Anda di halaman 1dari 106

PLC Dasar

I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul Modul ini berjudul “ PLC “ merupakan salah satu bagian dari
kesluruhan tiga judul modul, dimana judul modul lainya adalah  Sakelar
Elektromagnetik  Pengoperasian Mesin Produksi Dengan Kendali PLC Ketiga judul
modul ini merupakan analisis kebutuhan pembelajaran dari unit kompetensi
Mengoperasikan Mesin Produksi Dengan Kendali PLC [PTL.OPS.006 ( )]A pada sub
kompetensi 1. Mempersiapkan opersi. Pengembangan isi modul ini diarahkan sedemikian
rupa, sehingga materi pembelajaran yang terkandung didalamnya didesain berdasarkan
topik-topik selektif untuk mencapai kompetensi Mengoperasikan Mesin Produksi Dengan
Kendali PLC. B. Prasyarat Sebelum mempelajari modul PLC ini anda harus terlebih
dahulumodul dan memiliki pengetahuan tentang : 1. Dasar Elektronika. [LIS PTL 47
(P)] 2. Rangkaian Digital. [LIS PTL 48 (P)] 3. Dasar-dasar pengoperasian komputer
4. Interprestasi gambar teknik listrik. C. Petunjuk Penggunaan Modul Modul ini
menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi, yakni salah satu
cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan ketrampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Penekan utamanya adalah tentang apa yang
dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik
yang paling penting dari pelatihan berdasarkan kompetensi adalah penguasaan
individu secara aktual di tempat kerja. Dalam sistem pelatihan ini, standar
kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat : 
Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.  Mengidentifikasi
apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.  Memeriksa kemajuan peserta
pelatihan. 1
PLC Dasar

 Meyakinkan bahwa semua elemen (sub kompetensi) dan kreteria unjuk kerja telah
dimasukan dalam pelatihan dan penilaian. D. Tujuan Akhir Modul ini merupakan modul
dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang guru atau teknisi listrik untuk
dapat memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja pada bidang sistem kontrol
yang menggunakan PLC sebagai alat kontrolnya. E. Standar Kompetensi Teknik
Pemanfaatan Energi Kode Kompetensi Unit Kompetensi : [PTL.OPS.006 ( )]A :
Mengoperasikan Mesin Produksi Dengan Kendali PLC

Unit kompetensi ini berkaitan dengan berbagai jenis pengasutan motor listrik
sebagai penggerak mesin produksi, termasuk pengetahuan pendukung yang diperlukan
seperti: Kesehatan dan Keselamatan kerja, Penggunaan Perkakas, Teori Listrik,
Interprestasi Gambar dan Pembuatan Sket, PLC dan Sakelar Magnetik. Sub Kompetensi
1. Mempersiapkan opersi KUK : 1. Peralatan yang berkaitan dengan pengopersian
diidentifikasi masing-masing sesuai SOP. 2. Diagram kerja dan system kelistrikan
dipahami berdasarkan standar praktis. 3. Tombol dan indicator operasi
diidentifikasi sesuai diagram dan urutan operasi. 4. Kebijakan dan peosedur K3
dipahami. Pengetahuan : 1. Memahami SOP pengoperasian mesin produksi dengan kendali
PLC. 2. Mengidentifikasi komponen pengoperasian mesin produksi dengan kendali PLC.
3. Memahami fungsi komponen pengoperasian mesin produksi dengan kendali PLC. 4.
Memahami diagram kerja dan system kelistrikan. 5. Memahami urutan operasi mesin
produksi dengan kendali PLC. 6. Memahami kebijakan dan prosedur K3 pengopersian
mesin produksi dengan kendali PLC. Ketrampilan : Sikap : -

Kode Modul : LIS PTL 51 (P)

2
PLC Dasar

F. Cek Kemampuan Gunakan tabel berikut untuk mengukur apakah anda telah menguasai
pokok-pokok materi pada modul ini yang diperlukan untuk penguasaan unit kompetensi
Mengoperasikan Mesin Produksi Dengan Kendali PLC pada sub kompetensi Mempersiapkan
opersi . Apabila anda telah menguasai kompetensi seperti tersebut diatas, maka anda
dapat mengajukan uji kompetensi kepada assessor internal dan eksternal. Sub
Kompetensi/elemen 1 Mempersiapkan operasi Perlu Kreteria Unjuk Kerja (KUK) 2 1.
Peralatan yang berkaitan dengan pengopersian diidentifikasi masing-masing sesuai
SOP. Pengertian definisi kontrol dalam teknik listrik dijelaskan dengan benar.
Perbedaan antara system kontrol loop terbuka dan loop tertutup dijelaskan dengan
benar. Menjelaskan keuntungan keuntungan menggunakan PLC yang dipakai dalam sistem
kontrol jika dibandingkan dengan rele Menyebutkan bagianbagian perangkat keras PLC
Menjelaskan fungsi dari modul input dan modul output pada PLC Fungsi setiap bagian
blok dari diagram blok PLC dijelaskan dengan benar. Ya 3 Tdk 4 Pelatihan lanjut 5

3
PLC Dasar

2 Karakteristik umum prosesor dijelaskan dan diidentifikasi dengan benar. 


Bagian / komponen perangkat keras PLC diidentifikasi dengan benar.  Sistem
konfigurasi hardware PLC diidentifikasi dengan benar. 2. Diagram kerja dan system
kelistrikan dipahami berdasarkan standar praktis. Pengertian tentang scan program
dalam PLC dijelaskan dengan benar. Pengalamatan (addressing) I/O eksternal dibuat
sesuai dengan ketentuan. Pengertian tentang diagram ladder dijelaskan dengan benar.
3. Tombol dan indicator operasi diidentifikasi sesuai diagram dan urutan operasi.
Program kontrol dengan menggunakan diagram ladder dibuat sesuai standar prosedur
yang berlaku. Program kontrol dimasukan ke PLC sesuai prosedur yang telah
ditetapkan. Program kontrol yang dimasukan ke PLC diuji sesuai prosedur ..
Pengawatan sistem kontrol PLC dilakukan sesuai prosudur.

4
PLC Dasar

II. PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Belajar 1

SISTEM KONTROL DAN PLC

Informasi
Pada kegiatan belajar 1 ini anda akan belajar tentang dasar sistem kontrol dan
konsep dasar pengetahuan dan teknologi PLC. Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat
dan menunjang dalam memahami tentang prinsip kerja PLC dan penggunaanya dalam
sistem kontrol.

Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan petatar dapat : 1. Menjelaskan
pengertian definisi kontrol dalam teknik listrik. 2. Menjelaskan perbedaan antara
sistem kontrol loop terbuka dan loop tertutup 3. Menjelaskan keuntungan-keuntungan
menggunakan PLC yang dipakai dalam sistem kontrol jika dibandingkan dengan rele .
4. Menyebutkan bagian-bagian perangkat keras PLC. 5. Menjelaskan fungsi setiap
bagian blok dari diagram blok PLC. 6. Menjelaskan fungsi dari modul input dan modul
output pada PLC.

Kemampuan Awal
Sebelum mempelajari unit ini anda harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan
tentang : Sistem kontrol rele. Dasar-dasar kontrol elektronika digital.

1. 2.

5
PLC Dasar

Persyaratan Lulus
Untuk dapat lulus dari unit ini anda harus telah mengerjakan seluruh latihan dengan
benar, dan telah pula mengerjakan test dengan skor minimum 70.

1. Uraian Materi Pembelajaran 1


Sistem Kontrol Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata
kontrol disini dapat diartikan “mengatur”, dan apabila kita persempit lagi arti
penggunaan kata kontrol dalam teknik listrik adalah, suatu peralatan atau kelompok
peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk memetapkan tingkah
laku mesin tersebut sesuai dengan yang dinginkan. Sistem yang mempunyai kemampuan
untuk melukukan strart, mengatur dan memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan
output sesuai dengan yang diinginkan disebut “Sistem Kontrol” Dan pada umumnya
sebuah sistem kontrol adalah merupakan suatu kumpulan peralatan
electric/electronic, peralatan mekanik, atau peralatan lainya yang digunakan untuk
menjamin stabilitas, transisi yang halus serta akurasi sebuah proses. Setiap sistem
kontrol mempunyai tiga elemen pokok, yaitu : input, proses, dan output.

Input

PROSES
gambar. 1.1

Output

Seperti ditunjukan pada gambar diatas umumnya input berasal dari transducer.
Transducer ini adalah suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal
listrik. Beberapa contoh dari tranducer diantaranya dapat berupa : tombol tekan,
sakelar batas, termostat, straingages, dsb. Transducer ini mengirimkan informasi
mengenai kuantitas yang diukur. Gambar dibawah menunjukan beberapa contoh dari
peralatan input.

6
PLC Dasar

gambar 1.2

Proses didalam sistem kontrol ini dapat berupa rangkaian kontrol dengan menggunakan
peralatan kontrol yang dirangkai secara listrik. Dan ada pula yang menggunakan
peralatan kontrol dengan sistem pemrogaraman yang dapat diperbaharui atau lebih
populer disebut dengan nama PLC (Programmable Logic Controller). Pada kontrol
dengan sistem pemrograman yang dapat diperbaharui, program kontrol disimpan dalam
sebuah unit memori dan memungkinkan atau dapat merubah program yang telah ditulis
sebelumnya, yaitu dengan cara melakukan pemrogaraman ulang sesuai dengan yang
diinginkan. Tugas dari bagian proses adalah memroses data yang berasal dari input
dan kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output). Sinyal yang berasal
dari bagian proses ini berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk
mengaktifkan peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu, katup, dsb. Dengan
menggunakan peralatan output ini kita dapat merubah besaran/kuantitas listrik
kedalam kuantitas fisik. Gambar dibawah menunjukan beberapa contoh dari peralatan
output.

gambar. 1.3

1) Kontrol Loop Terbuka 7


PLC Dasar

Sistem kontrol loop terbuka adalah merupakan suatu proses dalam suatu sistem yang
mana variabel input akan berpengaruh pada output yang dihasilkan. Gambar dibawah
menunjukan blok diagram dari sistem loop terbuka, yang mungkin dapat membantu anda
dalam memahami sistem kontrol tersebut. Gangguan

Setting

Peralatan Kontrol

Sistem Yang di Kontrol (Proses}


gambar. 1.4

Output Variable

Jika kita lihat blok diagram diatas pada sistem kontrol loop terbuka di sini tidak
ada informasi yang diberikan ke peralatan kontrol yang berasal dari peralatan
output (veriabel yang dikontrol), sehingga tidak dapat diketahui dengan tepat
apakah output yang diinginkan sesuai dengan keinginan atau tidak. Terutama apabila
terjadi gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi output. Oleh karena itu pada
sistem ini akan terjadi kesalahan yang cukup besar oleh karena tidak adanya
koreksi. 2) Kontrol Loop Tertutup Kontrol loop tertutup adalah sebuah proses yang
mana variabel yang dikontrol secara terus menerus disensor kemudian dibandingkan
dengan kuantitas referensi. Adapun variabel yang dikontrol ini dapat berupa hasil
pengukuran seperti misalnya pengukuran temperatur, kelembaban, posisi mekanik,
kecepatan putaran, dsb, Kemudian hasil pengukuran tadi diumpan balikan ke
pembanding (comparator). Pembanding ini dapat berupa peralatan mekanik,
listrik/elektronik, atau pneumatik. Pada alat pembanding ini antara kuantitas
referensi dengan dengan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang dikontrol
dibandingkan, dan sebagai hasilnya adalah sinyal kesalahan. Sinyal kesalahan ini
hasilnya bisa positif atau negatif, secara matematis sinyal kesalahan ini sepeti
ditunjukan pada persamaan dibawah. Error = harga hasil pengukuran variabel yang
dikontrol – set point (referensi) Gambar dibawah menunjukan blok diagram sistem
kontrol tertutup. 8
PLC Dasar

Gangguan

Setting

Error Peralatan Kontrol

Sistem Yang di Kontrol (Proses)

Output Variable Sensor

Umpan-balik
gambar.1.5

Apabila kita lihat gambar blok diagram diatas, maka pada blok peralatan kontrol
dapat berupa peralatan yang dapat bekerja secara mekanik, listrik/elektronik,
ataupun pneumatik, yang mana pada blok ini menerima sinyal kesalahan dan
menghasilkan sinyal output yang kemudian diberikan pada bagian proses untuk
memperbaiki kesalahan sampai hasil/produk betulbetul sesuai dengan yang diinginkan
atau kesalahan sama dengan nol. Demikian mekanisme sistem kontrol loop tertutup,
dan mekanisme tersebut bekerja secara terus-menerus (berkelanjutan). b.
Programmable Logic Controller (PLC) Rele magnit sudah banyak dipakai untuk kontrol
logika di industri beberapa tahun lamanya dan sampai sekarang dan akan tetap
dipakai secara luas pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena pengembangan bahan,
konstruksi dan desain, rele mampu beroperasi ribuan kali tanpa mengalami gangguan.
Namun demikian dalam beberapa hal atau pada kondidsi tertentu logika elektronik
lebih baik dari pada logika rele. Disamping itu hasil pengembangan sistem kontrol
PLC menunjukan bahwa biaya menjadi rendah, serbaguna dan mudah dalam melakukan
commissioning . PLC pada dasarnya dibuat dan dikembangkan untuk digunakan
menggantikan rele yang dipakai dalam sistem kontrol. Standar unit dari PLC
didasarkan pada perangkat keras yang terdiri dari memori yang digunakan untuk
mengontrol mesin atau proses.

9
PLC Dasar

Terdapat empat bagian pokok dari sebuah PLC, yaitu :  Prosesor (CPU) – melalui
program prosesor in mengontrol sebuah proses.  Input - dilengkapi dengan antar
muka antara PLC dengan peralatan input eksternal PLC.  Output - dilengkapi dengan
antar muka antara PLC dengan peralatan output eksternal PLC.  Catu daya -
dilengkapi dengan dengan variasi tegangan yang diperlukan baik untuk prosesor
ataupun bagian I/O. Untuk jelasnya perhatikan gambar. 1.6 berikut ini.

Input

Processor

Output

Memory

Catu Daya

gambar.1.6 Diagram sistem kontrol PLC

Peralatan input eksternal dapat berupa :  Sakelar : sakelar batas, proximity,


apung, tekanan, temperatur, tombol tekan.  Analog.  Logic : BCD (binary code
decimal).  Dsb.

Peralatan output eksternal dapat berupa : 10


PLC Dasar

    

solenoid (katup). Motor starter. Tanda bahaya (alarm). Indikator. Logic : BCD
(binary code decimal)

PLC ini lebih fleksibel dan mudah, karena PLC merupakan alat kontrol yang hanya
didasarkan pada pemrograman dan kemudian mengeksekusi instruksi logika yang
sederhana (program), adapun bahasa pemrograman pada umumnya bentuk ladder atau yang
bahasa lainya seperti mnomenic. PLC juga mempunyai fungsi internal seperti timer,
counter, sift-register. PLC beroperasi dengan cara menguji sinyal input, kemudian
memproses sinyal input tersebut, dan ahirnya menghasilkan sinyal output (sesuai
dengan program yang dibuat dalam memori) yang dipakai untuk menggerakan peralatan,
mesin atau proses. PLC juga dilengkapi dengan peraltan antar muka yang memungkinkan
PLC dapat dihubungkan secara langsung dengan actuator atau transducer seperti pompa
atau katup tanpa melalui rangkaian perantara. Dengan menggunakan PLC ini akan dapat
memungkinkan kita untuk memodifikasi sistem kontrol tanpa melepas atau mengubah
alur pengawatan peralatan kontrol. Yaitu cukup dengan merubah program kontrol
melalui alat pemrogram. Akhir-akhir ini PLC dalam aplikasi banyak dipakai di
industri-industri, karena PLC ini mempunyai keunggulan-keunggulan spesifik.Ada
beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh apabila kita menggunakan PLC dalam
aplikasi kontrol di industri. Ini akan terhihat dengan jelas kalau kita lihat dari
beberapa segi, diantaranya :
 Ditinjau Dari Segi Biaya Jika sebuah aplikasi kontrol yang komplek dan
menggunakan banyak rele, maka akan lebih murah apabila kita menggunakan/memasang
satu buah PLC sebagai alat kontrol. Salah satu masalah apabila aplikasi kontrol
menggunakan rele adalah sama saja dengan kita mengeluarkan biaya untuk membuat satu
rangkaian kontrol yang digunakan untuk satu buah aplikasi kontrol. Ini berarti
apabila kita akan membuat satu atau lebih rangkaian kontrol yang sejenis akan
memerlukan biaya tambahan.

