Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN BRIKET ARANG

DARI CAMPURAN BUAH BINTARO DAN TEMPURUNG


KELAPA MENGGUNAKAN PEREKAT AMILUM

Indah Suryani* , M. Yusuf Permana U., M. Hatta Dahlan


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Kampus Palembang
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Abstrak
Briket arang adalah bahan bakar tanpa asap yang merupakan suatu jenis bahan bakar padat yang
kandungan zat terbangnya dibuat cukup rendah sehingga asap yang ditimbulkan pada pemanfaatannya
tidak akan mengganggu kesehatan dari pemakai briket itu sendiri. Dalam penelitian ini briket bioarang
dibuat dari buah bintaro dan tempurung kelapa dengan menggunakan perekat amilum. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan briket bioarang dengan kualitas yang terbaik dengan memvariasikan suhu
karbonisasi dan komposisi bahan baku. Metode yang digunakan pada penelitian yang dilaksanakan ini
adalah metoda eksperiment atau percobaan. Variasi suhu karbonisasi yang digunakan adalah 350 0C,
4000C dan 4500C, dengan perbandingan komposisi bahan baku buah bintaro dan tempurung kelapa
50%:50%, 60%:40%, dan 70%:30%. Pembuatan briket ini melalui beberapa tahapan yaitu persiapan
bahan baku, analisis awal, pembriketan dan analisis akhir. Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa
pada komposisi bahan baku buah bintaro dan tempurung kelapa dengan suhu karbonisasi 400 0C
diperoleh nilai kadar air sebesar 7.03%, abu 2.36%, kadar zat terbang 13.47%, karbon tertambat
77.12% dan nilai kalor 6970 kal/gr. Pada komposisi bahan baku buah bintaro dan tempurung kelapa
40%:60% diperoleh briket arang yang optimum.

Kata Kunci: buah Bintaro, briket arang, tempurung kelapa

Abstract
Charcoal briquette is a smokeless fuel which is a type of solid fuel substances made flying low enough so
that the smoke generated in the utilization of health care will not interfere with the user's own briquettes.
In this study, charcoal briquettes made from bintaro fruit and coconut shell using amylum adhesives. This
study aims to obtain briquettes bioarang with the best quality by varying the carbonization temperature
and composition of raw materials. The method used in this study is experiments or experimental methods.
Variation of carbonization temperature used was 350 0C, 400 0C and 450 0C, with a ratio of raw material
composition of bintaro fruit and coconut shell 50%: 50%, 60%: 40%, and 70%: 30%. This briquette-
making in three step i.e: preparation of raw materials, initial analysis and making of briquette, and final
analysis. The results from this study that the composition of raw materials bintaro fruit and coconut shell
carbonization temperature of 4000C with Inherent Moisture valuesobtained for 7:03%, 2:36% ash, volatile
matter content of 13:47%, 77.12% fixed carbon and calorific value 6970 cal / g. The composition of the
raw material of bintaro fruit and coconut shell 40%: 60% obtained optimum charcoal briquettes.

Keywords: Bintaro fruit, Charcoal briquette, coconut shell

1. PENDAHULUAN bakar yang terbuat dari limbah padat organik,


bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar
Energi mempunyai peranan yang sangat
alternatif atau merupakan pengganti minyak
penting dalam berbagai kegiatan ekonomi dan
tanah yang paling murah dan dimungkinkan
kehidupan masyarakat. Untuk mengantisipasi
untuk dikembangkan secara massal, maka dicoba
kenaikan harga BBM dalam hal ini minyak tanah
untuk
diperlukan bahan bakar alternatif yang murah
dan mudah didapat. Briket merupakan bahan

