Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KODEIN

UNTUK MEMENUHI TUGAS KIMIA ORGANIK DOSEN PENGAMPU : Disusun Oleh: Febri duriyana 4411411012 Utari 4411411014

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan irritable bowel syndrome. Kodein merupakan prodrug, karena di saluran pencernaan kodein diubah menjadi bentuk aktifnya, yakni morfin dan kodeina-6glukoronida.Sekitar 5-10% kodein akan diubah menjadi morfin, sedangkan sisanya akan menjadi bentuk yang bebas, atau terkonjugasi dan membentuk kodeina-6-glukoronida (70%), norkodeina (10%), hidromorfona (1%). Seperti halnya obat golongan opiat lainnya, kodein dapat menyebabkan

ketergantungan fisik, namun efek ini relatif sedang bila dibandingkan dengan senyawa golongan opiat lainnya. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa pengertian kodein? 2. Bagaimanakah pengaruh kodein terhadap kesehatan pada hewan dan manusia? 3. Bagaimanakah struktur dari kodein? 4. Apakah manfaat mengkonsumsi kodein? 5. Bagaimanakan mekanisme pencernaan pada oengkonsumsi kodein? C. TUjuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian dari kodein 2. Untuk mengetahui pengaruh kodein terhadap kesehatan 3. Untuk mengetahu struktur dari kodein 4. Untuk mengetahui manfaat dari mengkonsumsi kodein 5. Untuk mengetahui mekanisme pencernaan pada pengguna kodein

BAB II PEMBAHASAN
1.pengertian kodein Kodein banyak digunakan dalam perawatankesehatan. Kodein adalah sejenis obat golongan opiate yang digunakan untuk mengobati nyeri berat, batuk, diare, dan irritable bowel syndrome. Kodein selalu dibuat dalam bentuk pil atau cairan dan bisa diambil baik secara sendirian atau gabungan dengan kafein, aspirin, asetaminofen, atau ibuprofen.

2. Efek samping Efek mengkonsumsi kodein dengan tidak baik(melebihiaturan pakai) Adalah memiliki efek anti-nyeri. Kodein dapat diindikasikan sebagai pereda atau penghilang nyeri hebat yang tidak dapat diatasi dengan analgesik non-opioid. Sebuah studi yang dilakukan oleh Glowinski menemukan bahwa kombinasi antara parasetamol 500 mg/kodein 30 mg tiga kali sehari ditambah natrium diklofenak 50 mg sehari memiliki efek analgesik yang sama dengan pemberian natrium diklofenak 50 mg dua kali sehari pada pasien artritis reumatoid. Substitusi natrium diklofenak dengan parasetamol dan kodein ini memiliki keuntungan mengurangi efek iritasi pada mukosa lambung. Pada penggunaan dosis tinggi akan menyebabkan depresi pernapasan. Efek lain dari kodein yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat adalah efek anti-diare. Alkaloid morfin dan turunannya secara umum memiliki manfaat menghentikan diare dengan terlibat langsung pada otot polos kolon. Pada pengobatan diare yang disebabkan intoksikasi makanan atau obat lain, pemberian morfin harus didahului dengan pemberian garam katalitik untuk mengeluarkan racun dan mikroorganisme penyebab diare. Dosis kodein atau morfin yang menghentikan diare (terkadang dapat menyebabkan konstipasi) kurang lebih sama dengan dosisnya sebagai obat batuk.

Namun demikian, penggunaan kodein sebagai anti-diare tidak populer. Hal ini disebabkan saat ini tersedia bahan-bahan sintetik yang bekerja pada saluran cerna. Efek samping yang umumnya terjadi akibat menggunakan kodein meliputi eforia (perasaan senang/bahagia), gatal-gatal, mual, muntah, mengantuk, mulut kering, miosis, hipotensi ortostatik, penahanan urin, depresi, dan sembelit. Efek samping yang mengancam jiwa, seperti halnya senyawa opiat lainnya adalah depresi saluran pernafasan. Depresi saluran pernafasan ini tergantung pada jumlah dosis yang diberikan, dan berbahaya bila overdosis. Oleh karena kodein dimetabolisme menjadi morfin, hal ini menyebabkan morfin dapat disalurkan melalui air susu ibu kepada bayinya dalam jumlah yang mematikan, karena mengakibatkan depresi saluran pernafasan bayi yang disusui. 3. Khasiat penggunaaan kodein dengan benar Secara umum, kodein dapat meredakan nyeri yang menyertai infark miokard, keganasan, kolik renal atau kolik empedu, oklusi pembuluh darah perifer, perikarditis akut, dan nyeri akibat trauma seperti luka bakar, fraktur, dan luka pascabedah. Khasiat paling terkenal dari kodein adalah penghambatan terhadap refleks batuk. Penghambatan ini bermanfaat meredakan batuk iritatif, kering, dan batuk yang sangat mengganggu. Batuk seperti ini sangat mengganggu pasien karena menyebabkan pasien tidak dapat tidur, tidak dapat beristirahat, dan nyeri pada dada. Pemberian kodein sebagai antitusif dianjurkan bagi pasien dewasa dan anak-anak.