Tetapi dengan menggunakan PLC kita dapat membuat rangkaian kontrol yang sejenis
tanpa memerlukan biaya tambahan untuk membeli komponen kontrol, sebab komponen
kontrol yang diperlukan dalam sistem kontrol tersebut dapat disimulasikan oleh PLC,
seperti contohnya : timer, counter, sequencer, dsb.

Ditinjau Dari Segi Fleksibelitas 11


PLC Dasar

PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan cara
memrogram ulang sesuai dengan yang diinginkan, tidak seperti pada kontrol rele kita
harus melakukan pengawatan ulang dan ini tentu saja akan memakan waktu dan biaya.

Ditinjau Dari Segi Keandalan PLC jauh lebih andal jika dibandingkan dengan kontrol
rele. PLC didesain untuk bekerja dengan keandalan yang tinggi dan jangka waktu
pemakaian yang lama pada lingkungan industri. PLC ini juga diproteksi terhadap
kemungkinan kerusakan akibat surja pada bagian I/O-nya, yaitu dengan cara
menggunakan rangkaian isolasi opto (cahaya). Dengan menggunakan batere cadangan
(back-up) pada RAM atau EPROM untuk menyimpan atau menjaga program aplikasi, maka
dapat dijamin waktu produksi yang vital tidak akan hilang yang dikarenakan oleh
program hilang atau penyimpangan setelah terjadi kesalahan dalam sistem kontrol.
 Mempunyai Kemampuan Seperti Komputer Pada dasarnya PLC adalah komputer juga, dan
ini berarti kita dengan menggunakan PLC dapat mengumpulkan dan momroses data. PLC
dapat pula melakukan diagnosa dan menunjukan kesalahan apabila terjadi gangguan,
sehingga ini sangat membantu dalam melakukan pelacakan gangguan. PLC juga dapat
berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan komputer, sehingga kontrol dapat
ditampilkan dilayar komputer, didokumentasikan, serta gambar kontrol dapat dicetak
dengan menggunakan printer.  Mudah Dalam Melakukan Pelacakan Gangguan Kontrol Pada
layar monitor dapat ditampilkan gambar kontrol, sehingga kita dapat dengan mudah
mengamati apa yang terjadi di sistem kontrol. Ini memungkinkan orang untuk
melakukan evaluasi terhadap kontrol dan melakukan pengubahan atau perbaikan dengan
cukup memasukan perintah melalui papan ketik ((keyboard).

Tabel berikut ini menunjukan perbandingan beberapa jenis media kontrol dalam sebuah
kontrol sistem.

12
PLC Dasar

Tabel. Perbandingan sistem kontrol Karakteristik Harga fungsi setiap Sistem Rele
Sedang Besar Rendah Digital Logic Rendah Sangat compact Sangat cepat Baik Komputer
Tinggi Cukup compact Cukup cepat Cukup Baik Sistem PLC Rendah Sangat compact Cepat
Baik

Ukuran Fisik Kecapatan operasi

Kekebalan terhadap electric Sempurna noise

Instalasi

Sederhana Memakan Memakan Memakan dalam waktu dalam waktu dalam waktu dalam
pemrograman desain dan desain pemrograman dan pemasangan pemasangan Ya Ya Ya

Kemampuan dalam operasi Tidak yang rumit Mudah dalam Sangat sulit mengubah fungsi

Sulit

Cukup sulit

Sangat sederhana

Jelek – Jelek jika IC Jelek – mempunyai Mudah dalam disolder mempunyai banyak
pemeliharaan langsung ke beberapa cardkontakPCB card tambahan kontak

Baik – hanya memerlukan sedikit card standar

Gambar. 1.7 menunjukan sebuah struktur blok dari PLC yang mungkin dapat membantu
dalam memahami apa itu PLC.

13
PLC Dasar

Alat Pemrogram

Memori Program Unit Kontrol Memori Kerja Catu Daya

Rangkai-an Input

Perlengkapan Input

Rangkai-an Output

Perlengkapan Input

gambar. 1.7

PLC adalah sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada pemrograman dan
eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal seperti, timer, counter,
dan sift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses
guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instrusi
logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa sinyal
output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin.
Atarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara
langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan rele. Pada prinsipnya PLC
mempunyai tiga bagian pokok yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda, tiga
bagian tersebut adalah :
  

Pemroses Memori Input/Output.

Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori, kemudian diproses oleh PLC
berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya. Hasil proses adalah
berupa output, output inilah yang dipakai untuk mengontrol peralatan. Kerja dari
PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang terdapat di memori ini.

1) CPU (Central Processing Unit) Tugas dari CPU dalam PLC adalah mengontrol dan
mensupervisi semua operasi PLC, sebuah komunikasi internal atau “Bus System”
membawa informasi dari dan ke CPU, I/O, dan memori. Seperti ditunjukan pada gambar
dibawah , bahwa CPU dihubungkan ke memori dan I/O oleh tiga macam Bus, yaitu : 14
PLC Dasar

  

Control Bus Address Bus Data Bus

Control Bus, mengijinkan CPU mengontrol kapan harus menerima atau mengirim
informasi dari salah satu yaitu I/O atau memori. Address Bus, mengijinkan CPU untuk
menetapkan alamat untuk membuka komunikasi pada daerah tertentu yang ada di memori
atau I/O. Data Bus, mengijinkan CPU, memori dan I/O untuk saling tukat-menukar
informasi (data). Jumlah garis paralel dalam address bus ditentukan oleh besarnya
lokasi memori yang dapat dialamatkan , sedangkan ukuran dari data bus menuntukan
besarnya jumlah bit informasi yang dapat dilewatkan antara CPU, memori dan I/O.

Panel Pemrogram

Unit

Input Output

15
PLC Dasar

2) Memori

Untuk menyimpan program dan data PLC menggunkan memori semikonduktor seperti RAM
(Random Access Memory) atau PROM (Programmable Read Only Memory seperti EPROM atau
EEPROM. Dalam beberapa hal RAM digunakan untuk pemrograman awal dan pengujian,
sebab dengan menggunakan RAM ini dapat dengan mudah melakukan pengubahan program.
RAM yang ada di PLC ini dilengkapi dengan backupbattery yang berfungsi untuk
mempertahankan agar program tidak hilang ketika sumber daya PLC dimatikan. 3) Modul
Input/Output Unit I/O merupakan antar muka (interface) antara mikroelektronika dari
PLC dengan peralatan dari luar PLC. Dengan menggunakan interface ini sinyal output
PLC dikondisikan dan disesuaikan dengan peralatan dari luar PLC.

Opto-couplerFilter Buffer Driver interface Latch


Sitem Bus I/O

B u f f e r

Data Bus

B u f f e r

Optional EPROM Program Store

C CPU l o c k

UserB a Program t RAM e r e

ROM Sistem

Data RAM
Control Bus Address Bus

B u f f e r

16
PLC Dasar

Sebab kadang-kadang PLC dihubungkan secara langsung dengan actuator atau transducer
yang terdapat di sistem kontrol. Dipasaran kita temui ada dua macam PLC yaitu PLC
jenis Compact dan Modular. Pada PLC jenis Compact antarmuka (interface) I/O sudah
menyatu dengan CPU-nya, sedangkan jenis modular antarmuka (interface) berupa modul
I/O yang terpisah dengan modul CPU. a) Modul input Terdapat perbedaan dalam
melakukan pengawatan input antara PLC dengan kontrol rele. Rangkaian input logika
rele dapat dihubungkan secara langsung ke kumparan dari rele. Namun tidak demikian
dengan input untuk PLC. PLC memerlukan peralatan modul I/O. Modul I/O ini berfungsi
untuk mengubah tegangan yang umum dipakai pada kontrol rele (220 VAC, 24 VDC, atau
yang lainya) ke dalam tegangan level TTL untuk dimasukan ke PLC. Gambar dibawah
menunjukan rangkaian dasar dari peralatan yang dipakai untuk mengkondisikan dan
memodifikasi sinyal output dari luar PLC.

220 VAC

+5V

Logic ke PLC
gambar. 1.9

b) Modul Output Pada kontrol rele kontak-kontak dari rele dapat secara langsung
dihubungkan ke peralatan output. Pada PLC itu tidak dapat dilakukan, karena pada
umumnya tegangan kerja tidak cocok dengan peralatan output. Untuk itu modul output
diperlukan guna menyesuaikan tegangan yang sesuai dengan tegangan kerja peralatan
output. Gambar dibawah menunjukan rangkaian dasar dari peralatan yang dipakai untuk
mengkondisikan dan memodifikasi sinyal output dari PLC. Disini sinyal masuk ke
modul output dari data-bus PLC kemudian diproses untuk disesuaikan dengan level
tegangan yang diperlukan oleh peraltan output.

220 VAC 17 Dari port output PLC Ke peralatan output PLC


PLC Dasar

gambar. 1.10

Terdapat perbedaan dalam melakukan pengawatan rangkaian kontrol rele dan kontrol
PLC. Gambar. 1.11 (a) berikut menunjukan pengawatan rangkaian kontrol rele dan
gambar. 1.11 (b) menunjukan pengawatan rangkaian kontrol PLC.

Pengawatan Rangkaian Kontrol Rele

+ 24 V F5

L1 L2 L3 PE

S1 F3…F5 S3 18
PLC Dasar

S2

K1 S2

K2

S3 K2 K1 H1 0V

K1 K2 K1 H2 K2

F5

gambar. 1.11 (a)

Pengawatan Rangkaian Kontrol PLC

F5 S1 S2 S3

+24V

00

01

03

04

Input Channel

L1 19
PLC Dasar

00

01 K2 K1

02

03 K1 K2

04

Output Channel

H1

H2

gambar. 1.11 (b)

2. Rangkuman Beberapa media kontrol telah dibahas dalam unit ini, termasuk juga
keunggulan PLC sebagai alat kontrol jika dibandingkan dengan rele. PLC secara
khusus didesain untuk dapat dihubungkan atau dipasang pada sistem kontrol di
industri atau aplikasi lainya. Untuk dapat mengerti lebih mendalam apa itu PLC kita
harus menguasai konsep dasar operasi dari microcomputer, karena PLC ini pada
dasarnya bekerja berdasarkan prinsip microcomputer ini, namun tanpa menguasai
konsep inipun kita dapat mengoperasikan PLC untuk aplikasi kontrol yang sederhana.

20
PLC Dasar

3. Test Formatif 1. Gambarkan diagram blok sebuah PLC dan jelaskan secara singkat
fungsi dari setiap bagian blok tersebut. 2. Jelaskan fungsi dari modul input dan
output yang digunakan dalam PLC. 3. Sebutkan keuntungan yang dapat kita peroleh
dalam sistem kontrol yang menggunkan PLC jika dibandingkan dengan kontrol rele. 4.
Apa fungsi dari kelengkanpan optocoupler yang terpasang pada modul input dan
output. 5. Jelaskan perbedaan antara sistem kontrol open-loop dan closed-loop. 6.
Gambar sebuah diagram yang menujukan elemen utama dari sebuah sistem kontrol.

21
PLC Dasar

4. Kunci Jawaban (Latihan 1) 1. Terdapat empat bagian pokok dari sebuah PLC,
yaitu :  Prosesor (CPU) – melalui program prosesor in mengontrol sebuah proses. 
Input - dilengkapi dengan antar muka antara PLC dengan peralatan input eksternal
PLC. Semua peralatan input eksternal yang akan dihubungkan ke PLC harus melalui
rangkaian ini..  Output - dilengkapi dengan antar muka antara PLC dengan peralatan
output eksternal PLC. Semua peralatan output eksternal yang akan dihubungkan ke PLC
harus melalui rangkaian ini.  Catu daya - dilengkapi dengan dengan variasi
tegangan yang diperlukan baik untuk prosesor ataupun bagian I/O.

22
PLC Dasar

Semua peralatan input eksternal yang akan dihubungkan ke PLC harus melalui
rangkaian ini.apun blok diagramnya adalah sebagai berikut : Input Processor Output

Memory

Catu Daya

2. Modul I/O merupakan antar muka (interface) antara mikroelektronika dari PLC
dengan peralatan dari luar PLC. Dengan menggunakan interface ini sinyal input yang
menuju ke PLC ataupun sinyal output dari PLC dikondisikan dan disesuaikan dengan
peralatan dari luar PLC. Sebab kadang-kadang PLC dihubungkan secara langsung dengan
actuator atau transducer yang terdapat di sistem kontrol. 3. Keuntungan yang dapat
diperoleh apabila system kontrol menggunakan kontrol PLC jika dibandingkan dengan
kontrol Rele Karakteristik Harga fungsi setiap Sistem Rele Sedang Besar Rendah
Sistem PLC Rendah Sangat compact Cepat Baik

Ukuran Fisik Kecapatan operasi

Kekebalan terhadap electric Sempurna noise

23
PLC Dasar

Instalasi

Sederhana Memakan dalam waktu dalam pemrograman desain dan dan pemasangan
pemasangan Ya

Kemampuan dalam operasi Tidak yang rumit Mudah dalam Sangat sulit mengubah fungsi

Sangat sederhana

Jelek – Baik – hanya mempunyai Mudah dalam memerlukan banyak pemeliharaan sedikit
card kontakstandar kontak

4.

Untuk mengisolasi secara elektrik antara peralatan internal PLC dengan peralatan
eksternal PLC.

5. Pada sistem kontrol loop terbuka di sini tidak ada informasi yang diberikan ke
peralatan kontrol yang berasal dari peralatan output (veriabel yang dikontrol),
sehingga tidak dapat diketahui dengan tepat apakah output yang diinginkan sesuai
dengan keinginan atau tidak. Sedangkan kontrol loop tertutup adalah sebuah proses
yang mana variabel yang dikontrol secara terus menerus disensor kemudian
dibandingkan dengan kuantitas referensi. 6. Setiap sistem kontrol mempunyai tiga
elemen pokok, yaitu : input, proses, dan output.

Input

PROSES

Output

24
PLC Dasar

B. Kegiatan Belajar 2

PERANGKAT KERAS PLC

Informasi
Pada unit ini anda akan mempelajari tentang instalasi dan identifikasi perangkat
keras PLC. Pengetahuan ini akan sangat menunjang dalam memahami secara lebih rinci
tentang karakteristik spesifikasi perangkat keras PLC Tujuan :

25
PLC Dasar

Setelah selesai mempelajari unit ini, diharapkan petatar dapat : 1. 2. 3. 4.


Mengidentifikasi bagian / komponen perangkat keras PLC SLC 500 dan CPM1A.
Mengidentifikasi spesifikasi teknis perangkat keras PLC. Menjelaskan karakteristik
umum prosesor SLC 500 dan CPM1A Mengidentifikasi sistem konfigurasi hardware PLC
SLC 500 dan CPM1A

Kemampuan Awal
Sebelum mempelajari unit ini anda harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan
tentang : 1. Teknik pemasangan dan pengawatan komponen kontrol. 2. Interprestasi
gambar teknik listrik. 3. Komponen kontrol.

Presyaratan Lulus
Untuk dapat lulus dari unit ini anda harus telah mengerjakan seluruh latihan dengan
benar, dan telah pula mengerjakan test dengan skor minimum 70.

1. Uraian Materi Pembelajaran 2


Sistem Konfigurasi 1) Bagian – bagian CPU CPM1A a) Komponen-komponen dari CPU CPM1A
seperti ditunjukan pada gambar dibawah.

26
PLC Dasar

gambar. 2.1

Indikator Status PLC


Indikator PWR (green) RUN (green) ERR/ALM (red) Status ON OFF ON OFF ON Berkedip
OFF ON OFF Arti Power diberikan ke PLC Power tidak diberikan ke PLC PLC beroperasi
pada mode RUN atau MONITOR PLC pada moda PROGRAM atau terjadi kesalahan fatal
Terjadi kesalahan fatal (Operasi PLC terhenti) Terjadi kesalahan yang tidak fatal
(Operasi PLC tetap berlangsung) Mengindikasikan beroperasi normal Data sedang
ditransfer melalui Peripheral Port Data sedang tidak ditransfer melalui Peripheral
Port

COMM (orange)

Indikator Input Indikator ini akan menyala apabila input ON. Apabila terjadi
kesalahan fatal, Lampu indikator berubah sebagai berikut : CPU atau I/O bus error :
input indikator OFF Memory atau sistem error : input indikator tetap pada status
sebelum kesalahan (error) terjadi, meskipun status input berubah. 27
PLC Dasar

Indukator Output Indikator ini menyala ketika rele output ON. Komunikasi Host Link
Dengan komunikasi Host Link memungkinkan sebuah host komputer mengontrol sampai 32
PLC OMRON. Untuk menghubungkan PLC dengan komputer dapat menggunakan adapter RS-
232C atau RS-422. Komunikasi 1-1 Komunikasi seperti ditunjukan pada gambar dibawah
adalah metoda hubungan 1:1 yaitu hubungan antara PLC CPM1 dengan Komputer IBM PC/AT
atau komputer yang kompatibel dengan IBM PC/AT.

gambar. 2.2 Komponen Adapter Komunikasi (RS-232C Adapter) Komponen-komponen yang


terdapat pada RS-232C adapter seperti ditunjukan pada gambar dibawah.

