Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Golongan C
JURUSAN KESEHATAN
2023
MEDIKAMENTOSA DAN BAHAN BIOLOGIC
PENGERTIAN
1. MEDIKAMENTOSA
Penggolongan Opioid
Berdasarkan struktur kimia, opioid dibedakan menjadi 3 kelompok yakni alami, semi-
sintetik, dan sintetik (Joewana, 2004)
a. Analgesik Opioid
Salah satu jenis opioid alami adalah candu atau opium. Dari candu ini dihasilkan morfin
dan kodein. Opium atau candu adalah getah Papaver Somniferum L yang telah dikeringkan.
• Morfin
Morfin adalah komponen utama dari opium/candu yang diperoleh tumbuhan
Papaver Somniferum.
Jenis-jenis Morfin:
Efek Samping:
Kontak morfin dengan kulit orang yang sensitif dapat menyebabkan eritema, urtikaria,
gatal-gatal dan dermatitis. Kerentanan efek terapi dan toksisitas bervariasi terhadap orang yang
berbeda, anak-anak yang lebih rentan daripada orang dewasa, seperti juga orang yang
menderita myxedema dan hipotiroidisme.
• Kodein
digunakan sebagai bagian dari terapi utuk klien yang sedang dalam masa withdrawal
(gejala putus obat) yang sedang menjalani perawatan intoksifikasi (BNN, 2009).
c. Opioid Semi-sintetik
Opioid golongan semisintesis adalah opioid yang di sintesis dari opioid alami (opium).
Yang termasuk opioid semisintesis adalah heroin (diacethylmorphine), hidromorfon, derivate
tebain.
• Heroin
adalah sintesa dari morfin. Heroin kira-kira dua kali lebih kuat dari morfin dan
opioid yang paling sering digunakan pada orang dengan gangguan yang berhubungan
dengan opioid. Heroin yang secara farmakologis mirip dengan morfin, menyebabkan
analgesia, mengantuk. Heroin lebih dikenal dengan nama putaw (Depkes, 2006).
• Hidromorfon
Hidromorfon adalah keton morfin terhidrogenasi yang digunakan sebagai analgesik
opioid untuk manajemen nyeri. Contoh kasus nyeri yang dapat diberikan hidromorfon
adalah kanker, luka bakar, trauma, kolik bilier, kolik renal, dan pembedahan. Namun,
hidromorfon hanya dianjurkan untuk pasien dengan nyeri sedang hingga berat yang benar-
benar membutuhkan opioid karena opsi analgesik lain tidak efektif.
• Derivate Tebain Thebaine (paramorphine)
Juga dikenal codeine methyl enol ether, adalah alkaloid opiat, namanya berasal dari
bahasa Yunani Thēbai (Thebes). Unsur kecil opium, tebain secara kimiawi mirip dengan
morfin dan kodein, tetapi memiliki efek stimulasi daripada depresan. Pada dosis tinggi,
tebain menyebabkan kejang yang mirip dengan keracunan strychnine.
d. Opioid Sintetik
Opioid sintesis adalah golongan opioid yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak
didapatkan dari opium alias sintesis buatan. Narkotika sintetis pertama 12 yang dihasilkan
mula-mula adalah meperidin.
• Meperidin
Secara kimia tidak sama dengan morfin, tetapi menyerupai dalam kekuatan
analgesik. Meperidin mungkin merupakan yang digunakan secara luas untuk meringankan
rasa sakit yang sedang dan sangat parah. Diberikan melalui mulut atau injeksi.
• Metadon
Secara kimiawi termasuk keluarga opioid seperti heroin dan morfin, tetapi sejatinya
metadon bukanlah opioid karena metadon dihasilkan secara sintesis buatan bukan alami
yang berasal dari opium
• Petidin
Petidin (pethidine) atau meperidin hidroklorida adalah anti nyeri yang termasuk
dalam golongan narkotika. Obat ini biasanya diaplikasikan untuk menghilangkan nyeri
yang bersifat sedang sampai berat terutama pada saat selesai operasi atau pada saat proses
kelahiran.
