* Definisi psikoanalisis yang kedua menurut Freud adalah sebagai metode terapi
untuk mengobati gangguan saraf. Metode ini sebagian besar melibatkan asosiasi
bebas tanpa sensor oleh pasien (analysand), yang berbaring di sofa sementara
analis duduk di belakangnya dan mendengarkan manifestasi halus dari proses
bawah sadar yang merupakan sumber neurosis.
● Rahasia agama yang kuat, menurut Freud. "terletak pada kekuatan keinginan
itu" (The Future of an li hal.30). Dalam hal ini, Freud berspekulasi, kepercayaan
masyarakat terhadap Tuhan adalah sesuatu neurosis kolektif yang timbul dari
Kompleks Oedipus. Ketika masyarakat manusia terus berkembang, menjadi
dewasa, dan dengan demikian melampaui keinginan dan keinginan masa kanak-
kanak, Freud percaya bahwa kebutuhan akan sosok ayah seperti itu akan
semakin besar. Akal budi modern akan menggantikan ilusi.
● Karya Freud yang paling terkenal dan juga paling imajinatif mengenai agama
adalah Moses Monotheism (yang ditulis antara tahun 1934 dan 1938), yang di
dalamnya ia merekonstruksi asal-usul agama Israel kuno melalui pembacaan
kisah eksodus dalam bahasa Ibrani yang bisa diharapkan, Freud tidak
mengambil kisah alkitabiah tentang Musa dan nilai nominalnya, melainkan
mencoba menemukan di dalamnya jejak-jejak sejarah yang hampir terlupakan
tentang asal usul agama Israel yang sebenarnya. Musa. Menurutnya, aslinya
bukan orang Ibrani, Dia seorang pangeran Mesir yang mengikuti ajaran Firaun
Akhenaton, seorang revolusioner yang ingin menggantikan politeisme Mesir
dengan pengabdian kepada satu Aten, dewa cinta dan kebaikan moral.
Akhenaton meninggal dan monoteismenya hilang di Mesir. Muridnya Musa
mengadopsi budak Ibrani sebagai bangsanya dan hutan belantara Det. Namun
belakangan, orang Ibrani menjadi kecewa dengan monoteisme Musa. Mereka
membunuhnya, mengambil mantan dewa perang suku mereka Yahweh sebagai
de mereka yang berganti nama menjadi imam besar dewa itu Musa.
●Kode hukum dan ritual yang rumit dalam Taurat, menurut Freud, adalah sisa-
sisa hukum dari periode ini dalam sejarah Israel. Berabad-abad kemudian, nabi-
nabi seperti Amos dan Yesaya muncul, menolak ritual dewa imam tersebut dan
menyerukan untuk kembali kepada satu dewa cinta dan didukung oleh dewa
asli, Musa dari Mesir. Reformasi mereka menyebabkan munculnya agama
moral yang lebih tinggi yaitu monoteisme Yahudi dan Kristen. Tak perlu
dikatakan lagi. Hanya sedikit sejarawan agama Israel kuno yang memiliki
rekonstruksi imajinatif tentang asal-usul monoteisme Yahudi yang menarik
meskipun terlepas dari kesimpulannya, pendekatan interpretatifnya terhadap
literatur ini memberikan cara yang menarik dalam memandang agama Yudaisme
dan Kristen sebagai kanon kitab suci mereka. Dengan membaca literatur
alkitabiah sebagai manifestasi waktu antara dua bentuk keyakinan dan praktik
keagamaan yang sangat berbeda, perhatian diberikan pada literatur tersebut
sebagai tempat terjadinya konflik dan ambivalensi, yang, seperti mimpi-mimpi
pasiennya, mengungkapkan jauh lebih banyak hal daripada yang secara sadar
dimaksudkan.