28
PLC Dasar

gambar. 2.3

Bagian dan fungsi dari komponen-komponen tersebut adalah : Mode Setting Switch Set
saklar ini ke host apabila akan menggunakan sistem host link untuk menghubungkan ke
personal komputer. Dan set saklar ke NT apabila ingin menghubungkan PLC ke komputer
dengan metoda 1:1 NT Link. Connector Connector ini digunakan sebagai penghubung ke
CPU Peripheral Port. RS-232C Port Dengan menggunakan kabel RS-232C Port ini
dihubungkan ke peralatan lain seperti Personal Computer, Peralatan Peripheral dan
Terminal Pemrogram.

2) Konfigurasi PLC AB SLC 500 Telah kita ketahui sebelumnya bahwa PLC SLC 500
terdapat dua macam modul yaitu PLC fixed dan modular, gambar. 2.4 di bawah
menunjukan contoh konfigurasi dari kedua macam modul tersebut.

gambar. 2.4

Modul PLC jenis fixed merupakan kombinasi dari catu daya, prosesor (CPU), dan I/O
dalam satu unit. Modul PLC jenis modular terdiri dari sebuah catu daya, kerangka,
modul prosesor yang dimasukan pada slot 0, dan modul-modul I/O yang lain dimasukan
pada slot-slot yang lain pada kerangka.

29
PLC Dasar

a) Nomor Slot Nomor slot diindikasikan seperti gambar. 2.4 diatas. Pada PLC model
fixed slot 0 digunakan untuk prosesor dan I/O dalam satu unit, sedangkan slot 1 dan
2 digunakan untuk modul ekspansi yang dipasang pada kerangka ekspansi. Pada PLC
model modular, slot 0 dipakai untuk modul prosesor dan slotslot yang lain untuk
modul-modul I/O. b) Nomor Katalog Ketika kita mengkonfigurasi PLC terlebih dahulu
kita harus menetapkan nomor katalog prosesor, nomor katalog kerangka, dan nomor
katalog modul I/O. Nomor-nomor katalog ini tercantum pada komponenkomponen di sini
kita tinggal mencocokan dengan daftar yang sudah ada di software, kemudian
menetapkanya. Sebagai catatan bahwa setiap kita membuat program harus konsisten
dengan konfigurasi yang telah dibuat sebelumnya. Jika kita menggunakan konfigurasi
PLC yang berbeda maka dalam pembuatan program harus menyesuaikan dengan konfigurasi
yang baru, karena alamatnya juga tentu sudah berbeda. Komunikasi Online Untuk
menghubungkan antara komputer dengan PLC menggunakan kabel komunikasi (1747-C10)
dan peralatan interface converter RS-232/DH-485 (1747-PIC). Lokasi channel
komunikasi seperti ditunjukan pada gambar. 2.5 berikut

30
PLC Dasar

gambar. 2.5

Untuk melakukan penyambungan dengan cara memasukan salah satu ujung kabel
komunikasi ke dalam port komunikasi PLC, dan ujung yang satu lagi sambungkan ke
konektor DH-485 dari interface converter 1747PIC. Adapun konektor DH-485 seperti
ditunjukan pada gambar.2.6 berikut ini.

gambar. 2.6

Kemudian masukan konektor RS-232 dari interface converter ke port serial komunikasi
komputer, jika pada komputer mempunyai port 9 pin, maka anda memerlukan adapter 9 –
25 pin. Gambar. 2.7 berikut menunjukan hubungan (komunikasi) antara PLC dengan
personal computer.

gambar. 2.7

31
PLC Dasar

b. Spesifikasi Komponen PLC Omron Jenis CPM1A 1) Spesifikasi Umum Dari Unit CPU
Jenis CPM1A Spesifikasi secara umum CPU jenis CPM1A dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Item Supply voltage Operating Voltage Range Power Consumption Inrush current
External Power Supply (AC type only) AC type DC type AC type DC type AC type DC
type 10-point I/O 20-point I/O 100 to 240 VAC, 50/60 H 24 VDC 85 to 264 VAC 20.4 to
26.4 VDC 30 VA max 6 W max 30 A max 24 VDC 200 mA 30-point I/O 40-point I/O

60 VA max. 20 W max. 60 A max. 300 mA

Power Supply voltage Power supply out put capacity Insulation resistance Dielectric
strength Noise Immunity Vibration resistance Shock resistance Ambient temperature
Ambient Humidity (operating) Ambient environment (operating) Terminal screw size
Power supply holding time CPU weight AC type DC type

20 MΩ min.(at 500 VDC ) between the external AC terminals and protective earth
terminals. 2,300 VAC 50/60 Hz for 1 min between the external AC and protective
earth terminals, leakage current: 10 mA max 1,500 Vp-p, pulse width: 0.1 to 1 µs,
rise time: 1 ns (via noise simulation) 10 to 57 Hz, 0.075-mm amplitude, 57 to 150
Hz, acceleration: 9.8 m/s2 (1G) in X,Y and Z directions for 80 minutes each (1.e.
swept for 8 minuts,10 times) 147 m/s2 (20G) three times each in X,Y and Z
directions Operating: 00 to 550 C Storage: -200 to 750 C 10% to 90% (with no
condensation) With no corrosive gas M3 AC type: 10 ms min; DC type: 2 ms min (A
power interruption occurs if power falls below 85% of the rated voltage for longer
than the power interruption time) 400 g max. 500 g max. 600 g max. 700 g max. 300 g
max. 400 g max. 500 g max. 600 g max.

2) Karakteristik CPU-CPM1A Adapun karakteristik spesifik dari CPU-CPM1A


penjelasanya seperti tertulis pada tabel dibawah ini.
Item Control method I/O control method Programming language Instruction length
Types of Instructions Executions time 10 point I/O 20 point I/O 30 point I/O 40
point I/O Stored program method Combination of the cyclic scan and immediate
refresh processing methods Ladder diagram 1 step per instruction, 1 to 5 words per
instruction Basic instructions: 14 Special instructions: 77 types 135 instructions
Basic instructions: 0.72 to 16.2 µs Special instructions: 12.375 µs (MOV
instruction)

32
PLC Dasar

Program capacity CPU Maximu

m
I/O points

only
With Expansion I/O unit

2,048 words 10 points (6 input/ 4 output) -----

20 points (12 input / 8 input) ----

30 points (18 input/12output) 99 points (54 input/36 output)

40 points (24 input/16 output) 100 points (60 input/40 output)

Input bits Out bits Work bits (IR area) Special bits (SR area) Temporary bits (TR
area) Holding bits (HR area) Auxiliary bits (AR area) Link bits (LR area)
Times/counters

Data memory Interrupt processing Memory protection Memory backup

Self-diagnostic functions Program check High-speed counter Quick-response inputs


Input time constant Analog volume settings

00000 to 00915 (Words 0 to 9) 01000 to 01915 (words 10 to 19) 512 bits: IR 20000 to
23115 (Words IR 200 to IR 231) 384 bits: SR 23200 to 25515 (words SR 232 to SR 255)
8 bits (TR0 to TR7) 320 bits: HR0000 to HR 1915 (words HR 00 to HR 19) 256 bits: AR
0000 to AR 1515 (Words AR 00 to AR 15) 256 bits: LR 0000 to LR 1515 (Words LR 00 to
LR 15) 128 times/counters(TIM/CNT 000 to TIM/CNT 127) 100-ms timers: TIM 000 to TIM
127 10-ms timers: TIM 00 to TIM 127 Decrementing counters and reversible counters
Read/write: 1,024 words (DM 0000 to DM 1023) Read-only: 512 words (DM 6144 to DM
6655) 2 points 4 points (response time: (response time: 0.3 ms max) 0.3 ms max) HR,
AR, Data memory area contents and counter values maintained during power
interruptions Flash memory: User program, data memory (read only) ( Non- battery
powered storage) Capacitor backup: Data memory (Read/write), holding bits,
auxiliary memory, counter (20 days at ambient temperature of 250 C) CPU failure
(watchdog timer), I/O bus errors (continuously checked during operation) No END
instruction, programming errors (continuously checked during operation) 1 point: 5
kHz single-phase or 2.5 kHz two-phase (linear count method) Increment mode: 0 to
65,535 (16 bits) Up/Down mode: -32,767 to 32,767 (16 bits) Together with the
external interrupts inputs. (Min. pulse width: 0.2 ms) Can be set to 1 ms, 2 ms,4
ms, 8 ms,16 ms, 32 ms, 64 ms, or 128 ms. 2 controls (0 to 200BCD)

3) Struktur Area Memory PLC-CPM1A Dalam tabel berikut ini adalah merupakan struktur
area memory dari tipe CPM1A. Data area
IR area1 Input area Output area Work area

PLC

Words
IR 000 to IR 009 (10 words) IR 010 to IR 019 (10 words) IR 200 to IR 231 (32 words)

Bits
IR 00000 to IR 00915 (160 bits) IR 01000 to IR 01915 (160 bits) IR 20000 to IR
23115 (512 bits)
Function
These bits can be allocated to the external 1/O terminals. Work bits can be freely
used within the program

33
PLC Dasar

SR area TR area

SR 232 to SR 255 (24 words) ---

SR 23200 to SR 25515 (384 bits) TR 0 to TR 7 (8 bits) HR 0000 to HR 1915 (320 bits)


AR 0000 to AR 1515 (256 bits)

HR area2

HR 00 to HR 19 (20 words) AR 00 to AR 15 (16 words)

AR area2 LR area1 Timer/Counter area2 DM area Read/write2

LR 00 to LR 15 LR 00000 to LR 1515 (16 words) (256bits) TC 000 to TC 127 (timer/


counter numbers)3 DM 0000 to DM 0999 DM 1022 to DM 1023 (1,002 words) DM 1000 to DM
1021 (22 words) ------

Error log4

Red – only4 PC Setup4

DM 6144 to DM 6599 (456 words) DM 6600 to DM 6655 (56 words)

These bits serve specific functions such as flags and control bits These bits are
used to temporarily store ON/OFF status at program branches. These bits store data
and retain their ON/OFF status when power is turned off These bits serve specific
function such as flags and control bits Used for a 1:1 data link with another PC
The same numbers are used for both timers and counters DM area data can be accessed
in word units only. Word values are required when the power is turned off Used to
store the timer of occurrence and error code of errors that occur. These word can
be used as ordinary read/write DM when the error log function isn’t being used.
Cannot be overwritten from program Used to store various parameters that control PC
operation.

Keterangan : Area IR (Internal Relay) Bit-bit dalam area IR mulai dari IR00000
sampai IR00915 dialokasikan untuk terminal CPU dan unit I/O. Bit input mulai dari
IR00000, dan bit output mulai dari IR01000. Bit IRwork dapat digunakan secara bebas
dalam program . Dan ini hanya digunakan dalam program, IRwork tidak secara langsung
dialokasikan untuk terminal I/O eksternal. SR (Special Relay) Bit rele spesial ini
adalah bit yang digunakan untuk fungsi-fungsi khusus seperti untuk flags(misalnya,
dalam opersi penjumlahan terapat kelebihan digit, maka carry flag akan set “1”),
kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC, dan sistem 34
PLC Dasar

clock. AR (Auxilary Relay) Bit AR ini adalah bit yang digunakan untuk flag yang
berhubungan dengan operasi PLC CPM1A. Bit ini diantaranya digunakan untuk menujukan
kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi I/O spesial,
kondisi unit input/output, kondisi CPU PLC, kondisi memory PLC dsb. HR (Holding
Relay) Dapat difungsikan untuk menyimpan data (bit-bit penting) karena tidak akan
hilang walaupun sumber tengan PLC mati. LR (Link Relay) Digunakan untuk link data
pada PLC Link System. Artinya untuk tukar-menukar informasi antar dua atau lebih
PLC dalam suatu sistem kontrol yang saling berhubungan satu sama lain. TR (Tempory
Relay) Berfungsi untuk menyimpan sementara kondisi logika progam ladder yang
mempunyai titik pencabangan khusus. TC (Timer/Counter) Untuk mendifinisikan suatu
sistem tunda waktu (Timer), ataupun untuk penghitung (Counter). Untuk timer TIM
mempunyai orde waktu 100 ms dan TIMH mempunyai orde waktu 10 ms. TIM 000 s.d. TIM
015 dapat dioperasikan secara interrupt untuk mendapatkan waktu yang lebih presisi.
DM (Data Memory) Data memory berfungsi untuk penyimpanan data-data program, karena
isi DM tidak akan hilang walaupun sumber tengan PLC mati. DM word mulai dari DM0000
sampai DM0999 dan DM1022 dan DM1023 dapat digunakan secara bebas dalam program. DM
word yang dialokasikan untuk fungsi-fungsi khusus, adalah :

DM Read/Write
Pada DM ini data bisa ditulis dan dihapus oleh program yang kita buat.

DM Error Log
Pada DM ini disimpan informasi-informasi penting dalam hal mengalami kegagalan
sistem operasionalnya. PLC

DM Read Only
Dalam DM ini data hanya dapat dibaca saja (tidak bisa ditulisi)

DM PC Set Up
Data yang diberikan pada DM ini berfungsi untuk Setup PLC. Pada DM inilah kemampuan
kerja PLC didefinisikan untuk pertama kali sebelum PLC 35
PLC Dasar

tersebut diprogram dan dioperasikan pada suatu sitem kontrol. c. Spesifikasi PLC
Allen Bradley Jenis SLC 5/03 PLC Allen Bradley jenis SLC 5/03 mempunyai dua model,
yaitu, model modular dan Fixed (kompak). Seperti ditunjukan pada gambar. 2.8 adalah
gambar PLC tipe modular. Untuk jenis modular terdiri dari rak (chasis), catu daya,
prosesor (CPU), dan modul I/O. Adapun jenis Kompak terdiri dari catu daya,
prosesor, dan I/O yang terpasang tetap , yang kesemuanya dikemas dalam satu unit.

gambar. 2.8

1) Catu Daya Apabila kita mengkonfigurasi PLC jenis modular, maka harus ada catu
daya pada setiap rak-nya. Pembebanan yang berlebihan pada catau daya akan
mengakibatkan cepat rusak. Untuk itu dalam memilih catu daya (power supply) harus
hati-hati, yaitu dengan cara menghitung kebutuhan daya yang diperlukan sesuai
dengan konfigurasi hardwarenya. Terdapat tiga macam tegangan masukan yang dapat
dihubungkan ke catu daya. Untuk tegangan masukan 120/240 V AC dapat dipilih dengan
menggunakan jumper (tempatkan jumper pada tempat yang sesuai dengan besarnya
tegangan input). Sedangkan untuk tegangan DC, tegangan masukananya adalah 24 Volt
DC. Untuk lebih jelasnya perhatikan spesifikasi dari catu daya yang digunakan pada
PLC SLC 500 jenis modular pada gambar. 2.9 berikut ini.

36
PLC Dasar

gambar. 2.9

2) Prosesor (CPU) SLC 500 Prosesor seperti telah dijelaskan sebulumnya, yaitu
berfungsi untuk mengontrol dan mengsupervisi semua operasidi dalamPLC. Sebuah
komnikasi internal berupa Internal Bus membawa informasi dari dan ke prosesor,
memori dan unit I/O keduanya dibawah kontrol CPU. Gambar. 2.10 berikut ini
menunjukan beberapa komponen yang terdapat pada CPU SLC 5/03.

37
PLC Dasar

gambar. 2.10

Tabel berikut ini memberikan penjelasan secara umum setiap status dari LED yang
terdapat pada PLC SLC5/03. TABEL Processor LED When It Is
On ( Steadily) Flashing (during Operation) RUN (Color: green) Off Flashing ( at
power up) FLT (Color: red) Flashing (during

Indicates That
The processor is in the Run Mode The Processor is Transferring a program from RAM
to the memory Module The processor is in a mode other than Run The processor has
not been configured The processor detects a major

38
PLC Dasar

Operation On (steadily) Off On (steadily) BATT (Color: red ) Off Flashing FORCE
(Color: amber)

On (steadily) Off On ( steadily )

DH485 ( Color: green )

Flashing Off On (flashing) DF 1 Mode Off DF1 Mode On ( steadily ) DH 485 Mode
Flashing DH485 Mode Off DH485 Mode

RS232 ( Color: green )

error either in the processor, expansion chassis or memory A fatal error is present
(no communication). There are no errors The battery voltage has fallen below a
threshold level, or the battery or the battery jumper is missing or not connected
The battery is functional The battery jumper is present One or more input or output
addresses have been forced to an On or off state but the forces have not been
enabled The forces have been enabled No forces are present or enabled The
communications Active Bit ( S: 1/7 ) is set in the System Status file and processor
is actively communicating on the network. There are no other active nodes on the
network. A fatal error is present ( no communications ) The SLC 5/03 is
transmitting on the network The SLC 5/03 processor is not transmitting on the
network The Communication Active Bit (S:1/7) is set in the System Status file and
the processor is actively communicating on the network The processor is trying to
establish communications on the network. A fatal error is present (no
communications).

