Anda di halaman 1dari 26

4

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Hemoroid merupakan suatu pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di


daerah anus yang berasal dari plexus hemmorrhoialis, hemoroid eksterna adalah
pelebaran vena yang beradadi bawah kulit (subkutan) di bawah atau di luar linea
dentate, hemoroid interna adalah pelebaran vena yang berada di bawah mukosa
(submokusa)di atas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru,dkk 2009).

Hemoroid adalah pelebaran variasi satu segmen ataulebih vena vena


hemoroidalis (mansjoer,2000).hemoroid atau wasir (ambeien) merpakan vena varikosa
pada kanalisani, hemoroid juga timbul oleh kongesti yang seri di jumpai dan terjadi
ada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun, padahal keadaan ini tidak
menunda jiwa namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman
(wilson,2006).

2.2 Anatomi Fisiologi

Rektal atau rektum merupakan salah satu organ dalam saluran pencernaan yang
diketahui sebagai bagian akhir proses ekskresi feses sebelum ke anus.
5

Rektal merupakan bagian dari kolon. Luas permukaan rektal 200-400 cm2, pada
saat kosong rektum mengandung sejumlah kecil cairan (1-3ml) dengan kapasitas buffer
yang rendah ; pH sekitar 7,2 karena kD (kecepatan disolusi), pH akan bervariasi sesuai
obat yang terlarut didalamnya. Panjang dari kolon sekitar 150 cm dan terbagi lagi
menjadi 5 segmen. Rektum adalah segmen anatomi terakhir sebelum anus yang
merupakan bagian distal usus besar.

Rektum memiliki panjang pada manusia dewasa rata-rata 15-19 cm, 12-14 cm
bagian pelvinal sampai 5-6 cm bagian perineal, pada bagian teratas dibungkus dengan
lapisan peritoneum. Sedang pada bagian bawah tidak dibungkus dengan peritoneum
maka disebut pula denga rektal ampula, yaitu \membran serosa yang melapisi dinding
rongga abdomen dan pelvis dan melapisi visera. Kedua lapisan tersebut menutupi
ruang potensial, rongga peritoneum. Anal kanal memiliki panjang 4-5 cm.

Rektum dialiri 3 jenis pembuluh darah :

a. Vena haemorrhoidales superior yang bermuara ke vena mesentericum inferior,


selanjutnya masuk kedalam vena porta, dan juga membawa darah langsung ke
peresaran umum
b. Vena haemorrhoidales medialis dan vena haemorrhoidales inferior yang
bermuara ke vena cava inferior dengan perantara veva iliaka interna,
selanjutnya membawa darah ke peredaran umum (kecuali hati)
c. Vena haemorrhoidales anterior = Vena haemorrhoidales medialis
 Volume cairan dalam rektum sangat sedikit (2ml) sehingga laju difusi
obat menuju tempat absorpsi lebih lambat
 pH cairan rektum netral 7,2-7,4 sehingga kemungkinan obat melarut
lebih kecil dibanding oral yang terdiri dari beberapa bagian
 Adanya feses yang menghambat penyerapan, sehingga sebaiknya
pemberian sediaan setelah defekasi
6

Rektum mempunyai dua peranan mekanik, yaitu bagian tempat penampungan


feses dan mendorongnya saat pengeluaran.

Pada bagian anus terdapat jaringan kulit subkutan yang tebal. Valve adalah
lipatan membran didalam saluram atau kanal yang mencegah aliran balik refluks yang
melaluinya. Levalator berupa otot yang mengangkat organ atau struktur.

2.3 Etiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan
darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga
mudah terjadi aliran balik.

Faktor resiko hemoroid :


1. Keturunan Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus
hemorhoidalis kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat
barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4. Umur Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot
sfingter menjadi tipis dan atonis
5. Endokrin Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus
(sekresi hormon kelaksin)
6. Mekanis Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang
meninggi dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
7

8. Radang Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah


itu berkurang.

2.4 Patofisiologi

Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya


menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran,peradangan, atau prolaps.
Sebagian besar penulis seuju bahwa diet rendah serat menyebabkan bentuk feses
menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan
tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid, kemungkinan gangguan oleh
venus return.kehamilan atau obesitas memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter
internal juga dapat menyebabkan masalah hemoroid, mungkin melalui mekanisme
yang sama. Penurunan venous return dianggap sebagai mekanisme aksi. ( Thonton,
2009).

Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam


pembentukan hemoroid. Kondisi ini mungkin benar, mungkin juga tidak ( Joanson,
1994 ). Pasien yang melaporkan heoroid memiliki tonus kanal istirahat lebih tinggi dari
biasanya. Tonus istirahat setelah hemorrhoidektomi lebih rendah daripada sebelum
prosedur. Perubahan dalam tonus istirahat adalah mekanisme aksi dilatasi ( Gibbons,
1998 ).

Konsidi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa nyeri


dan perdarahan anus. Hemoroid internal tidak menyebabkan sakit karena berada di atas
garis dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun, mereka mengalami perdarahan,
prolaps, dan sebagai hasil dari deposisi dari suatu iritasi kebagian sensitif kulit perianal
sehingga menyebabkan gatal dan iritasi. Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa
sakit perianal oleh prolaps dan menyebabkan spasme sfingter di sekitar hemoroid.
Pasme otot ini mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar anus (Duthie, 1960).
8

2.5 Manifestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan


perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu
menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau
prolaps.
1. Timbul rasa gatal dan nyeri
2. Pendarahan berwarna merah terang saat defekasi
3. Pembengkakan pada daerah anus
4. Nekrosis pada area sekitar anus
5. Pendarahan / prolaps

2.6 Klasifikasi

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :


1. Hemoroid Internal
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat
pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika
tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa
menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil
tindakan operasi untuk membuang wasir.
9

Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :


10

 Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus
dan hanya dapat ditemukan dengan proktoskopi.
 Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada
saat depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk
dengan sendirinya.
 Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan
sendirinya tetapi harus di dorong
 Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defikasi tidak dapat di masukan lagi.
2. Hemoroid Eksternal
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di
bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan
bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid
eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
 Sering rasa sakit dan nyeri
 Rasa gatal pada daerah hemorid
11

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2.7 Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid menonjol keluar maka lama kelamaan darah yang berada di
sekitar hemoroid akan membeku dan akan terjadi trombosis.
2. Peradangan
Jika terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid maka dapat terjadi infeksi dan
akan terjadi peradangan karena banyaknya kotoran dan kuman-kuman yang
menempel di sekitar hemoroid.
3. Terjadinya perdarahan

Pada hemoroid derajat satu, darah akan keluar menetes dan


memancar,perdarahan akut biasanya jarang terjadi,terjadi apabila pecah adala
pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik
pada hipertensi portal,dan bila hemoroid ini mengalami perdarahan maka darah
dapat keluar sangat banyak.yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis
dan jika berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang
diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar.apabila hemoroid
keluar,dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi
infeksi yan g dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
12

2.8 Tes Diagnostik


1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouch (colok dubur)
Pada pemeriksaan colok dubur, hemorroid interna stadium awal tidak dapat
diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak
nyeri. Hemorroid dapat diraba apabila sangat besar, apabila hemorroid sering
prolaps selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan
terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy
Dengan cara ini dapat dilihat hemorroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam
posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatannya dimasukkan dalam anus
sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.
Hemorroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol kedalam
lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemorroid
akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya
benjolan, derajatnya, letak, besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip,
fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemorroid merupakan keadaan fisiologik sata atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/ kolonoskopi
5. Pemeriksaan darah, urine, feses sebagai pemeriksaan penunjang
13

2.9 Penatalaksanaan Medis

1. Penatalaksanaan konservatif
a. Koreksi konstipasi jika ada,meningkatkan konsumsi serat,laksatif,dan
menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi,seperti
kodein. (Daniel,W.J)
b. Perubahan gaya hidup lainnya,seperti meningkatkan konsumsi
cairan,menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat BAB.
c. Kombinasi antara anestesi lokal,kortikosteroid,dan antiseptik dapat
mengurangi gejala gatal-gatal dan rasa tak nyaman pada
hemoroid.penggunaan steroid yang lama harus dihindari untuk mengurangi
efek samping.selain itu suplemen flavonoid dapat membantu mengurangi
tonus vena, mengurangi hiperpermeabilitas serta efek anti
inflamasi,meskipun belum diketahui bagaimana mekanismenya.
(Acheson,A.G)
2. Pembedahan