Page 24 Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012


memanfaatkan briket organik dari bahan baku Tabel 1. Standar Nilai Briket Batu Bara
berupa buah bintaro dan tempurung kelapa. Komponen Standar Nilai
Pemilihan bahan ini dilakukan karena Kandungan air total < 5%
pemanfaatan akan limbah buah bintaro dan Abu 14-18%
tempurung kelapa dan juga meningkatkan nilai Zat terbang 20-24%
ekonomis dari limbah tersebut. Penelitian ini Karbon padat 55-60%
bertujuan untuk menentukan komposisi dan suhu Nilai kalori 5.500-7000
yang optimal dari buah bintaro dan tempurung Belerang kal/gr
kelapa terhadap kualitas yang dihasilkan dan Kuat tekan < 0.5%
juga mengetahui Inherent Moisture, Ash, Volatile Daya tahan banting > 60 kgf/pcs
Matter, Fixed carbon dan Calorific Value dari Ukuran(PxLxT) > 95%
briket yang dihasilkan. Manfaat dari penelitian Berat/butir 51x49x39 mm
ini yaitu kita dapat mengurangi tingkat Komponen kimia: 50 gr
pencemaran limbah padat selain itu memberikan - Karbon (C)
sumber energi alternative yang ramah - Hidrogen (H) 64-67%
lingkungan juga menghemat pengeluaran biaya - Oksigen (O) 2.7-49%
untuk membeli minyak tanah dan LPG. - Nitrogen 11.1-13%
Emisi gas: 1-1.1%
Briket adalah padatan yang umumnya - Sulfur (SO2)
berasal dari limbah pertanian. Sifat fisik briket - Nitrogen dioksida < 5 ppm
yaitu kompak. keras, dan padat. Dalam aplikasi (NOx) < 2 ppm
produk. ada beragam jenis briket. yaitu briket - Karbon monoksida < 1000 ppm
arang selasah, briket serbuk gergaji dan sekam. (CO) Tidak berasap
briket kotoran sapi. briket cangkang kopi. Asap 1850C
maupun cangkang jarak pagar. (Fuad, 2008) Suhu penyalaan
Briket adalah gumpalan yang terbuat dari (Sumber:http:\internet\briket batubara.htm)
bahan lunak yang dikeraskan. Sedangkan briket Karbonisasi biomassa atau yang lebih
arang adalah gumpalan-gumpalan atau batangan- dikenal dengan pengarangan adalah suatu proses
batangan arang yang terbuat dari bahan lunak. untuk menaikkan nilai kalor biomassa dan
(Adam, 1998) dihasilkan pembakaran yang bersih dengan
Briket arang adalah bahan bakar tanpa asap sedikit asap. Hasil karbonisasi adalah berupa
yang merupakan suatu jenis bahan bakar padat arang yang tersusun atas karbon dan berwarna
yang kandungan zat terbangnya dibuat cukup hitam.
rendah sehingga asap yang ditimbulkan pada Proses karbonisasi merupakan salah situ
pemanfaatannya tidak akan mengganggu tahap yang penting dalam pembuatan briket
kesehatan dari pemakai briket itu sendiri. Briket arang. Pada umumnya proses ini dilakukan pada
arang dapat dimanfaatkan untuk keperluan temperatur 500-8000C, kandungan zat yang
sehari-hari seperti memasak. penghangat ruang mudah menguap akan hilang sehingga akan
kandang, menyetrika dan lain-lain. terbentuk struktur pori awal (Widowati, 2003).
Setiap jenis briket memiliki keunggulan Menurut Hasani (1996), proses
dan kelemahan masing-masing. Pembriketan karbonisasi merupakan suatu proses pembakaran
terhadap suatu bahan atau campuran merupakan tidak sempurna dari bahan-bahan organik dengan
suatu cara untuk mendapatkan bentuk tertentu jumlah oksigen yang sangat terbatas, yang
agar dapat dipergunakan untuk keperluan menghasilkan arang serta menyebabkan
tertentu pula. penguraian senyawa organic yang menyusun
Briket arang merupakan arang (salah satu struktur bahan membentuk uap air, methanol,
jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam uap-uap asam asetat dan hidrokarbon.
bahan hayati atau biomassa misalnya kayu, Karbonisasi merupakan suatu proses
ranting, daun-daunan, rumput, jerami. ataupun untuk mengkonversi bahan organik menjadi
limbah pertanian lainnya. Bioarang ini dapat arang. Pada proses karbonisasi akan melepaskan
digunakan dengan melalui proses pengolahan, zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4 dan H2
salah satunya adalah menjadi briket bioarang. yang dapat digunakan untuk memenuhi
Briket arang sebenarnya termasuk bahan lunak kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.
yang dengan proses tertentu diolah menjadi Proses karbonisasi dapat dibagi menjadi empat
bahan arang keras dengan bentuk tertentu. tahap sebagai berikut:
Kualitas bioarang ini tidak kalah dengan 1) Penguapan air, kemudian penguraian
batubara atau bahan bakar jenis arang lainnya. sellulosa menjadi distilat yang sebagian

