Anda di halaman 1dari 77

Interaksi Radiasi Nuklir Dengan Materi

• Interaksi zarah bermuatan dengan materi


• Interaksi Alfa dengan materi
• Interaksi neutron dengan materi
• Interaksi beta dengan materi
• Interaksi positron/elektron dengan materi
• Interaksi sinar gamma dengan materi
• Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari
proses transformasi atom atau inti atom yang
tidak stabil.
• Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
memang sudah alamiah atau buatan manusia,
oleh karena itu ada sumber radiasi alam dan
sumber radiasi buatan.
• Sumber radiasi itu sendiri dapat dibedakan
menjadi sumber yang berupa zat radioaktif
dan sumber yang berupa mesin, seperti pesawat
sinar-X, akselerator, maupun reaktor nuklir.
• Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:
• interaksi radiasi partikel bermuatan (alpha dan
beta), radiasi partikel yang tidak bermuatan
(neutron) dan radiasi gelombang
elektromagnetik/foton (radiasi gamma/sinar X)
• Ketiga jenis radiasi ini memiliki karakteristik yang
berbeda maka interaksi yang terjadi pun akan
berbeda.
A. Radiasi Partikel Bermuatan
• Radiasi ini merupakan pancaran energi
dalam bentuk partikel yang bermuatan
listrik.
• Beberapa jenisnya adalah radiasi alpha dan
beta yang dipancarkan oleh zat radioaktif
(inti atom yang tidak stabil),
• serta radiasi elektron dan proton yang
dihasilkan oleh mesin berkas elektron ataupun
akselerator.
Radiasi Alpha
• Partikel alpha terdiri dari dua
buah proton dan dua buah
neutron, identik dengan inti
atom Helium, serta
mempunyai muatan listrik
positif sebesar 2 muatan
elementer.
• Radiasi alpha dipancarkan oleh
zat radioaktif, atau dari inti
ataom yang tidak stabil. Jumlah
proton dan jumlah neutron di
dalam inti atom yang
memancarkan radiasi alpha
akan berkurang dua.
Radiasi Beta
• Terdapat dua jenis radiasi beta
yaitu beta positif dan beta
negatif.
• Beta negatif identik dengan
elektron, baik massa maupun
muatan listriknya
• sedangkan beta positif identik
dengan positron (elektron yang
bermuatan positif).
• Elektron mempunyai massa
yang sangat ringan bila
dibandingkan dengan partikel
nukleonik lainnya
• (sedangkan muatannya
sebesar satu muatan
elementer).
Beta Minus

23
10 Ne Na  e 
23
11
0 
1

Beta Plus

230
91 Pa Th  e 
230
90
0 
1
Radiasi Elektron
• Radiasi elektron mempunyai sifat yang sama
dengan radiasi beta negatif, yang
membedakan adalah asalnya.
• Partikel beta berasal dari inti atom sedangkan
elektron berasal dari atom.
• Radiasi elektron dapat berasal dari zat
radioaktif yang meluruh dengan cara
“internal conversion” atau dari mesin berkas
elektron (akselerator).
Radiasi Proton
• Radiasi proton merupakan pancaran proton
yang mempunyai massa 1 sma (satuan
massa atom) dan
• mempunyai muatan positif sebesar satu
muatan elementer. Radiasi proton dihasilkan
dari akselerator proton.
B. Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan
• Termasuk dalam kelompok ini adalah radiasi partikel Alpha
dan radiasi Beta, karena radiasi Alpha yang tak lain adalah
inti helium, yaitu 2H4 yang bermuatan positif,

