Li2O +
H2O →
2LiOH
Jawab:
Pada golongan logam alkali dari atas kebawah kerapatannya (densitas)
cenderung lebih besar. Nilai kerapatan bergantung pada massa atom, jari-jari
atom, dan faktor kerapatan per unit. Nilai kerapatan semakin besar dengan
bertambahnya massa atom dengan faktor rapatan dan sebaliknya semakin kecil
dengan pertambahan jari-jari atom.
4. Jelaskan mengapa densitas muatan ion Li+ > Na+ > K+ > Rb+ > Cs+.
Jawab:
Semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion terhidrasi. Karena
logam-logam alkali mempunyai densitas yang sangat rendah dari pada densitas
logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi senyawaan logam alkali
juga rendah.
5. Jelaskan mengapa entalpi hidrasi ion Li+ > Na+ > K+ > Rb+ > Cs+.
Jawab:
Entalpi hidrasi ion Li+ > Na+ > K+ > Rb+ > Cs+ karena jari-jari ionik Li+ lebih
besar dari Na+,K+,Rb+,Cs+ semakin besar jari-jari ionik kation maka entalpi
hidrasinya akan berkurang.
6. Jelaskan mengapa entalpi atomisasi Li > Na > K > Rb > Cs.
Jawab:
Titik leleh dapat dikaitkan dengan entalpi atomisasi semakin rendah titik leleh
maka semakin rendah pula entalpi atomisasi.
7. Mengapa logam alkali harus disimpan dalam wadah penyimpanan yang berisi bahan
inert?
Jawab:
Logam alkali harus disimpan dalam wadah yang penyimpanannya berisi bahan
inert karena logam alkali sangat mudah untuk bereaksi dengan air dan oksigen,
oleh karena itu logam alkali harus disimpan di dalam wadah yag berisi bahan
inert.
8. Perhatikan data titik leleh dan titik didih logam alkali berikut. Jelaskan urutan titik
leleh dan titik didih logam alkali.
Jawab:
Titik leleh yang cukup rendah menunjukkan bahwa logam alkali merupakan
logam yang lunak. Lunaknya logam bertambah dengan bertambahnya nomer
atom. Dalam satu golongan dari atas kebawah jari-jari atom bertambah besar
sehingga jarak antara inti dengan elektron kulit terluar bertambah
besar.dengan demikian besarnya energi untuk melepas elektron valensinya
(energi ionisasi) semakin kecil. Dengan semakin kecilnya harga energi ionisasi
maka dari atas kebawah semakin besar kereaktifannya. Semua logam alkali
memiliki titik leleh dan titik didih diatas suhu ruangan (rendah). Logam alkali
mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomer
atom. Cs meleleh pada temperatur sedikit diatas temperatur kamar. Jika suhu
lingkungan pada saat pengukuran melebihi 280C unsur ini akan berwujud cair.
9. Apakah uji pengendapan dapat dilakukan untuk identifikasi senyawa alkali? Jelaskan
mengapa demikian?
Jawab:
Uji pengendapan tidak dapat dilakukan untuk identifikasi senyawa alkali
untuk mengidentifikasi adanya senyawa alkali contohnya natrium (Na) dalam
sampel tidak dapat dengan cara mengendapkan logam natrium karena
potensial elektrodanya kecil (lebih kecil dari pada air). Oleh karena itu
elektrolisis terhadap larutan yang mengandung ion natrium tidak pernah
menghasilkan endapan logam natrium.
10. Mengapa senyawa alkali memberikan warna nyala yang berbeda ketika dibakar?
Jawab:
Semua logam alkali memiliki warna khusus, warna-warna tersebut disebabkan
oleh perbedaan energi antara subkulit s dan p, yang sesuai dengan panjang
gelombang cahaya tampak. Ketika unsur ini dikenai api, elaktron terluar akan
tereksitasi dan melompat ke elektron orbital yang lebih tinggi. Elektron
kemudian jatuh dan memancarkan energi dalam bentuk cahaya
11. Mengapa proses pembuatan logam alkali dari senyawanya harus dilakukan peleburan
senyawanya?
Jawab:
Karena Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam
halidanya melalui proses elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur
yang sangat tinggi, oleh karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain
untuk menurunkan titik lebur garam halidanya.
A. Elektrolisis Litium
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene
dipanaskan pada suhu 100 oC kemudian ditambah H2SO4 pekat panas
sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam
air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi
ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan
dengan HCl sehingga diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis
litium. Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C
maka ditambahkan KCl dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45%
KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl
menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah
sebagai berikut
Katoda : Li+ + e ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida
akan bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan
mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada
permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik,
dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan.
Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi
menjadi gas Cl2.
B. Elektrolisis Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan
menambahkan CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan
CaCl2bertujuan menurunkan titih leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC.
Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari grafit dan
katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-
ion Na+bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada
katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang
terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda : Na+ + e ―→ Na
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→ Na + Cl2
C. Metode Reduksi
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses
elektrolis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera
larut kembali dalam larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk
memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode
reduksi.
Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa
yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na + LCl ―→ L + NaCl (L= kalium, rubidium dan sesium)
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang
keluar kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu
sehingga terbentuk padatan logam L. Karena jumlah produk berkurang
maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga
semua logam L habis bereaksi.
12. Mengapa sebagian besar garam alkali larut di dalam air?
Jawab:
Karena semua garam logam alkali adalah ionik (kecuali Li) dan larut dalam
air, pelarut dari konstanta dielektrik tinggi. Kelarutan dalam air adalah karena
fakta bahwa kation mendapatkan terhidrasi oleh molekul air. Tingkat hidrasi
tergantung pada ukuran kation.
13. Perhatikan grafik kelarutan garam alkali fluorida dan alkali klorida berikut.
21. Mengapa dalam golongan alkali, hanya logam litium yang dapat bereaksi dengan gas
nitrogen?
Jawab:
Litium adalah logam yang berwarna perak cerah, tetapi ketika permukaan
logamnya terbuka ke udara maka akan bereaksi dengan cepat sehingga
berubah menjadi hitam. Hal ini dikarenakan memutus ikatan rangkap 3 pada
gas nitrogen membutuhkan energi setidaknya 945 kj. Untuk mencapai energi
itu, energi kisi dari zat yang bereaksi dengan gas nitrogen yang sangat tinggi.
Dalam unsur logam alkali, hanya ion litium yang mempunyai rapat jenis
muatan paling besar dibandingkan dengan unsur lain dalam golongannya,
yang bereaksi dengan gas nitrogen membentuk senyawa litium nitrida dengan
energi ksi yang cukup tinggi.