• Fentanil
Fentanil merupakan obat golongan analgesik narkotik yang digunakan sebagai obat
premedikasi dan obat anestesi umum. Obat ini juga digunakan untuk manajemen nyeri,
khususnya pada pasien kanker dan nyeri kronis.
• Alfentanil
Alfentanil adalah obat antinyeri golongan opioid yang dapat bekerja dengan cepat.
Obat ini tidak dijual bebas dan hanya diberikan oleh tenaga kesehatan. Alfentanil
digunakan sebagai tambahan penghilang nyeri dan sebagai anestesi untuk membuat
seseorang tidur ketika operasi.
• Sufentanil
Sufentanil adalah analgesik golongan opioid sintetis yang digunakan dalam
anestesi. Sufentanil dosis rendah digunakan dalam proses intubasi, sedangkan dosis tinggi
digunakan untuk menginduksi dan memperkuat efek anestesi umum. [1-3] Selain
digunakan sebagai obat anestesi, sufentanil juga berfungsi sebagai analgesik dengan
potensi 5-10 kali lebih besar dibandingkan fentanil, serta 300-400 kali lebih besar daripada
morfin.
• Remifentanil
Remifentanil adalah obat analgesik opioid sintetik kerja pendek yang manjur . Ini
diberikan kepada pasien selama operasi untuk menghilangkan rasa sakit dan sebagai
tambahan untuk anestesi. Remifentanil digunakan untuk obat penenang serta
dikombinasikan dengan obat lain untuk digunakan dalam anestesi umum. Penggunaan
remifentanil memungkinkan penggunaan opioid dosis tinggi dan anestesi hipnotik dosis
rendah, karena sinergisme antara remifentanil dan berbagai obat hipnotik dan anestesi
volatil.
Obat-obatan kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase
(COX). Enzim ini berperan dalam sintetis mediator nyeri, salah satunya ialah prostaglandin. Efek
samping palimg umum dari obat golongan ini adalha gangguan lambung usus, kerusakan darah,
kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi.
MEKANISME AKSI
NSAID bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase (COX). Ada dua jenis
isoenzim COX – keduanya memainkan peran biologis yang sangat berbeda :
a. Enzim COX-1
Enzim yang “diekspresikan secara konstitutif” yang merangsang prostaglandin yang
diperlukan untuk melindungi mukosa lambung. Isoform COX-1 juga bertanggung jawab
untuk menjaga perfusi ginjal dengan melebarkan arteriol. Ini juga menghambat
pembentukan trombus di endotel vaskular.
b. Enzim COX-2
a. Efek gastrointestinal
Dispepsia, mual, diare dan perdarahan lambung serta ulserasi – risiko efek serius
meningkat pada pasien dengan penyakit radang usus. Mengambil NSAID oral dengan
makanan dapat meminimalkan risiko ini.
b. Efek ginjal
c. Efek kardiovaskular
Peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung – terutama pada pasien
dengan riwayat penyakit kardiovaskular. Aspirin tidak terkait dengan risiko ini.
d. Efek hipersensitivitas
• Kondisi: nyeri dan peradangan, seperti nyeri akibat luka, nyeri atau peradangan
setelah operasi, ankylosing spondylitis, atau radang sendi.
• Dewasa: 75-150 mg per hari.
d. Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi akibat menggunakan obat ini adalah sakit
perut, mual, nyeri ulu hati, diare, sembelit, sakit kepala, mengantuk, telinga berdenging,
perubahan mental, gejala gagal jantung, edema, dan kenaikan berat badan yang tidak
biasa. Efek samping yang serius, seperti:
• Ulkus peptikum
• Perdarahan saluran cerna, perforasi saluran cerna
• Sindrom Stevens-Johnson
• Toxic epidermal necrolysis
• Jaundice
e. Interaksi dengan Obat Lainnya
• Perdarahan di saluran pencernaan, bila digunakan bersama obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) lain, obat pengencer darah, atau kortikosteroid.
• Kelebihan kalium dalam darah (hiperkalemia) dan kerusakan fungsi ginjal, bila
digunakan bersama obat hipertensi jenis ACE inhibitor atau diuretik, ciclosporin,
serta tacrolimus.
• Keracunan diclofenac, bila digunakan bersama phenytoin, methotrexate, lithium,
dan digoxin.
• Penurunan efek cholestyramine.
• Meningkatkan kadar serum metotreksat.
• Meningkatkan risiko nefrotoksisitas dengan ciclosporin atau triamterene.
• Meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada kornea pada pasien dengan
peradangan pada kornea.
• Colestyramine dan colestipol mengurangi bioavailabilitas diclofenac.
• Menurunnya konsentrasi plasma saat digunakan bersamaan dengan sukralfat.
• Penggunaan preparat mata diclofenac dapat menurunkan efikasi preparat mata
asetilkolin dan karbakol.
• Dapat meningkatkan kadar serum litium dan digoksin
7. PHENYLBUTAZONE
a. Definisi
Phenylbutazone adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang efektif dalam
mengobati demam, nyeri, dan peradangan dalam tubuh. Phenylbutazone tersedia dalam
bentuk Tablet salut selaput, Kaplet salut selaput. Obat ini bekerja dengan menghambat
enzim yang berperan dalam menghambat prostaglandin, yakni zat alami tubuh yang
memicu reaksi peradangan seperti bengkak dan rasa nyeri. ● Phenylbutazone adalah
obat yang dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan yang
disebabkan oleh ankylosing spondylitis ketika obat lain mungkin tidak cocok. ●
Ankylosing spondylitis adalah peradangan yang menyebabkan penyakit sendi yang
mempengaruhi tulang punggung.
b. Bentuk obat (tablet salut selaput, kaplet salut selaput)
c. Dosis Dan Aturan Pakai
Gangguan rematik (oral)
• Dewasa: Hingga 600 mg setiap hari dalam dosis terbagi. Kurangi dosis hingga dosis
efektif terendah setelah 1-3 hari. Durasi maksimum digunakan hingga 1 minggu.
Gout/asam urat akut (oral)
• Dewasa: Hingga 800 mg setiap hari bila diperlukan. Kurangi dosis efektif terendah
setelah 1-3 hari. Durasi penggunaan maksimal hingga 1 minggu.
d. Efek Samping
• Berdengung di telinga (tinnitus)
• Kepala pusing (vertigo)
• Depresi
• Halusinasi
• Kebingungan mental
• Pusing, mengantuk, merasa lesu dan lelah
• Perasaan mati rasa, kesemutan, atau panas di tangan atau kaki
• Asma atau asma yang lebih buruk dari biasanya (sesak napas)
• Pembengkakan pada tangan, kaki (sekitar pergelangan kaki) atau perut
• Sakit mulut (nyeri atau borok di lidah, pipi, bibir, tenggorokan atau gusi)
• Pembengkakan kelenjar ludah (di depan telinga, di bawah rahang bawah dan di
bawah lidah) yang dapat membuat mengunyah atau menelan terasa sakit, mulut
kering
• Terdapatnya benjolan di depan leher, merasa lelah dan sensitif terhadap dingin,
berat badan bertambah
• Sembelit, hal ini mungkin karena perubahan reaksi kelenjar tiroid
• Reaksi terhadap matahari. Kulit anda mungkin menjadi merah, menyakitkan, dan
bengkak. Jangan berjemur, menggunakan tanning bed, atau mengekspos kulit anda
terhadap sinar UV buatan
• Ketulian
• Konstipasi atau kembung
• Kesulitan menelan
• Penglihatan kabur, pendarahan di mata
• Merasa sakit (malaise)
e. Interaksi dengan Obat Lainnya
• Obat-obatan yang digunakan untuk tekanan darah tinggi (misalnya atenolol,
ramipril, valsartan)
• Diuretik (tablet air) atau obat-obatan jantung (misalnya digoxin, sotalol, diltiazem)
• Beberapa obat diabetes (misalnya glipizide, glibenclamide) atau insulin
• Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh (misalnya siklosporin,
tacrolimus, methotrexate)
• Lithium, obat yang digunakan untuk mengobati perubahan suasana hati dan
beberapa jenis depresi
• Obat yang biasanya diresepkan melalui rumah sakit, yang disebut mifepristone
(diambil dalam 12 hari terakhir)
• Antibiotik kuinolon (antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi)
• Methylphenidate, obat yang digunakan untuk mengobati kondisi hiperaktif
• Steroid anabolik, seperti nandrolone
• Misoprostol, obat yang digunakan untuk mengobati bisul di lambung dan usus
• AZT, obat yang digunakan untuk HIV (human immunodeficiency virus)
• Alkohol
• Obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi yang dikenal sebagai fenitoin
• Obat-obatan yang mempengaruhi enzim hati – (cek dengan apoteker anda). Obat
tersebut termasuk barbiturat, chorphenamine, prometazin, rifampisin,
cholestyramine, dan obat-obatan yang digunakan untuk mengontrol kolesterol.
