Anda di halaman 1dari 21

Stuktur Modal dan Leverage

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Semester Gasal 2019/2020

Disusun Oleh :
Ilma Maisarah 1810112001
Fadilla Ulul Albab 1810112019
Wiendy Prameswary 1810112021
Erica Annisa Putri 1810112025
Oddy Sonata 1810112084
Tharique Nazhief 1810112090
Widaad Ariiq Farizaki 1810112192

Program Studi Akuntansi


Fakultas Eknomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Struktur Modal dan Leverage”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Manajemen Keuangan”. Tak Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga dapat terlaksananya pembuatan makalah ini
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moril dan materiil.
3. Guru pembimbing yang telah memberikan materi-materi serta dukungan.
4. Teman-teman yang telah membantu serta memberikan kritik, dan saran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami menerima saran dari berbagai pihak demi terwujudnya makalah yang lebih baik
dimasa yang akan datang. Terima kasih.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................................................. 2
A. Stuktur Modal ................................................................................................................. 2
1. Definisi Struktur Modal ............................................................................................... 2
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ........................................................ 2
1. Risiko Usaha ................................................................................................................ 2
2. Posisi Pajak Perusahaan .............................................................................................. 2
3. Fleksibilitas Keuangan ................................................................................................. 2
4. Konservatisme/Keagresifan Manajerial ...................................................................... 2
C. Resiko Usaha dan Keuangan ........................................................................................... 3
1. Resiko Usaha/Business Risk ........................................................................................ 3
2. Resiko Keuangan/Financial Risk .................................................................................. 3
D. Leverage Operasi dan Keuangan .................................................................................... 4
1. Leverage Operasi/Operating Leverage ....................................................................... 4
2. Leverage Keuangan/Financial Leverage ...................................................................... 4
E. Kombinasi Leverage Oprasi dan Leverage Keuangan ..................................................... 4
F. Analisa Breakeven ........................................................................................................... 5
1. Break-Even Point ......................................................................................................... 5
2. Margin of Safety .......................................................................................................... 5
3. Titik Tutup Pabrik ........................................................................................................ 5
G. Metode Struktur Modal .................................................................................................. 6
1. EBIT-EPS ....................................................................................................................... 6
2. Perbandingan rasio-rasio Leverage ............................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................. 8
A. Leverage Operasi dan Keuangan .................................................................................... 8
B. Analisa Breakeven ......................................................................................................... 11

ii
C. Metode Struktur Modal ................................................................................................ 12
1. EBIT-EPS ..................................................................................................................... 12
2. Perbandingan rasio-rasio Leverage ........................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalankasn kegiatannya sebuah perusahaan pasti akan membutuhkan modal.
Baik modal dalam bentuk uang maupun ekuitas. Utang dan ekuitas memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing oleh karena itu jika perusahaan memiliki laba dan
aruskas yang tidak stabil cenderung membatasi penggunaan utang.

Bila perusahaan menggunakan modal dari utang, maka perusahaan secara rutin akan
membayar biaya bunga yang merupakan beban tetap bagi perusahaan. Masalah
leverage timbul karena perusahaan menggunakan asset yang menyebabkan harus
membayar biaaya tetap yang merupakan hutang yang menyebabkan perussahaan harus
menanggung beban tetap.

Leverage terbagi menjadi dua yaitu (1) Leverage Operasi (2) Leverage Keuangan.
Perusahaan menggunakan leverage operasi atau leverage keuangan dengan tujuan agar
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada asset dan sumber danany, yang dapat
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan struktur modal?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal ?
3. Apa yang dimaksud dengan Resiko Usaha dan Keuangan ?
4. Apa yang dimaksud dengan Analisis Breakevent ?
5. Apa yang dimaksud dengan Operating Leverage dan Financial Leverage?
6. Bagaimana Kombinasi Operating Leverage dan Financial Leverage ?
7. Apa saja Metode-metode dalam manajemen struktur modal ?

