Anda di halaman 1dari 6

Rabu, 19 April 2017

Makalah Hirarki Dalam Jaringan jalan

MATA KULIAH
TEKNIK LALU LINTAS
DISUSUN OLEH :
MARSELINO MULUMBOT
NIM : 15-013-052

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL JALAN & JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI MANADO
PENGERTIAN JALAN DAN HIRARKI

Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan


suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukan bagi lalulintas. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang
tidak dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan, lintas atas (over pass), lintas
bawah (under pass) dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jalan antara lain rambu-
rambu dan marka jalan , pagar pengaman lalulintas, pagar damija dan sebagainya.

Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu dengan
yang lain pada titik pertemuan yang merupakan simpul-simpul transportasi yang
dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan . Jaringan jalan
berdasarkan sistem (pelayanan penghubung) seperti terlihat pada Gambar Hirarki
Jalan Berdasarkan Peranan, terbagi atas menurut (Miro, 1997:28) :

1. Sistem Jaringan jalan Primer adalah sistem jaringan jalan yang


menghubungkan kota/ wilayah di tingkat nasional.
2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan yang
menghubungkan zona-zona, kawasan-kawasan (titik simpul didalam kota).

Sedangkan berdasarkan peranannya, jaringan jalan dapat dibagi atas


menurut (Miro, 1997:28)

1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan
kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah masuk (accces road) dibatasi secara
efisien
2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan
kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk masih dibatasi
3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan
setempat) dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
KEUNTUNGAN HIRARKI JALAN

Keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengkatagorikan (categorising)


dan mengelola (manage) lalu lintas dan jalan yang ada (existing traffic & road
systems) dalam bentuk hirarki jalan adalah sbb:

Aktifitas tinggi yang berada di kawasan padat dengan berbagai bangunan


didalamnya dapat diberikan ruang gerak yang lebih baik dengan catatan
bilamana aspek lingkungan dan aksesilibilitas dominan.Sebagai contoh
daerah pusat perbelanjaan, central bussiness district dan daerah komersial
lainnya sangat memerlukan akses yang tinggi.
Aktifitas yang tidak sesuai dengan pergerakan arus lalu lintas kendaraan
pada suatu jalan/rute tertentu dapat dibatasi bilamana pergerakan arus lalu
lintas tersebut menjadi dominan.Sebagai contoh pemberian ijin bangunan
atau rencana pengembangan lahan harus disesuaikan dengan klasifikasi dan
fungsi jalan didalam hirarki dan peranannya.
Kapasitas jalan pada rute tertentu dapat ditingkatkan dengan melakukan
segregasi terhadap berbagai jenis arus lalu lintas kendaraan dan dengan
melarang berbagai akses bagi lalu lintas kendaraan. Sebagai contoh
kendaraan berat hanya boleh beroperasi pada jalan-jalan tertentu dan jam-
jam tertentu, larangan parkir, larangan bagi kendaraan yang performanya
rendah (kendaraan roda tiga, angkutan umum yang tidak memadai, dll.) dan
berbagai bentuk akses lainnya yang dapat mengganggu arus lalu lintas
kendaraan (pejalan kaki dan tempat pemberhentian angkutan umum,
bongkar muat barang, dll.). Sebaliknya fasilitas pendukung tertentu
kemungkinan harus disediakan seperti jembatan penyebrangan, tempat
pemberhentian bus dengan layby yang memadai (full standard layby).
Resiko terjadinya kecelakaan dapat dikurangi dan kapasitas simpang dapat
ditingkatkan dengan mengurangi jumlah persimpangan dan konflik arus lalu
lintas pada rute jalan tertentu.Sebagai contoh jarak simpang yang saling
berdekatan, kecelakaan sering terjadi pada persimpangan jalan.
Dampak lingkungan akibat pergerakan lalu lintas dapat dikurangi dengan
mengkosentrasikan pergerakan arus lalu lintas ke rute jalan yang jumlahnya
lebih sedikit.Sebagai contoh dengan adanya pembatasan rute pergerakan,
lingkungan tertentu dapat dihindari dari aspek dampak lingkungan yang
disebabkan oleh arus lalu lintas kendaraan seperti polusi udara, kebisingan,
dll.
Tingkat pengembalian dari suatu investasi baru yang diperuntukan untuk
memperlancar pergerakan arus lalu lintas, mengurangi kecelakaan dan
mengurangi gangguan lingkungan dapat ditingkatkan dengan meng-
konsentrasikan pergerakan arus lalu lintas pada beberapa koridor yang
ditentukan.Sebagai contoh di dalam mengkaji investasi baru di bidang
transportasi nilai ekonomi sangat penting, karena bentuk dari pengembalian
yang diharapkan adalah suatu nilai pengembalian yang dapat memberikan
keuntungan bagi masyarakat luas sebagai pengguna jalan.