• dan radiasi Beta yang merupakan elektron dan positron


yang bermuatan negatif dan positif. Oleh karena radiasi
Alpha dan radiasi Beta termasuk dalam kelompok radiasi
bermuatan maka interaksinya dengan materi akan
menimbulkan efek :
• 1. Ionisasi
• 2. eksitasi
• 3. absorbsi
• 4. Bremstrahlung
• Interaksi radiasi partikel bermuatan ketika
mengenai materi adalah proses Coulomb,
yaitu gaya tarik menarik atau tolak menolak
antara radiasi partikel bermuatan dengan
elektron orbital dari atom bahan.
Ionisasi
• Proses ionisasi adalah peristiwa lepasnya
elektron dari orbitnya karena ditarik atau ditolak
oleh radiasi partikel bermuatan.
• Elektron yang lepas menjadi elektron bebas
sedang sisa atomnya menjadi ion positif.
• Setelah melakukan ionisasi energi radiasi akan
berkurang sebesar energi ionisasi elektron.
• Peristiwa ini akan berlangsung terus sampai
energi radiasi partikel bermuatan habis terserap.
• Radiasi alpha yang mempunyai massa maupun
muatan lebih besar mempunyai daya ionisasi
yang lebih besar daripada radiasi yang lain.
• Setiap partikel bermuatan bila berinteraksi dengan
materi dapat menimbulkan ionisasi,
• karena dalam setiap lintasannya pada materi yang
dikenai akan meninggalkan sejumlah pasangan ion
positif dan ion negatif.
• Radiasi Alpha yang bermuatan positif akan
menghasilkan 10.000-70.000 pasangan ion per cm
panjang lintasannya.
• Akan tetapi jejak lintasannya tidak terlalu jauh, karena
massanya yang besar (bermassa 4)
• dan juga karena muatannya yang positif mudah ditarik
oleh elektron bebas (yang bermuatan negatif) yang
banyak sekali tersebar di alam ini. Di udara radiasi
alpha hanya mampu melintas sejauh 2-3 cm
• Ionisasi yang dihasilkan oleh radiasi Beta yang
bermuatan negatif lebih sedikit bila
dibandingkan dengan radiasi Alpha yang
bermuatan positif.
• Radiasi beta yang berinteraksi dengan materi
akan menghasilkan 60-7000 pasangan ion per
cm panjang lintasannya, jauh lebih sedikit bila
dibandingakan dengan lintasan radiasi alpha
• Hal ini disebabkan karena massanya relatif amat sangat
kecil (massanya bisa dianggap sama dengan nol)
• dan muatannya yang negatif membantu dalam
perjalanannya melintasi materi, karena didorong oleh gaya
coulumb elektron yang bermuatan negatif yang banyak
terdapat di alam ini.
• Untuk radiasi beta yang bermuatan positif (positron) yang
kebolehjadiannya di alam sangat kecil,
• jelas jauh lebih sedikit kemampuannya untuk
mengionisasikan materi yang dilaluinya.
• Hal ini disebabkan karena sebelum mengionisasikan materi,
terlebih dahulu positron ini akan ditangkap oleh elektron
yang banyak tersebar di alam.
Eksitasi
• Salah satu postulat Bohr menyatakan bahwa
elektron dapat berpindah dari satu tingkat
energi ke tingkat energi yang lain.
Berpindahnya elektron ini karena
mendapatkan tambahan energi dari luar, salah
satunya dapat berasal dari radiasi alpha dan
radiasi betha.
 Apabila elektron berpindah dari tingkat energi
rendah menuju tingkat energi tinggi maka energi
akan diserap untuk melakukan proses tersebut.
 Elektron yang berpindah dari tingkat energi
rendah menuju tingkat energi yang lebih tinggi
menyebabkan elektron tereksitasi.
 Akan tetapi keadaan elektron tereksitasi ini tidak
stabil sehingga elektron kembali dari tingkat
energi tinggi menuju tingkat energi rendah yang
disertai pelepasan energi dalam bentuk radiasi
(deeksitasi).
Eksitasi
• Proses eksitasi adalah
peristiwa “loncatnya” (tidak
sampai lepas) elektron dari
orbit yang dalam ke orbit
yang lebih luar karena gaya
tarik atau gaya tolak radiasi
partikel bermuatan.
• Atom yang mengalami
eksitasi ini disebut dalam
keadaan tereksitasi (excited
state) dan akan kembali
kekeadaan dasar (ground
state) dengan memancarkan
radiasi sinar-X.
• Salah satu elektron yang berada di lintasan luar
akan berpindah mengisi kekosongan di lintasan
yang lebih dalam sambil memancarkan radiasi
sinar-x karakteristik.
• Energi sinar-x karakteristik yang dipancarkan
dalam peristiwa ini setara dengan selisih energi
antara lintasan sebelum dan sesudah transisi.

• Pada tingkat yang lebih rendah, energi yang
dimiliki elektron lebih rendah daripada di tingkat
sebelumnya.
• Perbedaan energi ini muncul sebagai sebuah
kuantum radiasi berenergi hv yang sama besar
dengan beda energi antara kedua tingkat
tersebut.
• Artinya, jika elektron melompat
dari n = n2 ke n=n1, seperti Gambar di atas, maka
terpancar sebuah foton dengan energi
• hυ = En2 – En1
• Proses eksitasi dapat terjadi karena partikel radiasi
bermuatan yang berinteraksi dengan materi yang
menyebabkan struktur atom bahan terganggu atau dalam
keadaan tereksitasi.
• Pada radiasi alpha, peristiwa eksitasi yang terjadi
disebabkan karena energi radiasi alpha yang ditransfer ke
elektron orbital dari struktur atomnya.
• Keadaan ini yang menyebabkan atom suatu bahan
terganggu.
• Pada radiasi beta, peristiwa eksitasi bisa terjadi karena
pengaruh adanya peristiwa stopping power yang
menyebabkan energi radiasi beta hilang di sepanjang
lintasannya.
• Energi radiasi beta yang hilang ini menyebabkan atom-atom
yang ada di sepanjang lintasan radiasi beta juga terganggu
Brehmsstrahlung
• Proses Brehmsstrahlung adalah peristiwa
dibelokkannya atau bahkan dipantulkannya
radiasi partikel bermuatan oleh inti atom dari
bahan.
• Ketika radiasi tersebut dibelokkan atau
dipantulkan maka akan timbul perubahan
momentum sehingga terjadi pemancaran energi
berbentuk gelombang elektromagnetik yang
disebut sebagai Brehmsstrahlung.

• Proses ini lebih dominan terjadi pada interaksi radiasi beta
dan electron
• karena massa dan muatan partikel beta relatif lebih kecil
sehingga kurang diserap oleh materi dan daya tembusnya
lebih tinggi dibandingkan partikel alpha.
• Karena adanya gaya elektrostatik, radiasi beta atau elektron
yang bergerak melewati inti akan dibelokkan.
• Perubahan arah gerak ini menyebabkan adanya perubahan
momentum yang kemudian akan menghasilkan pancaran
energi gelombang elektromagnetik (foton).
• Foton yang muncul pada proses ini disebut sebagai sinar-x
brehmsstrahlung (bedakan dengan sinar-x karakteristik
yang dihasilkan oleh transisi elektron).
• Berbeda dengan energi radiasi sinar-x
karakteristik yang hanya dipengaruhi oleh
selisih tingkat energi lintasan, tingkat energi
radiasi sinar-x brehmsstrahlung ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu energi
radiasi yang mengenai atom, nomor atom
(jumlah proton) inti dan sudut
pembelokannya.
Absorbsi
• Peristiwa absorbsi adalah peristiwa terserapnya
partikel radiasi oleh suatu bahan yang terkena
radiasi.
• Pada peristiwa absorbsi ini ada radiasi yang
terserap seluruhnya oleh materi, ada yang hanya
sebagian terserap oleh materi dan sisanya ada
yang diteruskan keluar dari materi.
• Akibat peristiwa absorbsi radiasi oleh suatu
bahan (materi), bahan akan menjadi panas sesuai
dengan energi radiasi yang ditransfer ke atom-
atom bahan.
• Partikel radiasi yang bermassa besar akan lebih mudah
terabsorbsi daripada prtikel yang bermassa kecil.
• Hal ini mudah dipahami karena massa yang besar
relatif gerak kinetisnya lebih lamban daripada massa
yang kecil.
• Selain daripada itu, muatan yang dibawa partikel
radiasi juga berpengaruh pada peristiwa absorbsi.
• Partikel radiasi yang bermuatan positif akan lebih
mudah tertangkap oleh elektron-elektron bahan.
• Dengan kata lain partikel radiasi yang bermuatan
positif akan lebih mudah diabsorbsi oleh materi.
• berdasarkan uraian tersebut di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada interaksi
radiasi dengan materi, radiasi alpha lebih
mudah diabsorbsi daripada radiasi beta.
• Dengan dasar pengertian ini maka radiasi
alpha dapat ditahan oleh kertas sedangkan
radiasi beta baru bisa ditahan oleh papan kayu
yang tebal.
• Kenyataan ini sesuai dengan harga koefisien
absorbsi linear kayu yang memang lebih tinggi
daripada koefisien absorbsi linear kertas.
• Bila dikaitkan dengan koefisien absorbsi linear
materi, maka proses penyerapan akan
mengikuti perasamaan de’alembert berikut ini
I = Ioe-μt
• Dimana dalam hal ini :
• I = intensitas radiasi setelah menembus bahan
• I0= intensitas radiasi mula-mula (sebelum
terabsorbsi)
• μ = koefisien absorbsi linier bahan
• t = tebal bahan
• Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang
terserap oleh suatu bahan digunakan satuan
dosis serap atau Radiation Absorbed Dose yang
disingkat Rad.
• Jadi dosis serap merupakan ukuran banyaknya
energi yang diberikan oleh radiasi pengion
kepada medium.
• Dosis serap sebesar 1 Rad sama dengan energi
yang diberikan kepada bahan sebesar 1 Joule/kg
Reaksi Inti