Prosesor SLC 5/03 mempunyai sakelar kunci yang terdapat pada bagian panel depan
yang memungkinkan kita untuk dapat memilih salah satu dari tiga pilihan (mode),
yaitu : Run, Program, dan Remote.  Posisi RUN Pada posisi ini prosesor
mengeksekusi program ladder, memonitor peralatan Input, memberkejakan peralatan
output, dan dapat pula melakukan forced pada I/O. Disini kita dapat merubah mode
prosesor dengan cara mengubah posisi sakelar kunci ke posisi RUN. Pada mode ini
kita tidak dapat melakukan edit terhadap program.  Posisi PROG

39
PLC Dasar

Pada posisi ini prosesor tidak mengeksekusi program ladder, dan output PLC tidak
kerja. Pada posisi ini kita dapat meng-edit program. Untuk mengubah mode prosesor
ke posisi PROG, yaitu dengan cara mengubah posisi dari REM atau RUN ke posisi PROG.
Apabila posisi sakelar kunci pada posisi PROG, kita tidak dapat mengubah mode dari
prosesor melalui alat pemrogram.  Posisi REM Pada posisi REM ini kita dapat
mengubah posisi mode prosesor dari atau melalui alat pemrogram dan dapat pula
melakukan edit program ladder sementara antar PLC dengan peralatan pemrogram dalam
kondisi online.Untuk mengubah mode prosesor ke posisi REM, yaitu dengan cara
mengubah posisi sakelar kunci dari posisi RUN atau PROG ke posisi REM. 3) Modul I/O
Modul input dan output adalah merupakan antarmuka (interface) yang dipakai untuk
mensensor dan mengkaktifkan sebuah mesin atau sistem kontrol. Terdapat dua jenis
I/O jika kita tinjau dari sinalnya, yaitu modul I/O untuk sinyal digital dan modul
I/O untuk sinyal analog. a) Modul I/O Digital Modul digital ini telah didesain
untuk dapat menyesuaikan dengan level tegangan dan arus sesuai dengan tegangan
komponen sistem kontrol. Dengan demikian maka dengan menggunakan modul digital ini
kita dapat secara langsung menghubungkan sinyal melalui terminal yang ada di panel
depan dari modul I/O tersebut. Gambar. 2.11 berikut menunjukan salah satu contoh
dari modul I/O digital dimana channel input dan channel output dikemas dalam satu
unit modul.

40
PLC Dasar

gambar. 2.11

b) Modul I/O Analog 41


PLC Dasar

PLC juga dapat mengolah sinyal analog secara segnifikan. Modul analog ini dapat
digunakan menangani tugas-tugas pokok pada sistem kontrol loop tertutup (closed-
loop control), seperti contoh pada kontrol level otomatis, kontrol kecepatan, dan
sebagainya. Gambar. 2.12 berikut menunjukan salah satu dari modul I/O analog.

gambar. 2.12

4) Kerangka (Chassis)

42
PLC Dasar

Kerangka atau chassis ini merupakan rumah dari prosesor dan modul I/O pada jenis
PLC modular. Catu daya dipasang pada posisi paling kiri pada kerangka. Adapun modul
prosesor, dan modul-modul I/O dipasang di sebelah kanan secara berurutan. Semua
komponen dapat dengan mudah dipasang/dimasukan ke dalam kerangka tersebut, karena
dalam kerangka terdapat alur penuntun yang dapat menjamin komponen terpasang dengan
benar. Tidak dipergunakan peraltan khusus untuk memasukan dan melepas kompnen dari
dan ke kerangka. Terdapat tiga maca ukuran kerangka, yaitu : 4 – slot, 10 – slot
dan 13 – slot. Gambar. 2.13 berikut menunjukan salah satu dari kerangka yang
dipakai untuk jenis PLC modular.

gambar. 2.13

2. Rangkuman 43
PLC Dasar

Merek dan jenis yang ada di pasar banyak sekali, untuk itu kita dengan cermat
mengidentifikasi hardware PLC terutama yang berkaitan dengan konfiguarsi sistem
serta spesifikasi teknis dari PLC tersebut. Ini dimaksudkan agar kita tidak
mengalami kesalahan dalm memilih atau menetapkan sesuai kebutuhan serta tidak salah
dalam penanganya.

44
PLC Dasar

3. Test Formatif 1. Jelaskan apa perbedaan antara PLC model compact (fixed) dan
model modular. 2. Sebutkan area-area data yang terdapat memori PLC CPM1A. 3.
Gambarkan secara sederhana hubungan hardware dan jelaskan secara singkat bagaimana
PLC CPM1A dapat berkomunikasi dengan Personal Computer.

45
PLC Dasar

4. Kunci Jawaban (Latihan 2) 1. PLC dengan model Fix (compact) adalah PLC tersebut
bagian power supply, modul input, modul output dan prosesornya, dikemas secara
kompak menjadi satu unit. Sedangkan pada jenis modular bagian-bagian seperti
disebut diatas dibuat terpisah (unit tersendiri). 1. Area data yang ada di memori
CPM1A - Area IR (Internal Relay) - AR (Auxilary Relay) - HR (Holding Relay) - LR
(Link Relay) - TR (Tempory Relay) - TC (Timer/Counter) - DM (Data Memory) 3.
Komunikasi 1-1 Komunikasi seperti ditunjukan pada gambar dibawah adalah metoda
hubungan 1:1 yaitu hubungan antara PLC CPM1 dengan Komputer IBM PC/AT atau komputer
yang kompatibel dengan IBM PC/AT.

46
PLC Dasar

C. Kegiatan Belajar 3
TEKNIK PEMROGRAMAN

Informasi
Pada unit ini anda akan mempelajari tentang bagaimana membuat program kontrol dan
mengoperasikan PLC SLC 500 dan CPM1A. Pengetahuan ini akan sangat menunjang dalam
PLC sebagai alat kontrol. Disamping itu juga dapat memberikan pengetahuan awal
tentang pembuatan program kontrol PLC yang merupakan dasar untuk dapat membuat
program yang lebih komplek dalam aplikasi kontrol.

Tujuan :
Setelah selesai mempelajari unit ini petatar dapat : 1. Menjelaskan konsep file
yang dipakai untuk menyimpan program PLC. 2. Membuat file prosesor (program
kontrol) dengan menggunakan software APS dan SYSWIN. 3. Menjelaskan hubungan antara
I/O eksternal dengan prosesor (CPU). 4. Membuat pengalamatan (addressing) I/O
eksternal. 5. Menjelaskan pengertian tentang scan program. 6. Menjelaskan
pengertian tentang diagram ladder. 7. Membuat diagram ladder. 8. Menjelaskan cara
memasukan program ke PLC. 9. Melakukan download file prosesor ke PLC. 10. Melakukan
test program. 11. Menggunakan software Syswin 2.1 untuk membuat program kontrol.
12. Membuat dan menguji program kontrol aplikasi sederhana menggunakan instruksi
bit, timer dan counter. 13. Melakukan pengawatan (wiring) PLC

Kemampuan Awal
Sebelum mempelajari unit ini anda harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan
tentang : 1. Dasar-dasar pengoperasian komputer. 2. Dasar-dasar teknologi kontrol
(rele) 3. Hardware PLC.

Persyaratan Lulus
Unutk dapat lulus dari unit ini anda harus telah mengerjakan seluruh latihan dengan
benar, dan telah pula mengerjakan test dengan skor minimum 70.

47
PLC Dasar

1. Uraian Materi Pembelajaran 3

Pada unit sebelumnya telah dijelaskan secara detaial apa itu PLC termasuk juga
keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh jika dalam sistem kontrol kita
menggunakan PLC sebagai alat kontrol. Pada unit ini akan kita bahas tentang
bagaimana melakukan pemrograman PLC. Setiap pabrikan tentu mempunyai standar
sendiri-sendiri dalam hal pemrograman. Untuk itu disini akan kita ambil contoh
bagaimana melakukan pemrograman pada PLC merk Omron tipe CPM1A dan PLC Allen-
Bradley tipe SLC 5/03, sesuai dengan bahasan pada unit sebelumnya. a. Scan Program
Sebuah PLC beroperasi dengan cara mengeksekusi program yang terdapat di memori PLC
secara berulang-ulang (loop) seperti ditunjukan pada gambar. 3.1(a) berikut.
Instruksi-instruksi yang terdapat dalam program dieksekusi secara berurutan dari
awal hingga ahir dan berkesinambungan, dan ketika instruksi yang terahir selesai
dieksekusi, maka operasi akan kembali lagi dan mulai dari instruksi awal, proses
ini akan berlangsung terus selama PLC masih dalam kondisi running. Aksi seperti
yang ditunjukan pada gambar. 3.1(a) disebut dengan program scan, dan peroda dari
loop disebut dengan program scan time. Adapun setiap perioda scan lamanya waktu
tergantung dari sedikit banyaknya program PLC dan kecepatan prosesor dari PLC
tersebut, namun pada umumnya adalah 2 – 5 mS untuk setiap kilo program, secara
keseluruhan rata-rata waktu scan mengambil waktu sebasar 10 – 50 mS. Gambar. 3.1(a)
dapat diperluas seperti ditunjukan pada gambar. 3.1(b) disini terlihat bahwa saat
mulai scan semua pernyataan yang terhubung dengan input dibaca kemudian disimpan
dalam memori PLC. Jika PLC beroperasi dimana program di scan berdasarkan urutan
seperti telah dijelaskan diatas, maka status output tidak akan berubah dengan
segera. Sebuah area memmori dalam PLC yang berhubungan dengan output diubah oleh
program, kemudian secara serentak status output diperbaharuhi (update) pada ahir
dari proses scan. Secara singkat aksi tersebut dapat dijelaskan bahwa proses dari
scan adalah membaca input, scan program dan memperbaharuhi output.

48
PLC Dasar

Baca semua input

Program

Program

Perbaharuhi semua input

(a)
gambar. 3.1

(b)

Scan program ini akan membatasi kecepatan sinyal dimana sebuah PLC dapat merespon
sinyal tersebut. Pada gambar. 3.2(a) adalah sebuah ilustrasi dimana PLC akan
digunakan untuk menghitung pulsa kecepatan tinggi dimana kecepatan pulsa lebih
rendah dari kecepatan scan, disisni akan didapatkan bahwa PLC akan menghitung pulsa
dengan benar. Pada gambar. 3.2(b) kecepatan pulsa lebih tinggi dari kecepatan scan,
disini akan terlihat bahwa terjadi kesalahan dalm menghitung jumlah pulsa.

49
PLC Dasar

(a) 1 1 1 1 0 1 1 2 1 2 0 2 1 3 1 3

terlewat (b) 1 1 0 1 1 2 0 2 1 3 0 3 0 3 1 4

gambar. 3.2

Scan program PLC ini juga akan berpengaruh kepada waktu respon (respon time).
Seperti ditunjukan pada gambar 3.3, disini terlihat bahwa ternyata scan program
akan mengakibatkan pergeseran antara input dan utput. Sebuah input akan menyebabkan
sebuah output, berdasarkan gambar 3.3 di bawah apabila input ON akan menyebabkan
output ON atau sebaliknya apabila input OFF output OFF. Disini dapat kita lihat
bahwa terdapat pergeseran waktu antara transisi perubahan status dari OFF ke ON
pada input dan pada output (waktunya tidak bersamaan).

Baca Input

Output diperbaharui

Input berubah disini

Tetapi tidak terlihat sampai disini 50


PLC Dasar

Input

Output image berubah disini

Output image berubah disini

Output Secara nyata output berubah disini Program Scan Tunda Waktu (a)
gambar. 3.3

Secara nyata output berubah disini Program Scan Program Scan

Tunda Waktu (b)

Pada gambar 3.3 (a) menunjukan bahwa input terjadi (perubahan status) sesaat
sebelum scan dimulai, ini akan mengakibatkan pengaktifan (energization) output
terjadi dalam satu perioda scan berikutnya. Sedangkan pada gambar 3.3 (b)
menunjukan input terjadi (perubahan status) setelah input dibaca, sehingga saat itu
status input yang terbaca adalah OFF dan status ON-nya baru akan terbaca pada scan
yang kedua sebelum output ON (energized). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
respon dapat terjadi atau diberikan bervariasi antara satu atau dua perioda scan.
Dalam kebanyakan aplikasi pergeseran (tunda waktu) operasi peralatan berlangsung
dalam waktu puluhan milli-detik, dan ini tidak akan terlalu bermasalah apabila PLC
merespon sebuah plan yang dioperasikan menggunakan tombol tekan. Permasalahan akan
muncul apabila masukan yang diberikan ke PLC adalah berupa peralatan input dengan
aksi cepet seperti photocell. Tata letak program PLC itu sendiri dapat menghasilan
tunda waktu yang tidak diinginkan, jika alur program dibuat tidak sesuai dengan
alur scan program PLC.

51
PLC Dasar

PLC bekerja mulai dari instruksi pertama untuk setiap scan, kemudian secara
berurutan melanjutkan pada instruksi berikutnya sampai ahir program. Pada gambar.
3.4(a) menunjukan bahwa sebuah input menyebabkan sebuah output, namun program
tersusun melalui lima step, dimana alur logika program berlawanan dengan alur scan.
Pada scan pertama input menyebabkan kejadian A, pada scan berikutnya A menyebabkan
kejadian B, dan demikian seterusnya sampai scan ke lima yang menyebabkan kejadian D
dan kemudian menyebabkan output energized. Jika program tersusun seperti ditunjukan
pada gambar. 3.4(b) urutan secara keseluruhan akan terjadi hanya dalam satu kali
scan.

D menyebabkan output C menyebabkan D B menyebabkan C A menyebabkan B Input


menyebabkan A (a)

Input menyebabkan A

Arah alur program

Arah alur program

A menyebabkan B B menyebabkan C C menyebabkan D D menyebabkan output (b)

gambar. 3.4

b. Identifikasi Input / Out put dan Alamat Bit pada PLC Omron Tipe CPM1A-20 I/O
Pada tabel dibawah ditunjukan bit IR yang dialokasikan pada terminal I/O pada CPU
tipe CPM1A 52
PLC Dasar

Number of I/O Terminals on the CPU 10 20

CPU Terminals Inputs 6 points: 00000 to 00005 12 points: 00000 to 00011 18 points
00000 to 00011 24 points: 00000 to 00011 00100 to 00111 Outputs 4 points: 01000 to
01003 8 points: 01000 to 01007 12 points 01000 to 01007 01100 to 01103 16 points:
01000 to 01007 01100 to 01107

Expansion I/O Unit Terminals Inputs ----36 points: 00200 to 00211 00300 to 00311
00400 to 00411 Outputs ----24 points: 01200 to 01207 01300 to 01307 01400 to 01407

Power Supply AC DC AC DC AC DC

Model Number

CPM1A-10CDR-A CPM1A-10CDR-D CPM1A-20CDR-A CPM1A-20CDR-D CPM1A-30CDR-A CPM1A-30CDR-D

30

40

AC DC

CPM1A-40CDR-A CPM1A-40CDR-D

Pengalamatan Dalam SYSWIN Pengalamatan ini adalah sangat penting untuk kita harus
mengetahui format alamat dari merek dan jenis PLC yang digunakan, sebab jika kita
salah 53
PLC Dasar

menuliskan alamat akan mengakibatkan sistem tidak bekerja atau bekerja tida sesuai
dengan yang kita inginkan. Dalam pengalamatan menggunakan software SYSWIN mempunyai
dua komponen yaitu channel dan nomor bit antara keduanya harus dipisahkan dengan
sebuah titik. Sebagai contoh untuk pengalamatan input dan output eksternal untuk
tipe PLC tipe CPM1A-20 I/O, seperti ditunjukan pada gambar. 3.5 berikut ini. Alamat
input eksternal 000.05

000.05 Menunjukan nomor bit (terminal) Menunjukan channel input

Alamat output eksternal 010.03

010.03 Menunjukan nomor bit (terminal) Menunjukan channel output

gambar. 3.5

c. Identifikasi Input / Out put dan Alamat Bit pada PLC Allen Bradley Tipe SLC 5/03

54
PLC Dasar

1) Komunikasi antara Peralatan I/O Eksternal Dengan Prosesor Setiap rangkaian input
eksternal ditunjukan oleh status bit dalam file data input dari file prosesor dan
setiap rangkaian output eksternal ditunjukan oleh status bit dalam file data output
dari file prosesor. Selama PLC beroperasi prosesor memerapkan data input ke program
dan memproses data tersebut berdasarkan pada instruksi yang telah dimasukan ke
dalam program. Sebagai ilustrasi bagaimana antara I/O dengan prosesor berkomunikasi
dapat dilihat pada gambar . 3.6 berikut ini.

gambar. 3.6

Pengalamatan (Addressing) I/O Eksternal

55
PLC Dasar

Seperti telah diterangkan pada pembahasan sebelumnya bahwa input eksternal dan
output eksternal disambungkan ke input file data dan output file data dari
prosesor. Untuk kita harus menetapkan alamat yang benar ketika memasukan instruksi
dalam ladder. Untuk maksud tersebut, pengalamatan input mempunyai bentuk format
alamat , sebagai berikut :

I:e/b
Dimana : I : e / B = = = = = Input file data. Elemen atau pembatas slot. Nomor slot
modul input. Bit atau pembatas terminal. Nomor terminal yang digunakan /
dihubungkan dengan peralatan.