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012 Page 25


besar mengandung asam-asam dan pelindung inti buah dan terletak di bagian
methanol. sebelah dalam sabut dengan ketebalan berkisar
2) Penguraian sellulosa secara intensif hingga antara 3–6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan
menghasilkan gas serta sedikit air. sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar
3) Penguraian senyawa lignin menghasilkan lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih
lebih banyak tar yang akan bertambah rendah dengan kadar air sekitar enam sampai
jumlahnya pada waktu yang lama dan suhu sembilan persen (dihitung berdasarkan berat
tinggi. kering) dan terutama tersusun dari lignin,
4) Pembentukan gas hydrogen merupakan selulosa dan hemiselulosa. Data komposisi kimia
proses pemurnian arang yang terbentuk. tempurung kelapa disajikan pada tabel 2.
Menurut mahajoeno (2005), syarat briket (Suhardiyono, 2007).
yang baik adalah briket yang permukaannya
halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di
Tabel 2. Komposisi kimia tempurung kelapa
tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket
(Suhardiyono, 2007)
juga harus memenuhi Kriteria sebagai berikut:
1) Mudah dinyalakan Persentase
Komponen
2) Tidak mengeluarkan asap (%)
3) Emisi gas hasil pembakaran tidak Lignin 29,4
menganding racun Abu 0,6
4) Kedap air dan hasil pembakaran tidak Nitrogen 0,1
berjamur bila disimpan pada waktu lama Air 8,0
5) Menunjukkan upaya laju pembakaran Dalam pembuatan briket bioarang
(waktu, laju pembakaran dan suhu diperlukan perekat ataupun pengikat yang
pembakaran) yang baik berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel zat
Pembriketan bertujuan untuk dalam bahan baku (bioarang) pada proses
memperoleh suatu bahan bakar yang berkualitas pembuatan briket. Tepung tapioka termasuk
yang dapat digunakan untuk semua sektor dalam klasifikasi sebagai bahan perekat organik
sebagai sumber energi pengganti. Beberapa tipe / dan umumnya merupakan bahan perekat yang
bentuk briket yang umum dikenal, antara lain : efektif. Dipilihnya perekat tepung tapioka ini
bantal (oval), sarang tawon (honey comb), dikarenakan harganya murah serta mudah
silinder (cylinder, telur (egg), dan lain-lain. didapat. Adapun komposisi dari ubi kayu dan
Adapun keuntungan dari bentuk briket adalah tepung tapioka terdapat pada tabel dibawah ini.
sebagai berikut:
1) Ukuran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Tabel 3. Komposisi Ubi Kayu Dan Tepung
2) Porositas dapat diatur untuk memudahkan Ubi Kayu (Tepung Tapioka)
pembakaran. Jumlah
3) Mudah dipakai sebagai bahan bakar. (Adi Komponen Ubi Kayu ( Tepung Ubi
Chandra Brades dan Febrina Setyawati % )(a) Kayu ( % )(b)
Tobing, 2007) Air 62 – 65 11,5
Karbohidrat 32 – 35 83,8 *)
Buah bintaro dan tempurung kelapa pada Protein 0,7 – 2,6 1,0
dasarnya mengandung unsure-unsur kimia Lemak 0,2 – 0,5 0,9
seperti karbon, hydrogen dan nitrogen disamping Serat 0,8 – 1,3 2,1
unsur-unsur mineral seperti kalium, kalsium dan Abu 0,3 – 1,3 0,7
magnesium. Sumber : a.Kay, 1973, b.Deprin, 1989 (dalam
Buah bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% Hambali, Erliza, dkk, 2007)
daging buah. Bijinya sendiri terbagi dalam Keterangan : *) terukur sebagai pati
cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji bintaro
mengandung minyak antara 35-50% (bandingkan 2. METODOLOGI
dengan biji jarak yang 14% dan kelapa sawit Bahan-bahan yang digunakan dalam
20%). Semakin kering biji bintaro semakin penelitian ini adalah buah bintaro, tempurung
banyak kandungan minyaknya. Minyak ini kelapa dan tepung tapioka. Alat-alat yang
termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya digunakan dalam penelitian ini adalah Bomb
asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), Calorimeter, furnace, oven, cawan silica,
asam oleat (54,3%), dan asam linoleat (16,7%). desikator, botol timbang, neraca analitik, krus
Tempurung kelapa merupakan bagian buah porselen, spatula,loyang, batang pengaduk, pipet
kelapa yang fungsinya secara biologis adalah tetes, baker glass,stopwatch dan gelas ukur.

