MATA KULIAH
TEKNIK LALU LINTAS
DISUSUN OLEH :
MARSELINO MULUMBOT
NIM : 15-013-052
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL JALAN & JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI MANADO
PENGERTIAN JALAN DAN HIRARKI
Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu dengan
yang lain pada titik pertemuan yang merupakan simpul-simpul transportasi yang
dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan . Jaringan jalan
berdasarkan sistem (pelayanan penghubung) seperti terlihat pada Gambar Hirarki
Jalan Berdasarkan Peranan, terbagi atas menurut (Miro, 1997:28) :
1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan
kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah masuk (accces road) dibatasi secara
efisien
2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan
kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk masih dibatasi
3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan
setempat) dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
KEUNTUNGAN HIRARKI JALAN
Undang Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan, Undang Undang No.26
tentang Penataan Ruang dan Undang Undang No.22 Tahun 2009 tentang LLAJ
menjelaskan secara rinci mengenai klasifikasi dan fungsi jalan didalam hirarki, dan
wewenang serta tanggung jawabnya. Hanya dalam prakteknya, apa yang tertera
pada kedua dokumen tersebut tidak dapat terlaksana dan diartikan sebagaimana
mestinya. Khususnya, terhadap batasan fisik dari klasifikasi dan fungsi jalan serta
komitmen pentingnya koordinasi yang bersifat saling mengisi antar instansi terkait
seperti Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Kementrian
Perhubungan, Kementrian Pekerjaan Umum, Pemerintah Daerah, dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Distributor primer
Distributor sekunder
Distributor lokal
Jalan akses
Fasilitas pejalan kaki
Distributor Primer
Jalan ini secara keseluruhan membentuk jaringan primer bagi sentra-sentra
kegiatan (sentra primer) di perkotaan.Umumnya juga terdiri dari jalan
nasional (arteri primer) untuk through traffic dan menyatu dengan sistim
jalan arteri nasional.Jadi seluruh pergerakan lalu lintas yang lebih jauh dari
dan ke dalam daerah perkotaan harus di alihkan ke distributor primer.Jalan ini
juga dapat berupa jalan toll yang memiliki peraturan perundang-undangan
khusus (tersendiri). Bedanya, karena jalan toll dikenal sebagai jalan bebas
hambatan, maka jalan tersebut harus memiliki akses mendekati nol (akses
dalam hirarki dibatasi secara ketat) dan tidak boleh sama sekali ada
gangguan samping sekalipun hanya berupa papan reklame yang berlebihan
seperti sering kita lihat pada jalan-jalan toll di Indonesia. Disamping itu,
larangan juga diberikan kepada kendaraan yang performanya lamban (tidak
dapat bergerak pada batas kecepatan minimum). Hal ini harus diberlakukan
secara ketat, karena akan sangat berbahaya bila bercampur dengan
kendaraan lain yang dapat mencapai batas kecepatan maksimum atau lebih.
Kendaraan yang kemampuannya dibawah lebih baik dialihkan kejalan
nasional biasa.
Distributor Sekunder
Jalan ini mendistribusikan pergerakan arus lalu lintas didalam suatu daerah
antara kawasan permukiman inti dan industri yang membentuk jaringan dan
menyatu dengan jaringan primer (kolektor primer dengan arteri primer atau
jaringan sekunder dengan jaringan primer).
Distributor Lokal
Jalan ini mendistribusikan pergerakan arus lalu lintas didalam daerah yang
membentuk suatu lingkungan (daerah padat kegiatan).Jalan tersebut
membentuk jaringan yang berhubungan dengan jaringan distributor sekunder
dan jalan akses (antara/didalam distributor sekunder dan jalan akses).
Jalan Akses
Jalan ini memberikan akses langsung ke kawasan pengembangan lahan
(bangunan pusat kegiatan) dan lingkungan padat yang dapat membentuk
jaringan dan berhubungan langsung dengan kawasan pejalan kaki (fasilitas
pejalan kaki).
Fasilitas Pejalan Kaki
Jalan/fasilitas yang diperuntukan khusus untuk pejalan kaki yang kadang-
kadang juga dipergunakan bagi pengendara sepeda dan seringkali di jadikan
kawasan pejalan kaki (pedestrianisasi). Pada waktu dan jam tertentu dengan
izin khusus kendaraan dapat masuk khususnya untuk pelayanan bangunan
disekitarnya atau bagi sarana angkutan umum.