruas jalan balamoa – pangkah pavement) di area tegal masih belum di
5Km kembangkan secara maksimal karena
- total biaya = Rp 12.019.391.000,- ketersediaan bacing plan yang
- Kalkulasi harga per km memproduksi concrete / beton masih jarang
= Rp 2.403.878.200,- .jadi jika paksakan memakai perkerasana
Susunan Perkerasan Jalan Rigid kaku akan terkendala di ketersedianya
pavement beton tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Plate Beton 22 cm Suryawan, A., 2009, Perkerasan Beton
Semen Portland (Rigid Pavement)-
Perencanaan Metode AASHTO
1993, Spesifikasi, Parameter
Pondasi bawah 10 cm
Desain, Beta Offset, Yogyakarta.
Lapis Tanah Dasar
Sukirman, Silvia, 2010, Perencanaan
Tebal Struktur Perkerasan Lentur,
Gambar Susunan Lapisan Pekerasan Penerbit Nova, Bandung.
Kaku (Rigid Pavement) Dirjen Jenderal Bina Marga, 2006,
Peraturan Pemerintah No.34
Berdasarkan Hasil Perencanaan yang di Tahun 2006, Tentang Jalan,
angkat oleh penulis yaitu mengenai Departemen Pekerjaan Umum
tentang perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Republik Indonesia, Jakarta.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai