Anda di halaman 1dari 36

KERTAS KERJA

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL

UPTD. PUSKESMAS TAMPOJUNG PREGI


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAMEKASAN

PENEMUAN PENDERITA BARU MELALUI PENERAPAN SISTEM “JEMPUT


BOLA” DENGAN KUNJUNGAN RUMAH KE PENDERITA TUBERKULOSIS PARU

DALAM RANGKA
PENYUSUNAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
SEBAGAI PESERTA DIKLAT PIM TINGKAT IV

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABD SYUKUR AFANDI S.Kep


NO PESERTA : 39

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV


ANGKATAN CV
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2016

i
ii
i
LEMBAR PENGESAHAN

KERTAS KERJA

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL


UPTD PUSKESMAS TAMPOJUNG PREGI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PAMEKASAN

PENEMUAN PENDERITA BARU MELALUI PENERAPAN SISTEM “JEMPUT


BOLA” DENGAN KUNJUNGAN RUMAH KE PENDERITA TUBERKULOSIS PARU

DISUSUN OLEH ;
ABD SYUKUR AFANDI,S.Kep
NDH: 39

Telah diseminarkan melalui Seminar Manajemen Perubahan


Pada tanggal 03 Agustus 2016
di Kampus Badan Diklat Provinsi Jawa Timur

Menyetujui:

Atasan Langsung/Mentor Widyaiswara/Pembimbing

H.MOH.RUSDI.SALEH S.Kep,M.Si Dr. AMAN SUDARTO, M.Si


Pembina Pembina Utama
Nip: 19600603 198409 1 001 Nip: 19551231980031107

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan Kertas Kerja
Proyek Perubahan sebagai salah syarat dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan CV Pola Baru Tahun 2016 yang
diselenggarakan oleh Badan Diklat Propinsi Jawa Timur. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bupati Pamekasan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk dapat mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
2. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pamekasan
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan dan Kabid P2PL selaku
mentor pada project perubahan ini
4. Tim Teknis Pelaksana kegiatan Proyek Perubahan UPTD Puskesmas
Tampojung Pregi Kabupaten Pamekasan Tahun 2016;
5. Bapak dan Ibu Widyaiswara Badan Diklat Propinsi Jawa Timur, terutama
Bapak Dr. AMAN SUDARTO,M.si selaku Widyaiswara pembimbing yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan Kertas Kerja
Proyek Perubahan ini
6. Isteri dan anak-anak tercinta yang telah membantu memberi dukungan moril
7. Seluruh Panitia Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan CV Pola Baru
Tahun 2016.

Dan tidak lupa kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
moril maupun materiil, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
setulus-tulusnya. Semoga penyusun Kertas Kerja Proyek Perubahan ini bermanfaat
bagi kita . Amin
Malang, 26 Mei 2016
Project Leader

ABD SYUKUR AFANDI,S.Kep

DAFTAR ISI

ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang Permasalahan......................................................... 1


 B. Area dan Fokus Proyek Perubahan................................................. 3
 C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan.......................................... 4
 D. Ruang Lingkup Proyek Perubahan.................................................. 5
 E. Kriteria Keberhasilan........................................................................ 5

BAB II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN


 A. Output Project Perubahan ................................................................ 7
 B. Pentahapan (Milestones) Proyek Perubahan ................................. 7
 C. Tata Kelola Proyek Perubahan........................................................ 8
 D. Stakeholder Proyek Perubahan........................................................ 11
 E. Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan..................................... 13
 F. Adopsi Hasil Benchmarking ke Best Practise................................... 14

BAB III PELAKSANAAN PROJECT PERUBAHAN


 A. Penyajian Pengalaman Memimpin Project Perubahan.................... 15
 B. Hasil Capaian Project Perubahan.................................................... 23
 C. Kendala Implementasi Project Perubahan....................................... 25
 D. Strategi Mengatasi Kendala............................................................. 25

BAB. IV Penutup
 A. Kesimpulan...................................................................................... 27
 B. Rekomendasi .................................................................................. 27

Lampiran............................................................................................................ 29
 Daftar Pustaka
 Bio Data
 Formulir Mentor
 Bukti-bukti
 Power Poin

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Paru masih menjadi masalah di Indonesia. Karena menjadi

penyebab kematian no 5 setelah penyakit stroke,diabetesdan penyakit hipertensi.

TB Paru adalah suatu penyakit yang sangat menular dan banyak menimbulkan

dampak kepada penderitanya baik dari segi kesehatan,sosial dan ekonomi. Dari segi

kesehatan penyakit ini sangat mudah menular dari penderita ke orang lain, terutama

orang yang tinggal serumah dan para tetangga sekitarnya.

Pada proyek perubahan instansional ini kami mengajukan suatu

permasalahan yaitu : “ masih rendahnya penemuan baru penderita penderita TB

Paru sebesar 23,48% dari target 100% DI UPTD Puskesmas Tampojung Pregi

Kabupaten Pamekasan.”

Berdasarkan identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang ada

terdapat beberapa penyebab masalah yang menjadi penyebab yaitu :

a. Rendahnya tingkat pendidikan penderita yaitu berpendidikan SD dan SMP


b. Status ekonomi, terutama pada penderita yang berpenghasilan rendah
c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke

Puskesmas serta rendahnya PHBS

Pemberantasan penyakit paru di awali dengan penemuan penderita

baru TB Paru sedini mungkin yang akan ditindaklanjuti dengan pengobatan dan

konseling yang tepat merupakan suatu langkah strategis dalam rangka pengendalian

dan pemberantasan penyakit TB Paru. Dengan ditemukan dan diobati secara dini

diharapkan dapat memutuskan rantai penularan dari penyakit TB Paru ke orang lain
1
Cara penemuan yang paling efektik denga cara kita mencari kontak serumah

{Jemput Bola) yang mempunyai gejala batuk lebih 1 minggu, untuk di periksa

dahaknya.

Pada tahun 2015 penemuan TB Paru di Puskesmas Tampojung Pregi hanya

35 orang. Hal ini jauh dari target yang di perkirakan popolasi penyakit TB paru

sebanyak 149. Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Tampojung Pregi sebagian

besar tidak tahu bagaimana cara penanggulangan dan pencengahan penyait TB

paru, di karenakan rata-rata pendidikan masyarakat hanya pada Sekolah Dasar.

Ditambah informasi tentang penyakit Tb paru masih sangat kurang.Lebih dari 2/3

masyarakat Tampojung pregi mendapat kartu BPJS, ini menandakan bahwa

masyarakat Tampojung Pregi rata-rata tidak mampu., serta masyarakat yang kurang

melakukan prilaku hidup sehat dan bersih {BPHBS}.

Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan dan

di UPTD Puskesmas Tampojung Pregi didapatkan prosentase penemuan kasus baru

TBC di wilayah UPTD Puskesmas Tampojung Pregi dalam kurun waktu 2013 sampai

dengan 2015 secara berturut-turut adalah 22%, 20%,dan 23,48%.

Meskipun obat anti tuberkulosis (OAT) sudah ditemukan dan vaksinasi

Bacillus Calmette-Guerin (BCG) telah dilaksanakan, TBC tetap belum bisa

diberantas habis. Insidens TBC yang terus meningkat menjadi penyakit re-emerging

sehingga WHO pada tahun 1995 mendeklarasikan TBC sebagai suatu “global health

emergency.” Kondisi ini diperberat oleh penyakit HIV yang semakin meningkat dan

bertambahnya jumlah kekebalan ganda kuman TBC terhadap OAT lini pertama

(MDR) maupun lini kedua (XDR).Keadaan ini akan memicu epidemi TBC dan terus

menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama.

2
Merujuk pada target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

yang ditetapkan pemerintah setiap 5 tahun, diharapkan terjadi penurunan jumlah

kasus TBC dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk. Persentase penemuan

kasus baru TBC meningkat dari 73% menjadi 90%.

Adapun langkah inovatifnya adalah melalui kegiatan berbasis kunjungan rumah.

B. Area Dan Fokus Project Perubahan

Dengan memperhatikan latar belakang diatas dan berdasarkan hasil diskusi

dengan stakeholder maka yang akan menjadi


1. Area project perubahan ini adalah “PENEMUAN PENDERITA BARU” yang

di maksud dengan Penemuan Penderita Baru yaitu: penemuan

penderita baru penderita Tuberkolusis yng tidak pernah berobat anti

Tuberkolusis (OAT) melului pemeriksaan dahak sewaktu,pagi sewaktu

(3x). Minimal hasil pemeriksan 3 slide tersebut menunjukkan 2 slide

yang positif. Atau melalui pemeriksaan Rotgen yang menunjukkan

positif’
2. Fokus Project perubahan ini adalah
“KUNJUNGAN RUMAH” yaitu kegiatan yang proaktif kerumah

tersangka penderita Tuberkolusis Paru.ini penting dilakukan karena

masih sebagian besar masyarakat kurang mengerti akan penyakitnya

dan masih ada yang menduga penyaitnya karena hal lain (guna-guna).

C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan

C.1. Tujuan Proyek Perubahan

Tujuan Proyek Perubahan meliputi :

Tujuan Jangka Pendek,

3
a) Menwujudkan Tim tehnis kegiatan project charter
b) Menwujudkan Stakeholder
c) Menidentifikasikan Penderita Tb paru sudah by name, by address
d) Melaksanakan kunjungan rumah ke penderita TB paru

C.2. Tujuan Jangka Menengah

a) Melaksanakan periksaan penderita dengan dugaan penyakit. TB


Paru
b) Menwujudkan perubahan prilaku penderita TB paru {tidak meludah
di sembarang tempat}
c) Melaksanakan sanitasi lingkunga rumah yang sesuai standart
kesehatan
d) Menurunkan jumlah penderita TB Paru di wilayah
UPTD Puskesmas Tampojung Pregi

C.3. Manfaat Proyek Perubahan


Secara Makro manfaat upaya Peningkatan Efektivitas Penemuan Baru

Penderita TB Paru Melalui Penguatan Pengendalian Berbasis Kunjungan

Rumah, adalah untuk mendukung pencapaian tujuan reformasi birokrasi

pada area perubahan peningkatan pelayanan publik, yaitu dalam

meningkatkan kinerja UPTD Puskesmas Tampojung Pregi dalam

pemberantasan penyakit, khususnya pemberantasan TB Paru.

C.4.1 Manfaat internal


- pada instansi dapat mengetahui tempat sumber penularan
penyakit Tuberkolusis di wilayah kerja Puskesmas

C.4.2 Manfaat External

- Masyarakat memahami penanganan TB Paru serta

adanya perbaikan santasi

- pada SKPD dapat menurunkan angka penularan penyakit


Tuberkolusis atau Populasi penyakit Tuberkolusis

D. Ruang Lingkup Proyek Perubahan

4
Ruang lingkup kegiatan Peningkatan Efektivitas Penemuan Baru Penderita TB

Paru Melalui Penguatan Pengendalian Berbasis Kunjungan Rumah , antara lain

a) Mendata pasien penderita tuberkOlOsis Paru


b) Membentuk tim kerja
c) Membuat rencana kerja kegiatan
d) Desiminasi merencanakan kegiatan kepada Tim Kerja
e) Melaksanakan Kegiatan kunjungan rumah
f) Melaksanakan evalusasi kegiat

E. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan Peningkatan Efektivitas Penemuan Baru Penderita TB

Paru Melalui Penguatan Pengendalian Berbasis Kunjungan Rumah adalah

a.Terwujudnya penguatan pengendalian (penemuan dan pengobatan penderita


Tuberkolusis Paru) berbasis kunjungan rumah;
b.Terwujudnya peningkatan efektivitas penemuan baru penderita TB paru

5
BAB II

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

A. Output Kunci Proyek Perubahan


1. .Jangka Pendek

- Terdatanya pasien penderita Tuberkolosis paru

- Terlaksananya Desiminasi kegiatan kepada Tim Kerja

- Terlaksananya Kegiatan kunjungan rumah

2.Jangka Menengah

- Peningkatan pemeriksaan tersangka Tuberkolusis Paru.

- Melakukan perubahan perilaku penderita penyakit Paru (tidak meludah di


sembarang tempat
- Percontohan Sanitasi rumah (ventilasi rumah sesuai standart kesehatan)

B. Pentahapan Proyek Perubahan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka telah disusun tahapan

pelaksanaan Project Perubahan sebagai berikut:

B. PENTAHAPAN {MILESTONE)
B.1. PENTAHAPAN JANGKA PENDEK
1..Konsultasi dengan Mentor Minggu pertama. mei 2016

6
2..Menyusun SK Tim Tehnis. Minggu kedua. mei 2016

3..Mengadakan rapat dengan Tim Teknis Minggu kelima. mei 2016

4..Mengadakan rapat dengan Stake holder Minggu kedua juni 2016

5. Menyiapkan Alat Dan Materi Minggu kedua 2016

6 .Mendata pasien penderita Tuberkolosis Paru Minggu kedua. juni 2016

7 .Membentuk tim kerja Minggu ketiga juni 2016

8. Membuat rencana kerja kegiatan Minggu ketiga juni 2016

9..Desiminasi merencanakan kegiatan kepada Tim Minggu ketiga juni 2016


Kerja
10. Melaksanakan Kegiatan kunjungan rumah 28 Juni 2016 s/d 16 juli 2016

11. Melaksanakan evalusasi kegiatan Minggu ketiga juli 2016

12. Menyampaikan Laporan Hasil Kegiatan Minggu keempat 2016

B.2. Pentahapan jangka Menengah

1..Peningkatan pemeriksaan tersangka Minggu kedua des 2016


Tuberkolusis Paru.

2..Melakukan perubahan perilaku penderita Minggu ketiga des 2016


penyakit Paru (meludah di sembarang tempat)
3..Percontohan Sanitasi rumah (ventilasi rumah Minggu ketiga des 2016
sesuai standart kesehatan)

C. Tata Kelola Proyek Perubahan

Untuk melaksanakan proyek perubahan tentunya perlu adanya pembagian

Kerja dalam tatakelola proyek perubahan yang akan dilaksanakan dengan

membentuk Struktur Tim yang disajikan dalam bagan struktur sebagai berikut:

TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN

Struktur

7
Struktur Organisasi Proyek Perubahan

SPONSOR
KABID P2PL DINAS
KESEHATAN

PENANAMAN MODAL

PROJECT
LEADER
COACH
KEPALA UPTD
PUSK.TAMPOJUNG
Dr. Aman
Sudarto,M.Si
SEKRETARIATK
asubag Tata
Usaha

WORKING TEAM

Staf UPTD
Puskesmas

Tampojung Pregi

POKJA I POKJA II

Koordinator Dokter
Puskesmas
P2 TB

1. SPONSOR/MENTOR : H. Moh. Rusdi Saleh,S.Kep,Ns,M.Si

Sebagai Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan

a. Memberikan pesertujuan dan bimbingan kepada peserta

berdasarkan sikap profesionalisme

b. Memberikan dukungan penuh pada peserta dalam

menyiapkan project perubahan

8
c. Memberikan dukungan kepada peserta dalam merumuskan

atau menidentifikasi persoalan-persoalan mendasar/krusial

yang mendukungproject perubahan

d. Membantu peserta dalam memetakan agenda project dan

rencana jadwal pertemuan yang akan dilaksanakan.

e. Berperan sebagai inspirator

2. PROJECT LEADER : Abd Syukur Afandi

Sebagai Kepala Puskesmas Tampojung Pregi

a. Mempersiapkan/merencanakan (dukomen/waktu/instrumen)

yang diperlukan dengan baik sebelum pertemuan dengan

mentor

b. Melakukan diskusi dengan bertanya atau melaporkan perihal

rancangan project perubahan yang akan disusunnya

c. Mengambil inisiatif dalam dialog dengan mentor

d. Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan stakeholder

terkait (internal dan eksternal)

e. Membuat laporan tahap taking ownership dan dikumpulkan ke

penyelenggara pada tahap merancang perubahan dan

membangun tim.

3. COACH : Dr. Aman Sudarto,M.Si

Sebagai Widyaiswara Utama Badan Dklat Propinsi Jawa Timur


9
a. Melaksanakan monitoring kegiatan peserta selama tahap

taking ownership melalui media tehnologi informasi (IT)

b. Melakukan intervensi bila peserta mengalami permaslahan

selama tahapan taking ownership

c. Membekali peserta dengan kompetensi yang dilakukan

selama tahap taking ownership dan tahap laboratorium.

Memotivasi peserta melalui konsultasi selama tahap taking

ownership dan tahap laboratorium.

d. Melakukan komunikasi dengan mentor terkait kegiatan peserta

selama tahap taking ownership.

D. STAKEHOLDER PROJECT PERUBAHAN

Berdasarkan hasil identifikasi beberapa Stakeholder perubahan ini yang

langsung maupun tidak langsung (Internal dan External) dalam project

perubahan.

Adapun peranan masing-masing Stakeholder adalah:

1.Stakeholder Internal

a. Kepala Bidang P2PL mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

keberhasilan project perubahan dan berperan sebagai :Pembina,

Pembimbing, Pengawasan. Memberi dukungan dan membantu

penyelesaikan hambatan-hambatan serta memberikan persetujuan

kebijakan dalam pelaksanaan project perubahan secara profesionalisme

b. Dokter Puskesmas sangat berperan dalam proses pengobatan, efek

samping, dan tindakan lebih lanjut

10
c. Koordinator Bidan Puskesmas Menyiapkan data penderita TB Mengolah

data hasil kegiatan, Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan,Menyiapkan

logistik kegiatan di lapangan

d. Koordinator Promosi Kesehatan Menyiapkan data penderita TB Mengolah

data hasil kegiatan,Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan,Menyiapkan

logistik kegiatan di lapangan

e.Koordinator P2 TB Paru berperan :Menyiapkan data penderita TB Mengolah

data hasil kegiatan,Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan,Menyiapkan

logistik kegiatan di lapangan

f. Analis Kesehatan berperan memeriksa slide dahak untuk menentukan positif

Tuberkolusis

g.Perawat: membantuMenyiapkan data penderita TB Mengolah data hasil

kegiatan,Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan,Menyiapkan logistik

kegiatan di lapangan

2. Stakeholder Eskternal

a. Kecamatan; berperan dalam memberikan advokasi pada kepala desa begitu

pentingnya penemuan penderita TBC secara dini

b. Kepala Desa berperan dalam memberikan advokasi pada perangkat desa

begitu pentingnya penemuan penderita TBC secara dini

c. PKK berperan membantu mengerakkan dan memotivasi tersangka penderita

di wilayahnya

d. Tokoh Agama berperan membantu mengerakkan dan memotivasi tersangka di

lihat sudut pandang agama.


11
e. Tokoh Masyarakat berperan membantu mengerakkan dan memotivasi

tersangka penderita

f.. Kader Kesehatan berperan memberikan info tersangka penderita serta

membantu dalam pengawasan minum obat

E. Target Capaian Kinerja Project Perubahan

Target Capaian Kinerja pada upaya peningkatan kinerja penanaman

modal dalam penyusunan Blue Print Investasi, yang disusun berdasarkan

tingkat kesulitan dan lamanya waktu pelaksanaan kegiatan serta kemungkinan

terjadinya suatu kendala dalam pelaksanaan kegiatan, yang dapat digambarkan

dalam matrik dibawah ini:

CAPAIAN KINERJA BOBOT TARGET

1. Terlaksananya rapat koordinasi 10% 100%


dengan stakeholders
2. Terlaksananya pendataan 10% 100%
penderita TB Paru
3. Terlaksananya penyusunan jadwal 10% 100%
k egiatan dan petugas yang akan
-melakukan kegiatan di lapangan.
4. Terlaksananya kunjungan rumah 40% 100%
ke penderita TB Paru dan rumah di
sekitarnya.
5. Terlaksananya pengobatan dan 20% 100%
penyuluhan kepada penderita TB
Paru yang ditemukan.
6. Terlaksananya evaluasi terhadap 10% 100%
pelaksanaan Proyek Perubahan

F..Adopsi Hasil Becnhmarking ke Best Practise

12
a. Best practice yang dapat diadopsi dan sesuai dengan rancangan

proyek perubahan

Berdasarkan hasil identifikasi best practices di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Dinas Pertanian Tanaman Pangandan Holtikultura, dan

Dinas Kesehatan maka beberapa bestpractice dapat diadopsi dalam

pengelolaan proyek perubahan tentang “Peningkatan Efekfitas penemuan

TB paru melalui “Jemput Bola” Kunjungan Rumah ke Penderita

Tuberkolosis Paru

Beberapa best practice tersebut antara lain :

1. Komitmen Kepala Daerah dalam mendukung suksesnya program kegiatan

kesejahteraan memiliki peran yang sangat penting;

2. Pelayanan kepada masyarakat yang cepat dari alokasi waktu yang

ditetapkan.

3. Kerjasama, komunikasi dan koordinasi antar SKPD dalam implementasi

suatu program kerja yang telah ditetapkan terjalin dengan baik.

BAB III

PELAKSANAAN PROJECT PERUBAHAN

A. PENYAJIAN PENGALAMAN MEMIMPIN PROJECT PERUBAHAN

Proyek perubahan merupakan agenda pokok yang menjadi tugas dari

peserta Diklatpim yang harus diselesaikan. Melalui proyek perubahan ini

diharapkan peserta Diklatpim IV bisa menjadi pemimpin perubahan di

instansinya masing-masing.

13
Proyek perubahan pada Bab III ini merupakan kelanjutan dari

merancang Proper yang tertuang pada Bab I dan Bab II. Pada Bab III berisi

tentang penyajian pengalaman memimpin proyek perubahan, hasil capaian

proyek perubahan, kendala implementasi proyek perubahan, dan stretgi

mengatasi kendala.
Proyek perubahan ini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap jangka

pendek, dan tahap jangka menengah,. Tahap jangka pendek merupakan

tahap awal yang akan dilaksanakan berkaitan dengan peningkatan efektivitas

penemuan baru penderita TB Paru melalui penguatan pengendalian berbasis

kunjungan rumah.
Pelaksanaan proyek perubahan peningkatan efektivitas penemuan

baru penderita TB Paru melalui penguatan pengendalian berbasis kunjungan

rumah diharapkan menjadi acuan bagi dinas kesehatan kabupaten

Pamekasan untuk kegiatan dalam rangka penurunan jumlah penderita TB

Paru dan pada akhirnya untuk program pengendalian dan pemberantasan TB

Paru di wilayah Kabupaten Pamekasan. Pada perkembangan selanjutnya

perlu adanya sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah dan semua

Stakeholder yang ada di Kabupaten Pamekasan untuk mencapai tujuan dari

ProyekPerubahan ini.

Untuk melaksanakan Proyek Perubahan tersebut memerlukan tahapan-

tahapan yang sudah tertuang dalam Milestone sebagai berikut :

PENTAHAPAN {MILESTONE)
1. PENTAHAPAN JANGKA PENDEK
1..Konsultasi dengan Mentor Minggu pertama. Mei 2016

2..Menyusun SK Tim Tehnis. Minggu kedua. Mei 2016

14
3..Mengadakan rapat dengan Tim Teknis Minggu kelima. Mei 2016

4..Mengadakan rapat dengan Stake holder Minggu kedua Juni 2016

5. Menyiapkan Alat Dan Materi Minggu kedua Juni 2016

6 .Mendata pasien penderita Tuberkolosis Paru Minggu kedua. Juni 2016

7 .Membentuk tim kerja Minggu ketiga Juni 2016

8. Membuat rencana kerja kegiatan Minggu ketiga Juni 2016

9..Desiminasi merencanakan kegiatan kepada Tim Minggu ketiga Juni 2016


Kerja
10. Melaksanakan Kegiatan kunjungan rumah 28 Juni 2016 s/d 16 Juli 2016

11. Melaksanakan evalusasi kegiatan Minggu ketiga Juli 2016

12. Menyampaikan Laporan Hasil Kegiatan Minggu keempat Juli 2016

2. Pentahapan jangka Menengah

1..Peningkatan pemeriksaan tersangka Minggu kedua Des 2016


Tuberkolusis Paru.

2..Melakukan perubahan perilaku penderita Minggu ketiga Des 2016


penyakit Paru (meludah di sembarang tempat)
3..Percontohan Sanitasi rumah (ventilasi rumah Minggu ketiga Des 2016
sesuai standart kesehatan)

Adapun secara rinci pelaksanaan proyek perubahan adalah sebagai berikut :

A.1. Pelaksanaan Jangka Pendek :

1. Konsultasi dan koordinasi peningkatan efektivitas penemuan baru

penderita TB Paru melalui penguatan pengendalian berbasis kunjungan

rumah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Mei 2015, dengan

H.Moh.Rusdi Saleh,S.Kep,Ns,M.Si Kepala Bidang Pemberantasan

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten

Pamekasan selaku Mentor;


Hasil Konsultasi dan koordinasi peningkatan efektivitas penemuan baru

penderita TB Paru melalui penguatan pengendalian berbasis kunjungan

rumah adalah sebagai berikut :


15
1) Adanya dukungan dan arahan dari mentor terhadap proyek

perubahan yang akan dilaksanakan


2) Selalu mengadakan koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder

demi keberhasilan proyek perubahan (Bukti-bukti pendukung pada

Lampiran 1).

2. Rapat Penyusunan SK Tim Teknis Proyek Perubahan UPTD Puskesmas

Tampojung Pregi , dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 09 Mei 2016,

dengan dengan peserta :


1. Kepala UPTD Puskesmas Tampojung Pregi selaku Project Leader
2. Kepala Subag Tata Usaha UPTD Puskesmas Tampojung Pregi
3. Dokter Puskesmas;
4. Koordinator P2 TB UPTD Puskesmas Tampojung Pregi;
5. Koordinator Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Tampojung

Pregi
6. Koordinator Bidan UPTD Puskesmas Tampojung Pregi.
7. Analis Laboratorium UPTD Puskesmas Tampojung Pregi
8. Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan UPTD Puskesmas

Tampojung Pregi
9. Perawat UPTD Puskesmas Tampojung Pregi;
10. Bidan Desa UPTD Puskesmas Tampojung Pregi ;
11. Staf Tata Usaha selaku Notulen Rapat

Hasil rapat adalah sebagai berikut :

Tersusunnya SK Tim Teknis Proyek Perubahan dengan disepakati ada 2

(dua) Kelompok Kerja dan 1 (satu) Sekretariat pada SK Tim Teknis

Proyek Perubahan antara lain sebagai berikut :


1. Kelompok Kerja I dengan koordinator Pengelola Program P2 TB
2. Kelompok Kerja II dengan koordinator Dokter Puskesmas
3. Sekretariat dipimpin oleh Ka Subag Tata Usaha

Rapat dipimpin oleh Abd.Syukur Afandi,S.Kep Kepala UPTD Puskesmas

Tampojung Pregi, dengan (bukti-bukti pendukung pada Lampiran 2).

16
3) Rapat Koordinasi Tim Teknis Proyek Perubahan, dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 09 Mei 2016, dengan peserta:


1. Kepala UPTD Puskesmas Tampojung pregi
2. Anggota Tim Teknis Proyek Perubahan
Bahwa berdasarkan rapat Tim Teknis Proyek Perubahan diperoleh hasil

sebagai berikut

1. Kelompok Kerja (Pokja) I mempunyai tugas :

a) Merencanakan kegiatan pengumpulan/ inventarisasi data

jumlah penderita Tb yang ada.

b) Mengumpulkan/ menginventarisasi kebutuhan bahan habis

pakai dan obat TB.

c) Merencanakan jadwal,lokasi,sasaran dan anggota tim yang

akan turun ke lapangan.

d) Membuat laporan hasil capaian kegiatan di lapangan..

2. Kelompok Kerja (Pokja) II mempunyai tugas :

a) Melaksanakan kegiatan kunjungan ke rumah penderita TB


b) Melaksanakan pemeriksaan dahak dari kontak penderita TB
c) Melakukan penyuluhan dan pengobatan kepada penderita TB

yang baru ditemukan


d) Melaporkan hasil kegiatan ke Pokja I
3 Sekretariat mempunyai tugas :
a) Membuat undangan untuk kegiatan rapat-rapat Tim Teknis
b) SK (Surat Keputusan Kepala Puskesmas) Tim Tehnis
c) Menyiapkan data-data pendukung yang dibutuhkan oleh Tim

teknis
d) Membuat laporan akhir kegiatan Proyek Perubahan
Rapat dipimpin oleh Kepala UPTD Puskesmas Tampojung Pregi selaku

Project Leader Proyek Perubahan; (dengan bukti-bukti pendukung pada

Lampiran 2).

4) Rapat koordinasi dengan Kecamatan dan kelurahan /Desa atau

Stakeholder pada tanggal 9 Juni 2016 yang dihadiri oleh :


17
1.Kepala UPTD Puskesmas Tampojung Pregi
2.Camat Waru
3.Kepala Desa Ragang
4, Kepala Desa Tampojung Tenggina
5. Kepala Desa Bajur
6. Kepala Desa Tampojung Tenga
7. Kepala Desa Sumber Waru
8.Kades Tampojung Pregi
9.Kader kesehatan

10.PKK

11.Dokter Puskesms

12.Analis Puskesmas

13.Ka TU UPTD Puskesmas Tampojung Preg

14.Koordinator P2TB Puskesmas Tampojung Pregi

15.Staf TU selaku Notulen

Hasil rapat koordinasi adalah dukungan dari pihak kecamatan dan

Kelurahan/Desa terhadap Kegiatan Proyek Perubahan di wilayah

masing-masing; dengan (bukti-bukti pendukung pada Lampiran 3).

5) Melakukan pendataan kebutuhan logistik untuk kegiatan kunjungan

rumah,dilakukan pada hari Selasa 08 Juni 2016 :

Hasil pendataan adalah sebagai berikut :dengan (bukti-bukti

pendukung pada Lampiran 4).

6) Mengadakan pendataan pasien TB yang diobati di UPTD Puskesmas

Tampojung Pregi dan kontak erat yang akan dikunjungi oleh Tim

Teknis: dilaksanakan pada tanggal

Dengan hasil sebagai berikut :

18
Tersedianya data sasaran kegiatan dengan (bukti-bukti pendukung

pada Lampiran 5).

7) Pembentukan Tim Kerja sudah disepakati pada pertemuan pada

penyusunan SK tim tehnis. Selanjutnya melakukan penyusunan

Jadwal kegiatan dari Tim Teknis yang akan melaksanakan kegiatan di

lapangan; yang dilaksanakan selama 11 yang dimulai Tanggal, 29

juni 2016 berahir pada tanggal 14 Juli 2016


Dengan hasil sebagai berikut :
Adanya jadwal kegiatan Tim Teknis di lapangan dengan (bukti-bukti

pendukung pada Lampiran 6).

8) Pelaksanaan desiminasi kepada Tim kerja dilkukan 1 hari sebelum

(27 Juni 2016 ) pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah dilakukan. Ini

perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan dari petugas dan alat.

(Lampiran 7).
9) Pelaksanaan kegiatan kunjungan ke rumah penderita TB Paru yang
1) sudah terdata dan rumah di sekitarnya dan memeriksa dahaknya

serta memberikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita

baru TB Paru yang ditemukan,yang dilaksanakan pada tanggal

dimulai Tanggal, 29 juni 2016 berahir pada tanggal 14 Juli 2016


dengan hasil sebagai berikut : (bukti-bukti pendukung pada

Lampiran 8)
2) Pelaksanaan evaluasi Pelaporan kegiatan Proyek Kegiatan yang

dilaksanakan pada tanggal 25 – 27 Juli 2016 dengan hasil (

Lampiran 9)

A.2. Pelaksanaan rencana aksi Jangka Menengah:

19
1. Terjadi Peningkatan pemeriksaan tersangka Tuberkoosis Paru. Di

Puskesmas Tampojung Pregi. sampai dengan akhir tahun 2016.


2. Adanya perubahan prilaku pada penderita dan keluarga penderita

penyakit Tuberkolosis
3. Sebagian Masyarakat telah melakukan PHBS (prilaku hidup bersih

dan sehat) khususnya yang berkenaan dengan penyakit TB Paru

( Ventilasi, Tidak Merokok dan Imunisasi BCG)

B. Hasil Capaian Proyek Perubahan


Berdasarkan serangkaian rencana aksi/kegiatan yang telah

dilaksanakan pada tahap jangka pendek dan bobot target dalam mewujudkan

project perubahan sesuai jadwal yang telah dibuat ternyata tidak semudah

yang direncanakan. Project Leader Hams merumuskan sedemikian rupa agar

project perubahan dapat dilaksanakan Tim. Butuh keberanian untuk

melangkah menuju project perubahan, merubah paradigma lama,

memberikan stigma positif kepada masyarakat. maka hasil capaian kinerjanya

adalah sebagai berikut:

BO TAR REA NILAI


CAPAIAN KINERJA BOT GET LISASI TARGET
KET

1. Terlaksananya rapat 10% 100% 100% 10%


koordinasi dengan
stakeholders
2. Terlaksananya pendataan 10% 100% 100% 10%
penderita TB Paru
3. Terlaksananya penyusunan 10% 100% 100% 10%
jadwal kegiatan dan
petugas yang akan
-melakukan kegiatan di
lapangan.
4. Terlaksananya kunjungan 40% 100% 100% 40%
rumah ke penderita TB
Paru dan rumah di

20
sekitarnya.
5. Terlaksananya pengobatan 20% 100% 100% 20%
dan penyuluhan kepada
penderita TB Paru yang
ditemukan.
6. Terlaksananya evaluasi 10% 100% 100% 10%
terhadap pelaksanaan
Proyek Perubahan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa output kinerja aksi/kegiatan

dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan pentahapan/milestone proyek

perubahan. Antara target dan realisasi berbanding lurus/ selaras

menunjukkan bahwa terjadi kesesuaian antara target yang ditetapkan dengan

realisasi yang diinginkan, khususnya dalam pembahasan terhadap draft

penyusunan blue print investasi yang merupakan salah satu kegiatan penting

dan berpotensi terjadi perbedaan pendapat dan atau krusial, namun dapat

berjalan dengan lancar, karena adanya dukungan penuh dari stakeholders

dan kompetensi yang cukup memadai dari tim teknis.

C. Kendala Implementasi Proyek Perubahan

Secara umum implementasi proyek perubahan dapat berjalan dengan

lancar sesuai dengan rencana pentahapan/milestone. Namun ada beberapa

kendala dalam pelaksanaannya antara lain :

21
1. Faktor Internal
Jadwal Milestone Proyek Perubahan terkadang berbenturan dengan

rutinitas kegiatan kantor. Hal ini terjadi karena adanya rutinitas kerja yang

mendadak, adanya undangan yang harus dihadiri, permintaan laporan

kegiatan yang segera dipenuhi, dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal
Pelaksanaan Proyek Perubahan juga berbenturan dengan tugas

kedinasan lainnya seperti menjadi bagian Tim Eksternal kantor / SKPD

lain dalam rangka pelaksanaan kegiatan.

D. Strategi Mengatasi Kendala

Secara umum kendala implementasi proyek perubahan dapat teratasi

dengan baik sesuai dengan rencana pentahapan/milestone. Ada beberapa

strategi dalam mengatasi kendala antara lain :

1. Faktor Internal
Strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang muncul antara lain

dengan :
 Melaksanakan koordinasi yang baik dengan semua unsur internal

kantor.
 Menyerasikan antara jadwal Milestone dengan kegiatan rutinitas.

Apabila ternyata terjadi jadwal kegiatan yang bersamaan maka bisa

diwakilkan salah satu kegitan yang memungkinkan untuk diwakilkan.

2. Faktor Eksternal
Strategi yang dilakukan
Dalam mengatasi kendala yang disebabkan factor luar/eksternal memakai

strategi seperti yang terjadi pada factor internal. Namun ada sedikit

perbedaan ketika terjadi undangan/kerja Tim dari SKPD terkait yang

bersamaan dengan jadwal Milestone Tim Proyek Perubahan. Hal yang

dilakukan adalah dengan menunda jam dan hari pertemuan Tim Proyek

22
Perubahan tanpa mempengaruhi esensi yang akan dibahas pada Proyek

Perubahan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan aksi/kegiatan dan target yang ingin dicapai

1. Mewujudkan Tim Tehnis Kegiatan proper

2. Mewujudkan Stake Holder

3. Mengidentifikasi Penderita TB Paru Sudah By Name, By Andress

4. Melaksanakan Kunjungan Rumah ke Penderita TB Paru

Dapat terlaksana Namun ada beberapa kendala baik Internal maupun Eksternal.