Mirip dengan yang telah diterangkan diatas, pengalamatan output mempunyai bentuk,
sebagai berikut :

O:e/b
Dimana : O : e / B = = = = = Output file data. Elemen atau pembatas slot. Nomor
slot modul output. Bit atau pembatas terminal. Nomor terminal yang digunakan /
dihubungkan dengan peralatan.

Contoh : I:1/0 I:2/0 O:3/0 O:3/7 O:0/7 Input, slot 1, terminal 0 Input, slot 2,
terminal 0 Output, slot 3, terminal 0 Output, slot 3, terminal 7 Output, slot 0,
terminal 7 (karena PLC model Fixed hanya mempunyai slot 0 I:0/5 = Intput, slot 0,
terminal 5 (karena PLC model Fixed hanya mempunyai slot 0 Dengan menggunakan
software APS pengalamatan I/O dapat dilihat seperti pada gambar. 3.6 berikut. = = =
= =

56
PLC Dasar

Sebagai contoh apabila kita memasukan instruksi XIO (Examine if Open) atau pada
kontak-kontak rele biasa kita sebut dengan kontak NO dengan alamat O:2/5, maka APS
akan menampilkan gambar, sebagai berikut : O:2

O:2 5

adalah output data pada slot 2 adalah nomor terminal dari modul output
gambar. 3.7

d. Metoda Pemrograman Persyaratan pokok dari setiap bahasa pemrograman PLC adalah
bahwa bahasa pemrograman haruslah mudah dipahami dan digunakan dalam situasi
kontrol. Dengan demikian maka diperlukan bahasa pemrograman level tinggi (High
Level Language), untuk melengkapi beberapa perintah atau instruksi yang mendekati
fungsi yang dikehendaki oleh seorang ahli teknik dan teknisi dalam bidang kontrol.
Diagram ladder merupakan metoda yang telah dipakai untuk menggambarkan rangkaian
logika rele. Teknisi listrik di industri pada umumnya sudah familier dengan diagram
ladder ini. Namun demikian beberapa PLC merek lain mengembangkan atau menggunakan
bahasa pemrograman yang lain disamping juga menggunkan bahasa ladder, seperti
contohnya yaitu menggunakan bahasa pemrograman STL (statement List), CSF (Control
Sistem Flowchart), dan Grafik (Sequence Control). Sebuah program logika ladder
terdiri dari sejumlah rung dan sejumlah instruksi yang ditempatkan pada rung
tersebut. Setiap instruksi masing-masing mempunyai sebuah alamat data yang saling
berhubungan. Dengan didasarkan pada status dari instruksi-instruksi tersebut suatu
hasil dari proses kontrol dapat kita peroleh. Gambar. 3.8 dibawah menunjukan sebuah
diagram ladder 1 rung dan dalam rung tersebut terdiri dari dua instruksi input dan
satu instruksi output yang digunakan pada PLC merek Allen Bradley. Instruksi Input
XIC XIO Instruksi Output OTE 57
PLC Dasar

I:1

I:1

O:3

XIC XIO OTE

= Examine if Closed (NO), alamat I:1/0 = Examine if Open (NC), alamat I:1/1 =
Output Energize, alamat O:3/0
gambar. 3.8

e. Software Pemrograman SYSWIN 2.0 1) Memulai Kerja Dengan SYSWIN Software Omron
SYSWIN didesain untuk digunakan pada PLC dengan seri SYSMAC C dan CV . Software
delengkapi dengan fasilitas metoda pembuatan dan pemelihraan program serta
pengujian operasi, baik pada saat online maupun offline. SYSWIN mempunyai fasilitas
yang koperhensif yang dapat dimanfaatkan oleh pemrogram, mulai dari mengedit,
network debugging, termasuk juga :
      

Pembuatan program baru Pengeditan dan store program Upload dan Down load program ke
PLC Status program selama program dieksekusi PLC Pemberian keterangan pada Program
Pemeliharaan library files Pencetakan program dan dokumentasi termasuk cross-
refernces

SYSWIN dapat dijalankan di Microsoft Windows (versi 3.1 atau versi diatasnya) pada
komputer standar IBM dan kompatible 386/486 dan Pentium. SYSWIN mudah digunakan dan
memungkinkan pemrogram dapat mengkonfigurasi dengan cepat sebuah proyek khusus,
memasukan network dan data program. Program PLC dapat dibuat dalam bahasa Ladder
atau Statement List. Editor statement list memmungkinkan program PLC dapat dilihat
dan diperiksa dalam format mnemonic.

58
PLC Dasar

Software SYSWIN berkomunikasi dengan SYSMAC C atau CV melalui antamuka (serial


interface) RS-232C atau RS-422, atau SYSLINK untuk layanan jaringan. Setelah
software terinstal Windows Program Manager akan menampakan grup windows baru untuk
SYSWIN. Dengan demikian software sudah siap untuk dijalankan, dan dapat dimulai
dengan cara meng-klik dua kali pada icon SYSWIN. Jika pilihan Auto-Connect dipilih
pada SYSWIN Preferences maka secara otomatis software akan mulai jalan dengan
memeriksa port komunikasi yang dipilih sesuai dengan defaultnya. Ketika SYSWIN saat
pertama jalan, akan menunjukan windows seperti tampak pada gambar. 3.9 di bawah.

gambar. 3.9

Window SYSWIN mempunyai keunggulan yaitu dengan menggunakan keyboard atau mouse
atau kedua-duanya kita dapat dengan mudah membuat program kontrol. 2) Pemrograman
PLC Struktur Program

59
PLC Dasar

Meskipun dalam pembuatan program kita dapat menggunakan hanya satu network, namun
SYSWIN mempunyai fasilitas dalam pembuatan program, dimana beberapa network dikemas
dalam suatu grup. Konsep dari pemrograman dalam sebuah blok adalah merupakan hal
yang baru dalam SYSWIN 2.0, dan ini di desain untuk mempermudah dalam
menulis/membuat program, yaitu dengan cara memisahkan blok -blok tersebut dan
mengaturnya. Suatu hal yang baru yang terdapat pada SYSWIN versi ini adalah
mempunyai keunggulan bahwa program dapat dibuat dalam sebuah blok yang didalam blok
tersebut berisi beberapa grup, dengan demikian kita cukup menulis beberapa program
yang lebih kecil yang kemudian dapat digabung menjadi program yang besar, seperti
ditunjukan pada contoh dibawah.

PROGRAM
BLOK 1 - STARTUP GROUP
NETWORK 1 NETWORK 2 NETWORK 3 - Power

GROUP
NETWORK 4 NETWORK 5 NETWORK 6 - Control

BLOK 2 - OPERATION GROUP


NETWORK 1 NETWORK 2 NETWORK 3 - Valves

gambar. 3.10

Membuat Program Ladder Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana proses persiapan
pembuatan 60
PLC Dasar

program dengan bahasa Ladder menggunakan SYSWIN, dan bagaimana menggunakan beberapa
tool untuk menambah produktifitas. SYSWIN mempunyai beberapa metoda kerja dengan
menggunakan tool yang tersedia, anda dapat menggunakan salah satu mouse atau
keyboard untuk membuat program. Pada penjelasan berikutnya disini secara umum akan
menggunakan keyboard. Gunakan perintah File/New untuk memulai pembuatan proyek
baru. maka dialog Project Setup akan nampak di layar, sehingga anda dapat men-setup
parameter-parameter dasar. Kemudian anda kembali ke ruang kerja pemrograman dan
siap untuk memberi instruksi input dalam network yang pertama.

gambar. 3.11

c) Ruang Kerja Pemrograman Dengan Menggunakan Bahasa Ladder Ketika pertama


menjalankan SYSWIN atau membuka program anda selalu melihat pada rel sebelah kiri,
dimana program ladder selalu dimulai. Pada bagian kanan rel terdapat juga ruang
kerja. Apabila anda telah selesai membuat network secara lengkap instruksi output
akan terhubung dengan rel sebelah kanan.

Window Pemrogramaan SYSWIN

Notional Network 61
PLC Dasar

Ruang kerja Pemrograman Ladder

gambar. 3.12

d) Membuat Network Pada contoh dibawah kita hanya akan menggunakan tiga buah elemen
(instruksi) pada network pertama. Simbol instruksi ditempatkan secara berurutan
mulai dari kiri ke kanan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 
Tekan tombol (“), maka kontak dialog akan nampak dan kemudian anda dapat memasukan
informasi kontak dialog tersebut.  Masukan “253.13” sebagai alamat, kemudian tekan
Enter, maka identifikasi alamat akan ditampilkan diatas simbol dalam program. 
Tekan kembali tombol (“) untuk menempatkan kontak yang lain, dan kemudian kotak
dialog akan tampak kembali.  Masukan “HR1” sebagai alamat, dan kemudian tekan
Enter, maka identifikasi alamat akan ditampilkan diatas simbol yang tertulis dengan
format bit - HR00.01.  Tekan tombol (-) dua kali, maka garis penyambung horisontal
akan berpindah ke kanan.  Tekan “O” untuk menempatkan instruksi output, maka
dialog output akan tampak.  Masukan “200” sebagai alamat, kemudian tekan Enter,
maka simbol akan ditampilkan dengan alamat 2.00, dan simbol intruksi ini akan
menyambung dengan rel sebelah kanan, dengan demikian maka sudah lengkaplah dalam
membuat network. e) Memperluas Network

62
PLC Dasar

Beberapa network dapat diperluas dengan fungsi pengeditan yang sederhana. Sebagai
contoh, untuk membuat instruksi OR pada awal network cukup melakukan langkah
sebagai berikut : Tempatkan kursor pada posisi simbol paling kiri. Gunakan tombol
anak panah untuk memindahkan pada posisi tersebut.

Tekan tombol anak panah turun (Down Arrow) untuk membuat garis simbol baru, maka
network akan diperluas ke arah bawah, dan kursor akan terdapat di rel sebelah kiri,
dan siap untuk disisipi simbol baru.

Tekan tombol (“) untuk menempatkan kontak NO, maka kontak dialog akan tampak.

Masukan “HR0” sebagai alamat, kemudian tekan Enter. Dengan demikian maka window
akan menutup dan alamat HR000.00 akan tertulis diatas simbol.

Tekan tombol anak panah keatas (Up-Arrow) untuk memindahkan ke garis atas. Kursor
diposisikan untuk siap disisipi garis vertikal baru..

Tekan `I` untuk menyisipi garis penghubung vertikal, dengan demikian maka garis
pertama dan kedua sekarang tersambung.

Menambah Network Melanjutkan pembuatan program biasanya anda memerlukan network


baru. Gunakan perintah Block/Insert Network untuk membuka network baru. Dialog akan
meminta penyisipan diatas atau di bawah network yang dipilih. Apabila anda telah
memilih maka sebuah network baru akan tampak dalam ruang kerja, dan anda dapat
memulai memasukan instruksi pada network tersebut. Memasukan Fungsi, Timer Dan
Counter Kebanyakan dalam penulisan program dengan menggunakan bahasa Ladder akan
menggunakan fungsi sebagai tambahan pada instruksi dasar, yaitu biasanya
menggunakan timers dan counters. Dalam memasukan instruksi fungsi timer dan counter
adalah sama dengan instruksi dasar, tetapi oleh karena pada timer dan counter
memerlukan parameter data untuk mengoperasikan fungsi tersebut, sehingga mempunyai
dialog yang berbeda dengan instruksi dasar.

63
PLC Dasar

Menyimpan dan Membuka File Proyek Menyimpan file proyek pada disk dapat dilakukan
sama seperti pada aplikasiaplikasi Window lainya. File proyek SYSWIN disimpan dalam
sebuah file dengan format tertentu , dan hanya dapat dibaca dengan menggunakan
software SYSWIN. Beberapa macam format file digunakan, tergantung pada metoda dari
pemrograman yang digunakan untuk membuat proyek, dan versi dari SYSWIN yang
digunakan untuk membuat proyek tersebut. File-file tersebut bisa diidentifikasi
dengan nama extension file-nya , sebagai contoh : Proyek.SWP Proyek.SWL Proyek.SWB
SYSWIN 2.0 Program SYSWIN 2.0 Library SYSWIN 2.0 Back-up File

Anda dapat menyimpan file kapan saja, selama testing, dan khususnya saat komputer
dan PLC terhubung. Ketika anda mengubah proyek, SYSWIN akan mengingatkan apakah
proyek sebelumnya akan di alihkan ke proyek yang baru atau masih mempertahankan
proyek yang lama. Menyimpan File ke Disk Dengan menggunakan perintah File/Save
Project kita dapat menyimpan sebuah proyek ke disk, apabila anda telah menyimpan
proyek ke disk sekali dan anda mengubah proyek kemudian anda menyimpan kembali
dengan nama file yang sama, maka file yang lama akan tertimpa (overwrite) dengan
file yang baru. Anda dapat menggunakan icon toolbar atau menu untuk menyimpan
proyek ke disk. Ketika anda untuk pertama kalinya menyimpan sebuah proyek, maka
dialog standar window untuk penyimpan file akan tampak di layar, dengan demikian
anda dapat menempatkan dan memberi nama file. Untuk menyimpan file ikuti langkah-
langkah sebagai berikut : Tempatkan File Pada Directory Yang Anda Pilih Gunakan
Directories dan Drives untuk mencari tempat dimana file akan ditempatkan.

Beri Nama Proyek Pilih File Name, dan beri nama file proyek yang sesuai (panjang
nama file maksimum 8 karakter).

64
PLC Dasar

Periksa Format File Yang Akan Disimpan Program file akan disimpan sebagai (.SWP)
atau sebagai library (.SWL) tergantung pada saat menetapkan format file dalam
dialog Project Setup.
 

Klik OK Untuk Mengawali Penyimpanan File

Membuka File dari Disk Proyek yang telah tersimpan di disk dapat dibuka dengan
perintah File/Open Project. Diolog Open Project akan muncul sama seperti pada
aplikasi Window yang lainya.
 

Pilih directory dimana file project tersimpan. Pilih format file yang dinginkan,
anda dapat memilih jenis format file pada daftar format file. Pilih dan buka proyek
yang diinginkan, dengan cara meng-klik dua kali pada nama file yang anda inginkan,
atau klik sekali pada nama proyek yang diinginkan kemudian klik tombol OK.

Pengujian Program Bekerja dengan SYSWIN dalam keadaan komputer terhubung dengan
PLC, berarti anda mengontrol semua aspek transfer program dan data antara komputer
dan PLC. Anda dapat memonitor operasi dari program , termasuk area data memori yang
sedang dimodifikasi , dan perubahan interaksi instruksi dan data pada saat progam
jalan atau program tidak dijalankan. Terdapat lima elemen dengan PLC, yaitu :
    

pemrograman dalam keadaan komputer terhubung

Setup hubungan, termasuk komunikasinya Download program dan eksekusi Memonitor


program Pengeditan program saat online Pengeditan area memory PLC

Sebelum menghubungkan komputer dengan PLC anda harus mengetahui dengan pasti
tentang spesifikasi peralatan yang dipakai sehingga tidak mengalami kesalahan dalam
melakukan set-up. Berikut adalah checklist yang mungkin dapat membantu anda dalam
memeriksa hubungan antara PLC dengan Komputer.