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Stuktur Modal

1. Definisi Struktur Modal


Struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkannya harga saham. (Brigham &
Houston, 2011).

a. Struktur Modal Optimal/Optimal Capital Structure


Struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya.

b. Sasaran Struktur Modal/ Target Capital Structure


Kombinasi utang, saham preference dan ekuitas biasa yang akan menjadi dasar
penghipunan modal oleh perusahaan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

1. Risiko Usaha
Tingkat resiko yang inheren dalam operasi perusahaan jika perusahaan tidak
menggunakan utang. Makin besar resiko usaha perusahaan makin rendah rasio
utang optimalnya.

2. Posisi Pajak Perusahaan


Alasan penggunaan utang adalah karena bunga sebagai pengurang pajak, yang mana
menurunkan biaya efektif.

3. Fleksibilitas Keuangan

4. Konservatisme/Keagresifan Manajerial
Keagresifan manajer memilih menggunakan utang sebagai usaha untuk meningkatan
laba. Hal tersebut tidak mempengaruhi struktur modal melainkan mempengaruhi
sasaran struktur perusahaan.

2
C. Resiko Usaha dan Keuangan

1. Resiko Usaha/Business Risk


Resiko usaha adalah Tingkat risiko inheren dalam operasi perusahaan jika tidak
munggunakan utang. Resiko usaha merupakan faktor penentu modal yang paling
penting. Bagi perusahaan yang tidak memiliki utang, risiko usaha dapat diukur
dengan variabilitas dalam proyeksi pengembalian atas asset (return on asset-ROA).
Maka ROE-nya sama dengan ROA.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berulang dimasa depan akan membuat


ROE yang terealisasi lebih rendah/lebih tinggi dari yang diproyeksikan. Peristiwa
lainnya seperti bencana jangka panjang akan mempengaruhi laba perusahaan secara
permanen. Oleh karena itu makin tinggi tingkat ketidak pastian ROE dimasa depan
semakin besar resiko usaha perusahaan. Berikut ini adalah faktor-faktor resiko usaha
:

a. Variabilitas Permintaan
b. Variabilitas harga jual
c. Variabilitas biaya masukan
d. Kemampuan untuk menyesuaikan harga keluaran terhadap perubahan dalam
biaya masukan.
e. Kemapuan untuk mengembangkan produk baru dengan cara yang tepat waktu.
Dan efektif biaya.
f. Penerapan risiko luar negri
g. Sejauh mana tingkat biaya-biaya yang merupakan biaya tetap : leverage
operasi.

2. Resiko Keuangan/Financial Risk


Suatu kenaikan pada risiko pemegang saham di atas risiko usaha dasar
perusahaan yang dikabarkan oleh penggunaan leverage keuangan. (Brigham &
Houston, 2011).

3
D. Leverage Operasi dan Keuangan

1. Leverage Operasi/Operating Leverage


Sampai sejauh mana biaya tetap digunakan dalam operasi suatu perusahaan.

Degree of Operating Leverage (DOL)

𝑆 − 𝐵𝑉 𝑄(𝑃 − 𝑉) 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛𝑎𝑙


𝐷𝑂𝐿 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑆 − 𝐵𝑉 − 𝐵𝑇 𝑄(𝑃 − 𝑉) − 𝐵𝑇 𝐸𝐵𝐼𝑇

Keterangan :
Q = kuantitas BT = Biaya Tetap Total
P = Harga per unit S = Penjualan
V = Biaya Variable BV = Biaya Variable Total

2. Leverage Keuangan/Financial Leverage


Tingkat sampai sejauh mana efek dengan pendapatan tetap (utang dan saham
prefereen) digunakan dalam struktur modal suatu perusahaan.

