Anda di halaman 1dari 2

Kodein

Kodein atau metilmorfin adalah opium (turunan morfin) dari golongan fenantrena.
Kodein dapat didapatkan dari bunga candu opium atau papaver somniverum. Kodein
merupakan obat antitusif golongan narkotik. Alkaloida candu ini memiliki sifat yang
menyerupai morfin, tetapi efek analgetik dan meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu
pula efek depresinya terhadap pernapasan. Obat ini memiliki beberapa khasiat bagi pasien,
baik untuk dewasa maupun anak. Kodein dapat dikonversikan menjadi morfin sehingga
memiliki anti nyeri (analgesik), meredakan batuk dan sesak napas (antitusif), serta diare.
Diantara ketiga manfaat ini, khasiat pereda batuk (antitusif) merupakan yang paling
menonjol. Jenis batuk yang dapat diredakan oleh kodein adalah batuk yang kering, iritatif,
dan tidak berdahak. Khasiat paling terkenal dari kodein adalah penghambatan terhadap
refleks batuk. Penghambatan ini bermanfaat meredakan batuk iritatif, kering, dan batuk yang
sangat mengganggu. Batuk seperti ini sangat mengganggu pasien karena menyebabkan
pasien tidak dapat tidur, tidak dapat beristirahat, dan nyeri pada dada. Pemberian kodein
sebagai antitusif dianjurkan bagi pasien dewasa dan anak-anak.

Secara umum, kodein dapat meredakan nyeri yang menyertai infark miokard,
keganasan, kolik renal atau kolik empedu, oklusi pembuluh darah perifer, perikarditis akut,
dan nyeri akibat trauma seperti luka bakar, fraktur, dan luka pascabedah. Dosis yang
dibutuhkan meningkat sesuai dengan penambahan intensitas nyeri. Hati hati pada dosis tinggi
karena dapat menyebabkan depresi napas.

Efek samping yang ditimbulkan antara lain mengantuk, mual, dan muntah, serta
konstipasi. Selain itu, kodein dapat mengakibatkan ketergantungan seperti layaknya obat-
obatan morfin, namun dengan skala yang lebih kecil.

Sumber:
https://www.slideshare.net/SapanNada/farmakologi-antitusif
http://kkyazid.blogspot.com/2011/10/kodein-metilmorfin-yang-memiliki-banyak.html

Anda mungkin juga menyukai