65
PLC Dasar

Tetapkan Parameter Esensial dari PLC Periksa bahwa proyek yang dibuat sesuai dengan
jenis PLC yang digunakan. Catat karakteristik yang penting dari PLC yang berkaitan
dengan : memory, setup I/O, dsb.

Tetapkan Jenis Komunikasi Yang Digunakan Yakinkan bahwa komputer telah


dikonfigurasi dengan benar untuk berkomunikasi dengan PLC

Periksa Proyek Dalam Hal Ketelitian Dan Kelengkapanya Gunakan SYSWIN tools untuk
memeriksa isi proyek dan network, dan bilamana perlu buat copynya.

Buat Catatan Yang Sesuai Mengenai Tugas/Fungsi Dari I/O Buat daftar dari semua
peralatan I/O dan beri keterangan tugas/fungsinya.

Buat Map Memory PLC Yang Digunakan Buat catatan tentang variabel yang dipakai dalam
program, yang mana ini dapat didapatkan dalam memory PLC untuk keperluan
Monitoring.

Set Up Komunikasi PLC Untuk menghubungkan PLC dengan Komputer, maka memerlukan set-
up hardware dan software yang sesuai. Anda boleh menghidupkan PLC apabila telah
betul-betul secara fisik antara komputer dengan PLC terhubung. Untuk memeriksa
hubungan anda dapat menghidupkan PLC, kemudian gunakan perintah
Project/Comunications untuk set-up parameter software dan tes hubungan. Dalam
dialog ini anda dapat menggunakan daftar dan memilih parameter yang akan digunakan,
seperti : Port Pilih nama dari port yang akan digunakan untuk hubungan ke PLC

Unit Masukan data tentang jumlah PLC yang akan dihubungkan dalam sistem.

Baud Pilih kecepatan komunkasi yang diinginkan, dan ini harus cocok dengan set-up
yang ada di PLC

Protokol Pilih jenis protokol komunikasi yang diinginkan, dan ini sekali lagi harus
sesuai dengan set-up dalam PLC.

66
PLC Dasar

Tes Hubungan Setelah set parameter selesai , klik pada tombol Test PLC untuk
melihat apakah ada hubungan atau tidak. Apabila ada hubungan, maka akan ditampakan
dalam layar kata “Connected”, dengan demikian kini anda siap untuk memulai
melakukan operasi on-line yang lain.

Operasi Mode PLC Sebelum melakukan download dan eksekusi, adalah penting untuk
mengetahui pada mode mana PLC dapat di set ketika sedang on-line. Mode Operasi PLC
dapat di set dengan menggunakan perintah Online/Mode. Memilih mode baru akan
mengubah kondisi PLC segera setelah anda menerima dialog sesuai keinginan. Mode
Monitor Pada moda monitor sementara program dalam keadaan jalan dan komputer
terhubung dengan PLC program dapat diedit.

Mode Run Pada mode ini membuat PLC mengeksekusi program. Pada mode ini umumnya
digunakan untuk pengujian final setelah progam di-tes dan didebug. SYSWIN tidak
dapat menulis ke PLC dalam kondisi PLC pada mode Run.

Mode Stop/Program Memilih mode Stop sama saja menghentikan PLC, dan pada mode ini
digunakan untuk me-download program dan data ke PLC. Download Program PLC Untuk
mentransfer program dari komputer ke PLC, menggunakan perintah Online/Download. PLC
harus dalam posisi mode Stop/Program untuk dapat melakukan download. Dalam dialog
download memberikan beberapa pilihan tentang jenis PLC dan kemudian anda memilih
jenis PLC yang digunakan, semua elemen yang anda pilih dalam dialog akan di
download ke PLC. 2) Contoh Pembuatan Program Pada gambar. 3.13 adalah menunjukan
gambar rangkaian kontrol rele selfholding. Berdasarkan rangkaian kontrol rele
tersebut akan kita buat diagram ladder dengan menggunkan software SYSWIN. Pada
contoh tersebut kita hanya akan menggunakan tiga buah elemen 67
PLC Dasar

(instruksi) pada network pertama. Simbol instruksi ditempatkan secara berurutan


mulai dari kiri ke kanan. Pada ahir pembuatan diagram ladder kita buat satu network
baru untuk ditempati dengan instruksi END yang menandakan ahir dari sebuah program.

PB1

PB2 K

00000 PB1 01000 K

00001 PB2

01000 K

gambar. 3.13

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :  Tekan tombol (“), maka kontak
dialog akan nampak dan kemudian anda dapat memasukan informasi kontak dialog
tersebut.  Masukan “000.000” sebagai alamat, kemudian tekan Enter, maka
identifikasi alamat akan ditampilkan diatas simbol dalam program.

68
PLC Dasar

 Tekan kembali tombol (“) untuk menempatkan kontak yang lain, dan kemudian kotak
dialog akan tampak kembali.  Masukan “000.01” sebagai alamat, dan kemudian tekan
Enter, maka identifikasi alamat akan ditampilkan diatas simbol dalam program. 
Tekan tombol (-) dua kali, maka garis penyambung horisontal akan berpindah ke
kanan.  Tekan “O” untuk menempatkan instruksi output, maka dialog output akan
tampak.  Masukan “010.00” sebagai alamat, kemudian tekan Enter, maka simbol akan
ditampilkan dengan alamat 010.000, dan simbol intruksi ini akan menyambung dengan
rel sebelah kanan  Tekan tombol Alt-down errow, maka pada network tersebut akan
tersisipi oleh lajur baru.  Tempatkan cursor pada bagian paling kiri dan tekan
tombol (“), kemudian masukan alamat “010.00” dan tekan tombol “I” atau tombol kunci
F5 atau juga tool bar dengan tanda gambar (I) untuk menyisipi garis penghubung
vertikal, dengan demikian maka garis pertama dan kedua sekarang tersambung, dengan
demikian maka sudah lengkaplah dalam membuat network.  Buat network baru yaitu
dengan cara menekan tombol Shift-F6 atau melalui tool bar dengan tanda gambar
dengan keterangan insert network. Apabila tombol telah ditekan maka akan tampak
network baru dalam ruang kerja, dan anda dapat memasukan instruksi pada network
tersebut.  Kemudian tekan tombol F atau tombol kunci F8, maka akan muncul dialog
box, kemudian klik select, lalu pilih fungsi END(01), klik OK dan sekali lagi klik
OK, dengan demikian maka akan muncul instruksi END(01) pada network tersebut.
Dengan demikian lengkaplah sudah pembuatan program ladder.

69
PLC Dasar

f. Software Pemrograman APS (Advanced Programming Software) Sebelum kita mulai


memasukan atau membuat program ke memori PLC kita harus mengetahui terlebih dahulu
tentang konsep file SLC 500, sebab program yang anda buat nantinya akn disimpan
dalam suatu file yang disebut dengan file processor. 1) Konsep File SLC 500 CPU
atau prosesor adalah merupakan otak dari PLC, sebagai bagian dari sistem kontrol
prosesor ini haruslah diberi masukan terlebih dahulu, yaitu berupa program kontrol
agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Program yang telah dibuat dan
disimpan dalam suatu file yang disebut dengan file prosesor. Di dalam file prosesor
ini terdapat file-file yang dikelompokan menjadi dua, yaitu :  File program, yaitu
merupakan file tempat penyimpanan dan kontrol dari program utama atau subroutine. 
File data, yaitu merupakan file tempat menyimpan status data dari input, output,
prosesor, timer, counter, dan sebagainya. a) File Prosesor Setiap CPU dapat
mengakses hanya 1 (satu) file prosesor dalam satu kesempatan. File prosesor ini
dibuat dari beberapa file program (sampai 256 buah file tiap CPU) dan file data
(sampai 256 buah file tiap CPU). Processor File

Program File

Data File

gambar. 3.14

70
PLC Dasar

b) File Program File program ini berisikan sistem informasi PLC, program kontrol
utama, dan program subroutine. Di dalam file program ini terdapat file-file yang
secra garis besar dapat dikelompokandalam empat kelompok, yaitu :  File 0 - Sistem
Program File ini digunakan untuk menyimpan konfigurasi PLC dan sistem informasi
yang lain.  File 1 File ini dicadangkan untuk penggunaan internal PLC.  File 2 -
Program Ladder Utama File ini digunakan untuk menyimpan program kontrol utama. 
File 3 – 255 - Program Ladder Subroutine File adalah merupakan file pilihan dan
digunakan untuk programprogram subroutine. Kebanyakan kita bekerja dengan file
program yang terdapat di file 2, yaitu file program utama. File ini berisikan
program ladder yang dibuat untuk mengontrol sesuatu dalam aplikasi. c) File Data
File data berisikan data yang satu sama lain saling terkait denga file program,
setiap file prosesor dapat berisi sampai dengan 256 file data. Filefile data ini
diorganisasi dan dipilah-pilahkan berdasarkan jenis data yang ada di file tersebut,
setiap data dalam file-file ini mempunyai alamat (address) yang saling berhubungan
satu sama lain, file data yang sudah teridentifikasi ini nantinya digunakan dalam
file program. Sebagai contoh sebuah input mempunyai sebuah alamat yang menunjukan
lokasi dalam file data input. Demikian juga sebuah timer yang ada di dalam file
data timer mempunyai sebuah alamat yang saling berhubungan dengan file program yang
memungkinkan untuk dapat menunjukan data dalam file program. Setiap file prosesor
data berisi 256 file data, yang mana file dengan nomor 0 sampai 8 merupakan default
file. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut ini.  File 0 - Output
Data File ini digunakan untuk menyimpan status data dari terminal output PLC. 71
PLC Dasar

 File 1 - Input Data File ini digunakan untuk menyimpan status data dari terminal
input PLC.  File 2 - Status data File ini digunakan untuk menyimpan informasi dari
operasi PLC.  File 3 – 7 File-file ini adalah merupakan file yang telah ditetapkan
untuk atau sebagai Bit, Timer, Counter, Control, dan penyimpanan data Integer. 
File 8 File ini digunakan prosesor untuk menyimpan data bilangan pecahan
(floating).  File 9 – 259 File ini dapat diterapkan oleh pengguna sebagai bit,
counter, timer, control, integer, float, string dan penyimpanan data ASCII.
Kebanyakan kita bekerja dengan file data dalam file 0 – 1, yaitu file input dan
file output. 2) Membuat File Prosesor Dalam pembuatan file prosesor PLC selalu
dalam keadaan offline. Terdapat empat langkah pokok apabila kita akan membuat file
prosesor, yaitu :     Membuat nama file dan mengkonfigurasi PLC. Memasukan
program ladder. Menambah keterangan dalam rung. Menyimpan file prosesor ke disk.

Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah pembuatan file prosesor : 1. Membuat
Nama File dan Mengkonfigurasi PLC a. Mengakses window pembuatan file prosesor

Tekan

OFFLINE CONFIG F4

, kemudian

CREATE FILE F6 72
PLC Dasar

b. Membuat Nama File Ketik nama file pada baris yang telah disediakan di window
Create Processor File, kemudian tekan enter. c. Memasukan nomor katalog yang sesuai
dengan jenis proesor yang kita gunakan Untuk melakukan ini anda dapat menggunkan
tombol fungsi F2 dengan cara menekan tombol tersebut. Tekan SELECT PROC F2

d. Jika menggunakan PLC model fixed dan tidak menggunakan rangka ekspansi, maka
proses konfigurasi berhenti sampai disini dan kemudian simpan file tersebut, Tetapi
jika menggunakan PLC model modular, maka langkahnya akan berlanjut.

Tekan

SAVE & EXIT F8

kemudian langsung menuju langkah ke 8

e. Mengkonfigurasi kerangka PLC

Tekan konfigurasi

CONFIGR I/O F5

maka

akan

muncul

window

I/O

Dengan seleksi default-nya rangka (chassis) 1, jika anda menggunakan chassis yang
berbeda, Tekan MODIFY RACKS F4 , kemudian RAKCS 1 F1

73
PLC Dasar

Pilih chassis yang sesuai dengan menggunakan cursor dan tekan Enter. Jika anda
menggunakan lebih dari satu chassis, ikuti prosedur yang sama untuk chassis 2 dan
3. f. Mengkonfigurasi modul I/O Tempatkan cursor pada slot , untuk mengkonfigasi
tekan MODIFY SLOT F5

Berdasarkan pada window yang muncul pada layar dengan menggunakan tombol up/down
tempatkan cursor pada nomor katalog yang sesuai, kemudian

SELECT Tekan MODULE berikutnya dan F2

maka cursor akan turun pada lajur slot

kemudian ulangi lagi langkah-langkah konfigurasi.

g. Membuat File Untuk membuat file misalnya kita tetapkan nama file-nya adalah
TEST, kemudian,

Tekan terdapat

EXIT F8

, kemudian

SAVE& EXIT F8

maka akan

File baru yang tersimpan di hardisk komputer dan ditempatkan dalam window Offline
Processor File.

f. Tekan file.

SAVE TO FILE

untuk menyimpan file TEST sebagai default

74
PLC Dasar

F9

Memasukan Program Ladder Untuk membuat ladder kita harus mengindahkan konfigurasi
yang telah kita buat sebelumnya, sebab jika tidak, akan terjadi kesalahan dalam
pengalamatan yang akan mengakibatkan kontrol tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Contoh pembuatan program dalam diagram ladder berikut yang berdasarkan pada contoh
konfigurasi yang telah dibuat pada pembahasan sebelumnya. Sebagai contoh sebuah
program ladder yang terdiri dari satu rung dimana dalam rung tersebut terdapat satu
instruksi input XIC dan satu instruksi output OTE, seperti ditunjukan dapa gambar.
3.15 berikut ini :

I:1

O:3

0
gambar. 3.15

Maka untuk memasukan program ladder ke dalam file program, langkahlangkahnya adalah
sebagai berikut : 1. Mengakses direktori program dari file TEST tekan OFFLINE
PROG/DOC F1

2. Monitor program file 2 tekan MONITOR FILE F8

3. Menyisipkan Rung Tekan EDIT , kemudian INSERT RUNG 75


PLC Dasar

F10 4. Masukan instruksi input pada rung

F4

tekan

INSERT INSTR F4

, kemudian

BIT F1

, kemudian

XIC F1

Ketik alamat I:1/0 dan kemudian tekan enter.

5. Memasukan instruksi output pada rung Tekan BIT F1 Alamat O:3/0, kemudian tekan
enter. 6. Accept Rung Tekan (ESC), kemudian ACCEPT RUNG F4 , kemudian (ESC). ,
kemudian OTE F3 , kemudian ketik

76
PLC Dasar

3) Restoring ( Downloading) File Prosesor Yang dimaksud dengan restoring disini


adalah memindahkan file prosesor yang terdapat di disk ke prosesor yang ada di PLC.
Terdapat dua hal yang harus dilakukan dalam proses restoring ini, yaitu : 
Memeriksa parameter-parameter konfigurasi online.  Online dan kemudian restoring
file prosesor. 1. Memeriksa Parameter Konfigurasi Untuk memeriksa parameter-
parameter konfigurasi online, maka langkahlangkah yang harus diambil, adalah
sebagai berikut : Mengakses window Configuration Online, yaitu dengan cara : tekan
ONLINE CONFIG F2 perlengkapan komunikasi (Komputer dengan PLC) sesuai dengan yang
anda gunakan dalam konfigurasi tersebut. Sebagai contoh misalnya dalam konfigurasi
yang anda buat menggunakan peralatan komunikasi DH-485 (1747-PIC), maka arahkan
cursor pada pilihan tersebut, kemudian tekan DRIVER CONFIG F2 2. Memeriksa
Parameter Periksa semua parameter yang tampil pada window Online Configuration
mulai dari F1 – F6 yang pada awalnya merupakan harga-harga atau setting default-
nya apakah telah sesuai atau belum , bila mana perlu lakukan perubahan agar supaya
antara prosesor dengan komputer dapat berkomunikasi. Untuk mengubah setting, maka :
tekan SAVE TO FILE F9 , kemudian (ESC). Dengan demikian akan kembali ke tampilan
menu APS 77 dari menu tersebut kemudian pilih salah satu
PLC Dasar

3. Online dan Restroring File Prosesor Setelah yakin dalam melakukan konfigurasi
adalah benar sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka langkah berikutnya adalah
melakukan Online. Yang dimaksud dengan online disini adalah membuka komunikasi
antar komputer dangan PLC. Setelah antara komputer dengan PLC komunaksinya
terhubung baru kita dapat melakukan restoring (downloading), yaitu memindahkan file
prosesor yang terdapat di komputer (disk) ke memori PLC, dengan cara memilih
terlebih dahulu file mana yang akan di download. Adapun langlah-langkahnya adalah
sebagai berikut : a. tekan Mengakses window Restore File ONLINE , apabila
komunikasi antara komputer dan PLC

F1 tidak berhasil, mungkin pada waktu menetapkan parameter Online Configuration


belum tepat atau sambungan kabel antara komputer dengan PLC kurang sempurna.
Apabila komunikasi telah berhasil, maka akan muncul tampilan window Program
Directory For Processor, jika di prosesor sudah terdapat file dan namanya sama
dengan nama file yang ada di hard disk

tekan

SAVE RESTORE F2

, kemudian

RESTORE PROGRAM F4

b.