Degree of Financial Leverage (DFL) :

𝐸𝐵𝐼𝑇 𝑄(𝑃 − 𝑉) − 𝐵𝑇
𝐷𝐹𝐿 = 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝐸𝐵𝐼𝑇 − 𝐼 𝑄(𝑃 − 𝑉) − 𝐵𝑇 − 𝐼

E. Kombinasi Leverage Oprasi dan Leverage Keuangan


Kombinsasi Leverage/Combination Leverage adalah gabungan operating leverage
dengan financial leverage. Combination leverage mengukur pengaruh perubahan
penjualan terhadap perubahan EAT atau IN. Diukur dengan rumus sebagai berikut :

𝑄 (𝑃−𝑉) 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛𝑎𝑙


DCL = DOL × DFL atau 𝑄 (𝑃−𝑉)−𝐵𝑇−𝐼 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝐵𝑇

4
F. Analisa Breakeven

1. Break-Even Point
Break-even point (BEP), Menentukan besarnya penjualan yang menghasilkan
laba bersih sama dengan nol (0). Atau dimana kondisi tersebut perusahaan tidak
dalam kondisin mendapatkan untuk akan tetapi juga tidak rugi, melainkan hanya
balik modal. BEP menjelaskan hubungan antara penjualan, biaya dan laba.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 = = ⋯ 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = = 𝑅𝑝 …
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
1−
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

2. Margin of Safety
Margin Of Safety batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir, agar perusahaan
tidak menderita kerugian.
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑙𝑎𝑛 − 𝐵𝐸𝑃
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑓 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 = 𝑥100%
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

3. Titik Tutup Pabrik


Analisa penutupan perusahaan adalah analisa tutup pabrik atau Shut Down Point.
Apabila perusahaan beroprasi dibawah BEP secara akuntansi perusahaan mengalami
kerugian. Namun secara cash flow atau aliran kas perusahaan masih mendapatkan
sisa kas, selama penerimaan penghasilan masih bisa menutup biaya variable dan
biaya tetap.

Biaya Tetap Tunai


𝑆𝐷𝑃 =
Rasio Kontribusi Marginal

Ini dijadikan pedoman oleh manajemen untuk memutuskan apakah perusahaan


diteruskan atau dihentikan.

5
G. Metode Struktur Modal

1. EBIT-EPS
EBIT-EPS merupakan cara untuk membandingkan berbagai metode
pembelanjaan, apakah sebaikanya perusahaan menggunakan sumber dana jangka
panjang yang berasal dari utang, saham baisa, saham istimewa, laba ditahan atau
kombinasi dari alternative sumber dana tersebut, dengan berbagai asumsi mengenai
jumlah EBIT. Dalam memilih alternaif sumber dana perlu diketahui pada tingkat EBIT
berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS atau
ROE sama. EBIT pada kondisi diatas disebut indifferent point. Indifferent Poin adalah
tinggat EBIT yang dapat menyamakan keuntungan bagi pemegang saham dengan
berbagai kombinasi leverage faktor. Leverage faktor merupakan perimbangan
anatara hutang dengan modal sendiri. Pada indifferent point tersebut, berapapun
leverage faktor akan menghaasilkan EPS atau ROE sama.
X(1 − t) (𝑋 − 𝑐)(1 − 𝑡)
=
S1 𝑆2
Keterangan :
X = EBIT pada indifferent point
c = bunga hutang
t = Pajak
S1= Jumlah lembar saham bila dibelanjai modal sendiri
S2 = Jumlah lembar saham bila dibelanjai modal asing

2. Perbandingan rasio-rasio Leverage


Rasio Leverage menunjukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai
dengan hutang. Apabila leverage ratio-nya = 0, maka perusahaan beroprasi
sepenuhnya menggunakan modal sendiri. Semakin besar leverage rationya semakin
beasar pula resiko yang dihadapi suatu perusahaan apabila kondisi ekonomi
memburuk.

a. Total Debt to Total ratio


Total Hutang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
Total Aktiva
b. Debt to Equity Ratio

