Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

SAINS MASA DEPAN


RINGKASAN MATERI SMARTPHONE BIOSENSOR

OLEH :

LUH MAERI ARJANI 1923071026

PROGRAM STUDI S2
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Nopember
2019
Ringkasan Materi Smart Phone Biosensor
Biosensor dipandang sebagai salah satu pemicu utama terjadinya “revolusi”
dalam industri medis. Biosensor diaplikasikan sebagai perangkat atau instrumen
analitik yang menggunakan biomolekul seperti mikroba, jaringan, sel, protein,
enzim, antibodi, dan DNA untuk melakukan pengenalan, deteksi, rekognisi pada
suatu zat kimia tertentu yang menggabungkan komponen biologis dengan komponen
detektor fisikokimia atau kata lainnya biosensor memanfaatkan molekul-molekul
makhluk hidup atau meniru cara kerjanya. Biosensor bekerja dengan sensor yang
mengombinasikan komponen bioreptor dengan komponen elektronik (transduser)
yang mengubah sinyal dari komponen bioreptor menjadi luaran yang terukur.
Biosensor sebagai piranti analitik dapat mengintegrasikan bio-molekul dengan
transduser artifisial. Bio-molekul berfungsi sebagai elemen pengindera biologis yang
menghasilkan sinyal-sinyal bio-kimia, dan transduser artifisial menter
meterjemahkan sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal-sinyal listrik.
Terdapat empat jenis biosensor yaitu sebagai berikut, Biosensor Berbasis
Enzim Pada prinsipnya mekanisme pedeteksian biosensor jenis ini dilandaskan pada
dua prinsip. Prinsip perrtama melibatkan biotransformasi senyawa target oleh enzim
yang berperan sebagai bio-elemen, dan yang keuda didasarkan pada inhibitasi
aktivitas enzim oleh molekul sasaran. Salah satu contoh biosensor mekanisme
pertama adalah biosensor urea yang melibatkan enzim urease. Sedangkan biosensor
yang dilandaskan pada inhibitasi enzim dikembangkan untk mendeteksi senyawa
pencemar lingkungan atau toksin. Kedua ada biosensor antibodi, antibodi mengikat
antigen secara fisik. Antibodi juga sangat spesifik dalam mengenal dan mengikat
antigen. Sebagian besar biosensor jenis ini tidak lebih dari upaya miniaturisasi
sistem bio-assay yang berbasis imuno-enzimatis seperti ELISA (enzyme-linked,
immunosorbant assay), yang disandarkan pada pendeteksian in situ secara elektro-
kimiawi maupun secara optis. Ketiga ada biosensor berbasis asam nukleat. Kinerja
biosensor ini dilandaskan pada pendeteksian proses hibdridasi antara potongan asam
nukleat yang diimobilisasi dan diletakan di atas permukaan transduser dengan traget.
Keempat ada biosensor berbasis sel, Biosensor jenis ini dapat didesain sebagai
piranti yang portable yang mengandung sel hidup untuk memantau perubahan
fisiologis yang diinduksi oleh kondisi lingkungan, seperti polutan, toksin, patogen
atau senyawa lainnya.
Beosensor memeliki beberapa fungsi, diantaranya 1) mengukur tingkat
keasaman (pH), 2) kontrol polusi, 3) mendeteksi dan mengukur kadar mikroba/zat
kimia berbahaya tertentu, 3) toksik di udara, air, dan tanah misalnya pestisida, 4)
penentuan BOD (biological oxygen demand), 5) mengontrol kualitas tanah, 6)
menentukan lokasi deposit minyak, 7) mengecek kualitas udara di ruangan, 8)
mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba, dan lain
sebagainya.
Smartphone biosensor, Biosensor yang berbasis pada smartphone terutama
dapat diklasifikasikan ke dalam biosensor menggunakan optik, resonansi plasmon
permukaan, elektrokimia, dan komunikasi di sekitar medan. Strategi sensor,
lampiran detektor, dan metode kopling disorot untuk menunjukkan desain sistem
sensor ringkas, ringan, dan berbiaya rendah. Kelebihan desain ini diperkenalkan
dengan aplikasinya dalam diagnosis kesehatan, pemantauan lingkungan, dan
evaluasi makanan.
Komponen dasar pada biosensor sebagai berikut.
1) Bioreseptor yaitu komponen biologis yang peka, yang dibuat dengan teknis
biologis. Misalnya jaringan, mikroba, organel, sel, protein, antibodi, asam
nukleat dan lain sebagainya.
2) Transduser yaitu komponen atau elemen pendeteksi/detektor, yang bekerja
secara fisikokimia, piezoelektronik, optik, elektrokimia dan lain sebagainya yang
mengubah sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara analit dengan bioreseptor
menjadi sinyal lain (yaitu, transduser) yang lebih mudah diukur dan dihitung.
3) Elemen elektronik prosesor sinyal yang terutama bertanggungjawab untuk
menampilkan hasil yang mudah dibaca/dipahami.
Prinsip kerja biosensor smartphone yakni pada dasarnya biosensor terdiri dari
tiga unsur yaitu unsur biologi (reseptor biologi), transduser, dan sistem elektronik
pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam mendesain suatu
biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad renik, dan
DNA. Sebagai contoh, biosensor berbasis plasmon resonansi (SPR) mampu
mendeteksi kelas analisis biologis yang luas melalui permitivitas dielektrik
intrinsiknya. Setiap pendekatan telah diimplementasikan dalam bentuk instrumen
laboratorium besar dan sistem berukuran mini (shoebox-sized). Namun, tidak ada
instrumen biosensor optik bebas label sebelumnya yang telah terintegrasi
sepenuhnya dengan smartphone, menggunakan kamera di telepon itu sendiri sebagai
alat pendeteksi. Biosensor sudah banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan,
kedokteran, industri, makanan, pertanian dan lain sebagainya.