Memilih file yang akan dimasukan dimasukan ke prosesor

Jika anda akan memasukan file baru ke dalam prosesor pilih terlebih dahulu file
yang akan dimasukan dengan cara menempatkan cursor pada file yang diinginkan,
kemudian tekan SELECT FILE F3 dan ENTER

78
PLC Dasar

setelah file yang akan dimasukan ke prosesor telah ditetapkan tekan BEGIN RESTORE
F1 , maka file tersebut akan berpindah ke prosesor, dan sementara proses restore
berlangsung tampilan utilitas restore dimunculkan.

4) Test Program Untuk menguji program ladder yang telah dimasukan ke prosesor, kita
dapat memonitor program ladder yang terdapat di file 2 pada layar monitor. Setelah
kita ubah mode prosesor dari posisi PROG ke RUN, kemudian mengaktifkan input
eksternal dengan alamat I:1/0, amati pengaruhnya pada output eksternal dengan
alamat O:3/0. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Monitor program
file 2 dan posisikan prosesor pada mode RUN tekan MONITOR FILE F8 , maka program
ladder akan ditampakan.

tekan

CHANGE MODE F1

, kemudian

RUN MODE F3

, kemudian

YES F8

2. Uji program Untuk uji program ini apabila kita tekan tombol (0), maka lampu
pilot (0) akan menyala. Pada layar monitor harus menunjukan bahwa XIC dan OTE akan
menyala yang mana ini mengindikasikan bahwa PLC bekerja dengan benar.

79
PLC Dasar

g. Instruksi Diagram Ladder PLC OMRON Instruksi diagram ladder termasuk instruksi
ladder dan instruksi logic block berhubungan langsung dengan kondisi pada diagram
ladder. Berikut adalah beberapa instruksi diagram ladder yang digunakan pada PLC
OMRON. 1) Instruksi LOAD, LOAD NOT, AND, AND NOT, OR, and OR NOT Simbol diagram
ladder dan area data operand seperti ditunjukan pada gambar 3. 16 dibawah.

Simbol Ladder B
LOAD - LD

Operand Area Data

B: Bit

IR, SR, AR, TR, HR, LR, TC

B
LOAD NOT – LD NOT

B: Bit

IR, SR, AR, HR, LR, TC B


B: Bit

AND - AND

IR, SR, AR, HR, LR, TC B


B: Bit

AND NOT – AND NOT

IR, SR, AR, HR, LR, TC


B: Bit OR - OR

IR, SR, AR, HR, LR, TC


B: Bit

OR NOT – OR NOT

IR, SR, AR, HR, LR, TC

gambar. 3.16

Tidak ada batasan tentang jumlah dari instruksi-instruksi diatas, serta 80


PLC Dasar

ketentuan tentang jenis instruksi yang harus digunakan, sepanjang kapasitas memory
PLC masih mencukupi anda dapat memakai sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan
kontrol. Enam buah instruksi dasar tersebut berhubungan dengan kondisi pada diagram
ladder. Status dari bit disetiap instruksi akan menentukan kondisi eksekusi untuk
semua instruksi. 2) Intruksi AND LOAD dan OR LOAD

Simbol Ladder 00000 00001

AND LOAD – AND LD

00002

00003

OR LOAD – OR LD

00000

00001

00002

00003

gambar. 3.17

Apabila beberapa intruksi dikombinasikan dalam sebuah blok yang mana secara logika
tidak dapat hanya menggunakan instruksi OR dan AND, maka digunakan instruksi AND
LOAD dan OR LOAD

3) Instruksi Kontrol Bit Terdapat tujuh instruksi yang secara umum dapat digunakan
untuk 81
PLC Dasar

mengontrol status bit, yaitu : OUT, OUT NOT, DIFU(13), DIFD(14), SET, RESET, dan
KEEP(11). Instruksi ini digunakan untuk menghidupkan (ON) dan mematikan(OFF) bit
dengan cara yang masing-masing berbeda. a) OUTPUT dan OUTPUT NOT Simbol Ladder
Operand Area Data

OUTPUT - OUT

B: Bit

IR, SR, AR, TR, HR, LR


B: Bit

OUTPUT NOT – OUT NOT

B
gambar. 3.18

IR, SR, AR, HR, LR

Setiap bit output secara umum dapat digunakan hanya dalam satu instruksi yang
mengontrol statusnya. OUTPUT dan OUTPUT NOT digunakan untuk mengontrol status bit
berdasarkan pada kondisi eksekusinya. OUT menghidupkan (ON) bit untuk sebuah
kondisi eksekusi ON dan mematikan (OFF) bit untuk kondisi eksekusi OFF. OUT NOT
menghidupkan (ON) bit untuk kondisi eksekusi OFF, dan mematikan (OFF) bit yang
dituju untuk kondisi eksekusi ON. b) SET dan RESET Simbol Ladder SET B Operand Area
Data
B: Bit

IR, SR, AR, HR, LR


B: Bit

RESET B
gambar. 3.19

IR, SR, AR, HR, LR

SET menghidupkan (ON) bit apabila kondisi eksekusi adalah ON, dan tidak akan
mempengaruhi status bit apabila kondisi eksekusi menjadi OFF. RSET mematikan(OFF)
bit apabila kondisi eksekusi adalah ON, dan tidak akan mempengaruhi status bit
meskipun kondisi eksekusinya menjadi OFF.

82
PLC Dasar

c) END-END(01) Simbol Ladder END (01)

gambar. 3.20

END(01) diperlukan pada setiap ahir penulisan program. Jika ada program subroutine
END(01) ditempatkan setelah subroutine yang terahir. Instruksi yang ditulis setelah
END(01) tidak akan dieksekusi. END(01) dapat ditempatkan dimana saja di dalam
program untuk mengeksekusi semua program pada suatu titik tertentu. Jika tidak ada
instruksi END(01) dalam sebuah program, maka tidak akan ada instruksi yang
dieksekusi. 4) Instruksi TIMER dan COUNTER a) TIMER Dalam timer parameter SV(Set
Values) adalah antara 000.0 dan 999.9 Setiap nomor TC hanya dapat dipakai untuk
satu instruksi TIMER atau COUNTER. Nomor yang dipakai untuk TC pada PLC jenis CPM1
adalah dari nomor 000 s.d. 127. TC 000 sampai TC 003 dalam PLC jenis CPM1 tidak
digunakan untuk TIM namun digunakan untuk TIMH(15)-HIGH SPEED TIMER. TIMER akan
aktif apabila kondisi eksekusi ON dan akan reset apabila kondisi eksekusi OFF.
Sekali TIMER diaktifkan maka TIMER akan menghitung waktu dengan pengurangan nilai
0.1 mulai dari nilai SV-nya. Jika kondisi eksekusi tetap ON hingga nilai setnya
mencapai nol Flag Timer nomor tersebut akan ON dan akan tetap On sampai timer di
reset kembali.

Definer Values Simbol Ladder TIM N Operand Data Area 83


N : TC number

#
PLC Dasar

SV

SV : Set value (word, BCD) IR, SR, AR, DM, HR, LR, #

Kondisi eksekusi Flag

ON OFF ON OFF SV SV

SV

gambar. 3.21

b) COUNTER COUNTER atau biasa disingkat dengan CNT digunkan untuk menghitung mundur
yang dimulai dari nilai SV-nya ketika kondisi eksekusinya beranjak dari OFF ke ON.
Present Values (PV) nilainya akan berkurang satu apabila CNT dieksekusi dengan
kondisi eksekusi ON pada CP (count pulse) . Jika kondisi eksekusi tidak berubah
atau telah berubah dari ON ke OFF nilai PV-nya akan tidak berubah. FLAG dari
counter akan ON apabila PV mencapai nilai nol dan akan tetap ON dan akan OFF
apabila counter di-reset.

Definer Values Simbol Ladder CP R CNT N SV Operand Data Area


SV : Set value (word, BCD) IR, SR, AR, DM, HR, LR, # N : TC number

84

Flag
PLC Dasar

Kondisi eksekusi On menghitung pulsa (CP) Kondisi eksekusi On reset ( R )

ON OFF ON OFF ON OFF SV SV SV-1 SV-2 0002 0001 0000


gambar. 3.22

PV

h. Instruksi Diagram Ladder PLC Allen Bradley Penggunaan instruksi rele adalah
untuk mengatur dan mengontrol status bit dalam tabel data, seperti bit input atau
bit word untuk kontrol timer. Instruksi-instruksi tersebut adalah :      XIC
XIO OTE OTL OUT mengontrol bit untuk kondisi ON mengontrol bit untuk kondisi OFF
menahan bit ON atau OFF (non retentive) mengunci bit pada kondisi ON (retentive)
mengembalikan (unlatch) bit pada kondisi OFF (retentive).

Dengan instruksi-instruksi ini anda dapat membuat alamat bit pada semua bagian
penyimpanan data (data storage). Sebagai contoh : Untuk membuat alamat pada bit
pada file tampilan I/O. File tampilan input yang tersimpan pada status prosesor
yang terhubung dengan sensor input pada terminal modul input. Jika input sensor
adalah Tertutup Terbuka Maka tampilan input yang berhubungan dengan ini, adalah :
ON (1) OFF (0) 85
PLC Dasar

Instruksi-instruksi program yang ada di logika ladder memonitor status bit


menggunakan logical address bit. File tampilan bit mengontrol status dari aktuator
yang tersambung pada terminal output. Jika tampilan bit output adalah ON (1) OFF
(0) Maka output yang berhubungan dengan ini, adalah : Energized (ON) Energized
(OFF)

Instruksi-instruksi program pada logika ladder bit. 1) Logika Rung Instruksi


dieksekusi pada setiap keadaan, bit address diuji sesuai dengan keadaan tertentu
apakah kondisinya ON atau OFF. Rung terdiri dari lajur yang berkesinambungan dengan
instruksi-instruksi yang benar mulai dari awal rung sampai pada output yang
diaktifkan (enable). 2) Instruksi Rele XIC

gambar. 3.23

Bilamana rangkaian komponen tertutup, maka modul yang terminal inputnya terhubung
pada peralatan akan menditeksi rangkaian tertutup tersebut. Secara reflek prosesor
akan memberi pernyataan ON pada data tabel. Bilamana prosesor mendapatkan instruksi
XIC dengan alamat sesuai dengan terminal input, maka prosesor akan menentukan
komponen yang mana yang akan di ON-kan (closed). Jika prosesor mendapat pernyataan
ON, maka instruksi logika akan di set “true”. Jika prosesor mendapat pernyataan
OFF, instruksi logika akan di set “not true (false)”. Contoh : Jika kondisi bit
I:1/0 ditentukan ON , maka pada tabel input tersebut akan diset “true”. Bit ini
sesuai dengan terminal nomor 0 pada modul input yang terdapat di slot 1. Jika
rangkaian input “true”, maka instruksi juga akan “true”. I:1

86
PLC Dasar

Jika bit ON (1) OFF (0)

Maka instruksi, adalah : True False


gambar. 3.24

3) Instruksi Rele XIO

gambar. 3.25

Bilamana rangkaian komponen terbuka, maka modul yang terminal inputnya terhubung
pada peralatan akan menditeksi rangkaian tertutup tersebut. Secara reflek prosesor
akan memberi pernyataan OFF pada data tabel. Bilamana prosesor mendapatkan
instruksi XIO dengan alamat sesuai dengan terminal input, maka prosesor akan
menentukan komponen yang mana yang akan di OFF-kan (open). Jika prosesor mendapat
pernyataan OFF, maka instruksi logika akan di set “true”. Jika prosesor mendapat
pernyataan ON, maka instruksi logika akan di set “not true (false)”. Jika keadaan
instruksi XIC pada rung adalah “true” (input tertutup), maka prosesor akan
mengaktifkan instruksi output. Jika instruksi XIC adalah “false” (input terbuka),
maka prosesor tidak dapat mengaktifkan instruksi output. Jika keadaan instruksi XIO
pada rung adalah “true” (input terbuka), maka prosesor dapat mengaktifkan instruksi
output. Jika instruksi XIO adalah “false” (input tertutup), maka prosesor tidak
dapat mengaktifkan instruksi output. Untuk menguji instruksi true atau false
tergantung pada keadaan status (on atau off) pada alamat bit yang ditentukan
prosesor. Jika bit Maka instruksi, adalah : 87
PLC Dasar

OFF (0) ON (1)

True False

Contoh : Jika keadaan bit I:1/0 ditetapkan OFF , maka pada tabel input tersebut
diset “true”. Bit ini sesuai dengan terminal nomor 0 pada modul input yang terdapat
di slot 1. Jika rangkaian input “false”, maka instruksi akan “true”. I:1

0
gambar. 3.26

Instruksi OTE

gambar. 3.27

Instruksi OTE digunakan untuk mengontrol bit pada memori. Jika bit sesuai dengan
terminal modul output, maka peralatan yang disambungkan pada terminal ini akan
energized bila instruksi aktif, dan deenergized bilamana instruksi pasif. Jika
keadaan rangkaian “false”, maka komponen yang terkait pada rangkaian tersebut akan
deenergized. Instruksi OTE sama dengan komponen rele, dimana instruksi ini
dikontrol oleh instruksi-instruksi input sebelumnya. Instruksi OTE diteruskan ke
prosesor untuk mengontrol alamt bit pada rung. O:3

0
gambar. 3.28

88
PLC Dasar

Bit O:3/0 pada tabel tampilan output akan ON jika rung adalah “true” dan OFF jika
“false”, dengan demikian bit yang terkait dengan output terminal 1 pada modul
output yang terdapat di slot 3 akan ON atau OFF.

Jika rung, adalah : True False Instruksi OTL dan OTU

Maka instruksi, adalah : ON (1) OFF (0)

gambar. 3.29

Instruksi OTL adalah instruksi output tertahan yang hanya dapat meng-ONkan bit,
namun tidak dapat meng-OFF-kan. Instruksi ini biasanya digunakan secara berpasangan
dengan instruksi OTU. Jika mode prosesor dialihkan dari posisi RUN ke PROG, atau
bilamana prosesor kehilangan daya (dan ada back-up batere untuk memori), dan bila
kondisi yang terahir dari instruksi ini adalah true, maka kondisi ini akan tetap
akan dipertahankan pada kondisi true meskipun kondisi rung yang mengontrol
instruksi output latch ini berubah menjadi false. Instruksi output unlatch (OUT)
diinformasikan ke prosesor untuk meng-OFFkan alamat bit pada rung. Setelah itu bit
tetap OFF bagaimanapun juga kondisi rung, sampai secara khusus di-ON-kan oleh
instruksi OTL pada rung yang lain. O:3

gambar. 2.30

Jika rung “true”, maka tampilan bit output O:3/0 pada tabel akan OFF Jika rung,
adalah : Maka instruksi, adalah : 89
PLC Dasar

True False

OFF (0) Tidak berubah

90
PLC Dasar

2. Rangkuman Pada unit ini telah diperkenalkan tentang teknik pemrograman PLC.
Disamping itu juga dibahas metoda perograman PLC dengan menggunakan bahasa ladder,
meskipun sebenarnya bahasa ladder ini bukan satu-satunya bahasa yang digunakan
dalam pemrograman PLC, namun dapat dikatakan hampir semua PLC mempunyai fasilitas
pemrograman dengan bahasa ladder. Disini mulai diperkenalkan beberapa instruksi
dasar PLC, fungsi-fungsi, serta contoh program aplikasi sederhana yang ditulis
dengan menggunakan bahasa ladder.

91
PLC Dasar

3. Test Formatif 1. Jelaskan urutan operasi yang terjadi selama scan program dalam
PLC. 2. Pemrograman atau memasukan logika ladder sementara alat pemrogram
tersambung dengan PLC, disebut dengan pemrograman, apa ? Jelaskan! 3. Apa yang
terjadi pada instruksi XIC apabila pada file address data-nya adalah “true” 4.
Gambar ladder diagram yang akan menyebabkan solenoid SOL1 energized (kerja), ketika
limit switch LS1 menutup dan pressure switch PS1 membuka. Pengawatan peralatan
( PLC SLC 500) mengikuti petunjuk sebagi berikut : LS1 modul input, slot 1,
terminal nomor 0 PS1 modul input, slot 2, terminal nomor 4 SOL1 modul output, slot
3, terminal nomor 0 5. Jelaskan operasi dari instruksi set(latch) dan reset
(unlatch).

