Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan makalah dengan judul “ Interaksi Sinar – X dengan Materi” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik Semester IV,
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami perbaiki dan kami tulis di selanjutnya, sebab
sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk semua.
.
Semarang, 20 Januari 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
pendek. Sinar-X dihasilkan dari sistem pembangkit sinar-X yang merupakan pancaran
foton interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap satuan luas
disebut penyinaran atau exposure. Foton yang dihasilkan dari sistem pembangkit sinar-X
yang dipancarkan ketika elektron menumbuk anoda. Beda tegangan antara katoda dan
anoda menetukan besar energi sinar-X, juga mempengaruhi pancaran sinar-X.
Penembakan bidang target bermuatan positif (anoda, yang biasanya terbuat dari
tungsten) dengan aliran elektron berkecepatan tinggi pada tabung sinar-X menghasilkan
pancaran sinar-X. Bila elektron bergabung dengan atom target, maka foton sinar-X
dengan berbagai energi yang disebut radiasi primer akan keluar target.
Foton pada pancaran sinar-X tidak memiliki energi yang sama, namun kita dapat
menganggap bahwa foton paling berenergi pada pancaran yang memiliki energi lebih
kecil daripada elektron yang menembak target. Energi elektron dalam tabung sinar-X
disebut voltage tabung.
Interaksi dengan materi dapat terjadi bila sinar-X ditembakkan pada suatu bahan. Sinar-
X yang ditembakkan mempunyai energi yang lebih tinggi sehingga mampu mengeksitasi
elektron-elektron dalam atom sasarannya. Ketika radiasi menumbuk bahan, ada bagian
yang diteruskan, diserap, dan dihamburkan. Radiasi yang diteruskan dalam radiografi
disebut sebagai radiasi primer, merupakan bagian radiasi yang berguna dalam
pembentukan bayangan radiografi. Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh
tebal dan rapat jenis bahan serta energi radiasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi ?
2. Apa saja jenis-jenis interaksi sinar-X dengan materi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi sinar-X dengan materi.
BAB II
PEMBAHASAN
Terjadinya interaksi sinar-x terhadap materi apabila sinar-x yang dipancarkan dari tabung
mengenai pada suatu objek. Sinar-x yang terpancar merupakan panjang gelombang
elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang elektromagnetik ini
dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis lurus.
Bila sinar-x mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton dengan atom-atom
dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan kehilangan energi yang
dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap satuan massa dinyatakan sebagai
satuan dosis serap, disingkat Gray.
Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule
energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Sinar-X memiliki panjang gelombang yang sangat pendek, sekitar 10-8 – 10-9 m.
semakin tinggi energinya maka semakin pendek panjang gelombangnya. Akibatnya,
sinar-x berenergi rendah cenderung berinteraksi dengan seluruh atom, yang
berdiameter sekitar 10−9 hingga 10−10 m. Sinar-X dengan energi rendah cenderung
berinteraksi dengan elektron dan energi tinggi cenderung berinteraksi dengan inti
atom.
Hasil hamburan yang koheren adalah perubahan arah dari sinar-x tanpa
perubahan energinya. Tidak adanya transfer energi yang menyebabkan tidak ada
ionisasi. Sinar-X yang tersebar secara koheren tersebar di bagian arah depan.
Scattering koheren (efek Rayleigh) adalah suatu proses dimana gelombang
elektromagnetik (sinar foton) yang bekerja pada atom tersebar tanpa kehilangan
energi. Atau hamburan Rayleigh adalah proses fisika klasik dimana sinar γ
dihamburkan secara keseluruhan oleh atom. Semua atom didalam elektron
berkontribusi dengan cara koheren. Energi γ tetap sama sebelum dan sesudah
hamburan.
Elektron yang bervibrasi tetap terikat oleh inti dalam atom. Kemungkinan
hamburan elastis meningkat pada elektron dengan energi ikat tinggi, yang berarti
elektron atom dengan nomor atom tinggi, serta energi foton dengan energi relative
rendah.
2. Efek Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah
foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang
dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang), seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Pada efek Compton, foton berinteraksi dengan elektron terluar dari atom.
Energi foton diserap sebagian untuk melepaskan dan menggerakan elektron,
sehingga energy foton menjadi lebih rendah dan berubah lintasannya. Foton yang
mengalami perubahan lintasan disebut radiasi hambur. Radiasi hambur akan
bergerak terus dan mengalami beberapa efek Compton sebelum akhirnya diserap
menjadi efek fotolistrik. Efek Compton terjadi pada rentang energy antara 0,1-3
MeV.
Hamburan Compton terjadi antara foton-X dan sebuah elektron bebas atau
yang terikat lemah. Elektron-elektron yang dapat dikategorikan sebagai elektron
yang terikat lemah adalah elektron yang berada pada kulit terluar suatu atom.
Apabila foton-X menumbuk elektron jenis ini maka berdasarkan hokum kekekalan
momentum tidak mungkin elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton-X
seperti yang terjadi dalam efek fotolistrik. Foton-X hanya akan menyerahkan
sebagian tenaganya kepada elektron dan kemudian terhambur menurut sudut θ
terhadap arah gerak foton-X mula-mula.
Secara sederhana hal ini dapat digambarkan sebagai suatu kelereng yang
ditembakkan pada sebuah kelereng lain yang bebas dan diam. Sebagai akibat
tumbukkan yang terjadi, kelereng yang ditembakkan itu akan menyerahkan
sebagian tenaganya pada kelereng yang diam dan kemudian terhambur ke arah lain
dengan tenaga yang sudah berkurang dari semula. Sebaliknya kelereng yang diam
akan bergerak ke depan karena menerima tenaga dari luar. Demikian pula yang
terjadi dengan elektron yang mula-mula bebas dan diam (stationer) itu akan
terlempar ke depan dan keluar dari sistem atom. Tumbukan dalam hamburan
Compton ini dapat dianggap sebagai tumbukan elastis. Elekton yang dilepaskan itu
disebut sebagai elektron Compton.