Page 26 Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012


Variabel yang dipilih dalam penelitian ini Hal itu akan membuat arang dengan
yaitu komposisi berat buah bintaro dan suhu karbonisasi yang lebih tinggi akan lebih
tempurung kelapa sebesar 50%:50%, 40%:60% kering, sehingga kemampuannya dalam
dan 30%:70% sedangkan untuk variabel suhu menyerap air akan semakin rendah, sehingga
karbonisasi diambil mulai dari 3500C, 4000C dan ketika arang dengan suhu karbonisasi yang tinggi
4500C selama kurang lebih 60 menit. Setelah itu dicampur dengan perekat maka arang tersebut
bubuk briket yang terbentuk dicampur dengan akan menyerap air dari perekat dengan
perekat tepung tapioka dan dicetak dengan kemampuan yang lebih rendah dibandingkan
perbandingan antara campuran bubuk briket dan dengan arang dengan suhu karbonisasi yang
perekat sebesar 9:1. Briket yang terbentuk lebih rendah.
didiamkan selama 24 jam lalu dimasukkan Kadar inherent moisture yang
kedalam oven dengan suhu 800C selama 1 jam, terkandung dalam briket bioarang dari buah
briket yang telah terbentuk kemudian dilakukan bintaro dan tempurung kelapa yang paling
analisa Inherent Moisture, Ash, Volatile Matter rendah adalah briket dengan menggunakan
dan Calorific Value-nya. komposisi perbandingan 30:70. Hal ini dapat
disebabkan karena persentase kandungan air
pada kedua komposisi lebih rendah dibandingkan
komposisi yang lain.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis Inherent Moisture briket Volatile Matter
buah bintaro dan tempurung kelapa, dapat dilihat
pada gambar 1 berikut:
Nilai Volatile Matter(%)