92
PLC Dasar

4. Kunci Jawaban 1. Sebuah PLC beroperasi dengan cara mengeksekusi program yang
terdapat di memori PLC secara berulang-ulang (loop) seperti ditunjukan pada gambar
di bawah. Instruksi-instruksi yang terdapat dalam program dieksekusi secara
berurutan dari awal hingga ahir dan berkesinambungan, dan ketika instruksi yang
terahir selesai dieksekusi, maka operasi akan kembali lagi dan mulai dari instruksi
awal, proses ini akan berlangsung terus selama PLC masih dalam kondisi running.

Baca semua input

Program

Program

Perbaharuhi semua input

2. Online editing, pada kondisi ini kita dapat meng-edit atau mengubah-ubah program
yang ada di memori PLC, sementara PLC dalam kondisi beroperasi. 3. Maka kontaknya
akan tertutup.

93
PLC Dasar

4. LS1 I:1 PS1 I:2 O:3 SOL 1

5. Instruksi OTL adalah instruksi output tertahan yang hanya dapat meng-ONkan bit,
namun tidak dapat meng-OFF-kan. Instruksi ini biasanya digunakan secara berpasangan
dengan instruksi OTU. Instruksi output unlatch (OUT) diinformasikan ke prosesor
untuk mengOFF-kan alamat bit pada rung. Setelah itu bit tetap OFF bagaimanapun juga
kondisi rung, sampai secara khusus di-ON-kan oleh instruksi OTL pada rung yang
lain.

94
PLC Dasar

III. EVALUASI
A. Soal Evaluasi 1. Jelaskan mengapa peralatan input dan output eksternal tidak
dapat dihubungkan secara langsung ke internal bus data pada PLC. 2. Apa keuntungan
memory RAM yang di backup batere dalam sistem PLC. 3. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan transducer dan actuator. 4. Di bagian panel depan CPU SLC 500 terdapat
sakelar kunci yang dapat dipakai untuk memilih 3 macam mode, sebutkan mode tersebut
dan beri penjelaskan secara singkat untuk setiap mode tersebut. 5. Gambarkan secara
sederhana hubungan hardware dan jelaskan secara singkat bagaimana PLC SLC 500 dapat
berkomunikasi dengan Personal Computer. 6. Gambar sebuah diagram ladder yang akan
menyebabkan output A akan terkunci pada saat tombol tekan PB1 tertutup dan melepas
jika tombol tekan yang lainya PB2 atau PB3 tertutup. Pengawatan peralatan (CPM1A -
20 I/O) mengikuti petunjuk sebagi berikut : PB1 modul input, channel 000, terminal
nomor 00 PB2 modul input, channel 000, terminal nomor 06 A modul output, channel
010, terminal nomor 07 7. Jelaskan secara singkat bagaimana cara memasukan program
kontrol ke PLC. 8. Apa yang terjadi pada instruksi XIO apabila pada file address
data-nya adalah “true”.

95
PLC Dasar

B. Kunci Jawaban (Soal Test) 1. Unit I/O merupakan antar muka (interface) antara
mikroelektronika dari PLC dengan peralatan dari luar PLC. Dengan menggunakan
interface ini sinyal output PLC dikondisikan dan disesuaikan dengan peralatan dari
luar PLC. Sebab kadang-kadang PLC dihubungkan secara langsung dengan actuator atau
transducer yang terdapat di sistem kontrol. 2. Bila tegangan suplai ke PLC
terputus, program yang terdapat di memori PLC tidak akan hilang. 3. Transducer ini
adalah suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik.
Beberapa contoh dari tranducer diantaranya dapat berupa : tombol tekan, sakelar
batas, termostat, straingages, dsb. Sedangkan actuator adalah alat yang digunakan
untuk merubah besaran/kuantitas listrik kedalam kuantitas fisik, contohnya : motor,
solenoid, lampu, katup, dsb. 4. Prosesor SLC 5/03 mempunyai sakelar kunci yang
terdapat pada bagian panel depan yang memungkinkan kita untuk dapat memilih salah
satu dari tiga pilihan (mode), yaitu : Run, Program, dan Remote.  Posisi RUN Pada
posisi ini prosesor mengeksekusi program ladder, memonitor peralatan Input,
memberkejakan peralatan output, dan dapat pula melakukan forced pada I/O. Disini
kita dapat merubah mode prosesor dengan cara mengubah posisi sakelar kunci ke
posisi RUN. Pada mode ini kita tidak dapat melakukan edit terhadap program. 
Posisi PROG Pada posisi ini prosesor tidak mengeksekusi program ladder, dan output
PLC tidak kerja. Pada posisi ini kita dapat meng-edit program. Untuk mengubah mode
prosesor ke posisi PROG, yaitu dengan cara mengubah posisi dari REM atau RUN ke
posisi PROG. Apabila posisi sakelar kunci pada posisi PROG, kita tidak dapat
mengubah mode dari prosesor melalui alat pemrogram.  Posisi REM Pada posisi REM
ini kita dapat mengubah posisi mode prosesor dari atau melalui alat pemrogram dan
dapat pula melakukan edit program ladder sementara antar PLC dengan peralatan
pemrogram dalam kondisi online.Untuk mengubah mode prosesor ke posisi REM, yaitu
dengan cara mengubah posisi sakelar kunci dari posisi RUN atau PROG ke posisi REM.

96
PLC Dasar

5.

6. 00000 PB1 01000 A 00006 PB2 00004 PB3 01000 A

7. Sebelum melakukan down-loading haruslah yakin bahwa dalam melakukan konfigurasi


adalah benar sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka langkah berikutnya adalah
melakukan Online. Yang dimaksud dengan online disini adalah membuka komunikasi
antar komputer dangan PLC. Setelah antara komputer dengan PLC komunaksinya
terhubung baru kita dapat melakukan restoring (downloading), yaitu memindahkan file
prosesor yang terdapat di komputer (disk) ke memori PLC, dengan cara memilih
terlebih dahulu file mana yang akan di download. 8. Kontak akan membuka.

97
PLC Dasar

IV. PENUTUP
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi, yakni
salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan ketrampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Penekan utamanya adalah tentang
apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu
karakteristik yang paling penting dari pelatihan berdasarkan kompetensi adalah
penguasaan individu secara aktual di tempat kerja. Dalam Sistem Pelatihan Berbasis
Kompetensi, fokusnya tertuju kepada pencapaian kompetensi dan bukan pada pencapaian
atau pemenuhan waktu tertentu. Dengan demikian maka dimungkinkan setiap peserta
pelatihan memerlukan atau menghabiskan waktu yang berbeda-beda dalam mencapai suatu
kompetensi tertentu. Jika peserta belum mencapai kompetensi pada usaha atau
kesempatan pertama, maka pelatih atau pembimbing akan mengatur rencana pelatihan
dengan peserta. Rencana ini memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk
meningkatkan level kompetensinya sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah usaha
atau kesempatan yang disarankan adalah tiga kali.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta dalam mengikuti modul ini, setiap
peserta dievaluasi baik terhadap aspek pengetahuan maupun keterampilan. Aspek
pengetahuan dilakukan melalui latihan-latihan dan tes tertulis, sedang aspek
keterampilan dilakukan melalui tugas praktek. Setelah anda dinyatakan lulus dalam
modul ini maka anda diperkenankan untuk melanjutkan ke modul berikutnya yaitu :
Modul LIS PTL 53 (K)

98
PLC Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Donal P Leach, Albert Paul Malvino, Digital Principles and Applications, Singapore,
McGraw-Hill Book Company, 1986. Filer & Leinonen, Programmable Controllers and
Designing Sequential Logic, Philadelphia, U.S, Saunder College Publishing, 1992.
Timothy J Maloney, Industrial Solid State Electronics Devices and System,
Engleword, Cliffs, New Jersey, Prentice-Hall, Inc, 1979. Ian G.Warnock,
Programmable Controllers Operation and Applications, Cambridge, Great Britain,
Prentice-Hall International, 1998. E.A. Parr, BSc, Programmable Controllers An
Engineers Guide, Manchester, Newnes, 1993. Martin Dirnfeldner, Automation with
Programmable Controllers, Bon, Klocner Moeller, 1990. John D. Kershaw, Digital
Electronics Logic and System, Boston, Massachusetts, PWS-Kent Publishing Company,
1998.

99
PLC Dasar

LEMBAR PENILAIAN
Modul Nama Peserta pelatihan Nama Penilai Kompetensi yang dicapai : : : : kompeten
kompetensi yang dicapai Umpan balik untuk peserta : PLC Dasar

Tanda tangan Peserta sudah diberikan tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan Tanda tangan penilai

Tanggal : Saya sudah diberikan tentang hasil penilaian dan alasanalasan mengambil
keputusan tersebut

Tanda tangan Peserta pelatihan

Tanggal :

100
PLC Dasar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………. KATA PENGANTAR …………………………………………………. DAFTAR ISI


…………………………………………………………. PETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………………. I. PENDAHULUAN
………………………………………………………….

i ii iii iv 1

Deskripsi ……………………………………….…………………. 1 A. Prasyarat ……………………………………………..………….1 B.


Petunjuk Penggunaan Modul …………………………….……. 1 C. Tujuan Akhir ……………………………………………..…….
2 D. Kompetensi …………………………………….…………..……. 2 E. Cek Kemampuan ……………………………………………..…….
3 II. PEMBELAJARAN A. Kegiatan Belajar 1 …………………………………………………. 1. Uraian Materi
Pembelajaran ………………………………..……. a. Sistem Kontrol ………………………………………………. 1) Kontrol
Loop Terbuka …………………………………. 2) Kontrol Loop Tertutup ……………………………………. 5 6 6 7 8

b. Programmable Logic Controller (PLC) ……………………... 10 1) CPU (Central Processing


Unit) …………………………. 15 2) Memori …………………………………………………. 17 3) Modul
Input/Output…………………………………. 17 2. Rangkuman 3. Test Formatif 4. Kunci Jawaban
…………………………………………………. …………………………………………………. ………………………………………. 21 22 23

B. Kegiatan Belajar 2 …………………………………………………. 26 1. Uraian Materi Pembelajaran


…………………………………. 27 Sistem Konfigurasi …………………………………………. 27 1) Bagian –bagian CPU
CPM1A ………………………. 27 2) Konfigurasi PLC AB SLC 500 …………………………. 28 b. Spesifikasi PLC
Omron Jenis CPM1A ….……………………. 32 1) Spesifikasi Umum Dari Unit CPU Jenis CPM1A
…………. 32 2) Karakteristik CPU-CPM1A …………………………………. 33 101
PLC Dasar

3) Struktur Area Memory PLC-CPM1A ……………………….

34

c. Spesifikasi PLC Allen Bradley Jenis SLC 5/03 ………………. 36 1) Catu Daya
…………………………………………………. 37 2) Prosesor (CPU) SLC 500 …………………………………. 38 3) Modul I/O
…………………………………………………. 40 4) Kerangka (chassis) …………………………………………. 43 2. Rangkuman 3.
Test Formatif 4. Kunci Jawaban …………………………………………………. ………………………………………………….
…………………………………………………. 44 45 46 47 49 49 54 56 56 57 59 60 60 62 66 68 69 69 69 72 72
74 76 79 81

C. Kegiatan Belajar 3 …………………………………………………. 1. Uraian Materi Pembelajaran …


……………………………. a. Scan Program …………………………………………………. b. Identifikasi Input / Out put
dan Alamat Bit pada ………..…….. PLC Omron Tipe CPM1A-20 I/O c. Identifikasi Input /
Out put dan Alamat Bit pada …….……… PLC Allen Bradley Tipe SLC 5/03 1) Komunikasi
antara Peralatan I/O Eksternal Dengan Prosesor . 2) Pengalamatan (Addressing) I/O
Eksternal ……………...… . d. Metoda Pemrograman …………………………………………. e. Software
Pemrograman SYSWIN 2.0 …………………………. 1) Memulai Kerja Dengan SYSWIN …………………………. 2)
Pemrograman PLC …………………………………. 3) Menyimpan dan Membuka File Proyek …………………. 4)
Pengujian Program …………………………………. 67 5) Set Up Komunikasi PLC …………………………………. 6)
Operasi Mode PLC …………………………………. 7) Download Program PLC …………………………………. 8) Contoh
Pembuatan Program …………………………. f. Software Pemrograman APS …………………………………. 1) Konsep
File SLC 500 …………………………………. 2) Membuat File Prosesor …………………………………. 3) Memasukan
Program Ladder …………………………. 4) Restoring ( Downloading) File Prosesor …………………. 5)
Test Program ………………………………………….

g. Instruksi Diagram Ladder PLC OMRON …………………. 82 1) Instruksi LOAD, LOAD NOT, AND,
……………….... 82 AND NOT, OR, and OR NOT 2) Intruksi AND LOAD dan OR LOAD …………………. 83
3) Instruksi Kontrol Bit …………………………………. 84 3 4) Instruksi TIMER dan COUNTER
……………………..…. 86 102
PLC Dasar

h. Instruksi Diagram Ladder PLC Allen Bradley ……………. 88 1) Logika Rung


…………………………………………. 88 2) Instruksi Rele XIC ………………………………………. 89 3) Instruksi Rele
XIO …………………………………. 90 4) Instruksi OTE …………………………………………. 91 5) Instruksi OTL dan
OUT …………………………………. 92 2. Rangkumam 3. Test Formatif ………………………………………………….
…………………………………………………. 92 93 94 96

4. Kunci Jawaban …………………………………………………. GLOSARIUM ………………………………………………………….

III. EVALUASI …………………………………………………………. 98 A. Soal Evaluasi …………...………………………………………….


98 B. Kunci Jawaban …………...………………………………………. 99 IV. PENUTUP ………………………………………………………….
…………………………………………………. …………………………………………………. 101 102 103

DAFTAR PUSTAKA LEMBAR PENILAIAN

103
PLC Dasar

Glosarium
Actuator : suatu alat yang dapat merubah besaran/kuantitas listrik menjadi
kuantitas fisik seperti contohnya : motor, solenoid, lampu, katup, dsb. Assembler :
Software program komputer yang mengubah bahasa pemrograman assembly kedalam bahasa
mesin (machine code) Bit : adalah sinkatan dari binary digit. Sebagai contoh
bilangan biner 01001 mempunyai 5 digit biner dan dapat dikatakan pula dengan
istilah 5 bits. CPU : bagian sub-sistem yang bertugas mengontrol dan mensupervisi
semua operasi PLC. Sebuah komunikasi internal atau “Bus System” membawa informasi
dari dan ke CPU, I/O, dan memori. High Level Language : adalah bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan digunakan oleh pemakai. Adapun bentuknya berupa kata-kata
atau grup kata-kata dan atau berupa gambar diagram, yang pada umumnya ditulis dalam
bahasa inggris dan selanjutnya perintah (kata-kata atau gambar diagram) ini diubah
kedalam bahasa mesin, yang menjadikan perintah ini dapat dieksekusi oleh CPU. Modul
input analog : mengubah sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital, dengan cara
mengisolasi sinyal input analog yang dari luar prosesor dan mengubahnya kedalam
bentuk sinyal digital dengan level yang sesuai, sehingga perubahan sinyal
kompatibel dengan bus data PLC. Modul output analog : mengubah sinyal digital yang
berasal dari prosesor ke dalam bentuk sinyal analog yang terisolasi, yang dapat
dipakai untuk menggerakan (mendrive) peralatan output. Modul Input Discrete :
mengijinkan pemakai membuat sinyal dua pernyataan ke PLC untuk digunakan dalam
program kontrol. Modul Ouput Discrete : mengijinkan prosesor PLC untuk dapat
mengontrol peralatan output dengan mengubah level sinyal digital ke level yang
dikehendaki oleh peralatan yang akan dikontrol. Pemrograman Offline : menulis dan
menyimpan program di dalam komputer tanpa komputer (programming terminal)
dihubungkan ke PLC. Pemrograman Online : membuat program atau memasukan logika
ladder dalam alat pemrogram (programming terminal) terhubung dengan PLC. Sistem
Kontrol : adalah sebuah sistem yang mempunyai kemampuan untuk melukukan strart,
mengatur dan memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan
yang diinginkan disebut. Transducer : ini adalah suatu alat yang dapat merubah
kuantitas fisik menjadi sinyal listrik. Beberapa contoh dari tranducer diantaranya
dapat berupa : tombol tekan, sakelar batas, termostat, straingages, dsb. Transducer
ini mengirimkan informasi mengenai kuantitas yang diukur.

104

Anda mungkin juga menyukai