• Selain keempat reaksi tersebut di atas, ada


interaksi lain yang dapat terjadi yaitu:
• Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan
berhasil “masuk” dan ditangkap oleh inti atom
bahan, sehingga inti atom bahan akan berubah,
mungkin menjadi inti atom yang tidak stabil.
• Fenomena ini disebut sebagai proses aktivasi.
• Yaitu proses pembuatan inti atom baru dengan
menggunakan alat pemercepat proton yang
disebut akselerator
• Akan tetapi ada juga yang hanya sekedar bereaksi
tanpa menghasilkan inti yang tidak stabil seperti
reaksi partikel alpha bila mengenai bahan
Berilium akan menghasilkan unsur Lithium dan
radiasi neutron.
α + Be Li + n

• Berbeda dengan empat peristiwa di atas,


peristiwa reaksi inti ini tidak terjadi pada semua
jenis materi.
C. Radiasi Partikel tak Bermuatan (Neutron)

• Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam


bentuk partikel neutron yang tidak bermuatan
listrik dan mempunyai massa 1 sma (satuan
massa atom).
• Neutron mempunyai massa yang hampir sama
dengan proton dan tidak bermuatan.
• Neutron ratusan kali lebih besar dari elektron,
tetapi ukurannya 1/4 kali ukuran alpha.
• Karena itulah mengapa neutron sangat sulit
dihentikan dan memiliki daya jangkau yang besar.
C. Radiasi Partikel tak Bermuatan (Neutron)
• Radiasi ini lebih banyak dihasilkan bukan oleh inti atom
yang tidak stabil (radioisotop) melainkan oleh proses
reaksi inti seperti contoh sumber Be di atas ataupun
reaksi fisi di reaktor nuklir.
• Ada 5 reaksi yang terjadi ketika sebuah neutron
berinteraksi dengan inti.
• 1 reaksi yang pertama dikenal sebagai hamburan
neutron, dimana neutron tetap muncul diakhir
proses.
• Sedangkan 4 interaksi yang terakhir dikenal dengan
sebutan penyerapan neutron. Pada interaksi ini, inti
menyerap neutron dan menghasilkan sesuatu yang
lain
• Neutron merupakan partikel yang memiliki massa namun
tidak bermuatan listrik,
• sehingga interaksi neutron dengan materi lebih banyak
bersifat mekanik,
• yakni tumbukan antara neutron dengan atom (inti atom)
materi, baik secara elakstik maupun tak elastik.
• Setiap tumbukan dengan materi akan menyerap energi
neutron,
• sehingga setelah beberapa kali tumbukan energi neutron
akan habis dan proses tumbukan pun berhenti.
• Jika energi neutron sudah sangat rendah, ada kemungkinan
untuk terjadinya reaksi penangkapan neutron oleh inti
atom bahan penyerap.
a. Tumbukan
• Peristiwa tumbukan dapat dibagi menjadi:
a. Tumbukan
Tumbukan elastik
• Pada tumbukan elastik, tidak ada energi yang
ditransfer dari neutron kepada inti target yang
dapat menyebabkan suatu keadaan eksitasi.
• Pada tumbukan elastik berlaku hukum kekekalan
momentum dan energi kinetik (momentum atau
energi kinetik sistem sebelum dan sesudah
interaksi adalah sama),
• meskipun biasanya akan ada energi kinetik yang
diberikan neutron kepada inti target.
• sebagian energi neutron yang diberikan kepada
inti atom target menyebabkan inti atom target
terpental sedangkan neutronnya akan dibelokkan
atau dihamburkan.
• Tumbukan elastik terjadi bila atom yang
ditumbuk neutron mempunyai massa yang sama,
• atau setidaknya hampir sama dengan massa
neutron (misalnya atom hidrogen), sehingga
fraksi energi neutron yang terserap oleh atom
tersebut cukup besar.
Peristiwa tumbukan elastik
Tumbukan tidak Elastik
• Proses tumbukan tak elastik
sebenarnya sama saja
dengan tumbukan elastik,
tetapi energi kinetik
sebelum dan sesudah
tumbukan berbeda.
• Ini terjadi bila massa atom
yang ditumbuk neutron
jauh lebih besar dari massa
neutron.
• Setelah tumbukan, atom
tersebut tidak terpental,
hanya bergetar, sedang
neutronnya terhamburkan.