6
Total Hutang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
Modal
c. Time Interest Earned Ratio
EBIT
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Beban Bunga
d. Fixed Charge Coverage Ratio
EBIT + Bunga + Angsuran Lease
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Bunga + Angsuran Lease
e. Debt Service Ratio

EBIT
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
angsuran pokok pinjaman
bunga + sewa +
(1 − tarif pajak)

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Leverage Operasi dan Keuangan


Perusahaan ABADI sedang memilih dua alternative mesin yang akan dibeli untuk
mendukung proses produksinya. Mesin merek Komatsu yang memiliki karakteristik biaya
tetap tinggi tapi biaya variable rendah, sedangkan mesin merek Yashinta mempunyai
biaya tetap rendah, tapi biaya variablenya tinggi. Berikut data kedua mesin tersebut :

Keterangan Merk Komatsu Merek Yashinta


Harga per Unit Rp 25,000 Rp 25,000
Biaya Variable Rp 15,000 Rp 20,000
Biaya Tetap Rp 1,000,000,000 Rp 400,000,000

Volume Penjualan Rp 160,000


Bunga :
Produk X Rp 400,000,000
Produk Y Rp 200,000,000
Pajak yang diperhitungkan 40%

Diminta :

1. Menghitung Degree of Operating Leverage (DOL) dan efeknya terhadap EBIT bila
ada kenaikan penjualan sebesar 40%.
2. Menghitung Degree of Finance Leverage (DFL) dan efeknya terhadap EAT bila ada
kenaikan penjualan sebesar 20%.
3. Menghitung Degree of Combination Leverage (DCL) dan efeknya terhadap
Penjualan bila ada kenaikan penjualan sebesar 30%.

Jawab :

Keterangan Merk Komatsu Merek Yashinta Total


Penjualan Rp4,000,000,000 Rp4,000,000,000 Rp 8,000,000,000

8
Biaya Variable Rp2,400,000,000 Rp3,200,000,000 Rp 5,600,000,000
Kontribusi Majinal Rp 1,600,000,000 Rp 800,000,000 Rp 2,400,000,000
Biaya Tetap Rp 1,000,000,000 Rp 400,000,000 Rp 1,400,000,000
EBIT Rp 600,000,000 Rp 400,000,000 Rp 1,000,000,000
Bunga Rp 400,000,000 Rp 200,000,000 Rp 600,000,000
EBT Rp 200,000,000 Rp 200,000,000 Rp 400,000,000
Pajak 30% Rp 60,000,000 Rp 60,000,000 Rp 120,000,000
EAT Rp 140,000,000 Rp 140,000,000 Rp 280,000,000

1. Menghitung Degree of Operating Leverage (DOL) dan efeknya terhadap EBIT bila
ada kenaikan penjualan sebesar 40%.
𝑆 − 𝐵𝑉 𝑄(𝑃 − 𝑉) 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛𝑎𝑙
𝐷𝑂𝐿 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑆 − 𝐵𝑉 − 𝐵𝑇 𝑄(𝑃 − 𝑉) − 𝐵𝑇 𝐸𝐵𝐼𝑇

1,600,000,000
a. 𝐷𝑂𝐿 𝐾𝑜𝑚𝑎𝑡𝑠𝑢 = = 𝑅𝑝 2.67
600,000,000

Dengan DOL Komatsu Rp 2.67; apabila mengalami kenaikan penjualan


sebesar 40%, maka EBIT akan naik (Rp 2.67 x 40%) = 106.67% .
Dengan demikian EBIT Komatsu akan naik sebesar (106.67% x 600,000,000) =
Rp 640,000,000. Menjadi (RP 640,000,000 + Rp 600,000,000)= Rp
1,240,000,000.

800,000,000
b. 𝐷𝑂𝐿 𝑌𝑎𝑠ℎ𝑖𝑛𝑡𝑎 = = 𝑅𝑝 2
400,000,000

Dengan DOL Yashinta Rp 2; apabila mengalami kenaikan penjualan sebesar


40%, maka EBIT akan naik (Rp 2 x 40%) = 80% .
Dengan demikian EBIT Komatsu akan naik sebesar (80% x 400,000,000) = Rp
320,000,000. Menjadi (RP 320,000,000 + Rp 400,000,000) = Rp
720,000,000.

2. Menghitung Degree of Finance Leverage (DFL) dan efeknya terhadap EAT bila ada
kenaikan penjualan sebesar 20%.

9
600,000,000
a. 𝐷𝐹𝐿 𝐾𝑜𝑚𝑎𝑡𝑠𝑢 = = 𝑅𝑝 3
200,000,000

Dengan DFL Komatsu Rp 3; apabila mengalami kenaikan penjualan sebesar


20%, maka EBIT akan naik (Rp 3 x 20%) = 60% .
Dengan demikian EBIT Komatsu akan naik sebesar (60% x 140,000,000) = Rp
84,000,000. Menjadi (RP 84,000,000 + Rp 140,000,000)= Rp 224,000,000.

400,000,000
b. 𝐷𝐹𝐿 𝑌𝑎𝑠ℎ𝑖𝑛𝑡𝑎 = = 𝑅𝑝 2
200,000,000

Dengan DFL Yashinta Rp 2; apabila mengalami kenaikan penjualan sebesar


20%, maka EBIT akan naik (Rp 2 x 20%) = 40% .
Dengan demikian EBIT Komatsu akan naik sebesar (40% x 140,000,000) = Rp
56,000,000. Menjadi (RP 56,000,000 + Rp 140,000,000) = Rp 196,000,000.

3. Menghitung Degree of Combination Leverage (DCL) dan efeknya terhadap


Penjualan bila ada kenaikan penjualan sebesar 30%.
1,600,000,000
a. 𝐷𝐶𝐿 𝐾𝑜𝑚𝑎𝑡𝑠𝑢 = = 𝑅𝑝 8
200,000,000

Dengan DCL Komatsu Rp 8; apabila mengalami kenaikan penjualan sebesar


30%, maka EBIT akan naik (Rp 8 x 30%) =240 % .
Dengan demikian EBIT Komatsu akan naik sebesar (240 % x 140,000,000) =
Rp 336,000,000. Menjadi (RP 140,000,000 + Rp 336,000,000)= Rp
476,000,000.

800,000,000
b. 𝐷𝐶𝐿 𝑌𝑎𝑠ℎ𝑖𝑛𝑡𝑎 = = 𝑅𝑝 4
200,000,000

Dengan DCL Yashinta Rp 4; apabila mengalami kenaikan penjualan sebesar


30%, maka EBIT akan naik (Rp 4 x 30%) = 120% .
Dengan demikian EBIT Komatsu akan naik sebesar (120% x 140,000,000) =
Rp 168,000,000. Menjadi (RP 168,000,000 + Rp 140,000,000) = Rp
308,000,000.

10
B. Analisa Breakeven
Perusahaan ABADI sedang memilih dua alternative mesin yang akan dibeli untuk
mendukung proses produksinya. Mesin merek Komatsu yang memiliki karakteristik biaya
tetap tinggi tapi biaya variable rendah, sedangkan mesin merek Yashinta mempunyai
biaya tetap rendah, tapi biaya variablenya tinggi. Berikut data kedua mesin tersebut

Keterangan Merk Komatsu Merek Yashinta


Harga per Unit Rp 25,000 Rp 25,000
Biaya Variable Rp 15,000 Rp 20,000
Biaya Tetap Rp 1,000,000,000 Rp 400,000,000

Volume Penjualan Rp 160,000

Diminta :

1. Menghitung BEP masing-masing produk dan sales mix


2. Hitung Margin of safety masing-masing poduk dan total
3. Titik Tutup Pabrik, jika biaya tetap 60% merupakan biaya tetap tunai

Jawab :

Keterangan Mesin A Mesin B Total


Penjualan Rp 4,000,000,000 Rp 4,000,000,000 Rp 8,000,000,000
Biaya Variable Rp 2,400,000,000 Rp 3,200,000,000 Rp 5,600,000,000
Kontribusi Majinal Rp 1,600,000,000 Rp 800,000,000 Rp 2,400,000,000
Biaya Tetap Rp 1,000,000,000 Rp 400,000,000 Rp 1,400,000,000
Laba Rp 600,000,000 Rp 400,000,000 Rp 1,000,000,000

1. Menghitung BEP masing-masing produk dan sales mix


a. BEP merk Komatsu
1,000,000,000
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 = = 100,000 𝑢𝑛𝑖𝑡
25,000 − 15,000

11
1,000,000,000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = = 𝑅𝑝 2,500,000,000;
15,000
1−
25,000
b. BEP merk Yashinta

400,000,000
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 = = 80,000 𝑢𝑛𝑖𝑡
25,000 − 20,000

400,000,000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = = 𝑅𝑝 2,000,000,000;
20,000
1−
25,000
c. BEP sales mix
1,400,000,000
𝐵𝐸𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 𝑅𝑝 4,666,666,667
5,600,000,000
1 − 8,000,000,000

2. Hitung Margin of safety masing-masing poduk dan total


a. Margin Of Safety Merk Komatsu
4,000,000,000 − 2,500,000,000
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑓 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 = 𝑥100% = 37,5%
4,000,000,000
b. Margin Of Safety Merk Yashinta

4,000,000,000 − 2,000,000,000
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑓 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 = 𝑥100% = 50%
4,000,000,000

c. Margin Of Safety Total


8,000,000,000 − 4,500,000,000
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑓 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 = 𝑥100% = 43,75%
8,000,000,000

3. Titik Tutup Pabrik/Shut Down Point


60% x 1,400,000,000
𝑆𝐷𝑃 = = 2,100,000,000
0.4

C. Metode Struktur Modal

1. EBIT-EPS
Suatu perusahaan bekerja dengan modal sebesar Rp. 400,000,000; yang
terdiri dari 40,000 lembar saham biasa. Pada tahun yang akan datang perusahaan

12
meningkatan EBIT menjadi Rp 90,000,000; untuk itu perlu ada tambahan dana
sebesar Rp 100,000,000 pajak yang ditanggung sebesar 30%. Untuk memenuhi
alternative sumber dana :

 Mengerluarkan obligasi dengan buga 12% per tahun


 Mengeluarkan saham baru dengan harga per lembar Rp 10.000;

Jawab :

Dengan MS Dengan MA
Modal Sendiri Rp 500,000,000 Rp 400,000,000
Modal Asing Rp - Rp 100,000,000
Total Modal Rp 500,000,000 Rp 500,000,000
Jumlah Lembar Saham 50,000 Rp 40,000
EBIT Rp 90,000,000 Rp 90,000,000
Bunga Rp - Rp 12,000,000
EBT Rp 90,000,000 Rp 78,000,000
Pajak 30% Rp 27,000,000 Rp 23,400,000
EAT Rp 63,000,000 Rp 54,600,000
ROE 12.60% 13.65%
EPS Rp 1,260 Rp 13,650

Dengan demikian ,tambahan dengan hutang obligasi lebih menguntungkan karena


EPS dan ROE nya lebih besar. Swedangkan titik indifferenbtnya adalah

c = 12% x Rp 100,000,000 = Rp 12,000,000;


t = 0.3
S1= 50,000
S2 = 40,000

X(1 − 0.3) (𝑋 − 12,000,000)(1 − 0.3)


=
50,000 40,000

𝑋 = 𝑅𝑝 60,000,000;

13
Dalam perhitungan ini, pada EBIT Rp 60,000,000; EPS atau ROE bila dibayari dengan
modal sendiri atau modal asing, hal ini bisa dibuktikan:

Dengan MS Dengan MA
EBIT Rp 60,000,000 Rp 60,000,000
Bunga Rp - Rp 12,000,000
EBT Rp 60,000,000 Rp 48,000,000
Pajak 30% Rp 18,000,000 Rp 14,400,000
EAT Rp 42,000,000 Rp 33,600,000
ROE 8.40% 8.40%
EPS Rp 840 Rp 840

Bila EBIT lebih Besar dari IP lebih baik dibelanjai dengan hutang, sebaliknya jika Ebit
lebih kecil maka pilih modal sendiri.