20
IM
15
50;50
8.5
10 40;60
8
30;70
7.5 5
Nilai IM(%)

50;50
7
40;60
6.5 0
30;70
6 350 400 450
5.5
Suhu (C)
5
350 400 450
Suhu (C) Gambar 2. Hubungan antara suhu
karbonisasi terhadap kadar zat terbang briket
Gambar 1. Hubungan antara suhu bioarang dari Buah Bintaro dan Tempurung
karbonisasi terhadap kandungan inherent Kelapa
moisture briket bioarang dari buah bintaro dan Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa
tempurung kelapa semakin tinggi suhu karbonisasi dalam
pembuatan briket bioarang dari buah bintaro dan
Dari gambar 1. dapat terlihat bahwa tempurung kelapa maka kandungan volatile
hubungan antara suhu karbonisasi terhadap matternya semakin menurun. Hal ini disebabkan
kandungan inherent moisture briket adalah karena semakin tinggi suhu, maka kandungan zat
semakin tinggi suhu karbonisasi maka terbang yang terdapat pada bahan baku akan
kandungan inherent moisturenya juga semakin semakin berkurang dan hal itu membuat arang
rendah. Hal ini disebabkan karena dengan yang akan dijadikan briket memiliki kandungan
semakin tingginya suhu karbonisasi maka kadar volatile matter yang rendah juga. Sedangkan
air dari buah bintaro dan tempurung kelapa yang dari ketiga macam variasi komposisi, briket
dijadikan arang akan semakin sedikit dan banyak dengan perbandingan 30:70 memiliki kadar
menguap. volatile matter yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan yang lain. Hal ini bisa
disebabkan karena variasi komposisi ini lebih
sedikit memiliki zat – zat yang apabila difurnace
menjadi zat volatile matter.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012 Page 27


kadar fixed carbon dalam briket akan semakin
Kadar Abu besar. Hal ini dapat disebabkan karena ketika
buah bintaro dan tempurung kelapa dikarbonisasi
5 maka volatile matter dan kandungan air akan
4
berkurang, sehingga dengan semakin tingginya
suhu karbonisasi maka kandungan volatile
Nilai Ash (%)

3 50;50 matter dan kadar air dalam arang juga akan


40;60 semakin banyak berkurang, dan menyebabkan
2 30;70 kadar karbon padat yang terdapat didalam arang
1 akan semakin banyak.
Dari ketiga komposisi yang digunakan
0
350 400 450
kandungan fixed carbon yang paling banyak
terdapat pada briket bioarang dari buah bintaro
Suhu (C)
dan tempurung kelapa dengan perekat tepung
tapioka. Dan hal ini sebanding dengan nilai
Gambar 3. Hubungan antara suhu kalornya yang juga lebih tinggi. Adapun
karbonisasi terhadap kadar abu briket bioarang penyebab kandungan fixed carbon pada perekat
dari buah bintaro dan tempurung kelapa tepung tapioka semakin banyak karena
Pada gambar 3. dapat dilihat bahwa persentase kandungan karbohidrat pada tepung
hubungan antara suhu karbonisasi pada tapioka lebih banyak bila dibandingkan dengan
pembuatan briket terhadap kadar abu adalah perekat lain.
semakin tinggi suhu karbonisasi maka kadar abu
akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena
Nilai Kalor
semakin tinggi suhu karbonisasi akan
mengakibatkan banyaknya bahan yang terbakar
menjadi abu, sehingga hubungan antara kenaikan 7200
suhu karbonisasi terhadap kadar abu akan 7100
Nilai Kalor(Cal/gr)

sebanding. 7000
Dari ketiga macam komposisi yang 50;50
6900
digunakan. Bisa dilihat pada gambar 4. bahwa 40;60
6800
kandungan abu yang paling besar adalah dengan 30;70
perbandingan 30:70. Hal ini bisa disebabkan 6700
karena tempurung kelapa mempunyai lebih 6600
banyak unsur yang dapat membuat kadar abu 6500
suatu briket lebih besar dibandingkan buah 350 400 450
bintaro, sehingga kadar abu suatu briket dapat
Suhu (C)
bertambah besar dengan semakin banyaknya
komposisi dari tempurung kelapa.
Gambar 5. Hubungan antara suhu
Fixed Carbon karbonisasi terhadap nilai kalor briket
bioarang
78
77 Dari gambar 5. di atas, dapat dijelaskan
76 bahwa semakin tinggi suhu karbonisasi maka
nilai kalor akan semakin meningkat juga. Hal ini
Nilai FC(%)