Sepuluh pertanyaan dan jawaban terkait dengan rekayasa genetika dan kloning

1. Apa yang dimaksud dengan biosensor ?


Jawaban :
Biosensor merupakan perangkat atau instrumen analitik yang menggunakan
biomolekul seperti mikroba, jaringan, sel, protein, enzim, antibodi, dan DNA
untuk melakukan pengenalan, deteksi, rekognisi pada suatu zat kimia tertentu
yang menggabungkan komponen biologis dengan komponen detektor
fisikokimia atau kata lainnya biosensor memanfaatkan molekul-molekul
makhluk hidup atau meniru cara kerjanya.
2. Apakah fingerprint termasuk biosensor?
Jawaban:
Tidak, karena tidak melibatkan sel makhluk hidup dalam prosesnya, namun
hanya menggunakan kamera dalam pengambilan gambar atau foto.
Kloning (bahasa Inggrisː Cloning) dalam biologi adalah proses menghasilkan
individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara
genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di
alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan.
3. Apa saja jenis-jenis biosensor ?
Jawaban :
Terdapat empat jenis biosensor yaitu sebagai berikut, Biosensor Berbasis
Enzim Pada prinsipnya mekanisme pedeteksian biosensor jenis ini
dilandaskan pada dua prinsip. Prinsip perrtama melibatkan biotransformasi
senyawa target oleh enzim yang berperan sebagai bio-elemen, dan yang keuda
didasarkan pada inhibitasi aktivitas enzim oleh molekul sasaran. Salah satu
contoh biosensor mekanisme pertama adalah biosensor urea yang melibatkan
enzim urease. Sedangkan biosensor yang dilandaskan pada inhibitasi enzim
dikembangkan untk mendeteksi senyawa pencemar lingkungan atau toksin.
Kedua ada biosensor antibodi, antibodi mengikat antigen secara fisik.
Antibodi juga sangat spesifik dalam mengenal dan mengikat antigen.
Sebagian besar biosensor jenis ini tidak lebih dari upaya miniaturisasi sistem
bio-assay yang berbasis imuno-enzimatis seperti ELISA (enzyme-linked,
immunosorbant assay), yang disandarkan pada pendeteksian in situ secara
elektro-kimiawi maupun secara optis. Ketiga ada biosensor berbasis asam
nukleat. Kinerja biosensor ini dilandaskan pada pendeteksian proses
hibdridasi antara potongan asam nukleat yang diimobilisasi dan diletakan di
atas permukaan transduser dengan traget. Keempat ada biosensor berbasis sel,
Biosensor jenis ini dapat didesain sebagai piranti yang portable yang
mengandung sel hidup untuk memantau perubahan fisiologis yang diinduksi
oleh kondisi lingkungan, seperti polutan, toksin, patogen atau senyawa
lainnya.
4. Apa fungsi biosensor?
Jawaban
1) mengontrol kualitas tanah, 2) menentukan lokasi deposit minyak, 3)
mengecek kualitas udara di ruangan, 4) mengontrol kualitas makanan
(mendeteksi kontaminasi mikroba, 5) analisis lemak, protein dan
karbohindrat dalam makanan, 6) penentuan parameter kualitas pada susu,
7) mendeteksi dan mengukur kadar glukosa, kolesterol, tekanan darah, flu
dan sebagainya, 8) diagnosis untuk obat, metabolit, enzim, vitamin,
penyakit infeksi, alergi, studi efisiensi obat. Memiliki fungsi yang begitu
penting, biosensor terus dikembangkan dalam teknologi masa kini, salah
satunya pada smartphone.
5. Apa itu smartphone biosensor?
Jawaban :
Biosensor yang dihubungkan dengan smartphone sebagai elektroniknya dan