KLASIFIKASI JALAN DALAM HIRARKI

Undang Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan, Undang Undang No.26
tentang Penataan Ruang dan Undang Undang No.22 Tahun 2009 tentang LLAJ
menjelaskan secara rinci mengenai klasifikasi dan fungsi jalan didalam hirarki, dan
wewenang serta tanggung jawabnya. Hanya dalam prakteknya, apa yang tertera
pada kedua dokumen tersebut tidak dapat terlaksana dan diartikan sebagaimana
mestinya. Khususnya, terhadap batasan fisik dari klasifikasi dan fungsi jalan serta
komitmen pentingnya koordinasi yang bersifat saling mengisi antar instansi terkait
seperti Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Kementrian
Perhubungan, Kementrian Pekerjaan Umum, Pemerintah Daerah, dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

Walaupun demikian, secara teknis dan sangat penting untuk diperhatikan


adalah bahwa jalan dibangun untuk maksud dan tujuan tertentu dalam
melaksanakan pembangunan yang mempunyai peranan pokok sebagai pra-sarana
distribusi dan komunikasi pada sistim perhubungan darat.Jika demikian, maka harus
ada persamaan persepsi dan interpretasi antar instansi terkait terhadap klasifikasi
dan fungsi jalan sesuai hiraki.

Sesungguhnya, tidaklah terlalu sulit untuk membuat suatu kebijaksanaan


atau peraturan perundang-undangan didalam mengelopokan peranan masing-
masing ruas jalan sesuai dengan karakteristik pergerakan lalu lintas dan perizinan
pengembangan lahan. Dalam hal ini, jelas bahwa jaringan jalan mempunyai
peranan sebagai jalur distribusi didalam sistem perhubungan darat, dan dengan
adanya sensus lalu lintas dalam bentuk asal dan tujuan perjalanan (origin &
destination trips) berserta karakteristiknya, maka sebagai halhasil akan diperoleh
lima mmacam bentuk prasarana distribusi sbb:

Distributor primer
Distributor sekunder
Distributor lokal
Jalan akses
Fasilitas pejalan kaki

HUBUNGAN HIRARKI JALAN DENGAN KLASIFIKASI JALAN

Sesuai dengan penjelasan pada halaman diatas mengenai pengelompokan


klasifikasi jalan berserta fungsinya dalam hirarki adalah sbb:

Distributor Primer
Jalan ini secara keseluruhan membentuk jaringan primer bagi sentra-sentra
kegiatan (sentra primer) di perkotaan.Umumnya juga terdiri dari jalan
nasional (arteri primer) untuk through traffic dan menyatu dengan sistim
jalan arteri nasional.Jadi seluruh pergerakan lalu lintas yang lebih jauh dari
dan ke dalam daerah perkotaan harus di alihkan ke distributor primer.Jalan ini
juga dapat berupa jalan toll yang memiliki peraturan perundang-undangan
khusus (tersendiri). Bedanya, karena jalan toll dikenal sebagai jalan bebas
hambatan, maka jalan tersebut harus memiliki akses mendekati nol (akses
dalam hirarki dibatasi secara ketat) dan tidak boleh sama sekali ada
gangguan samping sekalipun hanya berupa papan reklame yang berlebihan
seperti sering kita lihat pada jalan-jalan toll di Indonesia. Disamping itu,
larangan juga diberikan kepada kendaraan yang performanya lamban (tidak
dapat bergerak pada batas kecepatan minimum). Hal ini harus diberlakukan
secara ketat, karena akan sangat berbahaya bila bercampur dengan
kendaraan lain yang dapat mencapai batas kecepatan maksimum atau lebih.
Kendaraan yang kemampuannya dibawah lebih baik dialihkan kejalan
nasional biasa.
Distributor Sekunder
Jalan ini mendistribusikan pergerakan arus lalu lintas didalam suatu daerah
antara kawasan permukiman inti dan industri yang membentuk jaringan dan
menyatu dengan jaringan primer (kolektor primer dengan arteri primer atau
jaringan sekunder dengan jaringan primer).
Distributor Lokal
Jalan ini mendistribusikan pergerakan arus lalu lintas didalam daerah yang
membentuk suatu lingkungan (daerah padat kegiatan).Jalan tersebut
membentuk jaringan yang berhubungan dengan jaringan distributor sekunder
dan jalan akses (antara/didalam distributor sekunder dan jalan akses).
Jalan Akses
Jalan ini memberikan akses langsung ke kawasan pengembangan lahan
(bangunan pusat kegiatan) dan lingkungan padat yang dapat membentuk
jaringan dan berhubungan langsung dengan kawasan pejalan kaki (fasilitas
pejalan kaki).
Fasilitas Pejalan Kaki
Jalan/fasilitas yang diperuntukan khusus untuk pejalan kaki yang kadang-
kadang juga dipergunakan bagi pengendara sepeda dan seringkali di jadikan
kawasan pejalan kaki (pedestrianisasi). Pada waktu dan jam tertentu dengan
izin khusus kendaraan dapat masuk khususnya untuk pelayanan bangunan
disekitarnya atau bagi sarana angkutan umum.

Anda mungkin juga menyukai