2. Perbandingan rasio-rasio Leverage


Perusahaan ABC
Neraca, 31 Desember 2016 (000)
Kas Rp 630,000 Hutang Dagang Rp 84,000
Efek Rp 200,000 Hutang Wesel Rp 126,000
Piutang Dagang Rp 256,000 Hutang Obligasi Rp 335,000
Persediaan Rp 281,000 Modal Saham Rp 990,000
Aktiva Tetap Rp 860,000 Laba ditahan Rp 125,000
Total Aktiva Rp 1,660,000 Total Hutang & Modal Rp 1,660,000

14
Perusahaan ABC
Laporan Laba-Rugi 2016 (000)
Penjualan Rp 2,150,000
HPP Rp 1,625,000
Laba Kotor Rp 525,000
Biaya Operasi Rp 210,000
Laba Operasi Rp 315,000
Bunga Rp 75,000
Laba Sebelum Pajak Rp 240,000
Pajak Rp 72,000
Laba Setelah Pajak Rp 168,000

a. Total Debt to Total ratio


545,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 32,83%
1,660,000

b. Debt to Equity Ratio


545,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 48.87%
1,115,000
c. Time Interest Earned Ratio

315,000
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = = 4.2 𝑘𝑎𝑙𝑖
75,000

d. Fixed Charge Coverage Ratio


315,000 + 75,000
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = = 5.2 𝑘𝑎𝑙𝑖
75,000

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Leverage timbul karena perusahan dalam operasinya menggunakan aktiva sumber dana yang
menimbulkan beban tetap, yaitu akiva tetap yang menimbulkan biaya penyusutan dan utang
yang menimbulkan biaya bunga.

Pada kondsini ekonomi yang baik penggunaan utang yang semakin besar akn meningkatkan ROE,
pada kondisi normal, penggunaan utang yang semakin besar pada mulanya akan meningkatkan
ROE, dan pada kondisi ekonomi yang buruk penggunakan utang yang besar akan menurunkan
ROE.

Degree of Operating Leverage mengukur sensitivitas perubahan EBIT sebagai akibat dari
perubahan penjualan. Semakin besar DOL, berarti sedikit perubahan kecil pada penjualan akan
mengakibatkan perubahan besar pada EBIT, hal ini menunjukan perusahaan memiliki risiko
bisnis yang besar.

Degree of Financial Operating menukur sesitivitas perubahan EAT sebagai akibat perubahan
EBIT. Semakin besar DFL, berarti sedikit perubahan kecil pada EBIT akan mengakibatkan
perubahan besar pada EAT, hal ini menunjukan perusahaan memiliki risiko keuangan yang besar.
Pengaruh bersama ini menimbulkan beban tetap terhadap laba bersih perusahaan.

B. Saran
Dalam hal ini manager harus terus menghitung untuk memperkirakan besarnya utang yang
digunakaan untuk modal. Jangan sampai besarnya hutang malah memurunkan performa
keuangan suatau perusahaan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E. F., & Houston, J. E. (2011). Dasar-Dasar Menajemen Keuangan (11 ed., Vol. 2).
(A. A. Yulianto, Penerj.) Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik (2nd Edition ed.).
(N. I. Sallama, Ed.) Penerbit Erlangga.

Sutrisno. (2013). MANAJEMEN KEUANGAN Teori, Konsep & Aplikasi (1 ed.). Yogyakarta:
Penerbit EKONISA.

17

Anda mungkin juga menyukai