Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kepribadian Adolf Hitler

Mata Kuliah Psikologi Kepribadian

Disusun oleh:
Rifa Khoirul Muqtafa
190110170120
Kelas A

Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
Jatinangor
Adolf Hitler

Biografi

A
dolf Hitler, pemimpin kharismatik partai Nazi Jerman, adalah seorang diktator
kejam yang terkenal dan ditakuti di abad 20. Dia adalah orang yang memulai Perang
Dunia II yang menyebabkan 70 juta orang meninggal. Hitler dikenal sebagai
personifikasi dari human evil (Pettinger, 2017). Namanya selalu dikaitkan dengan peristiwa
Holocaust, pemusnahan orang Yahudi, dan orang tak diinginkan lainnya.

Adolf Hitler lahir pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria. Hitler
lahir dari pasangan Alois Hitler dan Klara Polzl dan memiliki kakak perempuan. Semasa kecil,
anak yang biasa dipanggil Adi ini sangat disayangi oleh ibunya. Ayah Hitler adalah orang yang
galak, suka memaki, dan membenci Hitler. Dalam film Hitler: Rise of the Evil, Hitler pernah
dipukuli ayahnya karena merusak sarang lebah milik ayahnya. Saat Hitler remaja, ayahnya
meninggal pada tahun 1903. Cita-cita Hitler adalah menjadi seorang seniman, namun dia keluar
dari sekolah. Dia mencoba masuk ke sekolah seni namun ditolak dua kali. Setelah Ibunya
meninggal pada tahun 1908, Hitler pindah ke Vienna. Di sana dia menjadi seniman jalanan dan
menghasilkan uang dari menjual lukisan.

Pada 1913 Hitler pindah ke Jerman. Saat Perang Dunia I pecah, dia menjadi volunteer
dalam infantry dan dihadiahi medali Iron Cross First Class yang sangat langka karena telah
mengorbankan matanya yang terkena serangan gas. Pada 1919 dia kembali ke Jerman dan
direkrut menjadi anggota Partai Pekerja Jerman. Dia menjadi orator ulung yang pidatonya

1
berisi kekesalan dia pada komunis dan yahudi yang merugikan Jerman dan ras Arya adalah ras
unggul. Setelah bekerja sama dengan orang penting, dia berhasil menjadi ketua partai dan
mengganti nama partai menjadi Partai Nazi (Nasionalis Sosialis). Dia mulai melakukan
propaganda dan membuat ciri khas yaitu kumis sepotong dan lambang swastika yang menjadi
lambang partai nazi. Pada tahun 1923, Adolf Hitler mencoba sebuah senjata yang tidak berhasil
di Munich dan dipenjara selama sembilan bulan, selama periode itu, ia menulis buku
otobiografinya, "Mein Kampf". Partai Nazi menjadi lebih kuat setelah ia dibebaskan. Pada
1925 ia pergi ke kampung dan tinggal bersama kakak perempuan. Ketika dia kembali ke kota,
dia membawa keponakannya karena dia jatuh cinta kepadanya. Namun di sana, keponakannya
hidup tidak bebas, kemudian bunuh diri.

Pada 1932 Hitler menjadi warga negara Jerman. Kemudian ia mencalonkan diri
menjadi Presiden. Meskipun gagal, partai Nazi menjadi partai terbesar di Jerman dan Hitler
menjadi Kanselir Jerman. Setelah presiden sebelumnya meninggal, Hitler menjadi Presiden
sekaligus Kanselir yang membuat dia menjadi penguasa tertinggi di Jerman. Karena Hitler
antisemitisme, dia mengeluarkan kebijakan merampas kewarganegaraan yahudi di jerman,
melarangnya menikahi orang jerman, mencabut hak politik dan hak sipil mereka.

Pada 1 September 1939, pasukan Nazi menginvasi Polandia dan pertanda mulainya
Perang Dunia II. Setelah perang pecah, Nazi bergeser dari mengusir orang Yahudi dari wilayah
yang dikuasai Jerman menjadi memusnahkan mereka. Einsatzgruppen, atau regu kematian
bergerak, mengeksekusi seluruh komunitas Yahudi selama invasi Soviet. Selain itu Nazi juga
memenjarakan dan membunuh orang Katolik, homoseksual, pembangkang politik, Roma
(gipsi) dan orang cacat, terutama orang Yahudi yang sekitar 6 juta di antaranya terbunuh di
Eropa yang diduduki Jerman pada akhir perang. Setelah situasi perang berbalik melawannya,
Hitler bunuh diri di bunker Berlin pada bulan April 1945.

Analisis

M
enurut teori psikoanalisis Freud, pengalaman-pengalaman pada masa awal
memengaruhi perkembangan dan kepribadian. Hitler kecil sangat menyayangi
ibunya karena ibunya sangat peduli dan memberikan banyak perhatian kepada
Hitler. Namun Hitler membenci ayahnya karena ayahnya keras dan tidak punya kasih sayang.
Dalam hal ini, Hitler mengalami Oedipus Complex, yaitu anak laki memiliki hasrat seksual
kepada orang tua yang berlainan jenis kelamin. Hitler memiliki hasrat kepada ibunya dan
memiliki rasa cemburu kepada ayahnya sehingga jadi membenci ayahnya. Karena itu dalam