Apabila hemoroid internal derajat 1 yang tidak membaik dengan


penatalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan tindakan pembedahan.
HIST (Hemoroid Intitute of South Texas) menetapkan indikasi tatalaksana
pembedahan hemoroid antara lain : (Acheson,A.G)

a. Hemoroid internal derajat II berulang


b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif
f. Permintaan pasien
14

Pembedahan yang sering dilakukan yaitu : (Halverson,A dan Acheson,A.G)

a. Skleroterapi
b. Rubber band ligation
c. Infrared thermocoagulation
d. Bipolar Diathermy
e. Laser haemorrhoidectomy
f. Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation
g. Cryotherapy
h. Stappled hemorrhoidopexy

Hemoroid interna diterapi sesuai dengan grade nya.tetapi hemoroid eksterna


selalu dengan operasi.konservatif indikasi untuk grade I-II, ≤ 6 jam,belum terbentuk
trombus.Operatif indikasi untuk grade III-IV,perdarahan dan nyeri.

Gejala hemoroid dan ketidak nyamanan dapat dihilangkan dengan :

a. Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama


defekasi.
b. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam,bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
c. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara,rendam duduk dengan
salep,suposituria yang mengandung anestesi,astringen (witch hazel) dan tirah
baring.

Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemoroid :

a. Foto koagulasi infra merah,diatermi bipolar,terapi laser adalah teknik


terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.
b. Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemoroid yang berukuran kecil.
15

Beberapa tindakan untuk hemoroid :

a. Tindakan bedah konservatif hemoroid interna


Adalah prosedur liagsi pita karet,hemoroid dilihat melalui anosop,dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan di pegang dengan alat.pita karet
kecil kemudian di selipkan diatas hemoroid.bagian distal jaringan pada pita
karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari bisa di lepas.pada tindakan ini
akan terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan
melekat pada otot dasar.tindakan ini jua akan menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
b. Hemoroidektomi kriosirugi
adalah metode untuk menghambat hemoroid dengan cara membekukan
jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis.meskipun
hal ini kurang menimbulkan nyeri,prosedur ini tidak di gunakan dengan luas
karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau menyengat dan luka
yang ditimbulkan lama sembuh.
c. Laser Nd : YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemoroid eksternal.tindakan ini dapat di
lakukan dengan cepat dan efeknya kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi
dan abses jaringan menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
d. Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas,yang
harus diatasi dengan bedah lebi luas.
e. Hemoroidektomi atau eksisi bedah
Di lakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam
proses ini.selama pembedahan,sfingter rektal biasanya didilatasi secara
digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi
kemudian di eksisi.setelah operasi selesai,selang kecil di masukkan ke
dalam sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah;
penempatan gelfon atau kasa oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.
16

2.10 Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemorroid :

1. Pola hidup sehat


2. Olahraga teratur
3. Makan-makanan berserat
4. Hindari terlalu banya duduk
5. Jangan merokok, minum-minuman keras, narkoba,dll
6. Hindari hubungan seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan BAK dan BAB
9. Jangan mengejan berlebihan

2.11 Asuhan Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

Pre Operatif

a. Identitas klien
Meliputi nama, tempat, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tangga dan jam masuk rumah sakit,
nomor register dan diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan
alamat.
c. Keluhan utama
Alasan/keluhan menonjol pada pasien hemoroid datang ke RS adalah
adanya benjolan pada anus dan nyeri saat defekasi, perdarahan terus
menerus saat defekasi.
17

d. Riwayat penyakit sekarang


Didapatkan adanya keluhan bahwa pada beberapa minggu ini terdapat
benjolan yang keluar pada anus dan setelah BAB ada darah yang menetes.
e. Riwayat penyakit dahulu
Menanyakan apakah klien sebelumnya pernah menderita penyakit
hemoroid atau tidak dan pernah punya riwayat penyakit lain atau tidak.
f. Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah di keluarga pasien pernah ada yang menderita penyakit
hemoroid atau tidak.atau bahkan penyakit lainnya.
g. Riwayat alergi
Menanyakan apakah pasien mempunnyai alergi makanan atau obat.
h. Pola kebiasaan
a) Pola nutrisi
Biasanya pola makannya tidak suka sayur,buah- buahan,dan kurang
minum.
b) Pola eliminasi
konstipasi
c) Pola istirahat
waktu istirahat pada malam hari terganggu akibat nyeri pada area
hemoroid.
d) Pola aktivitas
dapat beraktivitas secara aktif.
e) Hygiene perseorangan
dapat memenuhi kebutuhan hygiene secara mandiri.
i. Pemeriksaan fisik
a) Sistem sirkulasi
Konjungtiva merah muda,mukosa bibir lembab,kondisi akral
hangat,warna merah,kering dan CRT kurang dari 2 detik,tekanan darah
dan nadi normal menandakan adanya perfusi yang baik.
18