• Dalam peristiwa ini, energi neutron yang
diberikan ke atom yang ditumbuknya tidak
terlalu besar sehingga setelah tumbukan,
energi neutron tidak banyak berkurang.
• Oleh karena itu, bahan yang mengandung
atom-atom dengan nomor atom besar tidak
efektif sebagai penahan radiasi neutron.
b. Penyerapan/penangkapan neutron
• Pada penyerapan neutron oleh suatu inti atom
tidak ada neutron yang dihasilkan pada akhir
proses,
• sebagai gantinya akan dihasilkan partikel
bermuatan atau gamma. Jika inti atom yang
dihasilkan adalah radioaktif, maka radiasi
tambahan akan dihasilkan beberapa saat
kemudian.

c. Transmutasi
• Bila energi neutron sudah sangat rendah (atau biasa
disebut sebagai neutron termal, En < 0,025 eV),
• maka ada kemungkinan neutron tersebut akan ’ditangkap’
oleh inti atom bahan penyerap sehingga akan terbentuk inti
atom baru karena penambahan neutron.
• Inti atom yang terbentuk ini umumnya tidak stabil
(radioaktif) yang memancarkan radiasi (alpha, beta atau
gamma).
• Peristiwa ini disebut sebagai aktivasi neutron, yaitu suatu
proses yang dilakukan untuk mengubah bahan/materi yang
tadinya bersifat stabil menajdi bahan/materi yang
radioaktif.
• Isotop B10 dari unsur Boron merupakan inti atom yang
stabil.
• Ketika sebuah neutron termal mengenai isotop ini, maka
akan terjadi proses aktivasi yang akan mengubah
B10 menjadi radioisotop (B11)* yang tidak stabil.
• Inti ini kemudian dengan cepat berubah menjadi Li7 yang
stabil sambil memancarkan radiasi alpha.
• Selain oleh neutron, proses reaksi inti seperti ini juga dapat
disebabkan oleh partikel bermuatan seperti proton, tetapi
dengan energi yang sangat tinggi.
• Proses aktivasi ini biasanya dimanfaatkan untuk
memproduksi radioisotop.

d. Penangkapan radiasi
• Interaksi ini merupakan reaksi nuklir yang paling umum
terjadi, pada interaksi ini, sebuah neutron akan diserap
oleh inti atom target yang kemudian membentuk inti atom
majemuk
• Inti majemuk ini kemudian akan memancarkan neutron
dengan energi kinetik rendah dan meninggalkan inti atom
dalam keadaan eksitasi.
• Agar dapat kembali ke keadaan groundstate, inti akan
mengeluarkan kelebihan energi yang dimilikinya dalam
bentuk radiasi gamma.
• Jumlah energi kinetik neutron yang dihamburkan, inti atom
target dan gamma yang diemisikan akan sama dengan
jumlah energi kinetik neutron sebelum tumbukan.
e. Reaksi Fisi
Reaksi fisi adalah reaksi yang terjadi pada inti berat yang ditumbuk oleh sebuah
partikel (umumnya neutron) kemudian membelah menjadi dua inti baru yang lebih
ringan. Dalam reaksi inti ini massa total produk lebih kecil daripada massa total
reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi

Fisi dapat dilakukan pada beberapa inti berat dengan cara


menembakinya dengan partikel alfa, proton, neutron, dan sinar
gamma
Neutron lebih mudah diserap oleh inti karena neutron tidak
bermuatan, sehingga neutron tersebut tidak mengalami gaya
Coulomb yang bersifat menolak ketika neutron mendekati
permukaan inti.
INTERAKSI RADIASI BETA DENGAN
MATERI
1. Interaksi partikel beta dengan inti atom
• jika partikel sinar beta mengenai inti atom, maka
akan terjadi interaksi Coulomb, dimana elektron
dibelokkan dengan kuat dari orbitnya.
• Jika tumbukannya elastik maka disebut
hamburan Rutherford
• Jika tumbukannya tidak elastik akan
menyebabkan terjadinya radiasi yang disebut
bremsstrahlung (radiasi pengereman)
Brehmsstrahlung
• Proses Brehmsstrahlung adalah peristiwa
dibelokkannya atau bahkan dipantulkannya
radiasi partikel bermuatan oleh inti atom dari
bahan.
• Ketika radiasi tersebut dibelokkan atau
dipantulkan maka akan timbul perubahan
momentum sehingga terjadi pemancaran energi
berbentuk gelombang elektromagnetik yang
disebut sebagai Brehmsstrahlung.
• Proses ini lebih dominan terjadi pada interaksi radiasi beta
dan elektron karena massa dan muatan partikel beta relatif
lebih kecil sehingga kurang diserap oleh materi dan daya
tembusnya lebih tinggi dibandingkan partikel alpha.
• Karena adanya gaya elektrostatik, radiasi beta atau elektron
yang bergerak melewati inti akan dibelokkan. Perubahan
arah gerak ini menyebabkan adanya perubahan momentum
yang kemudian akan menghasilkan pancaran energi
gelombang elektromagnetik (foton). Foton yang muncul
pada proses ini disebut sebagai sinar-x brehmsstrahlung
(bedakan dengan sinar-x karakteristik yang dihasilkan oleh
transisi elektron).
• Berbeda dengan energi radiasi sinar-x
karakteristik yang hanya dipengaruhi oleh
selisih tingkat energi lintasan, tingkat energi
radiasi sinar-x brehmsstrahlung ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu energi
radiasi yang mengenai atom, nomor atom
(jumlah proton) inti dan sudut
pembelokannya.
• Ketika pada suatu saat terjadi perlambatan
(bremsstrahlung) dan menimbulkan sinar X,
sinar X yang terjadi umumnya memiliki energi
yang berbeda-beda sesuai dengan energi
elektron pada saat terbentuknya sinar X.
• Fraksi energi (f) dari sinar X bremstrahlung
ditentukan dengan persamaan:
f = 3,5x10-4 ZEmax
• Berdasarkan gambar 2 hal 172, partikel beta
dapat menembus kertas tetapi tidak dapat
menembus plastik.
• Hal ini terjadi karena saat menabrak dinding
plastik partikel beta mengalami absorpsi oleh
partikel2 pada dinding plastik
• Plastik merupakan bahan dengan nomor atom
kecil, jumlah proton menjadi sedikit akibatnya
maka reaksi bremstrahlung sedikit terjdi.
• Hal ini menyebabkan plastik sering digunakan
sebagai pelingdung dari radiasi sinar beta.
2. Interaksi pertikel beta dengan elektron orbital.
• Saat partikel beta memasuki materi maka partikel
beta akan berinteraksi dengan elektron yang
berada pada orbital-orbital atom
• Interaksi ini berupa interaksi Coulomb,
• Interaksi Coulomb ini dapat menyebabkan
elektron terlempar dari orbitnya, proses ini
disebut dengan ionisasi.
• Akan tetapi jika elektron hanya meloncat dari
orbit dalam atom (tidak sampai lepas) maka
proses yang terjadi disebut eksitasi.
3. Penyerapan partikel beta dalam materi
• Radiasi atau pancaran partikel-partikel radioaktif beta akan
berinteraksi dengan atom-atom materi medium yang
dilewatinya, dan menghasilkan tumbukan. Oleh terjadinya
hamburan, intensitas radiasi partikel akan berkurang.