2
film Hitler: The Rise of Evil, Hitler membakar
sarang lebah milik ayahnya. Oedipus Complex
dialami pada fase phallic. Fase phallic merupakan
salah satu tahap psikoseksual yang dikemukakan
oleh Freud. Psikoseksual adalah tahapan
perkembangan pada masa awal yang terdiri dari fase:
oral, anal, phallic, latency, dan genital. Freud
percaya bahwa manusia dibangun oleh ketegangan
dan kesenangan. Ketegangan berasal dari
penumpukan libido (energi seksual) dan semua
kesenangan berasal dari pelepasan libido. Tahap
psikoseksual merepresentasikan libido di berbagai daerah dalam tubuh. Ketika seseorang
tumbuh, bidang-bidang tertentu di tubuh mereka menjadi penting sebagai sumber potensi
ketegangan, kesenangan atau keduanya. Manusia akan memiliki kepribadian yang sehat dan
baik jika semua tahapan psikoseksual berhasil dilalui. Obsesi dan kompulsi adalah hasil dari
konflik yang belum terselesaikan pada tahap awal perkembangan psikologis. Hitler telah
mengembangkan perasaan gelisah sejak dia masih kecil, perasaan dan pemikirannya yang tidak
stabil membuatnya mudah takut dan merasa cemas. Ide pembersihan satu ras -nya
mencerminkan dia memiliki obsesi dan dorongan untuk menyiksa dan membunuh orang lain.
Kembali lagi pada Oedipus Complex, rasa cemburu Hitler ayahnya karena Hitler memiliki
hasrat pada Ibunya menyebabkan ia membenci ayahnya sendiri. Menurut Fromm (1973), Hitler
mengalami kegagalan pada fase anal karena kejadian traumatis oleh ayahnya sehingga
menyebabkan ia menjadi narcissism, destruktif, dan ketidakmampuan untuk menjalin relasi
dengan orang lain. Kemungkinan secara tak sadar, kebencian kepada ayahnya ini ditransfer
menjadi kebencian pada kaum yahudi.

Menurut Freud, struktur kepribadian manusia terdiri dari id, ego, dan super ego. Id
merupakan sumber energi psikis dan bekerja menurut prinsip pleasure principle yaitu
memenuhi kepuasan dan mengurangi ketegangan. Ego befungsi untuk mengontrol tindakan
yang akan dilakukan dan bekerja menurut prinsip reality principle yang bertujuan
menangguhkan peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan kebutuhan individu
telah ditemukan. Super ego berfungsi untuk menahan dorongan dari id terutama seksual dan
agresif, dan berusaha mencapai kesempurnaan. Kepribadian dihasilkan dari konflik yang
terjadi pada id, ego, dan super ego. Pada Hitler, yang paling dominan adalah peran dari super

3
ego. Hitler sangat menginginkan atas pemusnahan kaum yahudi dan pemurnian ras arya karena
menurut dia itu bisa menghasilkan sebuah keadilan dan kesempurnaan bagi Jerman. Maka dari
itu dia berusaha mempropagandakan keyakinannya kepada semua orang di Jerman bahkan
menginvasi negara lain untuk memenuhi idenya tersebut. Dia membunuh jutaan umat manusia
dan membantai suatu ras karena menurut dia itu benar.

Berdasarkan teori Freud, jika terjadi ketidakseimbangan pada id, ego, dan super ego
maka akan menghasilkan defense mechanism. Defense mechanism adalah strategi pertahanan
yang diperankan oleh ego yang dimiliki suatu individu untuk melawan impuls id dan
menentang tekanan super ego. Terdapat 8 Defense mechanism menurut Freud, yaitu repression,
rationalization, displacement, sublimation, projection, reaction formation, denial, dan
regression. Hitler memiliki defense mechanism yang kuat pada projection atau proyeksi.
Proyeksi adalah penumpahan perasaan yang tidak menyenangkan kepada seseorang dan
muncul sebagai ancaman bagi realitas eksternalnya. Hitler sangat membenci kaum yahudi
karena Hitler menganggap kaum yahudi adalah penyebab Jerman mengalami kemunduran dan
yahudi merupakan ancaman bagi dunia karena yahudi licik dan merampas kekayaan Jerman.
Proyeksi Hitler ada pada kaum yahudi, menumpahkan segala kekesalannya pada kaum yahudi.

Menurut psikoanalisis Adler, orang memiliki perasaan insecurity dan inferiority,


mereka perlu berusaha untuk sukses dalam hidup. Hitler memiliki pemikiran, perasaan, dan
perilaku berjuang untuk mencapai superiority. Semasa kecil, perasaan insecurity dan inferiority
pada Hitler menyebabkan ia menderita. Di umur yang muda, dia ingin menjadi seniman dan
berusaha menggapai sukses hidup dengan belajar melukis, meninggalkan rumah dan ibunya
untuk menggapai mimpi. Meskipun tidak diterima dalam sekolah seni, dia tidak menyerah, dia
tidak pernah berhenti menggambar dan terus belajar melukis. Pada Perang Dunia I, dia ingin
menjadi tentara yang sukses, hingga dihadiahi medali Iron Cross.Hingga akhirnya ia menjadi
seorang diktator yang sukses.

4
DAFTAR PUSTAKA

Bullock, A. B., Knapp, W. F., & Lukacs, J. (2018, September 20). Adolf Hitler. Retrieved from
https://www.britannica.com/biography/Adolf-Hitler

Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of personality. Boston: McGraw-Hill.

Hyland, P., Boduszek, D., & Kielkiewicz, K. (2011). Psycho-Historical Analysis of Adolf
Hitler: the Role of Personality, Psychopathology and Development. Psychology and
Society, 42(2), 58-63.

Pettinger, T. (n.d.). Adolf Hitler Biography. Retrieved October 18, 2018, from
https://www.biographyonline.net/military/adolf-hitler.html

Wilde, Robert. (2018, August 23). Adolf Hitler Biography. Retrieved from
https://www.thoughtco.com/adolf-hitler-biography-1221627

Anda mungkin juga menyukai