b) Sistem pernafasan
Tidak ada gangguan pola nafas,irama pernafasan regular/normal.
c) Sistem neurologi
Ekspresi wajah klien tampak kesakitan
(meringis,menangis,merintih),skala nyeri (0=tidak nyeri,1-2=nyeri
ringan,2-3=nyeri sedang, 4-5=nyeri sangat berat),kesadaran
composmentis.
d) Sistem pencernaan
1) Inspeksi
 Pada saat inspeksi lihat apakah ada benjolan di sekitar
anus.
 Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
 Bagaimana dengan warnanya,apakah
kebiruan,kemerahan,atau kehitaman.
 Apakah benjolan tersebut terletak di luar atau dalam
(internal/eksternal).
2) Palpasi
Dapat dilakukan dengan sarung tangan dan vaselin dengan
melakukan rektal toucher, dengan memasukkan satu jari
kedalam anus. Apakah benjolan tersebut lembek atau tidak,dan
ada perdarahan atau tidak.
e) Sistem perkemihan
Frekuensi BAK,warna dan jumlah.
f) Sistem integumen
Keadaan kulit lembab,keadaan daerah anus bersih/kotor.
g) Sistem musculoskeletal
Diperiksa pergerakan klien selama pemeriksaan untuk menentukan
tonus otot tubuh secara keseluruhan.
19

Post Operatif

a. Identitas klien
Meliputi nama, tempat, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tangga dan jam masuk rumah sakit,
nomor register dan diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan
alamat.
c. Keluhan utama
Alasan/keluhan menonjol pada pasien post operasi yaitu nyeri pada bagian
anus karena post operasi.
d. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan bahwa pada beberapa minggu ini terdapat
benjolan yang keluar pada anus dan setelah BAB ada darah yang menetes
maka klien dibawa ke Rumah Sakit.Setelah menjalakan operasi
hemoroidektomi biasanya klien akan merasa nyeri karena post operasi.
e. Riwayat penyakit dahulu
Menanyakan apakah klien sebelumnya pernah menderita penyakit
hemoroid atau tidak dan pernah punya riwayat penyakit lain atau tidak.
f. Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah di keluarga pasien pernah ada yang menderita penyakit
hemoroid atau tidak,atau bahkan penyakit lainnya.
g. Riwayat alergi
Menanyakan apakah pasien mempunnyai alergi makanan atau obat.
20

h. Pola kebiasaan
a) Pola nutrisi
Biasanya pola makannya sudah baik seperti sudah makan sayur,buah-
buahan,minum air putih dan biasanya masih makan makanan yang
lunak.
b) Pola eliminasi
Setelah post operasi biasanya BAB klien dalam konsistensi lembek.
c) Pola istirahat
waktu istirahat pada malam hari terganggu akibat nyeri pada area
operasi.
d) Pola aktivitas
Untuk melakukan aktivitas membutuhkan bantuan orang lain.
e) Hygiene perseorangan
Untuk memenuhi kebutuhan hygiene membutuhkan bantuan orang lain

i. Pemeriksaan fisik
a) Sistem sirkulasi
Konjungtiva merah muda,mukosa bibir lembab,kondisi akral
hangat,warna merah,kering dan CRT kurang dari 2 detik,tekanan darah
dan nadi normal menandakan adanya perfusi yang baik.
b) Sistem pernafasan
Tidak ada gangguan pola nafas,irama pernafasan regular/normal.
c) Sistem neurologi
Ekspresi wajah klien tampak kesakitan
(meringis,menangis,merintih),skala nyeri (0=tidak nyeri,1-2=nyeri
ringan,2-3=nyeri sedang, 4-5=nyeri sangat berat),kesadaran
composmentis.
21

d) Sistem pencernaan
Inspeksi
 Pada saat inspeksi lihat apakah ada jahitan operasi di sekitar
anus.
 Bagaimana dengan keadaan jahitan operasi di sekitar anus
apakah baik atau tidak.
 Apakah ada peradangan atau tidak di daerah sekitar anus yang di
operasi.
e) Sistem perkemihan
Frekuensi BAK,warna dan jumlah.
f) Sistem integumen
Keadaan daerah anus bersih/kotor,keadaan luka operasi di daerah anus
(merahan,bengkak,hangat,rembesan,peradangan).
g) Sistem musculoskeletal
Diperiksa pergerakan klien selama pemeriksaan untuk menentukan
tonus otot tubuh secara keseluruhan.

3. Diagnosa Keperawatan

1. Pre operatif
a. Konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama
defekasi karena pembesaran vena hemoroidalis.
b. Nyeri b.d adanya hemoroid (massa anal) pada daerah anus d.d benjolan di
daerah anus.
c. Defisit personal hygene pada daerah anus kurang b.d massa yang keluar pada
daerah eksternal.
22

2. Post operatif
a. Nyeri b.d adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong
angin.
b. Resiko terjadinya infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat.
c. Kurang pengetahuan yang b.d kurang informasi tentang perawatan di rumah.

4. Intervensi

Pre Operatif

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil

Konstipasi b.d Tujuan : 1. Berikan dan Mencegah dehidrasi


mengabaikan anjurkan secara oral.
Setelah dilakukan
dorongan untuk tindakan minum kurang
defekasi akibat keperawatan lebih 2
nyeri selama liter/hari.
selama 2x24
defekasi karena 2. Anjurkan Makanan tinggi serat
jam,diharapkan
pembesaran vena mengkonsumsi dapat melancarkan
konstipasi teratasi.
hemoroidalis makanan proses defekasi.
KH :
tinggi serat
Pola BAB normal (buah dan
Menurunkan distres
(1-2x/hari), sayur)
gastrik dan distensi
konsistensi feses
abdomen.
lunak,warna feses 3. Hindari
kuning,tidak ada makanan yang
nyeri saat BAB. membentuk Bunyi usus secara
gas. umum meningkat pada
23

4. Auskultasi diare dan menurun pada


bunyi usus. konstipasi.

Membantu
melancarkan proses
defekasi.
5. Beri terapi
laktasif sesuai
dengan
program
dokter/resep
dokter.

Nyeri b.d adanya Tujuan : 1. Ajarkan teknik Peningkatan intake O2


hemoroid (massa Setelah dilakukan relaksasi bisa dapat menurunkan
anal) pada daerah tindakan pernapasan nyeri sekunder dari
anus d.d benjolan keperawatan dalam saat penurunan O2 lokal.
di daerah anus. nyeri muncul.
selama 3 x 24
jam,diharapkan
nyeri teratasi.
Istirahat secara
KH : fisiologis akan
24

Skala nyeri dapat 2. Istirahatkan menurunkan kebutuhan


berkurang (0-3) pasien saat O2 yang diperlukan
atau hilang,klien nyeri muncul. untuk kebutuan
dapat istiraat metabolisme basal.
tidur,TTV dalam Meminimalkan
batas normal dan stimulasi/meningkatkan
ekspresi wajah 3. Berikan posisi
relaksasi.
pasien rileks. yang nyaman.
Untuk menentukan
intervensi selanjutnya.

4. Observasi
TTV vasokonstriksi lokal
sehingga menurunkan
rangsang nyeri dari
5. Beri kompres
trombus. rendam duduk
es pada daerah hangat juga
anus 3-4
meningkatkan
jam,dilanjutkan
relaksasi.
dengan rendam
Mengurangi nyeri dan
duduk hangat
menurunkan rangsang
3-4 x/ hari.
saraf simpatis.

6. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
Analgetik.
25

Defisit personal Tujuan : 1. Berikan sit Meningkatkan


hygene pada Setelah dilakukan bath dengan kebersihan dan
daerah anus tindakan larutan memudahkan
kurang b.d massa keperawatan permagan pada terjadinya
yang keluar pada pagi dan sore penyembuhan prolaps.
selama 2 x 24
daerah eksternal. hari.
jam,kebersihan anus
dapat terjaga. Perdangan pada anus
2. Observasi
KH : menandakan adanya
keluhan dan
suatu infeksi pada anus.
Tidak ada tanda- adanya tanda-
tanda infeksi,tidak tanda
terasa gatal-gatal perdangan
pada daerah pada anus.
anus,rasa gatal di
daerah anus 3. Beri Pengetahuan tentang
berkurang. penjelasan cara membersihkan

cara anus membantu

membersihkan keikutsertaan pasien

anus dan cara dalam mempercepat

menjaga kesembuhannya.