• Penurunan itu disebabkan oleh absorbsi, pada tumbukan,
terjadilah penurunan tenaga kinetik pancaran partikel yaitu
absorbsi energi kinetik partikel oleh materi medium.
• Makin berat partikelnya, makin kurang terhambur tetapi
semakin besar absorbsinya.
• Sebab dengan energi kinetik yang sama, partikel yang
massanya besar akan bergerak lebih lambat sehingga
memilki peluang lebih besar untuk diabsorbsi.
Interaksi radiasi buatan dengan materi
A. Sumber radiasi buatan
1. Zat radioaktif
a. Pemancar alfa
b. Pemancar beta
c. Pemancar gamma
d. Pemancar neutron
2. Pesawat sinar X
Proses terjadinya sinar X
• Proses terbentuknya radiasi sinar X
Proses terbentuknya sinar X
• Arus listrik akan memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan
elektron disekitar filamen
• Tegangan diantara katoda (-) dan anoda (+) akan menyebabkan
elektron-elektron bergerak kearah anoda
• Fokus berfungsi untuk mengarahkan pergerakan elektron-elektron
menuju target.
• Ketika berkas elektron menabrak target akan terjadi proses eksitasi
pada ato,-atom target, sehingga akan dipacarkan sinar X
karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron
sehingga akan dipancarkan sinar X bremstrahlung.
• Berkas sinar X yang dihasilkan yaitu sinar X krakteristik dan
bremstrahlung dipancarkan keluar tabung melalui jendela
• Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian
besar energi pada saat elektron menumbuk target akan mejadi
panas,.
• Sinar X karakteristik bersifat diskrit sedangkan bremstahlung
bersifat kontinu .
3. Akselerator
• Akselerator adalah alat yang digunakan untuk
mempercepat partikel bermuatan yang pada awalnya
merupakan alat untuk menghasilkan neutron.
• Partikel bermuatan dipercepat menggunakan medan listrik
dan medan magnet sehingga mencapai kecepatan yang
snagat tinggi.
• Partikel yg mempunyai kecepatan sangat tinggi yang
dipancatrkan oleh akselerator dapat digunakan untuk
memproduksi zat radioaktif dengan proton berenergi tinggi,
memproduksi sinar x berenergi tinggi dengan elketron yang
dipercepat dan juga dapat menghasilkan radiasi neutron
dengan mempercepat inti Deuterium.
• Dua contoh akselerator yang banyak digunakan:
akselerator linier yang mempunyai lintasan garis lurus, dan
siklotron yang mempunyai lintasan berbentuk lingkaran.
• Untuk membedakanya dengan zat radioaktif,
akselerator dan pesawat sinar X sering disebut sebagai
pembangkit radiasi.
4. Reaktor Nuklir
• Reaksi nuklir dilakukan didalam suatu reaktor nuklir
dengan cara menembaki sasaran yaitu atom atau unsur
yang dapat membelah menjadi atom yang lebih kecil
bersifat radioaktif dengan neutron.
• Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir
adalah pembelahan inti dengan persamaan reaksi:
X + n1 Y1 + Y 2 + n + Q
Interaksi sinar gamma dengan materi
Efek fotolistrik
• Efek fotolistrik adalah interaksi antara foton dengan
sebuah elektron yang terikat kuat dalam atom yaitu
elektron pada kulit bagian dalam suatu atom, biasanya
kulit K atau L. Foton akan menumbuk elektron
tersebut dan karena elektron itu terikat kuat maka
elektron akan menyerap seluruh tenaga foton .
• Sebagai akibatnya elektron akan dipancarkan keluar
dari atom dengan tenaga gerak sebesar selisih tenaga
foton dan tenaga ikat elektron (Knoll, 2000), yaitu
Ek = hυ - Eb
• Dengan E adalah energi foton (eV), Ek adalah
energi kinetik elektron (eV), Eb adalah energi
ikat elektron (eV), h adalah konstanta Planck
(6,63 x 10-34 J.s) dan v adalah frekuensi
gelombang elektromagnetik yang diserap atau
yang dipancarkan elektron (Hz). Efek fotolistrik