Kendala tersebut disebabkan ada benturan milestone/pentahapan dengan rutinitas

kantor. Selain faktor rutinitas kantor juga ada kegiatan SKPD lain yang berhubungan

dengan kantor. Namun secara umum permasalahan tersebut bisa diselesaikan

23
dengan mengatur jadwal maupun berkoordinasi dengan unsur internal dalam

mengantisipasi benturan jadwal dimaksud.

B. Rekomendasi

Untuk menwujudkan target yang diinginkan dengan hasil yang

diharapkan dapat tercapai, dengan kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil identifikasi best practices di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Dinas Pertanian Tanaman Pangandan Holtikultura, dan

Dinas Kesehatan maka beberapa bestpractice dapat diadopsi dalam

pengelolaan proyek perubahan tentang “Peningkatan Efekfitas penemuan

TB paru melalui “Jemput Bola” Kunjungan Rumah ke Penderita

Tuberkolosis Paru

Beberapa best practice tersebut antara lain :

1. Komitmen Kepala Daerah dalam mendukung suksesnya program kegiatan

kesejahteraan memiliki peran yang sangat penting;

2. Pelayanan kepada masyarakat yang cepat dari alokasi waktu yang

ditetapkan.

3. Kerjasama, komunikasi dan koordinasi antar SKPD dalam implementasi

suatu program kerja yang telah ditetapkan terjalin dengan baik.

Keberhasilan pencapaian target sangat dipengaruhi faktor internal dan eksternal

baik yang terkait Stakeholder maupun Tim Proyek Perubahan. Apabila Project

Leader mampu membangun kerjasama yang solid dengan kedua faktor tersebut

24
maka akan berpengaruh pada faktor keberhasilan Proyek Perubahan secara

keseluruhan.

25
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaf, Hood & Abdul Mukti (2012) Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.

Air langga University Press Surabaya

Depkes,RI ( 2014) Pedoman Penanggulangan Tuberkolusis ........ Jakarta

30
LAMPIRAN

 Bio Data

NAMA : ABD. SYUKUR AFANDI


NIP : 196905031990021002
PANGKAT / GOL : PENATA TK.I / IIId
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : PAMEKASAN, 03 MEI 1969
AGAMA : ISLAM
PENDIDIKAN TERAHIR : S2 MEGISTER MANAJEMEN
UNIT ORGANISASI : DINKES KABUPATEN PAMEKASAN
JABATAN : KEPALA PUSKESMAS
ALAMAT KANTOR : DESA TAMPOJUNG PREGI
KECAWATAN WARU
ALAMAT RUMAH :DESA PAKONG KECAMATAN PAKONG
KABUPATEN PAMEKASAN
NO HP/WA : 087851926639
EMAIL : abdsyukur03@gmail.com
EMAIL KANTOR :-

LAMPIRAN
Formulir Mentor Pada Tahap Laboratorium Kepemimpinan

Nama peserta ABD. SYUKUR AFANDI

Instansi Dinkes Kabupaten Pamekasan


31
(Puskesmas Tampojung Pregi )

Judul Project PENEMUAN PENDERITA BARU MELALUI


Perubahan
PENERAPAN SISTEM “JEMPUT BOLA”
DENGAN KUNJUNGAN RUMAH KE
PENDERITA TUBERKULOSIS PARU

Hari Kegiatan yang Paraf


Tanggal Output
ke Dilakukan Mentor

Konsultasi dengan Konsultasi dengan


1 03-05-2016
Mentor Mentor
Tersusunnya SK Tim
Menyusun SK Tim
2 07-05-2016 Tehnis Kegiatan Project
Tehnis.
Perubahan

Mengadakan rapat Terlaksananya Rapat


3 30-05-2016
dengan Tim Teknis dengan Tim Tehnis

Mengadakan rapat Terlaksananya Rapat


4 09-06-2016
dengan Stake holder dengan Stakeholder

Menyiapkan Alat Dan Tersedianya Alat dan


5 10-06-2016
Materi Materi Penyuluhan

Terdatanya Penderita
Mendata pasien penderita
6 11-06-2016 dan mantan Penderita
Tuberkolosis Paru
TBc

7 16-06-2016 Membentuk tim kerja Terbentuknya Tim Kerja

Terlaksananya
Membuat rencana kerja
8 17-06-2016 Pembuatan Rencana
kegiatan
Kerja

9 20-06-2016 Desiminasi Tim kerja sudah

32
Mengerti langkah-
merencanakan kegiatan
langkah kegiatan Project
kepada Tim
Kerja perubahan

Terlaksananya
29-06-2016 Melaksanakan Kegiatan
10 s/d Kunjungan Rumah ke
14-07-2016
kunjungan rumah
Mantan/Penderita TBC

Terlaksananya Evaluasi
24-07-2016 Melaksanakan evalusasi
11 s/d guna melihat Tingkat
27-07-2016
kegiatan
keberhasilan

Menyampaikan Laporan Terlaksananya laporan


12 28-07-2016
Hasil Kegiatan ke Mentor

 Bukti-bukti

 Power Poin

33

Anda mungkin juga menyukai