kebersihannya.
26

Post operatif

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil

Nyeri b.d adanya Tujuan : 1. Beri posisi Dapat menurunkan


jahitan pada luka Setelah dilakukan tidur yang ketegangan pada
operasi dan nyaman. abdomen.
tindakan
terpasangnya 2. Ganti balutan Melindungi pasien dari
keperawatan
cerobong angin. setiap pagi kontaminasi
selama 2x24 silang
sesuai teknik selama
jam,diharapkan penggantian
aseptik.
berkurangnya rasa balutan,balutan basa
nyeri pada daerah sebagai penyerap
pasca operasi. kontaminasi eksternal.

jalan Menurunkan
KH : masala
3. Latihan
yang terjadi karena
Tidak terdapat rasa sedini
imobilisasi.
nyeri pada luka mungkin.
operasi,pasien 4. Observasi Perdarahan pada
dapat beraktivitas daerah rektal jaringan,inflamasi lokal
sesuai apakah ada atau terjadinya infeksi
kemampuan,skala perdarahan. dapat meningkatkan
nyeri 0-3,klien rasa nyeri.
tampak rileks.
Pengetahuan tentang
5. Berikan
manfaat cerobonganus
penjelasan
tentang tujuan untuk kesembuhan
lukanya.
pemasangan
cerobong anus
(untuk
27

mengalirkan
sisa-sisa
Perdarahan
agar yang
didalam bisa
keluar).

6. cerobong anus
dilepas sesuai Menigkatkan fungsi

advice dokter. fisiologi anus dan


memberikan rasa
nyaman pada daerah
anus pasien karena tidak
ada sumbatan lagi.

Resiko Tujuan : 1. observasi TTV Respon autonomik


terjadinya setiap 4 jam. meliputi
Setelah dilakukan
infeksi b.d tindakan TD,respirasi,nadi yang
pertahanan berhubungan dengan
keperawatan
primer tidak keluhan /penghilang
selama 2x24
adekuat. nyeri.abnormalitas TTV
jam,resiko infeksi
perlu di observasi secara
dapat teratasi.
lanjut.
KH :

Tidak terdapat 2. observasi


tanda-tanda infeksi balutan setiap Deteksi dini terjadinya
(dolor,kalor,rubor,t 2 jam,periksa proses infeksi dan

terhadap pengawasan
umor,fungsiolesa),r
penyembuhan luka
28

adang luka perdarahan dan operasi yang ada


mengering bau. sebelumnya.

Mencegah meluasnya
3. Ganti balutan infeksi dan membatasi
dengan teknik penyebaran luas infeksi
aseptik. atau kontaminasi silang.

Mengurangi/mencegah
4. Bersihkan area kontaminasi daerah
perianal luka.
setelah selesai
Mengurangi rangsangan
defekasi.
pada anus dan
5. Berikan diet
mencegah mengedan
rendah serat
pada waktu defekasi.
dan minum
yang cukup.

Kurang Tujuan : 1. Diskusikan Pengetahuan tentang


pengetahuan pentingnya diet berguna untuk
Setelah dilakukan
yang b.d tindakan penatalaksanaa melibatkan pasien
kurangnya n diet rendah dalam merencanakan
keperawatan
informasi siasa atau serat. diet di rumah sesuai
selama 2x24
tentang jam,klien dapat 2. Demonstrasika anjuran ahli gizi.
perawatan di melakukan n perawatan Pemahaman akan
rumah. perawatan area anal area anal dan meningkatkan kerja
secara mandiri di minta pasien sama pasien dalam
rumah. mengulanginy program terapi,
a. meningkatkan
29

KH : penyembuhan dan
proses perbaikan
Pasien mengerti
terhadap penyakitnya.
tentang perawatan 3. Berikan
di rumah,keluarga Meningkatkan
rendam duduk.
mengerti tentang kebersihan dan
proses penyakit dan kenyamanan pada
cara perawatannya. 4. Jelaskan daerah anus/luka.
pentingnya
Menurunkan tekanan
menhindari
intra abdominal yang
mengangkat
tidak perlu dan tegangan
benda berat
otot.
dan mengejan.

5. Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adala sebagai


berikut :
1) Informasi kesehatan terpenuhi
2) Tidak mengalami injuri pasca prosedur bedah reseksi kolon
3) Nyeri berkurang atau teradaptasi
4) Asupan nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi individu
5) Infeksi luka operasi tidak terjadi
6) Kecemasan berkurang
7) Peningkatan konsep diri atau gambaran diri
8) Peningkatan aktivitas

Anda mungkin juga menyukai