secara skematis dapat digambarkan sebagai
berikut :
Hamburan Compton
• Hamburan Compton terjadi antara foton dan sebuah
elektron bebas yangterdapat pada kulit terluar sebuah
atom.
• Apabila foton menumbuk elektron tersebut maka
berdasarkan hukum kekekalan momentum tidak
mungkin elektron akan dapat menyerap seluruh energi
foton seperti pada efek fotolistrik.
• Foton akan menyerahkan sebagian energinya kepada
elektron dan kemudian terhambur sebesar sudut
terhadap arah gerak foton datang yang digambarkan
sebagai berikut .
• Besar panjang gelombang λf yang terhambur
dapat dihitung dengan rumus :
λf- λi = [h/mec2][1-cosθ)
• Kuantitas h/mec biasanya disebut panjang
gelombang compton, nilainya untuk sebuah
elektron adalah 0,0234Å (Gautreau &
Savin,1999). Perhatikan bahwa perubahan
panjang gelombang ini bergantung hanya pada
sudut hamburan θ dan tidak bergantung pada
energi foton datang.
Produksi pasangan
• Produksi pasangan terjadi karena interaksi
antara foton dengan medan listrik dalam inti
atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka
foton akan lenyap dan sebagai gantinya akan
timbul sepasang elektron-positron.
• Ketika muatan suatu sistem bernilai awal nol,
maka dua partikel yang berlawanan muatannya
harus diciptakan guna mengkonversi muatan.
• Untuk menggabungkan sebuah pasangan, foton
datang harus memiliki energi yang setidaknya
setara dengan energi diam pasangan tersebut,
dan setiap kelebihan energi foton akan muncul
sebagai energi kinetik partikel.
• Produksi pasangan tidak dapat terjadi di ruang
hampa. Oleh karenanya terlihat kehadiran
nukleus berat pada gambar diatas
• Nukleus membawa sejumlah momentum foton datang, tapi
karena massanya yang besar, energi kinetik
lompatannya, K≈p2/2M0, biasanya diabaikan terhadap
energi-energi kinetik pasangan elektron-positron.
• Dengan demikian, kekekalan energi dapat diterapkan
dengan mengabaikan nukleus berat, sehingga
menghasilkan
hυ = m+c2 + m-c2 = K+ + K- + 2moc2
• karena positron dan elektron memiliki massa diam yang
sama, m0 = 9,11x10-31 kg.
• Kebalikan proses produksi pasangan juga dapat terjadi yang
dinamakan pemisahan pasangan (Gambar berikut).
• Peristiwa pemisahan
pasangan terjadi bila
positron berdekatan
dengan elektron dan
keduanya saling
mendekati di bawah
pengaruh gaya tarik
menarik dari muatan
yang berlawanan.
• Kedua partikel tersebut musnah pada saat yang sama
dan massa yang musnah tersebut menjadi energi dan
foton sinar gamma yang tercipta (Beiser, 1990).
• Sedikitnya dua foton harus dihasilkan untuk memenuhi
kekekalan energi dan momentum. Adapun persamaan
yang dapat diperoleh sebagai berikut :
• Eawal = Eakhir atau 2moc2 + K+ + K- = hυ1+ hυ2
• pawal = pakhir atau m+v+ + m-v- = (h/2π)k1 + (h/2π)k2
• dengan k adalah vektor perambatan foton, |k|=2π/λ.
• Berlawanan dengan produksi pasangan,
ternyata pemisahan pasangan dapat dilakukan
di ruang hampa dan prinsip-prinsip energi dan
momentum dapat diterapkan (Gautreau &
Savin,1999)
Tugas
1. Sebutkan efek yang ditimbulkan oleh interaksi sinar
gamma dengan materi?
2. Bagaimanakah prinsip kerja dari pesawat sinar X?
3. Sebutkan interaksi yang terjadi dibawah ini:
a. Proses terlepasnya electron dari atomnya?
b. Proses transisi electron ke orbit yang lebih tinggi
c. Proses transisi electron ke orbit yang lebih rendah
d. Proses terbentuknya sinar x karena partikel dibelokkan
oleh inti atom.
4. Manakah diantara ketiga proses efek fotolistrik, efek
Compton dan produksi pasangan yang dominan pada energy
foton yang rendah?

Anda mungkin juga menyukai