dapat menghasilkan gambar. Pada smartphone biosensor diaplikasikan
biosensor optic dan saat ini ada yang Biosensor berbasis plasmon resonansi
(SPR) biosensor berdasarkan platform smartphone. Komponen optik ringan
dan elemen penginderaan dihubungkan oleh serat optik pada kotak telepon.
Adaptor SPR ini mudah dipasang atau dihapus dari smartphone. Saluran
pengukuran, kontrol dan referensi diterangi oleh cahaya yang memasuki serat
timbal dari lampu kilat LED telepon, sementara cahaya dari ujung ujung serat
keluar terdeteksi oleh kamera telepon.
6. Apa saja komponen biosensor?
Jawaban
a) Bioreseptor yaitu komponen biologis yang peka, yang dibuat dengan
teknis biologis. Misalnya jaringan, mikroba, organel, sel, protein,
antibodi, asam nukleat dan lain sebagainya.
b) Transduser yaitu komponen atau elemen pendeteksi/detektor, yang bekerja
secara fisikokimia, piezoelektronik, optik, elektrokimia dan lain
sebagainya yang mengubah sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara
analit dengan bioreseptor menjadi sinyal lain (yaitu, transduser) yang
lebih mudah diukur dan dihitung.
c) Elemen elektronik prosesor sinyal yang terutama bertanggungjawab untuk
menampilkan hasil yang mudah dibaca/dipahami.
7. Bagaimana proses biosensor?
Jawaban
Prinsip kerja biosensor smartphone yakni pada dasarnya biosensor terdiri dari
tiga unsur yaitu unsur biologi (reseptor biologi), transduser, dan sistem
elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam
mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi,
bakteri, jasad renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam
bentuk terimmobilisasi pada suatu transduser. Immobilisasi sendiri dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik dengan (1) adsorpsi fisik, (2) dengan
menggunakan membran atau perangkap matriks atau (3) dengan membuat
ikatan kovalen antara biomolekul dengan transduser. Untuk transduser, yang
banyak digunakan dalam suatu biosensor adalah transduser elektrokimia.
Sinyal yang keluar dari transduser ini kemudian di proses dalam suatu sistem
elektronik misalnya recorder atau komputer.
8. Apakah dalam pengaplikasianya pernah terjadi kesalahan dalam biosensor?
Jawaban :
Tentu saja pernah terjadi, misalkan biomarkernya yang rusak karena
biomarker biasanya terbuat dari makhluk hidup sehingga bisa saja dimakan
oleh serangga dan hewan lainya sehingga tidak bisa tahan lama. Selain itu
dalam biosensor biomarker sangat memperngaruhi dalam mendapatkan
hasilnya.
9. Apa kekurangan dari biosensor?
Jawaban
Kekurangan dari biosensor adalah stabilitas biomolekul yang mungkin tidak
sestabil komponen elektroniknya. Karena itu, yang sering dibuat adalah
biosensor sekali pakai yang murah
10. Apa saja aplikasi biosensor?
Jawaban

Biosensor sudah banyak diaplikasikan seperti dalam bidang medis Biosensor


yang pertama dibuat adalah aplikasi deteksi kadar glukosa darah, dengan
memanfaatkan enzim glucose peroxidase, yang diimmobilisasi pada elektrode
yang selektif terhadap H2O2. Dalam bidang pengelolaan makanan misalnya
mendeteksi buah yang manis, bisa dibuat biosensornya dengan misalnya
memanfaatkan reseptor yang dimiliki hewan kalong yang terbiasa memilih
buah-buah yang manis dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai