Anda di halaman 1dari 7

Koefisien Gesekan Kinetis

Dennis Koresy (XI IPA 1 / 31)


Melisa Soesilo (XI IPA 1 / 12)

SMAK KOLESE SANTO YUSUP MALANG


2013
I.Judul

Koefisien Gesekan Kinetis.

II. Tujuan

Kegiatan eksperimen ini bertujuan untuk menentukan koefisian gesekan kinetis yang bekerja
pada suatu benda yang terlatak di atas suatu bidang datar dalam waktu t sekon dengan jarak
sejauh 50 cm (0,5 m).

III. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan eksperimen ini antara lain sebagai berikut.

Empat balok dengan massa yang berbeda;

Seutas tali;

Neraca pegas;

Dua botol air mineral yang kosong;

Lakban;

Benda menyerupai tabung licin, seperti bolpoin, spidol, dll.;

Meja;

Stopwatch; dan

Kotak pensil dan benda lainnya sebagai tambahan beban.

IV. Dasar Teori

Dasar teori dalam pelaksanaan kegiatan eksperimen ini, yaitu:

Hukum I Newton

“Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan,
kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.” ΣF = 0.

Hukum II Newton
“Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang dihasilkan /
bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung gaya
dan benda.” ΣF = m.a.

Gerak benda yang terjadi pada suatu bidang juga dipengaruhi oleh gaya gesekan yang
arahnya berlawanan terhadap arah kecenderungan gerak benda.

V. Langkah Kerja

Langkah-langkah kerja dalam melakukan kegiatan percobaan ini adalah sebagai berikut.

Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan.

Letakkan benda licin (Misalnya : spidol) di ujung meja, lalu rekatkan dengan isolasi.

Meja

Hitung massa dan berat masing-masing balok menggunakan neraca pegas. Kemudian, catat
dalam tabel pengamatan.

Letakkan balok di atas meja lalu ikatkan dengan seutas tali. Di ujung tali berikutnya, ikatlah
satu botol air mineral yang kosong. Letakkan botol tersebut di bawah dimana tali berada di
atas spidol.

Hitunglah jarak dimulai dari botol kosong di bawah sebagai acuan titik awal. Kemudian tarik
garis lurus sejauh 50 cm ke belakang. Beri tanda.

(titik akhir) 50 cm (titik awal)

Meja
Isi botol kosong tadi secara perlahan-lahan dengan air. Amati hingga balok yang berada di
atas meja mulai terlihat bergerak. Ukurlah massa dan berat botol tadi.

Isi kembali botol tersebut hingga balok telah menempuh jarak yang telah ditentukan dari titik
akhir hingga titik awal sejauh 50 cm. Hitung waktu yang diperlukan benda untuk menempuh
jarak tersebut dengan menggunakan stopwatch.

Ulangi percobaan selama enam kali.

Jika selesai dengan balok pertama, kita dapat menambah beban balok (usahakan gunakan
balok yang sama dengan balok yang digunakan saat menghitung koefisien gesek statis).
Sesudah itu, beban boleh ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.

(titik akhir) 50 cm (titik awal)

Meja

VI. Data

Berikut ini adalah data hasil pengamatan kami.

Tabel Pengamatan

t (sekon)
No. Massa benda Fw beban a (m/s2) μk
1 2 3 4 t
1 360 gram 2,4 N 1,8 2,07 2,31 2,49 2,1675 0,21 0,63
2 470 gram 3,5 N 1,46 2,07 1,33 1,79 1,6625 0,36 0,68
3 520 gram 4,2 N 1,03 1,27 2,12 1,1 1,38 0,53 0,71
4 650 gram 5,6 N 1,53 2,05 1,9 1,31 1,6975 0,35 0,79
5 430 gram 3,4 N 1,44 1,18 1,59 1,34 1,3875 0,52 0,7
6 460 gram 2,5 N 1,06 1,11 1,09 1,12 1,095 0,83 0,42
Rata-rata μk 0,655
VII. Analisis Data

Berikut ini adalahe analisis data pengamatan yang pertama untuk menemukan gaya
normal, gaya gesek, dan gaya tegangan tali. Dalam rangkaian percobaan kali ini, kita perlu
mencari percepatan. Kecenderungan benda B adalah bergerak ke bawah karena adanya F WB
sehingga benda A cenderung bergerak ke kanan.

Jika digambar kembali sistem yang bekerja pada rangkaian percobaan ini adalah
sebagai berikut (menggunakan percobaan pertama).

FN A a

FfA FT
FWA FT

Meja a

FWB

Tinjau benda A (gaya-gaya yang bekerja pada benda A)

FN A FNA

FfA FT FfA FT

FWA FWA

+ ΣFyA = 0 (karena benda yang berada di atas meja tidak bergerak pada sumbu Y)
FNA – FWA = 0
FNA = mA . g = 0,36 kg . 10 m/s2 = 3,6 N
Mencari percepatan dengan rumus :

s = vot + ½at2 (vo = 0 m/s2 karena pada awalnya benda diam).

s = ½at2 0,5 meter = ½.a.(2,1675)2 a = 0,21 m/s2


Tinjau benda B (gaya-gaya yang bekerja pada benda B)
FT
FT

FWB
FWB
+ ΣFyB= mB . a (karena terjadi pergerakan sejauh 50 cm)
FWB – FT = 0,23 x 0,21
FT = 2,4– 0,0483 = 2,3517 N
Kembali ke benda A untuk mencari FfA
+ ΣFxA= mA .a (karena terjadi pergerakan sejauh 50 cm)
FT – FfA= 0,36 x 0,21
FfA = 2,3517 – 0,0756 = 2,2761 N
Kembali ke rumus mencari gaya gesek
FfA = μk . FN
Gaya 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝐴
𝜇𝑘 =
Gaya 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝐴
2,2761 𝑁
= = 0,63
3,6 𝑁

Analisis di atas dapat dilakukan untuk mencari besar koefisien gesek kinetis benda
untuk percobaan kedua hingga keenam. Berikutnya cari hasil koefisien gesek kinetis rata-rata
dari keenam percobaan tersebut. Maka, koefisien gesek kinetis yang bekerja pada bidang
tersebut adalah 0,655.

VIII. Kesimpulan

Gaya gesek kinetis terjadi pada benda yang sudah bergerak ditandai dengan adanya
percepatan. Gaya gesek ini arahnya selalu berlawanan dengan kecenderungan arah gerak
benda. Koefisien gesek kinetis diperoleh dari hasil bagi antara gaya gesek kinetis yang
bekerja pada benda (yang sedang bergerak) dengan gaya normal.Semakin besar massa benda
maka semakin besar berat beban yang diikuti dengan semakin cepatnya waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak 50 cm.

Anda mungkin juga menyukai