75
50;50
74
40;60
disebabkan karena dengan semakin tingginya
73 suhu dalam proses karbonisasi maka kadar fixed
30;70
72 carbon dalam arang semakin meningkat
71
sedangkan kadar airnya akan semakin berkurang
70
sehingga nilai kalor dari briket bioarang akan
69
350 400 450
semakin meningkat juga.
Selain itu juga, dengan berbedanya
Suhu (C)
komposisi bahan baku pada proses pembuatan
briket, maka akan berpengaruh juga terhadap
Gambar 4. Hubungan antara suhu nilai kalornya. Dari ketiga komposisi bahan baku
karbonisasi terhadap nilai fixed carbon yang digunakan maka dapat dilihat bahwa briket
dengan komposisi 30:70 memiliki nilai kalor
Dari gambar 4. di atas dapat dijelaskan
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang
bahwa semakin tinggi suhu karbonisasi maka

Page 28 Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012


lain. Hal ini disebabkan karena kandungan Anonim,2012. Keluarga Bintaro Carbera
karbon pada tempurung kelapa lebih banyak bila Manghas. (online), (http:/www.
dibandingkan dengan komposisi bahan baku Wikipedia.com) diakses 26 Februari 2012
yang lain. jam 11:38

4. KESIMPULAN Brades, A.C dan Tobing, F.S. 2007. Pembuatan


Briket Arang Dari Enceng Gondok
1) Buah bintaro dan tempurung kelapa dapat (Eichornia Crasipess Solm) Dengan Sagu
ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan cara Sebagai Pengikat. Jurusan Teknik kimia
memanfaatkannya sebagai bahan baku UNSRI. Inderalaya
pembuatan briket arang.
2) Briket arang yang dihasilkan dari bahan Brades, Adi Candra, Febrina setyawati
baku buah bintaro dan tempurung kelapa Tobing.2008.Pembuatan Briket Arang
dapat dijadikan alternative bahan bakar dari Enceng Gondok dengan Sagu sebagai
karena kualitas briket yang dihasilkan Pengikat. Palembang.
sesuai dengan range yang ada.
3) Volatile Matter, Ash, Inherent Moisture, Fuad, M.2008.Pemanfaatan Limbah Cangkang
fixed carbon dan Calorific Value terbesar Kopi untuk Pembuatan Briket Bioarang
pada percobaan ini yaitu 18.00%, 4.59%, menggunakan Perekat Amilum.
8.11%, 77.36% dan 7086 Cal/gr sedangkan Palembang
nilai yang terkecil yang didapat yaitu
12.46%, 2.06%, 6.71%, 71.80% dan 6734 Iman, Greg dan Handoko, Tony. 2011.
Cal/gr. Pengolahan Buah Bintaro Sebagai
4) Dalam pembuatan briket arang didapat Sumber Bioetanol dan Karbon Aktif.
komposisi yang terbaik yaitu 40%:60% UNPAR. Bandung.
dengan nilai Inherent Moisture sebesar
7.03%, ash 2.36%, kadar volatile matter Magdalena, Liza. 2009. Pembuatan Briket Arang
13.47%, fixed carbon 77.12% dan calorific dari Campuran Cangkang Jarak Pagar
value 6970 kal/gr dan Sekam Padi Menggunakan Perekat
Amilum. Jurusan Teknik Kimia POLSRI.
Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
Mulia, Arganda. 2007. Pemanfaatan Tandan
Anonim,2012. Standar Nilai Briket. (online), Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit
(http:/www.briketbatubara.com) diakses Sebagai Briket Arang. Sekolah Pasca
26 Februari 2012 jam 11:30 Sarjana USU. Medan

Anonim,2012. Makalah arang Briket Buah Sutiyono. 2008. Pembuatan Briket Arang dari
Tusam. (online), (http://bpkaeknauli.org) Tempurung Kelapa dengan Bahan
diakses 26 Februari 2012 jam 11:35 Pengikat Tetes Tebu dan Tapioka.
Palembang.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012 Page 29

Anda mungkin juga menyukai