8. OXAPROZIN
a. Definisi
Oxaprozin adalah obat yang diindikasikan untuk perawatan Radang sendi,
Osteoarthritis, Childhood arthritis dan kondisi lainnya.
b. Pemakaian Oxaprozin
Digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit,
kondisi dan gejala berikut ini: - Radang sendi - Osteoarthritis - Childhood arthritis
c. Efek Samping
Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi
dalam obatobat yang mengandung Oxaprozin. Ini bukanlah daftar yang komprehensif.
Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Konsultasi pada
dokter jika melihat efek samping berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.
• Bisul
• Dering atau mendengung di telinga
• Peningkatan enzim hati
• Mual
• Sakit perut
• Masalah ginjal
• Peningkatan waktu perdarahan
• Kehilangan nafsu makan untuk makanan dll
d. Kontraindikasi
Sebagai Oxaprozin tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
• Laktasi
• Gagal jantung kongestif
• Hati kronis atau gangguan ginjal
• Hipersensitivitas
• Kehamilan
• Perdarahan gastrointestinal
• Polip hidung dan asma
• Ulkus lambung atau duodenum
e. Tindakan Pencegahan
Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang daftar obat
Anda saat ini, produk toko (contoh, vitamin, suplemen herbal, dll.), alergi, penyakit
yang sudah ada, dan kondisi kesehatan saat ini (contoh, kehamilan, operasi yang akan
datang, dll.). Beberapa kondisi kesehatan dapat membuat Anda kebal pada efek
samping obat. Konsumsi seperti yang diarahkan oleh dokter Anda atau ikuti petunjuk
yang tercetak dalam brosur produk. Dosis berdasarkan kondisi Anda. Katakan pada
dokter Anda jika kondisi Anda berlanjut atau memburuk. Poin-poin konseling penting
dijabarkan dibawah ini:
• Hindari kontak yang terlalu lama terhadap sinar matahari
• Hindari menggunakan oxaprozin pada gangguan darah serius, infark miokard, dan
ulserasi
• Hindari mengkonsumsi alkohol saat mengambil oxaprozin
• Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin berat
• Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda melihat tanda-tanda darah
• Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda menjalani operasi
• Tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jantung atau perut masalah, sesak napas
dan bicara melantur.
2. BAHAN BIOLOGIK
a. Pengertian
Merupakan organisme mikroskopik seperti bakteri, kapang atau jamur termasuk
ragi, algae atau protozoa, juga termasuk virus, prion-prion (partikel protein berukuran
sangat kecil) dan kultur sel.
b. Contoh sediaan dari bahan biologik
Bahan biologik dihasilkan melalui proses biologi pada hewan atau jaringan hewan
untuk menimbulkan kekebalan, mendiagnosa penyakit, atau mengobati penyakit dengan
proses imunologik, antara lain vaksin, sera (antisera), antigen, dan bahan diagnostik
biologik.
c. Jenis-jenis bahan biologik
1. Vaksin
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013, vaksin adalah antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Penggolongan vaksin
• Infektivitas
• Alergenisitas