Penggunaan kodein untuk pasien batuk iritatif pada anak-anak masih dianjurkan sampai kini. Buck dalam tulisannya di jurnal Pediatric Pharmacology menerangkan mekanisme aksi kodein dan penggunaanya sebagai analgesik serta antitusif pada anak-anak. Beberapa efek samping yang mungkin timbul adalah idiosinkrasi, alergi, dan intoksikasi bila diberikan berlebih. Cara menghindari bahaya efek samping adalah anamnesis riwayat alergi secara teliti, monitor setelah konsumsi, serta berhati-hati dalam dosis. Pada anamnesis, perlu ditanyakan penggunaan kodein sebelumnya dan adakah efek samping alergi. Sebagai tambahan, tanyakan pula riwayat alergi terhadap bahan lain dan riwayat alergi pada keluarga.

Penggunaan sebagai obat batuk bagi pasien dewasa direkomendasikan pada dosis 10 mg 3-4 kali sehari. Sementara, bagi anak adalah 1 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 dosis. Sebagai akibat pada metabolisme, dosis ini dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh, penurunan aktivitas otot, vasodilatasi perifer, serta penghambatan mekanisme neural di sistem saraf pusat. Kecepatan metabolisme tubuh akan berkurang dengan pemberian morfin dan turunannya. Hiperglikemia sementara dapat terjadi akibat pelepasan adrenalin yang menyebabkan glikogenolisis. Efek-efek ini hanya bersifat sementara, dan dapat hilang seiring berjalannya waktu. Secara umum, tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai hal tersebut.

Dengan demikian, sebagai obat batuk, sampai saat ini kodein masih tetap mendapat tempat bagi pasien yang merasakan gangguan (iritasi) saluran napas atas akibat batuk kering kronis. Efek analgesik dan antitusif bekerja sama mengurangi batuk yang menyebabkan nyeri dada. Para dokter yang merawat pasien harus melakukan pengawasan, di samping mengedukasi pasien saat menggunakan kodein.

Demikian juga bagi pasien anak-anak, peran orang tua sangat penting dalam pengawasan. 4. Struktur kodein

5.Biosintesis Kodein yang terkonsumsi akan teraktivasi oleh enzim di dalam hati menjadi morfin, sebelum mengalami proses glusuronidasi, sebuah mekanisme detoksifikasi bagi xenobiotik. Walau bagaimanapun, morfin tersebut tidak dapat digunakan, mengingat 90% kodein yang diambil akan dimusnahkan dalam usus halus (rembesan dari hati) sebelum berhasil memasuki peredaran darah. Oleh itu, kodein seolah-olah tidak brpengaruh atas penggunanya, namun efek samping seperti analgesia, sedasi, dan kemurungan pernapasan masih terasa.

BAB III PENUTUP A. Simpulan


Kodein adalah sejenis obat golongan opiate. Pembuatan kodein biasanya dalam bentuk pil ataupun berupa cairan. Adapun manfaat dari penggunaan kodein dengan benar yaitu untuk pengobatan batuk, diare, nyeri berat, oksi pembuluh darah kepiler, supaya tidak ngantuk atau susah tidur, akan tetapi pada penggunaan yang melebihi batas atau penggunaan yang tidak benar akan mengakibatkan akan menyebabkan depresi pernapasan dan akan mengakibatkan kematian. Kodein mempunyai struktur

Pada kodein dengan aktivasi oleh enzim didalam hati akan membentuk morfin. Sebelum berhasil memasuki darah kodein seolah-olah tidak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh,Namun efek samping seperti analgesia, sedasi, dan kemurungan pernapasan masih terasa.

B.Saran
Kodein sebenarnya mempunyai fungsi yang efektif jika digunakan dengan benar dan sesuai aturan, akan tetapi akan mengakibatkan efek samping yang vatal jika penggunaan terlalu berlebihan atau melebihi dosis anjuran akan mengakibatkan over dosis. Sebaiknya kodein digunakan sesuai dengan fungsinya, dikarenakan jika mengkonsumbi dengan benar kodein mempunyai manfaat yang baik seperti meringankan sakit kepala, meredakan batuk, menghilangkan nyeri dll.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso HSO, Dewoto HR. Analgesik opioid dan antagonis. Farmakologi dan Terapi edisi ke-4. Jakarta; Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 2005.

http://kkyazid.blogspot.com/2011/10/kodein-metilmorfin-yang-memilikibanyak.html http://www.news-medical.net/health/Morphine-Chemistry%28Indonesian%29.aspx

Anda mungkin juga menyukai