PKM
PKM
JUDUL PROGRAM
CALISTUNG GAMES : PEMBERANTASAN BUTA AKSARA MELALUI
PERMAINAN YANG KREATIF DAN MENYENANGKAN
BIDANG KEGIATAN :
PENELITIAN
Disusun oleh:
Azizah Taufiqi Wahdah 17.01.061.017 (Angkatan tahun 2017)
Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebagai salah satu kabupaten di Nusa Tenggara
Barat yang belum bebas dari buta huruf, kondisi sebagian besar dari mereka adalah anak
anak usia sekolah berusia 6-18 tahun yang terpaksa putus sekolah karena faktor ekonomi.
Selain itu, anak-anak juga penting mendapatkan pembelajaran dalam membaca, menulis
dan menghitung guna untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. Dengan aktivitas
yang menyenangkan, saya mengharapkan suasana kebersamaan dan pertemuan baru
dengan tingkat usia yang sama mampu menciptakan keasyikan sendiri dan meningkatkan
kepercayaan diri untuk belajar membaca, menulis dan menghitung. Ini Pelatihan,
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga anak-anak memiliki ketertarikan dalam belajar
cara membaca, menulis dan menghitung dan membuat mereka terbiasa untuk
mempraktekan 3 hal tersebut di kehidupan sehari-hari . Jadi, semakin sering kuantitas
anak-anak bermain dan terbiasa praktek dalam keseharian mereka semakin mahir mereka
dalam membaca, menulis dan menghitung, sekaligus membuat anak lebih percaya diri
dengan kemampuan mereka untuk mengaktualisasikan diri mereka di hadapan orang lain .
Dengan konsep yang kreatif dan menyenangkan, mampu menarik anak-anak
untuk lebih rajin bermain permainan CALISTUNG ini, sehingga buta huruf lambat
menjadi berkurang, para anak-anak mulai menyadari bahwa belajar membaca,menulis
dan menghitung dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan semangat serta
motivasi untuk belajar sudah mulai terbentuk, dibuktikan dengan peningkatan
kemampuan anak-anak dalam membaca, menulis dan menghitung. Adapun Games
Calistung yang di gunakan yaitu Puzzle Kata Putri Musim Semi, Pertualangan Moza si
kucing, Kereta Api bapak gendut, Perahu Kertas Si Bajak Laut dan Bowling Kata Kakek
Baik Hati. Idealnya para anak-anak yang belajar membaca memerlukan waktu selama 3
(tiga) bulan untuk dapat membaca. Akan tetapi, kemajuan yang luar biasa, bahwa anak-
anak yang ikut serta dalam pelatihan secara cepat dapat menguasai setiap pertemuan
secara baik. Pertemuan yang dilakukan secara intensif diikuti dengan animo anak-anak
merupakan salah satu faktor yang menjadi pendukungnya. Tidak hanya itu, bantuan tutor
lokal dan keramahan saya sebagai penyelenggara banyak dinilai positif oleh anak-anak.
BAB I
PENDAHULUAN
Data buta aksara di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih cukup tinggi. Data
tahun 2015 dari total penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak 91, 307 jiwa yang melek
huruf baru mencapai angka 85, 461 jiwa. Sedangkan penduduk yang belum melek huruf
(buta huruf) sebanyak 5,846 jiwa. Jumlah tersebut masih didominasi oleh kaum
perempuan sebanyak 3,517 orang dan 2,329 laki-laki. Menurut Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) KSB Kepala Ir. Muhammad Akhyar, SP mengungkapkan kepada Suara
NTB pada 9 Desember 2016 bahwa jika di persentasekan penduduk kabupaten Sumbawa
Barat yang buta aksara sebanyak 7.74% yang disumbangkan oleh perempuan dan 5.08%
oleh laki-laki (www.suarantb.com, 2016).
Wakil Ketua Komisi I DPRD Sumbawa Barat, Muhammad Amin S. AP,
menyatakan masih tingginya angka buta aksara ini menunjukan ketidakseriusan instansi
terkait untuk menggarap berbaik progam unggulan dalam dunia pendidikan, padahal
selama ini anggran yang telah di kucurkan dari pusat maupun APBD cukup besar. Dan
anggaran yang cukup besar seharusnya dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
mengatasi permasalahan buta aksara ini .Kabupaten Sumbawa Barat sebagai pusat
perkembangan ekonomi di Nusa Tenggara Barat, ternyata masih belum merdeka dengan
penderita buta aksara. Beberapa hal yang menjadi pokok utama adalah angka buta huruf
di KSB ternyata masih tinggi dengan penderita yang menjadi sorotannya adalah anak-
anak usia sekolah berusia 6-18 tahun. Mengingat kaum anak-anak sebagai kaum yang
mempunyai kedudukan terpenting dalam suatu kelompok, dengan keluarga sebagai
contohnya, maka anak-anak adalah sorotan utama dalam permasalahan ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan
Nasional, Hamid Muhammad, beranggapan bahwa masalah utama yang menjadi
penyebab banyaknya penderita buta aksara adalah rendahnya angka pendidikan. Hal ini
dipengaruhi oleh akses pelayanan pendidikan dasar dan angka putus sekolah, terutama di
kelas I, II, dan III jenjang sekolah dasar.
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Ella Yulaelawati
menambahkan bahwa pemerintah khusunya Kemendikbud juga membuat peraturan
daerah khusus (perdasus) tentang pendidikan untuk mengontrol atau membatasi
permasalahan buta aksara ini. Namun upaya tersebut dinilai belum optimal karena dilihat
dari metodenya, masyarakat penderita buta aksara lebih mengalami penekanan dan
keterpaksaan dalam mengikuti kebijakan tersebut. Hal ini menimbulkan penurunan minat
baca bagi penderita, sehingga diperlukan adanya pengembalian minat atau ketertarikan
baca, tulis dan hitung yang dikhususkan bagi anak anak dengan rentang usia 6-18 tahun
atau anak-anak sebagai sasaran utamanya. Mengapa anak-anak? Karena anak-anak
dinilai memiliki peran penting sebagai generasi penerus dalam keluarga dan masyarakat.
Lewat anak-anak ini, diharapkan bisa menciptakan generasi yang memiliki minat baca,
tulis dan hitung yang tinggi sehingga mencetak masa depan yang lebih cemerlang.
Dan setelahnya, akan terbentuk kelompok kecil bentukan para anak tersebut yang
diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat, bahwa pendidikan sejak dini
itu penting. Games Calistung merupakan beberapa permainan yang digunakan untuk
menstimulus anak untuk belajar baca,tulis dan hitung dengan cara yang menyenangkan,
sehingga anak tertarik untuk belajar calistung dan menumbuhkan kebiasaan calistung
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berikut adalah Games Calistung yang di gunakan
yaitu Puzzle Kata Putri Musim Semi, Pertualangan Moza si kucing, Kereta Api bapak
gendut, Perahu Kertas Si Bajak Laut dan Bowling Kata Kakek Baik Hati. Apalagi
sesuai dengan karakter anak anak yang menyukai permainan yang kreatif dan
menyenangkan .
Dengan permainan ini pula, suasana kebersamaan dan kumpul dengan derajat usia
yang sama mampu menimbulkan keasyikan tersendiri dan menjadi gagasan bahwa
permainan dapat dijadikan metode penyampaian buta aksara di KSB, khususnya di Desa
Rarak Runges, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara
Barat.Perlu adanya pengamatan dan pendekatan intensif bagi anak-anak penderita buta
aksara agar terbentuk kebiasaan pada diri mereka untuk belajar calistung sehingga
kedepannya mereka akan sadar pentingnya pendidikan yang diterapkan untuk memenuhi
persaingan global dan diharapkan akan timbul generasi yang tanggap akan
permasalahan buta aksara yang seharusnya bisa ditekan dan dicegah. Dan Games
Calistung merupakan sarana atau program yang diharapkan bisa menekan angka buta
aksara yang terjadi di KSB pada khususnya, wilayah Rarak Runges sebagai tempatnya,
dan anak-anak sebagai sasaranya, dengan tujuan agar mampu memotivasi anak-anak
untuk turut serta dan kedepannya ketika mereka sudah dewasa dapat berpartisipasi dalam
pemberantasan buta aksara kepada jaringan kecil disekitarnya, dengan keluarga sebagai
contohnya. Dalam Program kreatitivitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) ini yang akan
dilakukan adalah memberantas masalah buta aksara dan membentuk pribadi anak-anak
yang cerdas dan tanggap terhadap masalah buta aksara dan pentingnya pendidikan usia
dini.
Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah sebagai berikut:
1. Menekan angka buta aksara, khususnya anak-anak penderita buta aksara usia
6-18 tahun di wilayah Rarak Runges sehingga mereka mampu membaca dan
menulis dengan baik.
2. Memberikan solusi alternatif dengan Games Calistung sebagai metode yang
asyik dan menyenangkan,yang mampu menarik minat baca-tulis bagi anak-anak
penderita buta aksara usia 6-18 tahun di wilayah Rarak Runges.
3. Meningkatkan motivasi dan kesadaran bagi penderita buta aksara akan
pentingnya pendidikan baca-tulis sejak dini, yang kemudian menjadi modal
untuk mencetak masa depan lebih baik.
A. Buta Aksara
B. Games Calistung
Anak diharuskan membaca kata pada bola ping pong yang ada di dalam perahu
kertas. Semakin banyak anak membaca, semakin banyak poin yang dikumpulkan.
Orangtua juga bisa melibatkan anak tetangga atau saudara yang seumuran agar kompetisi
lebih menarik.
Adapun rincian dana yang dibutuhkan pada kegiatan PKMM ini dapat dilaporkan sebagai
berikut.
9 Penyelesaian X
laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
http://yanthie95.blogspot.com/2014/01/program-kreativitas-mahasiswa-
upaya.html